• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Mutakhir

Penelitian ini diperuntukan dengan tugas akhir berjudul “Rancanagan Green Data Center Universitas Udayana” .Pada penelitian ini mengacu dari beberapa sumber dan tinjauan yang sudah ada sebelumnya dan sudah dilakukan penelitian oleh penulis-penulis lain, yang sudah dibahas dalam penelitian dengan metode dan simulasi yang berbeda sesuai dengan masalah-masalah yang berbeda sesuai dengan penelitian dari setiap masalah yang akan dibahas.Dari semua hal itu akan terlihat perbedaan masalah dan penelitian yang dilakukan penulis .

Berikut merupakan uraian singkat dari beberapa referensi yang digunakan tersebut :

1. Penelitian ini berjudul “Efisiensi Konsumsi Daya pada Pusat Data” oleh Komang Agus Sukerta P.,ST, Universitas Udayana

Penelitian ini menjelaskan tentang langkah – langkah teknis yang dapat meminimalisir konsumsi daya dan emisi gas karbon dioksida sekaligus mengurangi biaya operasional sebuah pusat data. Penelitian ini juga menjelaskan tentang usaha yang dapat dilakukan dalam upaya menghemat konsumsi daya pada data center untuk menghemat biaya dan mendukung gerakan green data center. Pada penelitian ini penulis melakukan upaya penghematan energi data center secara menyeluruh baik dari sisi hardware, software, jaringan, permodelan sistem penempatan perangkat, pendinginan dan sistem pengolahan data system hybrid yang keseluruhan akan menurunkan konsumsi daya dan meningkatkan efisiensi secara signifikan namun tetap dapat menjaga kinerja data center bekerja secara maksimal.

2. Penelitian kedua berjudul “Efisiensi Kinerja Pengelolaan Energi pada Arsitektur Data Center Komputasi Awan Menggunakan Greencloud” Oleh Mohamad Fathurahman, Politeknik Negeri Jakarta dan Kalamullah Ramli, Universitas Indonesia

(2)

Pada penelitian ini mengusulkan skema penghematan energi pada data center yakni skema DVFS dan DNS. Pada penelitian ini telah disimulasikan menggunakan Greencloud, yang merupakan ekstensi dari NS2, kepada tiga macam arsitektur data center yakni two-tier, three-tier dan three-tier high-speed dengan jenis workload adalah high performance computing (HPC). Penerapan skema penghematan meliputi skema DVFS dan DNS saja serta DVFS dan DNS sekaligus. Setelah dilakukan simulasi konsumsi daya pada data center untuk arsitektur two-tier, three-tier dan three-three-tier high-speed, dengan menerapkan skema penghematan energi DVFS dan DNS diperoleh hasil sebagai berikut: Pada skema tanpa penghematan energi, untuk ketiga arsitektur data center, konsumsi energi terbesar berada pada server rata-rata sebesar 73,72% sedangkan sisanya sebesar 26,28% dikonsumsi oleh switch, sedangkan jumlah server yang mengalami peak rate rata-rata sebanyak 27,8%. Pada skema penghematan DVFS, konsumsi terbesar tetap pada server dengan lonjakan cukup drastis rata-rata hampir 100% dengan konsumsi energi pada switch relatif sama dengan pada kasus tanpa skema penghematan, namun jumlah server yang mengalami peak rate menurun rata-rata sebesar 18,8%. Skema penghematan DNS merupakan skema penghematan terbaik untuk tipe workload HPC karena berhasil menghemat penggunaan energi listrik baik pada server maupun switch sebesar masing-masing 63,42% dan hampir 100%. Penerapan skema penghematan DVFS dan sekaligus DNS tidak memberikan hasil yang lebih baik untuk kasus workload HPC.

3. Reducing Data Center Energy Consumption via Coordinated Cooling and Load Management merupakan paper yang dibuat oleh Luca Parolini, Bruno Sinopoli dan Bruce H. Krogh dari Carnegie Mellon University.

Paper ini menjelaskan tentang manajemen energi data center berdasarkan kerangka permodelan yang menandai pengaruh dari decision variable pada kinerja komputasi, generasi termal dan konsumsi daya. Dinamika suhu dimodelkan oleh jaringan komponen yang saling berhubungan yang mencerminkan distribusi spasial

(3)

server, computer room air conditioning (CRAC) units, dan komponen non komputasi di data center.

4. Five Strategies for cutting Data Center Energy Cost Through Enhanced Cooling Efficiency merupakan white paper yang diterbitkan oleh Emerson Network Power. White paper ini menyajikan tentang lima strategi untuk meningkatkan efisiensi pendinginan data center, diantaranya yaitu yang pertama penyegelan yang tepat dari lingkungan data center. Sebuah segel uap memainkan peran penting dalam mengendalikan kelembaban relatif, mengurangi humidifikasi yang tidak perlu dan dehumidification. Kedua yaitu Mengoptimalkan aliran udara. Penataan rak, penempatan AC dan manajemen kabel semua berpengaruh pada jumlah energi yang dikeluarkan untuk memindahkan udara dalam fasilitas penting. Ketiga yaitu menggunakan economizer bila sesuai. Economizers memungkinkan udara luar yang akan digunakan untuk mendukung pendinginan data center selama bulan-bulan dingin, menciptakan peluang untuk pendinginan bebas energi. Keempat yaitu meningkatkan efisiensi pendinginan sistem. Teknologi baru, seperti sistem kapasitas variabel dan peningkatan kontrol, mendorong peningkatan efisiensi sistem pendingin udara ruangan. Dan yang terakhir yaitu menempatkan pendinginan lebih dekat dengan sumber panas. Sistem pendingin tambahan dengan menempatkan pendinginan lebih dekat dengan sumber panas akan mengurangi jumlah energi yang dibutuhkan untuk gerakan udara.

5. The Effect of Data Center Temperature on Energy Efficiency merupakan paper yang ditulis oleh Michael K Patterson dari Intel Corporation

Dalam paper ini penulis memeriksa gambar energi secara utuh dari koneksi utilitas hingga penolakan panas dari fasilitas sampai ke lingkungan luar dan melihat dampak peningkatan suhu sekitar terhadap setiap komponen dalam rantai itu. Analisis ini menunjukkan bahwa ada suhu optimum untuk operasi data center yang akan tergantung pada karakteristik individu atau komponen masing-masing di dalam data center, termasuk peralatan IT, arsitektur sistem pendingin, lokasi data center (misalnya kondisi ambien luar), serta faktor-faktor lainnya. Dampak lain dari

(4)

peningkatan suhu inlet lingkungan, seperti masalah kehandalan dan kompleksitas operasional juga dibahas. Telah disimpulkan bahwa hanya meningkatkan suhu lingkungan di Data Center tidak pasti memiliki efek yang diinginkan dari pengurangan penggunaan energi.

Ringkasan dari tinjauan mutakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Tinjauan Mutakhir (State Of The Art)

No Nama Penulis Judul Metode Hasil

1 Komang Agus Sukerta P.,ST

Efisiensi

Konsumsi Daya pada Pusat Data

Penerapan sistem

hybrid untuk

efektifitas kinerja dan efisiensi sumber daya, dan penerapan teknik-teknik pendinginan yang tepat guna.

Metode rack oriented cooling system meningkatkan efisiensi cooling power dengan menggunakan power untuk kipas sesuai kebutuhan. Alat ini memiliki sensor panas sehingga bisa mendeteksi heat dan dapat menganalisa berapa kecepatan kipas yang dibutuhkan. 2 Mohamad Fathurahman, Kalamullah Ramli Efisiensi Kinerja Pengelolaan Energi pada Arsitektur Data Center Komputasi Awan Menggunakan Greencloud Simulator Greencloud diimplementasikan model energi untuk switch dan link. Skema

penghematannya meliputi hanya DVFS, hanya DNS, dan DVFS dan DNS.

Skema penghematan DNS merupakan skema penghematan terbaik untuk tipe work load HPC karena berhasil menghemat penggunaan energi listrik baik pada server maupun switch sebesar masing-masing 63,42% dan hampir 100%. Penerapan skema penghematan DVFS dan sekaligus DNS tidak memberikan hasil yang lebih baik untuk kasus work load HPC. 3 Luca Parolini, Bruno Sinopoli, Bruce H. Krogh Reducing Data Center Energy Consumption via Coordinated Cooling and Load Management Penggaplikasian Coordinated Cooling dan Load management untuk mengurangi konsumsi energi pada data center

Konsumsi data center terutama disebabkan oleh CRAC. Optimal controller mampu mempertahankan perbedaan yang lebih kecil kecil antara suhu input dan output dari CRAC jika dibandingkan dengan greedy controller. Optimal controller menghasilkan konsumsi energi pada data center lebih rendah

(5)

Tabel 2.1 (Lanjutan) Tinjauan Mutakhir (State Of The Art) 4 Emerson

Network Power

Five Strategies for cutting Data Center Energy Cost Through Enhanced Cooling Efficiency

Lima strategi untuk meningkatkan efisiensi pendinginan data center

Sistem pendingin tambahan memberikan respon terhadap meningkatnya kepadatan peralatan yang bisa meningkatkan skalabilitas dan efisiensi sistem pendingin yang ada. 5 Michael K Patterson The Effect of Data Center Temperature on Energy Efficiency Penggunaan matrix PUE dalam analisis penggunaan energi di data center

Mengubah sistem manajemen termal untuk sering mengganti chiller dengan economizer yang dapat dijalankan untuk sebagian besar karena ruang setpoint hangat adalah metode yang paling menjanjikan untuk mengurangi biaya energi

2.2 Data Center

Pusat data atau yang lebih dikenal Data Center adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan sistem komputer dan komponen-komponen terkaitnya, seperti sistem telekomunikasi dan penyimpanan data. Fasilitas ini biasanya mencakup juga catu daya redundan atau cadangan, koneksi komunikasi data redundan, pengontrol lingkungan, pencegah bahaya kebakaran, serta piranti keamanan fisik. Salah satu penempatan server untuk website atau database (Dewannanta, 2007).

Data center adalah pusat pemrosesan data yang didukung dengan perangkat pengolahan data tersebut. Disebut juga dengan pusat komputerisasi. Data center merupakan server data terpusat dari jaringan, baik dalam jaringan lokal ataupun global, jaringan instansi ataupun perusahaan. Data center dikelola oleh administrator. Pengelolaan data center yang baik mendukung seluruh kinerja dari jaringan, yang baik mendukung seluruh kinerja dari jaringan, dari pemakaian aplikasi, oleh karena itu aturan dan standar pengukuran merupakan hal yang penting dari pemakaian aplikasi, dari administrasi data center. Beberapa tahun ini data center menjadi pembahasan yang ramai, yang sebelumnya data center bukan merupakan bahasan yang perlu di oprek lebih dalam secara teori, tetapi kebutuhan akan informasi dari pengolahan kebutuhan akan informasi dari pengolahan data

(6)

center yang baik membuat pakar-pakar jaringan akhirnya memutuskan untuk membahas data center server lebih dalam beserta perancangan data center dalam Infrastruktur TI sendiri.

Dalam white paper yang berjudul Data Center Operational Efficiency Best Practices, data center adalah kompilasi dari server, penyimpanan, sistem jaringan, system mekanikal atau elektrikal, aplikasi dan alat-alat, prosedur tata kelola dan staf. Terdapat 4 tahap yang mencirikan data center berdasarkan kombinasi efisiensi, ketersediaan dan fleksibilitas di antaranya Basic, Consolidated, Available, dan Strategic (IBM, 2012).

Pada data center terdapat ratusan bahkan ribuan server yang tersusun pada rak server yang ditata sesuai bentuk fisiknya, baik tower maupun rack dari ukuran 1U s/d 4u. Disetiap ruang memiliki pendingin, sistem catu daya, ups, security dan jaringan terkoneksi yang ditata dengan detail. Bahkan lantai dimana server dibangun memiliki karakteristik yakni terdapat upaya peredam dan selokan tempat jaringan kabel listrik maupun komputer.

2.3 Komponen Data Center

Dalam white paper yang berjudul Classification of Data Center Infrastructure Management (DCIM) Tools, Data Center memiliki istilah untuk menggambarkan dan membedakan pusat infrastruktur, sistem dan klasifikasi manajemen data seperti pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Terminology Definition and Examples Data Center

Term Definition Data Center Examples

Facility and IT Infrastructure

Totalitas sistem material dan peralatan fisik dasar yang diperlukan untuk memfasilitasi operasi yang handal, terkontrol dan lingkungan TI yang aman.

Power System Cooling System Security System IT Seluruh spektrum teknologi untuk

pengolahan informasi, termasuk perangkat lunak, perangkat keras, teknologi komunikasi dan layanan terkait.

Servers Storage System Network System

(7)

Tabel 2.2 (Lanjutan) Terminology Definition and Examples Data Center Environment Lingkungan fisik dalam bangunan atau

fasilitas perangkat keras dan piranti lunak data center.

IT Rom

Electrical Room Mechanical Room Subset Sebuah pengelompokan dari subsistem

fisik sebagai fungsi utama.

Monitoring & Automation

Planning & Implementation Data Collection Subsystem Sebuah piranti lunak yang dirancang

khusus membahas kebutuhan secara spesifik.

Facility Power Device Monitoring

IT Room Security Monitoring

Primary Function Fungsi pertama piranti lunak dalam rangka pembangunan dan bernilai penting dibandingkan dengan fungsi subsistem tertentu.  Piranti perusahaan yang menganalisis fungsi daya Secondary Function

Fungsi kedua piranti lunak pada subsistem.  Piranti perusahaan yang menganalisis fasilitas HVAC

Data center terdiri dari beberapa komponen penting. Dalam white paper yang berjudul The Green Grid Metrics : Data Center Infrastructure Efficiency (Dcie) Detailed Analysis terdapat beberapa komponen data center seperti pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Komponen Data Center Sub Component Core Distributor Facility

Power

Transfer Switch UPS

(8)

Tabel 2.3 (Lanjutan) Komponen Data Center Generator

Transformer (Step Down) Power Distribution Unit (PDU) Rack Distribution Unit (RDU) Break ers Panels

Distrbution Wiring Lightning

Heating Ventilation and Air Conditioning (HVAC) Cooling Tower

Condenser Water Pumps Chillers

Chilled Water Pumps

Computer Room Air Conditioner (CRAC’s) Computer Room Air Handlers (CRAH’s) Dry cooler Suplay Fans Return Fans Air Economizer Water-side Economizer Humidifier Physical Security Fire Suppresion Water Detection

Physical Security Servers/Devices Building Management System Probes / Sensors IT Equipment Computer Devices Server Network Devices Switches Router

(9)

Tabel 2.3 (Lanjutan) Komponen Data Center IT Support Systems Printers

PC’s / workstations

Remote Management (KVM / console / etc.) Miscellaneous Devices

Security encryption, Storage encryption, Appliances, etc. Storage

Storage Devices - Switches, Storage Array

Back up Devices – Media Libraries, Virtual Media Libraries Telecommunication

All Telco Devices Others

Rack Server Cables Cable Tie

Adapun definisi dari komponen data center pada tabel 2.2 dijelaskan pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Definisi Komponen Data Center

Nama Komponen Definisi

Power Siklus daya yang mengubah daya pada perangkat off dan kemudian membuat perangkat berfungsi lagi (on).

Transfer Switch Saklar listrik yang beralih beban antara dua sumber. Uninterruptible Power

Supply (UPS)

Catu daya seperti baterai untuk mempertahankan daya dalam hal pemadaman listrik. UPS menjaga komputer berjalan selama beberapa menit setelah pemadaman listrik, sehingga memungkinkan untuk menyimpan data yang ada di RAM dan mematikan komputer dengan aman.

DC Batteries/Rectifiers (non-UPS – Telco Nodes)

Sebuah komponen dari sirkuit yang memungkinkan arus dilalui dalam satu arah namun menghambat aliran arus ke arah lain. Rectifier digunakan untuk mengubah AC ke DC.

(10)

Tabel 2.4 (Lanjutan) Definisi Komponen Data Center

Transformer (step down) Komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf lainnya.

Power Distribution Unit (PDU)

Perangkat listrik yang digunakan untuk mengontrol distribusi listrik ke beban individu. PDU dapat terintegrasi langsung ke UPS.

Rack Distribution Unit (RDU)

Bingkai logam digunakan untuk menahan berbagai perangkat keras seperti server, router, switch dan peralatan elektronik lainnya.

Break ers Panels Komponen dari sistem pasokan listrik yang membagi daya listrik ke sirkuit anak perusahaan, dan memberikan perlindungan sekring atau pemutus sirkuit untuk setiap rangkaian, pada penutup yang sama.

Distribution Wiring Komponen dari sistem pasokan listrik yang dilengkapi dengan kabel.

Lightning Berfungsi menerangi ruangan Heating Ventilation and Air

Conditioning (HVAC)

Sistem HVAC mengendalikan lingkungan sekitar (suhu, kelembaban, aliran udara, dan penyaringan udara) dan harus direncanakan dan dioperasikan bersama dengan komponen data center lainnya seperti hardware, kabel manajemen, penyimpanan data, sistem keamanan fisik dan daya.

Cooling Tower Sebuah menara besar biasanya melekat pada pembangkit listrik di mana air beredar untuk menurunkan suhunya dengan penguapan parsial.

Condenser Water Pumps Sistem ini pengatur suhu dan kelembaban dengan pemanasan dan pendingin air. Hal ini juga digunakan untuk menolak air dari pendingin dan memadatkan kembali refrigeran menjadi cairan. Chillers Sistem pendingin yang digunakan untuk penyerap panas dari suatu

zat atau produk sehingga temperaturnya berada dibawah temperature lingkungan. Zat yang digunakan sebagai fluida dalam proses penyerapan panas disebut refrigran.

Chilled Water Pumps Pompa yang memiliki kecepatan variabel yang digunakan ketika satu pompa memberikan umpan beberapa pendingin dan juga ketika beban pendinginan terhubung ke suhu udara di luar.

(11)

Tabel 2.4 (Lanjutan) Definisi Komponen Data Center Computer Room Air

Conditioner (CRAC’s)

Perangkat yang memonitor dan mempertahankan suhu, distribusi udara dan kelembaban di ruang jaringan atau data center. CRAC mengganti unit AC yang digunakan untuk pendingin data center. Computer Room Air

Handlers (CRAH’s)

Perangkat di data center yang digunakan untuk menangani panas. Tidak seperti CRAC unit yang menggunakan pendinginan mekanis untuk mendinginkan udara ke data center, CRAH menggunakan kipas, pendingin kumparan dan sistem air chiller untuk menghilangkan panas.

Dry Cooler Beroperasi dengan perpindahan panas melalui permukaan yang memisahkan fluida kerja dari udara sekitar, seperti dalam tabung untuk penukar panas udara, memanfaatkan perpindahan panas konvektif.

Supply Fans Alat yang memberikan pasokan udara ke dalam ruangan. Return Fans Alat yang mengatur pengembalian udara ke dalam ruangan. Air-side Economizer Alat mekanis digunakan untuk mengurangi konsumsi energi.

Economizers recycle energi yang dihasilkan dalam suatu sistem atau memanfaatkan perbedaan suhu lingkungan untuk mencapai peningkatan efisiensi.

Water-side Economizer Perangkat mekanik yang dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi energi, atau untuk melakukan fungsi lain yang berguna seperti pemanasan suatu fluida.

Humidifier Alat yang dapat meningkatkan kelembaban di satu ruangan atau seluruh ruangan.

Physical Security Keamanan fisik adalah perlindungan pada hardware, program, jaringan, dan data dari keadaan fisik dan kejadian yang dapat menyebabkan kerugian serius atau kerusakan pada suatu perusahaan, lembaga, atau institusi.

Fire Suppression Sistem supresi kebakaran biasanya digunakan pada peralatan listrik berat. Sistem pemadaman kebakaran menggunakan kombinasi bahan kimia kering atau basah untuk mencegah kebakaran peralatan.

(12)

Tabel 2.4 (Lanjutan) Definisi Komponen Data Center

Water Detection Perangkat elektronik kecil yang dirancang untuk mendeteksi keberadaan air dan memperingati manusia untuk melakukan pencegahan kerusakan air.

Physical Security Servers/Devices

Keamanan berbentuk fisik untuk menjaga server dan alat-alat lainnya

Building Management System

Sistem kontrol berbasis komputer dipasang pada bangunan yang mengontrol dan memantau peralatan bangunan mekanik dan listrik seperti ventilasi, pencahayaan, sistem tenaga, system kebakaran, dan sistem keamanan.

Probes / Sensors Konverter yang mengukur perbedaan suhu dan mengubahnya menjadi sinyal sehingga dapat dibaca oleh operator.

Compute Devices Mesin untuk melakukan perhitungan secara otomatis.

Server Sebuah komputer atau perangkat pada jaringan yang mengelola sumber daya jaringan.

Network Devices Komponen yang digunakan untuk menghubungkan komputer atau perangkat elektronik lainnya bersama sehingga dapat berbagi file atau sumber daya.

Switches Perangkat yang menyaring dan meneruskan paket antara segmen LAN.

Routers Sebuah perangkat dalam jaringan yang menangani transfer pesan antar komputer.

IT Support Systems Sistem berbasis komputer yang mendukung kegiatan di data center.

Printers Sebuah perangkat yang mencetak teks atau ilustrasi di kertas. PC’s / workstations Suatu jenis komputer yang digunakan untuk aplikasi teknik

(CAD/CAM), pengembangan piranti lunak, desk top publishing, dan jenis-jenis aplikasi yang memerlukan moderat daya komputasi dan kemampuan grafis berkualitas relatif tinggi.

Remote Management (KVM / console / etc.)

Proses di mana perangkat pengendalian secara fisik tidak melekat pada unit yang dikendalikan

Miscellaneous Devices Perangkat lain-lain yang mendukung dalam saat kegiatan operasional dilakukan.

(13)

Tabel 2.4 (Lanjutan) Definisi Komponen Data Center Security encryption,

Storage encryption, Appliances, etc

Penerjemahan data menjadi kode rahasia. Untuk membaca file yang dienkripsi harus memiliki akses ke password untuk memungkinkan mendekripsikan data tersebut.

Storage Kapasitas perangkat untuk menahan dan menyimpan data. Storage Devices –

Switches, Storage Array

Perangkat untuk merekam (menyimpan) informasi (data).

Back up Devices - Media Libraries, Virtual Media Libraries

Untuk menyalin file ke disk kedua sebagai tindakan pencegahan dalam kasus pertama gagal.

Telecommunication Mengacu pada semua jenis transmisi data, dari suara ke video. All Telco Devices Alat-alat yang dapat berfungsi sebagai transmisi data.

Others Peralatan lain yang mendukung didalam data center.

Rack Server Rack yang khusus di rancang untuk penempatan server ataupun peralatan jaringan network seperti hub-switch.

Cables Sarana penyalur atau pengalirhantar (transmitter) yang bertugas menyalurkan setiap informasi yang telah diubah menjadi sinyal-sinyal listrik.

Cable Ties Alat yang digunakan untuk mengikat sekumpulan kabel atau mengelompokkan kabel sehingga rapi dan terorganisir.

2.3.1 IT Equipment Data Center Universitas Udayana 2.3.1.1 Server

Server adalah sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan sumber daya yang cukup besar dan dilengkapi dengan sistem operasi khusus yaitu sistem operasi jaringan. Server juga menjalankan perangkat lunak administratif yang mengontrol akses terhadap jaringan dan sumber daya yang terdapat di dalamnya, seperti halnya berkas atau pencetak, dan memberikan akses kepada anggota jaringan.

Dilihat dari fungsinya, server dikategorikan manjadi beberapa jenis : a. Server Aplikasi (Application Server)

(14)

c. Server Proxy (Proxy Server)

Aplikasi Server adalah aplikasi pada sistem komputer yang berfungsi melayani permintaan akses dari komputer pengguna atau klien. Salah satu contoh aplikasinya adalah Web Server. Web Server berisi tampilan informasi-informasi yang dapat diakses menggunakan web browser seperti mozilla firefox dan internet explorer. Contoh lain yaitu FTP Server, FTP Server berfungsi melayani transaksi pertukaran data komputer server dengan klien menggunakan aplikasi FTP klien.

Berikut ini adalah jenis-jenis dari aplikasi server :

1. DHCP Server

DHCP server merupakan sebuah aplikasi yang menjalankan layanan untuk menyewakan alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang memintanya. Beberapa sistem operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows 2000 Server, Windows Server 2003, atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.

Gambar 2.1 Skema DHCP Server (Purba, 2013).

2. Mail Server

Mail Server adalah suatu aplikasi pada komputer yang bertindak sebagai sebuah server (penyedia layanan) dalam jaringan atau internet, yang memiliki fungsi untuk melakukan penyimpanan dan distribusi yang berupa pengiriman, penyaluran, dan

(15)

penerimaan surat elektronik atau e-mail. Mail Server berjalan dengan beberapa protokol pada TCP/IP, yakni SMTP (port 25), POP3 (port 110), dan IMAP (port 143).

Gambar 2.2 Skema aplikasi mail server dengan Zimbra Partner (Purba, 2013).

3. DNS Server

DNS (Domain Name System) Server adalah salah satu jenis aplikasi yang melayani permintaan pemetaan IP Address ke FQDN (Fully Qualified Domain Name) dan dari FQDN ke IP Address. FQDN lebih mudah untuk diingat oleh manusia daripada IP Address. Sebagai contoh, sebuah komputer memiliki IP Address 167.205.22.114 dan memiliki FQDN “nic.itb.ac.id”.Nama “nic.itb.ac.id” tentunya lebih mudah diingat daripada nomor IP Address.

(16)

4. FTP Server

FTP server merupakan sebuah server yang memanfaatkan File Transfer Protocol (FTP) untuk keperluan transfer file antar mesin pada jaringan TCP/IP. FTP adalah sebuah protokol internet yang berjalan di dalam lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk pentransferan berkas komputer antar mesin-mesin dalam sebuah jaringan internet atau intranet.

Gambar 2.4 Skema aplikasi FTP Server (Purba, 2013).

5. HTTP/Web Server

Server HTTP atau Server Web/WWW adalah server web yang dapat dijalankan di banyak sistem operasi (Unix, BSD, Linux, Microsoft Windows dan Novell Netware serta platform lainnya) yang berguna untuk melayani dan memfungsikan situs web. Protokol yang digunakan untuk melayani fasilitas web/www ini menggunakan HTTP.

Jenis-Jenis Web Server :

1. Apache Web server – the HTTP web server

2. Microsoft Windows server 2003 Internet Information Service 3. Light HTTP

(17)

Gambar 2.5 Skema aplikasi Web Server (Purba, 2013).

6. Proxy Server

Aplikasi server yang dapat bertindak sebagai untuk melakukan request terhadap content dari Internet atau intranet. Proxy Server bertindak sebagai gateway terhadap dunia Internet untuk setiap komputer klien. Proxy server tidak terlihat oleh komputer klien. Pengguna yang berinteraksi dengan Internet melalui sebuah proxy server tidak akan mengetahui bahwa sebuah proxy server sedang menangani request yang dilakukannya.

(18)

Gambar 2.6 Skema aplikasi Proxy Server (Purba, 2013).

7. Database Server

Sebuah program komputer yang menyediakan layanan pengelolaan basis data dan melayani komputer atau program aplikasi basis data yang menggunakan model klien/server. Istilah ini juga merujuk kepada sebuah komputer (umumnya merupakan server) yang didedikasikan untuk menjalankan program yang bersangkutan. Sistem manajemen basis data (SMBD) pada umumnya menyediakan fungsi-fungsi server basis data, dan beberapa SMBD (seperti halnya MySQL atau Microsoft SQL Server) sangat bergantung kepada model klien-server untuk mengakses basis datanya.

(19)

8. SSH Server

SSH server merupakan aplikasi server yang berfungsi untuk melakukan remote atau pengendalian komputer dari jarak jauh.

Gambar 2.8 Skema SSH Server (Purba, 2013). 2.3.1.2 Switch

Switch adalah perangkat jaringan yang bekerja dilapisan Data-link, mirip dengan bridge, berfungsi menghubungkan banyak segmen LAN ke dalam satu jaringan yang lebih besar. Switch jaringan (atau switch untuk singkatnya) adalah sebuah alat jaringan yang melakukan bridging transparan (penghubung segementasi banyak jaringan dengan forwarding berdasarkan alamat MAC).

Switch jaringan dapat digunakan sebagai penghubung komputer atau router pada satu area yang terbatas, switch juga bekerja pada lapisan data link, cara kerja switch hampir sama seperti bridge, tetapi switch memiliki sejumlah port sehingga sering dinamakan multi-port bridge.

Switch adalah komponen jaringan yang di gunakan untuk menghubungkan beberapa HUB untuk membentuk jaringan yang lebih besar atau menghubungkan komputer komputer yang mempunyai kebutuhan bandwidth yang besar. Switch memberikan unjuk kerja yang jauh lebih baik dari pada HUB dengan harga yang sama atau sedikit lebih mahal.

(20)

Switch terbagi dalam 2 tipe utama: switch layer-2 dan layer-3. Switch layer-2 beroperasi pada layer data-link model OSI dan berdsarkan terknologi bridging. Switch tipe ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan pada alamat MAC. Switch layer-2 dapat digunakan untuk memecah jaringan yang sedang berjalan ke dalam collision domain yang lebih kecil untuk meningkatkan unjuk kerja.

Switch layer-3 beroperasi pada layer-3 dari model OSI dasar teknologi routing. Switch tipe ini membangun koneksi logika antar port berdasarkan alamat jaringan. Switch ini dapat digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda di dalam suatu internetwork. Switch layer-3 kadang di sebut Switch routing atau switch multilayer.

2.3.1.3 Router

Router merupakan salah satu perangkat dalam dunia jaringan komputer. Pengertian Router adalah perangkat jaringan yang berfungsi untuk menghubungkan beberapa jaringan atau network, baik jaringan yang menggunakan teknologi sama atau yang berbeda, misalnya menghubungkan jaringan topologi Bus, topologi Star atau topologi Ring.

Karena router ini menghubungkan beberapa jaringan tentunya router berbeda dengan Switch. Switch hanya perangkat yang digunakan untuk menghubungkan beberapa komputer sehingga membentuk LAN atau local area network. Sedangkan router adalah perangkat yang menghubungkan satu LAN dengan banyak LAN lainnya.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.

(21)

Gambar 2.9 Fungsi Router (http://belajar-komputer-mu.com, 2012).

Router umumnya dipakai untuk jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, router jenis ini dinamakan IP Router. Internet merupakan contoh utama dari jaringan yang memiliki IP Router.

Umumnya router ada dua jenis, yaitu router statis dan router dinamis, Router statis atau static router merupakan router yang memiliki tabel routing statis yang disetting dengan cara manual oleh para administrator jaringan.

Sedangkan router dinamis atau dynamic router merupakan router yang memiliki dan membuat tabel routing dinamis dengan membaca lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.

2.4 Syarat Utama Suatu Data Center

Disain dan perencanaan data center harus memperhatikan minimum aspek-aspek berikut :

a. Lokasi aman, memenuhi syarat sipil bangunan, geologi, vulkanologi, topografi b. Terproteksi dengan sistem cadangan, untuk sistem catudaya, pengatur

(22)

c. Menerapkan tata kelola standar data center meliputi Standar Prosedur Operasi, Standar Prosedur Perawatan, Standar dan Rencana Pemulihan dan Mitigasi Bencana, Standar Jaminan Kelangsungan Bisnis.

2.5 Kriteria Perancangan Data Center

Dalam melakukan perancangan terhadap sebuah data center, harus diperhatikan kedua hal tersebut dengan tujuan mendapatkan data center sesuai dengan kriteria berikut:

2.5.1 Availability

Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus- enerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero failure untuk seluruh komponennya.

2.5.2 Scalability dan Flexibility

Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.

2.5.3 Security

Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik (Yulianti, 2008).

2.6 Kategori Data Center

Berdasarkan fungsinya, data center dibagi menjadi 2 kategori umum yaitu:

1. Internet Data Center : hanya untuk mendukung aplikasi terkait dengan Internet saja, biasanya dibangun dan dioperasikan oleh service provider atau perusahaan yang memiliki model bisnis berdasarkan pada Internet commerce.

(23)

2. Corporate/Enterprise Data Center : mendukung semua fungsi yang memungkinkan berbagai model bisnis berjalan pada layanan Internet, intranet, dan keduanya.

2.7 Service Utama Pada Data Center

Servis utama yang secara umum diberikan oleh data center adalah sebagai berikut:

Gambar 2.10 Service Data Center (Yulianti, dkk. 2008)

2.7.1 Infrastruktur yang menjamin kelangsungan bisnis

Aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika terjadi suatu kondisi kritis terhadap data center. Aspek-aspek tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi data center, kuantifikasi ruang data center, laying-out ruang dan instalasi data center, sistem elektrik yang dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang scalable, pengaturan sistem pendingan dan fire suppression.

2.7.2 Infrastruktur Keamanan Data Center

Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan non-fisik pada data center. Fitur sistem pengamanan fisik meliputi akses user ke data center berupa kunci akses memasuki ruangan (kartu akses atau biometrik) dan segenap petugas keamanan yang mengawasi keadaan data center (baik di dalam maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci gembok tertentu. Pengamanan non fisik dilakukan terhadap bagian software atau sistem yang berjalan pada

(24)

perangkat tersebut, antara lain dengan memasang beberapa perangkat lunak keamanan seperti access control list, firewall, IDS dan host IDS, fitur-fitur keamanan pada Layer 2 (datalink layer) dan Layer 3 (network layer) disertai dengan manajemen keamanan.

2.7.3 Optimasi Aplikasi

Akan berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5 (session layer) untuk meningkatkan waktu respon suatu server. Layer 4 adalah layer end-to-end yang paling bawah antara aplikasi sumber dan tujuan, menyediakan end-to-end flow control, end-to-end error detection and correction, dan mungkin juga menyediakan congestion control tambahan. Sedangkan layer 5 menyediakan riteri dialog (siapa yang memiliki giliran berbicara/mengirim data), token management (siapa yang memiliki akses ke resource bersama) serta sinkronisasi data (status terakhir sebelum link putus). Berbagai isu yang terkait dengan hal ini adalah load balancing, caching, dan terminasi SSL, yang bertujuan untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam suatu sistem.

2.7.4 Infrastruktur IP

Infrastruktur IP menjadi servis utama pada data center. Servis ini disediakan pada layer 2 dan layer 3. Isu yang harus diperhatikan terkait dengan layer 2 adalah hubungan antara ladang server dan perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung sentralisasi yang reliable, loop-free, predictable, dan scalable. Sedangkan pada layer 3, isu yang terkait adalah memungkinkan fast-convergence routed network (seperti dukungan terhadap default gateway). Kemudian juga tersedia layanan tambahan yang disebut Intelligent Network Services, meliputi fitur-fitur yang memungkinkan application services network-wide, fitur yang paling umum adalah mengenai QoS (Quality of Services), multicast (memungkinkan kemampuan untuk menangani banyak user secara konkuren), private LANS dan policy-based routing.

2.7.5 Storage

Data Center juga digunakan sebagai pusat seluruh data – data yang diakses oleh semua klien yang terhubung, tentunya didukung dengan kapasitas memori yang besar pula.

(25)

Agar dapat melayani klien dengan kualitas yang baik, karena klien bisa saja mengakses data secara bersamaan dengan kapasitas yang besar (Dewannanta, 2007).

2.8 Standard Data Center

Pada penelitian ini digunakan standar TIA-942 dalam merancang data center. Telecommunications Industry Association TIA-942 adalah standar yang menentukan persyaratan minimum untuk infrastruktur telekomunikasi dari data center dan ruang komputer. Topologi yang diusulkan dalam standar ini dimaksudkan untuk dapat di terapkan pada setiap ukuran data center. Standar ini pertama kali diterbitkan pada tahun 2005, setelah kabel kerja terstruktur didefinisikan dalam TIA/EIA-568, dan sering dikutip oleh perusahaan seperti ADC Telecommunications dan Cisco Systems. Pada bulan April 2005, TIA menanggapi dengan standar infrastruktur TIA-942, standar data center pertama untuk secara khusus menangani infrastruktur data center. Dimaksudkan untuk digunakan oleh desainer data center dalam proses pembangunan gedung, TIA-942 meliputi ruang dan tata letak, infrastruktur pengkabelan, tiered reliability, dan aspek lingkungan.

1. Ruang dan Tata Letak

Alokasi ruangan yang tepat untuk data center dimulai dengan memastikan ruangan yang dapat dengan mudah dialokasikan untuk pertumbuhan dan perubahan lingkungan. Perancang harus menjaga keseimbangan antara biaya penggunaan awal dan antisipasi ruangan untuk kedepannya. Perancangan ruangan data center harus fleksibel dehingga nanti kedepannya bisa menyesuaikan dengan perkembangan data center itu.

Sebagian besar dari TIA-942 berhubungan dengan spesifikasi fasilitas. Standar ini merekomendasikan bidang fungsional tertentu yang membantu untuk menentukan penempatan peralatan berdasarkan desain topologi star standar untuk ruang komersial biasa. Merancang sebuah data center dengan daerah-daerah fungsional, mengantisipasi pertumbuhan dan membantu menciptakan sebuah lingkungan dimana aplikasi dan server dapat ditambahkan dan ditingkatkan dengan minimal gangguan dan downtime. Menurut TIA-942, sebuah data center harus mencakup bidang fungsional utama berikut :

(26)

 One or More Entrance Room

Ini adalah lokasi untuk mengakses data center dan antar muka dengan sistem pengkabelan. Pintu masuk mungkin terletak di dalam atau di luar ruangan komputer data center yang menjadi tempat peralatan pengolahan data. Standar merekomendasikan lokasi pintu masuk di luar ruang komputer untuk keamanan yang lebih baik.

 Main Distribution Area (MDA)

Main distribution area adalah daerah pusat koneksi serta router dan switch untuk infrastruktur LAN dan SAN. Main distribution area mungkin termasuk horizontal cross-connect (HC) untuk area distribusi perangkat terdekat. Standar ini membutuhkan setidaknya satu MDA dan menentukan instalasi rak terpisah untuk fiber, UTP dan kabel koaksial pada lokasi ini.

 One or More Horizontal Distribution Areas (HDA)

HDA berfungsi sebagai titik distribusi untuk kabel horizontal dan cross-connect dan peralatan aktif untuk mendistribusikan kabel ke daerah distribusi perangkat. Sama seperti MDA, standar ini menentukan instalasi rak terpisah untuk fiber, UTP dan kabel koaksial di lokasi ini. Standar ini juga merekomendasikan lokasi switch dan patch panel untuk meminimalkan panjang kabel patch dan memfasilitasi manajemen kabel. HDA terbatas pada 2000 koneksi dan jumlahnya tergantung pada jumlah kabel dan ukuran data center.

 Equipment Distribution Area (EDA)

Kabel horizontal biasanya diakhiri dengan patch panel. Standar ini menetapkan pemasangan rak dan kabinet untuk membuat pola hot and cold aisles, kombinasi yang efektif untuk membuang panas dari perangkat.

(27)

 Zone Distribution Area (ZDA)

Ini adalah titik interkoneksi dalam kabel horizontal antara HAD dan EDA. ZDA dapat berperan debagai titik konsolidasi untuk fleksibilitas konfigurasi ulang atau untuk komponen seperti mainframe dan server yang tidak dapat menerima patch panel. Hanya satu ZDA diperbolehkan dalam kabel horizontal dengan maksimal 288 sambungan.

 Backbone and Horizontal Cabling

Dalam data center, kabel backbone menyediakan koneksi antara MDA, HAD dan pintu masuk ruangan, sementara kabel horizontal menyediakan koneksi antara HAD, ZDA dan EDA. Kabel backbone dapat di install antara HAD untuk redudansi. Setiap are fungsional harus berada sedemikian rupa untuk mencegah melebihi panjang kabel maksimum untuk kedua backbone dan kabel horizontal.

(28)

2. Infrastruktur Pengkabelan

Standar TIA-942 menetapkan sistem pengkabelan telekomunikasi dan menyediakan spesifikasi sebagai berikut :

1. Standard singlemode fiber 2. 62.5 and 50μm multimode fiber

3. Laser-optimised 50μm multimode fibre (recommended) 4. 75-ohm coaxial cable

5. 4-Pair Category 6 UTP and ScTP cabling

TIA-942 merekomendasikan penggunaan laser-optimised 50μm multimode fiber untuk kabel backbone karena kemampuannya yang mendukung kecepatan jaringan yang lebih tinggi pada jarak jauh dan juga lebih hemat biaya dari pada fiber singlemode.

TIA-942 menyediakan beberapa persyaratan dan rekomendasi untuk manajemen kabel. Data center harus dirancang dengan rak terpisah, listrik dan kabel komunikasi harus ditempatkan dalam jalur yang terpisah. Ruang yang cukup harus disediakan di antara rak dan kabinet.

3. Tier Data Center

Perancangan data center berangkat dari kebutuhan yang ada, untuk kemudian didefinisikan berbagai perlengkapan IT yang diperlukan beserta pemilihan teknologi berbarengan dengan perencanaan infrastruktur data center yang lain. Ada 4 tier dalam perancangan data center yang setiap tiernya menawarkan tingkat availabilitas yang berbeda disesuaikan dengan kebutuhan suatu data center menurut TIA 942 (Telecommunication Industry Association). Berikut diberikan tabel spesifikasi setiap tier:

(29)

Tabel 2.5 Tier Data Center

Parameter Tier I – Basic Tier II Redundant Components Tier III Concurrently Maintainable Tier IV – Fault Tolerant Tingkat Availabilitas 99.671% 99.741% 99.982% 99.995% Sifat terhadap gangguan (terencana atau tidak)

Rentan Agak rentan Tidak rentan terhadap gangguan terencana, namun masih rentan terhadap gangguan tidak terencana Tidak rentan Keadaan power and cooling distribution

Single path with no redudancy

Single path with redundant component (N+1) Multiple power and cooling distribution path tetapi hanya satu path yang aktif, termasuk komponen yang redundant (N+1) Multiple active power and cooling distribution path termasuk komponen redundant 2(N+1) Ketersediaan

raised floor, UPS, generator

Bisa ada maupun tidak

Harus punya raised floor, UPS dan generator

Harus punya raised floor, UPS dan generator Harus punya raised floor, UPS dan generator Waktu implementasi

3 bulan 3-6 bulan 15-20 bulan 15-20 bulan

Downtime tahunan

(30)

Tabel 2.5 (Lanjutan) Tier Data Center Cara untuk melakukan maintenance preventif Harus di shutdown keseluruhan Hanya untuk power path dan beberapa bagian lain dari infrastruktur yang memerlukan proses shutdown Memiliki kapasitas tambahan dan distribusi yang cukup untuk menampung beban yang dipunyai system utama ketika system tersebut di maintenance Skala data center

yang cocok dibangun

Kecil Sedang Besar (skala

enterprise)

Besar (skala enterprise)

4. Pertimbangan Lingkungan

Beberapa pertimbangan lingkungan ada dalam TIA-942 standar data center yang mirip dengan persyaratan ruang peralatan yang ditetapkan dalam standar TIA sebelumnya. Pertimbangan ini termasuk didalamnya, tetapi tidak terbatas pada pencegah kebakaran, tingkat kelembaban, suhu operasi, arsitektur, listrik atau power dan spesifikasi mechanical system.

5. Power

Menentukan kebutuhan listrik didasarkan pada tier yang diinginkan dan dapat mencakup dua atau lebih banyak power dari utility, UPS, multiple circuits to systems, dan generator.

Kebutuhan daya harus diestimasi untuk semua peralatan pendukung seperti UPS, generator, pendingin, HVAC, pencahayaan dan lainnya. Estimasi daya harus dibuat untuk mengakomodasi redudansi yang diperlukan dan pertumbuhan di masa depan.

(31)

6. Sistem Pendingin

Ini merupakan standar yang paling signifikan. Standar ini menggabungkan spesifikasi untuk mendorong aliran udara dan mengurangi jumlah panas yang dihasilkan oleh perangkat data center. Standar ini merekomendasikan penggunaan sistem pendingin yang memadai serta sistem raised-floor untuk pendinginan yang lebih fleksibel. Selain itu, standar leamari dan rak harus diatur dalam pola hot and cold aisles. Semua peralatan dipasang di rak untuk mencapai aliran udara depan ke belakang, yang menarik udara dingin dari ruang dingin. Barisan rak harus dipasang saling membelakangi. Sistem pendingin ini dikonfigurasi untuk menyalurkan udara dingin ke cold aisle dan menarik udara yang kembali melalui hot aisle.

Gambar 2.12 Hot/Cold Aisle Cooling (TIA-942, 2008)

Karena tidak semua panas peralatan keluar dari belakang, pertimbangan lain untuk pendinginan adalah sebagai berikut :

 Meningkatkan aliran udara dengan menghala ngi kebocoran udara dan meningkatkan ketinggian raised floor

 Penyebaran peralatan pada raised floor yang tidak terpakai  Menggunakan rak terbuka

(32)

2.9 Sistem Pendingin Data Center

Sistem pendingin pada data center dibuat untuk menjaga kestabilan temperatur yang cocok untuk data center. Disain sistem pendingin harus terencana dengan baik agar aliran udara dari perangkat pendingin mengalir dengan arah paralel ke barisan kabinet/rak. Kriteria umum desain sistem pendingin pada data center yang harus dipenuhi yaitu memiliki skalabilitas dan adaptabilitas yang sangat baik, sudah terstandardisasi, sederhana namun cerdas dan manajemen yang baik.

Menurut Neil Rasmusen, yang perlu diperhatikan dalam mendesain sistem pendingin adalah jalur yang jelas dari sumber pendingin ke server/perangkat pada data center. Ada 3 jenis aliran distribusi udara yang terjadi, yaitu flooded, locally ducted, dan fully ducted. Dapat dilihat pada gambar :

(33)

Menentukan kebutuhan sistem pendingin yang dibutuhkan untuk sebuah data center diperlukan input berupa jumlah panas yang dihasilkan oleh perangkat IT dan sumber panas lainnya di data center. Pengukuran kebutuhan menggunakan standar watt.

Metode pendinginan pada data center saat ini sangat variatif. Beberapa metode yang sering digunakan adalah room oriented cooling system, row oriented cooling system, dan rack oriented cooling system.

2.9.1 Room Oriented Cooling System

Sistem pendingin ini merupakan sistem pendingin yang paling mendasar. Karena sistem pendingin ini berorientasi pada suhu ruangan data center. Tujuan utamanya adalah mendinginkan suhu seluruh ruangan dengan menggunakan pendingin ruangan yang disebar di pinggir ruangan data center.

Gambar 2.14 Room Oriented Cooling System

Dari sistem pendingin tersebut terdapat beberapa kekurangan yaitu : 1. Sistem pendingin masih konvensional dan kurang efektif karena udata

panas dan udara dingin bercampur serta aliran udara dingin yang dibutuhkan oleh perangkat kurang tepat, dikarenakan beberapa area bisa sangat dingin sedangkan beberapa area lainnya sangat panas.

2. Menimbulkan udara hangat akibat bertemunya udara panas dan dingin berdampak pada meningkatnya proses kondensasi sehingga humiditinya jadi lebih lembab.

(34)

2.9.2 Row Oriented Cooling System

Row oriented cooling system atau yang sering disebut hot aisle and cold aisle adalah sistem pendingin yang membuat 2 jalur udara yaitu jalur udara panas dan jalur udara dingin. Udara dingin disalurkan di cold aisle ke bagian depan rack server. Kemudian dihisap oleh server untuk menurunkan panas di dalam server dan udara panasnya dibuang ke belakang rack server setelah itu udara panas akan naik ke atas lalu dihisap oleh CRAC/PAC.

Gambar 2.15 Row Oriented Cooling System

Posisi CRAC/PAC berada pada jalur hot aisle agar udara panas yang naik bisa dihisap oleh CRAC/PAC tanpa bercampur dengan udara dingin. Dengan cara ini lebih efisien karena udara dingin yang dihisap oleh server tidak tercampur oleh udara panas.

Penggunaan CRAC/PAC di setiap baris bisa dikatakan modular karena bisa menggunakan CRAC/PAC yang kapasitasnya lebih kecil dan cukup untuk mendinginkan 2 baris rack server saja.

2.9.3 Rack Oriented Cooling System

Sitem pendingin rack oriented cooling system tidak lagi menggunakan CRAC / PAC yang disebarkan di sisi-sisi ruang data center tapi sudah disebar di tiap barisan rak server. Didalam barisan rack server ini disisipkan cooling system yang mendinginkan udara panas di belakang server dan menghembuskan ke sisi depan server.

(35)

Gambar 2.16 Rack Oriented Cooling System

Jalur udara panas yang dihasilkan oleh server langsung disalurkan secara tertutup ke alat pendingin yang disisipkan di samping rack server. Oleh karena itu udara panas yang dihasilkan tidak bercampur dengan udara sekitar maupun mencemari udara dingin yang dihasilkan.

2.10 Green Data Center

Green data center adalah adalah gudang untuk penyimpanan, manajemen, dan penyebaran data di mana mekanikal, pencahayaan, listrik dan sistem komputer yang dirancang untuk melakukan efisiensi energi secara maksimum dan menghasilkan dampak lingkungan seminimal mungkin (SNIA, 2008).

Green data center berarti data center berkelanjutan secara efisien dalam proses, energi, dan peralatan yang digunakan (SNIA, 2008). Green data center adalah tempat penyimpanan, manajemen, dan penyebaran data di mana mesin, cahaya, listrik, dan sistem komputer dirancang untuk memaksimalkan efisiensi energi dan meminimalkan dampak ke lingkungannya (Milojkovic, dkk. 2010).

Green data center serupa dengan data center biasa yang digunakan untuk media penyimpanan, manajemen, dan distribusi data. Yang membedakannya adalah hardware, elektrisitas, dan sistem komputer. Semuanya didesain untuk

(36)

mencapai efisiensi maksimal, dan dampak lingkungan minimal (Toledo, dkk. 2011).

Green data center serupa dengan data center yang dapat beroperasi dengan efisiensi energi maksimal dan dampak lingkungan minimal. Termasuk mesin, listrik, pencahayaan, elektrisitas, dan peralatan TI (server, jaringan, media penyimpanan). Perusahaan mulai beralih ke green data center dikarenakan tingginya biaya listrik sehubungan dengan operasional data center. Ini adalah cara untuk mengurangi biaya operasional perusahaan dalam infrastruktur.

Green data center ditentukan oleh efisiensi di mana data center mengubah sumber daya ke dalam perhitungan. Pengelolaan fasilitas ini akan fokus dalam meminimalkan limbah TI dan memecahkan masalah buruknya pemanfaatan TI dan alokasi sumber daya untuk peralatan yang relatif kurang produktif.

2.11 Green Metrics

Green metrics adalah metrics yang mengevaluasi efisiensi energi dari system komunikasi bergerak. Green metrics dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu metrics tingkat equipment, dan metrics tingkat facility.

Metrics tingkat equipment mengevaluasi masing-masing perangkat pada jaringan yang berada pada konsumsi tingkat rendah. Sedangkan metrics tingkat facility mengevaluasi konsumsi energi tingkat tinggi pada sebuah sistem dalam sudut pandang makro.

Pada penelitinian ini, green metrics yang digunakan terdiri dari Power Usage Efectiveness (PUE) dan Data Center infrastructure Efficiency (DCiE) yang ditawarkan oleh Green Grid.

2.11.1 Power Usage Efectiveness (PUE)

Power Usage Effectiveness (PUE) adalah metrics yang digunakan untuk menentukan efisiensi energi pada sebuah data center. PUE ditentukan dengan membagi jumlah daya listrik yang masuk di pusat data dengan daya yang digunakan langsung untuk menjalankan infrastruktur komputer yang ada di dalamnya. Karena itu PUE dinyatakan sebagai rasio, dimana efisiensi secara

(37)

keseluruhan akan membaik seiring dengan menurunnya hasil bagi menuju faktor 1 (ideal tanpa kerugian daya). Metrics ini dikembangkan oleh The Green Grid Association, a non-profit, open industry consortium of end users, policy makers, technology providers, facility architects, and utility companies yang bekerja untuk meningkatkan efisiensi sumber daya teknologi informasi dan pusat data di seluruh dunia. PUE adalah metrik yang sangat baik untuk mengetahui seberapa baik sebuah data center memberikan energi untuk peralatan teknologi informasi.

PUE adalah nilai total power yang dipakai untuk seluruh equipment di data center dibandingkan dengan power yang digunakan untuk perangkat IT-nya seperti yang ditunjukkan oleh rumus berikut :

PUE = ... (1)

Gambar 2.17 Power Usage Effectiveness (Mamane, 2009)

Total Facility Power didefinisikan sebagai daya yang didedikasikan sepenuhnya untuk data center. IT Equipment Power didefinisikan sebagai energi yang dikonsumsi oleh peralatan yang digunakan untuk mengelola, memproses, menyimpan, atau rute data dalam komputer.

(38)

IT Equipment Power termasuk daya yang berkaitan dengan semua peralatan IT misalnya, komputasi, storage, dan peralatan jaringan bersama dengan peralatan tambahan misalnya, KVM switch, monitor, dan workstation atau laptop yang digunakan untuk memantau atau mengontrol data center.

Total Facility Power mencakup semua energi peralatan IT seperti yang telah dijelaskan diatas di atas ditambah segala sesuatu yang mendukung peralatan IT yang menggunakan daya, seperti:

1. Komponen pengiriman Power, termasuk sistem UPS, switchgear, generator, power distribution units (PDUs), batteries, dan kerugian distribusi eksternal untuk peralatan IT

2. Cooling system components, seperti chillers, cooling towers, pumps, computer room air handling units (CRAHs), computer room air conditioning units (CRACs), dan direct expansion air handler (DX) units

3. Beban komponen lain, seperti pencahayaan data center.

PUE dapat digunakan untuk menggambarkan alokasi energi data center. Misalnya PUE 3,0 menunjukkan bahwa total penggunaan daya data center tiga kali lebih besar dari penggunaan energi untuk peralatan IT. Selain itu PUE dapat membantu memahami dampak nyata dari penggunaan daya komponen IT.

Tabel 2.6 Kriteria Nilai PUE dan DCiE (Mamane, 2009)

PUE DCiE 3,0 0,33 Very Inefficient 2,5 0,40 Inefficient 2,0 0,50 Average 1,5 0,67 Efficient 1,2 0,83 Very Efficient

Karena nilai kerugian distribusi listrik dan konsumsi listrik akan selalu positif, maka PUE tidak bisa kurang dari 1 ataupun DCiE lebih besar dari 100%.

(39)

2.11.2 Data center Infrastructure Efficiency (DCiE)

DCiE dapat diartikan sebagai rasio IT Equipment Power dan Total Facility Power seperti yang ditunjukkan pada persamaan dibawah :

DCiE = ... (2)

IT Equipment Power dapat diartikan sebagai power yang didedikasikan sepenuhnya sampai data center.

Total Facility Power dapat diartikan sebagai daya yang dikonsumsi oleh peralatan yang digunakan untuk mengelola, memproses, menyimpan atau rute data dalam komputer.

IT Equipment Power termasuk beban yang berkaitan dengan semua peralatan IT misalnya, komputasi, storage, dan peralatan jaringan bersama dengan peralatan tambahan misalnya, KVM switch, monitor, dan workstation atau laptop yang digunakan untuk memantau atau mengontrol data center.

Total Facility Power mencakup semua beban peralatan IT seperti yang telah dijelaskan diatas di atas ditambah segala sesuatu yang mendukung peralatan IT yang menggunakan beban, seperti:

1. Komponen pengiriman Power, termasuk sistem UPS, switchgear, generator, power distribution units (PDUs), batteries, dan kerugian distribusi eksternal untuk peralatan IT

2. Cooling system components, seperti chillers, cooling towers, pumps, computer room air handling units (CRAHs), computer room air conditioning units (CRACs), dan direct expansion air handler (DX) units

3. Beban komponen lain, seperti pencahayaan data center.

DCiE dinyatakan dalam persentase, dengan nilai target 100%. Perhitungan ini menyatakan berapa persen energi yang dibayar, digunakan oleh peralatan komputasi dalam data center. Data center pada umumnya mempunyai DCiE

(40)

40%. Total Facility Power adalah energi total yang digunakan khusus dalam data center. Sedangkan IT Equipment Power adalah total energi yang dikonsumsi oleh

peralatan yang digunakan untuk mengatur, memproses, menyimpan, ataupun mengantarkan data untuk komputasi. Pengukuran berkelanjutan akan memberikan pengertian yang lebih dalam terhadap infrastruktur data center. Serta memberikan penjelasan tetang faktor yang paling mempengaruhi efisiensi fasilitas secara keseluruhan.

2.12 Cluster Server

Server merupakan suatu elemen penting dalam suatu sistem informasi. Dimana server merupakan sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Sehingga sebuah server harus memiliki kemampuan yang berkali–kali lipat dari komputer pribadi dan dengan harga yang berkali–kali lipat juga. Solusinya untuk mengatasinya adalah dengan cluster server. Cluster server adalah sekumpulan komputer (umumnya server jaringan) independen yang beroperasi serta bekerja secara erat dan terlihat oleh klien jaringan seolah-olah komputer-komputer tersebut adalah satu buah unit komputer. Sehingga cluster server ini mempunyai kemampuan komputasi yang relatif baik.

Clustering terbagi kedalam beberapa jenis yaitu High Availability, Load Balancing Cluster dan Grid Computing.

2.12.1 High Availability

High Availability cluster atau yang juga sering disebut Failover Cluster pada umumnya diimplementasikan untuk tujuan meningkatkan ketersediaan layanan yang disediakan oleh cluster tersebut. Elemen cluster akan bekerja dengan memiliki node redundan, yang kemudian digunakan untuk menyediakan layanan saat salah satu

(41)

elemen cluster mengalami kegagalan. Ukuran yang paling umum dari kategori ini adalah dua node, yang merupakan syarat minimum untuk melakukan redudansi. Dimana implementasi cluster jenis ini akan mencoba untuk menggunakan redudansi komponen cluster untuk menghilangkan kegagalan disuatu tititk (Single Point of Failure).

2.12.2 Load Balancing Cluster

Cluster jenis ini beroperasi dengan mendistribusikan beberapa pekerjaan secara merata melalui beberapa node yang bekerja dibelakang (Back end node). Umumnya cluster ini akan dikonfigurasi sedemikian rupa sehingga dengan beberapa front-end load –balancing redundan.

2.12.3 Grid Computing

Grid Computing biasa disebut computer cluster, tapi difokuskan pada throughput seperti utilitas perhitungan ketimbang menjalankan pekerjaan–pekerjaan yang sangat erat yang biasanya dilakukan oleh super komputer. Grid Computing dioptimalkan untuk beban pekerjaan yang mencakup banyak pekerjaan independen atau paket – paket pekerjaan, yang tidak harus berbagi data yang sama antar pekerjaan selama proses komputasi dilakukan. Grid bertindak untuk mengatur alokasi pekerjaan kepada komputer–komputer yang akan melakukan tugas tersebut secara independen.

Gambar

Tabel  2.1 Tinjauan Mutakhir (State Of The Art)
Tabel  2.1 (Lanjutan)  Tinjauan Mutakhir (State Of The Art) 4  Emerson
Tabel  2.2 Terminology Definition and Examples Data Center
Tabel  2.2 (Lanjutan)  Terminology Definition and Examples Data Center  Environment  Lingkungan  fisik  dalam  bangunan  atau
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan antarmuka memasukkan gambar aksesories adalah tampilan pada admin untuk menambah gambar aksesories yang terdiri dari memasukkan gambar topi dan

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan

Berdasarkan temuan penelitian ini, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran matematika adalah: (1) guru hendaknya

Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu perimetrium(lapisan yang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus), miometrium (lapisan yang kaya akan sel otot dan berfungsi

Voltmeter untuk mengukur tegangan antara dua titik, dalam hal ini adalah tegangan pada lampu 3, voltmeter harus dipasang secara paralel dengan beban yang hendak diukur, posisi

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA

Surat pembaca yang sesuai dengan ilustrasi tersebut adalah….. (A) Kami sangat beruntung bersekolah yang mempunyai lahan bermain

Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas maka akan dibuat sebuah media bermain sambil belajar yang berjudul “Rancang Bangun Game Edukasi Puzzle Anak Usia Dini Dengan