• Tidak ada hasil yang ditemukan

Doddy S. Sukadri dan Debi Natalia. Disampaikan dalam rangka Dialog Prospek Perdagangan Karbon dari Mekanisme REDD+ Bogor, 7 Maret 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Doddy S. Sukadri dan Debi Natalia. Disampaikan dalam rangka Dialog Prospek Perdagangan Karbon dari Mekanisme REDD+ Bogor, 7 Maret 2013"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Skema

Skema Karbon

Karbon Nusantara

Nusantara

(SKN)

(SKN)

Doddy S. Sukadri dan Debi Natalia

Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI)

Disampaikan dalam rangka

Dialog Prospek Perdagangan Karbon dari Mekanisme REDD+

(2)
(3)

Dasar Pemikiran

EU ETS tidak menerima kredit CDM pasca 2012 kecuali dari LDCs ketidakpastian Komitmen penurunan emisi belum secara gamblang melibatkan swasta perlu mekanisme untuk Potensi mitigasi Indonesia belum seluruhnya diakomodir pasar karbon, Penurunan emisi menghemat sumber daya meningkatkan ketidakpastian permintaan minat mitigasi menurun untuk mengoptimalkan peran swasta nasional dalam penurunan emisi dalam setiap rantai supply pasar karbon, khususnya dari kehutanan dan kegiatan mitigasi mikro lainnya meningkatkan efisiensi dan daya

saing pembangunan

berkelanjutan

(4)

Perkembangan Pasar Karbon

di Indonesia

Total 212 proyek CDM yang sudah mendapatkan LoA, 123 proyek

termasuk 6 PoA (Program of Activities) diantaranya telah terdaftar dalam Mekanisme Pembangunan Bersih (CDM/Clean Development Mechanism) – UNFCCC; 27 proyek diantaranya telah menerima sertifikasi penurunan

emisi setara 7,450,750 juta ton CO2.

9 proyek dalam program karbon sukarela internasional, diantaranya

proyek REDD+ di Kalimantan Tengah. proyek REDD+ di Kalimantan Tengah.

Sedang dikembangkan skema sertifikasi penurunan gas rumah kaca

secara domestik untuk menunjang pengembangan pasar karbon domestik, Skema Karbon Nusantara.

• Perundingan intensif dengan Jepang mengenai perdagangan karbon secara bilateral tengah dilakukan dalam kerangka Joint Crediting Mechanism.

Total sudah 57 studi kelayakan yang sudah dilakukan di Indonesia dengan perkiraan total investasi 5 milliar USD.

Indonesia terlibat dalam program Partnership for Market Readiness yang diorganisir Bank Dunia.

(5)

Skema Karbon Nusantara

Skema Karbon (SKN) adalah:

Mekanisme sertifikasi dan registrasi karbon yang pertama di

Indonesia yang disusun sebagai aturan main dan penjaminan

bahwa kredit karbon yang dihasilkan dapat menurunkan emisi

gas rumah kaca;

Mekanisme yang bersifat sukarela (voluntary): tidak ada

Mekanisme yang bersifat sukarela (voluntary): tidak ada

kewajiban bagi siapapun untuk mengikutinya.

Bila kredit CDM dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban

penurunan emisi dalam Protokol Kyoto maka kredit SKN tidak

terkait dengan kebijakan pengurangan/pembatasan emisi GRK

apapun.

(6)

Tujuan

• Sebagai alternatif pembiayaan berbasis pasar untuk kegiatan mitigasi domestik.

• Sebagai katalis untuk pasar karbon atau pasar jenis lainnya.

• Untuk menjaga momentum pengembangan pasar karbon di Indonesia.

• Untuk menjaga agar integritas lingkungan dan pembangunan berkelanjutan dilakukan dalam kerangka mitigasi GRK.

perhitungan emisi GRK

• Meningkatkan kapasitas nasional dalam perhitungan emisi GRK.

• Bisa menjadi insentif finansial, terutama untuk pengembang kecil dan berbasis masyarakat.

Skema Karbon

Skema Karbon Nusantara

Nusantara

akan memastikan agar pengurangan

emisi yang terjadi akan tetap menjaga integritas lingkungan dan

pembangunan berkelanjutan dengan melalui skema sertifikasi untuk

pengurangan emisi

(7)

Mengapa SKN dikembangkan?

Pasar karbon internasional, i.e. CDM, yang melemah

mengurangi tingkat insentif bagi pengembang

proyek mitigasi perubahan iklim sehingga niat

investasi menurun.

Perlu dorongan baru agar momentum mitigasi

Perlu dorongan baru agar momentum mitigasi

perubahan iklim tetap terjaga.

Potensi mitigasi Indonesia, khususnya yg berskala

kecil dan berbasis masyarakat, belum terakomodir

oleh pasar karbon internasional.

Menunjukkan mitigasi perubahan iklim sebagai

(8)

Apakah keluarannya?

Kredit karbon yang bernama Unit Karbon Nusantara

(UKN).

Satu UKN adalah setara penurunan 1 ton emisi gas

karbondioksida.

UKN yang dihasilkan akan dicatat dalam basis data

registry SKN dan dapat digunakan untuk

menggantikan emisi gas rumah kaca yang dilepaskan

(carbon offset) oleh si pemilik UKN.

Kepemilikan UKN dapat dipindah-tangankan antara

sesama pengguna registry.

(9)

Skema Karbon Nusantara akan menjadi

mekanisme penyedia Carbon Offset pertama

mekanisme penyedia Carbon Offset pertama

(10)

Carbon Offset is …

A unit of carbon dioxide-equivalent (CO2e) that is reduced, avoided, or sequestered to compensate for emissions occurring elsewhere (The World

Resources Institute)

A compensatory measure made by an individual or company for carbon emissions, usually through sponsoring activities or projects which increase carbon dioxide absorption, such as tree planting (The Collins English

Dictionary)

A monetary investment in a project or activity elsewhere that abates A monetary investment in a project or activity elsewhere that abates

greenhouse gas (GHG) emissions or sequesters carbon from the atmosphere that is used to compensate for GHG emissions from your own activities.

Offsets can be bought by a business or individual in the voluntary market (or within a trading scheme), a carbon offset usually represents one tonne of CO2-e (The Environment Protection Authority of Victoria)

A credit for negating or diminishing the impact of emitting a ton of carbon dioxide by paying someone else to absorb or avoid the release of a ton of CO2 elsewhere (The Stockholm Environment Institute)

(11)
(12)

Apakah kegunaan mengikuti SKN?

Kegiatan penurunan emisi gas rumah kaca yang telah

dilakukan akan mendapatkan pengakuan dan

jaminan bahwa kegiatan tersebut telah berhasil

menurunkan emisi gas rumah dan berkontribusi pada

pembangunan berkelanjutan.

pembangunan berkelanjutan.

UKN yang telah diterbitkan akan menjadi bukti

keberhasilan kegiatan secara terukur.

UKN yang didapat juga dapat diperjualbelikan

sebagai pendapatan bagi kegiatan tersebut.

(13)

Apa saja syarat dan ketentuan

Untuk mengikuti SKN?

Secara umum, kegiatan penurunan emisi gas rumah

kaca tersebut harus dapat menurunkan emisi gas

rumah kaca secara nyata, permanen dan terukur

serta berkontribusi pada pembangunan Indonesia

serta berkontribusi pada pembangunan Indonesia

yang berkelanjutan (sustainable development).

Rincian syarat dan ketentuan dapat di-unduh di

laman website

http://skn.dnpi.go.id

.

(14)

Nilai-Nilai Dasar

1. Bahasa utama yang digunakan dalam SKN adalah Bahasa Indonesia. 2. Penurunan emisi harus nyata, bersifat tetap (permanen), dapat diukur,

dimonitor dan dilaporkan.

3. Kegiatan penurunan emisi dalam SKN harus bersifat additional terhadap praktek business-as-usual.

4. Penurunan emisi yang dihasilkan dalam SKN tidak dapat didaftarkan 4. Penurunan emisi yang dihasilkan dalam SKN tidak dapat didaftarkan

sebagai kredit karbon dalam standar yang lain. SKN akan

mengoperasikan sistem pencatatan (registry) untuk mencatat

penerbitan dan kepemilikan Unit Karbon Nusantara dan memastikan kredit karbon yang dihasilkan dalam skema ini tidak dihitung berganda (double counted) sebagai penurunan emisi dalam standar lain.

5. Kegiatan penurunan emisi dalam SKN harus berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan Indonesia.

(15)

Ketentuan Umum

1. Proyek berlokasi di wilayah Republik Indonesia.

2. Cakupan gas Kyoto (CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs, SF6). 3. Lingkup Sektoral:

a. Pemanfaatan energi terbarukan, seperti panas bumi, tenaga surya, biomassa, tenaga air, dan lain-lain;

b. Upaya penghematan dan peningkatan efisiensi pemakaian energi; b. Upaya penghematan dan peningkatan efisiensi pemakaian energi; c. Peningkatan efisiensi maupun modifikasi proses industri;

d. Pengelolaan limbah industri dan rumah tangga secara berkelanjutan;

e. Upaya penanaman hutan dan penghutanan kembali;

f. Pengurangan emisi GRK dari deforestasi dan degradasi hutan

(reducing emissions from deforestation and forest degradation); dan g. Pengelolaan pertanian secara berkelanjutan.

(16)

Ketentuan Umum (lanj.)

4. Tanggal mulai proyek sesudah 1 Oktober 2009.

5. Periode kredit dalam SKN adalah 5 (lima) tahun dan dapat diperbarui tiga kali, kecuali kehutanan /LULUCF (akan ditentukan kemudian).

6. Skenario dasar (baseline) ditentukan oleh pengusul proyek berdasarkan metodologi yang sesuai atau dengan menggunakan nilai-nilai yang telah ditetapkan oleh Komite SKN, bila tersedia.

ditetapkan oleh Komite SKN, bila tersedia.

7. Penurunan emisi GRK akibat kegiatan proyek dihitung sebagai [emisi

GRK tanpa adanya proyek] dikurangi [emisi GRK dengan adanya proyek]. Penghilangan emisi GRK dalam proyek-proyek kehutanan yang

meningkatkan rosot karbon dihitung sebagai [emisi GRK yang diserap dengan adanya proyek] dikurangi [emisi GRK yang diserap tanpa adanya proyek].

8. Proyek harus dapat dibuktikan berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan Indonesia. Tata cara dan panduan pembuktian akan diperinci dalam Panduan Pembangunan Berkelanjutan.

(17)

Ketentuan Umum (lanj.)

9. Secara garis besar, untuk dikategorikan sebagai additional maka proyek haruslah memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut:

A. Proyek memiliki hambatan pelaksanaan yang dapat diatasi, seluruh atau sebagian, oleh pendapatan dari penjualan UKN. Hambatan-hambatan tersebut berupa:

i. Hambatan keuangan.

ii. Hambatan kelembagaan. Proyek mengalami hambatan dari faktor non-ekonomi yang mengancam keberlanjutan proyek, misalnya dari aspek manajemen, sumber daya manusia, sosial budaya, dan lain-lainnya

B. Kegiatan proyek termasuk di dalam daftar jenis kegiatan yang dikecualikan dari pembuktian additionality. Daftar tersebut

ditetapkan oleh Komite SKN dan dapat diperbarui sesuai dengan kebutuhan, baik berdasarkan asesmen sendiri ataupun usulan dari pemangku kepentingan.

(18)

Bagaimana proses sertifikasi dalam SKN?

Mengacu pada

SNI

ISO 14064-2 (tentang sertifikasi GRK)

Alir proses seperti CDM, dengan validasi/verifikasi oleh pihak

ketiga sesuai

SNI

ISO 14064-2 dan 14065

(19)

Metodologi SKN

Sesuai Nilai-nilai Dasar SKN, dapat

dipertanggungjawabkan secara sains, akurat dalam

tingkat yang wajar serta dapat diterapkan dengan

baik untuk kondisi dan kapasitas Indonesia.

Secara jelas mendefinisikan:

Secara jelas mendefinisikan:

Lingkup berlaku (applicability) metodologi

Batasan proyek

Cara penghitungan emisi baseline dan emisi proyek

Cara pemantauan dan pelaporan emisi proyek

Dapat mengadopsi dari standar lain, misalnya CDM,

dan dari usulan pemangku kepentingan.

(20)

Kontribusi pada Pembangunan Berkelanjutan

Pembuktian kontribusi terhadap pembangunan dalam

3 (tiga) kategori /indikator.

Pengusul proyek dapat mengusulkan indikator

tambahan.

Kategori / Indikator Kategori / Indikator

Lingkungan

Fungsi ekologis lokal

Kuantitas dan kualitas sumber daya alam Keanekaragaman hayati

Kesehatan dan keselamatan

Ekonomi Pendapatan masyarakat

Lapangan kerja

Sosial

Akses pada jasa dan pelayanan umum Integritas sosial

Relokasi tempat tinggal/usaha Penghormatan budaya

(21)

Alur Penilaian Pembangunan Berkelanjutan

Dalam SKN,

kontribusi

terhadap

pembangunan

berkelanjutan

harus dipantau dan

(22)

Perkembangan SKN Terkini

Website sudah beroperasi (http:/skn.dnpi.go.id) dan

registry dalam proses penyempurnaan.

Saat ini sudah tersedia draft dokumen Persyaratan

dan Ketentuan serta Panduan Pembangunan

Berkelanjutan yang dapat dikomentari publik.

Berkelanjutan yang dapat dikomentari publik.

Beberapa metodologi sedang disusun (FGD-2 pada

tanggal 5 Februari 2013).

Sudah ada calon pilot project (rehabilitasi mangrove)

dan beberapa calon buyer.

Operasional penuh dapat segera dilakukan setelah

kelembagaan SKN terbentuk (target mid 2013).

(23)

Informasi

Informasi Tentang

Tentang SKN

SKN

(24)

Rencana kelembagaan SKN

Komite SKN bertugas sebagai pengambil keputusan tertinggi

dan dapat dibantu oleh suatu Komite Penasehat bilamana

diperlukan

Komite Penasehat dan Komite SKN terdiri dari perwakilan

pemangku kepentingan.

Sekretariat bertugas melaksanakan operasional SKN

.

Sekretariat bertugas melaksanakan operasional SKN

.

Komite Penasehat Komite

Sekretariat

Unit Khusus Registry Knowledge

(25)

Catatan Penutup

SKN memungkinkan sertifikasi proyek REDD+, oleh karena itu

dapat menjadi sarana belajar pengelolaan project-based

REDD+ (bagi stakeholder) dan potensi pendapatan tambahan

bagi pengelola hutan.

Kriteria, prosedur dan metodologi yang terkait REDD+ belum

dipunyai SKN. Panduan tentang penilaian non-permanence

dipunyai SKN. Panduan tentang penilaian non-permanence

sedang dibuat dengan bantuan IGES.

Ada indikasi ketertarikan swasta Indonesia untuk membeli

kredit karbon hutan Indonesia cukup besar. Namun demikian,

sinergi kebijakan/program antar sektor dapat memperbesar

potensi permintaan tsb. (mis. harmonisasi kebijakan Kemhut –

KLH – ESDM terkait rehabilitasi lahan eks tambang, dsb.)

(26)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa terhadap peringatan bahaya merokok pada setiap kemasan rokok yaitu informan mengetahui peringatan tersebut,

Fokus penelitian ini yaitu implemetasi program pemberdayaan masyarakat melalui posyantek (pos pelayanan teknologi) di Provinsi DKI Jakarta yang mencakup rencana

(1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja. Dari

Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali percobaan pengiriman paket data dalam 5 kasus untuk mengetahui nilai delay EIGRP IPv6, kemudian dilakukan pemutusan link jalur utama

Salah satu cara yang paling efektif untuk menambah kemampuan pengamatan dan kesanggupan membeda- bedakan hal-hal yang penting dan yang tidak penting adalah dengan selalu

Jumlah wesel yang diterima masyarakat Kulon Progo pada tahun 2015 sebanyak 35.314 lembar atau 15,8 persen dari jumlah total surat yang diterima, dimana banyaknya

Metodologi yang digunakan dalam pembangunan Sistem Informasi Administrasi Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor Berbasis Web dengan Fitur Mobile pada UPT.. Pengujian

Hasil uji statistik tersebut menunjukkan bahwa variabel persepsi kemudahan (X2) berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku penggunaan dan hasil penelitian ini sesuai