• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

Pengetahuan yaitu hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap suatu objek tertentu (Sunaryo, 2004). Pengetahuan yaitu segala sesuatu yang diketahui berkenaan dengan hal (Depdiknas, 2003). Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003, pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan suatu objek. Penginderaan yang terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera pendengaran, penglihatan, peraba, perasa, dan penciuman. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan didapat dari informasi baik secara lisan ataupun tertulis dari pengalaman seseorang. Pengetahuan didapat dari fakta atau kenyataan dengan mendengar radio, melihat televisi, dan sebagainya.

(2)

9

Serta didapat dari pengalama berdasarkan pemikiran kritis (Soekanto, 2002). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan umumnya bersifat langgeng (Sunaryo, 2004). Ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu yang didapat melalui panca indera, dimana pengetahuan itu merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.

2.1.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003) bahwa yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu:

2.1.2.1 Tahu (Know)

Tahu adalah tingkat pengetahuan yang rendah. Tahu artinya dapat mengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu yaitu dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan dan menyatakan.

(3)

10

2.1.2.2 Memahami (Comprehension)

Memahami adalah kemampuan dalam menjelaskan dan menginterpretasikan dengan benar tentang objek yang diketahui.

2.1.2.3 Aplikasi (Aplication)

Aplikasi yaitu kemampuan dalam menggunakan materi yang dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

2.1.2.4 Analisis (Analysis)

Analisa merupakan suatu kemampuan dalam menjabarkan suatu objek atau materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi tersebut dan ada kaitannya satu sama lain.

2.1.2.5 Sintesis (Syntesis)

Sintesis yaitu menunjukkan pada suatu kemampuan meletakkan atau

(4)

11

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yaitu kemampuan dalam penilaian terhadap suatu objek. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap objek materi atau objek penilaian berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau responden. 2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh macam-macam faktor yaitu :

2.1.3.1 Usia

Menurut Notoatmodjo (2003), umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian epidemiologi karna merupakan salah satu hal yang

(5)

12

mempengaruhi pengetahuan. Umur yaitu lamanya waktu hidup seseorang dalam tahun yang dihitung sejak ia lahir sampai berulangtahun yang terakhir (Depkes, 2007).

2.1.3.2 Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih menerima teknologi dan ide-ide baru Pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu hal. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah bertindak dan mengambil keputusan.

2.1.3.3 Sosial ekonomi

Tingkat kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Seseorang yang tingkat ekonominya lebih tinggi lebih mudah mendapatkan informasi dalam penyediaan media informasi.

(6)

13 2.1.3.4 Informasi

Seseorang yang memiliki sumber informasi lebih banyak mempunyai pengetahuan yang lebih luas (Soekanto, 2002). Faktor pengetahuan merupakan hal penting untuk terbentuknya tindakan seseorang atau pengetahuan mempunyai pengaruh sebagai motivasi seseorang dalam berperilaku. Hal yang perlu diperhatikan bahwa perubahan pengetahuan tidak selalu mempengaruhi perubahan perilaku seseorang, walaupun hubungan positif antara variabel pengetahuan dan variabel perilaku sudah banyak diperlihatkan.

2.2 Menopause 2.2.1 Definisi

Menopause yaitu berhentinya menstruasi secara permanen yang disebabkan hilangnya fungsi folikel-folikel sel telur (Safrina, 2009). Menurut Pakasi (2000), menopause yaitu perdarahan terakhir dari uterus yang masih

(7)

14

dipengaruhi oleh hormon-hormon dari otak dan sel telur. Menopause yaitu suatu fase alamiah yang akan dialami oleh setiap wanita yang terjadi di atas usia 40 tahun. Kondisi ini merupakan akhir proses biologis yang menandai berakhirnya masa subur seorang wanita. Wanita dapat dikatakan menopause jika siklus menstruasinya telah berhenti selama satu tahun. Berhentinya haid tersebut membawa dampak pada kesehatan baik fisik maupun psikis (Retnowati, 2001). Menopause merupakan fase terakhir, saat perdarahan haid seorang wanita berhenti. Fase ini terjadi berangsur-angsur, semakin hari semakin jelas penurunan fungsi kelenjar indung telurnya (Yatim, 2001). Tanda paling penting pada perempuan usia pertengahan 40 tahun hingga 60 tahun yaitu menopause. Menopause merupakan berhentinya menstruasi, tetapi kata ini umumnya digunakan mencakup masa premenopause dan 10 tahun lebih setetelah berhentinya menstruasi. Masa ini lebih tepat disebut masa klimakterik. Dari definisi tersebut disimpulkan bahwa menopause adalah

(8)

15

suatu fase alamiah yang dialami oleh perempuan di atas usia 40 tahun, dimana terjadi perdarahan akhir dari uterus yang dipengaruhi oleh hormon-hormon dari otak dan sel telur.

2.2.2 Periode menopause dalam fase klimakterium Menopause yaitu proses alamiah yang akan dialami oleh setiap perempuan dan umumnya terjadi pada usia 50 tahun (rentang usia 40-60 tahun). Sekitar 1 % perempuan mencapai menopause sebelum usia 40 tahun yang disebut menopause prekoks, berhentinya menstruasi usia 40-45 tahun disebut dengan menopause dini (early menopause) yang terjadi pada 10 % perempuan (Ninsih, 2008). Rambulangi (2006) menyatakan, usia seorang perempuan memasuki masa premenopause antara 40-49 tahun. Berikut pembagian fase klimakterium terdiri dari empat fase (Baziad (2003), yaitu :

2.2.2.1 Premenopause

Premenopause terjadi pada usia 40 tahun dan merupakan fase dimulainya klimakterik. Fase ini ditandai dengan

(9)

16

timbulnya keluhan- keluhan klimakterium seperti perdarahan uterus yang tidak teratur. Perubahan ini terjadi karena menurunnya kadar estrogen, insufisiensi corpus luteum dan kegagalan proses ovulasi. Perubahan menstruasi dapat berupa amenorrhoe, polimenorrhoe, dan hipermenorrhea (Baziad, 2003).

2.2.2.2 Perimenopause

Perimenopause merupakan fase peralihan antara premenopause dan postmenopause. Rentang waktu antara 1 sampai 2 tahun sebelum dan sesudah menopause. Fase ini ditandai dengan siklus menstruasi yang tidak teratur. Meskipun terjadi ovulasi, kadar progesteron tetap rendah, kadar FSH, LH dan estrogen sangat bervariasi. Umumnya perempuan telah mengalami berbagai keluhan klimakterik berupa gejolak panas ( hot flushes), insomnia,

(10)

17

depresi, berkeringat banyak, serta perasaan mudah tersinggung (Baziad, 2003).

2.2.2.3 Menopause

Fase berikutnya ditandai dengan berhentinya haid atau haid yang terakhir akibat fungsi estrogen dalam tubuh menurun. Menopause terjadi sekitar umur 50 tahun (Dorland, 2002).

2.2.2.4 Pasca menopause

Postmenopause periode setelah perimenopause sampai senium. Masa yang berlangsung kurang lebih 3 sampai 5 tahun setelah menopause. Ovarium sudah tidak befungsi sama sekali, kadar estradiol berada antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat (Baziad, 2003).

2.2.3 Penyebab dan proses terjadinya menopause Fungsi ovarium menurun rata-rata pada saat seorang perempuan berusia pertengahan empat

(11)

18

puluhan. Pada saat usia tersebut, kondisi kadar hormon yang naik turun menyebabkan berbagai gangguan. Ada dua faktor utama yang berperan dalam hal ini, yaitu lebih sedikit folikel yang matang, selanjutnya produksi sel telur mulai berkurang, dan mengakibatkan ovulasi tidak terjadi setiap siklus menstruasi. Konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pola baru perubahan kadar hormon selama siklus menstruasi. Sebaliknya jika folikel tidak matang, hanya sedikit estrogen yang diproduksi selama dua minggu pertama. Karena tidak ada sel telur yang matang dalam folikel, maka folikel tidak dapat melepaskan sel telur.

Jika tidak terjadi ovulasi, maka tidak ada progesteron yang diproduksi oleh korpus luteum pada paruh kedua siklus. Hal ini berarti estrogen terus membentuk lapisan endometrium tanpa diimbangi oleh efek dari progesteron yang menyebabkan menstruasi yang berat di luar. Kedua, gagalnya ovarium mengeluarkan sel telur yang matang menyebabkan kadar estrogen

(12)

19

turun menjadi rendah sehingga lapisan endometrium tidak terangsang untuk menyiapkan sel telur yang dibuahi. Hal ini menyebabkan tidak terjadi menstruasi. Ketika kadar estrogen dan progesteron menurun, kelenjar hipothalamus dan kelenjar pituitari berusaha mengoreksi keadaan dengan menaikkan produksi Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteineizing Hormone (LH) untuk merangsang ovarium akan melakukan fungsi normalnya. Jika ovarium tidak mampu bereaksi dengan membuat matang folikel dalam setiap siklus, kadar FSH dan LH yang tinggi akan mengganggu operasi normal dari sistem tubuh termasuk metabolisme, kimiawi otak, dan keadaan tulang (Emma, 2003).

2.2.4 Dampak kesehatan bagi fisik maupun psikis Menjelang menopause perempuan kerap tidak mengetahuinya, tapi pada akhirnya mereka menyadari dengan merasakan adanya perubahan pada tubuhnya. Perubahan yang terjadi biasanya diketahui dengan berhentinya

(13)

20

siklus menstruasi. Selain itu menopause juga sering disertai gejala yang bermacam-macam, mulai dari gejala fisik, jiwa hingga perasaan yang berubah-ubah serta gangguan lainnya (Lestari, 2010). Kadar hormon estrogen rendah di dalam tubuh akan menyebabkan keluhan-keluhan di awal masa menopause (Baziad, 2003). Keluhan fisik yang merupakan beberapa tanda dan gejala dari menopause, yaitu :

2.2.4.1 Ketidakteraturan siklus haid

Tanda umum adalah fluktuasi dalam siklus haid, kadang kala menstruasi muncul tepat waktu, tetapi tidak pada siklus berikutnya. Ketidakteraturan sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. 2.2.4.2 Gejolak rasa panas (hot flushes)

Arus panas timbul pada saat darah menstruasi mulai berkurang dan berlangsung sampai menstruasi benar-benar berhenti. Arus panas disertai oleh

(14)

21

rasa menggelitik disekitar jari-jari kaki maupun tangan serta pada kepala, atau bahkan timbul secara menyeluruh. 2.2.4.3 Kekeringan vagina

Kekeringan vagina terjadi dikarenakan leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih kering, lebih tipis, dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan, dan rasa sakit pada saat kencing.

2.2.4.4 Perubahan kulit

Estrogen berperan menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada sekitar wajah, leher, dan lengan.

2.2.4.5 Keringat dimalam hari

Berkeringat malam hari, bangun bersimbah keringat, sehingga perlu

(15)

22

mengganti pakaian dimalam hari, sehingga tidak dapat tidur nyenyak. 2.2.4.6 Sulit tidur

Imsomnia (sulit tidur) terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari.

2.2.4.7 Kerapuhan tulang

Rendahnya kadar estrogen adalah penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis adalah penyakit kerangka yang umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur, paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Kehilangan 1 % tulang dalam setahun dapat akibat proses penuaan, tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya.

(16)

23

2.2.4.8 Badan menjadi gemuk

Selama menopause banyak wanita menjadi gemuk, rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.

2.2.4.9 Penyakit

Beberapa penyakit yang sering dialami wanita menopause, dari sudut pandang medis ada dua perubahan penting yang terjadi saat menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya protein dan mineral di dalam tulang (osteoporosis). Beberapa keluhan psikologis yang menjadi tanda dan gejala dari menopause adalah depresi, stress, ingatan menurun, kecemasan, dan mudah tersinggung.

(17)

24

2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi seorang wanita mengalami menopause

Setiap wanita akan mengalami menopause. Namun cepat atau lambatnya seorang wanita mengalami menopause tergantung dari faktor yang mempengaruhinya. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi seorang wanita mengalami menopause (Kasdu,2002) : 2.2.5.1 Usia saat haid pertama kali

(menarche)

Semakin muda seseorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau semakin lama memasuki masa menopause.

2.2.5.2 Faktor psikis

Keadaan wanita yang tidak menikah dan bekerja mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian, wanita akan mengalami masa menopause lebih awal, dibandingkan mereka yang

(18)

25

menikah dan tidak bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja.

2.2.5.3 Jumlah anak

Semakin sering wanita melahirkan maka akan semakin tua atau semakin lama mereka memasuki masa menopause.

2.2.5.4 Usia melahirkan

Berhubungan dengan usia melahirkan anak, bahwa semakin tua seseorang melahirkan anak maka semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Wanita yang melahirkan di atas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan dapat memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan akan memperlambat proses penuaan tubuh.

(19)

26

2.2.5.5 Pemakaian kontrasepsi

Pemakaian alat kontrasepsi, khususnya alat kontrasepsi jenis hormonal. Hal ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak dapat memproduksi sel telur. Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi ini akan lebih lama atau tua memasuki usia menopause.

2.2.5.6 Merokok

Merokok memiliki efek mengurangi produksi estrogen sampai batas tertentu. Wanita perokok berpotensi mengalami menopause lebih cepat daripada mereka yang tidak merokok. Wanita yang tidak merokok rata-rata mencapai menopause usia 46 – 51 tahun. Sementara wanita yang merokok, mengalami menopause lebih cepat antara usia 43 – 50 tahun.

(20)

27

2.2.5.7 Sosial ekonomi

Meskipun belum ada data pasti, dalam bukunya dr Faisal menyebutkan bahwa menopause kelihatannya dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi, di samping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara berat badan dan tinggi badan wanita yang termasuk dalam pengaruh sosial ekonomi. 2.2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi gejala

menopause

Menurut Hartono (2000), terdapat empat faktor yang mempengaruhi gejala menopause, yaitu : 2.2.6.1 Faktor fisik dan psikologis

Perubahan fisik maupun perubahan psikologis ini berhubungan dengan kadar estrogen, gejala yang menonjol adalah berkurangnya konsentrasi, kecemasan, berkurangnya tenaga dan gairah, serta timbulnya perubahan emosi.

(21)

28

2.2.6.2 Faktor sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi dapat mempengaruhi faktor kesehatan, fisik dan pendidikan. Apabila sosial ekonomi baik akan mengurangi beban fisik dan psikologis.

2.2.6.3 Faktor budaya dan lingkungan

Pengaruh lingkungan dan budaya mempengaruhi wanita untuk dapat atau tidak menyesuaikan diri dengan masa ini.

2.2.6.4 Faktor lainnya

Wanita yang berkarir baik yang sudah ataupun belum berumah tangga akan mempengaruhi keluhan-keluhan yang ringan.

2.2.7 Upaya-upaya menghadapi menopause

Berikut ini upaya-upaya yang dilakukan untuk menghadapi menopause :

1) Menjaga pola makan yang teratur dengan gizi yang seimbang.

(22)

29

2) Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik, setidaknya jalan kaki.

3) Menghentikan kebiasaan buruk seperti merokok atau mengkonsumsi alkohol. 4) Berpikir positif dan jangan panik atas

perubahan pada bentuk. Semua itu normal terjadi pada setiap perempuan.

5) Berkonsultasi dengan dokter jika menderita penyakit tertentu, supaya mendapat pengobatan yang tepat dan aman. Dan apabila ingin menggunakan terapi hormon, supaya mendapatkan dosis yang sesuai kebutuhan (Depkes, 2007).

2.3 Kesiapan menghadapi menopause

Kesiapan (readiness) yaitu tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan dalam mempraktikkan sesuatu (Chaplin, 2005:418). Dapat diartikan sebagai keadaan siap siaga untuk mereaksikan atau menanggapi sesuatu. Kesiapan dapat diartikan sebagai suatu keadaan ibu untuk mempersiapkan dirinya dalam menghadapi menopause, baik secara fisik maupun mental atau psikologisnya.

(23)

30

Wanita menopause akan mengalami penurunan berbagai fungsi tubuh, sehingga berdampak pada rasa ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Untuk itu, penting bagi seorang wanita untuk selalu berpikir positif bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu yang bersifat alami, seperti keluhan yang muncul pada fase kehidupannya yang lain. Sikap positif ini bisa muncul jika diimbangi oleh informasi atau pengetahuan yang cukup, sehingga ibu lebih siap baik secara fisik, mental, dan spiritual. Perlu diketahui, kehidupan yang dijalani pada masa sebelumnya juga memiliki pengaruh yang kuat di masa yang akan datang (Kasdu, 2002). Menopause merupakan proses alamiah yang terjadi pada perempuan, namun efek sampingnya dapat mempengaruhi keharmonisan rumah tangga apabila tidak siap menghadapinya. Masa perubahan ini dapat dilalui dengan baik, tanpa gangguan yang berarti, jika wanita mampu menyesuaikan diri dengan kondisi baru yang muncul.

Faktor penentu apakah wanita siap dengan datangnya masa menopause ini pada wanita itu sendiri. Faktor pengetahuan tentang menopause sangat

(24)

31

berpengaruh dalam menghadapi masa menopause (Maspaitela, 2007). Masa premenopause bukanlah sesuatu yang harus ditakuti, para wanita yang memiliki umur senja jika mereka mengetahui dengan benar proses menopause, mereka akan lebih siap menghadapi segala kemungkinannya (Suheimi, 2006). Diperlukan kesiapan dalam menghadapi masa menopause sangat diperlukan. Secara umum melalui wawancara yang efektif dan pengetahuan tentang masa menopause diharapkan para wanita lebih tabah menghadapi. Kesiapan seorang wanita dalam menghadapi masa menopause akan sangat membantu ia dalam menjalani masa menopause dengan lebih baik. Berikut ini hal-hal yang sebaiknya dilakukan untuk menyiapkan diri dalam menghadapi menopause : 2.3.1 Mengonsumsi makanan bergizi

Menurut Melani (2007), wanita premenopause sebaiknya mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang. Pemenuhan gizi yang memadai akan membantu dalam menghambat berbagai dampak negatif menopause terhadap kinerja otak, mencegah kulit kering, dan berbagai penyakit lainnya. Gizi seimbang yang dimaksud adalah

(25)

32

memenuhi kebutuhan gizi per hari dengan asupan gizi seimbang yang mengandung karbohidrat, vitamin, protein, mineral, air, dan lemak. Kebutuhan kalori dan zat gizi setiap orang berbeda-beda, tergantung tinggi badan, berat badan, umur, dan aktivitas. Kebutuhan gizi orang dewasa dengan berat normal sekitar 2.000 - 2.200 kkal/hari. Pemenuhan gizi secara seimbang diharapkan seseorang tidak kelebihan atau kekurangan berat badan dan juga tidak terjangkit suatu penyakit. Apabila cukup dengan mengkonsumsi gizi seimbang, tidak diperlukan asupan gizi tertentu untuk mencegah suatu gangguan. Namun, tidak ada salahnya untuk mengantisipasi kebutuhan makanan yang diperlukan pada masa menopause atau pada saat berhentinya hormon estrogen dalam tubuh. Terutama apabila memiliki risiko terkena gangguan tubuh tertentu yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Misalnya, asupan kalsium dapat diperoleh dari susu, yogurt, keju, ikan teri, sereal, kacang-kacangan dan hasil olahannya (tahu dan tempe). Jenis kacang-kacangan yang

(26)

33

mengandung isoflavon fungsinya mirip estrogen. Asupan zat gizi tidak hanya cukup, tetapi juga harus memperhatikan. Batasi dalam mengkonsumsi lemak, sebaiknya hanya mengkonsumsi lemak berupa asam lemak tak jenuh. Mengurangi makanan yang terlalu pedas dan asin juga dapat mencegah keluhan premenopause menjadi berat. Tambahkan juga vitamin dalam menu sehari-hari yaitu vitamin A, B, C, D, dan E sebagai antioksidan. 2.3.2 Menghindari stress

Gaya hidup rileks dengan menghindari tekanan yang dapat membebani pikiran adalah upaya untuk menghindari stress. Hal ini penting untuk menghindari dampak psikologis akibat menopause. Wanita yang memasuki masa menopause, tidak jarang merasa tidak sempurna lagi sebagai seorang wanita. Kondisi ini sering menimbulkan tekanan psikologis. Jika tekanan ini tidak diatasi akan berkembang menjadi stres yang berdampak buruk pada kehidupan sosial seorang wanita. Selain itu, stres akan merangsang otak yang dapat mengganggu keseimbangan hormon yang akhirnya

(27)

34

berdampak pada kesehatan. Oleh karena itu, biasakan untuk hidup lebih rileks dan mengatasi setiap masalah dengan baik.

2.3.3 Menghindari merokok dan minum- minuman beralkohol

Merokok dapat merusak kesehatan seseorang, bukan hanya itu saja, merokok juga akan merusak kecantikan seseorang. Asap nikotin membuat kulit wajah menjadi kering dan kusam. Berhenti merokok akan mengurangi gejala-gejala pada saat premenopause.

2.3.4 Olahraga secara teratur

Selain dapat menguatkan tulang, olahraga juga dapat mencegah penyakit jantung, diabetes, jenis kanker tertentu, dan juga dapat menghilangkan stress. Olahraga yang dilakukan seperti jalan kaki, jogging, bersepeda, berenang, naik turun tangga, dan sebagainya. Olahraga dilakukan paling sedikit tiga kali dalam seminggu, minimal 30 menit sekali latihan. Tetap berusaha hidup aktif akan memperlambat osteoporosis, menekan gejala

(28)

35

insomnia, penyakit jantung, serta mencegah hot flushes.

2.3.5 Berkonsultasi dengan dokter

Meskipun menopause merupakan peristiwa normal yang akan terjadi pada setiap wanita, tetapi tidak ada salahnya sebelum memasuki masa menopause, mempersiapkan diri dengan mencari informasi yang benar. Hal ini tentu saja bisa diperoleh dengan membaca buku bacaan yang mudah diperoleh. Namun, tidak ada salahnya jika berkonsultasi dengan dokter. Apalagi jika ada masalah kesehatan atau mempunyai gaya hidup yang memungkinkan munculnya masalah pada masa menopause.

2.3.6 Dukungan keluarga

Menopause dapat berjalan dengan lancar apabila ada kemauan diri memandang hidup yang akan datang sebagai sebuah harapan yang membahagiakan, sehingga menopause yang dialami selalu dipandang dari segi yang baik. Hal tersebut dapat berlangsung dengan baik bila ada dukungan dari orang disekitarnya, khususnya

(29)

36

suami. Peran yang positif akan menumbuhkan perasaan bahwa kehadirannya masih sangat dibutuhkan oleh keluarganya. Seorang suami yang peka, akan menyadari bahwa istrinya tidak selincah dulu sehingga suami harus berinisiatif untuk membantu istri menyelesaikan tugas rumah tangga. Anak-anak hendaknya membuat upaya tulus untuk memahami alasan naik turunnya emosi ibunya. Mereka perlu menyadari kebutuhan ibu mereka untuk mendapatkan waktu pribadi. Apabila menopause dapat dihadapi dengan baik, maka kualitas hidup dalam menjalani menopause akan menjadi lebih baik dan akan tercipta kehidupan keluarga yang harmonis.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan menghadapi menopause :

2.4.1 Pengetahuan

Pengetahuan yang cukup akan membantu wanita dalam memahami dan mempersiapkan dirinya menghadapi masa menopause dengan lebih baik (Kasdu, 2002). Diperlukan pengetahuan dan persiapan yang memadai

(30)

37

dalam menghadapi menopause. Pemahaman wanita tentang menopause diharapkan wanita dapat melakukan pencegahan sedini mungkin untuk siap memasuki umur menopause tanpa harus mengalami keluhan yang berat (Admin, 2005).

2.4.2 Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan, selain itu informasi dan faktor pengalaman juda dapat menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal. Wanita yang berpendidikan akan mempunyai pengetahuan kesehatan yang lebih baik (Soekanto, 2002).

2.4.3 Sosial ekonomi

Keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor pendidikan, kesehatan, dan faktor fisik.

2.4.4 Budaya dan lingkungan

Budaya sangat berpengaruh terhadap cara wanita menanggapi proses berhentinya haid. Masalah yang dihadapi tidak hanya pada wanita menopause tetapi juga pada wanita

(31)

38

premenopause dimana tanggapan masyarakat tentang menopause akhir-akhir ini semakin meningkat (Prawirohardjo, 2005).

2.4.5 Riwayat kesehatan

Kondisi kesehatan seseorang dapat mempengaruhi kondisi psikologis, misalnya pada penderita penyakit kronis. Hal itu dapat terjadi pada wanita menjelang menopause, karena di sana terjadi masa peralihan atau perubahan-perubahan.

2.4.6 Umur

Semakin bertambahnya umur seseorang, pengalamannya akan bertambah sehingga akan lebih siap dalam menghadapi menopause (Notoatmodjo, 2003).

(32)

39 2.5 Kerangka Konseptual

Variabel Terikat

Variabel Bebas

Ket : Huruf tebal menunjukkan variabel yang diteliti 2.6 Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan kesiapan menghadapi menopause pada ibu premenopause.

Ha : Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan kesiapan menghadapi menopause pada ibu premenopause.

Tingkat pengetahuan tentang menopause Umur

Tingkat Pedidikan Sosial Ekonomi

Budaya dan Lingkungan Riwayat Kesehatan

Kesiapan Menghadapi Menopause

Referensi

Dokumen terkait

Prestasi Akademik dan Kecemasan Menyelesaikan Studi pada Mahasiswa

Maka dapat disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

[r]

Konsep dasar dari penulisan ini adalah menerangkan bagaimana pembuatan sebuah Web Site sebagai salah satu sarana informasi, dalam hal ini penulis menerangkan tentang Tiga Jenis

f. DWI KARYA dilanjutkan untuk.. Evaluasi harga dilakukan terhadap penyedia yang memenuhi persyaratan evaluasi Administrasi dan evaluasi teknis;. 2. Sebelum melakukan

Untuk menghindari pelabelan sebagai pembajakan, sebagian besar website memiliki struktur yang serupa, yaitu mereka berstrategi dengan menampilkan sebuah pernyataan ( disclaimer

[r]

[r]