LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Fitokimia Ekstrak Kulit Pisang Kepok
No. Jenis uji Perlakuan Hasil Keterangan
1 Saponin
0,5 mL sampel + 5 mL aquadest, kemudian dikocok selama 30 detik
Terdapat busa (+)
2 Steroid 0,5 mL sampel + 0,5 mL asam asetat glasial + 0,5 mL H2SO
Warna sampel tidak berubah menjadi biru atau ungu
(-)
3 Terpenoid 0,5 mL sampel + 0,5 mL asam asetat glasial + 0,5 mL H2SO
Warna sampel berubah menjadi kuning
(+)
4 Tanin 1 mL sampel + 3 tetes larutan FeCl3 10% Warna larutan tidak menjadi hitam kebiruan (-) 5 Alkaloid 0,5 mL sampel + 5 tetes kloroform + 5 tetes pereaksi Mayer (1 g KI dilarutkan dalam 20 mL aquadest, ditambahkan 0,271 g HgCl2 hingga larut) Tidak terlihat adanya endapan berwarna larutan putih kecoklatan (-) 6 Flavonoid 0,5 mL sampel + 0,5 g serbuk Mg + 5 mL HCl pekat (tetes demi setetes) Warna larutan menjadi merah/kuning dan ada busa
(+)
Keterangan :
(+) : Mengandung (-) : Tidak mengandung
Gambar 1. Dokumentasi Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Kulit Pisang Kepok
1). Saponin (+)
2). Steroid (-)
3). Terpenoid (+)
4). Tanin (-)
5). Alkaloid (-)
6). Flavonoid (+)
Lampiran 2 Skema Kerja Penentuan Nilai SPF (Sun Protection Factor) Ekstrak Kulit
Pisang Kepok
Gambar 1. Skema Kerja Penentuan Nilai SPF (Sun Protection Factor)
Ekstrak murni
- Buat konsentrasi ekstrak 1,5%, 5%, 10%
dalam 10 ml aquadest
- Larutan ekstrak dibaca serapan pada Panjang
gelombang 290 – 320 nm
- Blanko yang digunakan adalah aquadest
Lampiran 3 Skema Kerja Penentuan Nilai SPF (Sun Protection Factor) Ekstrak
Propolis
Gambar 2. Skema Kerja Penentuan Nilai SPF (Sun Protection Factor)
Ekstrak murni bubuk
- Ekstrak bubuk dilarutkan dalam aquadest
- Buat konsentrasi ekstrak 1,5% dalam 10 ml
aquadest
- Larutan ekstrak dibaca serapan pada Panjang
gelombang 290 – 320 nm
- Blanko yang digunakan adalah aquadest
Lampiran 4 Hasil Identifikasi dengan Menggunakan Spektrofotometri UV-VIS
Tabel 1 . Nilai EE x 1 pada panjang gelombang 290 - 320 nm
panjang gelombang (λ nm) EE x I 290 0,0150 295 0,0817 300 0,2874 305 0,3278 310 0,1864 315 0,0839 320 0,0180 Total 1Tabel 2. Nilai Absorbansi (Abs) Dari Sampel Ekstrak Kulit Pisang Kepok dan
Ekstrak Propolis dengan Metode Spektofotometri UV-Vis, Setiap Interval 5 nm Pada
Panjang Gelombang 290 - 320 nm
panjang gelombang (nm) konsentrasi ekstrak kulit pisang kepok 1,5% propolis 1,5 % kulit pisang kepok 5% kulit pisang kepok 10% 290 0,780 2,602 2,290 2,530 295 0,754 3,229 2,812 3,116 300 0,730 3,911 3,044 3,699 305 0,691 3,970 2,883 3,731 310 0,651 4,022 2,730 3,776 315 0,609 4,179 2,555 3,761 320 0,568 3,874 2,368 3,618Lampiran 5 Perhitungan Penentuan Nilai SPF (Sun Protection Factor)
Tabel 1. Sampel Perhitungan SPF Pada Sampel Ekstrak Kulit Pisang Kepok
Konsentrasi 1,5%
sampel ekstrak kulit pisang kepok 1,5%
panjang gelombang Absorbansi EE x I Abs x (EE x I)
290 0,780 0,0150 0,0117000 295 0,754 0,0817 0,0616018 300 0,730 0,2874 0,2098020 305 0,691 0,3278 0,2265098 310 0,651 0,1864 0,1213464 315 0,609 0,0839 0,0510951 320 0,568 0,0180 0,0102240 Total 0,6922791
Perhitungan : SPF = 10 x 0,6922791
SPF = 6,922792
Tabel 2. Sampel Perhitungan SPF Pada Sampel Ekstrak Kulit Pisang Kepok
Konsentrasi 5%
sampel ekstrak kulit pisang kepok 5%
panjang gelombang Absorbansi EE x I Abs x (EE x I)
290 2,290 0,0150 0,0343500 295 2,812 0,0817 0,2297404 300 3,044 0,2874 0,8748456 305 2,883 0,3278 0,9450474 310 2,730 0,1864 0,5088720 315 2,555 0,0839 0,2143645 320 2,368 0,0180 0,0426240 Total 2,8498439
Perhitungan : SPF = 10 x 2,8498439
SPF = 28,498439
Tabel 3. Sampel Perhitungan SPF Pada Sampel Ekstrak Kulit Pisang Kepok
Konsentrasi 10%
sampel ekstrak kulit pisang kepok 10% panjang gelombang Absorbansi EE x I Abs x (EE x I)
290 2,530 0,0150 0,037950 295 3,116 0,0817 0,2545772 300 3,699 0,2874 1,0630926 305 3,731 0,3278 1,2230218 310 3,776 0,1864 0,7038464 315 3,761 0,0839 0,3155479 320 3,618 0,0180 0,0651240 Total 3,6631599
Perhitungan : SPF = 10 x 3,6631599
SPF = 36,6631599
Tabel 4. Sampel Perhitungan SPF Pada Sampel Ekstrak Propolis 1,5 %
sampel ekstrak propolis 1,5%panjang gelombang Absorbansi EE x I Abs x (EE x I)
290 2,602 0,0150 0,0390 295 3,229 0,0817 0,2638 300 3,911 0,2874 1,1240 305 3,970 0,3278 1,3014 310 4,022 0,1864 0,7497 315 4,179 0,0839 0,3506 320 3,874 0,0180 0,0697 Total 3,8983
Perhitungan : SPF = 10 x 3,8983
SPF = 38,983
Tabel 7. Nilai SPF Sampel Ekstrak Kulit Pisang Kepok Pada Beberapa Variasi
Konsentrasi
Konsentrasi sampel kulit pisang
kepok Nilai SPF Sampel Kategori SPF
Kulit pisang kepok 1,5% 6,922792 Sedang
Kulit pisang kepok 5% 28,498439 Ultra
Kulit pisang kepok 10% 36,6631599 Ultra
Tabel 8. Nilai SPF sampel ekstrak Propolis konsentrasi 1,5%
Konsentrasi sampel ekstrak propolis Nilai SPF Sampel Kategori SPF
Ekstrak propolis 1,5% 38,983 Ultra
Keterangan :
Klasifikasi kekuatan SPF (Nauclea, 2015) a.SPF minimal (2 – 4)
b.SPF sedang (4 – 6) c.SPF ekstra ( 6 – 8) d.SPF maksimal ( 8 – 15) e.SPF ultra ≥ 15
Gambar 1. Grafik Nilai Absorbansi Ekstrak
Gambar 2. Grafik Nilai Sun Protection Factor (SPF) Ekstrak
290 295 300 305 310 315 320
ekstrak kulit pisang kepok 1,5% 0.78 0.754 0.73 0.691 0.651 0.609 0.568 ekstrak kulit pisang kepok 5% 2.29 2.812 3.044 2.883 2.73 2.555 2.368 ekstrak kulit pisang kepok 10% 2.53 3.116 3.699 3.731 3.776 3.761 3.618 ekstrak propolis 1,5% 2.602 3.229 3.911 3.97 4.022 4.179 3.874 0 0.51 1.52 2.53 3.54 4.5 A b so rb an si panjang gelombang (nm)
ABSORBANSI EKSTRAK
ekstrak kulit pisang kepok 1,5% ekstrak kulit pisang kepok 5% ekstrak kulit pisang kepok 10% ekstrak propolis 1,5%
6.922792 28.498439 36.6631599 38.983 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
ekstrak kulit pisang kepok 1,5%
ekstrak kulit pisang kepok 5%
ekstrak kulit pisang kepok 10%
ekstrak propolis 1,5%
N
ilai SPF
Nilai Sun Protection Factor (SPF)
Ekstrak
Lampiran 6 Pembuatan Sediaan Ekstrak Propolis
Tabel 1 Formula sediaan ekstrak propolis konsentrasi 1,5%
Bahan Formula
Karbomer 1,5 gram
Triethanolamin 4 gram
Natrium metabisulfit 0,1 gram
Metil paraben 0,2 gram
Propil paraben 0,05 gram
Etanol 70% 25 gram
Ekstrak propolis 1,5 gram
Aquadest (ml) ad 100 gram
(Siregar, 2014)
Tahapan pembuatan sediaan ekstrak propolis dilakukan dengan mengembangkan
karobomer ke dalam aquadestt hingga mengembang, kemudian ditambahkan
triethanolamine sedikit demi sedikit dan natrium metabisulfit. Selanjutnya
ditambahkan metil paraben dan propil paraben yang telah dilarutkan dengan Sebagian
etanol sedikit demi sedikit hingga tercampur dan diperoleh basis gel. Kemudian sedikit
demi sedikit ekstrak propolis yang telah dilarutkan dalam etanol ditambahkan ke dalam
basis gel hingga homogen (Siregar, 2014).
Lampiran 7 Gambaran histopatologi pada kulit mencit (Mus musculus) jantan yang
diberi paparan sinar ultraviolet dengan durasi 60 menit per hari selama 14 hari
Tabel 1. Gambaran histopatologi pada kelompok perlakuan dengan diolesi sediaan
ekstrak kulit pisang kepok 1,5 %
Lapang
Pandang Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5 Ulangan 6
1 10,0 μm 10,0 μm 17,5 μm 7,5 μm 52,5 μm 40,0 μm 2 20,0 μm 17,5 μm 17,5 μm 7,5 μm 77,5 μm 27,5 μm 3 12,5 μm 22,5 μm 22,5 μm 5,0 μm 70,0 μm 10,0 μm 4 15,0 μm 15,0 μm 17,5 μm 12,5 μm 85,0 μm 17,5 μm 5 22,5 μm 17.5 μm 15,0 μm 12,5 μm 37,5 μm 15,0 μm 6 17,5 μm 15,0 μm 17,5 μm 10,0 μm 40,0 μm 12,5 μm 7 10,0 μm 22,5 μm 15,0 μm 17,5 μm 35,0 μm 10,0 μm 8 17,5 μm 15,0 μm 22,5 μm 15,0 μm 25,0 μm 12,5 μm 9 25,0 μm 12,5 μm 20,0 μm 15,0 μm 22,5 μm 17,5 μm 10 10,0 μm 17,5 μm 15,0 μm 22,5 μm 22,5 μm 7,5 μm Total 90,0 μm 55,0 μm 65,0 μm 45,0 μm 255,0 μm 75,0 μm Rata-rata 15,0 μm 13,8 μm 16,3 μm 11,3 μm 51,0 μm 18,8 μm
Tabel 2. Gambaran histopatologi pada kelompok perlakuan dengan diolesi sediaan
ekstrak kulit pisang kepok 5 %
Lapang
pandang Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5 Ulangan 6
1 92,5 μm 17,5 μm 35,0 μm 62,5 μm 27,5 μm 75,0 μm 2 50,0 μm 37,5 μm 75,0 μm 87,5 μm 22,5 μm 37,5 μm 3 75,0 μm 50,0 μm 55,0 μm 40,0 μm 17,5 μm 22,5 μm 4 30,0 μm 17,5 μm 50,0 μm 30,0 μm 20,0 μm 60,0 μm 5 25,0 μm 25,0 μm 75,0 μm 50,0 μm 10,0 μm 42,5 μm 6 50,0 μm 47,5 μm 82,5 μm 40,0 μm 25,0 μm 40,0 μm 7 45,0 μm 17,5 μm 60,0 μm 75,0 μm 12,5 μm 35,0 μm 8 50,0 μm 47,5 μm 42,5 μm 85,0 μm 22,5 μm 50,0 μm 9 27,5 μm 50,0 μm 55,0 μm 57,5 μm 17,5 μm 45,0 μm 10 47,5 μm 52,5 μm 75,0 μm 27,5 μm 22,5 μm 65,0 μm Total 325,0 μm 125,0 μm 480,0 μm 320,0 μm 55,0 μm 370,0 μm Rata-rata 46,4μm 36,3 μm 60,0 μm 55,5 μm 19,8 μm 47,3 μm
Tabel 3. Gambaran histopatologi pada kelompok perlakuan dengan diolesi sediaan
ekstrak kulit pisang kepok 10 %
Lapang
pandang Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5 Ulangan 6
1 17,5 μm 22,5 μm 20,0 μm 37,5 μm 45,0 μm 22,5 μm 2 15,0 μm 50,0 μm 35,0 μm 37,5 μm 45,0 μm 25,0 μm 3 25,0 μm 40,0 μm 37,5 μm 75,0 μm 20,0 μm 27,5 μm 4 20,0 μm 15,0 μm 50,0 μm 57,5 μm 25,0 μm 37,5 μm 5 25,0 μm 20,0 μm 30,0 μm 60,0 μm 25,0 μm 37,5 μm 6 22,5 μm 50,0 μm 57,5 μm 35,0 μm 32,5 μm 25,0 μm 7 25,0 μm 25,0 μm 20,0 μm 40,0 μm 27,5 μm 30,0 μm 8 32,5 μm 30,0 μm 30,0 μm 45,0 μm 37,5 μm 27,5 μm 9 17,5 μm 20,0 μm 27,5 μm 55,0 μm 37,5 μm 57,5 μm 10 25,0 μm 30,0 μm 50,0 μm 22,5 μm 40,0 μm 20,0 μm Total 135,0 μm 280,0 μm 235,0 μm 310,0 μm 200,0 μm 100,0 μm Rata- rata 22,5 μm 30,3 μm 35,8 μm 46,5 μm 33,5 μm 31,0 μm
Tabel 4. Gambaran histopatologi pada kelompok control positif dengan diolesi sediaan
ekstrak propolis 1,5 %
Lapang
pandang Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5 Ulangan 6
1 12,5 μm 30,0 μm 10,0 μm 7,5 μm 25,0 μm 10,0 μm 2 20,0 μm 30,0 μm 15,0 μm 30,0 μm 25,0 μm 15,0 μm 3 25,0 μm 17,5 μm 10,0 μm 20,0 μm 17,5 μm 22,5 μm 4 12,5 μm 20,0 μm 10,0 μm 20,0 μm 25,0 μm 12,5 μm 5 22,5 μm 25,0 μm 15,0 μm 40,0 μm 17,5 μm 10,0 μm 6 27,5 μm 17,5 μm 10,0 μm 27,5 μm 30,0 μm 15,0 μm 7 12,5 μm 30,0 μm 7,5 μm 22,5 μm 30,0 μm 12,5 μm 8 12,5 μm 15,0 μm 12,5 μm 15,0 μm 22,5 μm 10,0 μm 9 15,0 μm 25,0 μm 10,0 μm 17,5 μm 22,5 μm 10,0 μm 10 10,0 μm 27,5 μm 10,0 μm 12,5 μm 25,0 μm 10,0 μm Total 70,0 μm 175,0 μm 90,0 μm 125,0 μm 160,0 μm 80,0 μm Rata- rata 17,0 μm 23,8 μm 11,0 μm 21,3 μm 24,0 μm 12,8 μm
Tabel 5. Gambaran histopatologi pada kelompok kontrol negatif hanya dipaparkan
sinar ultraviolet
Lapang
pandang Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Ulangan 4 Ulangan 5 Ulangan 6
1 37,5 μm 32,5 μm 40,0 μm 30,0 μm 37,5 μm 55,0 μm 2 22,5 μm 35,0 μm 45,0 μm 27,5 μm 25,0 μm 32,6 μm 3 37,5 μm 15,0 μm 42,5 μm 52,5 μm 25,0 μm 20,0 μm 4 22,5 μm 20,0 μm 52,5 μm 40,0 μm 40,0 μm 17,5 μm 5 37,5 μm 37,5 μm 67,5 μm 40,0 μm 35,0 μm 25,0 μm 6 35,0 μm 37,5 μm 42,5 μm 42,5 μm 25,0 μm 52,5 μm 7 37,5 μm 37,5 μm 40,0 μm 47,5 μm 30,0 μm 42,5 μm 8 42,5 μm 25,0 μm 45,0 μm 25,0 μm 22,5 μm 30,0 μm 9 50,0 μm 22,5 μm 40,0 μm 32,5 μm 25,0 μm 25,0 μm 10 75,0 μm 37,5 μm 62,5 μm 27,5 μm 17,5 μm 90,0 μm Total 160,0 μm 95,0 μm 210,0 μm 135,0 μm 205,0 μm 245,0 μm Rata- rata 39,8 μm 30,0 μm 47,8 μm 36,5 μm 28,3 μm 39,01 μm
Tabel 6. Uji Normalitas jumlah melanosit dan ketebalan epidermis dengan
Shapiro-Wilk
Variabel Uji Normalitas
Statistik P-Value* Jumlah Melanosit 0,68532 2,2 x 10 -16 Ketebalan epidermis 0,88256 2,05 x 10 -14 *p<0,05
Tabel 7. Uji Kruskall-walis
Variabel Perlakuan Mean Rank* X2 P-Value**
Jumlah Melanosit P1 122,76c 54,48435 4,17 x 10-11 P2 167,21b P3 166,84b K+ 100,47c K- 195,23a Ketebalan Epidermis P1 105,36bc 96,63465 0 P2 128,05b P3 199,78a K+ 100,85c K- 218,47a
*Perbedaan huruf menunjukkan hasil yang berbeda nyata **Degrees of freedom (Df) 454.48435