• Tidak ada hasil yang ditemukan

Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Serambi Akademica, Volume IV, No. 2, November 2016 ISSN :"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI METODE JARIMAGIC DI KELAS II SD NEGERI LAM URA

KABUPATEN ACEH BESAR Maulidar1), Maisarah2) 1,2)

Pendidikan Matematika Universitas Serambi Mekkah Email: maulidar.iedar@yahoo.com

ABSTRAK

This research lifts several issues (1) how is student`s enhancement mathematical problem solving ability on operation of multiplication arithmetic through finger magic method in level II of SD Lam Ura Aceh Besar? (2) How is student`s completion study on operation of multiplication arithmetic through finger magic in level II of SD Lam Ura Aceh Besar?. The used method in this research was classroom action research with two cycles which is conducted on student level II of SD Lam Ura Aceh Besar. The subjects of the study were students level II of SD Lam Ura as many as 20 students. The data collection used the form of test and observation. Data analyzing conducted qualitative technique. The result of the study shows: (1) learning via finger magic method could increase student`s mathematical problem solving ability. The 1st cycle in the conventional class is as bigger as 72,8%, in the 2nd cycle increased 80,05% ,(2) the completeness of conventional is as big as 85% is over the assigned criteria is 80%, the mean of the class is 83,9% over the assigned criteria is 80%, (3) the percentage of student activity in good category as big as 78,6% at the first meet and 83,9% at the second one at the 2nd cycle, for the teacher`s ability in managing learning is as big as 85,1% The recommendation on this study is that all teachers to implement learning by use finger magic as one of alternative effort to solve problem on student`s mathematic especially on the subject multiplication arithmetic operation.

Key Word: Matematika, Perkalian, Jarimagic PENDAHULUAN

Matematika sebagai cabang dari ilmu pengetahuan yang dapat menghantarkan manusia untuk berpikir logis, amalitis, sistematis, kritis, dan kreatif merupakan salah satu pelajaran mendasar yang diajarkan sejak dari Sekolah Dasar sampai ke Perguruan Tinggi (BSNP,2006:416). Matematika juga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Hal ini dapat dimengerti dengan banyaknya aplikasi konsep dari materi matematika yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

Prihandoko (2006 : 18) mengatakan fungsi matematika disekolah dasar sebagaimana tercantum dalam dokumen Standar Kompetensi mata pelajaran matematika untuk satuan SD/MI pada kurikulum 2013 bahwa matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi dan eksperimen. Matematika sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram

(2)

2

dalam menjelaskan gagasan. Sedangkan tujuan pembelajaran matematika adalah untuk melatih dan menumbuhkan minat, serta menumbuhkan cara berfikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten, serta mengembangkan sikap gigih dan percaya diri dalam menyelesaikan masalah.

Namun kenyataan di lapangan dalam pembelajaran matematika selama ini di kelas II SD lam Ura Kecamatan Simpang Tiga Aceh Besar, masih banyak siswa yang belum menguasai mata pelajaran matematika dengan baik khususnya pada materi perkalian. Dari 20 siswa, sekitar 60% siswa belum mencapai nilai 70 untuk materi perkalian. Untuk perkalian bilangan sampai dengan lima, sebagian siswa sudah menguasai dengan baik. Namun untuk perkalian bilangan enam sampai dengan sepuluh sebagian besar siswa masih belum menguasai dengan baik. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang belum bisa menghafal perkalian sampai bilangan sepuluh. Beberapa siswa juga kurang teliti dalam mengerjakan soal-soal operasi hitung perkalian. Mereka masih menggunakan talis(turus) dalam menghitung perkalian. Dalam menghitungnya pun jika selisih satu saja, hasil akhirnya pasti akan salah.

Proses penyelenggaraan pendidikan seperti di atas, jelas akan memberikan hasil yang kurang memuaskan disebabkan oleh beberapa hal antara lain pemilihan strategi pembelajaran, dan pemilihan metode pembelajaran yang tidak sesuai. Untuk memeperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan pembelajaran di butuhkan kemampuan dalam memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat sebab strategi dan metode pembelaaran merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan dalam proses belajar mengajar terutama metode berhitung pada materi perkalian.

Banyak metode dan strategi yang dapat meningkatkan pemecahan masalah matematika terhadap perkalian, diantaranya adalah metode mencongak, metode sempoa, metode kumon, dan metode jarimagic. Adanya tren pembelajaran berhitung menggunakan metode jarimagic, menginspirasi kami untuk mencoba menggunakannya guna untuk memecahkan masalah tersebut di atas. Metode jarimagic peneliti pilih karena sangat sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, menyenangkan dan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa terutama pada materi operasi hitung perkalian. Metode ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi siswa dalam berhitung perkalian, terutama bagi siswa yang kemampuan mengingatnya kurang, karena sebenarnya matematika bukan untuk dihafal tetapi dipahami. …

Jarimagic adalah metode berhitung super cepat menggunakan jari tangan untuk berhitung pada operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, kuadrat dan juga akar kuadrat (Auliya, 2011 : 94).

Wulandari (2005:6) mengemukakan bahwa dengan jarimagic siswa tidak harus menjumlahkan bilangan secara berulang-ulang, sehingga efisien waktu, tenaga, dan pikiran. Jarimagic menawarkan cara berhitung yang mudah, menyenangkan, praktis, dan tidak memberatkan memori otak siswa. Penggunaan metode jarimagic sangat membantu siswa memanipulasi perkalian bilangan yang abstrak menjadi lebih konkrit, sehingga siswa lebih tertantang untuk melakukannya, menarik perhatiannya karena dengan menggerakkan jari-jari tangannya sendiri untuk mengitung, lebih menyenangkan.

Dengan demikian, berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada operasi hitung perkalian melalui metode

(3)

3

jarimagic, 2) Bagaimanakah ketuntasan belajar siswa pada operasi hitung perkalian melalui metode jarimagic di kelas II SD Lam Ura Aceh Besar?

3) Bagaimanakah aktivitas siswa dan guru pada operasi hitung perkalian melalui metode jarimagic?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada operasi hitung perkalian melalui metode jarimagic, 2) Mengetahui ketuntasan belajar siswa pada operasi hitung perkalian melalui metode jarimagic di kelas II SD Lam Ura Aceh Besar.3) Mengetahui aktivitas siswa dan guru pada operasi hitung perkalian melalui metode jarimagic

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah tindakan kelas (Class Room Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan guru untuk memperbaiki proses pembelajaran. Dalam hal ini peneliti melakukan kolaboratif dengan guru kelas II SD negeri Lam ura untuk melakukan kegiatan penelitian tindakan pada pembelajaran Matematika di Sekolah. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD negeri Lam Ura Tahun ajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 20 siswa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematika masing-masing sebanyak 5 soal, lembar observasi minat belajar matematika, dan lembar observasi aktivitas siswa dan guru.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan ini merupakan upaya untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah penelitian yaitu: (1) Bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, dan (2) Bagaimana ketuntasan belajar siswa terhadap pembelajaran dengan metode jarimagic. (3) Bagaimanakah aktivitas siswa dan guru pada operasi hitung perkalian melalui metode jarimagic Upaya peningkatan tersebut dilakukan melalui penerapan pembelajaran dengan metode jarimagic sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang inovatif.

Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian tindakan ini, maka untuk menjawab ketiga rumusan pertanyaan di atas dilakukan pembahasan berikut.

1. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Melalui Penerapan Metode Jarimagic.

Hasil tes evaluasi siswa pada materi Operasi Hitung Bilangan Bulat menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya seperti yang ditunjukkan pada tabel 2 berikut.

(4)

4

Tabel 2. Peningkatan Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa pada Siklus I dan II

Aspek Analisis

Perolehan Nilai Siklus I Perolehan Nilai Siklus II

P. 1 P. 2 Rerata P. 1 P. 2 Rerata Rata-rata Kelas 72,8 75,3 74,05 80,5 84,5 80,9 Siswa yang Tuntas 14 dari 20 siswa 16 dari 20 siswa - 17 dari 20 siswa 17 dari 20 siswa - Persentase Ketuntasan Klasikal 70% 80% 75% 85% 85% 85% Kategori Ketuntasan Klasikal Tidak Tuntas Tuntas Tidak

Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas

2. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Operasi Hitung Perkalian melalui Metode Jarimagic

Berdasarkan analisis data, pada siklus I, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa telah tuntas. Persentase ketuntasan kelas klasikaltelah mencapai 70% pada pertemuan pertama dan 80% pada pertemuan kedua sehingga di rata-ratakan menjadi 75% pada siklus pertama. Nilai terendah pada pertemuan pertama sebesar 60 sedangkan pertemuan kedua 65, dan nilai tertinggi pada pertemuan pertama sebesar 85 sedangkan pertemuan kedua 90.

Pada siklus II, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa semakin meningkat dan tetap berada dalam kategori tuntas dan menunjukkan peningkatan dari siklus I. Persentase ketuntasan mencapai 85% pada tes pertemuan pertama dan 85% pada tes pertemuan kedua, jadi jika dirata-ratakan ketuntasan klasikal pada siklus II yang terdiri dari dua pertemuan adalah 85%. Sedangkan nilai terendah pada pertemuan pertama adalah 73 sedangkan pertemuan kedua yaitu 93.Dan untuk nilai tertinggi pada pertemuan pertama adalah 93 dan kedua sebesar 95 poin.

Berdasarkan uraian di atas, perolehan hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan secara klasikal. Nilai ketuntasan klasikal kelas meningkat dari 75% menjadi 85%. Dengan demikian, kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada siklus II sudah

tuntas karena ketuntasan klasikan telah melewati kriteria yang ditetapkan yaitu 80%

dan ketuntasan belajar siswa secara individu minimal nilai tes 70 berdasarkan KKM kelas II SD Negeri Lam Ura Aceh Besar.

3. Aktifitas Siswa dan Guru terhadap Metode Jarimagic

Hasil observasi terhadap aktivitas siswa melalui penerapan metode jarimagic terhadap operasi hitung perkalian dengan menggunakan lembar observasi untuk setiap kali pertemuan pembelajaran. Persentase hasil observasi tersebut disajikan secara ringkas pada tabel 3 berikut.

(5)

5 Tabel 3. Perolehan Rata-rata Skor aktivitas siswa pada siklus I, dan II

Aspek Analisis Siklus I Rata-rata Siklus II Rata-rata

P. 1 P.2 P.1 P.2

Persentase Aktivitas

Siswa 64,3% 73,2% 68,8% 78,6% 83,9% 81,3%

Kategori Kurang Cukup Kurang Cukup Baik Baik

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa 68,8% siswa memperoleh aktivitas dengan kategori kurang, pencapaian ini namun belum mencapai kriteria yang ditetapkan. Pada siklus II 81,3% siswa telah memperoleh aktivitas baik dan perolehan ini telah mencapai kriteria yang ditetapkan. Perolehan ini menunjukkan aktivitas siswa melalui metode jarimagic mengalami peningkatan. Sedangkan perolehan rata-rata skor kemampuan guru mengelola pembelajaran ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4. Perolehan Rata-rata Skor kemampuan guru mengelola pembelajaran pada siklus I, dan II

No Aspek Pengamatan Siklus I

Rata-rata Siklus II Rata-rata P.1 P.2 P.1 P.2 Kegiatan Awal 1 Fase Persiapan 68,7 75 71,9 87,5 87,5 87,5 Kegiatan Inti 2 Penguasaan materi 70 80 75 85 90 87,5 3 Pendekatan/strategi pembelajaran 65 75 70 85 85 85 4 Pemanfaatan Sumber/Media Pembelajaran 75 83,3 79,2 83,3 83,3 83.3 5 Pembelajaran yang Memicu dan

Memelihara Keterlibatan Siswa

75 75 75

83,3 91,7 87,5

6 Penilaian Proses dan hasil Belajar 75 75 75 75 87,5 81,3

7 Penggunaan Bahasa 75 75 75 87,5 87,5 87,5

8 Kegiatan Akhir 75 75 75 75 87,5 81,3

Rata-rata 73.4 76,7 75,1 82,7 87,5 85,1

Kategori Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik

Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata skor kemampuan guru mengelola pembelajaran pada siklus I sebesar 75,1 dengan kategori cukup kemudian meningkat pada siklus II menjadi 85,1 dengan kategori baik dan perolehan ini juga sudah mencapai kriteria yang telah ditetapkan.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, dikemukakan beberapa kesimpulan berikut.

1. Pembelajaran dengan metode jarimagic dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi operasi hitung perkalian siswa kelas II SD lam ura Aceh Besar. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 8,15%, dimana persentase pada siklus I sebesar 74,05% dan pada siklus II sebesar 82,2%.

(6)

6

2. Pembelajaran dengan metode jarimagic pada siswa kelas II SD Lam Ura Aceh Besar dikatakan efektif karena ketuntasan klasikal kelas telah mencapai 85% dari kriteria yang di tentukan yaitu 80%.

3. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa melalui penerapan metode jarimagic pada siswa kelas II SD Lam ura Aceh Besar terdapat 81,3% siswa memperoleh aktivitas dengan kategori baik dan rata-rata skor kemampuan guru mengelola pembelajaran mencapai 85,1%. Dalam hal ini, pada siklus I terdapat 68,8% siswa memperoleh kategori aktivitas baik. Perolehan skor ini meningkat pada siklus II menjadi 81,3% siswa memperoleh kategori aktivitas baik, Sedangkan kemampuan guru mengelola pembelajaran pada siklus I adalah 75,1% dan pada siklus II menjadi 85,1% memperoleh kategori baik.

Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian ini, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan metode jarimagic merupakan suatu pembelajaran dimana siswa melakukan perkalian dengan menggunakan jari tangan tanpa harus menghafal perkaliannya. Oleh karena itu, guru yang mengajarkan dapat menerapkan pembelajaran dengan metode jarimagic untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan minat belajar siswa khususnya pada materi operasi hitung perkalian sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang inovatif.

2. Pembelajaran dengan menggunakan metode jarimagic akan berhasil jika siswa benar-benar memperhatikan peragaan operasi hitung jarimagic yang di ajarkan guru. Dan di perbanyak pula dengan latihan-latihan sendiri.

3. Bagi guru yang akan menerapkan pembelajaran dengan metode jarimagic di kelas, haruslah melakukan persiapan yang matang agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik diantaranya banyak latihan dalam memperagakan jari tangan, merancang rencana pembelajaran dengan pengelolaan waktu yang efektif pada setiap pertemuan dan mempersiapkan segala kebutuhan baik itu media pembelajaran maupun pendukung lainnya untuk mendukung suksesnya pembelajaran. Selain itu, guru juga harus benar-benar membimbing siswa terutama dalam peragaan perkalian dengan jari tangan.

4. Bagi siswa, agar menunjukkan partisipasi aktif dan terhadap pembelajaran di kelas termasuk pembelajaran dengan menggunakan metode jarimagic. Karena melalui pembelajaran dengan menggunakan metode jarimagic akan membiasakan siswa belajar perkalian tanpa menghafal, melatih kemandirian individu, rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan kelompok yang akan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bagi kepala sekolah atau lembaga agar memfasilitasi dan mendorong para guru dalam menciptakan pembelajaran yang inovatif salah satunya yaitu pembelajaran dengan metode jarimagic untuk meningkatkan prestasi sekolah secara keseluruhan dan dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan bertanggung jawab dalam menghadapi masalah.

(7)

7 DAFTAR PUSTAKA

Auliya, M Fajar. 2011. Berhitung dahsyat Dengan jarimagic Penambahan dan pengurangan Buku 1. Jakarta : Pustaka Widyatama.

Auliya, M Fajar. 2012. Jarimajic: Perkalian dan Pembagian Buku 1 dan 2. Yogyakarta : Pustaka Widyatama.

BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Depdiknas.

Hamalik, Oemar. 1993. Mengajar Azas, Metode, dan Teknik. Bandung : Pustaka Martiana

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara

Loekmono, J.T Lobby. 1994. Belajar bagaimana Belajar. Salatiga : BPK Gunung Mulia

Nyimas Aisyah, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dirjen Dikti Drpartemen Pendidikan Nasional.

Prihandoko, 2006. Memahami Konsep Matematika Secara Benar dan Menyajikannya dengan Menarik. Jakarta : Depdiknas.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Reneka Cipta

Wulandari, Septi Peni. 2007. Jarimatika Perkalian dan Pembagian. Jakarta : PT Kawan Pustaka

Gambar

Tabel  2.  Peningkatan  Tes  Kemampuan  Pemecahan  Masalah  Matematika  Siswa  pada Siklus I dan II
Tabel  4.  Perolehan  Rata-rata  Skor  kemampuan  guru  mengelola  pembelajaran  pada siklus I, dan II

Referensi

Dokumen terkait

Kalau hak-hak ekonomi, sosial dan budaya menuntut tanggung jawab negara --meminjam istilah yang digunakan Komisi Hukum Internasional-- dalam bentuk obligations of result, sedangka

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2001 Nomor 26 ) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengan Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan

Berdasarkan hasil survei dan Walktest dengan menggunakan jaringan operator Telkomsel di Gedung Anggrek Rumah Sakit Hasan Sadikin, Kota Bandung, dihasilkan bahwa

Hal ini disebabkan jiwa kesabaran dan ketelatenan mengajar pada murid tunadaksa harus dimiliki oleh masing-masing guru tersebut, serta pada hasil wawancara yang

Riri Prima Yolanda, Sp.KFR menambahkan bahwa alat bantu belajar berjalan yang dirancang oleh Mustafa (2014) sudah baik tetapi perlu dilakukan perbaikan lagi

Kita hitung atribut yang tepat pada cabang outook = sunny, seperti diilustrasikan pada

Topik acara tujuh bulanan, adalah pelaksanaan yang dilakukan pada kehamilan ke tujuh bulan untuk anak pertama, hal ini dilakukan karena dalam kandungan yang ketujuh bulan

Berdasarkan penelitian dari tabel dan plot data detak jantung dan kelima aspek yang mempengaruhi waktu istirahat, maka waktu istirahat diadakan dua kali karena