• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINAT BELI DIPENGARUHI OLEH PERSEPSI HARGA, DESAIN PRODUK DAN CITRA MEREK PADA SEPATU FUTSAL ORTUSEIGHT DI CIKARANG SELATAN ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MINAT BELI DIPENGARUHI OLEH PERSEPSI HARGA, DESAIN PRODUK DAN CITRA MEREK PADA SEPATU FUTSAL ORTUSEIGHT DI CIKARANG SELATAN ABSTRAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT BELI DIPENGARUHI OLEH PERSEPSI HARGA,

DESAIN PRODUK DAN CITRA MEREK PADA SEPATU

FUTSAL ORTUSEIGHT DI CIKARANG SELATAN

Sugito, Giri Nurpribadi S.TP,.M.M. Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa

E-mail : sugito.1761346@gmail.com, girinur.researcher.lecture@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Minat Beli dipengaruhi oleh Persepsi Harga, Desain Produk dan Citra Merek pada sepatu futsal Ortuseight di Cikarang selatan.

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan metode probability sampling (random sampling) dengan menggunakan 100 responden. Pengumpulan data meliputi observasi dan penyebaran kuisioner. Metode analisis data meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik, uji kelayakan model dan uji hipotesis (uji t).

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa Persepsi Harga berpengaruh terhadap Minat Beli. Pengaruhnya dapat ditunjukan oleh nilai Koefisien Regresi Berganda (X1) sebesar b1 = 0,209 pada persamaan regresi linier berganda Y = 20,706 + 0,209X1 – 0,234X2 + 0,208X3. Desain produk pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap Minat beli, hal ini dapat ditunjukan oleh nilai Koefisien Regresi Berganda Desain Produk (X2) sebesar b2 = (-0,234) pada model persamaan regresi linier berganda yaitu Y = 20,706 + 0,209X1 – 0,234X2 + 0,208X3. Citra Merek berpengaruh terhadap Minat Beli sepatu futsal ortuseight di Cikarang Selatan. Hal ini ditunjukan dengan nilai Koesisien Regresi Citra Merek (X3) dengan nilai b3 sebesar 0,208, pada model persamaan regresi linier berganda yaitu Y = 20,706 + 0,209X1 – 0,234X2 + 0,208X3.

(2)

1

PENDAHULUAN

Era modern saat ini olahraga merupakan sesuatu hal yang menjadi kebutuhkan masyarakat terutama oleh masyarakat di perkotaan dengan kondisi yang masyarakat yang sibuk akan pekerjaan mereka, di tuntut untuk tetap menjaga kondisi badan agar tetap sehat dan fit dalam menjalani kehidupan di perkotaan. Olahraga bisa dilakukan dengan banyak cara, antara lain dengan jogging, senam, pergi ke arena gym dan bahkan bermain sepak bola atau lainya.

Futsal sendiri bermula dari bahasa Spanyol yskni futbol sala, berarti sepak bola rengan. Tahun 1930, olahraga futsal diperkenalkan di Montevideo, Uruguay oleh Juan Carlos Ceriani, seorang pelatih sepak bola. Futsal cenderung mendorong pemainnya supaya senantiasa siap mengumpan serta menerima bola dalam tekanan lawan secara cepat. didalam lapangan yang kecil, pemainnya dituntut guna bisabekerja sama dengan teman setimnya, kondisi fisik yang baik, serta memiliki teknik penguasaan yang tinggi.

Mengamati tingginya tekad masyarakat pada olah raga futsal, mendorong semua perusahaan di bidang olah raga tersebut menjalankan persaingan ketat guna memperoleh perhatian dari banyak orang. Perusahaan yang bisa melihat peluang besar ini salah satunya yaitu Ortuseight lahir dibawah PT. Vita Nova Atletik yaitu perusahaan yang bergerak dibidang olahraga, didirikan pada Februari 2018. Lahir lewat tangan para professional yang sudah berpengalaman belasan tahun di Industry Olahraga Indonesia. Meskipun merupakan perusaan baru saat ini telah menjadi salah satu kompetitor perusahaan global yang menguasai pasar sepatu olah raga di Indonesia selama ini.

Dalam menghadapi pasar global produk sepatu futsal lokal seperti Ortuseight harus siap bersaing dalam berbagai sisi dunia pemasaran bisnisnya, untuk menghadapi kompetitornya produk lokal harus menerapkan beberapa strategi bisnisnya, seperti penetapan harga, desain produk dan citra merek pada produk lokal itu sendiri agar menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian pada produk tersebut.

Era globalisasi merupakan ajang bagi para perusahaan untuk memikat konsumen dalam menjual produknya, baik perusahaan global maupun perusahaan lokal berlomba-lomba untuk memikat konsumenya, salah

No. Brand Tipe Harga

1 Adidas Adidas supersalla Rp. 710.000

2 Nike Nike Lunar Gato Rp. 1.365.000

3 X-Munich X-Munich Prisma Rp. 1.019.000

4 Specs Specs Swervo Galactica Rp. 580.000

(3)

2 satu indikatornya yaitu harga produk

itu sendiri. Harga ialah unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel di mana bisa berubah setiap saat berdasarkan tempat dan waktunya. Harga tidak selalu mengenai angka yang tercantum di label sebuah kemasan produk itu sendiri, namun harga memiliki banyak wujud serta menjalankan banyak fungsi.

Harga menurut pandangan konsumen, sering dipergunakan sebagai patokan atau indicator nilai apabila harga tersebut dikaitkan dengan manfaat yang diperoleh atas sebuah jasa/barang. Guna mengantisipasi daya beli konsumen pada sebuah produk yang berguna bagi konsumen tersebut, maka perushaan membuat jenis-jenis produk, ukuran, kemasan, serta desain produk.

Dalam hal ini perusahaan dituntut untuk melakukan diferensiasi produknya dengan perusahaan kompetitor dan memberikan kesan tersendiri kepada konsumen. Rian Pramono (2012) mengungkapkan desain produk dapat dikatakan sebagai nilai yang terdapat pada sebuah produk dan berupa penampilan produk yang mempunyai ciri khas menarik serta dijadikan pembeda dengan produk lain, di mana desain ini bisa memicu daya pikat tersendiri.

Citra merek dapat dikatakan persepsi dan keyakinan konsumen, yang dibuktikan dengan asosiasi,

muncul dalam ingatan mereka. Citra merek dikaitkan dengan sikap konsumen dalam bentuk prefensi dan keyakinan merek yang negatif dan positif. Citra merek baik negatif maupun positif mudah dirasakan konsumennya, dengan demikian konsumen memutuskan guna membeli produk dengan citra yang baik.

Minat beli juga berarti konsumen memiliki keinginan terhadap suatu produk sebagai hasil dari proses mengamati dan mempelajari produk tersebut. Konsumen yang tertarik untuk membeli suatu produk menunjukkan minat dan ketertarikan terhadap produk tersebut kemudian membeli (Akbar, 2012 dalam Singgih Santoso dan Noverita Wirayanthy, 2019).

Dari fenomena penelitian diatas ditemukan bahwa banyaknya minat pemain futsal menggunakan sepatu futsal Ortuseight karena beberapa pertimbangan dari Persepsi Harga, Desain Produk yang menarik dan Citra Merek.

TINJAUAN PUSTAKA DAN

HIPOTESIS

Minat beli adalah periode di mana responden cenderung bertindak sebelum keputusan pembelian benar-benar dibuat. Ada perbedaan antara pembelian yang sebenarnya dan niat untuk membeli. Jika pembelian yang sebenarnya

(4)

3 adalah pembelian yang dilakukan

oleh konsumen, maka niat untuk membeli adalah niat untuk membeli pada kesempatan yang akan datang. Ini adalah pembelian yang mungkin tidak selalu dilakukan di masa mendatang, tetapi ukuran niat pembelian sering kali diambil untuk memaksimalkan perkiraan pembelian yang sebenarnya. (Iwan dkk, 2008) dalam Sartika 2017.

Minat beli bisa di identifikasikan dengan beragam indikator (Ferdinand, 2006 dalam Faradiba, 2013), yakni :

a. Minat eksploratif, ialah minat yang mencerminkan perilaku individu yang senantiasa mencari informasi tentang produk yang diharapkannya serta mencari informasi lain guna menunjang berbagai sifat positif dari produk itu sendiri. b. Minat preferensial, ialah minat

yang mencerminkan perilaku seorang individu yang mempunyai preferensi penting terhadap produk tersebut. Preferensi yang dimaksudkan hanya bisa di ganti bila ada terjadi suatu hal pada produk preferensi tersebut.

c. Minat referensial, ialah seseorang yang cenderung merekomendasikan sebuah produk kepada pihak lain. d. Minat transaksional, ialah

seseorang yang cenderung membeli produk.

Harga ialah unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel di mana bisa berubah setiap waktu berdasarkan waktu serta pada tempat yang berbeda. Harga tidak lagi mengenai angka-angka yang tertera dilabel suatu kemasan atau rak toko, tetapi harga mempunyai banyak bentuk dan melaksanakan banyak fungsi. Harga adalah satu elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lain menghasilkan biaya. Harga merupakan elemen termudah dalam program pemasaran untuk disesuaikan, fitur produk, saluran, dan bahkan komunikasi membutuhkan banyak waktu, Kotler dan Keller (2012:67).

Kotler dan Armstong (2008) dalam Retnowulan (2017) menyebutkan indikator kewajaran harga meliputi :

a. Keterjangkauan harga.

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk dan layanan. c. Daya saing harga.

d. Kesesuaian harga dengan manfaat.

Menurut Kotler dan Keller (2012:10) mendefinisikan bahwa desain merupakan yang sering memberi keunggulan kompetitif kepada perusahaan. Desain juga berarti totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.

(5)

4 Desain produk memiliki

beberapa indicator yakni (Azany, 2014:45), yakni :

1. Desain mengikuti trend, desain atau model produk mengikuti perkembangan jaman dimulai dari ukuran, bentuk, serta warna.

2. Model terbaru, desain ataupun model akan diganti warna, ukuran, serta bentuknya sesuai waktu yang sudah ditetapkan. 3. Variasi desain, desain yang di

tawarkan memiliki banyak pilihan atau ragam.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001), citra merek adalah persepsi konsumen terhadap perusahaan atau produknya. Menurutnya, citra suatu merek tidak dapat ditanamkan di dalam pikiran pelanggan dalam waktu cepat dan melalui satu media saja, melainkan citra suatu merek harus disampaikan kepada pelanggan melalui tiap sarana komunikasi yang tersedia dan disebarkan secara terus menerus, karena tanpa citra yang kuat sangatlah sulit untuk suatu perusahaan dapat menarik pelanggan baru untuk membeli produk dari perusahaan tersebut dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

Indikator-Indikator penting pembentukan citra merek yaitu (Keller, 2013:97):

1. Identitas Merek (Brand

Identity)

2. Personalitas Merek (Brand

Personality)

3. Asosiasi Merek (Brand Association)

4. Perilaku dan sikap merek (Brand Attitude and Behavior) 5. Manfaat dan Keunggulan Merek (Brand Benefit and

Competence).

Hipotesis Penelitian

Hipotesis pertama: disebutkan

persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen. Hipotesis ini di dukung oleh :

Hipotesis kedua: disebutkan desain

produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

Hipotesa ketiga: disebutkan desain

produk berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

Gambar 1.1 Metode Penelitian

(6)

5 Dalam penelitian ini

menggunakan populasi seluruh konsumen yang bermain futsal di Kabupaten Bekasi. Metode untuk pemilihan pengambilan sampel menggunakan metode simple random

sampling, sehingga sampel dalam

penelitian ini berjumlah 100 sampel penelitian, pengumpulan data dimulai sejak 8 April 2021.

Penelitian ini bersifat kuantitatif sehingga data yang dihasilkan berupa angka, dari data yang di dapatkan dilakukan analisis menggunakan software SPSS. Pada penelitian ini bertujuan untuk menganalisis minar beli di pengaruhi persepsi harga, desain produk dan citra merek pada sepatu futsal ortuseight. Dengan tujuan yang di dasarkan, data di kumpulkan menggunakan kuesioner sebanyak 100 responden yang bersasarkan para pemain futsal di daerah Kabupaten Bekasi. Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen yang terdiri dari persepsi harga, desain produk dan citra merek, serta terdiri dari 1 variable dependen yaitu minat beli. Penelitian ini menggunakan skala likert 1-5 dalam penyebaranya yang dilakukan secara tertutup dan rahasia.

Responden dalam penelirian ini adalah para pemain futsal di daerah Kabupaten Bekasi. Karakteristik responden yang berpartisipasi dalam peneitian ini memiliki latar belakaang seperti apa yang dalam penelitian ini responden di fokuskan pada jenis kelamin, umur, pekerjaan. Hasil yang

didapat. Karena populasi orang yang bermain futsal Di Kecamatan Cikarang Selatan tidak di ketahui Rumus pengambilan sampel responden menggunakan rumus Lemeshow (Vanda dan Pinontoan 2020:2) yang ditunjukan berikut :

L= Tingkat ketelitian 10%

P= Prevalensi outcome, karena data belum didapat, maka dipakai 50% Q= 1 – P

Zα= Nilai standar dari distribusi sesuai nilai α = 5% = 1.96

n= Jumlah sampel minimal yang diperlukan

Dari rumus diatas, sampel yang didapatkan sebanyak 96,04 sampel dan digenapkan menjadi 100 sampel/orang yang bermain futsal dengan sepatu futsal ORTUSEIGHT sebagai ukuran penelitian.

Hasil dan Pembahasan

n = Zα

2

x P x Q

L

2

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 20.706 4.350 4.760 .000 Persepsi_Harga .209 .101 .212 2.074 .041 Desain_Produk -.234 .157 -.171 -1.494 .138 Citra_Merek .208 .091 .254 2.293 .024 a. Dependent Variable: Minat_Beli

(7)

6 1. Pengujian Hipotesis Pertama

(H1)

Diketahui nilai signifikasi pengaruh X1 (Persepsi Harga) terhadap Y (Minat Beli) adalah sebesar 0,041< 0,05 dan nilai t hitung 2,074 > 1,984 (nilai t tabel). Dengan demikian makan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis H1 yang merupakan variabel Persepsi Harga dinyatakan berpengaru positif dan sinifikan terhadap variabel Minat Beli. Persepesi Harga merupakan cara bagaimana konsumen menafsirkan atau melihat suatu harga tertinggi sampai dengan harga terendah, dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Persepsi harga yang rendah/murah merupakan sumber kepuasan yang penting dimana mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi, Persepsi Harga yang rendah menimbulkan kesan produk yang tidak berkualitas begitu juga sebaliknya persepsi harga yang tinggi akan menimbulkan kesan sebuah produk yang berkualitas.

2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2) Diketahui nilai signifikasi pengaruh X2 (Persepsi Harga) terhadap Y (Minat Beli) adalah sebesar 0,138> 0,05 dan nilai t hitung -1,494 < 1,984 (nilai t

tabel). Dengan demikian makan dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis H2 yang merupakan variabel Desain Produk dinyatakan berpengaru 6egative dan tidak sinifikan terhadap variabel Minat Beli. Tidak berpengaruhnya Desain Produk terhadap Minat Beli ini karena konsumen merasa ketika membeli suatu produk sepatu futsal mereka tidak melihat dari sisi Desain Produk tetapi lebih ke hal lain untuk membelinya misalkan karena kualitas produknya atau semacamnya sehingga konsumen kurang memperhatikan hal desain produk dalam melakukan transaksi jual beli.

3. Diketahui nilai signifikasi pengaruh X3 (Citra Merek) terhadap Y (Minat Beli) adalah sebesar 0,024 < 0,05 dan nilai t hitung 2,293 > 1,984 (nilai t tabel). Dengan demikian makan dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa Hipotesis H3 yang merupakan variabel Citra Merek dinyatakan berpengaru positif dan sinifikan terhadap variabel Minat Beli. Berdasarkan sajian pembahasan diatas dapat dikatakan bahwa Citra Merek mempunyai peran penting pada konsumen karena semakin baik Merek suatu

(8)

7 produk maka akan semakin baik

pula pandangan konsumen terhadap produk tersebut dan akan memberikan kesan positif tehadap konsumen. Dalam hal ini perusahaan harus selalu membangun Citra Merek yang baik terhadap konsumenya sehingga rasa percaya konsumen terhadap suatu produk yang dikeluarkan perusahaan akan berdampak positif dalam penjualan produknya. Citra Merek yang negative akan memberikan kesan buruk terhadap produk yang di keluarkan oleh perusahaan.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil Analisa dan pembahasan pada penelitian ini peneliti memiliki kesimpulan yang dapat diperoleh sebagai jawaban atas ujian dalam penelitian ini mengenai Minat Beli Dipengaruhi oleh Persepsi Harga, Desain Produk Dan Citra Merek Terhadap Sepatu Futsal Ortuseight (Studi kasus survei pada pemain futsal di Cikarang Selatan) sebagai berikut : 1. Berdasarkan uji Hipotesis diketahui

bahwa variabel Persepsi Harga mempunyai pengaruh terhadap Minat Beli terhadap sepatu futsal Ortuseight di Cikarang Selatan. Hasil ini menunjukan Persepsi Harga berdampak positif terhadap Minat Beli sepatu futsal Ortuseight di Cikarang Selatan. Semakin baik Persepsi Harga yang diciptakan akan memberikan kesan positif kepada

konsumen sehingga keinginan membeli barang akan semakin besar.

2. Berdasarkan uji Hipotesis diketahui bahwa variabel Desain Produk tidak mempunyai perngaruh terhadap Minat Beli sepatu futsal Ortuseight di Cikarang Selatan. Hasil ini menunjukan tidak adanya hasil positif Desain Produk terhadap Minat Beli sepatu futsal Ortuseight di Cikarang Selatan. Hal ini disebabkan tidak selalu desain yang baik suatu sepatu futsal dapat mempengaruhi Minat Beli konsumenya.

3. Berdasarkan hasil Hipotesis diketahui bahwa variabel Citra Merek mempunyai pengaruh terhadap Minat Beli terhadap sepatu futsal Ortuseight di Cikarang Selatan. Hasil ini menunjukan Citra Merek berdampak positif terhadap Minat Beli sepatu futsal Ortuseight di Cikarang Selatan. Semakin baik citra suatu produk maka akan memberikan kesan positif atau rasa percaya konsumen kepada perusahaan sehingga keinginan untuk membeli produk tersebut akan semakin tinggi.

Daftar Pustaka

Alexi, M. (2017). Pengaruh Brand Image dan Product design terhadap Purchase Decision dan Purchase Intention pada Produk Sepatu futsal Merek

(9)

8 Specs Di Kota Pekanbaru .

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari 2017).

Alfin, NF. (2016). “Pengaruh Desain Produk, Bentuk Kemasan Dan Bahan Kemasan Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Teh Hijau Serbuk Tocha)”. Jurnal Ekonomi

Manajemen 2 (2), 48-54, 2016.

Ardi, A. (2017). Pengaruh Desain Produk, Promosi, dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian. Amwalun : Jurnal

Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 1, No. 2 (Juli, 2017), Hal 178-189 Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399.

Aswadi, & Nyak Amir. (2015). Penelitian Tentang Perkembangan Cabang Olahraga Futsal di Kota Banda Aceh Tahun 2007-2012.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsiyah Volume 1, Nomor 1:38-44 Februari 2015.

Desyani, E. (2016). “Pengaruh Persepsi Harga Dan Citra Merek Terhadap Minat Beli Produk Motor Merek Yamaha Nmax Di Kota Palu”. Jurnal EMBA:

Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntasi 2(3), 2014.

Retnowulan, J. (2017). Pengaruh Kualitas Produk dan Persepsi Harga Terhadap Minat Beli Smartphone XIAOMI. Cakrawala, Vol. XVII, No. 2, September 2017.

Singgih, S. (2020). Panduan Lengkap SPSS 26. ISBN : 978-623-00-1997-5

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. ISBN : 979-8433-64-5 Suhardi, D. (2019). “Pengaruh

Celebrity Endorsee, Citra Merek, dan Kepercayaan Merek terhadap Minat Beli Konsumen”. Jurnal Inspirasi Bisnis dan Manajemen Vol3, (1), 2019, 53-62 e-2579401, p-2579-9312.

Vanda, D & Pinontoan R. (2020). ANALISIS KONDISI JALAN

DAN CUACA YANG

BERHUBUNGAN DENGAN

KECELAKAAN KERJA

PADA PENGEMUDI OJEK DI KOTA BITUNG. Vol 1 Nomor 3, Juli 2020, ISSN : 2721-9941

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Kirol batzuetan, hala nola, igeriketan, judoan, kara- tean, arraunketan, gimnastikan, eta abarretan, egoki prestatutako epaileak edo arbitroak dituzte, eta saioak duintasun

Hasil penelitian tipe pola asuh terbanyak yang diterapkan oleh orang tua adalah tipe pola asuh otoritatif yaitu sebanyak 24 responden (80,0%), hal ini tidak terlepas

Suspensi ibuprofen yang dihasilkan mempunyai organoleptis, massa jenis dan viskositas yang tidak  stabil setelah penyimpanan selama 30 hari. F2 mempunyai ketabilan fisik

Melalui metode pembelajaran peer instruction siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan dalam memecahkan masalah ilmiah, siswa tidak mengalami kesulitan dalam mempelajari

Sumber daya manusia yang berkaitan dengan manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang secara profesional dan dapat terintegrasi dengan baik dapat meningkatkan

LINAC menggunakan teknologi microwave (teknologi yang sama seperti yang digunakan dalam radar) untuk mempercepat electron digunakan suatu alat yang disebut sebagai

Pada peta fasies model dari estuarine ini, tidal sand bar ini merupakan bagian terluar dari tide dominated estuarine, memanjang sejajar dengan arusnya, dan dari peta

Selain penggunaan Hardware dalam penyelesaian proses editing film pendek No Kudos penulis juga menggunakan beberapa software yang sangat berpengaruh terhadap selesainya film No