• Tidak ada hasil yang ditemukan

INOVASI PENDIDIKAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INOVASI PENDIDIKAN PADA MASA PANDEMI COVID-19"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

63

INOVASI PENDIDIKAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 Lisa

Tadris Matematika FTIK IAIN Lhokseumawe [email protected]

Abstrak

Tujuan penulisan ini adalah untuk memaparkan inovasi pendidikan pada masa Covid-19 dan dapat menjadikan salah satu alternatif dalam proses pembelajaran. Adapun tulisan ini mengguankan peneltian kualitatif deskriftif melalui angket dan hasil wawancara. Pembelajaran pada masa Covid-19 dapat menggunakan aplikasi media sosial seperti facebook, aplikasi Zoom Whatsapp, ataupun media pembelajaran lainnya yang merupakan sarana pembelajaran, agar pendidik dapat mengetahui peserta didik tetap melakukan pembelajaran di rumah. Aplikasi yang dapat digunakan dalam pemebelajaran secara online yaitu (1) Rumah Belajar, (2) Meja Kita, (3) Icando , (4) IndonesiaX, (5) Google for Education, (6) Kelas Pintar, (7) Microsoft Office 365, (8) Quipper School, (9) Ruangguru, (10) Sekolahmu, (11) Zenius, (12) Cisco Webex. Dari hasil survey penggunaan media pembelajaran diperoleh bahwa Mayoritas orang tua melek informasi belajar dari rumah, Penggunaan media belajar offline lebih dominan, Anak terlalu banyak diberikan tugas, pekerjaan dan pendidikan orang tua sangat berpengaruh, Ibu lebih dominan mendampingi anak daripada ayah.

Kata Kunci: inovasi, pendidikan, COVID-19

PENDAHULUAN

Salah satu badan koordinasi internasional yang mengurusi isu kesehatan yaitu WHO menetapkan virus Corona atau nama lainnya COVID-19 merupakan pandemi yang telah menyebar ke dunia, yang sudah terkontaminasi sebanyak 100 negara yang ada di dunia. WHO mengemukakan pandemi ini merupakan suatu kondisi yang sangat memprihatinkan dimana seluruh dunia kemungkinan akan terjangkit virus tersebut dan berpotensi akan mengalami jatuh sakit. Pandemi adalah merupakan suatu virus yang akan menyebar secara serentak di mana-mana.

Pandemi dari virus ini akan mengalami berdampak negatif baik sektor ekonomi, sosial, maupun pendidikan.Salah satu Organisasi yang berkoordinasi tentang Pendidikan dan Keilmuan, serta Kebudayaan di Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu UNESCO menyatakan bahwa virus ini sangat berdampak negatif bagi sektor pendidikan. Diperkirakan lebih dari 300 juta peserta didik mengalami kesulitan dalam kegiatan sekolahnya di seluruh dunia dan akan berdampak pada pendidikan mereka di masa depan

Di Indonesia juga merasakan dampaknya di dunia pendidikan, apabila kondisi ini meningkat terus, maka dampaknya terhadap bidang pendidikan

akan semakin meningkat. Sehingga dampak ini yang dirasakan peserta didik baik di sekolah, perguruan tinggi serta lembaga pendidikan yang berada diluar sekolah.

Gubernur Aceh mengeluarkan surat edaran berisikan imbauan terkait dengan proses balajar mengajar yang dilakukan di rumah selama dua pekan, terhiitung mulai 16-30 Maret 2020 guna mengantisipasi penyebaran virus corona (COVID-19). Beliau menghimbau bagi pimpjnan satuan pendidikan agar meminta pendidik (pendidik, teungku dayah, dosen, konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur) untuk memberikan pekerjaan rumah bagi peserta didiknya melalui daring atau media lainnya. Diharapkan baik pendidik dan tenaga pendidikan selau tetap melayani dan memantau proses belajar mengajar di rumah. (Ifdhal, 2020)

Dikarenakan wabah corona belum juga mereda sehingga kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperpanjang, dan kegiatan belajar mengajar dari masing-masing rumah peserta didik. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah dan perguruan tinggi juga lembaga-lembaga pendidikan. Penyelenggara pendidikan baik itu sekolah, perguruan tinggi serta lembaga pendidikan dapat melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan media daring (online).

(2)

Imbauan tersebut yang merupakan langkah mengantisipasi dalam penyebaran virus Covid-19 di seluruh wilayah Aceh. Untuk mengaktifkan proses pembelajaran di masa pandemi ini pendidik melalukan berbagai macam inovasi pendidikan agar kegiatan pembelajaran tetap berjalan efektif meskipun dilakukan di rumah. Jangan menganggap hal tersebut sebagai liburan dan berpergian ke tempat ramai yang menyebabkan kebijakan ini menjadi tidak tepat sasaran.

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk memaparkan berbagai inovasi pendidikan pada masa Covid-19 dan dapat menjadikan salah satu alternative dalam proses pembelajaran

METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. (Aan Komariah, 2011:23) mengatakan penelitian yang bersifat kualitatif adalah untuk mengeksplor beberapa fenomena-fenomena yang dijabarkan secara deskriptif, Maka dapat dikatakan penelitian kualitatif deskriptif adalah rangkaian suatu kegiatan untuk memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi tertentu yang hasilnya lebih menekankan makna.

Penelitian kualitatif adalah beranjak dari suatu kasus yang hasil kajiannya tidak berlaku untuk populasi. penelitian kualitatif tidak ada populasi melainkan subjek penelitian. Subjek penelitian ini adalah orang tua peserta didik di wilayah Aceh Utara sebanyak 100 orang

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: membagikan angket tentang media pembelajaran yang digunakan pada masa COVID-19 dan Wawancara. Di sini, peneliti melakukan wawancara orang tua peserta didik. Adapun langkah-langkah yang ditempuh oleh peneliti dengan menggunakan analisis kualitatif adalah malakukan survey tentang pembelajaran daring selama masa pademi COVID-19.

PEMBAHASAN

Inovasi merupakan suatu pendapat, metode, dan sesuatu yang rasakan dan diamati sebagai sesuatu keterbaruan, sehingga dapat dikatakan inovasi pendidikan itu sangat perlu, apalagi semasa pandemi. Sedangkan inovasi menurut (Soemanto,

1980: 621) adalah sutu perubahan yang disengaja, baru dan khusus untuk mencapai suatu tujuan. Sesuatu yang baru berupa hasil atau penemuan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang diamati dan dirasakan

sebagai yang baru, jadi perubahan ini adalah sesuatu yang direncanakan dan dikehendaki. Inovasi dapat dikatakan suatu keterbaruan dalam hal untuk menjawab dan menyelesaiakan permasalahan. Dilihat dari bentuk atau wujudnya “sesuatu yang baru” itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan. Menurut (Irwan, 2015) suatu yang baru itu adalah sesuatu yang baru yang sebelumnya belum pernah ada ini dinamakan invention, atau sesuatu yang tidak bnaru tetapi sebelumnya sudah ada yang baru ini dinamakan discovery.

Proses invation yaitu menerapkan suatu pendekatan atau strategi pembelajaran yang belum pernah dipakai dan belum pernah dilaksanakan oleh oleh siapaun untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan kita dapat membuat mendesain pembelajaran melalui aplikasi yang tersedia baik di laptop maupun di handphone. Menurut Wina Sanjaya Inovasi pembelajaran merupakan suatu gagasan atau ide dalam bidang pembelajaran yang terbaru untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan. Inovasi akan muncul dikarenakan adanya keresahan dari pihak penyelenggaraan pendidikan, seperti guru merasa resah terhadap pelaksanaan PBM jika tidak berhasil..

Keresahan tersebut akan menjadi permasalahan yang harus segera dilakukan penanganan. Usaha yang dilakukan untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut yaitu dengan memunculkan ide atau gagasan yang baru sebgai suatu inovasi. Sehingga dapat diluruskan bahwa inovasi itu akan ada dikarenakan adanya suatu permasalahan yang dirasakan, inovasi akan muncul jika ada masalah yang dirasakan. Dari berberapa pendapat diatas dapat dikesimpulkan bahwa inovasi pendidikan adalah sesuatu yang baru yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Dilihat dari bentuk atau wujudnya “sesuatu yang baru” itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan. Dalam bahasa yang lebih ekplisit, inovasi tidak selalu mengisyaratkan atau

(3)

65 mengharuskan pembaharuan absolut. Pembaharuan dapat dipandang sebagai inovasi andaikan perubahan tersebut terjadi pada individu, maupun kelompok yang memperkenalkannya. Kerja tim yang ikut berpartisipatif dalam suatu lembaga dalam bidang pendidikan dikatakan juga sebagai inovasi yang baru dalam lembaga tersebut, walaupun metode yang digunakan kerja tim pernah disosialisasikan pada lembaga lain atau tidak. (Hermayati, 2015:68) Inovasi adalah segala usaha yang menghasilkan produk, proses, prosedur yang lebih baik atau cara baru dan lebih baik dalam mengerjakan berbagai hal,yang diperkenalkan oleh individu, kelompok, atau institusi sekolah. Dalam proses penerapan kreativitas pembelajaran di sekolah, inovasi berupa suatu variasiansi dari inovasi yang sangat ringan hingga inovasi yang dapat merubah sistem kalangan sekolah yang dianggap sangat penting, misalnya beberapa inovasi bisa diperkenalkan seperti penggunaan model pembelajaran Classroom Management yang dapat merubah posisi duduk peserta didik dan pendidik, bentuk inovasi lainnya yang memerlukan beberapa waktu yang akan cukup lama, sebagaimana yang diterapkan dalam pendidikan yaitu Community Based Education (Depdiknas, 2002)

Untuk inovasi dalam masa pandemik ini sebagai pendidik kita harus memastikan bahwa kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan meskipun peserta didik berada dirumah, inovasi pembelajaran merupakan solusi yang perlu didesain dan dilaksanakan oleh pendidik dengan menggunakan media atau aplikasi pembelajaran yang ada seperti media pembelajaran daring (online). Pendidik bisa melakukannya dengan pembelajaran yang menggunakan TIK.

Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat komputer (PC) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet, juga dapat mengunakan android. Pendidik dapat menggunakan media pembelajaran model grup dengan menggunakan media sosial yaitu Whatsapp (WA), telegram, aplikasi Zoom ataupun media sosial lainnya sebagai suatu sarana pembelajaran jarak jauh akan membuat pendidik dan peserta didik dapat belajar diwaktu bersamaan walaupun berada ditempat yang berbeda. Pendidik juga dapat memberikan tugas-tugas atau latihan untuk

membuat peserta didik lebih memahami materi yang diberikan. Banyak inovasi-inovasi pembelajaran lainnya yang bisa dilakukan oleh pendidik demi memastikan pembelajaran tetap berjalan dan peserta didik mendapatkan ilmu sesuai kurikulum yang telah disusun pemerintah.

Kepala Sekolah dapat juga berinovasi dalam menjalankan fungsi sebagai supervisi atau pembinaan kepada Pendidik, hal ini untuk memastikan bahwa kegiatan belajar-mengajar benar-benar telah dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dengan menggunakan pembelajaran jarak jauh (daring). Sebagai Kepala Sekolah diharapkan selalu membnerikan solusi juga motivasi kepada pendidik di sekolah, sehingga pendidik-pendidik yang belum mengetahui penggunaan dan memanfaatkan memanfaatkan media daring ini dapat disupervisi dan diberikan solusi. Untuk pengawas sekolah yang berada dibawah Dinas Pendidikan Provinsi maupun Kota dan Kabupaten juga dapat melakukan inovasi komunikasi daring agar tetap menjalankan pengawasannya dan tujuan dari supervisi dapat berjalan dengan baik meskipun tidak bertatap muka.

Saat inilah, pendidik harus dapat dan mampu mampu menggunakan teknologi komunikasi yang akan diterapkan dalam proses belajar. Ini merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi oleh semua pendidik. Namun dengan adanya kemauan walupun perlahan akan membuat pendidik akan membiasakan menggunakan teknologi pembelajaran.

Untuk itu para oendidik dituntuk agar pendidik menjadi seorang yang kreatif dan inovatif ketika melakukan proses belajar-mengajar. Salah satu aplikasi pembelajaran jarak jauh yang dapat digunakan pendidik yaitu Google Classroom, Google Hangout, Zoom atau minimal WhatsApp,maka dengan pembelajaran jarak jauh ini akan membuar peserta didik tetap belajar walaupun secara online, yang tidak semua peserta didik yang dapat memahami penggunaan media pembelajaran secara online, tetapi kita sebgai pendidik harus tetap memotivasi dan melakukan pembelajaran jarak jauh, sehingga kita dapat tetap memantau aktivitas peserta didik dalam belajar.

Hal ini kemungkinan besar dalam pembelajaran secara online akan membuat peserta didik

(4)

memahami materi agak lambat yang mengakibatkan kurikulum agak sulit kita capai, sehingga hal yang penting dalam proses belajar mengajar secara daring ini peserta didik tetap melakukan kegiatan belajarnya. Pendidik bias menerapkan pembelajaran kontektual yang dialami peserta didik agar peserta didik dapat lebih memahaminya. Semua pendidik akan mengalami keresahan ini, hal ini tidak dirasakan pendidik dan peserta didik juga para orang tua, tetapi kita tetap optimis bahwa apapun yang terjadi proses belajar-mengajar tetap dilakukan. Dalam hal dilakukannya proses belajar mengajar secara online dimana harapannya pendidik juga tidak memberatkan peserta didik, karena mereka juga harus memahami serta melakukan belajar secara otodidak agat tidak ketinggalan pelajaran.

Banyak materi pembelajaran yang dapat disesuaikan dalam menghadapi pandemi Covid-19, yaitu:

1. Kegiatan yang biasa peserta didik lakukan, misalnya makan bersama, membersihkan rumah dan lingkungan disekitar rumah dan kegiatan lainnya yang dilakukan peserta didik.

2. Ketrampilan juga dapat dilakukan peserta didik dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di rumah.

3. Kegiatan agama dapat dilakukan dengan membaca Al Quran, menghapal surah-surah pendek yang ada di Al Quran dan hadist serta melakukan shalat sunat, yang mungkin selama ini jarang dilakukan, menulis dengan huruf Arab, salat berjamaah, dan kegiatan ibadah lain.

Kegiatan-kegiatan diatas bisa dilaporkan kepada pendidik yaitu dengan cara mengirimkan baik foto, video atau audio. Sehingga tidak hanya pendidik yang mengetahui bagaimna belajar peserta didik disini orang tua juga akan terlibat dan mengetahui aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Ini menjadi kolaborasi yang baik antara pendidik, peserta didik, dan orang tua.

Tidak hanya pendidik saja yang melakukan onovasi tetapi pengawas sekolah juga melakukan inovasi agar tugas dalam pengawasan berjalan lanjar dan baik walaupun tidak dilakukan secara tatap muka. Pengawas tetap melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi kerja kepala sekolah dalam mengatur proses belajar daring, pengawas

memantau bagaimana sekolah melakukan pembelajaran secara jarak jauh, pengawas dapat menggunakan aplikasi yang telah tersedia untuk memantau dan memonitoring suatu sekolah yang akan mengakibatkan tetap masih adanya komunikasi antara pengawas sekolah dengan sekolah binaanya bahwa berjalan dengan lancar dan kepala sekolah juga melaporkan semua jalannya pembelajaran daring yang dilakukan pendidik di sekolah masing-masing kepada pengawas sekolah.

Menurut Indra Charismiadji sejak keluarnya surat edaran dari Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 dimana seluruh kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun perguruan tinggi dapat menggunakan metoda daring secara

online dalam upaya pencegahan terhadap

perkembangan dan penyebaran Coronavirus disease (Covid-19). (Charismiadji, 2020)

Hal ini akan dialami keresahan oleh para pendidik, peserta didik juga orang tua dengan adanya pembelajaran secara online. Dimana semua mengalami stress, pendidik yang masih belum dapat menggunakan dan memanfaatkan teknologi, demikian juga dengan peserta didik yang masih belum paham penggunan teknologi pembelajaran sehingga orang tua juga ikut mengalami stress karena bagaimanapun orang tua yang selalu mendampingin peserta didik dirumah ketika dilaksanakan pembelajaran daring ini. Peserta didik kewalahan dengan tugas yang setiap mata pelajaran diberikan, numpuknya tugas mengakibatkan peserta didik mengalami kebingungan dan kejenuhan dalam melakukan tugas tersebut.

Model pembelajaran secara online ini sudah diatur dalam Permendikbud no. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses dengan prinsip sebagai berikut:

1. Dimana peserta didik diberitahukan dan peserta didik juga mencari tahu

2. Guru merupakan salah satu sumber belajar 3. Menggunakan pendekatan kotekstual untuk

menuju ke proses untuk penguatan dalam penggunaan pendekatan ilmiah

4. Pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi dan Pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu

(5)

67 5. Pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal

menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi

6. Pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif

7. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills)

8. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat

9. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani)

10. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat

11. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas

12. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran

13. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.

Apabila prinsip pembelajaran di atas diselaraskan dengan 4 pilar pendidikan yang disusun oleh UNESCO, yaitu Learning to Know (belajar untuk mengetahui), Learning to Do (belajar untuk melakukan sesuatu), Learning to Be (belajar untuk menjadi sesuatu), dan Learning to Live Together (belajar untuk hidup bersama), maka saat ini adalah kesempatan paling tepat untuk mengatur ulang arah dunia pendidikan kita yang selama sudah tersesat jauh dari tujuan.

Dunia pendidikan harus kembali mengajarkan cara belajar (Learning How to Learn), bukan Learning What to Learn (belajar tentang sesuatu). Semua ini tercermin dari isi pembelajaran daring di mana peserta didik masih berkutat tentang konten atau materi yang dibuat untuk memberi tahu peserta didik daripada membiarkan mereka untuk mencari tahu sendiri.

Dengan adanya internet peserta didik dapat belajar untuk mengetahui, belajar untuk melakukan sesuatu dan belajar untuk menjadi sesuatu serta dan

belajar untuk hidup bersama dengan pendekatan yang sangat berbeda di masa pra internet di mana peserta didik menjadi satu-satunya sumber belajar. Disini pendidik cukup memfasilitasinya dengan harapan peserta didik dapat mencari tahu sumber belajar yang dapat dipercaya, peserta didik dapat mecari dengan menggunakan goggle dan opini dan artikel yang didapat diinternet didapoat dari sumber yang terpercaya bukan hoax.

Jika para pendidik dan orangtua memahami bahwa keterampilan-keterampilan yang diharapkan kepada peserta didik dalam menghadapi tantangan di abad ke-21 ini, maka sudah sangat tepat model pembelajaran dilakukan secara daring, karena proses belajar dan mengajar tidak hanya dilakukan di dalam sekolah tetapi dapat dilakukan juga di luar sekolah baik dilapangan langsung maupun menggunakan model pemeblajaran secara daring. Dengan menerapkan teknologi ini kita tidak mengalami ketinggalan zaman dimana di sekolah-sekolah luar negeri sudah melakukan pembelajaran secara online, sehingga tidak ada istilah proses belajar mengajar tidak dapat dilakukan karena adanya hambatan.

Pembelajaran secara online tidak hanya dapat dilakukan secara individu tetaqpi juga dapat dilakukan secara kelompok. Dengan dilakukan pembelajaran daring ini peserta didik lebih mecari tahu dan ingin mengetahui juga jadi penasaran dengan sesuatu yag diberikan oleh pendidik, sehingga peserta didik menjadi mandiri dalam belajar, yang selama ini hanya terfokus apa yang diberikan oleh pendidik. Peserta didik menjadi kreatif dalam membuat video, presentasi, public speaking dan menggunakan teknologi, yang selama ini tidak mau tahu akhirnya peserta didik jadi mengetahuinya. Dengan diminta peserta didik untuk melalkukan presentasi dalam bentuk video dan diunggah ke media sosial seperti Youtube, Facebook, Linkedin, Line, ataupun yang lain. Penilaian akan berdasarkan jumlah views (berapa kali ditonton), berapa jempol (like), dan berapa banyak komentar/interaksi yang muncul dari unggahan tersebut. Manfaatnya akan lebih terasa bagi peserta didik; jelas akan mengurangi tingkat stres para orangtua di rumah, menghilangkan kegagapan pendidik dalam pelaksanaan pembelajaran daring, dan yang pasti

(6)

mengembalikan dunia pendidikan ke arah yang seharusnya dituju, yaitu belajar untuk belajar, bukan apa yang harus dipelajari.

Kita semua akan dikejutkan dengan kreativitas dan inovasi generasi penerus bangsa yang selama ini tidak diberi kesempatan untuk mereka mencari tahu, selalu diberi tahu, dengan adanya pembelajaran daring akan menggubah akan mengubah pandangan para orangtua dan pendidik yang selama ini. Sehingga sumber daya manusia terpenuhi.

Banyak jenis pembelajaran daring yang dapat diterapkan pada peserta didik, dimana proses belajar mengajar tetap terjadi walaupun dari rumah. Albertus Adit mengungkapkan dalam harian kompas.com bahwa sedikitnya ada 12 platform pembelajaran daring atau online yang siap diakses oleh siswa di seluruh Indonesia. (Adit, 2020) Para pendidik dan peserta didik dapat menggunakan dan mengikuti pembelajaran jarak jauh. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, bekerjasama berbagai platform yakni menyediakan aplikasi pembelajaran daring. Melansir laman resmi Kemendikbud RI, berikut ini ada 12 platform atau aplikasi yang bisa diakses siswa untuk belajar di rumah. Aplikasi ini sebagai bentuk bersama hadapi corona.

1. Rumah Belajar

Aplikasi Rumah Belajar aplikasi belajar daring yang dikembangkan oleh Kemendikbud dengan tujuan untuk menyediakan alternatif sumber belajar dengan pemanfaatan teknologi. Terdapat berbagai fitur seperti Sumber Belajar, Laboratorium Maya, Kelas Digital, Bank Soal, Buku Sekolah Elektronik, Peta Budaya, Karya Bahasa dan Sastra, serta fitur lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa secara gratis. https://belajar.kemdikbud.go.id/

2. Meja Kita

Penyajian materi dilakukan secara tematis dan dilengkapi forum diskusi yang bisa dimanfaatkan untuk tanya jawab. MejaKita menyediakan materi pembelajaran dari SD-SMA yang gratis dan cukup lengkap, serta ribuan catatan yang sudah diunggah oleh murid-murid di komunitas pelajar di seluruh Indonesia. MejaKita mendukung siswa yang harus belajar di rumah untuk tetap dapat berdiskusi PR, soal dan tugas,

serta berbagi catatan dan materi pembelajaran lainnya. https://mejakita.com/

3. Icando

ICANDO merupakan aplikasi pendidikan anak yang memiliki program pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 Revisi yang dikembangkan secara komprehensif dengan ratusan minigames yang akan meningkatkan motivasi belajar anak-anak di jenjang PAUD. Unduh dan mainkan ICANDO sekarang (bit.ly/appicando).

4. IndonesiaX

IndonesiaX telah berpengalaman dalam mendukung penyediaan akses belajar bagi masyarakat melalui kursus-kursus berkualitas yang dibawakan oleh para instruktur terbaik bangsa. Sejak diluncurkan pada 17 Agustus 2015, IndonesiaX berkomitmen meningkatkan kecerdasan bangsa melalui penyediaan kursus daring gratis untuk mengurangi disparitas atau kesenjangan pendidikan di negeri ini.

5. Google for Education

Untuk mendukung belajar daring terutama yang diterapkan oleh berbagai daerah pada isu pandemi Covid-19, Google for Education menyediakan layanan menggunakan Chromebooks dan G-Suite yang memungkinkan pembelajaran virtual walaupun dengan konektivitas internet yang rendah.

https://blog.google/outreach-initiatives/education/offline-access-covid19/ 6. Kelas Pintar

Kelas Pintar merupakan salah satu penyedia sistem pendukung edukasi di era digital yang menggunakan teknologi terkini untuk membantu murid dan guru dalam menciptakan praktik belajar mengajar terbaik. Baca juga: Begini Metode Pembelajaran Jarak Jauh Disdik DKI Jakarta Dengan menghadirkan personalisasi dashboard untuk Siswa, Guru, dan Orangtua, Kelas Pintar berisi materi kurikulum 2013 yang disajikan dengan interaktif. Kelas Pintar telah hadir di Singapura, UAE, India dan Afrika Selatan. https://www.kelaspintar.id/

7. Microsoft Office 365

Microsoft menyediakan layanan Office 365 yang dapat digunakan oleh guru dan siswa secara gratis dan bukan versi percobaan. Office 365

(7)

69 dapat diakses dan diperbarui secara realtime termasuk Word, Excel, PowerPoint, OneNote, dan Microsoft Teams, serta fitur ruang kelas lainnya. Guru dan siswa hanya perlu menyiapkan alamat email dengan domain sekolah.

https://www.microsoft.com/id-id/education/products/office 8. Quipper School

Quipper School menawarkan cara belajar inovatif untuk proses belajar mengajar. Platform ini mudah mendukung guru untuk mengelola tugas dan pekerjaan rumah yang lebih efektif. Sehingga, guru dapat mengenali kekuatan dan kelemahan siswa lebih mudah. https://www.quipper.com/id/school/teachers/

9. Ruangguru

Ruangguru merupakan layanan belajar berbasis teknologi, termasuk layanan kelas virtual, platform ujian online, video belajar berlangganan, marketplace les privat, serta konten-konten pendidikan lainnya yang bisa diakses melalui web dan aplikasi Ruangguru. Ruangguru menyediakan Sekolah Online Gratis selama masa pandemi covid-19. Terdapat 250 video dan modul pelatihan guru yang dapat dimanfaatkan selama 1 bulan ke depan di

aplikasi Ruangguru.

https://sekolahonline.ruangguru.com/ 10. Sekolahmu

Pada program Belajar Tanpa Batas, Sekolahmu menyediakan live streaming mata pelajaran dengan jenjang yang telah disediakan. SekolahMu menumbuhkan kompetensi pada semua dan setiap anak di berbagi usia dan jenjang. SekolahMu menjadi simpul kolaborasi ratusan sekolah dan organisasi yang telah dikurasi untuk berkarya, menyediakan program-program kurikulum yang sesuai kebutuhan. https://www.sekolah.mu/belajar-tanpa-batas/

11. Zenius

Zenius memiliki program Belajar Mandiri di Rumah #BisaBareng dengan menyediakan puluhan ribu video materi belajar lengkap untuk jenjang SD, SMP, SMA untuk kurikulum KTSP, Kurikulum 2013, Kurikulum 2013 Revisi. Selain itu siswa dapat mengakses materi belajar lengkap untuk persiapan UNBK, UTBK, SPMB STAN, SIMAK UI, dan UTUL UGM. Konten-konten

yang disediakan pada program ini dapat diakses secara gratis. https://www.zenius.net/belajar-mandiri/

12. Cisco Webex

Guru akan mengajar seperti biasa melalui Video termasuk berbagi konten presentasi dan berinteraksi dengan papan tulis digital melalui layar komputer/smartphone. untuk Isi Kegiatan Belajar di Rumah Selain itu, Cisco Webex juga menyediakan ruang kelas digital berbasis messaging, sehingga guru dan murid dapat tetap berdiskusi dan berbagi materi melalui fitur group chat di Cisco Webex Teams yang kami sediakan.

https://cart.webex.com/sign-up?utm_medium=OwnedContent&utm_campaig n=APJC_ID_RemoteWork

Dari beberapa jenis pembelajaran daring di atas, maka pendidik dapat menerapkan salah satu pembelajaran daring diatas. Dengan berbagai inovasi pembelajaran ini, diharapkan pendidik tetap semangat menerapkan pembelajaran daring. Yang penting, jalani dengan sukacita dan berikan yang terbaik bagi peserta didik. Mungkin tidak sempurna, namun setidaknya sudah berusaha.

Tetapi sejauh ini, penerapan pembelajaran daring masih terkendala banyak hal, baik dari kompetensi pendidik, orang tua maupun infrastruktur pendukung. Masih banyak orang tua yang tidak mempunyai gawai yang memadai. Akibatnya, anak kesulitan mengerjakan tugas dari pendidiknya. Namun demikian, masih banyak cara yang dapat dilakukan oleh pendidik agar peserta didik tetap mendapatkan haknya. Sehingga, inovasi pembelajaran harus lebih fleksibel disesuaikan dengan kemampuan peserta didik dan letak geografis tempat tinggal peserta didik.

Seluruh anak sekolah di Indonesia kini belajar di bawah ancaman pandemi COVID-19. Seperti dilakukan oleh banyak negara, untuk mencegah penularan virus corona di sekolah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan surat edaran bertanggal 24 Maret 2020 yang mengatur pelaksanaan pendidikan pada masa darurat penyebaran coronavirus). Kebijakan “Belajar dari Rumah” ini tepat untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah, namun survei awal dan terbatas kami menunjukkan implementasinya masih beragam di lapangan.

(8)

Masih terbatasnya kepemilikan komputer/laptop dan akses internet, misalnya, merupakan masalah utama yang berdampak pada tidak meratanya akses pembelajaran online. Temuan ini sama dengan yang terjadi di negara maju seperti di Amerika Serikat, Inggris, juga negara tetangga Singapura.

Survey dilakukan terkait pembelajaran daring selama masa pademi COVID-19 di data sekitar 100 orang tua di kabupaten Aceh Utara. Data diperoleh dalam mengakses media pembelajaran yaitu : 1. Data untuk anak yang belajar menggunakan

media daring hanya sekitar 68% responden yang menyatakan anak mereka belajar dengan menggunakan media daring, baik menggunakan media konferensi belajar maupun menggunakan aplikasi belajar online. Sebaliknya, penggunaan media belajar offline dengan menggunakan buku dan lembar kerja siswa adalah metode yang dominan (23%) digunakan oleh guru. Sisanya, yaitu sekitar 9% orang tua mengatakan tidak ada pembelajaran selama siswa diminta belajar dari rumah. Untuk siswa yang belajar dengan media daring, semua siswa mendapatkan tugas yang harus diselesaikan

2. Selain aspek pekerjaan dan pendidikan, ditemukan juga perbedaan kontribusi orang tua pada pendampingan selama anak belajar dari rumah. Walaupun pendidikan di rumah menjadi tanggung jawab kedua orang tua, ibu lebih banyak mengalokasikan waktu dibandingkan ayah. Ibu menyediakan waktu lebih banyak (2-3 jam per hari) sebesar 31% dan ayah (kurang dari 1 jam) dalam mendampingi anak belajar dari rumah sebesar 23%. yang menghabiskan sekitar kurang dari satu jam untuk melakukan aktivitas seperti berkomunikasi dengan guru, mendampingi proses belajar anak, membantu anak memahami materi, dan menyediakan alat pendukung pembelajaran. Ibu yang mendampingi anak 3 sampai lebih dari 4 jam, jumlahnya 2 kali lipat dari ayah.

3. Dari sisi penyebaran informasi kebijakan “Belajar dari Rumah”, 95% orang tua mengatakan sekolah anak mereka sudah menerapkan kebijakan tersebut.

4. Siswa memperoleh manfaat dari penyampaian materi oleh guru sebesar 74%.

5. Siswa yang mendapatkan kesempatan sesi tanya jawab antara siswa dan guru sebesar 56%

6. Latar belakang pendidikan orang tua dan ekonomi cenderung berkontribusi pada kepemilikan akses belajar online. Anak-anak yang belajar dengan menggunakan media daring rata-rata memiliki orang tua yang bekerja sebagai karyawan pemerintah (73%) dan wiraswasta (27%), serta latar belakang pendidikan minimal S1 (66%) dan SMA (44%). 7. Anak-anak menjalankan hidup lebih sehat dan

mandiri (66%).

8. Memiliki pengetahuan lebih banyak tentang kesehatan, termasuk COVID-19 (69%)

Dari hasil survey tersebut dapat kita simpulkan bahwa Mayoritas orang tua melek informasi belajar dari rumah, Penggunaan media belajar offline lebih dominan, Anak diberi banyak tugas oleh guru, Pengaruh pekerjaan dan pendidikan orang tua ke akses belajar online, Ibu lebih banyak mendampingi anak ketimbang ayah.

PENUTUP Simpulan

1. Pendidik dapat melakukan pembelajaran bersama diwaktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti Whatsapp (WA), telegram, aplikasi Zoom ataupun media sosial lainnya sebagai sarana pembelajaran sehingga dapat memastikan peserta didik belajar diwaktu bersamaan meskipun ditempat yang berbeda. 2. Aplikasi yang dapat digunakan dalam

pemebelajaran secara online yaitu (1) Rumah Belajar (https://belajar.kemdikbud.go.id/ ), (2) Meja Kita (https://mejakita.com/), (3) Icando (bit.ly/appicando), (4) IndonesiaX, (5) Google for Education (https://blog.google/outreach-initiatives/education/offline-access-covid19/), (6) Kelas Pintar (https://www.kelaspintar.id/), (7)

Microsoft Office 365 (https://www.microsoft.com/id-id/education/products/office), (8) Quipper School (https://www.quipper.com/id/school/teachers/), (9) Ruangguru (https://sekolahonline.ruangguru.com/), (10) Sekolahmu (https://www.sekolah.mu/belajar-tanpa-batas/), (11) Zenius

(9)

71 (https://www.zenius.net/belajar-mandiri/), (12) Cisco Webex (https://cart.webex.com/sign-up?utm_medium=OwnedContent&utm_campaig n=APJC_ID_RemoteWork)

3. Dari hasil survey tersebut dapat kita simpulkan bahwa Mayoritas orang tua melek informasi belajar dari rumah, Penggunaan media belajar offline lebih dominan, Anak diberi banyak tugas oleh guru, Pengaruh pekerjaan dan pendidikan orang tua ke akses belajar online, Ibu lebih banyak mendampingi anak ketimbang ayah.

Saran

Pendidik dapat menerapkan berbagai pembelajaran online baik pada masa pandemi maupun tidak dalam masa pandemi lagi. Inovasi dan kreatifitas dari para pendidik sangat diharapkan agar pendidikan di Indonesia dapat meningkat, dan membuat motivasi peserta didik dalam belajar lebih meningkat lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Aan Komariah, D. S. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabed.

Adit, A. (2020). 12 Aplikasi Pembelajaran Daring

Kerjasama Kemendikbud.

https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/12 3204571/12-aplikasi-pembelajaran-daring-kerjasama-kemendikbud-gratis. Diakses 11 Mei 2020

Afif Rahman Riyanda, Kartini Herlina, B. Anggit Wicaksono. (2020). Evaluasi Implementasi Sistem Pembelajaran Daring Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Jurnal Ikra-Ith Humaniora Vol 4 No 1 Bulan Maret 2020

Charismiadji, I. (2020, April 1). Mengelola Pembelajaran Daring yang Efektif.

https://news.detik.com/kolom/d- 4960969/mengelola-pembelajaran-daring-yang-efektif. Diakses 11 Mei 2020

Hermayati, R. d. (2015). Pendidikan Profesi Keguruan. Bandung: Pustaka Setia.

Ifdhal, M. (2020). Gubernur Aceh terbitkan surat

edaran belajar di rumah.

https://www.antaranews.com/berita/1358658/gu bernur-aceh-terbitkan-surat-edaran-belajar-di-rumah. Diakses 11 Mei 2020

Irwan. (2015). Inovasi Pendidikan. http://www.scribd.com/doc/46943395/Inovasi-Kurikulum-Full. Diakses 11 Mei 2020

Kartika Rinakit Adhe. (2018) Pengembangan Media Pembelajaran Daring Matakuliah Kajian PAUD di Jurusan PG PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya, JECCE, Vol 1 No. 1. 2018

Nunu Mahnun. (2018). Implementasi Pembelajaran Online Dan Optimalisasi Pengelolaan Pembelajaran Berbasis Online Di Perguruan Tinggi Islam Dalam Mewujudkan World Class University, Ijiem: Kajian Teori Dan Hasil Penelitian Pendidikan, Vol. 1, No. 1, April 2018 Sanjaya, W. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran :

Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikakan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Soemanto, W. (1980). Petunjuk untuk Pembinaan Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Suciati. (2018). Pengembangan Kreativitas Inovatif Melalui Pembelajaran Digital, Jurnal Pendidikan, Volume 19, Nomor 2, September 2018

Titi Kadi, Robiatul Awwaliyah. (2017). Inovasi Pendidikan : Upaya Penyelesaian Problematika Pendidikan Di Indonesia, Jurnal Islam Nusantara Vol 01 No 12 Juli-Desember 2017

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat diambil adalah pembelajaran Fisika daring dengan Google classroom pada masa pandemi Covid-19 di

Berdasarkan uraian diatas dan rekomendasi dari Andrian maka, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel atribut produk,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran daring, serta faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 pada

Dengan demikian kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.

Persepsi mahasiswa pendidikan biologi UIN Ar-Raniry terhadap pembelajaran daring pada mata kuliah biologi umum di masa pandemi covid-19 dalam penelitian ini

Berdasarkan hasil wawancara terkait persepsi mahasiswa pendidikan matematika terhadap pembelajaran daring (online) pada masa pandemi covid-19 di STKIP Budidaya Binjai,

1. Ditinjau dari aspek Context yang meliputi tujuan pembelajaran dan kebutuhan pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19

1. Pola Pembelajaran guru SD Negeri Ngelowetan selama masa pandemi Covid-19 adalah menggunakan model pembelajaran daring. Teknik pembelajaran daring menggunakan