• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI ASAS MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI ASAS MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

MELALUI ASAS MANDIRI UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Supriyadi

SMP Negeri 1 Kalitengah Kabupaten Lamongan

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif melalui asas mandiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 8 D SMP N I Kalitengah Kabupaten Lamongan pada mata pelajaran matematika semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri I Kalitengah Kabupaten Lamongan dengan subjek penelitian siswa kelas 8 D SMP Negeri I Kalitengah Kabupaten Lamongan semester Ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Ada tiga instrumen minimal untuk mengumpulkan data yaitu (1) lembar pengamatan/observasi, (2) lembar questionare, dan (3) lembar test. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan angket dianalisis secara deskriptif kuantitatif artinya gambaran keberhasilan dalam proses belajar mengajar diungkapkan dengan prosentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil prestasi belajar siswa pada siklus I (65,84), siklus II (71,68) dan siklus III (79,29). Dengan demikian, pembelajaran kooperatif melalui asas mandiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata kunci: penerapan, pembelajaran kooperatif, asas mandiri, prestasi belajar

Abstract: The purpose of this research was to determine whether to apply the cooperative learning through the independent principle can improve the students’ achievement at eight D grade in the First State Junior High School Kalitengah, Lamongan on the subject of Mathematics in odd semester in the Academic Year of 2015/ 2016. This classroom action research conducted in he First State Junior High School Kalitengah, Lamongan with the research subjects of eightth D graders in the First State Junior High School Kalitengah, Lamongan in the Academic Year of 2015/ 2016. There was three instruments minimum to collect the data that are (1) observation sheet, (2) questionare sheet, and (3) test sheet. The data from observation and questionnaire then was analyzed quantitative descriptively, it means that the description of the learning success was drawn by the increase of the average score of the class. The result showed that the students’ achievement was increased in the first cycle (65.84), the second cycle (71.68) and the third cycle (79.29). Thus, cooperative learning through independent principles could improve the students’ achievement.

Keywords: implementation, cooperative learning, the principle of independent, achievement

(2)

PENDAHULUAN

Bila kita mengajarkan suatu topik tertentu dalam matematika, kita harus memilih pendekatan, strategi, metode, teknik yang sesuai dengan kondisi dan situasi anak yang akan kita ajar, supaya tujuan pengajaran tercapai dengan hasil yang baik. Bila guru tidak dapat menggunakan strategi belajar yang sesuai, hasil belajar yag diharapkan tidak mungkin akan tercapai secara optimal.

Setiap pengajaran mempunyai tujuan pengajaran. Untuk mencapai tujuan dalam pengajaran topic-topik dalam matematika digunakan pendekatan mengajar. Pendekatan yang digunakan bermacam-macam jenisnya. Dalam mengajarkan suatu topic apakah materi pelajaran tersebut disajikan kepada siswa baik secara perorangan maupun secara berkelompok.

Guru dalam malaksanakan kegiatan belajar mengajar selalu menggunakan metode dan teknik serta strategi pembelajaranyang dianggap paling tepat untuk menayjikan suatu matri pelajaran dengan harapan proses belajar mengajar dapat berjalan efiktif Tetapi kenyataan yang ada, sebagian besar siswa kurang/tidak. mampu menguasai materi pelajaran. Rendahnya prestasi belajar pada mata pelajaran matematika membuat guru meakuakn refleksi diri agar dapat merubah metode yang digunakan agar semua tujuan dapat tercapai

Dalam proses pendidikan kegiatan belajar merupakan kegiatan yang inti atau kegiatan yang utama. Secara psikologis, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh peubahan tingkah laku untuk mendapatkan pola-pola respon yang diperlukan dalam interaksi lingkungan secara efisien. Dalam kegiatan banyak siswa yang kurang atau tidak memperhatikan cara belajar yang efektif, sehingga prestasi yang diperoleh kurang memuaskan

Mengembangkan anak didik untuk terus mampu berpikir harus dijadikan landasan pelaksanaan pengajaran dan pendidikan, termasuk pada pengajaran mata pelajaran Matematika. Jika guru mata pelajaran Matematika benar – benar aktif dan kreatif tidak akan kehabisan bahan untuk mengembangkan pikiran anak didik. Gejala dan masalah sosial yang dialami dapat dijadikan bahan perangsang bagi mereka untuk berpikir.

Rencana merupakan tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek – efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat mengatasi hambatan. Dengan perencanaan yang baik seorang praktisi akan lebih bertindak dengan lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan, partisipasi harus bekerja sama dalam diskusi untuk membangun suatu kesamaan dalam menganalisis dan memperbaiki pengertian maupun tindakan dalam situasi tertentu.

Dalam setiap perencanaan proses pembelajaran salah satu aspek yang diperhatikan adalah metode pembelajaran. Sebab metode-metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran pada dasarnya memberikan petunjuk tentang apa yang harus dikerjakan pada saat proses pembelajaran maupun setelah proses pembelajaran. karena itu metode-metode yang harus dipilih dan digunakan oleh guru disesuaikan dengan kondisi siswa agar membangkitkan aktivitas belajar siswa. Oleh sebab itu apabila guru bermaksud mengembangkan keaktifan belajar siswa hendaknya memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, agar dapat menunjang aktivitas belajar siswa. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul : “Penerapan Pembelajaran Kooperatif

(3)

Melalui “Asas Mandiri“ Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas 8 D SMP Negeri I Kalitengah Kabupaten Lamongan Pada Mata Pelajaran Matematika Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015”

Tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif melalui asas mandiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 8 D SMP N I Kalitengah Kabupaten Lamongan pada mata pelajaran matematika semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015

Perkembangan anak menuju dewasa memerlukan perlakuan yang berbeda seiring perkembangan usia dan kemetangannya. Salah satu sifat yang perlu dihayati dan dimiliki siswa adalah tanggung jawab pribadi pada kebutuhan dan penyiapan pemetangan dirinya. Oleh karena pengalaman disiplin pribadi dalam usaha mencapai cita-cita, termasuk menguasai ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan nilai serta sikap perlu ditumbuhkan dengan memberikan tanggung jawab pemecahan masalah pada siswa. Upaya kerja keras untuk memecahkan masalah atau tantangan yang bersifat tugas individual maupun kelompok perlu dikembangkan. Siswa perlu dibiasakan untuk mencapai kepuasan dengan usaha yang keras dari diri siswa sendiri.

METODE PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif melalui asas mandiri untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran Matematika pada siswa kelas 8 D SMP Negeri I Kalitengah Kabupaten Lamongan semester Ganjil tahun pelajaran 2014/2015.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 8 D SMP Negeri I Kalitengah

Kabupaten Lamongan semester Ganjil tahun pelajaran 2014/2015.

Ada tiga instrumen untuk mengumpulkan data yaitu: lembar pengamatan/observasi, lembar questionare, dan lembar tes.

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan angket dianalisis secara deskriptif kuantitatif artinya gambaran keberhasilan dalam proses belajar mengajar diungkapkan dengan prosentase.

HASIL PENELITIAN Siklus Pertama

Perencanaan

1. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran (prota, promes, RPP) 2. Guru menjelaskan peraturan yang

harus ditaati oleh semua siswa.

3. Guru menjelaskan pembelajaran kooperatif asas mandiri

4. Siswa memperhatikan dan kalau perlu mencatat poin-poin yang penting Pelaksanaan.

1. Guru meminta siswa untuk duduk di meja-meja kelompok masing-masing. 2. Setiap kelompok mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru secara berkelompok.

3. Setelah selesai menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, dan semua anggota diusahakan tahu dan mengerti jawaban yang ada.

4. Guru membeikan soal tantangan yang tidak sama dengan soal-soal yang dibeikan kepada siswa sebelumnya. 5. Guru memberikan waktu kepada

siswa dan siswa tidak boleh saling membantu walaupun satu kelompok. 6. Siswa yang bisa menjawab akan

mendapatkan nilai bonus individu. 7. Sedangkan hasil jawaban kelompok

akan diberikan nilai secara kelompok. 8. Guru memberikan post test (diberikan

(4)

9. Sebelum pembelajaran berakhir guru memberikan angket kepada siswa untuk diisi.

Pengamatan

Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut : Pada pertemuan pertama minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika meningkat menjadi

64,10 %, dan dari hasil post test diperoleh siswa yang mendapatkan angka di atas 65 sebesar 79,49 %. Sedangkan aktivitas guru awal siklus sebesar 68,75 % menjadi 70 % pada akhir siklus. Data hasil pengamatan pada sklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Aktivitas Guru Minat Siswa Post Test

Siklus I

Awal Akhir Awal Akhir

68,75 % 70 % 51,25 % 64,10 % 65,84

Refleksi

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan selama siklus I dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Guru telah mampu mengelola dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP yang ada. Hal ini berdasarkan data hasil observasi terhadap aktivtas guru dalam kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan dari 68,75 % menjadi 70 % di akhir siklus pertama. 2. Sebagian besar siswa mulai berminat dan aktif belajar Matematika. Hal ini berdasarkan data hasil observasi pada awal siklus sebesar 51,25 % dan pada akhir sikus menjadi 64,10 %,

3. Kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran Matematika mengalami peningkatan. Hal ini terlhat dari data hasil Post Tet akhir siklus pertama yang memperoleh nilai lebih dari 65 sebesar 79,49 % dan rata-rata mencapai 65,84. dibandingkan sebelum dilakukan tindakan penelitian rata-rata hanya 60,77

4. Masih banyak siswa yang kurang aktif karena masih belum terbiasa dengan adanya permainan yang diberikan oleh guru.

5. Siswa masih banyak yang belum mampu menyelesaikan tugas yang diberikan.

Untuk memperbaiki kelemahan – kelemahan dan mempertaankan serta meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus pertama, maka pada pelaksanaan sklus kedua direncanakan :

1. Guru diharapkan mampu

mempertahankan dan atau meningkatkan penngelolaan kegiatan pembelajaran.

2. Guru menjelaskan terlebih dahulu sekilas tentang materi yang akan diberikan sebelum proses pembelajaran.

Siklus kedua Perencanaan

1. Guru menyiapkan perangkat pembelajaran (prota, promes, RPP) 2. Guru menjelaskan peraturan yang

harus ditaati oleh semua siswa.

3. Guru menjelaskan Teknik TPS (Think-Pair-Share)

4. Siswa memperhatikan dan kalau perlu mencatat poin-poin yang penting Pelaksanaan

1. Guru meminta siswa untuk duduk di meja-meja kelompok masing-masing. 2. Setiap kelompok mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru secara berkelompok.

3. Setelah selesai menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, dan semua anggota diusahakan tahu dan mengerti jawaban yang ada.

(5)

4. Guru membeikan soal tantangan yang tidak sma dengan soal-soal yang dibeikan kepada siswa sebelumnya. 5. Guru memberikan waktu kepada

siswa dan siswa tidak boleh saling membantu walaupun satu kelompok. 6. Siswa yang bisa menjawab akan

mendapatkan nilai bonus individu. 7. Sedangkan hasil jawaban kelompok

akan diberikan nilai secara kelompok. 8. Guru memberikan post test (diberikan

setiap akhir siklus)

9. Sebelum pembelajaran berakhir guru memberikan angket kepada siswa untuk diisi.

Pengamatan

Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut : Pada pertemuan pertama minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika meningkat menjadi 76,92 %, dan dari hasil pot test diperoleh siswa yang mendapatkan angka di atas 65 sebesar 92,3 %. Sedangkan aktivitas guru awal siklus sebesar 75 % menjadi 77,08 % pada akhir siklus. Data hasil pengamatan pada sklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Aktivitas Guru Minat Siswa Post Test

Siklus II

Awal Akhir Awal Akhir

75 % 77,08 % 64,10 % 76,92 % 71,68

Refleksi

Berdasarkan data tabel di atas, perubahan-perubahan yang terjadi selama pelaksanaan siklus kedua adalah sebagai berikut :

1. Guru telah mampu mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran. Hal ini berdasarkan data hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam proses belajar mengajar mengalami peningkatan dari 75 % pada siklus pertama menjadi 77,08 % pada siklus kedua.

2. Selama pengembangan materi, siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data hasil observasi terhadap minat belajar siswa selama siklus II.

3. Sebagian besar siswa telah mulai terbiasa dengan permainan yang dilakukan, hal ini terlihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung, siswa lebih aktif dan berusaha untuk mendapatkan nilai tertingi.

4. Kemampuan siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data

hasil tes akhir siklus mengalami peningkatan dari 65,84 pada siklus pertama menjadi 71,68 pada siklus kedua.

Untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan dan mempertahankan serta meningkatkan serta meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai pada siklus kedua, direncanakan pelaksanaan tindakan kelas pada siklus ketiga sebagai berikut :

1. Guru diharapkan mampu

mempertahankan serta meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran. 2. Guru memotivasi seluruh siswa di

dalam kelompoknya masing-masing agar dapat mempertahankan, memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan tugas dan mendapatkan nilai yang tinggi.

3. Guru memberitahukan materi yang akan dibahas, sehingga siswa lebih siap dalam permainan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran.

(6)

Siklus ketiga

Siklus ketiga merupakan siklus terakhir dalam pelaksanaan action research ini. Kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus pertama dan kedua diharapkan dapat dikurangi dan dihilangkan pada siklus ketiga ini.

Perencanaan

1. Guru berusaha mempertahankan dan meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran

2. Guru memotivasi kepada siswa agar

mampu meningkatkan

kemampuannya dengan belajar di rumah giat, karena materi yan akan dipelajari sebelumnya diberitahukan terlebih dahulu.

Pelaksanaan

1. Guru meminta siswa untuk duduk di meja-meja kelompok masing-masing.

2. Setiap kelompok mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara berkelompok.

3. Setelah selesai menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, dan semua anggota diusahakan tahu dan mengerti jawaban yang ada.

4. Guru membeikan soal tantangan yang tidak sama dengan soal-soal yang dibeikan kepada siswa sebelumnya.

5. Guru memberikan waktu kepada siswa dan siswa tidak boleh saling membantu walaupun satu kelompok. 6. Siswa yang bisa menjawab akan

mendapatkan nilai bonus individu. 7. Sedangkan hasil jawaban kelompok

akan diberikan nilai secara kelompok.

8. Guru memberikan post test (diberikan setiap akhir siklus)

9. Sebelum pembelajaran berakhir guru memberikan angket kepada siswa untuk diisi.

Pengamatan

Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut : Pada pertemuan pertama minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika meningkat menjadi 89,74 %, dan dari hasil pot test diperoleh siswa yang mendapatkan angka di atas 65 sebesar 100 %. Sedangkan aktivitas guru awal siklus sebesar 78,33 % menjadi 79,58 % pada akhir siklus. Data hasil pengamatan pada siklus III dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Aktivitas Guru Minat Siswa Post Test

Siklus III

Awal Akhir Awal Akhir

78,33 % 79,58 % 76,92 % 89,74 % 79,29

Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dari kolaborator dan dari peserta actioan research di kelas masing-masing. Dapat disimpulkan sebagai berikut :

Berdasarkan data tabel di atas, perubahan-perubahan yang terjadi selama pelaksanaan siklus kedua adalah sebagai berikut :

1. Guru telah mampu mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan kegiatan pembelajaran. Hal ini berdasarkan data hasil observasi

terhadap aktivitas guru dalam proses belajar mengajar mengalami peningkatan dari 78,33 % pada siklus kedua menjadi 79,58 % pada siklus ketiga.

2. Selama pengembangan materi, siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data hasil observasi terhadap minat belajar siswa selama siklus III.

3. Sebagian besar siswa menyukai dengan permainan yang dilakukan, hal ini terlihat pada saat proses

(7)

belajar mengajar berlangsung, siswa lebih aktif dan berusaha untuk mendapatkan nilai tertingi.

4. Kemampuan siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data hasil tes akhir siklus mengalami peningkatan dari 71,68 pada siklus kedua menjadi 79,29 pada siklus ketiga

Refleksi keseluruhan

Berdasarkan uraian di atas mulai dari pelaksanaan siklus pertama sampai siklus ketiga, dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran kooperatif melalui asas mandiri ini sangat menyenangkan siswa dan membuat siswa lebih aktif. Siswa terlihat bersemangat dan antusias belajar mata pelajaran Matematika. Selain itu suasana pemberian tugas ini menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Kemampuan siswa dalam memahami materi Matematika selama kegiatan penelitian ini terus mengalami peningkatan karena kegiatan ini mencakup semua materi yang akan disampaikan dengan materi tang memiliki topik yang berbeda.

Pada siklus terakhir kegiatan ini, siswa dilatih untuk menyelesaikan tugas yang bervariasi. Disamping itu karena siswa semakin menyukai dan semakin berminat untuk belajar Matematika, sehingga materi yang semula biasanya membosankan menjadi menyenangkan. Dan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran Matematika semakin meningkat, ini terlihat dari semakin meningkatnya hasil post test yang diperoleh mulai dari siklus pertama hingga siklus ketiga.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil data pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif melalui asas mandiri ini dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar mata pelajaran Matematika pada siswa Kelas 8 D SMP Negeri I Kalitengah Kabupaten Lamongan semester Ganjil Tahun Pelajaran 2014/2015.

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Sutrisno. 1990. Metode Penelitian IV. Jakarta : Andi Offset

Herwindo, H. (1998).Bagaimana murid Belajar. Jakatra: Derjen Dikdasmen-Depdikbud

Nawangwulan, Tatit.2000. Media gambar seri sebagai sarana pembelajaran writing (menulis). Genten kali. Tahun III No. 2. hlm. 19-21

Soekartiwi. 1996. Rancangan Instructional. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Syah, M. (1995). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Tim Instruktur Propinsi Jawa Tengah.

(1999). Beberapa agenda reformasi pendidikan dalam perspektif abad 21. Magelang: Tera Indonesia. Usman, M.U. (1996) Menjadi Guru

Profesional. Bandung: Remaja Rosda karya.

Winataputra. (1993). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dalam upaya membantu Credit Analyst dalam kegiatan pengambilan keputusan konsumen layak kredit, diperlukan sebuah model sistem pendukung keputusan

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,

Hasil uji coba akan di bahas melalui forum diskusi group (FGD) dengan melibatkan para ahli. Hasil dari FGD akan diseminarkan secara Nasional dan penerbitan buku

Melihat latar belakang dan permasalahan yang mendasari pemikiran dalam penulisan studi ini mempunyai tujuan dalam hal ini tersusunnya suatu strategi untuk

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat memahami konsep jaringan komputer : Pengertian jaringan komputer, konfigurasi jaringan di system operasi windows dan linux,

Memandangkan kajian ini yang lebih spasefik terhadap otot tangan menerusi latihan bebanan, pengkaji telah menjadikan ujian 25 meter speed swimm sebagai kayu ukur dalam

Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t dua sampel independen untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas kontrol dengan

1) Untuk memperbaiki terms of trade (TOT). 2) Untuk melindungi industri yang baru tumbuh ( infant industry ) terhadap persaingan industri luar negeri yang lebih besar dan