• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN. HALAMAN SAMPUL DALAM... ii HALAMAN PRASYARATAN GELAR SARJANA HUKUM. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. HALAMAN SAMPUL DEPAN. HALAMAN SAMPUL DALAM... ii HALAMAN PRASYARATAN GELAR SARJANA HUKUM. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN……… i HALAMAN SAMPUL DALAM………... ii

HALAMAN PRASYARATAN GELAR SARJANA HUKUM………. iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………..……… HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA PENGUJI………..

iv v

KATA PENGANTAR………..………..…... vi

HALAMAN PRASYARATAN KEASLIAN………..………..…... ix DAFTAR ISI………. ABSTRAK……….. ABTRACT……… x xiv xv BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……….…. 1 1.2

1.3 1.4

Rumusan Masalah ……… Ruang lingkup masalah……… Orisinalitas Penelitian……….. 6 6 6 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum………... 1.5.2. Tujuan Khusus……….. 8 8

(2)

xi 1.6 1.7 Manfaat Penelitian 1.6.1. Manfaat Teoritis……… 1.6.2. Manfaat Praktis……… Landasan Teoritis………. 8 9 9 1.8 Metode Penelitian 1.8.1. Jenis Penelitian……….……….. 1.8.2. Jenis Pendekatan………... 1.8.3. Sumber Bahan Hukum………... 1.8.4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum……….. 1.8.5. Teknik Analisa Bahan Hukum………

13 13 14 15 15

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK

INTERNASIONAL, PERJANJIAN KERJA, PEKERJA

MIGRAN, DAN LEX SPORTIVA

2.1 Kontrak Internasional

2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Kontrak Internasional…. 2.1.2 Bentuk Perkembangan Kontrak Internasional………... 2.1.3 Prinsip-Prinsip dalam Kontrak Internasional……… 2.1.4 Syarat-Syarat Sahnya Kontrak ………..…...

16 19 21 23 2.2 Perjanjian Kerja

2.2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Perjanjian Kerja……….. 24 2.2.2 Syarat-Syarat Sahnya Perjanjian Kerja………..…. 25 2.2.3 Jenis Perjanjian Kerja………... 27

(3)

xii

2.3 Lex Sportiva

2.3.1 Pengertian Lex Sportiva……… 31

2.3.2 Karakteristik Lex Sportiva……… 33

2.4 Penyelesaian Sengketa Internasional Privat

2.4.1 Melalui Pilihan Hukum..……… 36

2.4.2 Melalui Pilihan Forum……… 38

BAB III AKIBAT HUKUM DARI PENUNGGAKAN GAJI SERGEI LITVINOV DILIHAT DARI HUKUM INTERNASIONAL

3.1 Faktor Penyebab Terjadinya Penunggakan Gaji Pemain

Sepakbola………...………... 39

3.2

3.3

Hak Dan Kewajiban Pemain Sepakbola Dalam Peraturan Internasional Dan Nasional………... Sanksi Terhadap Penunggakan Gaji Pemain Sepakbola ..………

42

48

BAB IV CARA PENYELESAIAN SENGKETA TERKAIT DENGAN PENUNGGAKAN GAJI SERGEI LITVINOV

4.1 Penyelesaian Sengketa Sepakbola Dalam Peraturan

FIFA……….. 53

4.2 Penyelesaian Sengketa Sepakbola Dalam Peraturan

(4)

xiii

4.3 Penyelesaian Sengketa Dalam Peraturan Perundang-undangan Indonesia………...……… . 59 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan………... 63 5.2 Saran………. 64 DAFTAR PUSTAKA ………...………. 65 HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN……… RINGKASAN SKRIPSI

(5)

xiv

ABSTRAK

Hubungan kerja antara pemain sepakbola professional dengan klub tidak semuanya bisa berjalan dengan baik dan lancar. Masih banyak kasus-kasus yang terjadi pada dunia persepakbolaan saat ini, terutama di Indonesia. Contohnya adalah penunggakan gaji pemain oleh klub seperti yang dialami oleh pemain sepakbola asal Rusia, Sergei Litvinov. Sergei Litvinov tidak mendapatkan gaji selama enam bulan oleh klubnya PSLS Lhokseumawe dengan nominal kurang lebih 124 juta rupiah. Untuk menyambung kehidupannya, Sergei Litvinov bekerja di sebuah warung jus buah milik Nugro di daerah Kartopuran, Serengan, Solo. Masalah tunggakan gaji seolah menjadi cerminan bahwa klub-klub di Indonesia selalu bermasalah dengan keuangan mereka. Masalah keuangan yang akhirnya juga berbuntut panjang membuat manajemen klub di Indonesia lebih sering menggunakan sistem kontrak pemain atau pelatih selama satu musim kompetisi, jauh berbeda dengan kebanyakan klub professional di luar negeri. Permasalahan hukum dalam skripsi ini adalah bagaimana akibat hukum dari penunggakan gaji Sergei Litvinov dilihat dari hukum internasional dan bagaimana cara penyelesaian sengketa terkait dengan penunggakan gaji Sergei Litvinov.

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode penelitian yuridis normatif, dimana penelitian dilakukan dengan meneliti bahan kepustakaan yang ada seperti peraturan perundang-undangan, buku-buku yang berkaitan dengan hukum, serta kamus atau ensiklopedia.

Hasil penelitian menunjukan bahwa sanksi bagi klub yang menunggak gaji pemainnya adalah peringatan, teguran, denda dan larangan untuk mendaftarkan pemain baru. Dalam kasus Sergei Litvinov, PSLS Lhokeseumawe belum mendapatkan sanksi dari PSSI maupun FIFA terkait dengan penunggakan gaji. Sergei Litvinov belum memperoleh gajinya selama memperkuat PSLS Lhokseumawe di kompetisi Indonesia Premier League (IPL) 2013 sebesar 124 juta rupiah. PSSI sendiri sudah mengetahui bahwa PSLS Lhokeseumawe menunggak gaji Sergei Litvinov, namun sampai saat ini belum ada upaya penyelesaian dari pihak PSSI. Dalam penyelesaian sengketa ini, terdapat konflik norma antara peraturan FIFA melalui Circular FIFA tidak menjelaskan bahwa penyelesaian sengketa sepakbola dapat diselesaikan melaui peradilan nasional dengan Pasal 88 ayat (3) UU SKN.

(6)

xv ABSTRACT

The working relationship between professional football players and clubs does not all work well and smoothly. There are still many cases that occur in the world of football at this time, especially in Indonesia. An example is the salary arrears of players by the club as experienced by the Russian football player, Sergei Litvinov. Sergei Litvinov did not get a salary for six months by his club PSLS Lhokseumawe with nominally approximately 124 million rupiah. To survive, Sergei Litvinov works at a Nugro fruit juice shop in the area of Kartopuran, Serengan, Solo. The problem of arrears of salary seems to be a reflection that the clubs in Indonesia always have problems with their finances. Finally, the financial problems that end up making the club management in Indonesia more often use the contract system of players or trainers during one season, much different from most professional clubs abroad.. The legal questions in this research are how is how the legal consequences of Sergei Litvinov's salary arrears are seen from international law and how dispute settlement is related to Sergei Litvinov's wage arrears.

The research method used in this mini-thesis normative legal research which is research conducted by researching the existing literature materials for example laws, text books related with law, dictionary and encyclopedia.

The research shows that sanctions for the club that have overdues payables are a warning, a reprimand, a fine and a ban from registering any new players. In the case of Sergei Litvinov, PSLS Lhokeseumawe has not received sanctions from PSSI or FIFA related to salary arrears. Sergei Litvinov has not earned his salary for strengthening PSLS Lhokseumawe in the Indonesia Premier League (IPL) 2013 competition for 124 million rupiah. PSSI itself already know that PSLS Lhokeseumawe arrears Sergei Litvinov salary, but until now there has been no settlement efforts from the PSSI. In the settlement of this dispute, there is a conflict of norms between FIFA rules through Circular FIFA does not specify that the settlement of football disputes can be resolved through the national court with Article 88 paragraph (3) of the National Sports System Law.

(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sepakbola merupakan suatu cabang olahraga yang populer di dunia. Memasuki abad ke 21, sepakbola telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara.1 Permainan sepakbola dilakukan oleh dua tim yang masing-masing beranggotakan sebelas orang pemain inti dan beberapa pemain pengganti atau cadangan. Tujuan dari permainan sepakbola adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-banyaknya.

Sepakbola pertama kali dimainkan pada abad ke 2 sebelum masehi di China. Pada waktu itu, mereka memainkan sepak bola dengan cara di giring dengan kakinya menggunakan sebuah benda bulat yang terbuat dari kulit, pemain yang berhasil menendangnya ke jaring kecil menjadi pemenangnya. Sejarah sepak bola juga tidak terlepas dari negara Jepang yang juga sudah mengenal bola pada abad ke 16. Permainan sepak bola di negara Jepang disebut juga dengan “Kemari”. Sepak bola pada zaman sebelumnya masih belum dikembangkan dan hanya dimainkan secara tradisional. Ketika sepak bola tiba di Inggris, ternyata rakyat Inggris sangat menggemari olahraga ini.2

1 Richard C. Giulianotti et. al., 2007, “Football-Soccer”, URL :

https://www.britannica.com/sports/football-soccer, diakses pada tanggal 20 November 2016.

2 Anonim, 2011, “History of Soccer”, URL : http:// www. sportsknowhow. com/ soccer/

(8)

2

Seiring dengan berjalannya waktu, sepakbola terus berkembang dan pada tanggal 21 Mei 1904 di Paris, Perancis, dibentuklah asosiasi sepakbola dunia yang bernama Federation Internationale de Football Association (selanjutnya disebut dengan FIFA). FIFA berkedudukan di Zurich, Swiss.3 Tujuan dari didirikannya FIFA adalah : 4

a. Mempromosikan dan mengembangkan sepakbola diseluruh dunia

b. Bekerja sama dengan asosiasi sepakbola regional untuk memantau perkembangan sepakbola diseluruh kawasan

c. Mengatur transfer pemain ditiap klub

d. Menerbitkan daftar peringkat anggota FIFA secara berkala

e. Menetapkan peraturan-peraturan mengenai jadwal turnamen dan tuan rumah suatu kompetisi.

Perkembangan sepakbola yang semakin pesat membuat sepakbola sebagai suatu industri. Sepakbola tidak lagi sebagai hiburan semata tetapi juga menjadi suatu pekerjaan tetap bagi para pemain sepakbola yang bermain di suatu klub. Para pemain sepakbola tersebut mendapat gaji tetap dari klubnya, sehingga mereka disebut sebagai pemain sepakbola profesional. Didalam ketentuan UU No. 3 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (selanjutnya disebut dengan UU Ketenagakerjaan), pemain sepakbola profesional adalah buruh. Buruh sendiri didalam Pasal 1 angka 3 UU Ketenagakerjaan adalah “setiap orang yang bekerja menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.” Karena hal tersebut muncul berbagai pendapat

3 Anonim, 2010, “Organisasi FIFA dan Perkembangan Dunia Sepak Bola”, URL :

http://www.anneahira.com/organisasi-fifa.htm, diakses pada tanggal 20 November 2016.

(9)

3

mengenai keberlakuan UU Ketenagakerjaan terhadap pemain sepakbola profesional. Di satu sisi, UU Ketenagakerjaan berlaku terhadap pemain sepakbola profesional, namun di sisi lain, ada yang menyatakan bahwa UU Ketenagakerjaan tidak berlaku bagi para pemain sepakbola profesional, karena dalam dunia olahgara, dikenal ada kekhususan yang disebut sebagai Lex Sportiva.

Dimitros Panagiotopoulos berpendapat bahwa,

“… Lex Sportiva is a legal order, which incorporates state-adopted law and the law adopted by the national and international bodies representing organized sport. These bodies operate to the standards of unions and in the context of the autonomy granted to such bodies and operate within states in a pyramid-like fashion and at international level in the form of a special relationship linking them to the relevant international sports federation. The law produced in this manner is thus a law which is, in essence, non-national law, which claims for itself direct and preferential application within sports

legal orders and the par excellence law in sports life”.5

Jika diartikan secara sederhana, Lex Sportiva adalah peraturan yang dibuat oleh induk organisasi olahraga dimana setiap anggota organisasi tersebut harus tunduk terhadap peraturan tersebut. Contoh dari induk organisasi olahraga adalah misalnya dalam olahraga sepakbola, induk organisasinya adalah FIFA, dalam olahraga bulutangkis, induk organisasinya adalah Badminton World Federation (BWF).

Hubungan kerja antara pemain sepakbola profesional dengan klub tidak semuanya bisa berjalan dengan baik dan lancar. Masih banyak kasus yang terjadi pada dunia persepakbolaan saat ini, terutama di Indonesia. Contohnya adalah

5 Hinca Panjaitan, 2010, “Memperkenalkan Lex Sportiva di Indonesia: Problema dan

Tantangan Dunia Olahraga di Indoesia dan Keterkaitannya dengan Aspek Hukum”, URL : http://www.lexsportiva.co.id/?lang=&page=content&ids=6&id=29#_ftn14, diakses pada tanggal 20 November 2016.

(10)

4

penunggakan gaji pemain oleh klub seperti yang dialami oleh pemain sepakbola asal Rusia, Sergei Litvinov.

Sergei Litvinov tidak mendapatkan gaji selama enam bulan oleh klubnya PSLS Lhokseumawe dengan nominal kurang lebih 124 juta rupiah. Untuk menyambung kehidupannya, Sergei Litvinov bekerja di sebuah warung jus buah milik Nugro di daerah Kartopuran, Serengan, Solo.6

Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (selanjutnya disebut dengan APPI) mengomentari adanya gerakan penggalangan dana untuk pemain asing PSLS Lhokseumawe, Sergei Litvinov. Mereka mengaku kasus Sergei tidak ada perkembangan.7

APPI menjadi salah satu pihak yang turut membantu menangani kasus Sergei, yang mengalami penunggakan gaji sejak 2013 lalu. Namun kasus tersebut hingga kini belum menemui perkembangan. Pasalnya pihak PSLS susah untuk dihubungi sehingga menyulitkan proses penyelesaian gaji tersebut.8 APPI pun telah berusaha

meminta bantuan kepada PSSI. Akan tetapi federasi sepakbola Indonesia itu belum memberikan jawaban.9

Pihak APPI pun sudah menyampaikan hal tersebut kepada PSSI dan melakukan kontak dengan legal PSSI. Tetapi belum ada perkembangan dan

6 M. Wismabrata, 2014, “Jualan Jus di Solo, Pesepak Bola Rusia Tak Ingin Mati seperti

Mendieta”, URL : http: //regional.kompas.com/ read/ 2014/ 06/ 07/ 1518590/ Jualan. Jus. di. Solo.Pesepakbola.Rusia.Tak.Ingin.Mati.seperti.Mendieta, diakses pada tanggal 20 November 2016.

7 Anonim, 2014, “APPI Soal Kelanjutan Kasus dan Donasi untuk Litvinov”, URL :

https://sport.detik.com/sepakbola/liga-indonesia/2624775/appi-soal-kelanjutan-kasus-dan-donasi-untuk-litvinov, diakses pada tanggal 21 Juli 2017.

8 Ibid. 9 Ibid.

(11)

5

berhenti di tengah jalan.10 Sekjen PSSI menilai kasus yang dialami Sergei Litvinov sebenarnya adalah tanggung jawab klub.11

Masalah tunggakan gaji seolah menjadi cerminan bahwa klub-klub di Indonesia selalu bermasalah dengan keuangan mereka. Masalah keuangan yang akhirnya juga berbuntut panjang membuat manajemen klub di Indonesia lebih sering menggunakan sistem kontrak pemain atau pelatih selama satu musim kompetisi, jauh berbeda dengan kebanyakan klub profesional di luar negeri.

Berdasarkan latar belakang di atas, penting untuk diteliti dan ditulis dalam suatu karya tulis ilmiah dengan judul : “AKIBAT HUKUM PENUNGGAKAN

GAJI PEMAIN SEPAKBOLA DILIHAT DARI HUKUM INTERNASIONAL (STUDI KASUS SERGEI LITVINOV)”.

10 Ibid.

11 Anonim, 2017, “Terusir dari Indonesia, Sergei Litvinov pulang ke Rusia dengan hati

menangis”, URL : https://simomot.com/2014/07/06/terusir-dari-indonesia-sergei-litvinov-pulang-ke-rusia-dengan-hati-menangis/, diakses pada tanggal 21 Juli 2017.

(12)

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik beberapa permasalahan, yaitu :

1. Bagaimana akibat hukum dari penunggakan gaji Sergei Litvinov dilihat dari hukum internasional ?

2. Bagaimana cara penyelesaian sengketa terkait dengan penunggakan gaji Sergei Litvinov ?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Dalam penelitian ini yang menjadi ruang lingkup pembahasan dalam tulisan ini, yaitu mengenai akibat hukum dari penunggakan gaji Sergei Litvinov dilihat dari hukum internasional. Serta dibahas pula penyelesaian sengketa penunggakan gaji Sergei Litvinov.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Berdasarkan informasi dan pemeriksaan setelah melakukan penelusuran, penelitian dengan judul : “AKIBAT HUKUM PENUNGGAKAN GAJI

PEMAIN DILIHAT DARI HUKUM INTERNASIONAL (STUDI KASUS SERGEI LITVINOV)”, pernah ditemukan judul sejenis sebelumnya, terdapat

perbedaan yaitu :

JUDUL RUMUSAN MASALAH NAMA PENULIS

TANGGUNG JAWAB HUKUM ANTARA PERSIS DENGAN PEMAIN SEPAKBOLA (1) Bagaimanakah proses perjanjian kerjasama antara klub sepakbola

(13)

7 DALAM MELAKSANAKAN OLAHRAGA SEPAKBOLA (SKRIPSI) Persis dengan pemainnya? (2) Bagaimanakah hak dan kewajiban klub sepakbola Persis dan

pemainnya yang terikat dalam perjanjian kerjasama di bidang olahraga? (3) Bagaimanakah tanggung jawab

hukum, apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya? KONTRAK KERJA PEMAIN SEPAKBOLA PROFESIONAL DENGAN KLUB SEPAKBOLA DI INDONESIA (SKIRPSI) (1) Apakah pemain sepakbola profesional yang melakukan

kontrak kerja dengan klub tunduk pada UU

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan? (2) Lembaga manakah yang berwenang memeriksa dan mengadili perselisihan tentang kontrak kerja antara pemain sepakbola profesional dengan klub sepakbola?

Ashari Setya

(14)

8

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini terbagi sebagai berikut :

1.5.1 Tujuan Umum

1. Untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya di bidang penelitian.

2. Untuk melatih diri dalam menyampaikan pikiran-pikiran ilmiah secara teoritis dan sistematis ke dalam bentuk karya tulis ilmiah.

3. Untuk mengembangkan ilmu hukum.

1.5.2 Tujuan Khusus

1. Untuk memahami dan menganalisa akibat hukum dari penunggakan gaji pemain sepakbola profesional jika dilihat dari hukum internasional. 2. Untuk memahami dan menganalisa penyelesaian sengketa atas

penunggakan gaji pemain sepakbola profesional.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat teoritis dan manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik sebagai masukan maupun sumbangan pemikiran untuk memperkaya dan mengembangkan ilmu hukum khususnya hukum kontrak internasional. Dalam hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi pembaca mengenai akibat hukum penyelesaian penunggakan gaji pemain sepakbola dalam hal ini Sergei Litvinov jika dilihat dari hukum internasional.

(15)

9

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai bahan kritikan atau masukan untuk memperbaiki kekurangan yang penulis amati di dalam instrumen hukum internasional terkait dengan wanprestasi kontrak khususnya penunggakan gaji pemain sepakbola serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah atau para pengambil keputusan dan bagi masyarakat luas serta para pemain sepakbola profesional jika terdapat kasus yang serupa.

1.7 Landasan Teoritis

Penulisan skripsi ini akan di dukung dengan beberapa teori atau asas atau prinsip-prinsip sehingga dalam pembahasannya akan diperoleh fakta-fakta yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini menggunakan landasan teori sebagai berikut :

1. Prinsip Kebebasan Berkontrak

Prinsip kebebasan berkontrak mensyaratkan bahwa para pihak bebas menutup kontrak. Para pihak bebas menetapkan bentuk dan isi kontrak berdasarkan kesepakatan mereka. Prinsip ini sering kali disebut dengan party

autonomy. Prinsip ini merupakan prinsip terpenting dan aturan dasar yang

utama. Pengakuan secara tegas terhadap prinsip ini termuat dalam prinsip UNIDROIT The International Institute for the Unification of Private Law (the UNIDROIT Principles of International Contract tahun 1994). Dalam Pasal 1.1 ditegaskan bahwa “The parties are free to enter into a contract and to

(16)

10

determine its content.” Dalam penjelasanya disebutkan bahwa berdasarkan prinsip ini, setiap pengusaha memiliki hak untuk memutuskan secara bebas dengan siapa saja mereka akan menawarkan produk barang atau jasanya dan dengan pihak siapa mereka akan mendapatkan produk yang dibutuhkan. Mereka juga berhak secara bebas untuk menentukan syarat-syarat yang berlaku untuk transaksi yang mereka buat. 12

Namun prinsip ini tidak dapat menyimpangi prinsip fundamental yang pertama. Hukum nasional tetap harus diperhatikan dan tidak boleh disampingi walaupun disepakati oleh para pihak. Pembatasan tersebut dikenal dengan

pacta privata juri public derogare non pissunt.13

2. Prinsip Pacta Sunt Servanda

Pacta sunt servanda adalah prinsip yang mensyaratkan bahwa kesepakatan atau kontrak yang telah ditandatangani harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya (dengan itikad baik). Prinsip ini pun sifatnya universal. Setiap sistem hukum di dunia menghormati prinsip ini.14 Kewajiban menghormati dan melaksanakan ketentuan-ketentan dalam kontrak ini sifatnya adalah mutlak karena kesepakatan tersebut berlaku sebagaimana Undang-Undang. Setiap pihak wajib menjalankam walaupun pelaksanaannya ternyata menguntungkan atau tidak menguntungkan.15

12 Huala Adolf, 2008, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional, PT. Refika Aditama,

Bandung, (Selanjutnya disebut dengan Huala Adolf I), h. 19.

13 Ibid, h. 20.

14 Huala Adolf, 2004, Hukum Perdagangan Internasional (Prinsip-prinsip dan Konsepsi

Dasar), Bandung, (Selanjutnya disebut dengan Huala Aolf II), h. 16.

(17)

11

3. Prinsip Good Faith (Itikad Baik)

Itikad baik harus dianggap ada pada waktu negoisasi, pelaksanaan kontrak, hingga penyelesaian sengketa. Prinsip ini penting karena dibutuhkan kepercayaan dari para pihak agar pembuatan kontrak dapat direalisasikan.16

4. Teori Hubungan Hukum Internasional dan Hukum Nasional a. Teori Monoisme

Menurut teori monoisme, hukum nasional dan hukum internasional hanyalah merupakan bagian saja dari satu sistem hukum yang lebih besar yaitu hukum pada umumnya.17 Menurut teori monoisme ini semua hukum yang adalah merupakan satu kesatuan yang mempunyai kekuatan mengikat.18 Apakah mengikat individu-individu ataupun mengikat negara-negara ataupun mengikat subyek-subyek hukum lainnya, semua itu adalah merupakan satu kesatuan hukum yaitu hukum yang berlaku bagi umat manusia.19

b. Teori Dualisme

Teori dualisme memandang bahwa hukum internasional dan hukum nasional adalah merupakan dua bidang hukum yang berbeda dan berdiri sendiri satu dengan lainnya.20 Hukum internasional dan hukum nasional

16 Huala Adolf I, loc.cit.

17 I Wayan Parthiana, 2003, Pengantar Hukum Internasional, CV. Mandar Maju, Bandung,

h. 304.

18 Ibid. 19 Ibid. 20 Ibid, h. 306

(18)

12

berbeda dalam hal subyeknya di mana subyek hukum internasional adalah negara sedangkan subyek hukum nasional adalah individu.21 Perbedaan

lain adalah ruang lingkup berlakunya, di mana hukum nasional berlaku di dalam batas-batas wilayah negara sedangkan hukum internasional berlaku antar negara.22 Perbedaan lain adalah sumbernya di mana sumber hukum nasional adalah kehendak negara sedangkan sumber hukum internasional adalah kesepakatan antara negara-negara.23

5. Teori Common Consent

Menurut teori ini, hakekat dan daya mengikat hukum internasional tidak terletak pada kehendak sepihak negara-negara, melainkan pada kehendak bersama negara-negara.24 Jika negara-negara tunduk pada hukum internasional, disebabkan karena terdapat kehendak bersama dari negara-negara untuk tunduk dan terikat pada hukum internasional.25

1.8 Metode Penelitian

Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi, ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interrelasi yang sistematis dari fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis.26

21 Ibid. 22 Ibid. 23 Ibid. 24 Ibid, h. 30. 25 Ibid.

26 Bambang Sunggono, 2007, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo, Jakarta,

(19)

13

Penelitian hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.27 Dalam penelitian ini metode penelitian yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

1.8.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah penelitian normatif, yaitu aspek hukum sebagai sebuah bangunan sistem norma. Soerjono Soekanto menyatakan, bahwa penelitian hukum normatif mencakup : penelitian terhadap asas-asas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap taraf sinkronisasi vertical dan horizontal, perbandingan hukum dan sejarah hukum.28

1.8.2 Jenis Pendekatan

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan Pendekatan Perundang-undangan (The Statute Approach). Pendekatan undang-undang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut

27 Ibid, h. 38

28 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif : Suatu Tinjauan

(20)

14

dengan isu hukum yang sedang ditangani29, dan Pendekatan Fakta (The Fact Approach), pendekatan fakta dilakukan dengan mengkaji fakta-fakta yang terjadi dalam suatu masalah.

1.8.3 Sumber Bahan Hukum

Suatu penelitian hukum normatif itu sumber datanya adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari penelitian kepustakaan dan dokumen, yang merupakan hasil penelitian dan pengolahan orang lain, yang sudah tersedia dalam bentuk buku-buku atau dokumen yang biasanya disediakan di perpustakaan, atau milik pribadi.30

Data sekunder itu terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier.

1) Bahan Hukum Primer yaitu bahan-bahan hukum yang sifatnya mengikat, dalam penelitian ini yang menjadi bahan hukum primer adalah Statuta FIFA, Circular FIFA, FIFA Regulations on the Status and Transfers of Players, FIFA Club Licensing Regulations, Statuta PSSI, Regulasi Mengenai Hukum Acara Ajudikasi Sengketa Pemain di Komite Status Pemain PSSI, UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan PP No. 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan.

29 Peter Mahmud Marzuki, 2009, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,

Jakarta, h. 93.

30 Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum,

(21)

15

2) Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti pendapat-pendapat para sarjana hukum.

3) Bahan Hukum Tersier yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

1.8.4 Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan bahan hukum yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah dengan studi kepustakaan (library research) dimana studi kepustakaan ini merupakan teknik pengumpulan bahan-bahan hukum dengan cara mempelajari buku-buku hukum, majalah hukum, ketentuan-ketentuan hukum atau pendapat-pendapat para pakar hukum, dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan erat dengan permasalahan yang dibahas.

1.8.5 Teknik Analisa Bahan Hukum

Analisis data merupakan kegiatan dalam penelitian yang berupa melakukan kajian atau telaah terhadap hasil pengolahan data yang dibantu dengan teori-teori yang telah didapatkan sebelumnya.31 Adapun teknik pengolahan bahan hukum yaitu setelah bahan hukum terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik deskripsi yaitu dengan memaparkan bahan

31 Mukti Fajar et al., 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, PT. Pustaka

(22)

16

hukum primer dan bahan hukum sekunder apa adanya.32 Bahan hukum primer dan sekunder yang terkumpul selanjutnya diberikan penilaian (evaluasi), kemudian dilakukan interpretasi dan selanjutnya diajukan argumentasi. Argumentasi disini dilakukan oleh penulis untuk memberikan penilaian mengenai benar atau salah maupun apa yang seharusnya menurut hukum terhadap fakta atau peristiwa hukum dari hasil penelitian. Dari hal tersebut nantinya akan ditarik kesimpulan scara sistematis agar tidak menimbulkan kontradiksi antara bahan hukum yang satu dengan bahan hukum yang lain.

Teknik lainnya yang penulis gunakan adalah teknik Analisis, yaitu pemaparan secara mendetail dari penjelasan yang didapat pada tahap sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini sehingga keseluruhannya membentuk satu kesatuan yang berhubungan secara logis.33

32 Ronny Hanitijo, 1991, Metode Penelitian Hukum, Cet. II, Ghalia Indo, Jakarta, h. 93. 33 Ibid.

Referensi

Dokumen terkait

Dosy Kindelia Kirani Produser Program Stand up comedy Mengatakan 31 : “ Ide kreatif itu adalah apa yang orang lain tidak fikirkan “out of the box” dan memikirkan apa yang

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja penyuluh pertanian dalam melaksanakan pengelolaan kegiatan fasilitasi akses sumber

Dari hasil analisis data dari pengujian hipotesis yang dilakukan maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah: 1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan dan kegagalan shooting dalam setiap jenis point tembakan dan daerah tembakan di setiap serangan yang dilakukan tim

Agama Buddha, pertama dibabarkan oleh Sang Buddha sendiri dan kemudian bersama dengan murid-murid Beliau yang telah mencapai tingkat Arahat. Selama dua ratus tahun

Lembar kerja hasil penyelesaian perhitungan tegangan normal dan tegangan geser Ketepatan hasil penyelesain masalah / tugas 15 1,2,3,4,5 9-11 Menerapkan perangkat lunak

Berdasarkan kandungan fosil Foraminifera planktonik yakni dengan hadirnya Globorotalia acostaensis untuk pertama kalinya pada sampel PS2, di bagian atas Formasi Ledok,

koperasi tersebut di atas di Persidangan Negeri Perak 2021 yang akan diadakan pada 17 Mac 2021 (Rabu). Bersama-sama ini disertakan pengesahan saya sebagai wakil