Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 68
MATERI BIOLOGI KELAS XI SMA NEGERI PEKANBARU TAHUN
AJARAN 2015/2016
Suryanti1 Sepita Ferazona2
1
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau, Jl. Kaharudin Nasution No. 113, Kota Pekanbaru, Riau 28284, E-mail: Suryantikusen@gmail.com
2Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Riau, Jl. Kaharudin
Nasution No. 113, Kota Pekanbaru, Riau 28284, E-mail: Sepitabio@edu.uir.ac.id
Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran melalui E-Learning berbasis MOODLE (Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment) dengan menggunakan model Drills di kelas XI SMAN Pekanbaru Tahun Ajaran 2015/2016 yang merupakan penelitian Research and
Development (R&D) dengan menggunakan model pengembangan ADDIE. Alat pengumpul data yang
digunakan berupa angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif deskriptif dengan rerata. Penilaian media dilakukan oleh validator terdiri dari tiga ahli media, tiga ahli materi, dan peserta didik SMAN Pekanbaru. Pengambilan data dimulai pada tanggal 12 Oktober sampai 30 November 2016. Subjek penelitian adalah media pembelajaran online Sistem Gerak, Sistem Pencernaan, Sistem Respirasi, Sistem Ekskresi, Sistem Koordinasi, Sistem Reproduksi dan Sistem Imun. Hasil penelitian dari validator media menunjukkan bahwa Aspek Rekayasa Perangkat Lunak Kategori Sangat Tinggi (3,72), Aspek Komunikasi Audio Visual Kategori Tinggi (3,87). Untuk Validasi Materi untuk Kelayakan Isi Kategori Sangat Tinggi (3,88). Selanjutnya untuk Uji Kelayakan Siswa Ada Aspek Media Pembelajaran Sangat Tinggi (3,53), Aspek Materi Kategori Tinggi (3,73), Aspek Manfaat Kategori Sangat Tinggi (3,64). Dapat disimpulkan bahwa dari ketiga Validasi Media, Validasi Materi dan Uji Kelayakan semua dalam kategori sangat tinggi.
Kata-kata kunci: E-Learning berbasis MOODLE, model Drills, Materi biologi.
PENDAHULUAN
Pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta dilapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk dihubungkan dengan kehidupan sehari hari (Sanjaya, 2010: 1). Sehingga pembelajaran khususnya biologi dianggap sulit oleh siswa SMAN Pekanbaru saat ditanyakan oleh peneliti, dikarena banyaknya materi pembelajaran biologi yang menuntut siswa untuk menghafal istilah-itilah dan proses
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 69 ataupun siklus. Demikian pula yang
dinyatakan oleh salah seorang guru bidang studi Biologi kelas XI IPA di SMA Negeri Pekanbaru bahwa terdapatnya kesulit dalam memfokuskan perhatian siswa ketika menyampaikan materi pembelajaran sehingga kurangnya umpan balik dari siswa, bahkan sering terjadi miskonsepsi antara apa yang diajarkan dengan yang ditangkap oleh siswa, hal ini terjadi karena kurangnya media yang dapat memfasilitasi sesuai tuntutan materi yang akan disampaikan, misalnya ada animasi, gambar-gambar dan vidio yang dapat membuat siswa memahami pembelajaran yang diberikan.
Memberikan solusi pemecahan masalah untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar Biologi yang mampu membuat siswa memahami pembelajaran dengan cara yang menyenangkan yang tentunya didukung oleh media pembelajaran yang dapat membantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran secara konkrit dan menarik.
E-Learning adalah suatu jenis belajar mengajar
yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet atau media jaringan komputer lain (Darmawan, 2014: 62). Media E-Learning itu sendiri memiliki aplikasi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, yaitu MOODLE dan ATUTOR. Di antara kedua aplikasi tersebut, yang paling terkenal adalah
Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment (MOODLE) karena MOODLE
memiliki banyak bahasa diantaranya bahasa indonesia, bahasa inggris, dan lain-lain (Amiroh, 2012: 1).
Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment (MOODLE) adalah
program aplikasi yang dapat mengubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk
Web. Produk E-Learning berbasis MOODLE
memungkinkan siswa untuk masuk kedalam “ruang kelas digital” untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Kelebihan dari MOODLE antara lain dapat membuat materi pembelajaran, kuis, forum diskusi secara
Online dalam suatu kemasan E-Learning
(Nuriyanti, 2013).
Model Drills adalah suatu model dalam pembelajaran dengan jalan melatih siswa terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. (Rusman, 2011: 112). Model Drills dalam pembelajaran berbasis komputer pada dasarnya merupakan salah satu model pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya (Rusman, 2011: 112-113).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tentang “Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning MOODLE Dengan Menggunakan Model Drills Pada Materi Biologi Kelas XI IPA SMAN Pekanbaru Tahun Ajaran 2015/2016”.
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: penelitian ini dilakukan pada kelas XI IPA SMAN 4, SMAN 6, SMAN 14 Pekanbaru pada materi sistem sistem gerak, sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem ekskrasi, sistem koordinasi, sistem reproduksi dan sistem
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 70 imun. Pengembangan media pembelajaran
dibuat menggunakan media E-Learning
MOODLE pada model Drills dengan metode penelitian R&D (Research and Development) yang dikembangkan oleh Borg dan Gall menggunakan model perancangan media pembelajaran (Iinstruksional Design) tipe ADDIE yang dilaksanakan sampai pada tahap
development (pengembangan).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and Development) yang dikembangkan oleh Borg dan Gall dan menggunakan model perancangan media pembelajaran (Instrutional Design) tipe ADDIE. Penelitian dan pengembangan atau
Research and Development (R&D) adalah
metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kelayakan produk tersebut. R&D bertujuan untuk menghasilkan produk dalam berbagai aspek pembelajaran dan pendidikan yang biasanya produk tersebut diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (Sugiyono, 2013: 407). Lebih lanjut menurut Sanjaya (2013: 129), penelitian dan pengembangan adalah proses pengembangan dan validasi produk pendidikan.
Model Pengembangan
Model pengembangan media
E-Learning MOODLE ini dikembangkan
menurut Molenda dalam (Pradiwilaga, 2007:21) yaitu model ADDIE. Model ADDIE terdiri dari lima tahap yaitu, (Analysis,
Design, Development, Implementation, and
Evaluation. Namun pada pengembangan
media E-Learning MOODLE peneliti hanya dilakukan sampai pada tahap Development untuk kelas XI SMA pada materi sistem gerak, sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem ekskrasi, sistem koordinasi, sistem reproduksi dan sistem imun. Hal ini dikarena terbatasnya waktu dan biaya pada penelitian ini
Prosedur Penelitian
Adapun prosedur pengembangan media
E-Learning MOODLE tipe model ADDIE.
Model ADDIE terdiri dari lima tahap yaitu, (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation (Pradiwilaga,
2007:21). Namun penelitian ini dibatasi sampai pada tahap penegembangan (Development) karena terbatasnya waktu dan biaya. Langkah-langkah modifikasi ADDIE (Analisis sampai pada tahap pengembangan) a. Analysis (analisis)
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan tahap Analisis. Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan media E-Learning
MOODLE dengan model Drills pada materi sistem gerak, sistem pencernaan, sistem resprasi, sistem ekskresi, sistem koordinasi, sistem reproduksi dan sistem imun untuk siswa kelas XI SMA.
b. Design (Perancangan)
Tahap ini akan mengembangkan media
E-Learning MOODLE pada persi 2.0 dengan
model Drills pada materi sistem gerak, sistem pencernaan, sistem resprasi, sistem ekskresi, sistem koordinasi, sistem reproduksi dan
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 71 sistem imun. Pada tahap ini akan ditentukan
bagaimana media E-Learning MOODLE akan dirancang secara utuh sesuai dengan materi. Kemudian menyusun indikator dan diturunkan menjadi tujuan pembelajaran yang akan dirancang di dalam media.
Media E-Learning yang akan dibuat memiliki kreteria yaitu tampilan halaman depan E-Learning MOODLE Themes yang berwarna, terdapat judul dari materi dan gambar, petunjuk pengguna, Link untuk masuk Course (Pertemuan), dan Link Help. Pada setiap Course (pertemuan) terdapat alur pembelajaran yang dilakukan siswa, terdiri dari motivasi pembelajaran, tujuan pembelajaran, kuis, ujian blok, Polling pmbelajaran, materi tambahan, glosarium, latihan, bahan ajar yang dapat di unduh seperti PPT, LKPD, dan video pembelajaran. Juga dilengkapi dengan link lain seperti link diskusi, Link Back To Home, Link Log Out,
Link melihat nilai (Grade), Link untuk News Forum, dan Link Help yang berfungsi
memudahkan siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
c. Development (pengembangan)
Setelah melalui proses mendesain, dilanjutkan dengan mengembangkan program yang digambarkan pada Historyboard.
Kemudian media yang telah dikembangkan divalidasi oleh ahli media dan ahli materi, setelah melakukan perbaikan media di uji coba kelayakan kepada siswa untuk mendapatkan media E-Learning MOODLE yang Layak.
Media E-Learning MOODLE dengan model Drills yang dikembangkan terlebih
dahulu akan divalidasi oleh validator. Tujuan validasi adalah memeriksa konsep-konsep serta kesesuaian keseluruhan konten yang terdapat pada media dengan tujuan pengembangan ini. Validator media pada penelitin ini dari tiga alih media dan tiga ahli materi. Hasil media yang telah divalidasi oleh enam orang validator serta mendapatkan saran dan kritik dari validator terhadap produk yang dikembangkan. Validator adalah ahli media yang berhubungan dengan IT sebanyak tiga orang dan pakar pendidikan Biologi sebanyak tiga orang seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Daftar Nama Validator No Nama Validator Bidang
Ahli Keterangan 1 Dr. Evrizal, M.Eng Ahli Madia Dosen UIR 2 Romi Candra, M.Pd Ahli Madia Dosen FKIP Penjaskes UIR 3 Susanto Wibowo, S.T Ahli Madia Staff IT UIR 4 Dr. Riki Apriyandi Putra, M.Pd Ahli Materi Dosen FKIP Biologi UR 5 Nurkhoiro Hidayati,S.Pd, M.Pd Ahli Materi Dosen FKIP Biologi UIR
6 Maria Velly S.Pd Ahli Materi
Guru SMAN Pekanbaru
Sumber: Data Peneliti
Kemudian dilakukan revisi media dengan validator, setelah direvisi dilanjutkan dengan uji coba kelayakan terbatas pada tiga sekolah yang berbeda dengan menggunakan angket respon siswa untuk mengetahui Media
E-Learning MOODLE dengan menggunakan
model Drills yang telah dikembangkan layak, maka setelah diuji cobakan pengembangan Media E-Learning MOODLE dengan menggunakan model Drills menghasilkan produk yang layak digunakan dalam proses
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 72 pembelajaran. Untuk melihat identisas
sekolah dan jumlah responden yang digunakan dalam uji coba kelayakan terbatas dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Tabel Nama Sekolah Validator No Nama Sekolah Alamat
Sekolah Jumlah Siswa 1 SMAN 4 PEKANBARU Jl. Adi Sucipto No. 67 Pekanbaru 10 2 SMAN 6 PEKANBARU Jl. Bambu Kuning No. 28 Rejosari 10 3 SMAN 14 PEKANBARU Jl.Tengku Bey 10
Sumber: Data Peneliti
Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrumen pengumpulan data meliputi:
Lembar Validasi
Lembar validasi digunakan oleh validator untuk memvalidasi produk yang telah dikembangkan oleh peneliti. Tujuan pengisian lembaran validasi adalah untuk menguji kelayakan media E-Learning
MOODLE dengan model Drills yang dikembangkan. Pada penelitian ini ada 6 orang yang bertindak sebagai validator, 3 validator media dan 3 validator materi. Validitas media E-Learning MOODLE oleh para ahli dinilai dengan aspek yang tersedia.
Angket Respon
Angket Respon merupakan sebuah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh siswa yang akan dievaluasi berupa angket kelayakan terhadap media
E-Learning MOODLE. Pengisian angket
kelayakan siswa dilakukan oleh siswa yang
telah mempelajari sistem gerak, sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem ekskrasi, sistem koordinasi, sistem reproduksi dan sistem imun. Pengisian anget kelayakan siswa ini dilakukan 10 siswa masing-masing sekolah. Angket kelayakan siswa digunakan untuk mengetahui kelayakan media
E-Learning MOODLE.
Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang memiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2013:118). Teknik pengambilan sampel yang digunakan peneliti yaitu teknik sampling purposive.
Menurut Sugiyono (2013, 2013:124) sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini peneliti mengambiil sampel berdasarkan kriteria tertentu yaitu sekolah yang telah menggunakan jaringan wifi. Berdasarkan teknik sampling yang diambil oleh peneliti, maka penentuan sampel yang diambil peneliti adalah 10 siswa dari masing-masing tiga sekolah yaitu sekolah SMA Negeri 4 Pekanbaru, SMA Negeri 6 Pekanbaru dan SMA Negeri 14 Pekanbaru. Penentuan jumlah sampel yang dilakukan Peneliti sesuai dengan pernyataan Brog dan Gall (1983) dalam Puslitjaknov (2008: 14), bahwa sampel yang diambil untuk uji coba
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 73 lapangan utama, dilakukan terhadap 3-5
sekolah, dengan 30-80 sampel.
Teknik Pengumpulan data
Menguji kelayakan media yang telah dibuat oleh peneliti, data yang diperlukan didapat dengan cara mengevaluasi media
E-Learning MOODLE yang dilakukan oleh
validator. Cara ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang validitas materi dan validitas media. Validator pada penelitian ini terdiri dari enam orang yaitu ahli media yang berjumlah 3 orang, dan ahli materi berjumlah 3 orang. Selanjutnya, untuk pengumpulan data penilaian uji coba kelayakan media e-Learning MOODLE
dilakukan oleh siswa kelas XI SMAN setiap sekolah yang telah ditetapkan dengan cara memberikan angket penilaian siswa mengenai media E-Learning MOODLE.
Teknis Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan metode skala dengan modifikasi skala Likert. Skla Likert adalah skala psikometrik yang digunakan dalam kuesioner, mengungkapkan sikap dan pendapat seseorang terhadap suatu fenomena. Tanggapan responden yang berupa data kuantitatif, dinyatakan dalam bentuk rentang jawaban mulai dari 1 (tidak layak) = jika tidak ada deskriptor yang muncul, 2 (kurang setuju) = jika yang muncul hanya 1 deskriptor, 3 (cukup layak) = jika yang muncul danya 2 deskriptor, 4 (sangat layak) = jika ketiga deskriptor muncul. Skala ini dapat disederhanakan menjadi 4 skala jawaban saja
agar tanggapan responden lebih jelas pada posisi mana.
Menurut (Khabibah dalam Maghfirotun dan Kiswanto, 2011) Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, dengan cara mengkonversi data-data menjadi data kuantitatif atau data yang dinyatakan dalam bentuk angka dengan interval tertentu.Validitas media pembelajaran
E-Learning MOODLE ditentukan oleh nilai
rata-rata skor yang diberikan oleh validator, dengan menggunakan rumus:
∑
(1) Keterangan:
= rata-rata kriteria ke – i
= skor hasil penilaian validator ke – j terhadap kriteria ke – i
= banyaknya validator
Setelah diperoleh rata-rata skor yang diberikan oleh validator, langkah selanjutnya mencari rata-rata enam aspek dengan menggunakan persamaan 2. ∑ (2) Keterangan: = rata-rata kriteria ke – i
= skor hasil penilaian validator ke – j terhadap kriteria ke – i
= banyaknya validator
Kemudian mencari rata-rata total validitas keenam aspek media pembelajaran
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 74
E-Learning MOODLE dengan menggunakan
model Drills pada materi sistem imun dengan menggunakan rumus:
∑
(3)
Keterangan:
= rata-rata total validitas media = rata-rata aspek ke – i
= banyaknya kriteria dalam aspek ke – i
Pengkategorian pada validitas aspek rekayasa perangkat lunak, komunikasi audio visual, dan kelayakan isi materi, pada uji kelayakan aspek media, aspek materi dan aspek manfaat adalah sama dan dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Kategori penilaian instrumen Interval rata-rata skor Kategori
3,4 <rata-rata ≤ 4 2,8 <rata-rata ≤ 3,4 2,2 <rata-rata ≤ 2,8 1,6 <rata-rata ≤ 2,2 1 <rata-rata ≤ 1,6 Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah (tidak
valid)
(Modifikasi peneliti dalam Damayanti, 2014)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Penilaian Media E-Learning MOODLE pada Materi Biologi
a. Aspek Rekayasa Perangkat Lunak Aspek kualitas rekayasa perangkat lunak terdapat 4 kriteria penilaian untuk mengukur seberapa jauh kualitas E-Learning MOODLE yang telah dikembangkan oleh peneliti.
Gambar 1. Grafik penilaian aspek rekayasa perangkat lunak
Hasil validitas dari semua materi di SMA menunjukkan bahwa dari 4 kriteria tersebut, terdapat rata-rata tertinggi R.1 (Sistem Gerak) dengan nilai 3,75 kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan media
E-Learning MOODLE mudah dijalankan oleh
pengguna sehingga dapat membantu lancarnya proses belajar dan dapat dimanfaatkan sehingga tidak menyulitkan siswa, kesederhanaan penggunaan E-Learning MOODLE ini sejalan dengan yang dikemukakan Sutopo (2012: 144) bahwa
E-Learning MOODLE memudahkan interaksi
antara siswa dengan materi, siswa dengan guru maupun sesama siswa. Selanjutnya, yang terendah R.3 (Sistem Respirasi) dengan nilai 3,58 dengan kategori sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena E-Learning MOODLE tidak dapat dijalankan tanpa mengunduh materi. Pengguna dapat menginstall MOODLE terlebih dahulu dari banyak sumber, tetapi tetap membutuhkan keahlian
3,75 3.67 3,58 3,68 3.67 3.67 3,67 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 Materi… Aspek Rekayasa Perangkat
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 75 teknis hal ini diperkuat komentar validator
(Wibowo, 2016).
b. Aspek Komunikasi Audio Visual
Aspek komunikasi audio visual terdapat 8 kriteria penilaian untuk mengukur seberapa jauh kualitas E-Learning MOODLE yang telah dikembangkan oleh peneliti. Hasil validitas dari semua materi di SMA Negeri dapat dilihat pada Gambar2.
Gambar 2. Grafik penilaian aspek komunikasi audio visual
Skor pada setiap kriteria untuk validitas komunikasi audio visual di dapat bahwa 4 kriteria yang memiliki nilai tertinggi yaitu R.3 (Sistem Respirasi) yaitu 3,88. Hal ini disebabkan kombinasi audio dan visual sudah barang tentu apabila menggunakan media ini akan semakin lengkap dan optimallah penyajian bahan ajar kepada para siswa serta memberi pemahaman yang lebih cepat kepada siswa dalam pembelajaran.
Hal ini sejalan
dengan yang dikemukakan Arief, (2002:6)
bahwa alat bantu yang dipakai adalah alat
bantu visual, yaitu gambar, model, objek,
dan alat-alat lain yang dapat memberikan
pengalaman konkrit, motivasi belajar serta
mempertinggi daya serap dan retensi
belajar siswa. Selanjutnya dikemukakan
Arsyad, (2011:149) bahwa komunikasi
audio visual dapat memberikan motivasi
siswa untuk mempelajari materi lebih
banyak.
2. Kelayakan Materi Media E-Learning MOODLE pada Semua Materi Biologi a. Aspek Kelayakan Isi
Aspek kelayakan isi terdapat 11 kriteria penilaian untuk mengukur seberapa jauh kualitas E-Learning MOODLE yang telah dikembangkan oleh peneliti. Hasil validitas dari semua materi di SMA Negeri dapat dilihat Gambar 3.
Gambar 3. Grafik penilaian aspek kelayakan isi
Skor pada setiap kriteria untuk validitas kelayakan isi (Tabel 8), didapat bahwa 4 kriteria yang memiliki nilai tertinggi yaitu R.4 (Sistem Ekskresi) yaitu 3,88 kategori sangat tinggi Hal ini disebabkan diperlukan kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis), 3.75 3,83 3.88 3.79 3,75 3,78 3,54 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 Materi Biologi Aspek Komunikasi Audio Visual 3.76 3,73 3,69 3,88 3,85 3.85 3.70 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 76 relevansi tujuan pembelajaran dengan
SK-KD, kurikulum, kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran, kelengkapan dan kualitas E-Learning MOODLE, kemudahan untuk dipahami, sistematis, runtut dan alur logika jelas, kejelasan uraian, pembahasan dan contoh, serta pengaruh dalam keterampilan proses. Pernyataan ini sejalan dengan (Suyatno, 2009: 33) yang menjelaskan bahwa sumber belajar adalah segala sesuatu yang mengandung informasi, gagasan, konsep dan memudahkan, mengkonkretkan, dan meyederhanakan materi sehingga siswa dapat lebih cepat, mudah, dan paham dalam memahami materi pembelajaran.
3. Data Uji Penilaian Keterbacaan Media oleh Siswa
Hasil penelitian diperoleh tabel analisis untuk penilaian keterbacaan media oleh siswa pada media E-Learning MOODLE dengan menggunakan model Drills.
a. Aspek Media Pembelajaran
Aspek aspek media pembelajaran terdapat 7 item penilaian untuk mengukur seberapa jauh media E-Learning MOODLE yang telah dikembangkan oleh peneliti. Hasil validitas dari semua materi di SMA Negeri menunjukkan bahwa dari 6 item penilaian tersebut, terdapat rata-rata yang terendah, dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Grafik penilaian aspek media pembelajaran
Skor pada setiap item untuk aspek media pembelajaran, didapat bahwa yang memiliki nilai tertinggi yaitu R.1 (Sistem Gerak) yaitu 3,63 dengan kategori sangat tinggi hal ini berarti media pembelajaran
E-Learning MOODLE sangat membantu dalam
proses belajar dan menarik bagi siswa sehingga termotivasi untuk mengakses materi pelajaran. Hal ini sejalan dengan dikemukakan (Suprihatiningrum, 2013:319) bahwa media diartikan sebagai alat dan bahan yang membawa informasi atau bahan pelajaran yang bertujuan mempermudah mencapai tujuan pembelajaran. Nilai terendah yaitu R.4 (Sistem Ekskresi) 3.40 kategori sangat tinggi disebabkan kurangnya pengetahuan siswa tentang E-Learning
MOODLE karena siswa terbiasa dengan pola pembelajaran verbal sehingga menimbulkan kurangnya pemahaman terhadap media yang dikembangkan oleh peneliti. Pernyataan ini dipertegaskan oleh dengan yang dikemukakan (Indriana, 2011: 51) bahwa media pembelajaran berguna meletakkan dasar-dasar yang konkret dalam berpikir sehingga dapat mengurangi pola pengajaran verbal yang
3,63 3,5 3,43 3,4 3,61 3,61 3,52 0 1 2 3 4
ASPEK MEDIA
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 77 sebelumnya sangat dominan diperankan oleh
guru.
b. Aspek Materi
Aspek aspek materi terdapat 6 item penilaian untuk mengukur isi dari materi yang terdapat di media E-Learning MOODLE yang telah dikembangkan oleh peneliti.
Gambar 5. Grafik penilaian aspek materi Skor pada setiap item untuk aspek materi, didapat bahwa 2 kriteria yang memiliki nilai tertinggi yaitu R.1 (Sistem Gerak) dan R.7 (Sistem Imun) masing-masing yaitu 3,76 dengan kategori sangat tinggi hal ini disebabkan pada materi dianggap sangat menyenangkan karena dilengkapi dengan gambar yang menarik, maka dalam pemahaman akan lebih mudah diakses oleh siswa. Selain itu didukung oleh LKPD, Video, latihan, Kuis dan Ujian Blok. Pernyataan ini dikemukan oleh validator materi. Nilai terendah yaitu R.4 (Sistem Ekskresi) 4,25 kategori sangat tinggi. Hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman siswa di SMAN4 tentang perangkat pembelajaran LKPD, Kuis dan Ujian Blok. Pernyataan ini ditegaskan oleh Arifin (2009:60) Pendidik
dapat menggunakan berbagai teknik penilaian secara komlpementer sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
c. Aspek Manfaat
Aspek Manfaat terdapat 7 item penilaian untuk mengukur manfaat dari media
E-Learning MOODLE yang telah
dikembangkan oleh peneliti. Hasil validitas dari semua materi di SMA Negeri menunjukkan bahwa dari 7 item penilaian tersebut, terdapat rata-rata tertinggi R.6 (Sistem Reproduksi) danyang terendah R.4 (Sistem Ekskresi) untuk lebih jelas lihat Gambar 6.
Gambar 6. Grafik penilaian aspek manfaat Skor pada setiap item untuk aspek materi, Skor pada setiap item didapat bahwa yang memiliki nilai tertinggi yaitu R.6 (Sistem Reproduksi) yaitu 3,77, dikarenakan sangat membantu dan memudahkan penggunaan dalam pembelajaran materi biologi, dan adanya akses antara siswa dan guru untuk saling berinteraksi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan (Indriana, 2011:9) bahwa manfaat media berbasis komputer penekanannya terletak pada upaya yang
3,76 3,67 3,7 3,7 3,76 3,8 3,73 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
ASPEK MATERI
3,7 3,58 3,55 3,52 3,66 3,77 3,68 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4ASPEK MANFAAT
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 78 berkesinambungan untuk memaksimalkan
aktivitas belajar dan mengajar sebagai interaksi koqnitif antar siswa, materi pelajaran, dan instruktur (dalam hal ini komputer yang telah terprogram). Dan yang memperoleh nilai terendah yaitu R.4 (Sistem Ekskresi) yaitu 3.52 dengan kategori sangat tinggi. Karena kurang mengerti secara keseluruhan manfaat dari E-Learning
sehingga kurang bisa memahami secara maksimal, padahal jika dipahami dengan baik sangat memudahkan di dalam proses belajar mengajar. Hal ini dipertegaskan dengan (Suprihatiningrum, 2013:321) bahwa manfaat dari E-Learning memperjelas proses pembelajaran, meningkatkan keterkaitan dan interaktivitas siswa, meningkatkan efisensi dalam waktu dan tenaga.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Penilaian E-Learning MOODLE oleh validator media memiliki 2 aspek penilaian, yaitu aspek rekayasa perangkat lunak dan aspek komunikasi audio visual. Dari kedua aspek tersebut dinyatakan valid dengan kategori sangat tinggi. 2) Penilaian E-Learning MOODLE oleh
validator materi hanya terdapat 1 aspek penilaian, yaitu aspek kelayakan isi. Hasil validasi dinyatakan valid dengan kategori sangat tinggi.
3) Hasil uji kelayakan E-Learning
MOODLE oleh pengguna (siswa) memiliki 3 item penilaian, yaitu aspek
media pembelajaran, aspek materi dan aspek manfaat. Dari ketiga aspek tersebut dinyatakan layak dengan kategori sangat tinggi
DAFTAR RUJUKAN
Amiroh. 2012. Membangun e-Learning dengan Learning Management System.
Sidoarjo: Genta Group production. Arif, 2002. Media Pendidikan: Pengertian,
Pengembangan dan Pemanfaatannya.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta.
Rajawali Pers.
Darmawan, D. 2014. Pengembangan
E-Learning Teori dan Desain. Bandung:
PT Remaja Rosda Karya.
Nuryanti, 2013. Pengembangan e-learning
berbasis moodle sebagai Media
Pembelajaran Sistem gerak di
SMA.Http://lib.unnes.ac.id/19008/1/440
1409073.pdf. Diakses 9 Januari 2016. Prawiradilaga, S. D. 2007. Prinsip Desain
Pembelajaran. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran
Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, W. 2013.Penelitian Pendidikan jenis,
metode dan Prosedur. Bandung:
Penerbit Kencana.
Maghfirotun and Heri Kiswanto., 2011.
Pengembangan media pembelajaran interaktif berbantuan komputer pada
materi dimensi
tiga.(Online).http//journal.unesa.ac.id/a
Pengembangan Media Pembelajaran E-Learning Moodle 79 Sugiyono. 2013. MetodePenelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sutopo, A. H. 2012. Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Pendidikan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suyatno. 2009. Mejelajah Pembelajaran