• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

in dik at or ke se ja ht er aa n d ae ra h p ro vin si ke pu la ua n r iau

sekretariat Wakil presiden repuBlik indonesia

INdIKAToR KESEjAhTERAAN dAERAh

provinsi kepulauan riau

SekreTArIAT

TIM NASIONAL PercePATAN PeNANgguLANgAN keMISkINAN Sekretariat Wakil Presiden republik Indonesia

(3)

in dik at or ke se ja ht er aa n d ae ra h p ro vin si ke pu la ua n r iau

sekretariat Wakil presiden repuBlik indonesia

INdIKAToR KESEjAhTERAAN dAERAh

(4)

sekretariat Wakil presiden repuBlik indonesia

(5)

INdIKAToR KESEjAhTERAAN dAERAh

provinsi kepulauan riau

sekretariat Wakil presiden

(6)

Judul: Indikator kesejahteraan Daerah Provinsi kepulauan riau disusun dan diterbitkan oleh:

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Cetakan Pertama, November 2011

hak Cipta dilindungi Undang-undang.

© 2011 Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Foto Cover: travelyuk.wordpress.com, wb09blog.blogspot.com

Korespondensi : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia

jl. Kebon Sirih No. 14 jakarta Pusat 10110 Telp. 021-3912812

Fax. 021-3912-511 dan 021-391-2513 E-mail: sekretariat@tnp2k.go.id

(7)

AdhK

: Atas dasar harga Konstan

AKB

: Angka Kematian Bayi Per 1.000 Kelahiran hidup

APK

: Angka Partispasi Kasar

APM

: Angka Partisipasi Murni

BLM

: Bantuan Langsung Masyarakat

BPS

: Badan Pusat Statistik

CFSI

: Composite Food Security Index

dKP

: dewan Ketahanan Pangan

FIA

: Food Insecurity Atlas

FSVA

: Food Security and Vulnerability Atlas

hdI

: Human Development Index

IPKM

: Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat

IPM

: Indeks Pembangunan Manusia

KUR

: Kredit Usaha Rakyat

MA

: Madrasah Aliyah

MI

: Madrasah Ibtidaiyah

MTS

: Madrasah Tsanawiyah

NTP

: Nilai Tukar Petani

PBB

: Perserikatan Bangsa Bangsa

PdRB

: Produk domestik Regional Bruto

PNPM

: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Riskesdas

: Riset Kesehatan dasar

SAKERNAS

: Survey Angkatan Kerja Nasional

Sd

: Sekolah dasar

SMA

: Sekolah Menengah Atas

SMK

: Sekolah Menengah Kejuruan

SMP

: Sekolah Menengah Pertama

SUSENAS

: Survey Sosial Ekonomi Nasional

TNP2K

: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

TPAK

: Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

TPT

: Tingkat Pengangguran Terbuka

WFP

: World Food Programme

(8)

daftar Singkatan ...iii daftar Isi ...iv daftar Tabel ...v daftar Gambar ...vi Pertumbuhan Ekonomi ...1 Inflasi ...4

Nilai Tukar Petani ...5

Tingkat Kemiskinan ...6

Indikator Kemiskinan ...7

Program Penanggulangan Kemiskinan ...8

Tingkat Pengangguran dan Ketenagakerjaan ...9

Bidang Kesehatan ...11

Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat ...15

Bidang Pendidikan ...17

Akses Terhadap Air Bersih ...19

Akses Terhadap Sanitasi ...20

Indeks Pembangunan Manusia ...21

Komponen Indeks Pembangunan Manusia ...22

Ketahanan Pangan ...23

Prioritas Bidang Pendidikan ...26

Prioritas Bidang Kesehatan ...28

Prioritas Bidang Infrastruktur dasar ...31

Prioritas Bidang Ketenagakerjaan ...34

Bidang-Bidang Prioritas Kesejahteraan Rakyat ...35

PNPM Mandiri ...36

Kredit Usaha Rakyat (KUR) ...37

DAFTAr ISI

(9)

Tabel 1. Produk domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2008 – 2010

Tabel 2. Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama, Tahun

2009 – 2010 (Persen)

Tabel 3. Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap PdRB dan Penyerapan Tenaga Kerja,

Tahun 2009 – 2010 (Persen)

Tabel 4. Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009-2010

Tabel 5. Indikator Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 dan 2010

Tabel 6. Indikator Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Tabel 7. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Menurut Kabupaten/Kota,

Tahun 2009

Tabel 8. Indikator Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Tabel 9. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota,

Tahun 2008 dan 2009

Tabel 10. Komponen Indeks Komposit Ketahanan Pangan, Menurut Kabupaten/Kota,

Tahun 2009

Tabel 11. Prioritas Intervensi Menurut Kabupaten Kota

Tabel 12. Komposisi BLM PNPM Mandiri Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2011

(10)

DAFTAr gAMBAr

Gambar 1. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi dan Nasional (%), Tahun 2006-2010

Gambar 2. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi (%), Tahun 2010

Gambar 3. Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Buruh/Karyawan/Pegawai Sebulan Menurut Provinsi,

Tahun 2010

Gambar 4. Perkembangan Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Provinsi Kepulauan Riau (%), Tahun 2010-

2011

Gambar 5. Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Menurut 66 Kota Besar di Masing-masing Provinsi (%),

(Bulan juli 2011)

Gambar 6. Perkembangan Nilai Tukar Petani (Year-on-Year) Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2008-

2011

Gambar 7. Nilai Tukar Petani Menurut Provinsi (%), Bulan juli 2011

Gambar 8. Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi (%), Tahun 2010

Gambar 9. Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010

Gambar 10. Tingkat Kemiskinan, jumlah Penduduk Miskin Tahun 2010 dan Alokasi BLM PNPM

Mandiri Tahun 2011 Menurut Kabupaten Kota

Gambar 11. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi (%), Tahun 2010

Gambar 12. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010

Gambar 13. Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Provinsi, Tahun 2010

Gambar 14. Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2007

Gambar 15. Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran hidup Menurut Provinsi (jiwa), Tahun

2009

Gambar 16. Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran hidup Menurut Kabupaten/Kota (jiwa),

Tahun 2009

Gambar 17. Persentase Kelahiran ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Provinsi, Tahun 2009

Gambar 18. Persentase Kelahiran ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Gambar 19. Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 2009

Gambar 20. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Provinsi (%), Tahun 2009

Gambar 21. Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun

2009

(11)

Gambar 25. Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009

Gambar 26. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Provinsi, Tahun 2009

Gambar 27. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Gambar 28. Konsumsi Normatif terhadap Produksi Bersih Serealia per Kapita Menurut Kabupaten/

Kota, Tahun 2009

Gambar 29. Peta Kerentanan Terhadap Kerawanan Pangan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Gambar 30. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk dilakukan Intervensi dalam Penurunan Angka Putus

Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun

Gambar 31. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk dilakukan Intervensi dalam Peningkatan Angka

Partisipasi Murni jenjang Pendidikan Sekolah dasar (Sd/MI)

Gambar 32. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk dilakukan Intervensi dalam Peningkatan Angka

Partisipasi Murni jenjang Pendidikan Menengah Pertama

Gambar 33. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk dilakukan Intervensi dalam Penurunan Angka

Kematian Bayi

Gambar 34. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk dilakukan Intervensi dalam Penurunan Prevalensi

Balita Kekurangan Gizi

Gambar 35. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk dilakukan Intervensi dalam Meningkatkan Akses

Terhadap Air Bersih

Gambar 36. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk dilakukan Intervensi dalam Meningkatkan Akses

Terhadap Sanitasi

Gambar 37. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk dilakukan Intervensi dalam Meningkatkan Akses

Terhadap Listrik

Gambar 38. Kabupaten/Kota Prioritas Untuk dilakukan Intervensi dalam Meningkatkan

Kesempatan Kerja

Gambar 39. Komposisi BLM PNPM Mandiri Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2011

Gambar 40. Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan jumlah debitur KUR di

Provinsi Kepulauan Riau, 2010 - 2011

Gambar 41. Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan jumlah debitur KUR Nasional,

2010 - 2011

Gambar 42. jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Terserap Menurut Provinsi (Per 31 juli 2011)

Gambar 43. jumlah Kredit Terserap Per debitur Menurut Provinsi (Per 31 juli 2011)

Gambar 44. jumlah Kredit Terserap Per-debitur Menurut Bank Penyalur (juta Rupiah) (Per 31 juli

2011)

Gambar 45. Komposisi Kredit yang Terserap Menurut Bank Penyalur Provinsi Kepulauan Riau (juta

Rupiah) (Per 31 juli 2011)

Gambar 46. Komposisi Alokasi Belanja daerah Menurut Fungsi, Provinsi Kepulauan Riau (juta

Rupiah), Tahun 2010

Gambar 47. Komposisi Alokasi Belanja daerah Menurut Fungsi dan Kabupaten/Kota, Provinsi

(12)
(13)

Gambar 1

Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi1 dan Nasional (%),

Tahun 2006-2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 2

Pertumbuhan Ekonomi Menurut Provinsi (%), Tahun 2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

1 Pertumbuhan ekonomi tahun 2009 merupakan angka sementara dan tahun 2010 merupakan angka sangat sementara. 6,78 7,01 6,63 3,52 7,21 5,03 5,69 5,50 4,74 6,08 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 7,5 8 2006 2007 2008 2009 2010 Pe rs en

Kepulauan Riau Nasional

-2 ,6 5 2,64 4, 17 4,87 4,95 5,13 5,14 5,35 5,43 5,58 5,75 5,83 5,84 5,85 5,93 5,94 096, 6,29 6,35 6,47 6,47 6,51 6,68 127, 7,21 7,33 7,62 7,79 7,96 8,18 8,19 11 ,9 1 26 ,8 2 6,10 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 PA PUA NAD RIA U DIY KA LT IM NT T BE NGK ULU KA LB AR SUM SE L KA LS EL LA M PUN G BA LI JA TE NG BA BE L SUM BA R BA NT EN JA BA R NT B SUM UT KA LT ENG M AL UK U DK I Ja ka rta JA TIM SULUT KE PRI JA M BI GO RONT AL O SULT ENG M AL UT SULS EL SULRA SULB AR PA BA R Pe rs en

(14)

Tabel 1.

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2008 – 2010

LAPANGAN USAHA

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah)

PDRB Atas Dasar Harga Konstan ADHK 2000 (Triliun

Rupiah)

Pertumbuhan Ekonomi ADHK 2000 (Persen)

2008 2009 2010 2008 2009 2010 2008 2009 2010

Pertanian 2,87 3,19 3,43 1,70 1,73 1,80 3,80 1,50 4,20

Pertambangan Dan Penggalian 5,44 5,60 5,94 2,06 2,08 2,11 -2,71 1,10 1,13 Industri Pengolahan 26,62 29,52 33,49 19,06 19,51 20,88 4,56 2,36 7,06 Listrik. Gas & Air Bersih 0,33 0,35 0,40 0,20 0,20 0,22 7,94 2,13 8,24

Bangunan 3,73 4,54 5,28 1,53 1,73 1,93 34,26 13,36 11,56

Perdagangan. Hotel & Restoran 12,06 12,49 14,18 8,31 8,63 9,45 7,77 3,84 9,56 Pengangkutan & Komunikasi 2,69 2,98 3,24 1,61 1,72 1,83 14,44 6,67 6,40 Keuangan. Persewaan & Jasa Perusahaan 3,24 3,45 3,72 1,73 1,83 1,92 9,71 5,50 4,99

Jasa - Jasa 1,61 1,77 1,93 0,82 0,89 0,94 15,59 8,44 5,44

Produk Domestik Regional Bruto 58,59 63,89 71,61 37,02 38,32 41,08 6,63 3,52 7,21

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Tabel 2.

Distribusi Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama, Tahun 2009-2010 (Jiwa)

LAPANGAN USAHA 2009 2009 2010 2010

Februari Agustus Februari Agustus

Pertanian 84.626 82.782 88.439 98.091

Pertambangan Dan Penggalian 6.737 9.588 4.786 11.855

Industri Pengolahan 223.902 157.600 208.080 252.753

Listrik. Gas & Air Bersih 2.490 3.775 3.341 3.301

Bangunan 43.232 38.098 29.932 50.833

Perdagangan. Hotel & Restoran 99.241 139.680 122.627 153.505

Pengangkutan & Komunikasi 45.108 62.483 42.557 55.979

Keuangan. Persewaan & Jasa Perusahaan 13.303 15.257 18.227 16.626

Jasa - Jasa 97.634 117.193 135.023 126.543

Jumlah 616.273 626.456 653.012 769.486

(15)

Tabel 3.

Kontribusi Masing-masing Sektor Terhadap PDRB dan Penyerapan Tenaga Kerja, Tahun 2009-2010 (Persen)

LAPANGAN USAHA

Distribusi PDRB

(ADHK 2000) Distribusi Tenaga Kerja

2009 2010 2009 2010

Pertanian 4,51 4,38 13,21 12,75

Pertambangan Dan Penggalian 5,44 5,13 1,53 1,54

Industri Pengolahan 50,91 50,83 25,16 32,85

Listrik. Gas & Air Bersih 0,53 0,53 0,60 0,43

Bangunan 4,52 4,70 6,08 6,61

Perdagangan. Hotel & Restoran 22,52 23,01 22,30 19,95

Pengangkutan & Komunikasi 4,49 4,45 9,97 7,27

Keuangan. Persewaan & Jasa Perusahaan 4,78 4,68 2,44 2,16

Jasa - Jasa 2,33 2,29 18,71 16,45

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 3

Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Buruh/Karyawan/Pegawai Sebulan Menurut Provinsi, Tahun 2010

Sumber: Keadaan Pekerja di Indonesia, BPS 2011

1, 06 1,12 1,12 1,27 1,28 281, 1,28 1,30 1,31 1,31 1, 34 1, 34 1, 35 1,38 1, 38 1,40 1,43 1, 44 1, 44 1,48 1, 49 1, 51 1, 52 1, 52 1, 53 1,60 1,64 1,65 1, 94 2,00 2,00 2,18 2, 24 1,41 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 Jut a R upi ah

(16)

Gambar 4

Perkembangan Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Provinsi Kepulauan Riau (%), Tahun 2010-2011

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 5

Inflasi Tahunan (Year-on-Year) Menurut 66 Kota Besar di Masing-masing Provinsi (%), (Bulan Juli 2011)

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

3,16 5,98 4,94 0,68 6,21 4,41 7,94 3,82 3,95 3,72 6,84 4,61 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pe rs en

BATAM TANJUNG PINANG NASIONAL

4,94 3,95 4,61 0 2 4 6 8 10 TAR AKAN BAN D AR L AMPU N G BAL IKPAPA N PAN G KAL PI N AN G PAL U AMB O N KEN D AR I G O R O N TAL O MAM U JU SAM AR IN D A TER N AT E BO N E SI BO LG A D EN PAS AR LH O KSEU MAW E MAU M ER E SAM PI T SU R ABA YA PO N TI AN AK PEM AT AN G SI AN TAR YO G YAKAR TA PAL AN G KAR AY A MAK ASAR TEG AL BI MA BAT AM PAK AN BAR U JAK AR TA KU PA N G SU KA BU MI TAN G ER AN G BAN D A AC EH D EPO K SI N G KA W AN G TASI KMAL AYA PAL O PO MAN O KW AR I PAL EM BAN G MAL AN G C IR EB O N KED IR I PU R W O KE R TO BO G O R PAR E-PAR E SU ME N EP PAD AN G S ID EMP U AN PAD AN G SEM AR AN G SER AN G TAN JU N G PI N AN G JAY APU R A MAT AR AM BAN JA R MASI N BEN G KU LU MAD IU N JEM BER MED AN PR O BO LI N G G O D U MAI BEK ASI JAM BI MAN AD O BAN D U N G SU R AKA R TA C IL EG O N Pe rs en

(17)

Gambar 6

Perkembangan Nilai Tukar Petani (Year-on-Year) Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2008-2011

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 7

Nilai Tukar Petani Menurut Provinsi (%), Bulan Juli 2011

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

105,6 103,08 98,50 103,3 100,59 98,78 101,16 104,87 95 97 99 101 103 105 107 109 R as io

Kepulauan Riau Nasional

96 ,0 3 96 ,6 4 98,73 99,0 2 99 ,5 3 10 0,5 4 10 0,9 10 1,2 1 10 1,3 6 10 2,0 2 10 2,3 10 2,3 1 10 2,8 10 3,0 2 10 3,1 1 10 3,3 10 3,9 4 10 4,1 10 4,2 1 10 4,3 10 4,6 3 10 4,7 5 10 5 10 5,3 8 10 6,3 4 10 7,0 9 10 7,7 5 10 8,1 5 10 8,5 2 10 9,5 4 11 5,2 6 12 3,5 1 104,87 90 95 100 105 110 115 120 125 130 JA M BI NT B KA LT IM BA BE L SUL TE NG KA LT ENG M AL UT BE NGK UL U PA BA R NT T KA LB AR JA TIM SUM UT PA PUA SUL UT KE PRI NAD GO RONT AL O RIA U SUL BA R BA NT EN JA BA R M AL UK U JA TE NG SUM BA R BA LI KA LS EL SUL TRA SUL SE L SUM SE L DIY LA M PUN G R as io NTP Provinsi NTP Nasional

(18)

Gambar 8

Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi (%), Tahun 2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 9

Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

36 ,8 34 ,8 8 27 ,7 4 23 ,1 9 23 ,0 3 21 ,5 5 20 ,9 8 18 ,9 4 18 ,3 18 ,0 7 17 ,0 5 16 ,8 3 16 ,5 6 15 ,4 7 15 ,2 6 13 ,5 8 11 ,6 11 ,3 1 11 ,2 7 9,5 9,42 9,1 9,0 2 8,6 5 8,3 4 8,0 5 7,6 6 7,1 6 6,7 7 6,5 1 5,2 1 4,8 8 3,4 8 13,33 0 5 10 15 20 25 30 35 40 PA PUA PA BA R M AL UK U GO RONT AL O NT T NT B NA D LA M PUN G BE NGK ULU SULT ENG SULT RA DIY JA TE NG SUM SE L JA TIM SULB AR SULS EL SUM UT JA BA R SUM BA R M AL UT SULUT KALB AR RIA U JA M BI KE PRI KA LT IM BA NT EN KA LT ENG BA BE L KA LS EL BA LI DK I Ja ka rta Pe rs en

Tingkat Kemiskinan Provinsi Tingkat Kemiskinan Nasional

15,81 12,60 7,33 7,26 7,21 4,83 4,80 8,05 13,33 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 LINGGA KOTA TANJUNGPINANG

BINTAN KOTA BATAM KARIMUN NATUNA KEPULAUAN

ANAMBAS

Pe

rs

en

(19)

Tabel 4.

Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009-2010

Daerah

Garis Kemiskinan (Rp/Bulan)

Presentase Penduduk Miskin (%)

Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 2009 2010 2009 2010 2009 2010 KARIMUN 237 250 254 789 6,48 7,21 15 539 15 344 BINTAN 260 143 274 721 7,01 7,33 9 236 10 428 NATUNA 205 825 217 359 4,35 4,83 4 388 3 348 LINGGA 289 115 310 489 16,56 15,81 15 360 13 626 KEPULAUAN ANAMBAS - 245 079 - 4,80 - 1 797 KOTA BATAM 374 186 401 849 6,76 7,26 54 777 68 889 KOTA TANJUNGPINANG 412 718 435 847 13,42 12,60 26 029 23 640 KEPULAUAN RIAU 283 965 295 095 8,27 8,05 125 329 137 072 INDONESIA 200 262 211 726 14,15 13,33 32.530.000 31.023.390

(20)

Gambar 10

Tingkat Kemiskinan, Jumlah Penduduk Miskin Tahun 2010, Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun 2011 Menurut Kabupaten Kota

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

(21)

Gambar 11

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Provinsi (%), Tahun 2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 2010)

Gambar 12

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011 (Berdasarkan Hasil Sakernas Agustus 2010)

13 ,6 8 11 ,0 5 10 ,3 3 10 ,1 0 9,9 7 9,6 1 8,7 2 8,3 7 8,3 7 7,6 8 7,4 3 6,9 5 6,9 0 6,6 5 6,2 1 6,0 3 5,6 9 5,6 3 5,5 7 5,3 9 5,2 9 5,2 5 5,1 6 4,6 2 4,6 1 4,6 1 4,5 9 4,2 5 4,1 4 3,5 5 3,3 4 3,2 5 3,0 6 7,14 0 4 8 12 16 BA NT EN DK I Ja ka rta JA BA R KA LT IM M AL UK U SULUT RIA U SULS EL NA D PA BA R SUM UT SUM BA R KE PRI SUM SE L JA TE NG M AL UT DIY BA BE L LA M PUN G JA M BI NT B KA LS EL GO RONT AL O KA LB AR SULT RA SULT ENG BE NGK ULU JA TIM KA LT ENG PA PUA NTT SULB AR BALI Pe rs en TPT Provinsi TPT Nasional 8,86 8,19 7,94 7,05 6,81 6,33 5,75 6,90 7,14 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KARIMUN KOTA TANJUNGPINANG

LINGGA NATUNA BINTAN KOTA BATAM KEPULAUAN

ANAMBAS

Pe

rs

en

(22)

Tabel 5.

Indikator Ketenagakerjaan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 dan 2010

Daerah Angka Partisipasi Angkatan Kerja Pekerja yang Bekerja Selama Kurang dari 14 Jam Seminggu Pekerja yang Bekerja Selama Kurang dari 35 Jam Seminggu Pekerja di Sektor Informal (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 KARIMUN 60,21 58,26 2,15 0,67 15,34 19,28 44,55 43,03 BINTAN 55,86 62,79 5,59 4,36 21,68 20,04 46,47 38,41 NATUNA 57,55 62,95 4,30 5,94 29,62 33,11 62,32 54,31 LINGGA 57,26 59,22 6,84 7,11 37,07 38,28 65,97 55,29 KEPULAUAN ANAMBAS - 57,51 - 0,81 - 18,41 - 60,66 KOTA BATAM 69,41 75,33 1,34 1,97 7,93 9,61 23,81 21,79 KOTA TANJUNGPINANG 63,94 60,67 2,50 1,25 12,26 10,25 35,38 28,20 KEPULAUAN RIAU 64,58 68,85 2,40 2,29 13,45 13,70 34,52 29,17 NASIONAL 67,23 67,72 4,29 4,11 30,10 30,75 61,56 58,96

Keterangan: Daerah Pemekaran, Data Belum Tersedia.

(23)

Gambar 13

Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Provinsi, Tahun 2010

Sumber: Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan 2010

Gambar 14

Persentase Balita Kekurangan Gizi Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2007

Sumber: Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan 2007

30 ,5 0 29 ,4 0 29 ,2 0 27 ,6 0 26 ,5 0 26 ,5 0 26 ,5 0 26 ,2 0 25 ,0 0 23 ,7 0 23 ,6 0 22 ,8 0 22 ,8 0 21 ,3 0 20 ,5 0 19 ,9 0 19 ,7 0 18 ,5 0 17 ,2 0 17 ,1 0 17 ,1 0 16 ,3 0 16 ,2 0 15 ,7 0 15 ,3 0 14 ,9 0 14 ,1 0 13 ,5 0 13 ,0 0 11 ,3 0 11 ,3 0 10 ,9 0 10 ,6 0 17,90 0 5 10 15 20 25 30 35 NT B NT T KA LB AR KA LT ENG SULT ENG GO RONT AL O PA BA R M AL UK U SULS EL NA D M AL UT KA LS EL SULT RA SUM UT SULB AR SUM SE L JA M BI BA NT EN SUM BA R JA TIM KA LT IM PA PUA RIAU JA TE NG BE NGK ULU BA BE L KE PRI LA M PUN G JA BA R DIY DK I Ja ka rta BA LI SULUT Pe rs en

Prevalensi Balita Kekurangan Gizi - Provinsi Prevalensi Balita Kekurangan Gizi - Nasional

20,01 16,60 15,60 13,99 11,40 10,04 12,40 18,40 0 5 10 15 20 25

NATUNA KARIMUN LINGGA BINTAN KOTA

TANJUNGPINANG

KOTA BATAM

Pe

rs

en

(24)

Gambar 15

Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Provinsi (Jiwa), Tahun 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Gambar 16

Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Kabupaten/Kota (Jiwa), Tahun 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

62 55 49 46 43 42 42 39 39 38 38 36 35 35 34 33 32 31 31 31 31 31 30 29 29 26 25 25 24 24 21 18 18 31 0 10 20 30 40 50 60 70 NT B KA LS EL BA NT EN M AL UT SUL TE NG KA LB AR GO RONT AL O M AL UK U NT T SUL TRA SUL BA R JA BA R PA BA R PA PUA NA D BA BE L JA M BI SUM BA R LA M PUN G SUM UT JA TIM SUM SE L BE NGK UL U KE PRI SUL SE L BA LI KA LT IM KA LT ENG RIA U JA TE NG SUL UT DK I J aka rta DIY Jiw a

AKB Provinsi AKB Nasional

39 35 30 30 29 28 26 29 31 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 KEPULAUAN ANAMBAS NATUNA KOTA TANJUNGPINANG

BINTAN KARIMUN LINGGA KOTA BATAM

Jiw

a

(25)

Gambar 17

Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Provinsi, Tahun 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Gambar 18

Persentase Kelahiran Ditolong oleh Tenaga Medis Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

42 ,4 8 47 ,2 1 47 ,4 5 48 ,7 2 49 ,0 8 49 ,8 5 59,0 6 60 ,4 3 62 ,4 7 63 ,1 7 63 ,5 5 68 ,8 6 69 ,4 8 70 ,1 7 70 ,5 1 71 ,3 2 76 ,0 1 76 ,3 7 78 ,7 2 82 ,7 1 82 ,8 3 84 ,3 0 85 ,2 0 85 ,2 4 85 ,3 7 85 ,8 6 86 ,3 3 87 ,4 5 88 ,6 8 88 ,8 8 96,2 2 96 ,9 4 98 ,1 4 77,34 0 20 40 60 80 100 120 M AL UK U M AL UT SUL BA R SUL TRA PA PUA NT T KA LB AR PA BA R SUL TE NG GO RONT AL O KA LT ENG BA NT EN SUL SE L JA BA R JA M BI NT B KA LS EL LA M PUN G SUM SE L RIA U SUL UT JA TE NG BE NGK UL U KA LT IM BA BE L NA D JA TIM KE PRI SUM UT SUM BA R BA LI DIY DK I J aka rta Pe rs en

Kelahiran Ditolong Tenaga Medis - Provinsi Kelahiran Ditolong Tenaga Medis - Nasional

58,95 65,05 72,39 93,03 95,41 99,22 87,45 77,34 30 40 50 60 70 80 90 100 110

NATUNA LINGGA KARIMUN KOTA BATAM BINTAN KOTA

TANJUNGPINANG

Pe

rs

en

Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Kab./Kota Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Provinsi Kelahiran Ditolong Tenaga Madis Nasional

(26)

Tabel 6.

Indikator Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Daerah

Penduduk dengan keluhan

kesehatan

Angka Morbiditas Rata-rata Lama

Sakit Penduduk yg Melakukan Pengobatan Sendiri (%) (%) (%) (%) KARIMUN 23,61 13,98 4,30 68,93 BINTAN 29,93 20,80 5,14 76,47 NATUNA 28,56 17,54 5,42 75,27 LINGGA 51,83 37,64 5,21 73,64 KOTA BATAM 42,66 22,45 5,76 60,51 KOTA TANJUNGPINANG 33,13 20,55 5,48 70,07 KEPULAUAN RIAU 37,14 21,36 5,45 65,27 INDONESIA 33,68 18,63 5,51 68,41

(27)

Gambar 19

Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) Tahun 2009

(28)

Tabel 7.

Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)2 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Kabupaten/Kota Kategori

Wilayah

IPKM

Keterangan

Rangking Nilai

KARIMUN KaF 93 0,60 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

BINTAN KaF 149 0,55 Kabupaten Tidak Bermasalah Non Miskin

NATUNA KaD 306 0,46 Kabupaten Bermasalah Non Miskin

LINGGA KaC 267 0,48 Kabupaten Bermasalah Miskin

KOTA BATAM KoD 79 0,60 Kota Bermasalah Non Miskin

KOTA TANJUNG PINANG KoE 52 0,62 Kota Tidak Bermasalah Non Miskin

Sumber: Kementerian Kesehatan, 2010

2 IPKM (Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat) adalah indikator komposit yang dirumuskan dari 24 indikator kesehatan dan dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu: Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar); Susenas (Survei Ekonomi Nasional); dan Survei Podes (Potensi Desa).

(29)

Gambar 20

Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Provinsi (%), Tahun 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Gambar 21

Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

5,9 8 5,7 5 5,1 8 4,8 8 3,6 4 3,5 8 3,3 3 3,2 1 2,9 5 2,8 5 2,7 9 2,7 3 2,5 8 2,4 3 2,4 1 2,3 8 2,3 4 2,2 4 2,1 9 2,0 9 1,9 6 1,8 8 1,7 3 1,6 3 1,6 0 1,5 7 1,3 7 1,2 8 1,1 4 1,1 1 0,8 4 0,8 3 0,7 1 1,97 0 1 2 3 4 5 6 7 SUL BA R GO RONT AL O BA BE L NT T LA M PUN G SUL UT SUL SE L SUL TE NG SUM SE L SUM BA R BE NGK UL U KA LS EL SUL TRA KA LB AR PA BA R JA M BI M AL UT KE PRI NTB BA NT EN JA BA R M AL UK U KA LT IM PA PUA SUM UT KA LT ENG BALI RIA U JA TIM JA TE NG DK I J aka rta NA D DIY Pe rs en

Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Provinsi Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Nasional

3,81 2,84 1,97 1,85 1,31 0,75 2,24 1,97 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5

LINGGA KOTA BATAM BINTAN NATUNA KARIMUN KOTA

TANJUNGPINANG

Pe

rs

en

Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-Kab./Kota Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Provinsi Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun - Nasional

(30)

Tabel 8.

Indikator Pendidikan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Daerah

Angka Partisipasi Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI) Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) Sekolah Menengah Atas (SMA/MA/SMK)

APK APM APK APM APK APM

KARIMUN 116,39 96,35 69,21 63,96 107,17 76,79 BINTAN 108,25 91,43 91,05 71,20 80,72 61,61 NATUNA 128,71 96,48 76,05 55,28 89,39 69,45 LINGGA 107,24 89,79 80,18 63,24 84,20 49,70 KOTA BATAM 110,08 92,33 107,44 79,12 47,72 39,12 KOTA TANJUNGPINANG 119,82 98,90 73,07 70,75 96,60 69,23 KEPULAUAN RIAU 113,44 93,92 92,15 72,53 70,75 53,42 INDONESIA 110,42 94,37 81,25 67,43 62,55 45,11

(31)

Gambar 22

Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Provinsi3 (%), Tahun 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Gambar 23

Proporsi Rumah Tangga Dengan Akses Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

3 Akses terhadap air bersih dengan kontrol jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat

19 ,2 8 31 ,3 9 37,9 7 38 ,1 1 42 ,7 2 43 ,5 0 44 ,5 6 45 ,2 0 45 ,3 4 46 ,8 3 47 ,6 8 48 ,4 6 48 ,6 1 49 ,6 4 51 ,5 4 53 ,0 1 53 ,5 5 53 ,9 4 55 ,4 5 55 ,6 2 55 ,6 8 56 ,5 2 58 ,0 6 59 ,3 1 60 ,4 7 61 ,5 0 61 ,9 3 62 ,5 0 67 ,0 8 69 ,4 7 70 ,6 5 80 ,3 8 87,8 6 58,18 0 20 40 60 80 100 KA LB AR PA PUA BE NGK UL U KA LT ENG PA BA R RIA U M AL UT LA M PUN G NT T JA M BI SUL BA R GO RONT AL O NA D SUL TE NG SUM SE L NT B SUM BA R BA NT EN KA LS EL JA BA R M AL UK U SUM UT SUL SE L SUL TRA BA BE L KE PRI JA TE NG SUL UT JA TIM KA LT IM DIY BA LI DK I J aka rta Pe rs en

Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Nasional

27,4 28,6 33,8 51,8 73,0 80,0 61,50 58,18 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

LINGGA NATUNA KARIMUN BINTAN KOTA BATAM KOTA

TANJUNGPINANG

Pe

rs

en

Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Kab/Kota Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Dengan Air Bersih - Nasional

(32)

Gambar 24

Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Provinsi (%), Tahun 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

Gambar 25.

Proporsi Rumah Tangga Tanpa Akses Sanitasi Menurut Kabupaten/Kota (%), Tahun 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2010

49 ,3 0 48 ,3 4 45 ,7 3 44 ,9 3 42 ,6 8 41 ,7 5 39 ,0 2 34 ,5 8 34 ,6 8 33 ,4 4 32 ,1 0 29 ,2 2 28 ,4 3 28 ,1 4 27 ,4 2 27 ,1 8 26 ,3 6 25 ,4 2 24 ,9 9 24 ,3 7 23 ,3 2 23 ,1 5 22 ,0 5 20 ,2 9 19 ,6 2 16 ,8 0 16 ,4 5 13 ,9 0 12 ,1 5 10 ,9 7 9,6 8 5,6 3 5,0 9 22,78 0 10 20 30 40 50 60 GO RONT AL O NT B PA PUA M AL UK U SUL TE NG M AL UT SUL BA R NA D SUM BA R KA LB AR SUL TRA KA LT ENG BA NT EN PA BA R NT T SUL SE L JA M BI BA BE L BE NGK UL U KA LS EL JA TE NG SUM SE L JA TIM JA BA R SUM UT SUL UT BA LI LA M PUN G KA LT IM RIA U KE PRI DIY DK I J aka rta Pe rs en

Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Nasional

35,86 30,51 26,14 16,07 3,69 1,02 9,68 22,78 0 5 10 15 20 25 30 35 40

LINGGA NATUNA KARIMUN BINTAN KOTA

TANJUNGPINANG

KOTA BATAM

Pe

rs

en

Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Kab/Kota Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Provinsi Proporsi Rumah Tangga Tanpa Sanitasi - Nasional

(33)

Gambar 26

Indeks Pembangunan Manusia4 (IPM) Menurut Provinsi, Tahun 2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

Gambar 27

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2011

4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) adalah pengukuran kesejahteraan dengan membandingkan antara harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup. Ukuran kesejahteraan tersebut diperkenalkan dan diterbitkan oleh PBB dalam Laporan Pembangunan Manusia (Human Development Report) sejak tahun 1990.

64 ,9 4 65 ,2 0 67 ,2 6 69,0 3 69 ,1 5 69 ,1 5 69 ,6 4 69 ,9 2 70 ,0 0 70 ,2 8 70 ,4 8 71 ,1 4 71 ,4 2 71 ,4 2 71 ,6 2 71 ,6 2 71 ,7 0 72 ,1 7 72 ,1 9 72 ,4 9 72 ,7 4 72 ,8 6 72 ,9 2 72 ,9 5 73 ,7 8 74 ,1 9 74 ,6 4 75 ,0 7 75 ,5 6 75 ,7 7 76 ,0 7 76 ,0 9 77,6 0 72,27 58 60 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 PA PUA NTB NTT M AL UT PA BA R KA LB AR SULB AR KA LS EL SULT RA GO RONT AL O BA NT EN SULT ENG LA M PUN G M AL UK U SULS EL JA TIM NAD BALI JA BA R JA TE NG JA M BI BA BE L BE NGK ULU SUM SE L SUM BA R SUM UT KA LT ENG KE PRI KA LT IM DIY RIA U SULUT DK I Ja ka rta In de ks

IPM Provinsi IPM Nasional

68,60 70,56 71,35 73,64 74,44 74,59 77,80 75,07 72,27 62 64 66 68 70 72 74 76 78 80 KEPULAUAN ANAMBAS

NATUNA LINGGA KARIMUN KEPULAUAN RIAU KOTA TANJUNG PINANG

KOTA BATAM

In

de

ks

(34)

Tabel 9.

Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009 dan 2010 Provinsi Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah Pengeluaran

Per Kapita IPM

(Tahun) (Persen) (Tahun) (Ribu Rp PPP)

2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 2009 2010 KARIMUN 69,86 69,91 95,19 95,82 7,81 8,09 636,34 637,79 73,15 73,64 KEPULAUAN RIAU 69,66 69,71 94,50 95,09 8,00 8,63 644,59 646,57 73,66 74,44 NATUNA 68,21 68,31 95,92 96,47 6,93 7,17 615,21 616,41 70,11 70,56 LINGGA 70,02 70,16 91,11 91,64 7,22 7,23 625,42 626,64 71,05 71,35 KEPULAUAN ANAMBAS 67,23 67,40 90,00 90,00 5,35 5,98 626,35 627,54 67,94 68,60 KOTA BATAM 70,76 70,81 98,85 98,94 10,71 10,77 648,13 650,60 77,51 77,80 KOTA TANJUNG PINANG 69,56 69,62 97,31 97,31 9,24 9,42 633,65 635,26 74,31 74,59

KEPULAUAN RIAU 69,75 69,80 96,08 97,19 8,96 9,16 641,63 643,00 74,54 75,07

INDONESIA 69,21 69,43 92,58 92,91 7,72 7,92 631,46 633,64 71,76 72,27

(35)

Gambar 28

Konsumsi Normatif terhadap Produksi Bersih Serealia per Kapita 5 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Sumber: Badan Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten, 2009 dan Kepulauan Riau Dalam Angka (BPS), 2010.

Keterangan:

>1,5 Defisit Tinggi

1 – 1,5 Defisit Sedang

0,5 – 1 Surplus Rendah

0 – 0,5 Surplus Tinggi

0 Data Tidak Tersedia

5 Merupakan salah satu ukuran ketahanan pangan di tingkat Kabupaten dan Kota dan termasuk dalam Peta Kerawanan Pangan Indonesia (Food Insecurity Atlas-FIA) diperkenalkan oleh DKP, Badan Ketahanan Pangan provinsi dan kabupaten bekerja sama dengan World Food Programme (WFP) pada tahun 2005. 45,99 9,58 10,85 19,58 0,00 0,50 1,00 1,50 2,00

(36)

Gambar 29

Peta Kerentanan Terhadap Kerawanan Pangan6 Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Sumber: Badan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI dan WFP, 2009

6 Pada tahun 2009, cakupan diperluas dari 30 provinsi di 265 kabupaten menjadi 32 provinsi dan 346 kabupaten serta merupakan konsolidasi berbagai aspek yang terkait dengan ketahanan pangan, seperti ketersediaan pangan, akses dan distribusi pangan serta gizi dan kesehatan yang dipublikasikan

(37)

Tabel 10.

Komponen Indeks Komposit Ketahanan Pangan, Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2009

Daerah

Ketersediaan Pangan Akses Pangan Akses terhadap Kesehatan dan Gizi Indeks

Komposit Ketahanan Pangan (CFSI -Composite Food Security Index) Produksi Bersih Serealia-Kab./Kota (Kg/ kapita/ hari) Rasio Konsumsi Normatif-Kab./Kota Tingkat Kemiskinan (%) Rasio Non Elektrifikasi Desa tanpa Akses ke Jalan (%) Angka Buta Huruf Perempuan (%) Angka Harapan Hidup (Tahun) Prevalensi Balita Kekurangan Gizi (%) Penduduk tanpa akses pada fasilitas sarana kesehatan (%) Penduduk tanpa akses pada air bersih* (%) 2009 2009 2009 2008 2008 2009 2009 2007 2008 2009 KARIMUN 7 45,99 6,48 11,03 12,96 5,57 69,86 19,8 7,41 66,21 227,4 BINTAN 31 9,58 7,01 16,61 15,69 7,67 69,66 16,7 7,84 48,20 195,2 NATUNA 28 10,85 4,35 17,98 15,05 5,81 68,21 24,6 11,83 71,42 285,2 LINGGA 15 19,58 16,56 26,57 39,13 10,84 70,02 17,9 10,87 72,64 283,5 KEPULAUAN ANAMBAS*** 67,23 53,9 KOTA BATAM** 6,76 3,83 21,88 7,16 70,76 14,6 0,00 27,04 107,6 KOTA TANJUNGPINANG** 13,42 0,18 0,00 3,57 69,56 15,7 0,00 20,03 82,4

Sumber: Badan Pusat Statistik 2011, Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI dan WFP, 2009.

Keterangan:

*Air Bersih dihitung dengan menggunakan kontrol jarak dari tempat pembuangan kotoran/limbah

** Terdapat beberapa komponen dari Indeks Komposit Ketahanan Pangan (CFSI -Composite Food Security Index) yang tidak terhitung karena belum terdata secara lengkap.

*** Data tidak tersedia (wilayah pemekaran).

Tab el 1 0. Kom pone n Ind ek s Ko m pos it Ket ah ana n P angan , Me nur ut Ka bup aten/ Kota , T ah un 2 00 9 D ae ra h Ke te rs ed ia an P an ga n Ak se s Pa ng an Ak se s te rh ad ap K es eh at an d an G iz i In de ks Ko m po si t Ke ta ha na n Pa ng an (C FS I -C om po si te Fo od Se cu rit y In de x) Pr od uk si Be rs ih Se re al ia -Ka b. /K ot a (K g/ k ap ita / ha ri) R as io Ko ns um si N or m at if-Ka b. /K ot a Ti ng ka t Ke m is ki na n (% ) R as io N on El ek tri fik as i D es a ta np a Ak se s ke J al an (% ) An gk a Bu ta H ur uf Pe re m pu an (% ) An gk a H ar ap an H id up (T ah un ) Pr ev al en si Ba lit a Ke ku ra ng an G iz i ( % ) Pe nd ud uk ta np a ak se s pa da fa si lit as sa ra na ke se ha ta n (% ) Pe nd ud uk ta np a ak se s pa da ai r b er si h* (% ) 20 09 20 09 20 09 20 08 20 08 20 09 20 09 20 07 20 08 20 09 R IMUN 7 45 ,9 9 6,48 11 ,0 3 12 ,9 6 5,57 69 ,8 6 19,8 7,41 66 ,2 1 22 7, 4 AN 31 9,58 7,01 16 ,6 1 15 ,6 9 7,67 69 ,6 6 16,7 7,84 48 ,2 0 19 5, 2 TUN A 28 10 ,8 5 4,35 17 ,9 8 15 ,0 5 5,81 68 ,2 1 24,6 11 ,8 3 71 ,4 2 28 5, 2 G A 15 19 ,5 8 16 ,5 6 26 ,5 7 39 ,1 3 10 ,8 4 70 ,0 2 17,9 10 ,8 7 72 ,6 4 28 3, 5 PU LAU AN AN AM BA S** * 67 ,2 3 53,9 TA BAT AM ** 6,76 3,83 21 ,8 8 7,16 70 ,7 6 14,6 0,00 27 ,0 4 10 7, 6 TA T ANJ UNG PI NA N G ** 13 ,4 2 0,18 0,00 3,57 69 ,5 6 15,7 0,00 20 ,0 3 82,4 ber: B ad an Pusa t St at is ti k 2011 , De wa n Ketah anan P angan, De part em en Pertani an R I d an WFP , 2009 . ra ng an : Be rsi h d ih it un g d en gan m en gg un ak an k ont ro l j ar ak d ar i t emp at p emb ua ng an ko to ra n/ limb ah ap at b eb era pa ko m po ne n dar i I nd ek s Ko m posi t K et ah an an P an ga n ( CF SI -Co m posi te F ood S ec urit y In de x) t id ak t er hi tun g ka re na b el um te rd at a se ca ra le ng kap . at a tid ak t ers ed ia ( wi lay ah p em ek ar an ).

(38)

Gambar 30

Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Putus Sekolah Penduduk Usia 7-15 Tahun

Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka putus sekolah penduduk usia 7-15 tahun sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan angka putus sekolah tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan angka putus sekolah jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTs) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin. Kabupaten Lingga merupakan wilayah Prioritas Pertama.

KOTA BATAM KOTA TANJUNGPINANG KARIMUN BINTAN NATUNA LINGGA 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 An gk a Pu tu s Se ko la h Pe nd ud uk U si a 7-15 T ah un Tingkat Kemiskinan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4

(39)

Gambar 31

Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar (SD/MI)

Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan APM SD/MI rendah. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan APM sekolah jenjang pendidikan dasar (SD/MI) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin, wilayah tersebut adalah Kabupaten Lingga.

KARIMUN NATUNA KOTA TANJUNGPINANG BINTAN KOTA BATAM LINGGA 85 95 0 5 10 15 20 Angka P art is ipas i M urni S M P Tingkat Kemiskinan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4

(40)

Gambar 32

Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Peningkatan Angka Partisipasi Murni Jenjang Pendidikan Menengah Pertama

Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka partisipasi murni (APM) sebagai salah satu indikator utama dibidang pendidikan pada jenjang pendidikan menengah pertama dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan APM SMP/MTs rendah. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk meningkatkan APM sekolah jenjang pendidikan menengah pertama (SMP/MTs) dengan target penduduk usia sekolah yang berasal dari rumah tangga miskin, wilayah tersebut adalah Kabupaten Lingga dan Kota Tanjung Pinang. KOTA BATAM KARIMUN BINTAN NATUNA LINGGA KOTA TANJUNGPINANG 50 60 70 80 0 5 10 15 20 Angka P art is ipas i M urni S M P Tingkat Kemiskinan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4

(41)

Gambar 33

Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Angka Kematian Bayi

Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan angka kematian bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan AKB tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan AKB dengan target kelahiran yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah tersebut adalah: Kota Tanjung Pinang.

BINTAN NATUNA KEPULAUAN ANAMBAS LINGGA KARIMUN KOTA BATAM KOTA TANJUNGPINANG 15 20 25 30 35 40 0 5 10 15 20 An gk a Ke m at ia n Ba yi P er 1 .0 00 K el ah ira n H id up Tingkat Kemiskinan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4

(42)

Gambar 34

Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Penurunan Prevalensi Balita Kekurangan Gizi

Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan prevalensi balita kekurangan gizi sebagai salah satu indikator utama dibidang kesehatan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan prevalensi balita kekurangan gizi tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk menurunkan prevalensi balita kekurangan gizi dengan target balita yang berasal dari rumah tangga miskin. Wilayah-wilayah tersebut diantaranya adalah: Kabupaten Lingga.

BINTAN KARIMUN NATUNA LINGGA KOTA TANJUNGPINANG KOTA BATAM 0 5 10 15 20 25 30 0 5 10 15 20 Pre va le ns i Ba lita Ke ku ra ng an G iz i Tingkat Kemiskinan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4

(43)

Gambar 35

Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Air Bersih

Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses air bersih sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas Pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses air bersih rendah. Wilayah-wilayah tersebut adalah: Kabupaten Lingga.

KARIMUN BINTAN NATUNA KOTA BATAM KOTA TANJUNGPINANG LINGGA 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 5 10 15 20 Ak se s Te rh ad ap A ir Be rs ih Tingkat Kemiskinan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4

(44)

Gambar 36

Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Sanitasi

Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses sanitasi sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses sanitasi rendah. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Lingga.

NATUNA KOTA TANJUNGPINANG KARIMUN BINTAN KOTA BATAM LINGGA 0 10 20 30 40 50 0 5 10 15 20 Ta npa Ak se s Te rha dap Sa ni ta si Tingkat Kemiskinan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4

(45)

Gambar 37

Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Akses Terhadap Listrik

Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan proporsi rumah tangga terhadap akses tenaga listrik sebagai salah satu indikator utama dibidang infrastruktur dasar dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan akses tenaga listrik rendah. Wilayah tersebut adalah Kabupaten Lingga.

KOTA TANJUNGPINANG KOTA BATAM LINGGA KARIMUN BINTAN NATUNA 70 75 80 85 90 95 100 105 110 0 5 10 15 20 Ak se s Te rh ad ap L is tri k Tingkat Kemiskinan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4

(46)

Gambar 38

Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Dilakukan Intervensi Dalam Meningkatkan Kesempatan Kerja

Sumber: Hasil Estimasi TNP2K

Dengan menggunakan tingkat kemiskinan sebagai target intervensi dan tingkat pengangguran sebagai salah satu indikator utama dibidang ketenagakerjaan dapat ditentukan wilayah-wilayah yang perlu memperoleh prioritas intervensi. Prioritas pertama adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan tingkat pengangguran tinggi. Pada wilayah tersebut diperlukan langkah-langkah untuk mencipatakan lapangan kerja dan investasi. Prioritas Kedua adalah wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi namun tingkat pengangguran rendah. Pada wilayah ini diperlukan langkah-langkah penanggulangan kemiskinan yang tidak hanya difokuskan pada permasalahan ketenagakerjaan. Wilayah prioritas tersebut diantaranya Kabupaten Bangka Lingga dan Kota Tanjung Pinang. KARIMUN NATUNA BINTAN KEPULAUAN ANAMBAS KOTA BATAM LINGGA KOTA TANJUNGPINANG 4 6 8 10 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Ti ng ka t P en ga ng gu ra n Tingkat Kemiskinan Prioritas 1 Prioritas 2 Prioritas 3 Prioritas 4

(47)

Tabel 11

Rekapitulasi Prioritas Intervensi Menurut Kabupaten Kota7

Kabupaten/Kota Angka Putus Sekolah Usia 7-15 Th Angka Partisipasi Murni SD/MI Angka Partisipasi Murni SMP/MTs AKB Per 1.000 Kelahiran Hidup Prevalensi Balita Kurang Gizi Akses Terhadap Air Bersih Akses Terhadap Sanitasi Akses Terhadap Listrik Tingkat Pengang-guran LINGGA 1 1 1 2 1 1 1 1 1 KOTA TANJUNGPINANG 2 2 1 1 2 2 2 2 1 NATUNA 4 4 3 3 3 3 3 3 3 BINTAN 4 3 3 3 3 3 4 3 4 KARIMUN 4 4 3 4 3 3 4 3 3 KEPULAUAN ANAMBAS 3 4 KOTA BATAM 3 3 4 4 4 4 4 4 4

7 Kabupaten/Kota dalam table di atas diurutkan berdasarkan rata-rata skor nilai Prioritas 1 hingga Prioritas 4.

Tab el 1 1 Re kap it ul asi P ri or itas Inte rv ens i Me nu rut K ab up ate n Kota 7 Ka bu pa te n/ Ko ta An gk a Pu tu s Se ko la h U si a 7-15 T h An gk a Pa rti si pa si M ur ni S D /M I An gk a Pa rti si pa si M ur ni SM P/ M Ts AK B Pe r 1. 00 0 Ke la hi ra n H id up Pr ev al en si Ba lit a Ku ra ng G iz i Ak se s Te rh ad ap A ir Be rs ih Ak se s Te rh ad ap Sa ni ta si Ak se s Te rh ad ap Li st rik Ti ng ka t Pe ng an g-gu ra n LI N G G A 1 1 1 2 1 1 1 1 1 KO TA T AN JU N G PI N AN G 2 2 1 1 2 2 2 2 1 N AT U N A 4 4 3 3 3 3 3 3 3 BI N TAN 4 3 3 3 3 3 4 3 4 KA R IMUN 4 4 3 4 3 3 4 3 3 KE PU LAU AN AN AM BA S 3 4 KO TA B AT AM 3 3 4 4 4 4 4 4 4 7 K ab up at en /K ot a da la m ta bl e di a ta s di ur ut ka n be rd as ar ka n ra ta -ra ta s ko r n ila i P rio rit as 1 h in gg a P rio rit as 4 .

(48)

Gambar 39

Komposisi BLM PNPM Mandiri Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2011

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2011.

Tabel 12.

Komposisi BLM PNPM Mandiri Menurut Kabupaten/Kota (Juta Rupiah), Tahun 2011

Daerah PNPM Perdesaan PNPM Perkotaan Total Alokasi BLM Sumber APBN Sumber APBD Jumlah Kecamatan

Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Kec.

BINTAN 9.200 661 9.861 7.841 2.020 10

KARIMUN 2.850 2.841 5.691 4.573 1.118 9

KEPULAUAN ANAMBAS 4.500 4.500 3.600 900 7

KOTA BATAM 9.995 9.995 8.190 1.805 12

KOTA TANJUNG PINANG 2.000 2.000 1.630 370 4

LINGGA 5.100 5.100 4.080 1.020 5

NATUNA 8.950 8.950 7.160 1.790 12

KEPULAUAN RIAU 30.600 15.497 46.097 37.074 9.023 59

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2011.

Rp7.841 Rp4.573 Rp3.600 Rp8.190 Rp1.630 Rp4.080 Rp7.160 Rp37.074 Rp2.020 Rp1.118 Rp900 Rp1.805 Rp370 Rp1.020 Rp1.790 Rp9.023 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% BINTAN KARIMUN KEPULAUAN ANAMBAS KOTA BATAM KOTA TANJUNG PINANG LINGGA NATUNA KEPULAUAN RIAU

(49)

Gambar 40

Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR Nasional, 2010 - 2011

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

Gambar 41

Perkembangan Rencana, Realisasi Penyaluran Kredit dan Jumlah Debitur KUR di Provinsi Kepulauan Riau, 2010 - 2011

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

18,63 22,41 34,42 51,89 7,81 8,88 16,20 26,47 2,58 2,93 3,81 5,00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 20 30 40 50 60

Maret 2010 Juni 2010 Agustus 2010 Juli 2011

Ju m lah D eb itu r ( Ju ta U nit ) R en ca na d an R ea lis as i P en ya lur an (Tr iliun R up iah )

Rencana Penyaluran Kredit Realisasi Penyaluran Kredit Jumlah Debitur

337,17 137,87 280,87 408,74 135,02 56,30 116,94 192,51 53,12 9,25 11,86 15,92 0 10 20 30 40 50 60 70 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Maret 2010 Juni 2010 Agustus 2010 Juli 2011

Ju m lah D eb itu r ( R ibu U nit ) R en ca na d an R ea lis as i P en ya lur an (M iliar R up iah )

(50)

Gambar 42

Jumlah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang Terserap Menurut Provinsi (Per 31 Juli 2011)

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

Gambar 43

Jumlah Kredit Terserap Per Debitur Menurut Provinsi, (Per 31 Juli 2011)

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

13 2, 95 22 6,6 8 26 0,7 2 28 9,8 3 32 8,5 3 38 4,3 1 40 1,6 0 40 8,7 4 41 9,2 6 45 9,0 0 55 3,4 1 57 8,7 4 60 0,4 1 63 4,3 4 88 7,1 2 92 3,8 9 1.0 56 ,7 6 1.1 43 ,4 8 1.1 52 ,5 6 1.1 59 ,0 9 1.2 17 ,2 6 1.2 70 ,4 2 1.3 37 ,0 0 1.3 58 ,4 2 1.4 11 ,9 9 1.4 12 ,3 5 1.5 37 ,9 3 2.3 46 ,3 0 2.7 14 ,0 0 2.8 50 ,3 1 6.8 82 ,8 4 7.5 64 ,7 2 7.9 80 ,3 3 0 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 0 2.500 5.000 7.500 10.000 KE PRI M AL UT PA BA R SUL BA R GO RONT AL O BE NGK UL U SUL TRA BA BE L M AL UK U PA PUA NTT SUL UT NTB SUL TE NG DIY KA LT ENG JAMBI LA M PUN G BA NT EN BA LI NA D KA LB AR KA LT IM SUM BA R SUM SE L KA LS EL RIA U DK I J aka rta SUM UT SUL SE L JA BA R JA TE NG JA TIM

Rencana Penyaluran Realisasi Penyaluran

2,9 1 3,56 3,66 3,9 2 4,55 4,75 4,76 4,85 4,9 4 4,9 6 5,0 6 5,1 1 5,4 9 5,5 2 5,5 2 5,5 9 5,8 2 6,63 6,8 6 7,1 7 7,71 7,79 8,12 8,18 8,4 0 10 ,1 1 10 ,4 5 10 ,9 8 11 ,9 3 12 ,0 4 12 ,0 9 12 ,5 8 14 ,6 9 5,30 ,0 5,0 10,0 15,0 20,0

(51)

Gambar 44

Jumlah Kredit Terserap Per-Debitur Menurut Bank Penyalur (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 2011)

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

Gambar 45

Komposisi Kredit yang Terserap Menurut Bank Penyalur Provinsi Kepulauan Riau (Juta Rupiah) (Per 31 Juli 2011)

Sumber: Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011

24 ,9 5 32 ,9 8 35 ,9 0 37 ,6 0 44 ,1 3 53 ,8 2 76 ,9 5 78 ,8 1 10 4, 72 22 6, 40 43 4, 20 44 3, 55 77 5, 49 84 3, 27 1. 03 8, 31 1. 49 3, 26 3.013, 01 3. 81 6, 65 13 .8 97 ,6 3 0 4.000 8.000 12.000 16.000 M ilia r R p BNI Rp 9.650 16,05% BANK MANDIRI Rp 13.486 22,44% BTN Rp 1.419 2,36% BANK SYARIAH MANDIRI Rp 127 0,21%

BRI (KUR Ritel) Rp 11.759

19,56%

BRI (KUR Mikro) Rp 23.670

39,38% BRI

Rp 35.429 58,94%

(52)

Gambar 46

Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi, Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2010 (Juta Rupiah)

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan, 2010

Gambar 47

Komposisi Alokasi Belanja Daerah Menurut Fungsi dan Kabupaten/Kota, Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2010

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan, 2010

Pelayanan Umum Rp746.062 40,77% Pendidikan Rp205.346 11,22% Kesehatan Rp130.315 7,12% Ekonomi Rp124.221 6,79%

Perumahan dan Fasilitas Umum Rp559.676 30,59% Perlindungan Sosial Rp26.920 1,47% Lingkungan Hidup Rp8.773 0,48% Pariwisata dan Budaya

Rp12.055 0,66% Ketertiban dan Ketentraman

Rp16.497 0,90% Lainnya Rp64.244 3,51% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Prop. Kepulauan Riau Kab. Natuna Kab. Karimun Kota Batam Kota Tanjung Pinang Kab. Lingga Kab. Bintan Kab. Kepulauan Anambas

Referensi

Dokumen terkait

Gambar diatas bisa dijalankan diatas Windows 98 melalui Remote Desktop Web Connection menggunakan browser internet seperti Internet Explorer Winconnect ini sangat

Moewardi tidak mempengaruhi pemanfaatan lahan komersial di sekitar kawasan karena pelayanan kesehatan memiliki total jumlah perubahan yang menurun tetapi pemanfaatan lahan

interaksi yang nyata antara perlakuan dosis pupuk urea dan umur bibit terhadap tinggi, diameter batang, jumlah daun, luas daun, panjang akar dan berat kering bibit kakao

Berat Biji Tanaman Kacang Kedelai Dari pengamatan terhadap berat biji kacang kedelai dengan pemberian mulsa jerami padi (Oryza sativa) setelah dianalisa dengan sidik ragam

Proses umum yang digunakan untuk mengubah minyak nabati menjadi biodiesel adalah dengan melakukan reaksi transesterifikasi, baik menggunakan katalis asam maupun

Selain itu mengingat luas Batam dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi hingga dualisme kelembagaan yang terjadi di Batam maka diperlukan juga koordinasi

Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

Menghitung simpangan rata – rata bila diberikan data berkelompok dengan panjang kelas genap dan banyak data