10 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan refrensi oleh peneliti dengan berbagai macam hasil penelitian yang bervariasi, diantaranya adalah :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian
1. Mega Dwi Siahaan, 2013 (SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA) Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan Pada Mahasiswa Perguruan Tinggi Di Surabaya a. Pengetahuan Keuangan (X1) b. Perencanaan Keuangan (X2) c. Kontrol Diri (X3) d. Perilaku Pengelolaan Keuangan (Y) • X1, X2, X3 secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan mahasiswa. • Perencanaan keuangan berpengaruh signifikan terhadap perilaku pengelolaan keuangan mahasiswa di Surabaya 2. Melfa Anggun Saputri, 2019 (INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA ) Pengaruh Tingkat Literasi Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan Pada Pelaku UMKM Kecamatan Literasi keuangan yang terdiri dari :
• Pengatahuan Dasar Pengelolaan Keuangan (X1) • Pengelolaan Kredit (X2)
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tingkat literasi keuangan memiliki pengaruh positif terhadap pengelolaan keuangan usaha UMKM. Semakin tinggi literasi keuangan pada
11 Mojolaban Kabupaten Sukoharjo • Pengelolaan Tabungan Dan Investasi (X3) • Manajemen Resiko (X4) • Pengelolaan Keuangan (Y) UMKM, maka pengelolaan keuangan usaha akan semakin bagus. 3. Yeni Anggraeni Putri, 2017 (SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA) Pengaruh Pengetahuan Keuangan Dan Pendidikan Keuangan Di Keluarga Terhadap Pengelolaan Keuangan Keuangan Mahasiswa Di Surabaya • Pengetahuan Keuangan (X1) • Pendidikan Keuangan di Keluarga (X2) • Pengelolaan Keuangan Mahasiswa (Y) • Pengetahuan Keuangan berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pengelolaan keuangan mahasiswa di Surabaya. • Pendidikan keuangan di keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap pengelolaan keuangan mahasiswa di Surabaya. 4. Pahrudin, Irma Wahyuni Hakim, Shollina, 2018 (UNIVERSIT AS HAMZANWA DI) Analisis Tingkat Literasi Keuangan Mahasiswa Universitas Hamzanwadi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi nya • Perilaku Keuangan (X1) • Pelelolaan Keuangan (X2) • Literasi Keuangan (Y) Pengelolaan keuangan mempunyai pengaruh terhadap literasi keuangan mahasiswa. Perilaku dan pengelolaan keuangan mempunyai pengaruh secara simultan terhadap tingkat literasi keuangan mahasiswa Universitas Hamzanwadi.
12 Zahriyan, 2016 (SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA) Literasi Keuangan Dan Sikan Terhadap Uang Pada Perilaku Pengelolaan Keuangan Keluarga Keuangan (X1) • Sikap Terhadap Uang (X2) • Perilaku Pengelolaan Keuangan Keluarga (Y) berpengaruh positif tidak signifikan pada perilaku pengelolaan keuangan keluarga. Sikap terhadap uang tidak berpengaruh negatif signifikan pada perilaku pengelolaan keuangan keluarga.
B. Tinjauan Teori
Ilmu keuangan merupakan sebuah ilmu yang dinamis dan prakteknya melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, ilmu ini mutlak diperlukan oleh setiap orang supaya dapat secara optimal menggunakan produk-produk finansial dan dapat membuat keputusan keuangan yang tepat pada keuangan pribadi. Pengetahuan dan implementasi atas praktek keuangan pribadi yang sehat perlu dimiliki dan dilakukan oleh setiap orang. Pengetahuan dan implementasi seseorang atau masyarakat dalam mengelola keuangan pribadinya ini sering dikenal sebagai literasi keuangan (financial literacy) (Warsono, 2010).
1. Literasi Keuangan
Financial Literacy atau yang sering disebut juga dengan literasi
keuangan adalah tingkatan pengetahuan, keyakinan masyarakat berkaitan dengan lembaga keuangan dan juga produk dan jasanya yang dikeluarkan dalam parameter ukuran indeks. Definisi literasi keuangan menurut Manurung (2009) adalah seperangkat keterampilan dan pengetahuan yang
13
memungkinkan seorang individu untuk membuat keputusan efektif dengan semua sumber daya keuangan mereka. Kaly, Hudson dan Vush (2008) mengatakan definisi literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami kondisi keuangan serta konsep keuangan dan untuk merubah pengetahuan itu secara tepat ke dalam perilaku.
Definisi literasi keuangan menurut Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (2013) adalah rangka proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keyakinan (convidence), dan keterampilan (skill) konsumen dan maasyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan yang lebih baik. Sedangkan menurut OJK (2014) literasi keuangan adalah pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang mempengaruhi sikap dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Kharchenko (2011) menyatakan bahwa literasi keuangan adalah sebuah keterampilan numerik yang diperlukan dan pemahaman terhadap konsep dasar ekonomi yang dibutuhkan untuk mendidik dalam keputusan menyimpan dan meminjam. Mendari dan Kewal (2014), literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar dari masalah keuangan. Simpulan pendapat di atas yaitu, literasi keuangan merupakan serangkaian pengetahuan keuangan yang berguna untuk meningkatkan keterampilan seseorang dalam mengelola keuangan sehingga dapat terhindar dari masalah keuangan.
14 a. Tingkat Literasi Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK, 2014) menjelaskan terdapat tingkatan literasi keuangan seseorang yang diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan, antara lain :
1) Well Literate
Di tahap ini, seseorang yang mempunyai pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan dan juga produk atau jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan resiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan serta juga mempunyai keterampilan dalam memakai produk dan jasa keuangan.
2) Suff Literate
di tahap ini, seseorang mempunyai pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan dan juga produk dan jasa keuangan termasuk fitur, manfaat dan resiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.
3) Less Literate
Di tahap ini, seseorang hanya mempunyai pengetahuan tentang lembaga jasa keuangan, produk dan jasa keuangan.
4) Not Literate
Di tahap ini, seseorang tidak mempunyai pengetahuan dan keyakinan tentang lembaga jasa keuangan dan juga produk serta jasa keuangan, serta tidak mempunyai keterampilan dalam memakai produk dan jasa keuangan.
15 b. Aspek-Aspek Literasi Keuangan
Chen dan Volpe menyatakan terdapat aspek-aspek literasi keuangan yang dibedakan menjadi empat aspek, antara lain :
1) Pemahaman beberapa hal yang berhubungan dengan pengetahuan dasar mengenai keuangan pribadi.
2) Savings dan borrowing (tabungan dan pinjaman), ini mencakup pengetahuan yang berhubungan dengan tabungan dan pinjaman seperti pemakaian kartu kredit.
3) Insurance (asuransi), ini mencakup pengetahuan dasar asuransi dan produk asuransi misalnya asuransi jiwa dan asuransi kendaraan bermotor.
4) Investment (investasi), ini mencakup pengetahuan tentang suku bungan pasar, reksadana, dan resiko investasi.
Sedangkan menurut Nababan dan Sadalian (Budiono, 2012) mengatakan bahwa aspek literaasi keuangan aada lima, diantaranya :
1) Basic Personal Finance
Basic Personal Finance meliputi berbagai pemahaman dasar
seseorang dalam sebuah sistem keuangan seperti perhitungan bunga sederhana, bunga majemuk, inflasi, oportunity, cost, nilai waktu, likuidasi aset, dan lain sebagainya.
16
Money Management belajar tentang seorang individu dalam
mengelola uang pribadi mereka. Semakin banyak pemahaman tentang literasi keuangan maka semakin baik pula individu tersebut dalam pengelolaan uang pribadi mereka.
3) Credit dan Debt Management
Manajemen pengkreditan merupakan serangkaian aktivitas dam komponen yang saling berkaitan satu sama lain secara sistematis dalam proses penumpulan dan penyajian informasi pengkreditan suatu bank.
4) Saving dan Investment
Tabungan (saving) yaitu bagian pendapatan masyarakat yang tidak dipakai untuk aktivitas konsumsi, sedangkan bagian tabungan yang dipakai untuk kegiatan ekonomi (menghasilkan barang dan jasa) yang menguntungkan disebut dengan investasi (investment).
5) Risk Management
Resiko adalah suatu yang timbul karena adanya suatu ketidakpastian. Tujuan manajemen resiko adalah untuk melakukan pengelolaan resiko menjadikan kerugian yang dialami dapat diminimalisir atau keuntungan yang akan didapat bisa dimaksimalkan.
17
Menurut Oseifuah (2010) dan Wise (2013), terdapat beberapa elemen kunci dari kemampuan dan pengetahuan literasi keuangan yang biasanya disebutkan dalam literatur, yaitu:
1) Pengetahuan matematis dan pengetahuan standar seperti angka dasar dan kemampuan dalam memahami.
2) Pemahaman keuangan mengenai sifat dasar dan bentuk uang, bagaimana uang digunakan dan konsekuensi dari keputusan konsumsi.
3) Kompetensi keuangan seperti memahami ciri-ciri utama dari layanan dasar keuangan, sikap dalam menggunakan uang dan tabungan, memahami pencatatan keuangan dan menyadari pentingnya membaca dan memeliharanya.
4) Sadar akan risiko-risiko yang berhubungan dengan produk keuangan, dan memahami hubungan antara risiko dan pendapatan. 5) Tanggung jawab keuangan, yaitu kemampuan untuk membuat
keputusan yang tepat mengenai isu-isu keuangan, mengetahui hak dan tanggung jawab konsumen, kemampuan, dan kepercayaan untuk mencari bantuan ketika sesuatu berjalan tidak semestinya. d. Pengukuran Literasi Keuangan
Menurut Kharchenko (2011), terdapat dua pendekatan untuk mengukur literasi keuangan :
18
Menurut pendekatan pertama responden diminta untuk mengevaluasi kemampuan literasi mereka dengan memberikan informasi mengenai sikap mereka terhadap keputusan keuangan, pengetahuan, dan informasi. Pendekatan ini telah digunakan oleh Jappelli (2010) yang menunjukkan sebuah perbandingan internasional dari tingkat literasi pada 55 negara berdasarkan indikator literasi keuangan yang disediakan oleh IMD World
Competitive Yearbook (WCY). 2) Objective measures like test score
Pendekatan kedua dalam mengukur literasi keuangan bergantung pada tes objektif yang menilai pengetahuan istilah keuangan dari responden, memahami berbagai konsep keuangan dan kemampuan untuk mengaplikasikan kemampuan numerik dalam keadaan khusus yang berhubungan dengan keuangan. Objektif tes telah ditemukan untuk menilai pengetahuan keuangan responden dengan lebih baik daripada self assessment (OECD, 2005).
2. Pengetahuan Keuangan
Pengetahuan keuangan adalah proses yang mana untuk memperoleh pengetahuan yang terkait dengan keuangan. Pengetahuan keuangan ini membantu dalam membuat keputusan yang tepat. Pengetahuan keuangan didefinisikan jenis modal yang terakumulasi dalam kehidupan seseorang, mengembangkan keterampilan untuk mengelola
19
sumber keuangannya (Rohwedder dan Wills, 2010). Kiyosaki dalam Septiani, (2013) menyatakan bahwa dalam melakukan pengelolaan keuangan membutuhkan pengetahuan keuangan.
Perlu diketahui bahwa untuk memiliki pengetahuan keuangan maka perlu mengembangkan financial skill dan financial tools. Financial
skill adalah teknik untuk membuat keputusan dalam personal financial
management. Contoh dari financial skill itu sendiri seperti membuat anggaran, memilih investasi, memilih rencana asuransi dan menggunakan kredit. Financial tools adalah bagan yang dipergunakan dalam pembuatan keputusan personal financial management. Contoh dari financial tools seperti kartu kredit, kartu debit, cek.
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Kurniawati, 2017) :
a) Pengetahuan mengenai penyusunan anggaran. b) Pengetahuan mengenai suku bunga dan kredit.
c) Pengetahuan mengenai deposito dan produk perbankan. d) Pengetahuan mengenai investasi.
e) Pengetahuan mengenai deviden. f) Pengetahuan mengenai dana pensiun.
Pengetahuan mengenai produk asuransi 3. Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan ialah mengatur situasi keuangan kita sendiri dengan menggunakan dasar perencanaan keuangan yang dimana dimulai
20
dari membuat anggaran keuangan kita sendiri yang bertujuan untuk mencapai tujuan kebutuhan keuangan pribadi atau individual. Perencanaan keuangan menurut Certified Financial Planner, Board of Standards adalah proses mencapai tujuan hidup seseorang melalui manajemen kauangan secara terencana. Tujuan hidup itu termasuk membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak atau merencanakan pensiun.
Menurut Senduk (2001) perencanaan keuangan adalah proses merenvanakan tujuan-tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Yang dimaksud dengan tujuan keuangan itu adalah keinginan keuangan yang ingin direalisasikan. Gozali (2002) mendefinisikan rencana keuangan sebagai “Sebuah strategi yang apabila dijalankan bisa membantu anda mencapai tujuan keuangan dimasa datang”. Sedangkan Dorimulu (2003) dalam artikelnya menyatakan bahwa perencanaan keuangan atau
financial planning merupakan “Proses mencapai tujuan hidup yakni masa
depan yang sejahtera dan bahagia lewat penataan keuangan”.
Dalam melakukan perencanaan keuangan pribadi, ada beberapa proses yang akan dilalui dan perlu diketahui. Proses perencanaan keuangan ini dilakukan bukan oleh seorang perencana keuangan, namun oleh individu yang mempunyai tujuan-tujuan keuangan di masa depan. Perencana keuangan hanya memberikan arahan (guidance) dan rekomendasi atau nasihat (advice) kepada individu tersebut pada saat melakukan perencanaan keuangan. Perencanaan keuangan adalah kegiatan untuk memperkirakan pendapatan dan pengeluaran yang akan datang
21
seperti mencatat pendapatan dan pengeluaran agar tujuan dalam perencanaan keuangan dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik sesuai dengan yang sudah di rencanakan dengan baik (Ghozali.2001)
Bertisch (1994) mengatakan bahwa “Perencanaan Keuangan dapat diartikan sebagai persiapan atau kondisi yang hati-hati terhadap rencana-rencana dalam rangka untuk mempersiapkan keinginan dan tujuan keuangan dimasa yang akan datang. Bukan analisa investasi tetapi meliputu stategi untuk mendapatkan tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan keuangan merupakan pengembangan rencana jangka panjang untuk mencapai keberhasilan keuangan. Oleh karena iti apabila kita akan merancanakan sebuah pengeluaran atau menginvestasikan uang kita maka perencanaan keuangan sangat membantu kita dalam keberhasilan pengambilan keputusan yang tepat baik itu keputusan besar maupun keputusan kecil. Perencanaan keuangan yang baik akan menghasilkan sebuah rencana keuangan yang jelas dan memudahkan perencana untuk mencapai tujuan finansialnya. Rencana keuangan ini ibarat peta blueprint yang dapat menunjukkan kemana arah kondisi keuangan individu atau keluarga akan berjalan. Sebuah rencana keuangan yang komprehensif dan lengkap haruslah terdiri dari empat bagian, diantaranya :
a. Manajemen Kekayaan (wealth management)
b. Perencanaan Asuransi (risk and insurance planning) c. Perencanaan Pensiun (pension planning)
22
d. Perencanaan Pengalihan harta bawaan (pension planing)
4. Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan adalah sebuah tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan di masa yang akan datang. Pengelolaan keuangan meliputi pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan keuangan keluarga, dan pengelolaan keuangan perusahaan. Pengelolaan keuangan merupakan bagian penting dalam mengatasi masalah ekonomi, baik masalah ekonomi individu, keluarga, maupun perusahaan. Pengelolaan keuangan merupakan sebuah proses yang dimaksudkan untuk mengelola fungsi-fungsi dari keuangan secara efektif dan efisien.
Mulyasa (2002) menyatakan bahwa pengelolaan keuangan dibagi ke-dalam tiga fase, yakni financial planning (penganggaran / perencanaan keuangan), implementation (penerapan), dan evaluation (evaluasi). Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan merupakan pengetahuan terkait dasar-dasar prinsip pengelolaan keuangan yang dimiliki seseorang untuk nantinya digunakan sebagai acuan pengelolaan keuanga pribadi, keluarga dan usaha yang dimilikinya (Chen dan Volpe : 1998). Ardiani (2011:120) menjelaskan lebih detail lagi tentang mengelola keuangan, yaitu proses yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan dengan disiplin, dan melakukan evaluasi atau revisi jika diperlukan.
23
Secara umum, tujuan dari pengelolaan keuangan, antara lain sebagai berikut :
a. Mencapai target dana tertentu dimasa yang akan datang b. Melindungi dan meningkatkan kekayaan yang dimiliki c. Mngatur arus kas (pemasukan dan pengeluaran uang)
d. Melakukan manajemen resiko dan mengatur resiko investasi dengan baik
e. Mengelola utang piutang
D. Tahapan dalam Pengelolaan Keuangan
Setelah kita mengetahui tentang pengertian dan tujuan pengelolaan keuangan, selanjutnya kita harus mengetahui tentang tahapan yang harus dilakukan dalam pengelolaan keuangan. Tahapan dalam melakukan pengelolaan keuangan adalah sebagai berikut.
a. Mencatat Harta/Aset yang Sudah Dimiliki
Setiap orang pasti memiliki harta/aset: yang dicatat sebagai harta produktif maupim konsumtif. Harta produktif adalah harta yang memberikan penghasilan rutin atau keuntungan pada saat harta tersebut dijual kembali. Contohnya tabungan (yang tidak dipakai untuk belanja atau keperluan konsumtif), deposito, reksadana, rumah (yang dikontrakkan bukan yang ditempati). Adapun harta konsumtif merupakan harta yang tidak memberikan penghasilan, baik penghasilan secara rutin maupun keuntungan ketika dijual kembali.
24
Contohnya perlengkapan dan peralatan ruman tangga (televisi, meja makan, dan sofa), perhiasan yang dipakai, mobil, dan motor.
b. Mulailah Mencatat Semua Pengeluaran
Setelah mencatat semua harta/asset, kalian mendapatkan informasi tentang posisi keuangan saat ini. Hal tersebut berguna dalam melakukan langkah selanjutnya yaitu mencatat semua pengeluaran dan merencanakan pengeluaran. Kegiatan mencatat semua pengeluaran akan memberikan informasi tentang banyaknya uang yang telah dikeluarkan. Hal tersebut menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk mengontrol pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu. Pencatatan pengeluaran juga membantu untuk mengetahui frekuensi pengeluaran untuk suatu pos tertentu, sehingga dapat membedakan mana yang termasuk kebutuhan dan mana yang termasuk keinginan.
c. Identifikasi Pengeluaran Rutin Bulanan dan Tahunan
Setiap orang atau keluarga biasanya punya pola pengeluaran yang mirip dari bulan ke bulan, termasuk dari tahun ke tahun. Setelah memiliki catatan pengeluaran, coba identifikasi apa saja yang menjadi pengeluaran rutin dan bagaimana frekuensinya. Kegiatan ini dilakukan untuk membuat pemetaan pengeluaran, apakah pengeluaran tersebut
25
sifatnya rutin bulanan atau tahunan, hal tersebut akan berguna sebagai bahan dalam membuat perencanaan keuangan.
d. Menyusun Rencana Pengeluaran (budgeting)
Dalam menyusun rencana pengeluaran, hal-hal yang perlu diperhatikan, di antaranya sebagai berikut :
a) Membedakan kebutuhan dan keinginan
Dari segi bahasa, butuh adalah kata sifat yang menunjukkan mau tidak mau harus melakukan satu hal, karena kalau tidak dilakukan akan mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga memerlukan prioritas. Sementara ingin menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan karena menginginkan sesuatu hal padahal belum tentu dibutuhkan. Dengan kata lain, kebutuhan (need) adalah sesuatu yang sifatnya mendasar dan harus dipenuhi karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, sedangkan keinginan (want) adalah kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pendidikan, selera, dan faktor lainnya. Kebutuhan harus menjadi prioritas dibanding keinginan.
b) Pilihlah prioritas terlebih dahulu
Dalam menentukan prioritas pengeluaran, seseorang dapat membagi pos-pos pengeluaran ke dalam tiga kelompok, yaitu biaya hidup, cicilan utang, dan premi asuransi. Biaya hidup adalah semua pos pengeluaran yang biasa dilakukan seseorang agar dapat menjaga kelangsungan hidupnya. Contohnya membeli sembako,
26
membayar telepon, listrik, air, dan biaya sekolah anak. Adapun cicilan utang adalah semua pos pembayaran utang yang biasa dilakukan setiap bulan. Seperti pembayaran cicilan rumah, cicilan kendaraan, dan cicilan kartu kredit. Menurut Aidil Akbar (2013), secara umum utang dapat dibagi menjadi utang produktif dan utang konsumtif. Utang produktif adalah segala jenis utang yang mempunyai ciri nilai asset yang dibeli dengan cara berutang yang meningkat seiring dengan berjalannya waktu, sementara utang; konsumtif adalah segala jenis utang yang mempunyai ciri nilai asset yang dibeli dengan cara berutang yang menurun seiring dengan berjalannya waktu. Adapun premi asuransi adalah semua pengeluaran yang dilakukan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran asuransi seperti asuransi jiwa, kesehatan, dan asuransi kerugian (rumah dan kendaraan). Khusus untuk pos pengeluaran asuransi, biasanya tidak semua orang memiliki pos ini, premi asuransi biasanya hanya bagi mereka yang sudah memiliki pendapatan tertentu dan memahami pentingnya asuransi sebagai upaya preventif dalam menanggung risiko di kemudian hari. Jika semua pengeluaran ternyata masuk ke dalam tiga kelompok tersebut, maka harus disusun skala prioritas. Prioritas pertama adalah cicilan utang, mengapa? Karena cicilan utang mempunyai akibat tersendiri berupa denda. Selain itu saldo utang yang belum terbayar akibat sering terlambat akan terkena bunga kembali,
27
walaupun hanya telat bayar beberapa hari. Prioritas kedua adalah membayar pos-pos premi asuransi, mengapa? Karena jika terlambat membayar maka proteksi yang dimiliki dari program asuransi dapat hilang. Prioritas ketiga adalah membayar biaya hidup. Karena biaya hidup tidak akan menimbulkan bahaya jika telat membayar 3-4 hari. Misalnya belanja bulanan dapat ditangguhkan 3-4 hari waktu pembeliannya.
c) Ketahui cara yang baik dalam mengeluarkan uang untuk setiap pengeluaran
Cara yang baik dalam mengeluarkan uang untuk setiap pos pengeluaran adalah dengan melakukan penghematan. Hemat adalah mencari cara agar dapat mengeluarkan uang yang lebih sedikit untuk mencapai tujuan yang sama, Berhemat itu bukan menderita. Contohnya jika akan melakukan perjalanan Bandung-Surabaya dengan pesawat;, maka kahan dapat mencari maskapai penerbangan yang menawarkan tarif paling rendah dibandingkan maskapai penerbangan yang lain. Bukan mengganti dengan perjalanan darat karena tetap akan rugi dari sisi waktu.
d) Menabung secara periodik
Menabung yang baik dilakukan segera setelah anda mendapatkan penghasilan. Jadi begitu gajian tiba, sesuai rencana yang telah dibuat, segera simpan sejumlah tertentu untuk ditabungkan. Agar aman, pisahkan rekening bank untuk tabungan dan jika perlu
28
jangan dibuatkan ATM sehingga anda tidak tergoda untuk mengamhilnya kembali.
e) Perencanaan program untuk masa depan
Rencanakan keperluan atau rencana khusus untuk masa depan. Perkirakan jumlah pengeluaran yang dibutuhkan dan sisihkan setiap bulan sehingga mencapai jumlah yang cukup ketika waktunya tiba.
Aspek Pengelolaan Keuangan
Dalam pengelolaan keuangan, ada lima aspek yang mesti Anda perhatikan diantaranya:
a. Mendapatkan Uang
Mana bisa belanja atau bayar tagihan kalau tidak punya uang. Jadi, bisa dibilang aspek ini menjadi dasar dari pengelolaan sebuah pengelolaan keuangan. Karena tanpa adanya uang yang dapat diatur, mustahil Anda melakukan pengelolaan secara tepat dan baik. Cara mendapatkan uang tentu harus dengan bekerja dan berusaha sesuai keahlian dan kesempatan yang Anda miliki. Jangan lupa, dibalik uang yang Anda dapatkan, terdapat pihak lain yang mesti mendapatkan uang sebagai hadiah atau hibah, misalnya saja ahli waris yang mendapatkan warisan.
b. Merencanakan Pemakaian Uang
Inilah poin yang bisa dibilang menjadi permulaan dari sebuah perencanaan keuangan yang baik. Namanya juga merencanakan, pastinya hal ini harus dilakukan di awal sebelum Anda mengeluarkan uang. Buat
29
alokasi uang yang rencananya mau dikeluarkan, ditabung, dan diinvestasikan. Dengan begitu, Anda menjadi tahu mana pos yang mesti diutamakan untuk dipenuhi lebih dulu. Usahakan jangan sampai melanggar rencana yang sudah dibuat, karena hal itu akan mengacaukan rencana keuangan yang sudah dibuat.
c. Menyimpan Uang
Setelah memperoleh uang dari hasil kerja maupun hadiah tersebut, sebaiknya Anda langsung menyisihkan sebagian nominalnya. Kegiatan ini dikenal dengan istilah menabung. Anda dapat menyimpan uang tersebut di rumah dititipkan kepada seseorang, ataupun menaruhnya di bank agar lebih aman. Banyak orang menabung sisa pemakaiannya, padahal seharusnya menabung dilakukan pada saat pendapatan baru diperoleh. d. Mengembangkan Uang
Selain menyisihkan sebagian pendapatan Anda untuk disimpan guna keadaan darurat ataupun untuk keperluan yang direncanakan, Anda juga dapat mengelola keuangan dengan cara mengembangkan dana yang sudah ada. Pengembangan uang ini disebut sebagai investasi. Investasi dapat dilakukan sendiri melalui pengembangkan usaha. Contohnya Anda menambah modal usaha Anda agar keuntungan yang didapat nantinya semakin besar. Selain itu, investasi bisa Anda lakukan dengan membeli produk keuangan investasi, seperti saham, reksadana, maupun obligasi atau surat utang.
30
Tentu tujuan utama Anda mencari uang adalah untuk memakainya guna memenuhi keinginan dan kebutuhan. Dalam hal ini sangat dibutuhkan kemampuan membedakan mana keinginan dan kebutuhan dari Anda. Usahakan untuk memenuhi apa yang menjad kebutuhan lebih dulu. Seperti membayar tagihan bulanan, biaya transportasi, biaya makan dan minum sehari-hari, dan lainnya yang menyangkut harkat hidup Anda sendiri. Jikalah dana yang tersedia lebih, baru Anda bisa mempergunakannya sesuai keinginan. Namun Anda harus mengingat beberapa hal, seperti membeli sesuatu dengan prioritas kebutuhan, tidak konsumtif, dan jangan bersikap hedonis.
E. Kerangka Pikir dan Hipotesis
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan
Seseorang yang memiliki literasi keuangan dan menerapkan dalam pengelolaan keuangan pribadinya maka akan memiliki keuangan yang stabil. Literasi keuangan yang dimiliki dapat dijadikan
Literasi Keuangan Pengelolaan Keuangan Pengetahuan Keuangan Perencanaan Keuangan H1 H2 H3
31
bekal untuk melakukan pengelolaan keuangan yang baik, sehingga mereka mampu membedakan prioritas kebutuhan dan keinginan terkait dengan keputusan keuangan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suwatno et al. (2019), Busyro (2019), dan Rachmawati dan Nuryana (2020) yang menyatakan bahwa literasi keuangan berpengaruh positif terhadap pengelolaan keuangan.
H1 :Literasi keuangan mahasiswa berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan
2. Pengaruh Pengetahuan Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan Pengetahuan keuangan tidak hanya mampu membuat seseorang bijak dalam menggunakan uang, namun juga memberi banyak manfaat terhadap ekonomi. Ketika seseorang memiliki pengetahuan yang bagus maka akan mampu menggunakan uangnya dengan bijak sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Penelitian yang dilakukan oleh Rustiaria (2017), Humaira dan Sagoro (2018), serta Pradiningtyas dan Lukiastuti (2019). menyatakan bahwa pengetahuan keuangan dapat mempengaruhi seseorang dalam mengelola keuangannya.
H2 :Pengetahuan keuangan mahasiswa berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan
3. Pengaruh Perencanaan Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan Seseorang dengan perencanaan yang matang perihal keuangannya, menunjukkan bahwa ia mampu mengelola keuangan dengan baik. Perencanaan keuangan yang baik membuat seseorang
32
memiliki target-target dalam pengelolaan keuangan, serta dapat mengendalikan pengeluarannya untuk mencapai suatu rencana keuangan yang sudah disusun. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siahaan (2013), Mendari dan Soejono (2019), serta Wiyanto et al. (2019) yang menyatakan bahwa perencanaan keuangan berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan. H3 :Perencanaan keuangan mahasiswa berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan