• Tidak ada hasil yang ditemukan

Trismawulan Lestari. Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Trismawulan Lestari. Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 TINJAUAN TERHADAP TATA RUANG PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

RAWAT JALAN GUNA MENUNJANG EFEKTIVITAS KERJA DI INSTALASI REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM MITRA ANUGRAH LETARI CIMAHI

Trismawulan Lestari

Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Trisma2323@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Rumah sakit juga merupakan fasilitas yang mudah ditemui di berbagai tempat, dengan kapasitas rawat jalan sangat besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang, oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan. Tujuan : Penelitian ini untuk memberikan gambaran umum mengenai tata ruang penyimpanan berkas rekam medis dan efektivitas kerja petugas penyimpanan BRMRJ di RSU Mittra Anugrah Lestari Cimahi. Metode : Penelitian difokuskan pada unit penyimpanan BRMRJ di RSU Mittra Anugrah Lestari Cimahi selama periode Mei-Juni 2014. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu semua populasi nya yaitu pegawai penyimpanan rekam medis rawat jalan berjumlah sembilan pegawai dijadikan sampel. Hasil : Penelitian yaitu melalui penyebaran angket terdapat 87,31% menyatakan masih kurang ergonomis dan 94,38% menyatakan bahwa masih rendah tingkat efektivitas kerja pada ruang penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan di RSU Mitra Anugrah Lestari Cimahi. Dari hasil penelitian, penulis dapat menyimpulkan ruang penyimpanan berkas rekam medis rawat jalan di RSU Mitra Anugrah Lestari Cimahi belum sesuai dengan ilmu ergonomi, hal ini telihat jelas dari rak penyimpanan yang terlalu tinggi sama halnya dengan tinggi ruangan, jarak rak satu dengan yang lain terlalu berdekatan yaitu kurang dari 90 cm, serta ruang penyimpanan yang disatukan dengan ruang pengolahan data seperti analisis, assembling, dan pengkodean rawat inap. Kesimpulan bahwa masih kurang ergonomis dan masih rendah tingkat efektivitas kerja pada Ruang Penyimpanan BRMRJ di RSU Mitra Anugrah Lestari Cimahi.

Kata Kunci : Tata Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Rawat Jalan, Efektivitas Kerja

Introduction : The hospital is a professional health care institution whose services are provided by doctors, nurses and other health professionals. The hospital is also a convenient facility in many places, with a very large outpatient capacity for intensive care or long term, therefore the hospital is required to provide quality health services in accordance with established standards.

Objective: This research is to provide an overview of the layout of storage of medical records file and the effectiveness of BRMRJ officer in Mittra Anugrah Lestari Cimahi Public Hospital. Methode: The study focused on BRMRJ storage unit at RSU Mittra Anugrah Lestari Cimahi during May-June 2014 period. This study used a saturated sample that is all of its population that is an outpatient medical record storage employee amounted to nine employees sampled. Result : The research is through the questionnaire spreading 87,31% stated still less ergonomic and 94,38% stated that still low level of effectiveness of work on storage room of medical record file of outpatient at RSU Mitra Anugrah Lestari Cimahi. From the results of the study, the authors can conclude the outpatient medical record file storage space at RSU Mitra Anugrah Lestari Cimahi not in accordance with the science of ergonomics, this is clearly apparent from the storage shelf is too high as well as the height of the room, the distance of one shelf with another is too close Ie less than 90 cm, as well as storage space that is integrated with the data processing room such as analysis, assembling, and encoding inpatient. Conclusion that still less ergonomic and still low level of effectiveness of work at BRMRJ Storage Room at RSU Mitra Anugrah Lestari Cimahi.

(2)

2 PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pada hakekatnya kesehatan merupakan salah satu tujuan nasional untuk memajukan kesejahteraan bangsa yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia. Salah satu instansi kesehatan yang bergerak di bidang kesehatan adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Salah satu unit dirumah sakit yang mendukung kegiatan pelayanan rumah sakit adalah unit rekam medis.

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien. Salah satu unit dirumah sakit yang mendukung kegiatan penerimaan pasien di rumah sakit adalah instalasi rawat jalan. Instalasi Rawat Jalan adalah merupakan unit fungsional yang menangani penerimaan pasien di rumah sakit, baik yang akan berobat jalan maupun rawat inap di rumah sakit. Pemberian pelayanan di instalasi rawat jalan pertama kali dilakukan di loket pendaftaran yang dikelola oleh bagian rekam medis rawat jalan. Salah satu unit yang mendukung di

instalasi rawat jalan adalah penataan ruang penyimpanan berkas rekam medis yang baik.

Tata Ruang Penyimpanan berkas rekam medis yang baik merupakan salah satu kunci keberhasilan atau kebaikan manajemen rekam medis dari suatu pelayanan kesehatan, tentunya jika didukung dengan sistem yang baik, SDM yang bermutu dan prosedur atau tata kerja yang baik serta sarana atau prasarana penyimpanan yang memadai. Penyimpanan berkas rekam medis dilaksanakan karena untuk menunjang pelayanan pasien rawat jalan maupun rawat inap. Salah satu yang menunjang untuk tata ruang penyimpanan BRMRJ adalah efektivitas kerja.

Efektivitas Kerja adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Ini dapat diartikan, apabila sesuatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, efektif dan tepat waktu sehingga menghasilkan sasaran kerja yang optimal.Dalam upaya mencapai tingkat efektivitas kerja yang optimal perlu adanya penataan ruang kerja yang baik dan nyaman. Dilihat dari penataan ruang penyimpanan yang ada di rawat jalan instalasi rekam medis RSU Mitra Anugrah Lestari Cimahi khususnya pada penyimpanan berkas rekam medis

(3)

3 adanya kendala dan hambatan yang harus

diperbaiki karena luas ruangan yang kurang memadai, hal tersebut terlihat dari fenomena masalah sebagai berikut:

Ruang penyimpanan BRMRJ yang disatukan dengan ruang pengolahan data rekam medis seperti analisis, assembling, koding, indeksing dan pelaporan sehingga menghambat dalam proses pengambilan dan penyimpanan berkas.

Kurangnya menciptakan suasana yang nyaman bagi pegawai karena ruangan penyimpanan BRMRJ yang kurang memadai mengakibatkan berkurangnya dorongan kepada para pegawai untuk memberi pelayanan secara efektif.

Sarana penyimpanan yang ada, jaraknya sangat berdekatan, antara jarak lemari penyimpanan berkas rekam medis dengan meja yang digunakan untuk pengolahan data. Adapun rak tempat penyimpanan rekam medis terlalu tinggi dikarenakan ruangan yang sempit sehingga hal ini akan menghambat efektivitas kerja di ruang penyimpanan.

Lingkungan fisik yang tidak sesuai dengan ilmu ergonomi seperti kurangnya ventilasi udara di ruangan penyimpanan berkas rekam medis sehingga terasa pengap, dan hanya diatur oleh satu AC (air conditioner) yang di pasang di dalam ruangan.

Dilihat dari kondisi tata ruang tersebut kurang ergonomis sehingga menyebabkan kurang optimal dan menyebabkan masalah

antara lain:

Terhambatnya proses pengambilan dan penyimpanan BRMRJ yang menyebabkan kurang optimalnya para pegawai untuk mengerjakan pekerjaannya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Instalasi RMRJ RSU Mitra Anugrah Lestari Cimahi pada bulan Mei- Juni 2014. Penulis memberikan batasan ruang lingkup penelitian pada permasalahan yang berhubungan dengan tata ruang penyimpanan BRMRJ dengan efektivitas kerja petugas di ruang penyimpanan BRMRJ.

Pengukuran dan Pengamatan Variabel Penelitian

Dalam melakukan pengukuran dan pengamatan variabel data dalam penulisan ini, penulis menggunakan teknik populasi dan sampel.

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Prof. Dr. Sugiyono 2009:80).

Dalam Penelitian ini yang menjadi populasinya yaitu seluruh pegawai RMRJ di RSU MAL Cimahi sebanyak 9 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Prof. Dr. Sugiyono 2009:80).

(4)

4 Dalam penelitian ini, penulis mengambil

satu teknik sampling yang sesuai yaitu samping jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono 2009:96). Hal ini sering dilakukan bila populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data, diantaranya sebagai berikut:

1. Study Lapangan

a. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung kepada objek yang diteliti yaitu tata rungan penyimpanan BRMRJ.

b. Wawancara adalah proses interaksi antara peneliti dengan informan atau responden guna memperoleh data atau informasi untuk kepentingan tertentu”, dalam hal ini penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada petugas penyimpanan dan Kepala Instalasi Rekam Medis Rawat Jalan.

c. Angket (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan pernyataan kepada seluruh petugas rekam medis rawat jalan di RSU MAL Cimahi. Untuk mengambil data karyawan berkaitan dengan tata ruang penyimpanan BRMRJ dan efektivitas kerja digunakan angket.

2. Study Kepustakaan yaitu untuk mendapatkan data dan informasi, penulis mengumpulkan data yang diperlukan pada saat penelitian berupa buku-buku, catatan dan referensi lainnya.

Teknik dan Analisa Data yang Dipakai Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, adalah memaparkan hasil penelitian apa adanya dan membandingkan dengan teori, kemudian diambil kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Tata Ruang Penyimpanan BRMRJ a. Tata Letak Ruangan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Jalan

Gambar 4.1 Denah Ruangan Penyimpanan Berkas RM RJ 3 1 8 3 17 18 19 20 21 22 26 28 2 4 5 6 7 9 10 11 12 13 1415 16 23 24 25 27

Sumber: Hasil Penelitian, Juni 2014

Keterangan :

Luas ruangan: tinggi=2,72m, panjang =5,72m, lebar=3,80m. Rak Penyimpanan BRMRJ: tinggi rak =2,72m, lebar=25cm, panjang rak = 3,86m, kecuali rak bernomor 25 memiliki panjang=1,60m. Tersedia 572 rak terbuka dengan ukuran setiap 25cm.

(5)

5 subrak nya tinggi 7cm dan lebar. Jarak

antar rak 1 dengan rak lain = 70 cm. b. Lingkungan Fisik

1) Tata warna yang di gunakan adalah warna putih, desain warna ini sangat bagus untuk menampilkan atau menekankan warna lain serta memberi kesan kesederhanaan dan kebersihan. Namun sebaiknya dilakukan pengecatan kembali agar warna tidak terlihat kusam dan tampilan warna pada ruangan tidak membosankan.

2) Pencahayaan belum cukup baik karena hanya cahaya buatan lampu saja yang diterangi dengan 4 buah lampu neon.

3) Sirkulasi udara masih dapat dikatakan kurang baik dikarenakan:

a) Tidak ada sama sekali sinar matahari yang masuk kedalam ruangan karena tidak tersedianya ventilasi atau jendela aktif di ruangan tersebut.

b) Tidak ada pembersih debu sehingga ruangan berdebu.

c. Sarana dan Prasarana

1) Penempatan rak penyimpanan berkas rekam medis dengan rak yang lainnya terdapat jarak yang berdekatan yaitu hanya berjarak 70 centimeter.

2) Tingginya rak penyimpanan BRMRJ sama dengan tingginya ruangan penyimpanan, tidak tersedianya pembersih debu, hal ini sedikitnya menimbulkan resiko kesehatan dan keselamatan pada

pegawai saat melakukan pencarian dan penyimpanan BRMRJ.

d. Hasil Angket

Untuk Rekapitulasi semua jawaban dari pernyataan yang diberikan melalui angket dengan Variabel Tata Ruang Penyimpanan BRMRJ dapat disimpulkan sebagai berikut:

TABEL 4.11

REKAPITULASI DARI SEMUA JAWABAN ANGKET No Indikator Jawaban Jumlah SS S KS TS 4 3 2 1 1 0 0 1 3 2 4 6 6 13 2 0 0 0 0 4 8 5 5 13 3 0 0 0 0 4 8 5 5 13 4 0 0 0 0 6 12 3 3 15 5 0 0 0 0 3 6 6 6 12 6 0 0 1 3 1 2 7 7 12 7 0 0 0 0 2 4 7 7 11 8 0 0 0 0 4 8 5 5 13 9 0 0 1 3 2 4 6 6 13 10 2 8 0 0 4 8 3 3 19 Total 8 9 64 53 134 5,97 6,7 47,7 39,55 Sumber : Hasil Pengolahan Angket, Juni 2014 Menganalisis data Skala Likert dengan cara Analisis Frekuensi (Proporsi). yaitu 5,97% + 6,7% = 12,68%, dan yang tidak setuju (gabungan kurang setuju dan tidak setuju) 47,7% + 39,5% = 87,31%.

2. Efektivitas Kerja Petugas Penyimpanan BRMRJ

a. Hasil Angket

Untuk Rekapitulasi semua jawaban dari pernyataan yang diberikan melalui angket kepada petugas Rekam Medis dengan

(6)

6 Variabel Efektivitas Kerja dapat

disimpulkan sebagai berikut: TABEL 4.20

REKAPITULASI DARI SEMUA JAWABAN ANGKET No Indikator Jawaban Jml SS S KS TS 4 3 2 1 1 0 0 1 3 4 8 4 4 15 2 0 0 0 0 5 10 4 4 14 3 0 0 0 0 2 4 7 7 11 4 0 0 0 0 5 10 4 4 14 5 0 0 0 0 2 4 7 7 11 6 0 0 1 3 5 10 3 3 16 7 0 0 0 0 3 6 6 6 12 8 0 0 0 0 5 10 4 4 14 Total 0 6 62 39 107 0% 5,60% 57,94% 36.44% Sumber : Hasil Pengolahan Angket, Juni 2014

Menganalisis data Skala Likert dengan cara Analisis Frekuensi (Proporsi). yaitu 0% +

5,60% = 5,60%, dan yang tidak setuju (gabungan kurang setuju dan tidak setuju) 57,94% + 36,44% = 94,38%.

2. Hambatan Penataan Ruang Penyimpanan BRMRJ

a. Ruangan kepala rekam medis yang masih bersatu dengan ruangan kerja pegawai seperti pengolahan (analisis, coding, assembling) serta ruang penyimpanan BRMRJ.

b. Lingkungan fisik yang kurang mendukung.

c. Sarana dan prasarana yang kurang memadai.

d. Keterbatasan ruang penyimpanan BRMRJ sehingga sulit untuk dilakukan perubahan.

3. Upaya Yang Dilakukan di Ruang Penyimpanan BRMRJ

a. Mengadakan perencanaan untuk mengubah penataan ruang penyimpanan berkas rekam medis.

b. Petugas Rekam Medis tetap menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia.

c. Mengoptimalkan sarana dan prasarana serta kondisi ruangan yang ada.

d. Berusaha meningkatkan efektivitas kerja petugas rekam medis rawat jalan.

D. Pembahasan

1. Tata Ruang Penyimpanan BRMRJ di RSU MAL Cimahi

Pengaturan tata ruang yang baik akan menyebabkan pelaksanaan pekerjaan dapat diatur secara tepat waktu dan dan tepat sasaran, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah dalam pelaksanaanya. Sebagian besar instalasi rekam medis selalu menghadapi masalah mengenai kurangnya ruang penyimpanan. Satu rencana yang pasti tentang pengelolaan rekam medis yang harus ditetapkan sehingga selalu tersedia tempat penyimpanan untuk rekam medis yang baru.

Dalam pelaksanaanya tata ruang penyimpanan BRMRJ di RSU MAL Cimahi belum tertata dengan baik dengan keadaan ruangan yang sempit karena keterbatasan tempat yang dapat dilihat dari

(7)

7 tempat penyimpanan BRMRJ yang masih

disatukan dengan ruang pengolahan data serta ruang kepala rekam medis. Faktor-faktor lingkungan fisik juga sangat mempengaruhi kegiatan dalam bekerja sehingga perlu diperhatikan agar proses pelayanan dapat berjalan dengan efektif. Beberapa lingkungan fisik di ruang penyimpanan rekam medis rawat jalan yang kurang mendukung seperti:

a. Tata warna yang digunakan di ruang penyimpanan BRMRJ di RSU MAL Cimahi menggunakan warna putih yang sudah berwarna kusam, sehingga ruangan semakin terlihat usang. Seperti dapat dilihat dari hasil rekapitulasi angket responden menyatakan 6 petugas kurang setuju dan 3 petugas menyatakan tidak setuju bahwa penataan warna saat ini dapat membuat semangat dalam bekerja. Hal ini harus diperhatikan karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Hasil wawancara kepada pegawai mengatakan bahwa sebaiknya ruangan di cat sama dengan ruangan lainnya yang berwarna hijau atau dengan melakukan pengecatan dengan warna lain agar tercipta kesan menarik dan tidak membosankan namun hal ini belum dapat terlaksanakan dengan cepat karena kebijakan rumah sakit belum memberikan perencanaan pengecatan ruang penyimpanan BRMRJ.

b. Pencahayaan di ruangan penyimpanan

BRMRJ RSU MAL Cimahi belum cukup baik karena hanya cahaya buatan lampu saja yang sebanyak 4 lampu neon. Cahaya yang kurang jelas mengakibatkan penglihatan menjadi kurang jelas sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan dan pada akhirnya menyebabkan kurang optimal dalam mengerjakan pekerjaan sehingga tingkat efektivitas kerja petugas sulit untuk tercapai. Dapat dilihat pada hasil rekapitulasi angket tata ruang tentang pencahayaan yaitu sebanyak 6 petugas merasa kurang setuju dan sebanyak 3 petugas merasa tidak setuju bahwa pencahayaan yang ada saat ini dapat mendukung pegawai dalam bekerja. Diperkuat dengan hasil wawancara kepada pegawai yang mengatakan sedikitnya terganggu dengan pencahayaan yang ada saat ini, mata para pegawai sedikit harus bekerja keras untuk memfokuskan pencarian number berkas rekam medis. b. Sirkulasi udara di ruangan penyimpanan BRMRJ di RSU MAL Cimahi masih dapat dikatakan kurang baik dikarenakan tidak ada sama sekali sinar matahari yang masuk kedalam ruangan karena tidak tersedianya ventilasi atau jendela aktif di ruangan tersebut sehingga ruangan terasa pengap dan kotor yang akan mengakibatkan efektifitas kerja pegawai di ruangan tersebut menurun. Menurut hasil rekapitulasi angket mengenai pernyataan

(8)

8 tentang ventilasi udara yang sudah ada saat

ini yaitu 7 petugas menyatakan kurang setuju dan 2 petugas menyatakan tidak setuju bahwa ventilasi udara dalam ruang penyimpanan sudah cukup baik. Dengan jelas bahwa dengan ventilasi yang ada saat ini tidak membuat nyaman petugas dalam beraktivitas kerja. Diperjelas dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada pegawai mengatakan bahwa walaupun tidak terlalu dikatakan buruk namun ada baiknya untuk diperbaiki.

c. Begitupun dengan sarana yang ada di ruangan penyimpanan BRMRJ masih belum memadai dikarenakan masih perlunya penambahan sarana yang ada di ruang penyimpanan BRMRJ yang masih kurang seperti:

1) Penempatan rak penyimpanan berkas rekam medis dengan rak yang lainnya jaraknya berdekatan yaitu hanya 70 cm, serta penempatan lemari penyimpanan berkas rekam medis dan meja kerja petugas sangat berdekatan yaitu 100 cm, dengan keadaan seperti ini mobilitas pegawai sedikit terganggu.

2) Tidak adanya pembersih debu sedikitnya menimbulkan resiko kesehatan dan keselamatan pada pegawai saat melakukan pencarian dan penyimpanan BRMRJ. Menurut hasil rekapitulasi angket responden menyatakan 6 petugas kurang setuju dan 3 petugas tidak setuju bahwa kondisi rak penyimpanan yang ada dalam

ruang penyimpanan rekam medis rawat jalan tidak memiliki resiko kecelakaan. Seperti hasil wawancara pegawai mengatakan rak yang tinggi dan berdekatan dikhawatirkan dapat terjatuh dan menimpa pegawai.

3) Lemari penyimpanan berkas rekam medis yang berukuran dengan tinggi 272 cm, lebar 25 cm dan panjang rak 386 cm kecuali rak bernomor 25 berukuran panjang 160 cm, dengan ukuran tinggi rak penyimpanan sama dengan ukuran tinggi ruangan, terlalu tinggi bagi ukuran wanita pada saat menyimpan dan mengambil BRMRJ. Sehingga untuk penyimpanan dan pengambilan berkas rekam medis yang berada pada posisi diatas, membutuhkan bantuan petugas pria.

Efektivitas Kerja Petugas Di Instalasi Rekam Medis Rawat Jalan di RSU MAL Cimahi

Dari hasil penyebaran angket yang di sebarkan kepada 9 Petugas Rekam Medis Rawat Jalan. Seluruh petugas yang menyatakan tidak efektif sebanyak 94,38% karena mereka masih kurang efektif dalam bekerja dengan ruang penyimpanan BRMRJ yang disatukan dengan ruang pengolahan data, sehingga menghambat para petugas rekam medis untuk bekerja. Hambatan dalam Upaya Penataan Ruang Penyimpanan BRMRJ

Hambatan yang ditemukan di ruang penyimpanan BRMRJ RSU MAL Cimahi

(9)

9 sebagai berikut:

a. Ruangan kepala rekam medis yang masih bersatu dengan ruang kerja pegawai seperti pengolahan data yaitu (analisis, coding, assembling) serta ruang penyimpanan BRMRJ. Hal ini mengakibatkan petugas merasa kurang nyaman dan tidak leluasa dalam melakukan pekerjaannya karena dalam satu ruangan yang tidak begitu luas petugas harus bisa memanfaatkan ruangan yang ada seoptimal mungkin, melihat masalah tersebut hal ini berdampak pada tingkat keefektifan petugas dalam menyelesaikan pekerjaan akan sulit tercapai.

b. Lingkungan fisik yang kurang mendukung yaitu ruang penyimpanan BRMRJ yang kurang mendapat sirkulasi udara, hal ini mengakibatkan ruangan terasa pengap karena tidak adanya jendela dan hanya memiliki 1 pintu saja. Serta tidak adanya sinar matahari yang masuk ke dalam ruang penyimpanan BRMRJ, karena disamping itu sangat pentingnya oksigen dan cahaya alami yang masuk kedalam ruangan tersebut.

c. Sarana dan prasarana yang kurang memadai hal ini dilihat dari tingkat kenyaman yang masih menggunakan kursi lipat belum sesuai dengan standar kursi untuk pegawai yang nyaman.

d. Keterbatasan ruang penyimpanan BRMRJ sehingga sulit untuk dilakukan

perubahan.

Upaya Penataan Ruang Penyimpanan BRMRJ

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan hambatan yang terjadi adalah sebagai berikut:

a. Mengadakan perencanaan untuk mengubah penataan ruang penyimpanan berkas rekam medis dan penambahan ruangan agar antara ruang penyimpanan BRMRJ dipisahkan dengan ruang pengolahan data.

b. Mengoptimalkan sarana dan prasaran serta kondisi ruangan yang ada. Dalam menjalankan pekerjaannya petugas membutuhkan sarana dan prasarana juga tekhnologi yang dapat membantu dan mempermudah dalam proses penyelesaian pekerjaan.

c. Berusaha meningkatkan efektivitas kerja petugas rekam meids rawat jalan. Dalam melaksanakan pekerjaan petugas rekam medis rawat jalan berusaha untuk meningkatkan efektivitas kerja sehingga pekerjaan selesai tepat sasaran dan tepat pada waktunya.

d. Petugas rekam medis tetap menjalankan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia. Masih ada petugas yang merasa bahwa fasilitas yang tersedia saat ini belum nyaman, bagaimana pun juga petugas

(10)

10 harus tetap menjalankan tugas dengan

fasilitas yang tersedia secara optimal. Hubungan antara tata ruang penyimpanan BRMRJ dengan efektivitas kerja di RSU MAL Cimahi saat ini dirasakan belum baik dikarenakan dengan ruangan yang ada sekarang masih perlu perbaikan dari segi sarana dan prasarana dan lingkungan fisik serta terbatasnya tempat memungkinkan pegawai kurang dapat bekerja dengan baik sesuai dengan yang diingikan, dan dapat dikatakan tata ruang penyimpanan BRMRJ masih belum dapat menunjang efektivitas kerja di Instalasi Rekam Medis.

KESIMPULAN

1. Tata ruang penyimpanan BRMRJ di Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari Cimahi masih harus dilakukan pembenahan dan perbaikan, yang meliputi pada indikator tata letak ruangan, sarana dan prasarana, serta lingkungan fisik.

2. Ada beberapa masalah yang dapat menghambat jalannya kelancaran efektivitas petugas penyimpanan, dapat dilihat dari hasil penelitian dan dari hasil wawancara serta penyebaran angket kepada narasumber yaitu sembilan petugas rekam medis menyatakan 87,31% masih kurang ergonomis pada Ruang Penyimpanan BRMRJ di Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari Cimahi.

3. Efektivitas ruang penyimpanan di Rawat Jalan Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari Cimahi yang berkaitan dengan

indikator tepat waktu dan tepat sasaran belum cukup baik karena ada beberapa hal yang dirasakan oleh petugas rekam medis merasa kesulitan untuk pencarian BRMRJ.

4. Dilihat dari hasil penelitian dan dari hasil wawancara serta penyebaran angket kepada narasumber yaitu sembilan petugas rekam medis menyatakan 94,38% masih rendah tingkat efektivitas kerja pada Ruang Penyimpanan BRMRJ di Rumah Sakit Mitra Anugrah Lestari Cimahi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anwar Mangkunegara Prabu,2004.

Manajemen Sumber Daya Manusia.Andi. Yogyakarta. 260

halaman.

2. Ery Rustiyanto & Warih Ambar Rahayu, 2007. Manajemen Filling

Dokumen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan. Poltekes Permata

Indonesia. 3. Gemala R Hatta

Dr.,Dra.,MRA.,M.Kes. 2008.

Pedoman Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.

Universitas Indonesia (UI-PRESS). Jakarta: 73 hlm

4. Ida, Nuraida, 2007. Manajemen

Administrasi Perkantoran. Bandung

5. Iftikar Z Sutalaksana, 2006. Teknik

Perancangan Sistem Kerja Edisi Kedua. ITB. Bandung

(11)

11 6. Nofi Erni, 2012. Modul Perancangan

Sistem Kerja dan Ergonomi. Lab.

APSK Universitas Esa Unggul. Jakarta 7. Sedarmayanti, 2001. Sumberdaya

Manusia dan Produktivitas Kerja.

Mandar Maju. Bandung.

8. Sugiyono, Prof. DR. 2008. Metodologi

Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung: 334 hlm

9. The Liang, Gie, 2000. Administrasi

Perkantoran Modern. JPE. Universitas

Pendidikan Indonesia

10. Tjandra Yoga Aditama, 2007.

Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi Kedua. Universitas

Indonesia. Depok

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Tentang

Rekam Medis.

12. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

13. Undang-Undang No.26/ 2007 Tentang Penataan Ruang

14. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik revisi II No. 78 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelengaraan dan Prosedur Rekam Medis di Rumah Sakit

15. http://repository.usu.ac.id/bitstream.ht ml

16. http://Penerapan Ergonomi dalam Tata Letak Fasilitas.html

17. http://SKALA LIKERT

PENGGUNAAN DAN ANALISIS DATANYA _ tatangmanguny's blog.html

Gambar

Gambar 4.1 Denah Ruangan Penyimpanan  Berkas RM RJ  3 1831718 19 20 2122 262824 5 67109111213141516 2324 25 27

Referensi

Dokumen terkait

estudyante na hindi dapat nila bale walain ang pag-aaral, dahil para sa akin, bilang isang mag-aaral ang edukasyon ay ang pundasyon ng ating buhay kaya tayo nakakapag-isip

DATA KEAGAMAAN PADA PEMBIMAS KRISTEN MENURUT KABUPATEN/KOTA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA.

Dengan demikian PT Gunung Putra Mandiri dinyatakan Memenuhi standar verifikasi legalitas kayu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI

Dalam sebagian besar kasus, kehamilan abdominal yang terjadi merupakan akibat dari implantasi sekunder dari suatu kehamilan tuba yang pecah2. Jarang sekali dijumpai

belakang tersebut dilakukan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Insektisida Diazinon 600 EC Terhadap Fekunditas dan Viabilitas Telur Cacing Tanah Pontoscolex

Alhamdulillaah, berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, ”Ruang Barisan Konvergen dan Terbatas yang Dibangun

Implikasi dari penelitian ini bagi siswa harus memiliki kontrol diri yang tinggi agar siswa tidak dapat terlibat dalam perilaku yang menyimpang yang nentinya akan

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara kemampuan self-regulated learning dengan gejala gangguan somatisasi yang muncul dan pada mahasiswa skripsi