• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Lift Empat Lantai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Implementasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Lift Empat Lantai"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Lift Empat Lantai

(Implementation of Microcontroller in Controlling a Lift in Four-story Buildings)

RIF’AN TSAQIF AS SADAD, ISWANTO, JIHAD ANWAR SADAD

ABSTRACT

In large multi-story buildings stairs to connect one floor with another floor. Itulization of stairs may not be efficient, as many technological advancement created lift for high rise buildings. An elevator being electronically controlled may be used to connects all floors within the building. in roder to be able to function as intended. The elevator control system prototype being produced uses a microcontroller as a controller. The microcontroller being used is the ATmega16 type. Actuator is used as a DC motor drive rotating at 300 rpm to produce a stable rotation and meet the quite large torque. This system uses a queue keystrokes. The system has functioned well and can work as expected. Lift can work in accordance with keystrokes outside and inside the elevator.

Keywords: ATmega16, elevators, microcontroller

PENDAHULUAN

Pada gedung-gedung besar yang memiliki

lebih dari satu lantai diperlukan penghubung

antara lantai satu dengan lantai yang lain. Jika

hanya dengan menggunakan tangga masih

kurang efisien. Karena itu dibutuhkan lift yang

dapat menghubungkan seluruh lantai yang

terdapat dalam gedung tersebut. Untuk

merancang sebuah lift diperlukan sebuah

sistem kendali. Dalam hal ini dapat digunakan

sebuah komputer untuk mengendalikannya.

Namun dengan menggunakan komputer masih

kurang efisien. Untuk itu komputer bisa

digantikan

dengan

menggunakan

mikrokontroler untuk mengendalikan sebuah

lift.

Penelitian pengendalian lift telah banyak

dilakukan, salah satunya adalah Listiyono

(1999) yang merancang pengendali simulasi

lift empat lantai dengan menggunakan PLC

SYSMAC CQM 1. Utama (2008) melakukan

penelitian tentang penggunaan photo dioda dan

infra red pada perancangan lift empat lantai

berbasis mikrokontroler. Dalam penelitian ini

motor yang digunakan adalah motor stepper

dan sebagai pengontrol system digunakan

mikrokontroler AT89S51.

Mikrokontroler

adalah

sebuah

sistem

mikroprosesor dimana di dalamnya sudah

terdapat CPU, ROM (Read Only Memory),

RAM (Random Acces Memory), antar muka

input-output (I/O interface), clock, dan

peralatan internal lainnya yang sudah saling

terhubung dan terorganisasi dengan baik oleh

pabrik pembuatnya dan dikemas dalam satu

chip yang siap pakai. Dengan demikian dapat

langsung diprogram isi ROM sesuai aturan

penggunaan oleh pabrik yang membuatnya

(Bejo, 2008).

Mikrokontroler ATmega16 (Gambar 1) secara

umum memiliki CPU 8 bit, memori, port I/O

yang dapat diprogram, timer dan counter,

sumber interupt, ADC, USART, EEPROM,

program serial yang dapat diprogram, osilator

dan clock. ATmega16 merupakan memori

dengan teknologi nonvolatile memory, artinya

isi memori tersebut dapat diisi ulang ataupun

dihapus berulang kali. Memori ini biasa

digunakan

untuk

menyimpan

instruksi

(perintah)

berstandar

ATmega16

code

sehingga tidak membutuhkan external memory

(memori luar) untuk menyimpan source code

tersebut.

(2)

GAMBAR 1.Mikrokontroler Atmega 16

Motor DC Gear 300rpm

Motor DC gear telah dilengkapi dengan gear

yang terpasang di dalamnya. Motor DC

merupakan aktuator yang paling banyak

digunakan dalam aplikasi robotik. Pada motor

gear memiliki kecepatan putar 300 rpm/7,3

kg.mc, sehingga dihasilkan putaran yang tinggi

namun stabil dan memiliki torsi yang besar.

Motor gear memiliki tegangan input sebesar

12V DC.

GAMBAR 2. Motor DC geared

Sensor Reed Switch

Reed Switch adalah saklar listrik yang

dioperasikan dengan medan magnet, terdiri

dari sepasang kontak pada tubuh logam besi

dalam kaca amplop tertutup rapat. Kontak

yang normal akan membuka dan menutup jika

medan magnet hadir, atau biasanya menutup

dan

membuka

ketika

medan

magnet

diterpakan. Switch ini dapat ditekan oleh

kumparan, membuat relai buluh akan kembali

ke posisi semula.

GAMBAR 3. Sensor reed switch

Sensor Inframerah

Inframerah adalah radiasi elektromagnetik dari

panjang gelombang lebih panjang dari cahaya

tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi

gelombang radio. Inframerah merupakan

warna dari cahaya tampak dengan gelombang

terpanjang.

Radiasi

inframerah

memiliki

jangkauan tiga “order” dan memiliki panjang

gelombang antara 700 nm dan 1 mm.

Seven Segment

Seven

segment

display

adalah

sebuah

rangkaian yang dapat menampilkan

angka-angka desimal maupun heksadesimal. Seven

segment display biasa tersusun atas 7 bagian

yang setiap bagiannya merupakan LED yang

dapat menyala. Jika 7 bagian diode ini

dinyalakan dengan aturan yang sedemikian

rupa, maka ketujuh bagian tersebut dapat

menampilkan sebuah angka heksadesimal.

GAMBAR 4. Seven Segment

Buzzer

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika

yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik

menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip

kerja buzzer hampir sama dengan loud

speaker. Buzzer juga terdiri dari kumparan

yang terpasang pada diafragma dan kemudian

kumparan tersebut dialiri arus sehingga

menjadi elektromagnet. Kumparan tersebut

akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung

dari arah arus dan polaritas magnetnya. Karena

kumparan dipasang pada diafragma, maka

setiap gerakan kumparan akan menggerakkan

diafragma

secara

bolak-balik

sehingga

membuat

udara

bergetar

yang

akan

(3)

menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan

sebagai indikator bahwa proses telah selesai

atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat

(alarm).

GAMBAR 5. Buzzer

METODE PENELITIAN

Perancangan Umum

Model perancangan aplikasi dan simulasi yang

dilaksanakan berupa desain perancangan yang

bersifat penggabungan diantara modul-modul

blok piranti penyusun, sehingga akan didapat

sistem pengendali pada sebuah plant yang

berbentuk unit peraga, yaitu model simulasi lift

empat lantai.

GAMBAR 6. Diagram blok lift

Dari Gambar 6 dapat dijelaskan secara garis

besar cara kerja lift tersebut. Saklar berfungsi

sebagai masukan yang akan memberikan input

ke

mikrokontroller.

Selanjutnya

mikrokontroller mengolah perintah tersebut

dan memberikan perintah ke motor untuk

menggerakan lift naik atau turun.

Perancangan Kerangka Utama

Kerangka utama berupa kotak persegi panjang

dari bahan aluminium dan mempunyai ukuran

panjang x lebar x tinggi = 30 cm x 30 cm x

120 cm (Gambar 7). Untuk pemasangannya

dibor, kemudian dirangkai menggunakan baut.

Perancangan Sangkar Lift

Sangkar lift (Gambar 8) berupa bujur sangkar

dengan ukuran panjang x lebar = 27,5 cm x

27,5 cm yang terbuat dari bahan aluminium

dan acrylic. Di dalam sangkar lift ini

diletakkan sebuah lampu kecil 12 volt.

GAMBAR 7.

Kerangka lift

GAMBAR 8. Sangkar Lift

Di belakang lift dipasang acrylic sebagai

tempat dudukan lempeng baja dan magnet.

Lempeng baja tersebut digunakan sebagai

konduktor untuk mengalirkan listrik dari

jala-jala ke dalam sangkar. Magnet berfungsi untuk

mengaktifkan reedswitch. Untuk mendapatkan

materi yang digunakan sebagai konduktor

sedikit mengalami kesulitan, karena jarang

tersedianya di pasaran. Bahan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah lempeng baja sisa

dari jam weker kuno.

Perancangan Elektronis

Perancangan elektronis meliputi perancangan 3

buah blok rangkaian, yaitu:

(4)

1. Perancangan catu daya

Rangkaian ini berfungsi sebagai penyearah

tegangan, yaitu dari tegangan masukan berupa

tegangan AC disearahkan menjadi tegangan

DC. Dalam rangkaian ini terdapat satu

tegangan masukan dan dua tegangan keluaran.

Keluaran pertama tegangan menuju driver

motor DC, dan yang kedua tegangan menuju

rangkaian pengaturan proses (Gambar 9).

2. Perancangan driver motor DC

Untuk perpindahan sangkar lift dari lantai satu

ke lantai lainnya digunakan motor DC.

Mikrokontroler memiliki keluaran arus yang

kecil ~ 30 mA, sehingga untuk dapat

menggerakkan dan mengendalikan putaran

motor dibutuhkan rangkaian driver. Rangkaian

driver terdiri dari 4 buah transistor power

darlington yang mampu menghasilkan arus

keluaran maksimal 5A, yaitu TIP121 bertipe

NPN 2 buah dan TIP127 tipe PNP (Gambar

10).

3. Perancangan rangkaian utama

Perancangan rangkaian utama dapat dilihat

pada Gambar 11.

GAMBAR 9. Rangkaian power

(5)

PC6/TOSC1PC1/SDAPC0 /SCLPC5PC4PC3PC2 28272625242322 PC7/TOSC2 29 PA6/ADC6 34 PA5/ADC5 35 PA4/ADC4 36 PA3/ADC3 37 PA2/ADC2 38 PA1/ADC1 39 PA0/ADC0 40 PA7/ADC7 33 PB6/MISO 7 PB5/MOSI 6 PB4/SS 5 PB3/AIN1/OC0 4 PB2/AIN0/INT2 3 PB1/T1 2 PB0/T0/XCK 1 PB7/SCK 8 PD6 /ICP1 20 PD5 /OC1A 19 PD4 /OC1B 18 PD3 /INT1 17 PD2 /INT0 16 PD1 /TXD 15 PD0 /RXD 14 PD7 /OC2 21 RESET 9 XTAL1 12 XTAL2 13 AVCC 30 AREF 32 U1 ATMEGA8 535 23 45 67 89 1 RP1 RESPACK-8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 J1 CONN-SIL10 2 34 56 78 9 1 RP2 RESPACK-8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 J2 CONN-SIL9 R1 10k R2 10k R3 10k R4 10k R5 10k 1 2 3 4 5 J3 CONN-SIL5 R6 10k A 7 B 1 C 2 D 6 LT 3 BI 4 LE/STB 5 QA 13 QB 12 QC 11 QD 10 QE 9 QF 15 QG 14 U2 4511 1 2 3 4 5 6 7 J4 CONN-SIL7 BUZ1 BUZZER 1 2 3 4 5 J5 CONN-SIL5 X1 CRYSTAL C3 100n R7 4k7 C1 330p C2 330p 1 2 3 4 5 J6 CONN-SIL5

GAMBAR 11. Rangkaian utama

HASIL DAN ANALISIS

Hasil Uji Catu Daya

Tegangan yang dibutuhkan untuk pembuatan

alat adalah 5 volt. Untuk tegangan 5 volt

digunakan IC regulator LM7805. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan multimeter,

adaptor range 0 - 24 V dan aki 12 volt. Hasil

pengujian dapat dilihat pada Tabel 1.

TABEL 1. Hasil Validasi Catu Daya untuk Regulator LM7805

No Tegangan Input (DC)

Tegangan

Output Keterangan 1 2,79 volt 0,13 volt Gagal 2 4,58 volt 1,68 volt Gagal 3 5,87 volt 4,83 volt OK 4 7,26 volt 4,95 volt OK 5 9,45 volt 4,96 volt OK

Data pengujian menunjukkan bahwa hubungan

antara tegangan input dan tegangan output

LM7805 bersifat stabil. Tegangan keluaran

yang berbeda disebabkan oleh banyak hal,

dapat disebabkan oleh kondisi pengukuran

yang berbeda saat pengambilan data atau

karena kondisi IC LM7805 yang berupa hasil

produksi pabrikan, sehingga tak ada yang

sempurna tepat mencapai tegangan 5 Volt.

Tetapi berdasarkan data hasil pengukuran,

prosentase nilai error masih jauh dari batas

nilai error yang diperbolehkan untuk IC

LM7805 yaitu sebesar 4%.

Hasil Uji Sensor Reed Switch

Pengujian sensor reed switch bertujuan untuk

melihat

karakteristik

sensor.

Hal

yang

diperhatikan adalah kondisi sensor ketika

berdekatan dengan sensor, jarak sensor

dengan magnet dan respon. Hasil pengujian

dapat dilihat pada Tabel 2.

TABEL 2. Hasil uji sensor reed switch disentuh magnet No Jarak Respon (detik) Kondisi sensor 1 1 mm ~ 0.5 Menutup 2 5 mm ~ 0.5 Menutup 3 10 mm ~ 0.5 Membuka 4 20 mm ~ 0.5 Membuka

Dari Tabel 2 dapat disimpulkan bahwa jarak

ideal untuk sensor tersebut kurang dari 5 mm.

Hasil Uji Penampil

Pengujian

penampil

bertujuan

untuk

mengetahui kode biner yang harus diberikan

oleh mikrokontroler ke IC driver CD4511,

sesuai dengan angka yang diinginkan. Selain

itu juga untuk menguji tingkat ketajaman

tampilan. Tabel 3 menunjukkan data hasil

pengujian penampil.

TABEL3. Hasil uji penampil

Input dari mikro

Angka

D

C

B

A

0

0

0

0

0

0

0

0

1

1

0

0

1

0

2

0

0

1

1

3

(6)

Hasil Uji Driver Motor

Pengujian driver motor bertujuan untuk

mengetahui arah putaran motor ke kanan atau

ke kiri dan torsi motor. Hasil pengujian dapat

dilihat pada Tabel 4.

TABEL

4. Hasil uji motor

Input dari mikro

Kondisi motor PD0 PD1 0 0 diam 0 1 putar ke kanan 1 0 putar ke kiri 1 1 diam

Hasil Uji Sensor Infra Merah

Pengujian sensor infra merah bertujuan untuk

melihat karakteristik tegangan keluaran dari

sensor

inframerah.

Pengujian

dilakukan

dengan mengukur tegangan keluaran dari

photodioda. Hasil pengujian dapat dilihat pada

Tabel 5.

TABEL5. Hasil uji sensor infra merah Kondisi Output ( volt )

terhalang 4,8

tidak terhalang 0,01

Dari Tabel 5 diketahui bahwa ketika terhalang

tegangan outnya 4,8 volt dan ketika tidak

terhalang

0,01

volt.

Dengan

demikian

mikrokontroler dapat membedakan antara

terhalang

dan

tidak,

sehingga

dapat

memberikan perintah untuk membuka dan

menutup pintu.

KESIMPULAN

Berdasarkan

perancangan,

pembuatan,

pengujian alat dan analisis, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem pengendali lift empat lantai

menggunakan mikrokontroller Atmega16

sebagai pusat kendalinya.

2. Aktuator

yang

digunakan

sebagai

penggerak adalah motor DC gear 300 rpm

sehingga menghasilkan putaran yang stabil

dan torsi yang cukup besar.

3. Sistem telah berfungsi dengan baik dan

dapat

bekerja

sesuai

dengan

yang

diinginkan.

DAFTTAR PUSTAKA

Bejo, Agus (2008). C & AVR, Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Listiyono, Indri (1999). Pengendali Simulasi

Lift Empat Lantai dengan PLC SYSMAC

CQM 1, Tugas Akhir S1, Program Studi

Teknik

Elektro,

Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Utama, Aji Winata (2008). Penggunaan Photo

Dioda dan Infra Red Pada Perancangan

Lift

Empat

Lantai

Berbasis

Mikrokontroler,

Tugas

Akhir

Universitas Sumatra Utara.

PENULIS:

Rif’an Tsaqif As Sadad

, Iswanto

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas

Teknik,

Universitas

Muhammadiyah

Yogyakarta, Jalan Lingkar Selatan, Bantul 55183,

Yogyakarta.

Email: [email protected]

Jihad Anwar Sadad

Alumni Program Studi Teknik Elektro,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, Jalan Lingkar Selatan, Bantul 55183,

Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Langkah-langkah pelaksanaan metode Problem Based Learning, dapat dilakukan sebagai berikut: (a) Perencanaan, yang mecakup beberapa hal seperti mempersiapkan siswa untuk

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh data hasil tambang (galian C) di Kabupaten Bantul. Kegiatan ini dengan sasaran 17 kecamatan yang capaian target fisiknya

Sehubungan dengan hal tersebut agar Saudara/Saudari membawa dokumen atau data asli serta salinannya sesuai dengan persyaratan kualifikasi yang kami tetapkan pada aplikasi

Bahwa benar penyebab Terdakwa meninggalkan dinas tanpa ijin yang sah dari Komandan Kesatuan sejak tanggal 20 Juni 2016 sampai dengan tanggal 11 Desember 2016 dikarenakan tidak ada

Tujuan umum untuk mengetahui dan mendapatkan pengalaman yang nyata tentang Asuhan Keperawatan yang tepat pada pasien dengan CKD yang Mengalami Hipoglikemia. Metode yang

(3) Jika barang-barang atau dokumen yang disita oleh Penolong Pengawal pada menjalankan kuasanya di bawah seksyen ini adalah disebabkan oleh jenis, saiz atau amaunnya

[r]

Hasyim Asy`ari tersebut menegaskan bahwa sejak kedatangan dan perkembangan awalnya di Indonesia, Islam, mengutip Azyumardi Azra, tidak hanya menjadi faktor penting yang