• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kurang pada balita tidak terjadi secara tiba tiba, tetapi diawali dengan keterbatasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kurang pada balita tidak terjadi secara tiba tiba, tetapi diawali dengan keterbatasan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gizi merupakan suatu permasalahan kesehatan pada masyarakat yang dapat menyebabkan kematian, terutama pada kelompok resiko tinggi bayi dan balita. Gizi kurang pada balita tidak terjadi secara tiba – tiba, tetapi diawali dengan keterbatasan kenaikan berat badan yang tidak cukup. Perubahan berat badan balita dari waktu kewaktu merupakan petunjuk awal perubahan status gizi balita. Dalam periode 6 bulan, bayi yang berat badannya tidak naik dua kali berisiko mengalami gizi kurang 12,6 kali di bandingkan pada balita yang berat badannya naik terus (Depkes, 2015). Masa balita merupakan usia penting dalam tumbuh kembang anak secara fisik. Rentang usia anak balita dimulai dari usia 1 sampai 5 tahun, periode usia ini juga sebagai usia prasekolah. (Wirakusuma, 2012). Zat-zat gizi dibutuhkan oleh tubuh, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum setinggi mungkin. Maka dari itu diperlukan pengelolah makanan sehat bagi balita.

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2018 menunjukkan bahwa, kasus underweight pada anak usia balia di dunia sebesar 17,7% . Secara nasional, prevalensi berat-kurang pada tahun 2018 adalah 19,5%, terdiri dari 5,6% gizi buruk dan 13,9% gizi kurang. Hasil Riskesdas (2018) menunjukan bahwa 40,6% penduduk mengkonsumsi makanan di bawah kebutuhan minimal (kurang dari 70% dari Angka Kecukupan Gizi/AKG) yang dianjurkan. Berdasarkan kelompok umur dijumpai 24,4% pada balita, dan 41,2% pada anak usia sekolah. Menurut Kemenkes (2013) menunjukkan bahwa, prevalensi gizi buruk-kurang pada anak usia prasekolah di Jawa Timur sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan prevalensi nasional. Hasil data

(2)

rekapitulasi penimbangan di Kota Malang terdapat 51.553 anak tercatat BB sangat kurang 321, BB kurang 2.605, sangat kurus 70, kurus 1,511 (Dinkes Kota Malang, 2017). Berdasarkan data rekapitulasi hasil penimbangan di Puskesmas Ciptomulyo Kota Malang pada bulan februari 2018 tercatat 987 balita BB sangat kurang 8, BB kurang 58, sangat kurus 2, kurus 34 dan pada bulan agustus sebanyak 1.027 anak balita tercatat BB sangat kurang 6, BB kurang 51, sangat kurus 5, kurus 10.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti dengan munggunakan metode observasi pada tanggal 22 februari 2018 di Puskesmas Ciptomulyo Kota Malang terdapat jumlah balita sebanyak 987, sedangkan dalam kategori BGM (bawah garis merah) terdapat 33 anak balita usia (1-2 tahun 12 balita, 3 tahun 8 balita, 4 tahun 3 balita, 5 tahun 10 balita) dimana hal tersebut menujukkan kondisi gizi anak balita sedang dalam keadaan buruk. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar anak lebih sering mengkomsumsi makanan yang mengandung formalin atau jajanan yang tidak sesuai dengan standar kebutuhan gizinya seperti mie, cilok, tahu bakso, cimol, cireng, batagor, pempek, tahu, bakso bakar. Selain itu anak-anak tersebut cenderung lebih memilih makanan ringan dibandingkan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin, protein dan karbohidrat.

Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar berhubungan dengan kecerdasan anak balita. Pembentukan kecerdasan pada masa usia dini tergantung pada asupan zat gizi yang diterima. Semakin rendah asupan zat gizi yang diterima, semakin rendah pula status gizi dan kesehatan anak. Pertumbuhan dan kecerdasan anak balita dipengaruhi gizi kurang atau buruk saat masa bayi dan umur anak kurang dari 5 tahun (Depkes RI, 2012). Salah satu penyebab masalah gizi pada balita rendahnya atau kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan ibu. Usia balita merupakan usia pra sekolah dimana seorang anak akan mengalami tumbuh kembang dan aktivitas yang

(3)

sangat pesat dibandingkan dengan ketika masih bayi, kebutuhan zat gizi akan meningkat. Seorang ibu yang telah menanamkan kebiasaan makan dengan gizi yang baik pada usia dini tentunya sangat mudah mengarahkan makanan anak. Pola pemberian makanan sangat penting diperhatikan.

Dampak yang diakibatkan dari kurangnya gizi pada anak balita, meningkatkan resiko kematian, menghambat perkembangan kognitif, dan mempengaruhi status kesehatan pada usia remaja dan dewasa (Arisman, 2010). Dampak lain dari balita yang mengalami kurang gizi yaitu dapat menimbulkan kelainan-kelainan fisik dan mental. Kelainan-kelainan yang terjadi pada bayi dan anak-anak biasanya sulit atau tidak dapat disembuhkan, dan menghambat dalam perkembangan selanjutnya (Suhardjo, 2010).

Pengetahuan ibu rumah tangga tentang bahan makanan akan mempengaruhi perilaku pemilihan makanan dan ketidak tahuan dapat menyebabkan kesalahan dalam pemilihan dan pengolahan makanan Pengetahuan tentang gizi dan makanan yang harus dikonsumsi agar tetap sehat, merupakan faktor penentu kesehatan seseorang, tingkat pengetahuan ibu tentang gizi juga berperan dalam besaran masalah gizi di Indonesia (Notoatmodjo, 2007). Dari observasi peneliti di daerah tersebut makanan banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan seperti terdapat pantangan makan pada anak seperti anak tidak diberikan ikan karena bisa mendapatkan cacingan, kacang-kacangan tidak diberikan karena dapat menyebabkan sakit perut dan kembung.

Penyuluhan gizi akan menghasilkan perilaku individu atau masyarakat yang diperlukan dalam peningkatan atau mempertahankan gizi baik. Tujuan penyuluhan gizi antara lain terciptanya sikap positif terhadap gizi, terbentuknya pengetahuan dan baik dalam memilih dan menggunakan sumber-sumber pangan, timbulnya kebiasaan makan

(4)

yang baik, dan adanya motivasi mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang berhubungan dengan gizi (Suharjo, 2013). Menurut Beensley dan Fisher (2008) mengungkapkan bahwa, penyuluhan gizi dan kesehatan akan menyampaikan informasi dan pengetahuan dengan yang positif kepada khalayak atau masyarakat terkait tentang pentingnya gizi dan kesehatan.

Penggunaan video sebagai sarana penyuluhan kesehatan kini mulai dikembangkan seiring dengan kemajuan teknologi saat ini. Penyuluhan kesehatan melalui media video memiliki kelebihan dalam hal memberikan visualisasi yang baik sehingga memudahkan proses penyerapan pengetahuan. Video termasuk dalam media audio visual karena melibatkan indera pendengaran sekaligus inderea penglihatan. Media audio visual ini mampu membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep (Kustand, 2011). Terdapat beberapa penelitian yang mengkaji peran dari video, penelitan yang dilakukan sulastri (2012) menunjukkan bahwa terjadi perubahan positif terhadap prilaku ibu dalam pemberian ASI pada anak setelah dilakukan edukasi dengan media video.

Untuk mengatasi masalah-masalah gizi, upaya pendidikan dan penyuluhan merupakan salah satu usaha yang sangat penting. Melalui usaha ini diharapkan orang (terutama ibu balita) dapat memahami pentingnya makanan dan gizi, sehingga terbentuk sikap dan perubahan perilaku ke arah pola makan yang lebih baik. Serta memberikan cara untuk mengolah makanan sehat.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penyuluhan Makanan Bergizi Terhadap Tingkat

(5)

Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Pada Balita Di Puskesmas Ciptomulyo Kota Malang “.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada Pengaruh Penyuluhan Makanan Bergizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan bergizi Pada Balita Di Puskesmas Ciptomulyo Kota Malang ?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Pemberian Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Pada balita di Wilayah KerjaPuskesmas ciptomulyo Kota Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Pada Balita sebelum dilakukan penyuluhan Di Puskesmas Ciptomulyo Kota Malang.

b. Mengidentifikasi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Pada Balita sesudah dilakukan penyuluhan Di Puskesmas Ciptomulyo Kota Malang.

c. Menganalisia Pengaruh Penyuluhan Makanan Bergizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan bergizi Pada Balita sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan Di Puskesmas Ciptomulyo Kota Malang.

(6)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi puskesmas

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi puskesmas untuk memberikan penyuluhan kepada orang tua anak khususnya dalam pemenuhan dalam makanan bergizi. Selain itu juga di harapkan agar pihak puskesmas melakukan pemantauan untuk peningkatan berat badan pada berat badan pada anak

1.4.2 Manfaat Bagi Orang Tua

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi bagi orang tua dalam mengatur pola makan anaknya, memberi makan sedikit tapi sesering mungkin dan agar berusaha menghindari komsumsi snack / makanan ringan.

1.4.3 Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti tentang pengaruh pemberian penyuluhan makan bergizi terhadap tingkat pengetahuan ibu tentang status gizi pada anak. Selain itu, dapat di jadikan bahan penelitian lebih lanjut dalam pengembangan keilmuan keperawatan.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil wawancara dengan salah satu guru Sekolah Dasar yang menerapkan kurikulum 2013, kenyataan di lapangan, meskipun kurikulum yang digunakan di SD sekarang

mengikuti program pokok PKK dalam ranah citizenship education dibidang pendidikan dan keterampilan, dengan upaya yang telah dilakukan diharapkan wanita dapat memiliki

[r]

Independensi dan skeptis dapat terlihat dari adanya kejujuran dalam pengungkapan kesalahan yang dilakukan objek pemeriksaan dan dikaji kembali bukti-bukti terkait

Perancangan media promosi Semen White Mortar TR30 membutuhkan strategi komunikasi yang tepat seperti materi, cara penyampaian, serta efektifitas kepada khalayak

Pelatihan Academic Self-Efficacy merupakan seperangkat bentuk kegiatan yang memanfaatkan anggota kelompok dan fasilitator untuk membantu mahasiswa yang memiliki derajat

1) Iuran dari rakyat yang dapat dipaksakan, artinya iuran yang harus dibayar oleh rakyat untuk membayarkan sebagai konsekuensi berlakunya undang-undang. Apabila

Ada hal kedua yang saya ketahui tentang Anda. Saya tahu bahwa saat-saat yang paling menyedihkan dan paling menggembirakan di dalam hidup Anda disertai dengan perkataan. Ketika