2 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI
PENDAMPINGAN SENI MUSIK DI RUMAH SINGGAH
HAFARA BANTUL YOGYAKARTA
Oleh : Novenda Prahastiyani, 12102244004, Pendidikan Luar Sekolah
novendaprahastiyani@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) penyelenggaraan pendampingan seni musik bagi anak jalanan di Rumah Singgah Hafara, (2) hal positif dan negatif dalam pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara, (3) faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara. Penelitian ini merupakan peneliian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Setting penelitian anak jalanan Tempuran RT 08 Dusun Brajan Tamantirto Kasihan Bantul. Informan dalam penelitian ini adalah pengelola, pendamping dan anak jalanan. Peneliti merupakan instrument utama dalam melakukan penelitian yang dibantu dengan pedoman observasi, pedoman dokumentasi dan pedoman wawancara. Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi, display data dan penarikan kesimpulan. Triangulasi sumber dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dengan berbagai narasumber dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pelaksanaan pendampingan meliputi a) persiapan b) penyelenggaraan kegiatan meliputi persiapan, pelaksanaan, evaluasi (2) dampak pelaksanaan pendampingan: a) kecakapan akademik b) kecakapan personal c) kecakapan sosial d) kecakapan vokasional (3) faktor pendukung penyelenggaraan kegiatan meliputi a) adanya semangat dari anak jalanan b) adanya motivasi pendamping c) adanya pendamping yang menguasai seni musik d) adanya sarana dan prasarana. Sedangkan faktor penghambat meliputi a) fasilitas kurang maksimal b) karakter anak yang berbeda-beda c) pendanaan yang terbatas.
3 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
STREET CHILDREN EMPOWERMENT ON MUSIC ART MENTORING IN HAFARA HALFWAY HOUSE BANTUL YOGYAKARTA
By : Novenda Prahastiyani, 12102244004, Out-Of-School Education novendaprahastiyani@gmail.com
ABSTRACT
This study aimed to describe: (1) the implementation of mentoring the art of music for street children in Shelter Hafara (2) positive and negative things in mentoring the art of music in Shelter Hafara (3) supporting factors and obstacles in the implementation of mentoring the art of music in Shelter Hafara. This research is a descriptive study with a qualitative approach. Setting the research of street children in Tempuran RT 08 Dusun Brajan Tamantirto Kasihan Bantul. Informants of in this study we are was the organizer, facilitator and street children. The researcher is the main instrument in conducting research that assisted with guidelines for observation, documentation guidelines and guidelines for the interview. The way collection theof data is by using observation, documentation and interview. Data analysis technique used is the reduction, data display, and conclusion. Triangulation done to explain the validity of the data with various sources to find the information needed. These results showed that: (1) the implementation of mentoring includes (a)preparation (b) implementation activities, including planning, implementation, evaluation (2) the impact of the implementation of assistance: (a) academic skills (b) personal skills (c) social skills d) vocational skills (3) factors supporting the implementation of the activities include, (a) the spirit of the street children (b) their motivation companion (c) their companions who are experts in music (d) their facilities and infrastructure. While the inhibiting factors include, (a) the facility is less than the maximum (b)the characters of children of different (c)the funding is limited.
4 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n PENDAHULUAN
Perkembangan di era Globalisasi saat ini banyak melahirkan berbagai macam kemajuan di segala bidang sehingga banyak memunculkan adanya persaingan. Salah satunya adalah bidang pendidikan yang menjadi bagian penting dalam memunculkan generasi penggerak bangsa. Anak-anak yang menjadi faktor penentu dari kelangsungan dan kemajuan bangsa.
Pada hakikatnya anak merupakan salah satu bagian dari hak asasi manusia, meliputi hak dasar ataupun hak pokok yang dimiliki manusia sejak lahir sampai meninggal dunia. UUD No 23 Tahun
2002 Pasal 1 ayat 12 tentang
perlindungan anak yang mewajibkan adanya jaminan perlindungan oleh
orangtua, keluarga, masyarakat,
pemerintah dan Negara.
Setiap anak memiliki hak untuk hidup dan berkembang secara maksimal sesuai dengan potensinya karena
semestinya anak masih menjadi
tanggung jawab orang tua dengan memperoleh pendidikan dan hak seorang anak adalah untuk bermain dan belajar sesuai dengan usia mereka. Anak mempunyai hak yang layak dalam kehidupannya, untuk memenuhi hak
anak maka seorang anak harus
mendapatkan pendidikan. Hal ini tercantum dalam UU No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, pasal 60 ayat 1, bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadi sesuai dengan minat, bakat dan tingkat kecerdasannya.
Pemerintah telah mencanangkan wajib belajar 9 tahun, akan tetapi belum banyak anak jalanan yang menikmati pendidikan dasar, hal ini dikarenakan biaya pendidikan tinggi yang harus di
tanggung orang tua sementara
permasalahan ekonomi menjadi kendala utama. Anak-anak lebih memilih berada di jalanan dari pada bersekolah, karena jalanan dijadikan sebagai tempat untuk hidup bahkan untuk mencari kebutuhan hidupnya sehari-hari. Lingkungan yang
semacam ini dapat mempengaruhi
perkembangan anak dan menyebabkan pembentukan kepribadian anak yang kurang maksimal. Keadaan tersebut mendorong anak-anak untuk turun langsung ke jalanan.
Anak-anak jalanan yang memiliki pandangan, jika mereka hidup di jalanan akan menemukan jati dirinya dan
5 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
memiliki kemandirian dalam bertahan
hidup tanpa memperhitungkan
pandangan tentang norma atau kaidah yang berlaku di lingkungan sosialnya.
Data populasi anak jalanan tahun 2008 yang dilansir Badan Pusat Statistika (BPS) menyebutkan bahwa anak jalanan Indonesia berjumlah 154.861 jiwa. Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA,2007), hampir seluruhnya yakni 75.000 anak jalanan berada di Jakarta. Sisanya tersebar di kota-kota besar lainnya seperti Medan, Palembang, Batam, Serang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya,
Malang, Semarang dan Makasar.
Kemudian, pada tahun 2009 meningkat menjadi sebanyak 230.000 anak jalanan. Tahun 2010, jumlah anak jalanan di
Indonesia diperkirakan mencapai
200.000 anak dan tahun 2012 meningkat lagi menjadi 230.000 anak. Itu artinya anak jalanan semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Banyaknya anak jalanan
menimbulkan berbagai masalah sosial, meliputi anak berkeliaran di jalanan, melakukan tindak kriminal, mencuri, pemaksaan pada saat mengamen. Karena anak jalanan termasuk kategori anak yang belum berdaya dan belum memiliki
cukup mental serta emosional yang kuat, sedangkan mereka harus bergelut dengan dunia jalanan yang keras dan akan
berpengaruh negatif terhadap
pembentukan kepribadiannya. Masalah tersebut perlu mendapatkan perhatian yang serius dari keluarga, masyarakat, pemerintah terutama rumah singgah
untuk memberikan pembinaan dan
pemberdayaan kepada anak jalanan. Di Yogyakarta Dinas Sosial propinsi DIY pada tahun 2010 juga mencatat jumlah anak terlantar meliputi anak jalanan yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah dan mencatat pada tahun 2009 sebanyak 36.468 anak. Ini tersebar pada lima kabupaten, antara lain di Kabupaten Kulon Progo terdapat 8.070 anak, Kabupaten Bantul terdapat 5.153 anak, Kabupaten Gunung Kidul terdapat 9.236 anak, Kabupaten Sleman sebanyak 9.453, dan di Kota Jogja sebanyak 816 anak, jumahnya 36.468 anak. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah anak jalanan di
Yogyakarta mengalami penurunan
menjadi sebanyak 32.728 anak terlantar. Jumlah anak jalanan di Yogyakarta tergolong sangat besar. Selain itu, berdasarkan data dari Yayasan Setara kota Semarang pada tahun 2007, bahwa
6 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
selama tiga tahun terakhir di Kota Semarang terdapat sebanyak 416 anak jalanan (Wijayanti, 2010).
Fenomena di Yogyakarta anak jalanan mengalami penurunan. Salah satu upaya adanya peran pemerintah dengan adanya keikutsertaan pemerintah mampu untuk mengurangi jumlah anak jalanan melalui lembaga sosial yang mempunyai andil dalam penanganan kasus anak jalanan. Berkaitan dengan anak jalanan diperlukan program-program pendidikan yang berkualitas
sehingga dapat meningkatkan
ketrampilan dalam rangka pemberdayaan ekonomi sehingga program tersebut dapat mengurangi angka peningkatan anak jalanan dan memberikan mata pencaharian yang lebih baik. Program yang diarahkan untuk membimbing, melatih dan membelajarkan anak jalanan agar mampu menguasai pengetahuan serta ketrampilan salah satunya adalah program seni musik.
Menurut Departemen Sosial RI Rumah Singgah didefinisikan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu anak jalanan. Rumah Singgah merupakan salah satu sarana yang nantinya benar-benar menjadi solusi bagi pengurangan jumlah
anak jalanan, sehingga dapat membantu dan memiliki kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Pandangan negatif dari masyarakat tentang keberadaan Rumah
Singgah tentang belum adanya
keberhasilan dalam suatu penanganan serta pembinaan bagi anak jalanan.
Upaya penanganan anak jalanan yaitu melalui pendampingan seni musik di Rumah Singgah. Rumah Singgah berfungsi untuk memberikan pembinaan
bagi anak jalanan serta dapat
dimanfaatkan sebagai akses perluasan pendidikan bagi anak jalanan. Untuk
mengembangkan dan menyalurkan
potensi anak jalanan, potensi-potensi ini diharapkan dapat menjadi bibit seniman yang akan tumbuh dengan baik dan kelak mempunyai masa depan cerah. Sehingga pendampingan seni music ini perlu dukungan dan partisipasi dari masyarakat dan berbagai pihak agar dapat dilaksanakan berkesinambungan.
Pemberdayaan merupakan sebuah proses pendekatan yang di upayakan
terhadap anak jalanan untuk
mendapatkan hak mereka sebagai anak. Dengan adanya pemberdayaan potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh anak
jalanan dapat muncul guna
7 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
pemenuhan pada diri sendiri. Upaya pemberdayaan terhadap anak jalanan memang tidak terlepas dari peran lembaga sosial. Pemberdayaan anak jalanan adalah melalui keberadaan Rumah Singgah yang berfungsi untuk
memberikan pembinaan bagi anak
jalanan dipersiapkan sebagai tempat persinggahan dan perantara bagi anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka.
Pemberdayaan secara konseptual
bahwa pemberdayaan atau
pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata ‘power’ (kekuasaan atau keberdayaan). Karena pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai
kekuasaan. Kekuasaan seringkali
dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka. “Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung”. Menurut Suharto dalam Sakri Miradj (2014: 4).
Pemberdayaan yang dilakukan oleh Rumah Singgah Hafara yang dirasa sangat tepat bagi anak jalanan karena tidak sekedar untuk persinggahan bagi anak jalanan akan tetapi juga sebagai tempat tinggal. Rumah Singgah Hafara memberikan akses pendidikan agar anak jalanan dapat memperoleh pendidikan secara formal seperti anak pada umumnya. Selain memberikan akses pendidikan salah satu upaya dalam permasalahan anak jalanan, Rumah Singgah Hafara memberikan kegiatan pendampingan seni musik. Pemberian pendampingan seni musik merupakan salah satu program sejak awal berdirinya Rumah Singgah Hafara (Profil Rumah Singgah, 2015).
Pendampingan ini diberikan sesuai dengan kebutuhan dan bakat anak jalanan, karena selama dijalanan mereka terbiasa dengan bermain musik dan kegiatan ini diberikan agar anak jalanan mampu mengembangkan bakat dan potensinya agar anak jalanan lebih mandiri dan dapat meningkatkan kualitas dalam bermusik dan mereka tidak kembali ke jalanan. Maka dari itu
penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pemberdayaan bagi anak jalanan melalui suatu
8 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
pendampingan yang dilakukan oleh salah satu Lembaga Sosial Rumah Singgah Hafara yang beralamatkan di Gonjen RT 05 RW 17 Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
METODE Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif
berusaha menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Singgah Hafara Tempuran RT 08 Dusun Brajan Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta.
Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-April 2016. Subyek penelitian yakni pengelola dan pendamping di
Rumah Singgah Hafara Bantul
Yogyakarta.
Data, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan peneliti. Data penelitian ini bersifat diskriptif berupa dokumen pribadi, catatan harian, catatan lapangan ataupun ucapan responden dari
hasil wawancara. Teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Tahapan analisis data dalam penelitian ini yaitu reduksi mata, display data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data dimaksudkan dengan merangkum data, memilih hal-hal pokok, disusun secara sistematik. Display data atau
penyajian data bertujuan untuk
memudahkan peneliti memahami hasil penelitian yang telah didapatkan. Data tersebut dibandingkan dan dihubungkan dengan yang lainnya, sehingga mudah ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari setiap permasalahan yang ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Pendampingan melalui Seni Musik di Rumah Singgah Hafara
a. Persiapan
Di dalam sebuah persiapan terdapat perencanaan yaitu suatu proses menentukan apa yang akan dicapai dimasa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya, aktivitas tersebut dibatasi oleh waktu dan tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil perencanaan
9 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
pendampingan seni musik terlebih dahulu dengan identifikasi kebutuhan yang di sesuaikan dengan potensi yang ada di Rumah Singgah Hafara terutama anak-anak.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang ditetapkan untuk melengkapi segala kebutuhan yang diperlukan.
Pendampingan seni musik
dilaksanakan oleh Rumah Singgah.
Hafara di pendopo tempat
diadakannya kegiatan khusus
pendampingan. Pada pelaksanaan pendampingan terdapat beberapa komponen pembelajaran, yaitu : 1) Tujuan Pembelajaran 2) Materi Pembelajaran 3) Subyek Belajar 4) Strategi Pembelajaran 5) Media Pembelajaran 6) Evaluasi 7) Penunjang c. Evaluasi
Setiap kegiatan perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui apakah hasil dari program pendampingan seni musik sudah sesuai dengan
rencana atau sudah tercapai yang diinginkan atau belum. Hasil wawancara yang peneliti lakukan
dengan pendamping di dalam
pemeberdayaan anak jalanan melalui pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara Yogyakarta
Dampak dalam pelaksanaan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara.
Hal ini menjelaskan bahwa
pelaksanaan kegiatan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara memiliki dampak positif bagi mereka. Peneliti melihat dampak positif bagi anak jalanan setelah mengikuti kegiatan pendampingan seni musik. Berdasarkan konsep pendidikan terdapat beberapa kecakapan hidup, yaitu :
a. Kecakapan Akademik b. Kecakapan Rasional c. Kecakapan Sosial d. Kecakapan Vokasional
Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Pendampingan Seni Musik di Rumah Singgah Hafara.
Faktor-faktor tersebut sangat
berpengaruh terhadap
berlangsungnya kegiatan pendampingan seni musik. Beberapa faktor pendukung diantaranya adalah:
10 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
a. Semangat dari anak jalanan untuk mengikuti pendampingan.
b. Adanya motivasi dari pendamping dan relawan.
c. Adanya pendamping yangmenguasai seni musik.
d. Adanya tempat permanen untuk kegiatan pendampingan.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah :
a. Fasilitas yang kurang maksimal. b. Karakter anak yang berbeda-beda. c. Pendanaan yang masih terbatas.
PEMBAHASAN
PelaksanaanPendampingan Seni Musik di Rumah Singgah Hafara.
Dalam pelaksanaan pendampingan seni musik terdapat beberapa tahapan didalamnya, yaitu dengan persiapan. a. Persiapan adalah suatu kegiatan yang
akan dipersiapkan sebelum
melakukan sebuah kegiatan tanpa persiapan, kegiatan tidak akan terlaksanakan dengan baik atau pun susah untuk dilaksanakan sebaliknya jika kita persiapan, maka kegiatan itu akan terlaksana dengan baik, hasil dari persiapan adalah sebuah kegiatan yang memuaskan.
b. Pelaksanaan adalah usaha yang
dilakukan untuk melaksanakan
semua rencana kebijaksanaan yang ditetapkan untuk melengkapi segala
kebutuhan. Terdapat beberapa
komponen pembelajaran dalam
pelaksanaan pendampingan.
1) Tujuan pembelajaran pendamping mengupayakan untuk menyampaikan tujuan dari pendampingan seni musik
adalah untuk mengembangkan
potensi yang mereka meliki sehingga anak jalanan tidak kembali ke jalan. 2) Materi yang disampaikan berkaitan
dengan alat musik yang harus dengan menggunakan catatan atau huruf note
namun anak-anak yang
menggunakan alat musik seadanya tidak di berikan materi tetapi mengikuti irama dari alat musik yang baku. Jenis-jenis alat musik yang ada di Rumah Singgah Hafara adalah : angklung, saron, gallon dan barang-barang bekas.
3) Subjek dalam proses pendampingan seni musik tersebut adalah anak jalanan.
4) Dalam penerapan strategi
pendampingan pendamping perlu memilih model-model pendampingan yang tepat, metode dan teknik-teknik
untuk menunjang pelaksanaan
11 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
pendampingan. Pemilihan strategi
tersebut sangat mempengaruhi
tingkat keberhasilan dalam proses pendampingan seni music agar anak jalanan tidak merasa jenuh.
5) Media adalah alat yang digunakan untuk menunjang keberhasilan suatu pendampingan seni musik adalah gamelan, angklung, gallon, drem ember untuk air dan alat-alat sederhana yang dapat digunakan untuk proses kegiatan pendampingan seni musik.
6) Evaluasi adalah berhasil atau tidaknya pendampingan dapat dilihat dari evaluasi yang diberikan oleh pengelola dan pendamping dalam proses pendampingan.
7) Penunjang adalah sistem
pembelajaran yang dapat
memperlancar, melengkapi dan
mempermudah pendampingan seni musik.
Kegiatan evaluasi adalah untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai dari pendampingan seni musik dan yang dilakukan di Rumah Singgah Hafara adalah dengan secara langsung atau pada saat proses berlansungnya kegiatan pendampingan.
Dampak Pelaksanaan Pendampingan Seni Musik di Rumah Singgah Hafara.
Adapun dampak positif selama mengikuti pendampingan seni musik adalah:
a. Kecakapan akademik, memiliki kesadaran dan motivasi untuk meningkatkan kualitas diri. Hasil pendampingan seni musik sangat
membantu anak jalanan dalam
meningkatkan pendidikannya. b. Kecakapan personal, mencakup
kecakapan dalam memahami diri dan peningkatan rasa percaya diri. Pendamping mampu memberikan motivasi kepada anak jalanan sehingga anak-anak mampu berfikir
dan berkembang untuk masa
depannya yang lebih baik.
c. Kecakapan Sosial, kecakapan dalam
berkomunikasi dan kecakapan dalam bekerjasama. Anak jalanan memilki suatu perubahan yang lebih baik
yaitu anak-anak mampu untuk
bersosialisasi dan beriteraksi dengan masyarakat.
d. Kecakapan vokasional, terkait dengan bidang pekerjaan yang lebih memerlukan ketrampilan motorik. Kecakapan vokasional yang dimiliki
12 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
kebutuhannya, anak jalanan yang memiliki bakat dalam bermain musik dan melalui kegiatan pendampingan
seni musik mereka dapat
mengembangkan bakat dan
potensinya.
Faktor Pendukung dan Penghambat di Rumah Singgah Hafara.
a. Semangat dari anak jalanan untuk
mengikuti pendampingan. Anak
jalanan sendiri memiliki semangat
yang tinggi untuk mengikuti
pendampingan seni musik.
b. Adanya motivasi dari pendamping dan relawan. Motivasi kepada anak jalanan yang awalnya mereka hidup dengan bebas di jalanan kini anak-anak tersebut harus hidup dengan lebih baik dan mandiri melalui kegiatan pendampingan seni musik. c. Adanya pendamping yang menguasai
seni musik. Dengan adanya
pendamping tersebut dapat
membantu proses pelaksanaan
pendampingan seni musik sehingga anak jalanan. dapat belajar dengan serius dengan irama yang diajarkan sesuai materi.
d. Adanya tempat permanen untuk
kegiatan pendampingan. Rumah
Singgah Hafara telah memberikan
tempat yang permanen guna kegiatan pendampingan seni musik sehingga jika anak-anak akan berlatih alat-alat sudah tersedia dan jika mereka
tampil untuk acara yang
diselenggarakan dari luar telah memiliki tempat.
Adapun faktor penghambatny
adalah :
a. Fasilitas yang kurang maksimal. Fasilitas dalam pendampingan perlu diperbarui dan di perbaiki karena masih minimnya alat-alat yang digunakan dalam sehingga anak jalanan selama proses kegiatan pendampingan menemui hambatan, seperti kerusakan pada angklung dan stik drum.
b. Karakter anak yang berbeda-beda. Anak jalanan termasuk anak yang berkebutuhan khusus dengan latar
belakang yang berbeda-beda
sehingga harus di perhatikan dan membutuhkan bantuan pengelola, pendamping dan relawan agar anak jalanan dapat di atur dan diajarkan untuk hidup mandiri.
c. Pendanaan yang masih terbatas. Dalam setiap program yang ada di
Rumah Singgah Hafara
13 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
sedikit, sumber dana yang diberikan oleh pemerintah di terima masih minim dan hanya cukup untuk kebutuhan sekunder saja sehingga alat-alat untuk pendampingan seni musik belum dapat terpenuhi.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Pelaksanaan Pendampingan Seni Musik di Rumah Singgah Hafara sebagai berikut : (a) persiapan yaitu merencanakan proses pelaksanaan dengan identifikasi kebutuhan. (b) Pelaksanaan terdapat beberapa komponen pembelajaran yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, subyek pembelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi, penunjang.
2. Dampak pelaksanaan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara
mengalami pengaruh-pengaruh
positif dan terdiri dari beberapa kecakapan. a) kecakapan akademik, memiliki kesadaran dan motivasi untuk meningktkan kualitas diri. b) kecakapan personal kecakapan dalam memahami diri dan peningkatan rasa percaya diri. c) kecakapan sosial,
mampu berkomunikasi dan
bekerjasama dengan masyarakat. d) kecakapan vokasional, dimiliki
individu sesuai kebutuhannya untuk
mengembangkan bakat yang
dimilikinya.
3. Faktor pendukung dalam
pelaksanaan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara adalah (a) semangat dari anak jalanan untuk mengikuti pendampingan. (b) adanya motivasi dari pendamping dan relawan. (c) Adanya pendamping yang ahli dalam bidang seni musik. (d) adanya tempat permanen untuk kegiatan pendampingan.
4. Faktor penghambat dalam
pelaksanaan pendampingan seni musik di Rumah Singgah Hafara adalah (a) fasilitas yang kurang maksimal. (b) karakter anak yang berbeda-beda. (c) pendanaan masih terbatas.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat beberapa saran yang peneliti ajukan, diantaranya :
1. Bagi Rumah Singgah Hafara
a. Memberikan fasilitas alat musik yang memadai dan lebih baik
agar dalam pelaksanaan
pendampingan seni musik dapat berjalan dengan lancar dan
14 | P e m b e r d a y a a n A n a k J a l a n a n
optimal sesuai dengan tujuan yang di capai.
b. Perlu adanya penambahan
pendamping yang ahli dalam seni musik agar dalam pelaksanaan kegiatan pendampingan tidak terhambat oleh ketidakhadiran pendamping.
c. Perlu adanya akses pembaruan website Rumah Singgah Hafara tentang data terbaru dan pelaksanaan program-program yang ada.
2. Bagi Pendamping
a. Memberikan motivasi dan
dorongan kepada anak jalanan
agar mampu menerapkan
ketrampilan yang dimilikinya melalui pendekatan personal kepada anak jalanan.
b. Memberikan perhatian dan
support kepada anak jalanan yang mengalami hambatan ketika
mengikuti kegiatan
pendampingan.
c. Lebih meningkatkan kualitas pendamping agar kemampuan yang dimiliki dapat dipraktekkan untuk mengajarkan kepada anak jalanan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambar Teguh S. 2004. Kemitraan dan
Model-Model Pemberdayaan.
Yogyakarta: Gava Media
Aulia Syahrani. (2013). Dampak Program Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) terhadap Peningkatan Pendapatan Warga Belajar (Studi Kajian di PKBM
Handayani, Kabupaten
Banjarnegara). Skripsi S1. UNY. Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik.
Yogyakarta. Kanisius.
Departemen Sosial RI. 2008. Pedoman Pelayanan Sosial Anak Terlantar. Jakarta: Depsos RI.
Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, Direktorat Bina Pelayanan Sosial Anak. 2005. Petunjuk Teknis Pelayanan Sosial Anak Jalanan. Jakarta: Departemen Sosial Republik Indonesia.
Moleong, Lexy. (2012). Metodologi Peneletian Kualitatif. Bandung: PT. Rosdakarya.
Sugihartono. et. al. (2007). Psikologi Pendidikan: Yogyakarta. UNY Press.
Safri Miradj, Sumarno. (2014).
Pemberdayaan Masyarakat
Miskin melalui Proses
Pendidikan Non Formal, Upaya
Meningkatkan Kesejahteraan
Sosial di Kabupaten Halmahera Barat.
http://journal.uny.ac.id/index.php /jppm/article/view/2360/1959. Di akses pada tanggal 24 Mei 2016, Jam: 15.30 WIB