• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. KONDISI UMUM

Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran Pengadilan Negeri Pangkajene dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dibidang administrasi, perencanaan dan keuangan Pengadilan Negeri Pangkajene, merupakan lingkungan Peradilan Umum di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hokum dan keadilan. Pengadilan Pangkajene bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara yang masuk ditingkat pertama.

Perencanaan stratejik suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan bersinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada pada lingkungan Pengadilan Negeri Pangkajene. Rencana Strategis ini dijabarkan ke dalam program yang kemudian diuraikan kedalam rencana tindakan. Rencana Strategis ini kelak didukung dengan anggaran yang memadai, dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang kompeten, ditunjang sarana dan prasarana serta memperhitungkan perkembangan lingkungan Pengadilan Negeri Pangkajene, baik lingkungan internal maupun external sebagai variable strategis.

Pengadilan Negeri Pangkajene dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut adalah untuk mendukung tercapainya visi dan misi Mahkamah Agung Republik Indonesia sebagai lembaga pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia.

BAB I

(2)

Perubahan kondisi menuntut kemampuan organisasi dalam menangkap fenomena perubahan, menganalisis dampaknya, dan menyiapkan langkah-langkah guna menghadapi perubahan. Organisasi yang tidak siap menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan akan menghadapi masalah, bahkan tidak akan bisa bertahan lama.

Perubahan kondisi juga akan dihadapi oleh badan peradilan khusunya Pengadilan Negeri Pangkajene. Banyak permasalahan timbul akibat adanya perubahan kondisi yang harus dihadapi oleh Pengadilan Negeri Pangkajene. Permasalahan tersebut mulai dari permasalahan manajemen dan kepemimpinan, proses peradilan, pengelolaan SDM, pengelolaan keuangan dan aset, kepuasan jasa pengadilan, keterjangkauan jasa pengadilan sampai dengan ketidakpercayaan masyarakat terhadap Badan Peradilan.

1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN

A. Kekuatan yang dimiliki

Kekuatan Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya khususnya Pengadilan Negeri Pangkajene mencakup hal-hal yang memang secara peraturan/perundang-undangan sudah terberikan sampai dengan hal-hal yang dikembangkan kemudian, mencakup:

1. Pemegang kekuasaan kehakiman tertinggi

2. Bersifat independen, lepas dari pengaruh lembaga lain

3. Memiliki rencana yang terstruktur mengenai reformasi peradilan yang dituangkan dalam dokumen cetak biru dan rencana strategis lima tahunan

4. Memiliki pedoman perilaku hakim

5. Secara rutin menerbitkan laporan Tahunan yang diumumkan secara terbuka kepada publik

6. Memiliki hubungan baik dengan lembaga lain.

(3)

Tinjauan kelemahan dikelompokkan sesuai dengan area-area yang menjadi kriteria pengadilan ideal. Masukan-masukan ini diperoleh dari wawancara dan diskusi kelompok baik dari internal maupun eksternal. Berikut adalah kelemahan-kelemahan yang harus menjadi fokus perbaikan.

a. Perencanaan masih belum sesuai kebutuhan.

b. Belum mempunyai kewenangan mengatur sendiri urusan kepegawaian dan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).

c. Rekrutmen PNS yang diterima belum sesuai dengan kapasitas dan kemampuan kerja yang memadai.

d. Banyaknya pegawai yang bekerja tidak di satu bidang sesuai dengan tupoksi kerja mereka diakibatkan oleh kurangnya pegawai. e. Fasilitas pengadilan masih kurang memadai.

f. Komposisi hakim belum sesuai dengan komposisi dan jumlah perkara yang masuk.

g. Masih banyak tunggakan perkara masa lalu yang harus diselesaikan terutama perkara perdata dan pidana.

C. Peluang yang dimiliki

Tinjauan peluang yang dimiliki dikelompokkan sesuai dengan area-area yang menjadi kriteria pengadilan ideal. Masukan-masukan ini diperoleh dari wawancara dan diskusi kelompok baik dari internal maupun eksternal. Berikut adalah peluang-peluang yang dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan.

1. Aspek Proses Peradilan

 Adanya website Pengadilan Negeri Pangkajene yang memberikan informasi kepada masyarakat tentang alur proses berperkara

 Meningkatnya dukungan anggaran

 Meningkatnya keterbukaan di Institusi peradilan 2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

 Adanya tunjangan kinerja/ remunerasi sebagai motivasi dalam peningkatan kinerja

(4)

 Adanya sosialisasi, bimbingan teknis, pelatihan yang dilaksanakan Pengadilan Negeri Pangkajene maupun Mahkamah Agung untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

3. Aspek Pengawasan dan Pembinaan

 Adanya kegiatan pengawasan yang dilaksanakan secara berkala baik untuk internal maupun eksternal ke pengadilan negeri sewilayah hukum Pengadilan Negeri Pangkajene

4. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan

 Dukungan dan koordinasi yang baik antar pengadilan di wilayah hukum Pengadilan Negeri Pangkajene

5. Aspek Sarana dan Prasarana

 Sudah tersedianya fasilitas Teknologi Informasi di Pengadilan Negeri Pangkajene berupa internet, website Pengadilan Negeri Pangkajene

 Tersedianya Posbakum

 Sudah tersedianya fasilitas sistem penulusuran informasi perkara, sehingga memudahkan masyarakat memantau proses peradilan

D. Tantangan yang dihadapi

Tinjauan tantangan yang dihadapi dikelompokkan sesuai dengan area-area yang menjadi kriteria pengadilan ideal. Masukan-masukan ini diperoleh dari wawancara dan diskusi kelompok baik dari internal maupun eksternal. Berikut adalah tantangan-tantangan yang akan dihadapi dan harus dipikirkan cara terbaik untuk tetap dapat melakukan perbaikan sebagaimana yang diharapkan.

1. Aspek Proses Peradilan

 Belum tersedianya suatu alat pengukuran kepuasan pengguna jasa pengadilan

2. Aspek Sumber Daya Aparatur Peradilan

 Personil di Pengadilan Negeri Pangkajene belum seluruhnya menguasai visi dan misi Pengadilan Negeri Pangkajene

(5)

 Kurangnya remunerasi bagi aparat peradilan.Peningkatan remunerasi dibutuhkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan para aparat peradilan

 Kurangnya jumlah hakim. Pada saat ini jumlah hakim yang ada di Pengadilan Negeri Pangkajene tidak sesuai dengan jumlah perkara yang perlu ditangani. Dengan adanya peningkatan jumlah Hakim diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja pengadilan dan meminimalisir terjadinya tumpukan perkara

3. Aspek Tertib administrasi dan manajemen peradilan

 Adanya letak Pengadilan yang jauh di daerah, sehingga pengiriman administrasi untuk perkara banding ke Pengadilan Negeri Pangkajene membutuhkan waktu lebih lama

4. Aspek Sarana dan Prasarana

 Anggaran yang diberikan pusat untuk pengadaan sarana dan prasarana tidak sesuai dengan kebutuhan

(6)

2.1. VISI

Rencana Strategis Pengadilan Negeri Pangkajene Tahun 2016 – 2020 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi.

Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Negeri Pangkajene diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005–2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010–2014, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2016 – 2020.

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri Pangkajene.

Visi Pengadilan Negeri Pangkajene mengacu pada Visi Mahkamah Agung RI adalah sebagai berikut :

“MEWUJUDKAN PENGADILAN NEGERI PANGKAJENE YANG AGUNG”

Visi yang berhasil dirumuskan pada 10 September 2009 adalah sebagai berikut:

“TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN INDONESIA YANG AGUNG”

Visi Badan Peradilan tersebut di atas, dirumuskan dengan merujuk pada Pembukaan UUD 1945, terutama alinea kedua dan alinea keempat sebagai tujuan Negara Republik Indonesia.

BAB II

(7)

Penjelasan

a. Badan Peradilan menunjukkan lembaga Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya. Kata Badan Peradilan digunakan untuk membedakannya dari lembaga penegak hukum lainnya, seperti Kejaksaan Agung, Kepolisian.

b. Indonesia, tentu saja menunjukkan lokasi keberadaan Mahkamah Agung. c. Agung menunjukkan suatu keadaan/sifat kehormatan, kebesaran,

kemuliaan, keluhuran.

Melalui visi ini, ingin menjadikan MA dan badan peradilan di bawahnya sebagai lembaga yang dihormati, dimana didalamnya dikelola oleh hakim dan pegawai yang memiliki kemuliaan dan kebesaran serta keluhuran sikap dan jiwa dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memutus perkara.

Badan Peradilan yang Indonesia yang agung, secara ideal dapat diwujudkan sebagai sebuah Badan Peradilan yang :

1. Melaksanakan fungsi kekuasaan kehakiman secara independen, efektif dan berkeadilan.

2. Didukung pengelolaan anggaran berbasis kinerja secara mandiri yang dialokasikan secara proporsional dalam APBN.

3. Memiliki struktur organisasi yang tepat dan manajemen organisasi yang jelas dan terukur.

4. Menyelenggarakan manajemen dan admisnistrasi proses perkara yang sederhana, cepat, tepatwaktu, biaya ringan dan proporsional.

5. Mengelola saran prasarana dalam rangka mendukung lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan kondusif bagi penyelenggara peradilan.

6. Mengelola dan membina sumberdaya manusia yang kompeten dengan criteria obyektif, sehingga tercapai personil peradilan yang berintegritas dan professional.

7. Didukung pengawasan secara efektif terhadap prilaku, administrasi, dan jalannya peradilan.

(8)

8. Berorientasi pada pelayanan public yang prima.

9. Memiliki manajemen informasi yang menjamin akuntabilitas, kredibilitas, dan transparansi.

10. Modern dengan berbasis IT terpadu.

Visi tersebut merujuk pada TAP MPR No. 7/MPR/2001 Tentang Visi Indonesia Masa Depan. Untuk memperjelas upaya pencapaian visi tersebut, MA dan badan peradilan di bawahnya menurunkannya dalam 4 (empat) pilar misi yang diuraikan pada bagian berikutnya.

2.2. MISI

Misi adalah sesuatu yang harus demban atau dilaksanakan sesuai visi yang ditetapkan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan terwujud dengan baik.

Misi Pengadilan Negeri Pangkajene adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan

transparasi.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat.

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien. 4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif

dan efisien.

5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.3. TUJUAN

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Negeri Pangkajene.

(9)

Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Pangkajene adalah sebagai berikut :

1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi. 2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan.

3. Publik percaya bahwa Pengadilan Negeri Pangkajene dapat memenuhi butir 1 dan 2 di atas.

2.4. SASARAN STRATEGIS

Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun kedepan dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020, sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Pangkajene adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya penyelesaian perkara. 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim.

3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.

4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to

justice).

5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. 6. Meningkatnya kualitas pengawasan.

2.5. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut:

Indikator kinerja utama diperlukan sebagai tolak ukur atas keberhasilan sasaran strategis dalam mencapai tujuan. Hubungan tujuan, sasaran dan indikator kinerja utama dengan digambarkan sebagai berikut :

(10)

NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA 1. Meningkatnya

penyelesaian perkara a. Persentase Perkara Gugatan yang dilakukan mediasi b. Persentase mediasi yang berhasil damai (dengan akta perdamaian ataupun dicabut karena damai diluar pengadilan)

c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: - Perdata

- Pidana

d. Persentase perkara yang diselesaikan: - Perdata

- Pidana

e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan

f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan

2. Peningkatan

aksepbilitas putusan Hakim

Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: - Banding - Kasasi - Peninjauan Kembali 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara

a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis

c. Persentase penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak

d. Prosentase penyitaan tepat waktu dan tempat

e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 4. Peningkatan

aksesibilitas

masyarakat terhadap peradilan (acces to justice)

a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan

dengan cara zitting plaatz

c. Presentase amar putusan yang diutamakan yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari sejak diputus

5. Meningkatnya

kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti

6. Meningkatnya kualitas

pengawasan a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan

(11)

eksternal yang ditindaklanjuti.

2.6. PROGRAM DAN KEGIATAN

Enam sasaran strategis tersebut merupakan arahan bagi Pengadilan Negeri Pangkajene untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum

Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan program untuik mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Negeri Pangkajene dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum adalah :

1. Penyelesaian Perkara Pidana, Perdata. 2. Penyelesaian Sisa Perkara Pidana, Perdata.

3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu

4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu

5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara.

b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah :

(12)

2. Tindak lanjut pengaduan yang masuk.

3. Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa.

c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peradilan

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peradilan bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan tingkat pertama.

3.1. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGADILAN NEGERI PANGKAJENE

BAB III

(13)

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan, Pengadilan Negeri Pangkajene menetapkan arah dan kebijakan dan strategi sebagai berikut :

1. Peningkatan kinerja.

Peningkatan kinerja sangat menentukan dalam meningkatkan sistem manajemen perkara yang akuntabel dan transparan sehingga masyarakat pencari keadilan dapat memperoleh kepastian hukum. Kinerja sangat mempengaruhi tinggi rendahnya angka penyelesaian perkara, proses peradilan yang cepat, sederhana, transparan dan akuntabel. Peningkatan kinerja bertujuan untuk meningkatkan integritas sumber daya aparatur peradilan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung kebijakan dan strategi peningkatan kinerja :

 Sistem karir merupakan perbaikan dalam mekanisme promosi dan mutasi sesuai dengan kompetensi

 Pengawasan eksternal dan internal. Hal ini disebutkan untuk menjamin berjalannya proses penegakan hukum yang akuntabel, dan memenuhi rasa keadilan masyarakat.

 Menguasai Standar Operasional Pekerjaan (SOP) sesuai bidangnya

 Disamping itu, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana dan teknologi informasi yang memadai untuk meningkatkan kinerja.

2. Peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, diperlukan kebijakan yang memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 Memiliki standar pelayanan bagi pencari keadilan mengatur dengan jelas hak dan kewajiban penyelenggaraan pelayanan maupun penerima layanan.

(14)

 Meningkatkan sarana prasarana dan teknologi informasi untuk pelayanan publik.

(15)

Rencana strategis Pengadilan Negeri Pangkajene tahun 2016-2020 disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 dan Buku Cetak Biru Pembaharuan Peradilan 2010-2035. Selain itu penyusunan rencana strategis ini diharapkan sudah mengantisipasi dinamika hukum, politik dan sosial yang berkembang di Indonesia. Dokumen rencana strategis Pengadilan Negeri Pangkajene tahun 2016-2020 ini yang akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan proram/kegiatan Pengadilan Negeri Pangkajene.

Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat seiring dengan Perkembangan teknologi informasi, semakin memantapkan tekad setiap lembaga negara untuk melakukan perencanaan pembangunan dengan menatap tantangan yang akan dihadapi di masa yang akan datang.

Pengadilan Negeri Pangkajene juga ikut berpartisipasi aktif dalam melakukan proses pembaharuan tersebut. Untuk itu, Pengadilan Negeri Pangkajene berusaha dalam mewujudkan visi dan misi serta melanjutkan program reformasi birokrasi, utamanya adalah penguatan organisasi melalui restrukturisasi organisasi, pengembangan tatalaksana organisasi baru, penguatan kapabilitas dan manajemen SDM.

Di bidang pengelolaan perkara, Pengadilan Negeri Pangkajene akan melakukan percepatan penyelesaian perkara melalui program modernisasi pengelolaan perkara sebagai salah satu langkah untuk menuju modernisasi peradilan.

Untuk mendukung pelaksanaan program-program di atas dan untuk menjaga kemandiriannya, maka Pengadilan Negeri Pangkajene di tahun 2016-2020 mulai mencanangkan pengelolaan anggaran yang mandiri, menyusun program kerja tahunan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor

BAB IV

PENUTUP

(16)

46 Tahun 2011, program tersebut akan disusun secara umum dalam lingkup organisasi/unit kerja maupun disusun secara perorangan menurut beban kerja tugas fungsi masing-masing pegawai. Tentu saja program ini membutuhkan persiapan yang matang. Mulai dari sosialisasi pentingnya kebutuhan anggaran pengadilan yang mandiri, maupun persiapan penyediaan sistem dan kompetensi pengelolanya.

Seluruh rencana pelaksanaan program dan kebijakan Pengadilan Negeri Pangkajene pada periode 2016-2020 dituangkan dalam dokumen ini dengan mengacu pada visi dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Pengadilan Negeri Pangkajene untuk periode 2016-2020.

LAMPIRAN

(17)
(18)

MATRIK RENCANA STRATEGIS KINERJA 2016-2020

Visi : Mewujudkan Pengadilan Negeri Pangkajene Yang Agung.

Misi :

1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparasi.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien

4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien

5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku

TUJUAN TARGET

2015 SASARAN TARGET KINERJA

URAIAN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR KINERJA 2016 2017 2018 2019 2020

Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi Persentase mediasi yang berhasil damai (dengan akta perdamaian ataupun dicabut karena damai diluar pengadilan) 10 % Meningkatnya penyelesaian perkara. a. Persentase Perkara Gugatan yang dilakukan mediasi 80 % 80 % 80 % 80 % 80 %

(19)

Persentase perkara yang selesai tepat waktu : - Perdata - Pidana 100 % b. Persentase mediasi yang berhasil damai (dengan akta perdamaian ataupun dicabut karena damai diluar pengadilan) 10 % 10 % 10 % 10 % 10 % c. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: - Perdata - Pidana 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % d. Persentase perkara yang diselesaikan: - Perdata 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 %

(20)

- Pidana e. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % f. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 6 bulan 100 % 100 % 100 % 100 % 10 0 % Peningkatan akseptabilitas putusan Hakim. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: a. Banding - Pidana - Perdata b. Kasasi - Pidana - Perdata 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 %

(21)

c. Peninjauan Kembali - Pidana - Perdata 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % 90 % Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara. a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap. 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis. 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % c. Prosentase penyampaia n pemberitahu an relaas putusan tepat waktu, 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

(22)

tempat dan para pihak d. Prosentase Penyitaan tepat waktu dan tempat. 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % e. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 1 : 60 1 : 60 1 : 60 1 : 60 1 : 60 Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan. 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % b. Persentase perkara yang dapat diselesaikan dengan cara sidang keliling. c. Presentase 100 % 100% 100 % 100% 100 % 100% 100 % 100% 100 % 100%

(23)

amar putusan yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari sejak diputus Publik percaya bahwa Pengadilan Negeri Pangkajene dapat memenuhi butir 1 dan 2 Persentase informasi yang bisa diakses langsung melalui SIPP oleh para pencari keadilan 100 % Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti. 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % Meningkatnya kualitas pengawasan. a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang 100 % 100 % 100 % 100 % 100 %

(24)

ditindaklanjuti .

Referensi

Dokumen terkait

AVO merupakan kependekan dari Amplitude Versus Offset dimana akan dilihat suatu anomali yang terjadi pada pertambahan amplitudo terhadap pertambahan jarak antar sumber ke

Untuk variabel lingkungan kerja fisik, item-item disusun sendiri oleh Peneliti dan pada variabel semangat kerja, menggunakan item-item yang telah disusun oleh Azwar (2002).

Jika dalam spesifikasi teknis yang ditetapkan oleh Pertamina mensyaratkan Pemilik Kapal untuk menyediakan peralatan untuk Ship to Ship (STS) Transfer, maka Pemilik Kapal

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan hidup lima tahun penderita kanker ovarium adalah stadium klinik serta jenis pengobatan yang diterima pasien, karena kedua faktor

Dengan rahmat dan ridho-Nya akhirnya penulisan laporan tugas akhir yang berjudul “Analisa Pengaruh Kecepatan Putar Terhadap Kapasitas Produksi Mesin Pemarut Dan Pemeras

Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus

Anak autis merupakan salah satu jenis anak berkebutuhan khusus dengan bentuk gangguan tumbuh kembang, berupa sekumpulan gejala akibat adanya kelainan syaraf-syaraf

Kasir dapat klik cetak untuk cetak stok barang Kondisi Akhir Sistem akan menampilkan data barang yang sudah