• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PRAKERIN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU TAMATAN SMK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN PRAKERIN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU TAMATAN SMK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERANAN PRAKERIN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU TAMATAN SMK

1. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang

Untuk mengembangkan potensi ilmu pengetahuan pada masing-masing siswa maka sekolah (SMK) mempunyai jadwal khusus selama kurang lebih 3 bulan ke industri atau instansi yang ada kaitannya dengan bidang studi atau yang di sebut dengan Prakerin. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merancang visinya sebagai sekolah yang menghasilkan tamatan yang produktif, kompetitif, kreatif dan mandiri berakhlak mulia di era global. Penyelenggaraan pendidikan dengan model pendidikan sistim ganda yang didalamnya terdapat Praktek Kerja Industri adalah memadukan kegiatan sekolah dengan kegiatan belajar melalui bekerja langsung didunia kerja baik swasta maupun pemerintah. Bentuk integrasi kegiatan tersebut dapat meningkatkan mutu tamatan yang profesional dan akhirnya dunia kerja yang menggunakan akan mendapat sumber daya manusia yang siap pakai. Proses pelatihan dilakukan agar peserta menguasai kompetensi standar

pada bidangnya, mengembangkan sikap nilai profesionalisme sebagai tenaga kerja yang berkualitas unggul, atas dasar itulah maka kegiatan pendidikan di SMK dilaksanakan di dunia kerja yang sesuai.

1.2 Permasalahan

Dari Hasil pemantauan dan evaluasi mengungkapkan bahwa pelaksanaan Praktek Kerja industri banyak menuntut perubahan sistem. Bukan hanya menyangkut perubahan perilaku kerja para pelaksana serta cara pengelolaan prakerin, tetapi juga perlu adanya ketentuan-ketentuan khusus yang mengatur pelaksanaan prakerin, agar pelaksanaan di lapangan tidak ragu-ragu melakukan hal-hal yang dituntut oleh karakteristik dunia kerja.

(2)

2

Dengan program prakerin ini, kita telah menyadari keluar dari kebuntuan upaya peningkatan mutu dan relevansinya karena terbelenggu oleh bentuk penyelenggaraan tradisional disisi lain kita masih menghadapi masalah, berupa kelambanan gerak dan laju pertumbuhan program prakerin. Kelambanan ini kebanyakan bersumber pada pola pikir dan perilaku para pelaku dan pengelola SMK. Program pelaksanaan prakerin bagi sebagian para siswa SMK mempunyai misi untuk meningkatkan mutu tamatan dan menciptakan keunggulan, menuntut keterbukaan sekolah untuk menerima nilai-nilai baru dan menuntut keberanian berpola pikir baru untuk memahami program prakerin secara benar.

1.3 Tujuan

Keberadaan institusi pasangan dalam pelaksanaan praktek kerja industri adalah untuk meningkatkan kesesuaian program Sekolah Menengah Kejuruan dengan kebutuhan serta memiliki kesepadanan kualitas. Pelaksanaan prakerin mempunyai tujuan dan manfaat.

Tujuan :

1. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan pada masing-masing siswa/i.

2. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa/i sehingga dapat bekerja dengan baik.

3. Melahirkan sikap bertanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika yang baik serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

4. Menambah kreatifitas siswa/i agar dapat mengembangkan bakat yang terdapat dalam dirinya.

5. Memberikan motivasi sehingga siswa/i bersemangat dalam meraih cita-cita mereka.

6. Melatih siswa/i agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci dari apa saja yang mereka kerjakan selama Praktek Kerja Industri.

(3)

3 Manfaat :

1. Menambah wawasan pada siswa/i.

2. Membina hubungan kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan perusahaan atau lembaga instansi lainnya.

3. Mendapatkan pengalaman untuk bekal pada saat bekerja nantinya. 4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara pihak

sekolah dengan pihak perusahaan.

2. MUTU TAMATAN

Menurut Depsiknas (2001:4) mengemukakan paradigma mutu dalam konteks pendidikan, mencakup input, proses, dan output pendidikan. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses, yang dimaksud sesuatu adalah berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi keberlangsungan proses. Input sumberdaya meliputi sumberdaya manusia (seperti ketua, dosen, konselor, peserta didik) dan sumberdaya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang bahan-bahan, dan sebagainya). Sedangkan input perangkat meliputi: struktur organisasi, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, dan lain sebagainya. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input, makin tinggi kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut. Proses pendidikan merupakan proses berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemanduan input dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar

(4)

4

mampu memberdayakan peserta didik. Berdasarkan pendapat di atas dapat didefinisikan bahwa mutu adalah perpaduan sifat-sifat barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan bahkan melebihi harapan pelanggan, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Selain itu, kualitas juga dapat diartikan sebagai kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability, dan cost effectiveness. Sedangkan Lulusan merupakan produk atau output dari suatu jenjang pendidikan yang dalam hal ini lulusan SMK. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas lulusan SMK merupakan perpaduan sifat-sifat barang dan jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dan kepuasan bahkan harapan pelanggan, baik yang tersirat maupun yang tersirat dari output suatu jenjang pendidikan menengah kejuruan. Kualitas lulusan SMK sangat dibutuhkan mengingat dunia usaha maupun dunia industri sekarang ini sedang menyerap tenaga-tenaga kerja yang professional dari lulusan SMK. Namun dalam kenyataanya, sampai sekarang kualitas lulusan SMK belum terlihat eksistensinya, terbukti dengan banyaknya lulusan SMK yang tidak dapat langsung bekerja di dunia usaha maupun dunia industri. Kesemuanya ini terjadi karena dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendominasi kualitas lulusan yang secara langsung dapat dirasakan bagi input pendidikan.Adapun indikator dari organisasi bermutu dan efektif, antara lain:

1. Berfokus pada pelanggan

2. Berfokus pada upaya pencegahan masalah

3. Investasi pada manusia dan menganggap manusia sebagai asset organisasi yang tidak ternilai

4. Memiliki strategi untuk mencapai mutu

5. Memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk memperbaiki guru 6. Memiliki kebijakan dalam perencanaan mutu

7. Mengupayakan proses perbaikan terus menerus dengan melibatkan semua pihak yang terkait

(5)

5 8. Membentul fasilitator yang bermutu

9. Mendorong orang untuk berinovasi dan berkreasi 10. Memperjelas peran dan tanggungjawab setiap orang 11. Memiliki strategi evaluasi yang objektif dan jelas 12. Memiliki rencana jangka panjang

13. Memiliki visi dan misi

14. Memandang mutu sebagai bagian dari kebudayaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Mutu Lulusan SMK :

1. Efektifitas Sekolah atau Pendidikan Karakteristik pendidikan tidak dapat dipisahkan dari karakteristik sekolah efektif

Dalam penerapan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS), ini diibaratkan sebagai wadah atau kerangkanya dan sekolah efektif merupakan isinya (Depdiknas, 2002: 13 dalam Roesminingsih: 2008). Hal ini mencerminkan bahwa keefektifan atau mutu pendidikan harus tampak dari hasil pendidikan. Pendidkan memiliki tiga aspek, yaitu keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Pendidikan merupakan wahan untuk membangun dan mengembangkan kepribadian individu, dimana kepribadian individu dibangun dan dipersiapkan dengan lima hal, yaitu adanya motivasi, day respon, konsep diri, pengetahuan, dan keterampilan. Dimana setiap orang memiliki dorongan kerja tersendiri dan situasi kerja yang akan turut serta mempengaruhi kepribadiannya (Ghozali, A, dkk:2004 dalam Roesminingsih:2008). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja pada dasarnya terkait dengan lima hal tersebut. Sekolah menengah kejuruan meiliki tujuan khusus yaitu: (1) menghasilkan tenaga kerja yang diperlukan oleh masyarakat, (2) meningkatkan pilihan pekerjaan yang dapat diperoleh oleh setiap peserta didik, dan (3) memberikan motivasi kepada peserta didik untuk menerapkan berbagai pengetahuan yang diperolehnya.

(6)

6 2. Kurikulum yang Digunakan SMK

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Keberadaan kurikulum memegang peranan penting dalam pengoperasionalan kegiatan belajar mengajar pada suatu institusi atau lembaga, sekaligus sebagai rel yang menjembatani pada terealisasinya tujuan yang ditentukan sesuai dengan latar belakang institusi atau lembaga tersebut. Berkaitan dengan semakin meningkatnya kemajuan di bidang teknologi, maka secara otomatis menuntu dunia pendidikan untuk lebih fleksibel dalam menerima perubahan sesuai dengan kebutuhan pada dunia industry.

3. Kerjasama Kemitraan SMK dengan Dunia Usaha

Kualitas pendidikan di SMK diukur dari kualitas dan relevansi lulusannya dengan kebutuhan di lapangan. Mutu pendidikan merupakan masalah yang dijadikan agenda utama untuk diatasi dalam kebijakan pembangunan pendidikan. Tuntutan terhadap mutu pendidikan khususnya SMK pada saat ini, sudah merupakan tuntutan yang sangat mendasar, mutu lulusan akan ditujukan oleh tiga aspek yaitu: skill, knowledge, dan attitude.

4. Kompetensi Guru

Dalam hal ini guru memegang peranan dan tanggung jawab penting dalam pelaksanaan program pembelajaran di sekolah dan guru juga bertanggung jawab penuh terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Betapa pentingnya peranan guru, mengakibatkan Hamalik (2002) mengemukakan bahwa mutu guru turut menentukan kualitas SDM.

3. PENDEKATAN MUTU TAMATAN

Melaui pendekatan budaya kerja yaitu suatu pendekatan untuk membiasakan siswa di sekolah menyerupai kebiasaan orang bekerja di industri. Proses pembiasaan ini merupakan bagian program pendidikan, mempersiapkan siswa memasuki dunia kerja.

(7)

7

Beberapa kemungkinan yang dapat dikembangkan antara lain :  Belajar sepanjang hari

 Menyesuaikan jam sekolah dengan jumlah jam kerja industri  Menambah jumlah jam ekstra untuk mata diklat yang diunggulkan  Membiasakan siswa menaklukkan kemalasan

 Berusaha mencapai hasil melebihi target yang ditentukan  Tidak puas dengan hasil secukupnya

 Disiplin kerja tinggi

2.3 Indikator Tamatan SMK Bermutu

Indikator yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses kegiatan belajar mengajar dikatakan bermutu dan berhasil berdasarkan ketentuan kurikulum yang disempurnakan yang saat ini digunakan adalah :

 Daya serap terhadap bahan ajar mencapai prestasi tinggi baik secara individu maupun kelompok

 Perilaku yang digariskan dalm KUK telah dicapai siswa baik secara individu maupun kelompok

 Dapat menghasilkan SDM mengisi keperluan Dunia kerja

 Dapat menyiapakn SDM yang menjadi faktorkeunggulan industri indonesia

 Dapat menyiapkan belak pengembangan diri secara berkelanjutan Demikian tolok ukur yang dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan tingkat keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang bermutu pada level Sekolah menengah kejuruan.

(8)

8 3. PRAKERIN DAN MUTU TAMATAN SMK

3.1 Pengertian Prakerin

Prakerin merupakan bentuk kesepakatan kerjasama antara institusi pasangan dengan pihak sekolah dalm keterlaksanaan praktek kerja industri yang merupakan bagian dari pendidikan sistem ganda, diharapkan kedua belah pihak secara sungguh-sungguh dapat aktif pada setiap kegiatan yang sesuai dengan wewengang dan tanggung jawabnya yaitu mulai dari perencanaan, penyelenggaraan sampai dengan tahap penilaian.

3.2 Bektuk Kerjasama

Kegiatan yang dapat dilaksanakan secara bersama-sama antar sekolah dengan DU/DI

 Pembuatan program

 Penyusunan kurikulum bersama

 Perencanaan waktu dan distribusi praktek kerja siswa  Pembekalan dan pengkondisian siswa

 Melakukan bimbingan dan monitoring para siswa selama prakerin  Melaksanakan penilaian

3.3 Peran dan Fungsi Guru dan Instruktur dalam Prakerin

Adanya perubahan strategi dibidang pendidikan, dari pendekatan pola lama yang konvesional dan klasikal ke pola pendidikan sistem ganda tentu memberi pengaruh pada peran dan fungsi pelaku pendidikan di lapangan. Apabila selama ini fungsi operasional di lapangan lebih bertumpu pada Kepala Sekolah dan Guru, maka pada pola prakerin para instruktur atau supervisor di dunia usaha dan dunia industri memiliki peran dan fungsi yang sama dengan Kepala sekolah dan guru, ikut mempersiapkan siswa terjun ke pasar kerja.

(9)

9

Secara spesifik peran dan fungsi guru dan instruktur dalam praktek kerja industri adalah :

a. Guru

 Sebagai Edukator

Guru berperan dan berfungsi sebagai pendidik yang mampu meng akomodasi pelaksanaan prakerin dalam pelaksanaan KBM

 Sebagai Administrator

Mengendalikan dan menjalankan pengadministrasian kelas atau kelompok siswa dalam pelaksanaan prakerin

 Sebagai Fasilitator

Mampu dan mau mempersiapkan metode bimbingan dan mempersiapkan siswa yang akan melaksanakan praktek keahlian produktif di dunia kerja

 Sebagai penyedia

Bersama instruktur menyiapkan perangkat supervisi dan melaksanakannya bersama

 Sebagai Salesman

Mampu memasarkan tamatan dan memasarkan unit produksi  Sebagai Motivator

Mampu memberikan gambaran pada siswa tentang keuntungan prakerin dan mampu memberikan gambaran kepada siswa dunia kerja yang akan dimasuki

 Sebagai Instruktur

Mampu dan mau memberikan wawasan keguruan dan pendidikan pada instruktur perusahaan

b. Instruktur

 Sebagai Instruktur

mampu dan mau mengajar siswa tentang teknologi terapan yang dipakai

(10)

10

mampu dan mau mengajak siswa untuk disiplin dan bekerja dengan teliti

 Sebagai Administrator

mengecek kegiatan siswa, melaksanakan presensi siswa dan mengkoordinasikan kelompok kerja siswa

 Sebagai Fasilitator

mengkoordinir penyediaan alat dan bahan untuk praktek keahlian produktif dan menyiapkan sarana keselamatan kerja

 Sebagai Motivator

Mampu menanamkan budaya kerja profesional dan mengajak siswa untuk bekerja sesuai dengan standart perusahaan

3.4 Strategi Pelaksanaan Prakerin

Konsep kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri sudah cukup lama dikenal dikalangan SMK, bahkan untuk menjembatani antara sekolah dan dunia usaha serta industri sebagai institusi pasangan ini dibuatkan majelis Pendidikan Kejuruan. Keanggotaannya tidak hanya melibatkan sekolah sebagai stakholder pendidikan, tetapi diperluas pada dunia usaha dan dunia industri yang dianggap sebagai stakholder yang tidak kalah pentingnya. Tamatan SMK dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja level menengah dengan menggarap persiapan siswa SMKuntuk bersaing dalam pasar tenaga kerja global melalui program praktek kerja industri.

Praktek kerja industri bagi siswa SMK dilaksanakan selama tiga bulan, sudah dijadikan salah satu persyaratan kompetensi yang harus dilalui siswa SMK. Praktek kerja industrui merupakan salah satu alternatif yang dapat memberikan pengalaman kerja yang sama yang ingin dicapai siswa. Praktek kerja industri tidak sekedar memenuhi tuntutan kurikulum melainkan dalam upaya peningkatan kualitas kemampuan siswa dan peningkatan mutu tamatan yang sesuai dengan visi misi SMK.

(11)

11 3.5 Mutu Tamatan SMK

Perubahan struktur ketenagakerjaan di Indonesia dari sektor pertanian menjadi industrialisasi membutuhkan tenaga kerja denga persyaratan berbeda. Dala era industrialisasi jenis-jenis pekerjaan tradisional yang mengandalkan moyorik akan diganti dengan jenis pekerjaan dalam era teknologi. Kemampuan mengolah informasi pekerjaan dituntut memiliki kemampuan mengolah informasi teknis lebih, wawasan yang luas tentang jenis-jenis ketrampilan, kemampuan menerapkan keahliannya secara meluas, serta melakukan diagnosa permasalahan.

Dengan mempertimbangkan semua komponen mengenai kekuatan, kelemahan, ancaman maupun peluang yang ada, beberapa hal yang penting dilakukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa tidak semata-mata meningkatkan nilai akademis tetapi pembentukan karakter siswa yang produktif, kreatif, kompetitif dan mandiri serta berakhlak mulia di era global. Kurikulum sekolah haruslah fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan tuntutan dunia kerja maka perlu dilakukan jalinan kerjasama antara sekolah denhan masyarakat pengguna tenaga kerja untuk bersama-sama menyelenggarakan pendidikan saling menguntungkan.

(12)

12 4. PENUTUP

4.1 Simpulan

Pelaksanaan Praktek Kerja Industri merupakan alternatif dalam upaya peningkatan mutu tamatan di SMK. Praktek Kerja Industri sebagai salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan kegiatan pembelajaran di SMK antara lain :

 Dengan praktek kerja industri para siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja yang sebenarnya

 Dapat memiliki kompetensi standart dunia kerja  Dapat menjadi tenaga kerja yang berwawasan

 Dapat menyerap teknologi dan budaya kerja untuk kepentingan pengembangan diri

4.2 Saran

Pendidikan bagi sekolah menengah kejuruan seharusnya memiliki sistem pembelajaran yang lebih baik dengan diterapkannya praktek kerja industri di dunia kerja sehingga tidak hanya memperhatikan proses belajar koqnitif saja melainkan seharusnya mempersiapkan peserta didik untuk siap bekerja dengan menerapkan konsep “ Mulai dari Dunia Kerja dan Berakhir di Dunia Kerja “

(13)

13 DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.1995.Pendidikan Sistem Ganda. Jakarta

2. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.1996. Pedoman Teknis Pelaksanaan PSG pada SMK. Jakarta

3. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan menebgah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 1997. Optimasi dan Eksplorasi Sumber Pembiayaan Pendidikan Sistem Ganda. Jakarta

4. Drs. Muh. Uzer Usman, Dra Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta

5. Ghozali,A, Yaya Jakaria, Suroto, Parwanto, Kholid Fathoni. 2004. Studi Peranan Pendidikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

kompetensi guru adalah rencana kegiatan pembinaan kompetensi guru yang akan dilaksanakan oleh guru sekolah dalam kurun waktu (satu periode) tertentu. Agar dapat

Bahan sauce: Tumis bawang bombay dengan butter sampai harum, masukkan tomat cincang, aduk sampai lagu, masukkan air, saos tomat.. Setelah semua bahan empuk, hand blender

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat unsur feminisme radikal dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk yang ditinjau dari aspek ketidakadilan gender, diantaranya:

Ketentuan pada paragraf pertama dari Pasal ini tidak berlaku bagi pemegang paspor diplomatik dan paspor dinas, warga negara dari Para Pihak, yang direncanakan

“ Single Indeks Model Sebagai Alat Analisis Optimalisasi Portofolio Investasi Saham LQ45”. Jurnal Magister Manajemen Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia,

Bakery akan memilih perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing karena dengan harga pokok produksi yang lebih kecil maka perusahaan akan mengambil

This study used a quasi experimental research design using pre-post test design to identify the effect of nutritional therapy palm against short-term memory elementary school

The aim of this research is knowing the effect of product quality and price of Internet High Speed INDIHOME towards purchasing decision to students of the Faculty of