• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS TANJUNGPINANG. Mia Astriana, Yeti Trisnawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS TANJUNGPINANG. Mia Astriana, Yeti Trisnawati"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS TANJUNGPINANG

Mia Astriana, Yeti Trisnawati Akademi Kebidanan Anugerah Bintan

Email: miaastriana01@gmail.com ABSTRAK

Latar Belakang: Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan dalam pemberian ASI eksklusif. Target ASI di Kota Tanjungpinang terendah se Kepulauan Riau Tahun 2016 terendah yaitu 32,2%, dimana masih jauh dari target yang diharapkan yaitu mencapai 80%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan di Puskesmas Tanjungpinang.

Metode: Desain penelitian ini deskriptif dengan jumlah sampel 38 ibu hamil.. Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner yang sudah melalui uji validitas dan reabilitas. Analisis data yang digunakan analisis univariat

HasiL: Sebagian besar responden berusia 20-35 yaitu 78,9%, sebagian responden memiliki tingkat pendidikan dasar sebanyak 52,6%, sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga yaitu 71,1%, sebagian besar sumber informasi yang diperoleh responden dari tenaga kesehatan yaitu 60,5%, sebagian besar responden tidak melakukan perawatan payudara yaitu 57,9%. Sedangkan berdasarkan tingkat pengetahuan yaitu sebagian besar berpengetahuan cukup sebanyak 47,4%.

Kesimpulan: Sebagian besar pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan di Puskesmas Tanjungpinang dalam kategori cukup. Kata Kunci : pengetahuan, perawatan payudara, ibu hamil

PENDAHULUAN

Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah satu bagian penting yang harus di perhatikan sebagai persiapan dalam pemberian Air Susu Ibu (ASI). Kenapa ASI eksklusif penting, tak lain karena pada usia tersebut bayi belum mampu mencerna makanan lain selain ASI, di samping memang ginjalnya belum cukup sempurna untuk mengeluarkan sisa-sisa pembakaran makanan, enzim-enzim dalam usus juga belum banyak untuk mencerna

makanan lain. Pada saat hamil, terjadi pembengkakan dari payudara akibat pengaruh hormonal termasuk juga pembengkakan dari putting susu. Dengan adanya pembengkakan tersebut, payudara menjadi mudah teriritasi. Oleh karena itu perlu di lakukan perawatan payudara selama kehamilan (Kristiyasari, 2009).

Tahun 2010, empat negara ASEAN yaitu Filipina, Indonesia, Laos dan Kamboja termasuk kelompok negara yang memiliki Angka

(2)

Kematian Bayi (AKB) sedang yaitu 20-49 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2013). AKB di Indonesia menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) mencapai AKB 32 per 1.000 kelahiran hidup di Tahun 2012 kurang menggembirakan di bandingkan target Renstra Kemenkes yang ingin di capai yaitu 24 per 1.000 kelahiran hidup juga target MDG’s

sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2015 (Depkes RI, 2012).

Salah satu strategi untuk menurunkan AKB yaitu dengan cara melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). IMD adalah proses menyusu segera yang dilakukan dengan menempelkan bayi pada payudara ibunya dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Organisasi kesehatan dunia WHO dan UNICEF telah merekomendasikan untuk berikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, yaitu pemberian ASI tanpa tambahan makanan lainnya, dan diikuti dengan terus memberikan ASI sampai usia 2 tahun bersama dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang dapat (Andri Priyatna dkk, 2014).

Dalam agama islam telah di jelaskan di Al-Quran surat (Al-Baqarah: 233) bahwa para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh. Apabila keduanya ingin menyapih

(sebelum dua tahun) maka tidak ada dosa bagimu.menurut yang patut maka bertakwalah kamu kepada Allah yang maha melihat apa yang kamu kerjakan.

Menurut Kemenkes RI, (2016) di Indonesia ASI eksklusif dengan target restra tahun 2015 sebesar 39% maka secara rasioanl cakupan pemberian ASI eksklusif pada 0-6 bulan sebesar 55,7% yang telah mencapai target, sedangkan pemberian ASI eksklusif tertinggi berdasarkan provinsinya yaitu Nusa Tenggara Barat dengan nilai 86,9% provinsi terendah yaitu Sulawesi utara dengan nilai 26,3% sedangkan Provinsi Kepulauan Riau dengan nilai 56,8%.

Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau (2015), dan DinasKesehatanKota

Tanjungpinang,(2016) yang memiliki nilai tertinggi dalam pemberian ASI eksklusif terdapat di Natuna dengan nilai 52,2%, persentasi terendah terdapat di Kota Tanjungpinang

dengan nilai 32,2%.

KotaTanjungpinang khususnya pada wilayah Puskesmas Mekar Baru masih sangat rendah dalam pemberian ASI eksklusif dengan nilai 8,2%, untuk presentasi tertinggi terdapat pada wilayah Puskesmas Kampung Bugis dengan nilai 75,9%.

(3)

44 Pada dasarnya pengetahuan

merupakan hasil dari tahu. Pengetahuan berperan penting terhadap ibu hamil, jika perawatan payudara tidak di lakukan dengan baik pada masa kehamilan maka akan berdampak seperti ASI tidak keluar atau ASI keluar setelah beberapa hari pasca bersalin, puting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit menghisap, produksi ASI sedikit, dan tidak cukup di konsumsi bayi (Notoatmodjo, 2012).

Menurut Survey pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti dari 10 orang ibu hamil, 6 diantaranya tidak mengetahui tentang perawatan payudara selama kehamilan sedangkan 4 diantaranya mengetahui tentang perawatan payudara selama kehamilan.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk lebih lanjut melakukan penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Kehamilan di Puskesmas Tanjungpinang Tahun 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran

pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan di Puskesmas Tanjungpinang Tahun 2017.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross

sectional. penelitian ini dilakukan di

Puskesmas Tanjungpinang pada Tanggal 28 Juli - 02 Agustus 2017 dengan sampel ibu hamil sebanyak 38 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Total

Sampling.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan dan lembar checklist tentang perawatan payudara selama kehamilan. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisaunivariat yaitu untuk melihat distribusi dari persentase dari tiap variabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Karakteristik Responden N o Karakteristik n=38 % 1 Umur - <20 5 13,2 - 20-35 30 78,9 - >35 3 7,9 2 Pendidikan - Dasar 20 52,6 - Menengah 14 36,8 - Tinggi 4 10,5 3 Pekerjaan - IRT 27 71,1 - PNS 5 13,2 - Swasta 6 15,8 4 Sumber Informasi - Media Massa 9 23,7 - Media Elektronik 6 15,8 - Tenaga Kesehatan 23 60,5 5 Perawatan Payudara - Tidak 22 57,9 - Ya 16 42,1

(4)

Berdasarkan tabel 1. diatas dapat diketahui bahwa karakteristik responden yang berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 78,9%, sedangkan menurut tingkat pendidikan diketahui bahwa karakteristik responden berpendidikan dasar sebanyak 52,6%, menurut pekerjaan diketahui bahwa responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 71,1%, menurut sumber informasi diketahui bahwa responden memperoleh informasi dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 60,5%, dan menurut perawatan payudara dapat diketahui bahwa responden sebagian besar tidak melakukan perawatan payudara yaitu sebanyak 57,9%.

Tabel 2. Pengetahuan ibu hamil tentang pengertian perawatan payudara selama kehamilan

No Kriteria F %

1 Baik 11 28,9

2 Cukup 18 47,4

3 Kurang 9 23,7

Jumlah 38 100% Berdasarkan tabel 2. Dapat diketahui bahwa gambaran pengetahuan responden tentang pengertian perawatan payudara selama kehamilan 47,4% berpengetahuan cukup.

Tabel 3. Pengetahuan ibu hamil tentang cara melakukan perawatan payudara selama kehamilan

No Kriteria F %

1 Baik 14 36,8

2 Cukup 8 21,1

3 Kurang 16 42,1 Jumlah 38 100% Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa gambaran pengetahuan responden tentang cara melakukan perawatan payudara selama kehamilan 42,1% berpengetahuan kurang.

Tabel 4. Pengetahuan ibu hamil tentang manfaat melakukan perawatan payudara selama kehamilan. No Kriteria F % 1 Baik 13 34,2 2 Cukup 13 34,2 3 Kurang 12 31,6 Jumlah 38 100% Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa gambaran pengetahuan responden tentang manfaat melakukan perawatan payudara selama kehamilan 34,2% berpengetahuan baik dan cukup Tabel 5. Pengetahuan ibu hamil tentang dampak jika tidak melakukan perawatan payudara selama kehamilan. No Kriteria F % 1 Baik 5 13,2 2 Cukup 11 28,9 3 Kurang 22 57,9 Jumlah 38 100%

(5)

46 Berdasarkan tabel 5 dapat

diketahui bahwa gambaran pengetahuan responden tentang dampak jika tidak melakukan perawatan payudara selama kehamilan 57,9% berpengetahuan kurang.

Tabel 6. Pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan di Puskesmas Tanjungpinang. No Kriteria F % 1 Baik 8 21,1 2 Cukup 18 47,4 3 Kurang 12 31,6 Jumlah 38 100% Berdasarkan tabel 6, dari 38 responden yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil 47,4% berpengetahuan cukup dalam melakukan perawatan payudara selama kehamilan.

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap 38 responden di Puskesmas Tanjungpinang Tahun 2017 yang meliputi pengertian perawatan payudara selama kehamilan, cara melakukan perawatan payudara selama kehamilan, manfaat melakukan perawatan payudara selama kehamilan dan dampak jika tidak melakukan perawatan payudara selama kehamilan. Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa Gambaran pengetahuan ibu hamil

tentang perawatan payudara selama kehamilan adalah “cukup” yaitu sebanyak 47,4%. Tingginya pengetahuan ibu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor usia, faktor pendidikan, faktor pekerjaan dan faktor perolehan informasi.

Jika ditinjau dari karakteristik responden dari segi usia dapat dijelaskan berdasarkan tabel 1 bahwa hampir keseluruhan yaitu 78,9% berusia antara 20-35 tahun.

Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologi (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi,hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2011).

Berdasarkan teori yang telah disebutkan diatas bahwa tingginya usia seseorang maka tinggi pula pengetahuannya. Namun, hal tersebut sejalan dengan hasil yang telah didapat oleh peneliti, yang mana pengetahuan responden yang berusia 20-35 tahun berada pada kategori produktif yaitu pada usia tersebut ibu hamil lebih aman untuk

(6)

hamil serta aktif dalam mencari informasi seputar kehamilannya.

Menurut asumsi peneliti bahwa tingginya pengetahuan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh usia tapi ada beberapa faktor antara lain yaitu seperti adanya budaya atau kebiasaan adat istiadat yang dipercaya yaitu pantangan pada masa kehamilan dan juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya minat responden itu sendiri dalam melakukan perawatan payudara selama kehamilan tersebut.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagianbesarpengetahuan

merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).

Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskanyaitu 52,6% berpendidikan dasar. Pendidikan bearti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah, maka akan menghambat perkembangan

sikap orang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2011).

Berdasarkan teori yang telah disebutkan diatas bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka tinggi pula pengetahuannya. namun, hal tersebut sejalan dengan hasil yang didapat oleh peneliti, yang mana hampir keseluruhan responden 52,6% berpendidikan dasar. Hal ini disebabkan dari rendahnya minat dan kemauan responden itu sendiri untuk melakukan perawatan payudara selama hamil.

Apabila ditinjau dari karakteristik responden dari segi pekerjaan berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar 71,1% responden tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2011).

Dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa teori yang sudah ada sejalan dengan hasil penelitian karena sebagian besar responden sebagai ibu rumah tangga. Hal ini juga dikarenakan kurangnya motivasi dari dalam diri responden tersebut dan kurangnya dukungan dari keluarga maupun kerabat untuk

(7)

48 melakukan perawatan payudara

selama hamil.

Jika ditinjau dari karakteristik responden dan segi perolehan informasi berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa 60,5% responden memperoleh informasi dari tenaga kesehatan. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2011).

Dalam hal ini seharusnya informasi yang didapat dari petugas kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan responden lebih optimal, karena informasi yang diberikan oleh petugas kesehatan lebih lengkap dan mudah dipahami. Namun dari hasil penelitian pengetahuan yang dimiliki responden masih dikategori cukup hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sikap responden itu sendiri yang tidak ada rasa ingin tahu dalam penjelasan yang disampaikan oleh petugas kesehatan tentang perawatan payudara selama kehamilan.

Apabila ditinjau dari karakteristik responden dari segi perawatan payudara berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar 57,9% responden tidak melakukan perawatan payudara selama kehamilan.

Menurut asumsi penelitian bahwa sebagian besar 57,9% responden tidak melakukan perawatan payudara dikarenakan beberapa faktor yaitu seperti adanya budaya atau kebiasaan adat istiadat yang dipercaya yaitu pantangan pada masa kehamilan dan juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya minat responden itu sendiri dalam melakukan perawatan payudara selama kehamilan, serta dapat disimpulkan bahwa responden yang melakukan perawatan payudara selama kehamilan berpengetahuan cukup yaitu 47,4%.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan didapatkan bahwa pengetahuan responden tentang pengertian perawatan payudara selama kehamilan sebagian besar berpengetahuan cukup (47,4%), pengetahuan ibu hamil tentang cara melakukan perawatan payudara selama kehamilan sebagian besar berpengetahuan kurang (42,1%), pengetahuan ibu hamil tentang manfaat melakukan perawatan payudara selama kehamilan adalah berpengetahuan baik dan cukup (34,2%), pengetahuan ibu hamil tentang dampak jika tidak melakukan perawatan payudara selama kehamilan sebagian besar

(8)

berpengetahuan kurang (57,9%). Jadi, sebagian besar pengetahuan ibu hamil tentang perawatan payudara selama kehamilan adalah berpengetahuan cukup 47,4%

Bagi ibu hamil diharapkan untuk selalu berusaha menambah pengetahuan ibu tentang perawatan payudara selama kehamilan dan bagi tenaga kesehatan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan cakupan asi eksklusif melalui peningkatan pengetahuan tentang perawatan payudara selama kehamilan

DAFTAR PUSTAKA

Andri, P & Asnol, B. (2014). 1.000 Hari

Pertama Kehidupan. Jakarta :

Gramedia.

Arikunto,Suharsini. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik.Jakarta : Rineka Cipta.

Bickley,LynnS. (2009). Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan.

Jakarta : EGC.

Ernawati, dkk. (2015). Pengetahuan Ibu Hamil TM III Tentang

Perawatan Payudara. Jurnal

JNKI vol, 03, no. 1.

Hidayat, A, A. (2011). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik

Analisis Data. Jakarta :

Salemba Medika.

,(2014). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik

Analisis Data.Jakarta :

Salemba Medika.

Kementrian Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. (2015).

Cakupan Pemberian ASI

Eksklusif. Tanjungpinang : 2015.

Kementrian Kesehatan RI. (2016).

Cakupan Pemberian ASI

Eksklusif. Jakarta : 2016.

Manuaba, dkk. (2010). Ilmu

Kebidanan, Penyakit

Kandungan, & KB. Jakarta :

EGC.

Mubarak, Wahid Iqbal. (2011).

Promosi Kesehatan Untuk

Kebidanan. Jakarta : Salemba

Medika.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta

: Rineka Cipta.

,(2012). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta

: Rineka Cipta.

Saryono & Pramitasari, D. (2014).

Perawatan Payudara. Jakarta

: Nuhamedika.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualititatif dan R & D. Bandung: Alfabeta

Simkin, dkk. (2010). Kehamilan,

Melahirkan & Bayi. Jakarta :

Arcan.

Wati, S. E. (2015). Gambaran Studi

Pengetahuan Ibu Hamil

Tentang Breast Care Selama

Kehamilan. Jurnal UNPK vol.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Responden

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahksn kasih dan sayang-Nya kepada kita, sehingga penulis

Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi yang dimulai dari

To check whether the Equation (2) is valid to find the optimal slope, the solar radiation was measured on each orientation, start from North, East, South, and West with a 10 o

REVIEW OF RELATEiD LITERATURE. 2.1

Dan pada tanggal 18 Agustus 2009, perusahaan menjual seluruh kepemilikan hak atas saham PT Citra Kendedes Pratama yang berlokasi di Sidoardjo kepada pihak minoritas Bp. Rudy

Sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi serta kewenangan RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi dan mengacu kepada RPJMD Provinsi Sumatera Barat Prioritas 4 yaitu peningkatan

Kussmaul (1995:17) menyatakan bahwa hal terbesar yang pernah dia temui dalam hal interferensi bahasa yang kaitannya dengan karya terjemahan adalah adanya para

boninense kandungan unsur Boron (B) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar Boron yang terdapat pada sampel tanah supresif.. Besarnya perbedaan kadar B antar kedua