• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjadikan Masyarakat Multi Kultur dari Kegiatan Repas International Di Desa Laguépie, Tarn-Et-Garonne, Perancis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menjadikan Masyarakat Multi Kultur dari Kegiatan Repas International Di Desa Laguépie, Tarn-Et-Garonne, Perancis"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Menjadikan Masyarakat Multi Kultur dari Kegiatan

​Repas​ ​International

Di Desa

​Laguépie, Tarn-Et-Garonne​, Perancis

Zumroh Rofii’ Ati Jurusan Bahasa dan Sastra Asing

Universitas Negeri Semarang

Email : Zumrohrofiiati@gmail.com

Abstrak

Kegiatan Repas Internasional yang dilakukan di desa laguépie adalah satu cara untuk menyadarkan masyarakat pentingnya melakukan kegiatan pertukaran budaya antara individu satu dengan lainnya. Kegiatan ini di ikuti oleh masyrakat yang tinggal di Laguépie bersama volunteer dan juga para pekerja yang ada di Asosiasi Citrus. Kegiatan berjalan dengan lancar dan antusias dari masyarakat Laguépie. Meskipun banyak kendala yang dihadapi namun kegiatan berjalan dengan lacar dan para volunteer sudah melakukan dengan sangat maksimal. Tujuan dari kegiatan ini yaitu agarmasyarakat dilagupie yang memiliki latar belakang berbeda dapat melakukan pertukaran budaya serta antara masyarakat satu dengan lainnya lebih saling mengenal dan terjadi interaksi yang baik.

Kata kunci : Multi Kultur, Volunteer, Repas International 1. PENDAHULUAN

Desa Laguépie merupakan desa yang terletak di departement Tarn-Et-Garonne, di wilayah Ocitaine, Prancis selatan. Terletak di Midi Quercy di pertemuan sungai Aveyron dan Viaur dan juga berada di tiga sudut departemen berbeda. Laguépie adalah desa khas La France Profonde.

Jumlah penduduk yang tinggal di desa ini sekitar 608 menurut data wikipedia 2017 yang dipimpin oleh seorang walikota. Di desa ini kebanyakan penduduk yang tinggal tidak hanya berasal atau asli orang perancis saja namun ada baberapa keluarga kurang lebih dua puluh lima kepala keluarga yang berasal dari United Kingdom dan bebarapa negara di Asia.

Mayoritas penduduk disini adalah para orang dewasa dan juga lansia, dan sangat sedikit hampir tidak ada anak muda yang tinggal disini. Mengapa demikian ? karena budaya orang perancis biasanya anak yang berusia 18 tahun atau sudah memasuki remaja mereka lebih memilih tinggal di kota untuk menempuh pendidikan atau bekerja sehingga kebanyakan yang tinggal di pedesaan perancis adalah orang-orang yang sudah cukup usia dan lansia.

Dengan tidak adanya anak-anak muda didesa ini tentu saja atmosfer yang tercipta sangat berbeda, suasana desa nampak sepi dan muram dengan tidak adanya anak-anak yang keluar rumah hanya sekedar untuk bermain. Masyarakat disini hanya akan keluar saat malam hari saja itupun tidak banyak hanya mereka yang suka ke bar dan bertemu dengan teman-temannya. Dengan tidak adanya kegiatan yang bisa mengumpulkan orang-orag di desa ini menjadikan desa ini terlihat tidak kompak antara orang satu dengan orang lainnya padahal banyak warga yang tidak berasal dari perancis saja. Jika ada satu kegiatan yang bisa mengumpulkan mereka akan tetapi tetap bisa berukar budaya tentu akan sangat menarik dan dapat menghidupkan suasan desa.

(2)

Asosiasi Citrus adalah asosiasi pendidikan populer yang melaksanakan proyek sukarela internasional di desa Laguépie dan menawarkan proyek di perancis dengan mitra lokal maupun internasional. Setiap musim asosiasi ini menerima relawan baru untuk menjadi volunteer disana. Berbagai macam kegiatan yang di tawarkan dari Asosiasi ini salah satunya yaitu Repas Internasional. Kegiatan atau proyek yang dilakukan tentu di kerjakan sesui dengan permasalah masyarakat yang ada dengan adanya kegiatan itu atau repas Internasional penduduk desa ini dapat bertemu dan berbaur dengan penduduk lainnya. Tidak hanya itu saja melalui kegiatan ini baik penduduk maupun relawan akan memiliki relasi yang sangat baik. repas internasional sendiri adalah kegiatan makan bersama yang mana menu yang tersedia tidak hanya berasal dari satu negara saja tetapi dari banyak negara. Dengan adanya kegiatan ini penduduk mulai banyak berinteraksi dan juga memiliki banyak pengetahuan tentang masakan-masakan yang berasal dari luar daerah mereka. Kegiatan ini tentu bertujuan untuk menjadikan suasana lebih baik antara interaksi penduduk satu dengan penduduk lainnya, penduduk sekitar dengan para volunteer asing serta melakukan pertukaran masakan yang berasal dari berbagai macam negara yang berbeda. Hal itu akan membuat terciptaknya masyarakat yang multi kultur.

2. PELAKSANAAN DAN METODE

Adapun metode pelaksanaan program kerja adalah sebgai berikut : 2.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan ini dilaksanakan di dua tempat yang berbeda pertama di ​Asosiasi Citrus dan yang kedua berada di ​La distillerie des art​. Di Asosiasi Citrus dilaksanakan ketika musim semi dan panas sehinggu suhu pada sore hari sampai malam hari tidak terlalu dingin untuk partisipan yang datang. Dilaksanakan di ​La distillerie des Art ketika musim gugur dan musim dingin karena cuaca yang sangat dingin sehingga kegiatan harus dilakukan didalam ruangan. Kegiatan dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada hari jumat minggu terakhir 2.2. Peserta

Sasaran dari kegiatan ini adalah untuk semua usia dari mulai balita sampai dengan lansia karena pelaksanaan kegiatan ini laksanakan untuk umum dan terbuka untuk siapa saja yang mau datang dan menghadiri kegiatan ini.

2.3. Jadwal Kegiatan

Adapun tahapan yang dilalui dalam melaksanakan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

a. Pra Kegiatan

Terdapat beberapa tahap yang dilakukan dari kegiatan ini sebelum acara dilaksanakan yaitu 1.) Pembuatan brosur untuk disebarkan di beberpa papan pengumuman maupun toko-toko yang ada di desa Laguépie. 2.) Memberikan informasi jika akan diadakannya Repas Internasional kepada admin email yang bekerja di balai kota sehingga pengumuman akan sampai kepada seluruh masyarakat yang tinggal disana. 3.) pembagian jadwal untuk para volunteer mengingat keterbatasan alat yang ada sehingga jadwal untuk memasak harus tersedia. 4.) Berbelanja bahan-bahan yang akan digunakan yang sebelumnya para volunteer telah membuat list bahan. 5.) Menyipakan dan merapikan tempat yang akan digunakan.

b. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan dimulai pada waktu dinner time atau sekitar pukul 19.00 waktu setempat kemudian masyarakat yang datang akan membawa sesuatu yang yang tentunya mereka sajikan untuk semua peserta yang datang selanjutnya adalah presentasi dari semua menu yaang telah dibuat dengan memberikan informasi dari mana berasal dan bahan-bahan yang digunakan. Kemudian permainan kecil untuk membuat suasana lebih intim dan selanjutnya adalah pengambilan makanan yang merka inginnkan. Namun tentu saja mereka akan mengambil semua makana yang telah di buat dengan porsi yang cukup untuk mengicipi semua makanan yang tersedia.

(3)

c. Evaluasi Dan Motivasi Sasaran

Evaluasi kegiatan dilaksanakan hari senin dua hari setelah kegiatan mengingat kegiatan diadakan pada hari jumat sedangkan untuk weekendm volunteer mendapatkan jatah free. Materi evaluasi biasanya terkait dengan metode yang digunakan pada saat melakukan games apakah cukup berhasil untuk membuat peserta beinteraksi satu dengan lainya. Sasaran dari kegiatan ini tentu untuk semua masyarakat dan juga volunteer agar menciptakan masyarakat yang multi kultur dengan suasana yang ceria.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Masyarakat multi kultur di Laguépie

Desa Laguépie sangatlah berbeda dengan desa lainnya, desa yang tramasuk kecil dengan hanya memiliki 608 penduduk menurut data wikipedia 2017 ini memiliki penduduk yang tidak hanya berasal dari perancis saja akan tetapi banyak juga penduduk pendatang dari luar perancis, sepeti beberapa negara di Asia dan juga United Kingdom. Meskipun begitu masyarakt disini tetpa hidup rukun dan saling menghormati satu sama lainnya. Mereka juga masih memeprtahankan budaya atau kebiasaan yang mereka miliki.

Dengan latar belakang yang berbeda ini menjadikan masyarakat yang tinggal di Laguépie memiliki budaya yang berbeda-beda. Konsep multikulturalisme tidaklah dapat disamakan dengan konsep keanekaragaman secara sukubangsa atau kebudayaan sukubangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan (​suparlan, 2002).​dengan keanekaragaman yang masyarakat Lagupie miliki menjadikan mereka sebagai masyarakat yang multi kultur.

Masyarakat disini memiliki keaneka ragaman budaya yang berbeda namun mereka masih belum mengetahui bagaimana berinteraksi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya. Dengan kata lain mereka memiliki ego yang tinggi untuk saling bertukar kebudayaan-kebudayaan yang mereka miliki.

3.2. Repas internasional

Repas internasional adalah salah satu langkah awal untuk membentuk masyarakat Laguépie menjadi masyarakat yang multikultur dengan saling bertukar kebudayaan serta terjadinya interaksi antara satu dengan lainnya.

Masyarakat menyabut baik dan memiliki antusiasme yang tinggi terhadap kegiatan ini. Tentu mereka sadar dengan adanya kegiatan ini mereka dapat lebih mengenal orang-orang yang tinggal disekitar mereka. Tidak hanya itu saja mereka akan mendapatkan pengetahuan baru terkait budaya baru dari peserta yang datang dan juga dari volunteer volunteer asing yang menjadi wadah terselenggaranya kegiatan ini.

Ini adalah gambar dari kegitan Repas Internasional yang diselenggrakan di Laguépi e Perancis.

(4)

Meskipun demikian tidak terlepas dari kendala-kendala yang dialami tentu saja namun demi terciptanya acara dengan baik tentu Volunteer sebagai penyelenggara kegitan telah bekerja keras dan mengerahkan semuanya baik waktu tenaga maupun pikiran.

4. PENUTUP

4.1. Simpulan

Program kerja Repas internasional ini dapat memberikan kontribusikepada masyarakat desa Laguépie untuk menjadikan masyarakat sadar akan potensi keberagaman yang mereka miliki. Dengan adanya kegiatan ini masyarakat mulai sadar betul untuk membangun koneksi antara yang satu dengan lainnya dengan melakukan pertukaran budaya contohnya. Kegiatan ini sangat bermanfaat tidak hanya bagi masyarakat setempat saja namun juga bagi volunteer asing yang bekerja di Asosiasi Citrus, Laguepie. Mereka secara tidak langsung mendapatkan feedback yang baik untuk program yang diselenggarakan.

Dengan adanya kegiatan ini masyarakat dan juga Asosiasi Citrus lebih dekat dan Asosiasi Citrus lebih dapat di kenal dan diterima oleh masyarakat setempat. Terjalinnya kerjasama antara masyarakat dan volunteer memberikan dampak yang baik bagi berlangsungnya kehidupan bermasyarakat di desa Laguépie Prancis.

4.2. Saran

Adapun kegiatan ini memiliki kelemahan yang pertama yaitu kurangnya dapur untuk volunteer untuk memasak mengingat ada banyak volunteer yang harus memasak hidangan yang akan mereka sajikan pada waktu bersamaan kedua yaitu sedikit jauhnya tempat acara degan pusat kota yang sedikit menyusahkan bahi para lansia yang tidak mempunyai kendaraan untuk pergi ketempat diselenggarakannya acara kemudian banyaknya masyarakat yang masih belum tertarik untuk mnegikuti acara ini.

4.3. Ucapan Terimakasih

Ucapan terikasih disampaikan kepada 1. UNNES, selaku pihak kampus yang telah mengadakan kegiatan pengabdian KKN penyetaraan di Prancis. (2) Koordinator KKN beserta jajarannya. (3) Asosiasi Citrus, selaku asosiasi yang menerima relawan untuk melakukan pengabdian di Prancis (4) masyarakat desa Laguépie yang telah mendukung seluruh rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) (5) Diri saya yang berkenan berjuang selama kegiatan maupun setelah kegiatan selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Suparlan, parsudi. 2002. Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural. ​Jurnal

(5)

Suparlan, parsudi. ​Menuju Masyarakat Indonesia yang Multikultural. ​Pusat dokumentasi ELSAM.

(6)

Menciptakan Masyarakat yang berpikiran terbuka dengan Kegiatan Work Camp Di Desa La Ferté-Alais, Essonne, Prancis

Mentari Oktavia

Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Universitas Negeri Semarang Email : oktaviamentari98@gmail.com

Abstract

International Work Camp is an international voluntary project where participants from different countries can meet, live, work, study and exchange with local communities. Participating in a work camp implies a community life that requires participation, a sense of responsibility, a desire to live, work and party together. Summer work camp is a program that is held once a year in the summer. At the Vir'Volt association, we host groups of teens for 2 weeks and adults for 3 weeks. Generally, at this work camp, they will meet people from various countries and will create activities they like to do together. The main activities they have to do are cooking and chantier (construction). The purpose of making an international work camp project is to create international activities for teenagers and young adults in summer holidays with a group of international volunteers especially to socialize and collaborate on a project. It is also an opportunity to discover other cultures, languages, foods and customs. During their free time, volunteers have the opportunity to take part in various activities with local volunteers and explore the area. Contact with local residents is often very useful and allows volunteers to be integrated into the community over several weeks. work camps are a different way to travel and discover a country and its people. It is much more authentic and human than simple tourism.

Keywords: work camp, voluntary, international

1. PENDAHULUAN

LaFerte-Alais (dibaca[lafɛʁt̪ealɛ]), merupakan desa yang berada di sebelah selatan kota Paris, tepatnya berada di Departemen Essonne, di wilayah Ile-de-France (juga dikenal sebagai "Region Paris"; bahasa Prancis: Région parisienne), di Prancis Utara.

La Ferté-Alais merupakan sebuah kota kecil dan komune berpenduduk 3.000 orang, dengan luas 455 hektar. Desa ini dipimpin oleh seorang walikota. Dulunya desa ini merupakan benteng yang menutup akses ke perkebunan kerajaan Prancis dari lembah

(7)

Essonne, kemudian menjadi desa industri dengan pasir dan batu. Sekarang La Ferte-Alais dikenal dengan lokasi yang sering digunakan untuk pertunjukan udara oleh pesawat-pesawat terutama saat musim panas sekitaran bulan Juli - Agustus.

Work camp Internasional diadakan di La Ferté-Alais yang berada di pinggiran kota Paris. Work Camp internasional adalah proyek sukarela internasional di mana peserta dari berbagai negara dapat bertemu, tinggal, bekerja, belajar, dan bertukar dengan masyarakat lokal. Berpartisipasi dalam kamp kerja menyiratkan kehidupan komunitas yang membutuhkan partisipasi, rasa tanggung jawab, keinginan untuk hidup, dan bekerja bersama. Work Camp ini membawa dimensi internasional ke kamp dan memungkinkan masyarakat lokal dapat mengenal budaya lain dan dapat belajar bahasanya.

2. METODE

Adapun metode pelaksanaan program kerja sebagai berikut.

Relawan bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 5 hingga 10 orang, Relawan bekerja minimal 6 jam per hari, dan dapat menikmati lingkungan sekitar atau festival selama waktu luang mereka, Relawan diawasi oleh ketua tim yang juga relawan, Sebagai imbalan atas pekerjaan mereka, relawan ditempatkan dan disediakan selama mereka tinggal (tetapi biaya transportasi ditanggung oleh relawan). Tempat kerja terdiri dari kelompok-kelompok anak muda dari berbagai latar belakang, yang tidak saling mengenal dan ingin bertemu dengan orang baru, tinggal bersama selama beberapa minggu dan melaksanakan proyek solidaritas. Mereka umumnya berlangsung dari satu hingga dua minggu dan bermaksud untuk melaksanakan proyek yang mengarah pada hasil nyata pada kerangka sosial, pendidikan, budaya, seni atau lingkungan.

1.1 Tempat dan Waktu

Kegiatan ini dilaksanakan di Camp Vir’Volt La Ferté-Alais yang dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada bulan Juli sampai awal September 2020.

1.2 Peserta

Sasaran dari kegiatan ini adalah remaja-remaja yang tinggal di Eropa yang berusia 12 sampai 18 tahun, dan dewasa muda usia 19 tahun sampai 25 tahun, serra masyarakat lokal untuk bekerja sama nya.

1.3 Jadwal Kegiatan

a. Pra-Kegiatan

Sebelum kegiatan Work Camp ini diadakan, ada beberapa tehapan yang wajib dilakukan untuk dipersiapkan: 1) Memberi tahukan dan meminta ijin kepada

(8)

wali kota tentang kegiatan ini, 2) Mempersiapkan bahan atau alat untuk protocol kesehatan COVID-19, 3) Membersihkan dan merapikan tempat untuk diselenggarakannya kegiatan, 4) Mendirikan tenda-tenda untuk para partisipan, 5) Memasok bahan-bahan untuk di dapur yang sebelumnya telah di list oleh para relawan, 6) Inventaris fasilitas yang tersedia.

b. Kegiatan

Untuk kegiatannya selalu berbeda- beda setiap kelompoknya, namun beberapa kegiatan yang biasa dilakukan adalah; membuat pizza bersama, konstruksi dengan pallet kayu, kerja bakti desa, berkebun, mem asal bersama, merekonstruksi tembok pada gereja. Di workcamp Internasional ini terdapat tiga team, diantaranya adalah, cleaning team, kitchen team dan chantier team.

Adapun jadwal kegiatannya pada umumnya yaitu:

Pukul 8 am semua remaja wajib sudah bangun dan sarapan di bawah Barnum dengan makanan yang telah disiapkan oleh kitchen team.

Pukul 9 am chantier team melakukan aktivitas yang telah disusun sebelumnya, kitchen team me mulai masak untuk makan siang, dan cleaning team mencuci alat makan yang sebelumnya digunakan untuk sarapan, setelahnya melakukan bersih-bersih yang perlu di lakukan.

Pukul 11 am adalah waktu untuk break time dimana semua orang istirahat dan memakan beberapa cemilan yang telah disiapkan oleh kitchen team.

Pukul 12 pm adalah waktu untuk makan siang.

Pukul 1.30 pm adalah waktu untuk beruistirahat jika para relawan atau partisipan tidak memiliki hal lagi untuk dilakukan.

Pukul 2pm mulai melanjutkan aktivitas.

Pukul 5pm aktivitas di siang hari berakhir, partisipan atau relawan dapat beristirah atau melakukan aktivitas yang mereka inginkan sebelum makan malam bersama.

Pukul 7.30 pm adalah waktu pada umumnya orang prancis makan malam, begitu pun di work camp kami.

Pukul 8.30 pm, Aktivitas bersama pada malam hari dimulai, beberapa aktivitas nya adalah menonton documenter ataupun film bersama, bermain kartu khas prancis bersama, belajar bahasa asing dan lain sebagainya.

Pukul 10pm, para partisipan atau relawan dapat beristirahat atau melanjutkan aktivitas lainnya.

(9)

c. Evaluasi pengetahuan dan motivasi sasaran

Evaluasi dilakukan dengan sesi tanya jawab oleh peserta mengenai aktivitas yang telah dilakukan terkait dengan proyek, dan ketertarikan partisipan dalam melakukan proyek tersebut.

Selain itu untuk menambah motivasi target sasaran dalam mengembangkan proyek, kami mengadakan makan malam internasional bersama masyarakat lokal, melalui cara tersebut diharapkan masyarakat semakin termotivasi untuk bertemu dengan orang-orang baru yang berbeda bahasa maupun budaya. yang sangat berbeda dengan di Prancis.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Masyarakat berpikiran terbuka di La Ferté-Alais.

Desa La Ferté-Alais ini berpenduduk 3.000 orang dimana penduduknya merupakan kebanyakan asli prancis yang masih bisa disebut orang Paris atau Parisian karena letak nya sendiri hanya menempuh kurang lebih satu jam untuk sampai ke Paris dengan mobil. Mengejutkannya lagi masyarakat disini cukup open-minded atau berpikiran terbuka dengan orang-orang yang berasal dari beda negara, budaya bahkan bahasa. Mereka juga selalu berusaha untuk mencoba untuk berkomunikasi dengan para relawan internasional yang beragam dengan bahsa Inggris meskipun mereka tidak begitu fasih.

Hampir semua negara di dunia telah berubah menjadi masyarakat heterogen yang terdiri dari campuran kelompok etnis, budaya, dan agama (Roccas & Amit, 2011 dalam Korol, Goncalves, & Cabral, 2016), sehingga hidup berdampingan antarindividu dan antarkelompok yang berasal dari latar belakang yang berbeda menjadi pilihan yang tidak bisa dihindarkan (Baidhawy & Thoyibi, 2005). Penelitian juga menunjukkan bahwa dimensi-dimensi kepribadian multikultural, yaitu berpikiran terbuka, fleksibilitas, dan empati budaya adalah berbanding terbalik dengan prasangka etnis dan otoritarianisme (Nesdale, De Vries Robbe, & Van Oudenhoven, 2012). 3.2. Work Camp Internasional

Work Camp internasional adalah proyek sukarela internasional di mana peserta dari berbagai negara dapat bertemu, tinggal, bekerja, belajar, dan bertukar dengan masyarakat lokal. Berpartisipasi dalam kamp kerja menyiratkan kehidupan komunitas yang membutuhkan partisipasi, rasa tanggung jawab, keinginan untuk hidup, bekerja, dan berpesta bersama.

Tujuan bergabung dengan sekelompok sukarelawan internasional terutama untuk bersosialisasi dan berkolaborasi dalam sebuah proyek. Ini juga merupakan

(10)

Selama waktu luang mereka, para relawan memiliki kesempatan untuk mengambil bagian dalam berbagai kegiatan dengan relawan lokal dan menjelajahi daerah tersebut. Kontak dengan penduduk lokal seringkali sangat bermanfaat dan memungkinkan para sukarelawan diintegrasikan ke dalam masyarakat selama beberapa minggu. Dan masyarakat lokal pun menyambut dengan baik. Work Camp adalah cara berbeda untuk bepergian dan menemukan negara dan rakyatnya. Ini jauh lebih otentik dan manusiawi daripada pariwisata sederhana.

4. PENUTUP 4.1. SIMPULAN

Work Camp tersebut berlangsung selama dua bulan (Juli-Agustus).Tempat kerja terdiri dari kelompok-kelompok anak muda dari berbagai latar belakang, yang tidak saling mengenal dan ingin bertemu dengan orang baru, tinggal bersama selama beberapa minggu dan melaksanakan proyek solidaritas. Mereka sangat berantusias karena dengan program ini mereka mendapat pengalaman dan merasakan atmosfir yang berbeda dengan relawan internasional. Untuk masyarakat lokal pun, mereka sangat menyambut, mereka juga ikut berpartisipasi untuk meramaikan disetiap acara yang diadakan oleh para remaja dan relawan-relawan.

4.2. SARAN

Pelaksanaan KKN di La Ferté-Alais, di département Essonne, Prancis secara umum berjalan dengan lancar. Mungkin saran untuk para relawan tetap bersemangat meskipun ada dimana waktu saat pendemi covid-19 mulai menyebar dan perlu menerapkan protocol kesehatan.

4.3 Ucapan Terima kasih

Ucapan terikasih disampaikan kepada 1. UNNES, selaku pihak kampus yang telah mengadakan kegiatan pengabdian KKN penyetaraan di Prancis. (2) Koordinator KKN beserta jajarannya. (3) Asosiasi Vir’Volt, selaku asosiasi yang menerima relawan untuk melakukan pengabdian di Prancis (4) masyarakat desa La Ferté-Alais yang telah mendukung seluruh rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) (5) Diri saya sendiri yang berkenan berjuang selama kegiatan maupun setelah kegiatan selesai.

(11)

Daftar Pustaka

Baidhawy, Z. &. (2005). Reinversi Islam multikultura. Surakarta: : Penerbit Pusat Budaya dan Perubahan Sosial Universitas.

De Vries Robbe, M. &. (2012). Intercultural effectiveness, authoritarianism, and ethnic prejudice. Journal of Applied Social Psychology , 42(5), 1173-1191. Korol, G. &. (2016). The impact of multicultural personality on torelance of diversity

in a sample of Portuguese University students. Revista Psicologia: Teoria e

(12)

ARTIKEL

Kuliah Kerja Nyata (KKN) Penyetaraan

Di Malaysia

Di Susun Oleh :

Nama : Megadona Pratiwi NIM : 5401417007

Prodi : Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

(13)

Kuliah Kerja Nyata Guna Mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi Di Malaysia

Oleh : Megadona Pratiwi

megadona1207@students.unnes.ac.id

ABSTRAK

Dalam rangka mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi dan mendukung visi UNNES menuju universitas bereputasi internasonal, Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK) mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti program Credit Transfer, Sandwich Program, KKL, PKL, dan KKN Internasional di Universitas Pendidikan Sultan Idris. Yang berasal dari program studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga yaitu Megadona Pratiwi (5401417007). Serangkaian kegiatan tersebut merupakan bentuk kerjasama academic

mobility dan merupakan realisasi dari kerjasama antara Jurusan Pendidikan Kesejahteraan

Keluarga (PKK) Fakultas Teknik UNNES dengan Jurusan Home Economic Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia. Mahasiswa yang melaksanakan credit transfer akan mengikuti perkuliahan di UPSI selama 1 semester, kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan KKN Internasional di beberapa daerah di Malaysia. Pelepasan mahasiswa tersebut dilakukan oleh Dekan Fakultas Teknik, Dr. Nur Qudus, M.T. dan Ketua Jurusan PPK, Dr. Sri Endah Wahyuningsih, M.Pd. pada saat apel pagi Fakultas Teknik, Senin 25 Februari 2019. Harapannya, dari pelaksanaan kegiatan ini mampu meningkatkan kerjasama akademik antar dua institusi sehingga mampu mendorong prodi-prodi di Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga pada khususnya dan Fakultas Teknik UNNES pada umumnya. Universitas Negeri Semarang merupakan universitas bereputasi internasional yang memiliki kerja sama dengan universitas luar negeri yang dapat menjalin kerjasama guna mengembangkan pengetahuan serta membanggakan bangsa Indonesia di kancah internasional. Diantaranya kerja sama Student Exchange-Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Antar Bangsa, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES), Fakulti Teknik and Vokasional Indonesia di Univertiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) diantaranya melalui pemberdayaan dalam aspek pendidikan, kesehatan, kewirausahaan, lingkungan dan budaya. Metode yang dilakukan dengan 3 (tiga) yaitu bimbingan, disfusi ilmu pengetahuan, dan praktek lapangan. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa KKN dari UNNES, mahaiswa dari UPSI, dan masyarakat. Dalam program yang dijalankan KKN Internasional ini terdiri dari 10 (sepuluh) program kerja kegiatan, meliputi : Penyambutan dan pelepasan mahasiswa student Exchange (KKN dari UNNES), Diskusi bersama, Pelatihan menjahit, Pelatihan manicure, Pelatihan facial, Pelatihan memasak, Fashion show budaya busana (busana daerah), Relawan kewirausahaan, Relawan ramadhan dan lebaran, dan Perjalanan alam, budaya, dan warisan

Kata kunci: Kerjasama, Internasional, pengabdian kepada masyarakat, KKN, dan pemberdayaan masyarakat

(14)

PENDAHULUAN

Program KKN adalah bentuk program kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengaplikasikan disiplin ilmu yang masih dalam tatanan teoritis yang dapat diaplikasiskan secara praktis dengan bentuk pengabdian dan pendampingan langsung terhadap masyarakat. Selain itu didalam beberapa program yang sistematis yang tengah dirancang dalam kegiatan program KKN, memiliki ketrampilan dalam mengatasi dan meminimalisir masalah-masalah yang tengah terjadi didalam lingkup masyarakat.

Universitas Negeri Semarang (disingkat UNNES), adalah salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. UNNES merupakan salah satu perguruan tinggi eks-IKIP yang statusnya meningkat menjadi Universitas. Motto yang menjadi pedoman perguruan tinggi ini adalah Unnes Sutera (Sehat, Unggul, Sejahtera). Universitas Negeri Semarang membangun reputasi internasional diantaranya menjalin sebuah kerjasama yang baik dengan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI). Dimana Universitas Negeri Semarang dan Universiti Pendidikan Sultan Idris memiliki keadaan wilayah yang tidak jauh beda yang berfokus pada bidang pendidikan. Untuk itu Universitas Negeri Semarang dan Universiti Pendidikan Sultan Idris akan melaksanakan kerja sama yang dilaksanakan pada program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Antar Bangsa dengan menerapkan Tri Dharma Perguran Tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat.

Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu implementasi dari Tridharma Perguruan Tinggi. Tugas, fungsi, dan tanggung jawab lembaga Perguruan Tinggi dirumuskan dalam Tridharma Pendidikan Tinggi, yang terdiri dari fungsi pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Dalam melaksanakan Tri Dharma tersebut, aktivitas Perguruan Tinggi masih terkesan seperti “Menara Gading”. Perguruan Tinggi kurang peduli terhadap kebutuhan dan permasalahan yang ada dalam masyarakat termasuk masyarakat sekitar kampus. Bidang pendidikan dan pengajaran mempelajari keilmuan yang lebih teoretis dan kurang sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. Penelitian mungkin saja sudah banyak dilakukan dalam berbagai keilmuan tetapi hasilnya sebatas laporan yang menumpuk di perpustakaan. Penelitian kurang memberikan saran praktis dan manfaat kepada masalah-masalah yang dihadapi masyarakat .

(15)

Sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi, idealnya perguruan tinggi memiliki kepedulian dan kepekaan terhadap masyarakat. Bidang pendidikan dan pengajaran, mengkaji dan mempelajari teori-teori yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Mahasiswa dibiasakan menerapkan konsep yang dipelajari langsung kepada masyarakat. Begitu pula dalam pengabdian hendaknya masyarakat menggali permasalahan, potensi, dan kebutuhan masyarakat yang kemudian dipecahkan berdasarkan konsep-konsep yang dipelajari di bangku kuliah atau menerapkan hasil-hasil penelitian. Karana itu untuk mensinergikan lingkungan Perguruan Tinggi dengan masyarakat, kegiatan pengabdian kepada masyarakat sangat penting, khususnya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu model pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan Perguruan Tinggi. KKN ini perlu diarahkan dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari masyarakat sesuai dengan potensi dan kebutuhan di lapangan. Masalah yang ada di masyarakat tersebut sangat rumit. Pemecahan masalah dengan pendekatan charity misalnya bantuan tunai, hanya dapat mengatasi masalah sesaat saja. Di sisi lain, pendekatan

top down seringkali kurang mendapatkan respon positif dari masyarakat. Karena itu pemecahan

masalah dalam masyarakat perlu diupayakan melalui pendekatan pemberdayaan (empowerment), sehingga masyarakat didorong memiliki kemampuan dan kemandirian.

Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) adalah Lembaga Publik Pendidikan Tinggi (IPTA) di Malaysia. Lembaga ini tumbuh secara bertahap dari pergutuan tinggi ke universitas ternama. Nama UPSI mencerminkan symbol keunggulan karena ini adalah satu-satunya universitas yang mengkhususkan diri dalam program pelatihan guru dan pendidikan penelitian ditingkat pertama maupun pasca sarjana. Terdapat 2 (dua) kampus yaitu kampus utama terletak disitus hektar 80 di Kota Tanjong Malim yang melintasi kedua Perak dan Selangor perbatasan Negara dan kampus baru di situs 800-acre (3,2 km) di Kota baru Proton Kota. Jarak antar kedua kampus yakni 5 km.

Kegiatan KKN Antar Bangsa (Internasional) ini merupakan pengabdian kepada masyarakat dengan sasaran pada mahasiswa dan masyarakat di Malaysia. Kerjasama tersebut dijalan dari bulan Maret-Juni 2019, yang akan menjadis ebuah landasan terjalinnya kerjasama pada periode selanjutnya. Dengan adanya KKN Antar Bangsa (Internasional) ini diharapkan dapat mewududkan tujuan tri dharma perguruan tinggi dan juga visi Universitas Negeri Semarang (UNNES).

(16)

METODE PELAKSANAAN

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, program KKN Internasional di Malaysia ini dilakukan dengan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan masyarakat mengenai bimbingan, disfusi ilmu pengetahuan, dan praktek lapangan yang tersaji dalam Tabel 1.

Table 1. Metode Pelaksanaan

No. Metode Kegiatan

1. Bimbingan - Penyambutan dan pelepasan mahasiswa student

Exchange (KKN dari UNNES)

- Diskusi bersama 2. Disfusi Ilmu Pengetahuan - Pelatihan menjahit

- Pelatihan manicure - Pelatihan facial - Pelatihan memasak

3. Praktek Lapangan - Fashion show budaya busana - Relawan kewirausahaan

- Relawan ramadhan dan lebaran - Perjalanan alam, budaya, dan warisan

HASIL PEMBAHASAN

Pelaksanaan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Malaysia. Diperlukan sebuah penyusunan program kerja yang dijadikan sebagai pedoman dasar dalam melaksanakan setiap kegiatan. Dengan demikian, realisasi program benar-benar sesuai dengan rencana dan mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam program yang dijalankan KKN Internasional ini terdiri dari 10 (sepuluh) program kerja kegiatan, diantaranya :

(17)
(18)
(19)

2. Diskusi bersama

(20)
(21)

5. Pelatihan facial

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

Masyarakat sangat antusias untuk berpartisipasi dalam menjalankan program kerja kegiatan mahasiswa. Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga memiliki keterampilan dalam mengatasi dan meminimalisir masalah-masalah yang terjadi ditengah lingkungan masyarakat sebagai media untuk membangun hubungan yang baik dan saling bersinergi antara satu sama lain.

(27)

EVALUASI KEGIATAN

Pada tahap ini, tim KKN melaksanakan evaluasi menyeluruh terhadap serangkaian kegiatan evaluasi dilakukan terhadap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, hingga pada hasil kegiatan. Evaluasi untuk pelaksanaan dilakukan setiap kegiatan program selesai dilaksanakan dengan tujuan supaya pelaksanaan program selanjutnya berjalan lebih baik yang mengacu pada indikator keberhasilan program dengan memperhatikan kendala keberlangsungan program.

Penilaian terhadap tingkat keberhasilan pelaksanaan program KKN Antar Bangsa (Internasional) dilakukan dengan mengamati kepemahaman pembelajaran yang telah diajarkan dan ketertarikan untuk mengirimkan mahasiswa student exchange di Universitas Negeri Semarang untuk dapat memahami dan mempelajari budaya dan cara belajar di Indonesia. Keberhasilan tersebut meliputi :

1. Terciptanya kerjasama ditahun-tahun selanjutnya

2. Target atau sasaran dapat mampu memahami dan mempraktekan ilmu yang sudah diagarkan dan dipelajari

3. Target atau sasaran dapat mampu mempelajari Bahasa dan budaya Indonesia dengan baik

4. Peran mahasiswa sebagai wujud cinta tanah air bangsa Indonesia dalam pengenalan di kancah internasional.

KESIMPULAN

Kuliah Kerja Nyata merupakan salah satu bentuk dari pemberdayaan masyarakat dalam mengimplementasikan Tridharma Perguruan Tinggi. Karena itu model KKN perlu diarahkan pada konsep pemberdayaan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan.

Manfaat pelaksanaan KKN Antar Bangsa (Internasional) bagi mahasiswa adalah mensinergikan dan mengimplementasikan keilmuan yang ditekuninya dengan kehidupan masyarakat, melatih kepedulian terhadap masalah yang ada di masyarakat, mendidik jiwa kepemimpinan, kerjasama dan kewirausahaan, melatih dan menjalin kerjasama dengan berbagai instansi dan masyarakat, serta mempelajari kearifan-kearifan lokal dan tatanan nilai dan norma yang ada di masyarakat.

(28)

Pelaksanaan dilakukan dari bulan Maret-Juni setiap akhir pekan dengan menyesuaikan waktu, tempat, dan masyarakatnya. Kegiatan ini dilaksanakan atasa kerjasama Antara mahasiswa KKN dari UNNES, mahasiswa dari UPSI, dan masyarakat di Malaysia. Antusias dari semua pihak yang terlibat sangatlah tinggi untuk mengikuti semua rangkaian program yang dilaksanakan.

Lokasi pelaksanaan KKN Antar Bangsa (Internasional) dapat menjadi wahana untuk pelaksanaan model kegiatan pengabdian kepada masyarakat atau penelitian yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi. Dengan upaya ini hubungan dan kerjasama yang sinergi antar Perguruan Tinggi dan masyarakat di seluruh dunia agar dapat berjalan secara kontinyu. Perguruan Tinggi dapat berpartisipasi dalam pemecahan masalah yang terjadi di masyarakat , sehingga sebutan Perguruan Tinggi sebagai “Menara Gading” dapat berubah menjadi Perguruan Tinggi sebagai “Menara Api”, yang menyinari pemberdayaan dan kemajuan masyarakat. Kerjasama yang sudah berjalan dengan baik harapanya untuk periode KKN selanjutkan untuk dipertahankan dan dikembangkan menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Oos M. Anwas. 2011. Kuliah Kerja Nyata Tematik Pos Pemberdayaan Keluarga Sebagai Model Pengabdian Masyarakat Di Perguruan Tinggi. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 5, September 2011

Gambar

Table 1. Metode Pelaksanaan

Referensi

Dokumen terkait

RANCANGAN BUJUR SANGKAR LATIN (RBSL)

Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran

(2010:52) menyatakan “untuk mengukur cepat tidaknya penemuan arsip yang diperlukan ditentukan jangka waktu 3 sampai 6 menit untuk arsip dinamis dan 6-10 menit untuk

Di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Pasal 127 huruf k bahwa “Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah”

• Kebijaksanaan umum (Kebijaksaan adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku / kelompok politik dalam usaha memilih tujuan- tujuan

Judul : PERANAN DIVINIL BENZENA TERHADAP KOMPATIBILITAS CAMPURAN LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE) DAN ABU BAN BEKAS MENGGUNAKAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA.. Kategori :

Sebagai saran yaitu penerapan hak angket yang termaktub dalam Pasal 199 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,