• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III DATA Promosi Pengertian Promosi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III DATA Promosi Pengertian Promosi"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DATA

3.1. Promosi

3.1.1. Pengertian Promosi

Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan.

• Menurut Basu Swastha DM dan Irawan dalam Angipora (1999), promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu prodak atau jasa.

• Menurut Stanson dalam Angipora (1999), promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel - variabel periklanan, penjualan personal dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. • Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001), promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pora calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.

• Menurut Fandy Tjiptono (2004), bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada potensial dan aktual.

Metode - metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi penjualan, penjualan perseorangan dan hubungan masyarakat. Promosi menunjuk pada berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Sehingga dapat disimpulkan mengenai promosi yaitu dasar kegiatan promosi adalah

(2)

komunikasi perusahaan dengan konsumen untuk mendorong terciptanya penjualan. Kegiatan promosi dewasa ini dirasakan semakin penting dan dibutuhkan. Hal ini terjadi karena adanya jarak antara produsen dan konsumen yang bertambah jauh dan jumlah pelanggan potensial yang bertambah banyak serta adanya perantara. Dengan adanya perantara ini maka perusahaan tidak lagi untuk berkomunikasi dengan konsumen. Menurut Drs. Basu Swastha SH dan Irawan (1993), promosi dipandang sebagai

arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dan pemasaran. Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa betapapun bermanfaat suatu produk akan tetapi jika tidak dikenal konsumen, maka produk tersebut tidak akan dibeli, oleh karena itu perusahaan harus berusaha menciptakan permintaan atau produk itu dan kemudian dipelihara dan dikembangkan.

3.1.2. Fungsi Promosi

Adapun fungsi dari promosi yaitu:

• Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Perhatian calon pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses pengambilan keputusan di dalam membeli suatu barang dan jasa.

• Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli. Perhatian yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan dilanjutkan pada tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Yang dimaksudkan dengan tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang akan menjadi fungsi utama promosi.

• Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu, maka timbul rasa ingin memilikinya. Bagi calon pembeli merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakaiannya, dan sebagainya), maka rasa ingin memilikinya ini semakin besar dan diikuti oleh suatu keputusan untuk membeli.

(3)

3.1.3. Tujuan Promosi

Ada beberapa tujuan yang terdapat dalam promosi yaitu:

• Menginformasikan, maksudnya adalah menginformasikan pasar tentang produk baru, mengemukakan manfaat baru sebuah produk, menginformasikan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan bagaimana produk bekerja, menggambarkan jasa yang tersedia, memperbaiki kesan yang salah, mengurangi ketakutan pembeli, membangun citra perusahaan.

• Membujuk, maksudnya mengubah persepsi mengenai atribut produk agar diterima pembeli.

• Mengingatkan, maksudnya agar produk tetap diingat pembeli sepanjang masa, mempertahankan kesadaran akan produk yang paling mendapat perhatian. Seteiah diadakan Promosi diharapkan audiens, yaitu adanya pembelian dan kepuasan yang tinggi. Pembelian adalah akhir dari proses komunikasi. Pembeli juga memiliki keterikatan yang tinggi dengan produk yang dikonsumsinya. Ada enam hal yang dapat menjelaskan komunikasi tersebut yaitu:

Kesadaran (Awareness)

Jika sebagian besar audiens sasaran tidak menyadari obyek tersebut, maka tugas komunikator adalah membangun kesadaran dari mengenai produk dan terus mengenalkan produk ke audiens.

Pengetahuan (Knowledge)

Diharapkan audiens memiliki kesadaran tentang perusahaan atau produk yang telah dikeluarkan dan jangan sampai audiens tidak mengetahui produk tersebut.

Menyukai (Liking)

Dapat mengetahui perasaan mereka terhadap produk yang dikonsumsi oleh audiens, sehingga audiens dapat menyukai produk tersebut.

(4)

Preferensi (Preference)

Dapat dikatakan audiens menyukai produk tersebut dan lebih memilih produk itu dibanding produk lain.

Keyakinan (Conviction)

Audiens diharapkan yakin untuk membeli produk yang sudah dipilihnya.

Pembelian (Purchase)

Pembelian yang dilakukan audiens, adalah tahap terakhir dalam komunikasi.

3.1.4. Variabel-Variabel Promosi

Menurut Kotler & Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima, yaitu :

• Periklanan (advertising)

Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.

• Penjualan Personal (personal selling)

Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.

• Promosi penjualan (sales promotion)

Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa.

• Hubungan masyarakat (public relation)

Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun “citra perusahaan” yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan.

(5)

• Pemasaran langsung (direct marketing)

Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung. Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang dilakukan dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga dengan kegiatan tersebut konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.

3.2. Media Promosi Cetak

3.2.1. Pengertian Media Promosi Cetak

Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri dari lembaran kertas dengan sejumlah kata, gambar, atau foto dengan tata warna dan halaman putih. Media cetak merupakan dokumen atas segala dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar , foto, dan sebagainya.

Dalam pengertian ini, media cetak yang dipakai untuk memasang iklan adalah surat kabar dan majalah. Dalam media ini dikenal jenis iklan baris, iklan display, dan iklan advetorial. Iklan baris adalah iklan yang pertama kali dikenal masyarakat. Umumnya hanya terdiri dari iklan lowongan pekerjaan, iklan penjualan rumah, mobil bekas, tanah, handphone, dan penawaran jasa tertentu. Iklan ini ukurannya kecil dan banyak mengandung singkatan tertentu. Iklan display merupakan iklan yang paling dominan pada surat kabar maupun majalah. Ukurannya sangat bervariasi, biasanya minimal dua kolom, hingga maksimal satu halaman. Iklan advertorial adalah iklan yang ditulis dengan gaya editorial. Isi pesan dan gaya penulisannya lebih serius.

(6)

3.2.2 Karakteristik Media Promosi Cetak

Iklan di media cetak baik itu yang terdapat dalam surat kabar maupun majalah, memiliki karakteristik sebagai berikut :

• Tergolong praktis, cepat, dengan harga terjangkau.

• Daya jangkau dan edar surat kabar dapat sampai pelosok. Perkembangan zaman telah menciptakan segmentasi, dan megidentifikasi surat kabar dan majalah menurut karakteritik sosial pendidikan pembacanya.

• Peranan jenis huruf, ukuran, aspek layout turut menentukan keberhasilan iklan.

• Dapat bertahan, tidak satu kali lalu habis.

Anatomi yang dipakai untuk eksekusi (produksi) iklan media cetak menurut Mardjadikara (2004: 25), sebagai berikut :

• Headline atau judul yang tentunya harus ada kaitannya dengan bodycopy. • Visual, ilustrasi, gambar atau foto orang model atau apa pun yang berkaitan dengan konsep kreatif dan atau foto produk itu sendiri

.

• Bodycopy atau teks yang memberikan informasi lebih rinci tentang produk atau jasa yang akan dijual.

• Product shot atau foto produk (yang sekaligus bisa menampilkan nama merk) Product shot ini bisa saja merupakan ilustrasi utama.

• Baseline yang bisanya terletak paling bawah di layout iklan. Dibagian bawah ini bisa dimasukkan, slogan, cath phrase, atau nama dan alamat perusahaan pengiklan.

Disebutkan juga adanya unsur lain dalam anatomi iklan media cetak, yaitu: • Kupon, jika pengiklan menginginkan respon langsung (direct respon) dari sasaran atau untuk kepentingan survei konsumen.

(7)

• Flash yaitu, misalnya perkataan Baru, Diskon, Cuci Gudang yang ditulis dengan grafis tertentu untuk mendapat pehatian khusus konsumen.

Terkadang ada iklan yang dibuat sengaja tidak lengkap. Misalnya hanya memuat headline dan tidak jelas mengiklankan produk atau jasa apa yang ditawarkan. Atau tanpa headline sama sekali, namun iklan ini menampilkan produk tanpa label atau sebagian saja. Inilah iklan yang biasanya disebut dengan teaser, yang maksudnya sebagai prakondisi kampanye utama yang akan dilancarkan. Ide strategi keratif dari iklan ini adalah menciptakan rasa penasaran orang akan iklan berikutnya.

3.3. Layout

3.3.1 Pengertian Layout

Layout atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tata letak adalah pengaturan tulisan – tulisan dan gambar - gambar. Sebuah layout dapat bekerja dan mencapai tujuannya bila pesan-pesan yang akan disampaikan dapat segera ditangkap dan dipahami oleh pengguna dengan suatu cara tertentu. Selanjutnya, sebuah layout harus ditata dan dipetakan secara baik supaya pengguna dapat berpindah dari satu bagian ke bagian yang lain dengan mudah dan cepat. Akhirnya, sebuah layout harus menarik untuk mendapatkan perhatian yang cukup dari penggunanya. Ada tiga kriteria dasar untuk sebuah layout yang dikatakan baik, yaitu : It Works (mencapai tujuannya), It Organizes (ditata dengan baik) dan It Attracts (menarik bagi pengguna).

Sumber : http://cartographilia. files.wordpress.com/2008/11/ zora-poster-layout

Sumber : http://creativenerds.co.uk/wp-content/ uploads/2009/02/design-agency-layout.jpg

(8)

Layout atau tata letak merupakan satu keputusan yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Banyak dampak strategis yang terjadi dari hasil keputusan tentang layout, diantaranya kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya, kualitas lingkungan kerja, kontak konsumen dan citra perusahaan. Layout yang efektif membantu perusahaan mencapai sebuah strategi yang menunjang strategi bisnis yang telah ditetapkan diantara diferensiasi, biaya rendah maupun respon cepat.

Dalam semua kasus yang terjadi, layout seharusnya mempertimbangkan bagaimana cara mencapai:

1. Pemanfaatan lebih tinggi atas ruang, fasilitas dan tenaga kerja. 2. Perbaikan aliran informasi, barang atau tenaga kerja.

3. Meningkatkan moral kerja dan kondisi keamanan yang lebih 4. Meningkatkan interaksi perusahaan dengan konsumen. 5. Peningkatan fleksibilitas.

Dari waktu ke waktu, desain layout perlu dipertimbangkan sebagai sesuatu yang dinamis dan punya fleksibilitas.

3.3.2 Prinsip Desain / Layout

Menurut Tom Lincy (dalam Design Principle for Desktop Publishing) :

• Proporsi ( Proportion )

Proporsi yang dimaksud adalah kesesuaian antara ukuran halaman dengan isinya. Didalam dunia tata layout, dikenal ukuran kertas atau bidang kerja yang paling popular, yaitu dengan ukuran Letter, 8,5” x 11”.

• Keseimbangan ( Balance )

Prinsip keseimbangan merupakan suatu pengaturan agar penempatan suatu elemen dalam suatu halaman memiliki efek keseimbangan. Terdapat dua macam keseimbangan yaitu keseimbangan formal atau asimetris dan keseimbangan informal atau tidak asimetris. Keseimbangan formal dapat digunakan untuk menata letak elemen – elemen grafis agar terkesan rapi dan formal. Prinsip keseimbangan formal atau simetris sering digunakan dalam karya publikasi yang dibuat untuk memberi kesan dapat dipercaya, dapat diandalkan, serta memberi kesan aman.

(9)

Sebaliknya, keseimbangan informasi memiliki tampilan yang tidak simetris. Pada dasarnya, setiap elemen yang disusun memilki kesan yang seimbang, hanya saja cara pengaturannya tidak sama.

• Kontras ( contrast )

Masing – masing elemen pada halaman haruslah ada yang dominan. Dapat menonjolkan headlinenya, ilustrasi atau fotonya, maupun white space – nya. Jika semua elemen sama menonjolnya, maka mereka akan berebut mencari perhatian. Dalam pemilihan huruf misalnya, penggunaan huruf tebal yang dikombinasikan dengan huruf tipis dapat menimbulkan kontras. Huruf berukuran besar jika disandingkan dengan huruf berukuran kecil juga akan menimbulkan kontras. Banyak yang dapat dilakukan untuk memadu objek agar muncul kontras sehingga diperoleh fokus perhatian.

• Irama ( Rhythm )

Irama sebenarnya memiliki arti sama dengan repetition alias pola perulangan yang menimbulkan irama yang enak diikuti. Penggunaan pola warna maupun motif yang diulang dengan irama tertentu merupakan salah satu prinsip penyusunan layout.

• Kesatuan ( Unity )

Prinsip kesatuan atau unity ( pakar lain menyebut proximity = Kedekatan ) adalah hubungan antara elemen – elemen desain yang semula berdiri sendiri – sendiri serta memilki ciri sendiri –sendiri yang disatukan menjadi satu kesatuan yang baru dan akan memiliki fungsi baru yang utuh. Disamping lima prinsip di atas, terdapat dua prinsip lagi yang penting terutama untuk layout penerbitan berkala. Dua prinsip tersebut yaitu konstanta dan variabel. “Konstanta adalah elemen-elemen yang konstan, elemen yang selalu dipertahankan. sedangkan variabel adalah elemen-elemen yang berubah.” (Koskow, Merupa Buku, pp. 171-172) Konstanta dan variabel memperjelas prinsip konsistensi.

Tipografi merupakan unsur penting dalam layout. Tipografi sebaiknya tidak dipahami sebatas memilih jenis huruf. Tipografi adalah soal mengorganisasikan huruf. Pengorganisasian tersebut tak sebatas memilih jenis huruf yang cocok untuk headline, subheadline, body text, caption, dll. Pengorganisasian disini meliputi pengaturan jarak antar baris, antar huruf, antar kata, spasi, termasuk

(10)

memastikan bentuk / anatomi huruf yang sebaiknya memiliki perbedaan dengan angka (misalkan huruf i kapital sebaiknya tidak sama dengan angka 1). Pemilihan jenis huruf juga dengan memerhatikan kelengkapan seri huruf seperti regular, bold, bold italic, italic. Tipografi pun termasuk ke dalam prinsip konstanta dan variabel. Misalkan, body text surat kabar atau jurnal umumnya merupakan konstanta, baik jenis maupun ukuran. Sedangkan untuk headline selain memiliki konstanta pada jenis huruf biasanya memiliki variabel ukuran dengan alasan pertimbangan keseimbangan ruang. Disamping itu, body text yang konstan berkaitan dengan hitungan jumlah karakter yang telah disesuaikan dengan kebutuhan ruang/kolom.

3.3.3 Jenis – Jenis Layout

• Mondrian Lay Out

Mengacu pada konsep seorang pelukis Belanda bernama Piet Mondrian, yaitu: penyajian iklan yang mengacu pada bentuk-bentuk square/landscape/ portait, dimana masing-masing bidangnya sejajar dengan bidang penyajian dan memuat gambar/copy yang saling berpadu sehingga membentuk suatu komposisi yang konseptual.

• Multi Panel Lay Out

Bentuk iklan dimana dalam satu bidang penyajian dibagi menjadi beberapa tema visual dalam bentuk yang sama (square/double square semuanya).

• Picture Window Lay Out

Tata letak iklan dimana produk yang diiklankan ditampilkan secara close up. Bisa dalam bentuk produknya itu sendiri atau juga bisa menggunakan model (public figure).

• Copy Heavy Lay Out

Tata letaknya mengutamakan pada bentuk copy writing (naskah iklan) atau dengan kata lain komposisi lay out nya didominasi oleh penyajian teks (copy).

(11)

• Frame Lay Out

Suatu tampilan iklan dimana border/bingkai/frame nya membentuk suatu naratif (mempunyai cerita).

• Shilhoutte Lay Out

Sajian iklan yang berupa gambar ilustrasi atau tehnik fotografi dimana hanya ditonjolkan bayangannya saja. Penyajian bisa berupa Text-Rap/warna spot color yang berbentuk gambar ilustrasi atau pantulan sinar seadanya dengan tehnik fotografi.

• Type Specimen Lay Out

Tata letak iklan yang hanya menekankan pada penampilan jenis huruf dengan point size yang besar. Pada umumnya hanya berupa Head Line saja.

• Sircus Lay Out

Penyajian iklan yang tata letaknya tidak mengacu pada ketentuan baku. Komposisi gambar visualnya, bahkan kadang-kadang teks dan susunannya tidak beraturan.

• Jumble Lay Out

Penyajian iklan yang merupakan kebalikan dari sircus lay out, yaitu komposisi beberapa gambar dan teksnya disusun secara teratur.

• Grid Lay Out

Suatu tata letak iklan yang mengacu pada konsep grid, yaitu desain iklan tersebut seolah-olah bagian per bagian (gambar atau teks) berada di dalam skala grid.

• Bleed Lay Out

Sajian iklan dimana sekeliling bidang menggunakan frame (seolah-olah belum dipotong pinggirnya). Catatan: Bleed artinya belum dipotong menurut pas cruis (utuh) kalau Trim sudah dipotong.

• Vertical Panel Lay Out

Tata letaknya menghadirkan garis pemisah secara vertical dan membagi lay out iklan tersebut.

(12)

• Alphabet Inspired Lay Out

Tata letak iklan yang menekankan pada susunan huruf atau angka yang berurutan atau membentuk suatu kata dan diimprovisasikan sehingga menimbulkan kesan narasi (cerita).

3.4. Format Kertas

Standar ukuran kertas yang digunakan seluruh dunia (kecuali di Amerika dan Kanada) termasuk di Indonesia adalah ISO 216. Standar ini menggunakan rasio 1 dibanding 1.4142 untuk ukuran lebar dibanding ukuran kertas. Rasio ini diperkenalkan pertama kali oleh seorang peneliti Jerman, Geong Ichtenberg pada tahun 1786.

Standar ISO 216 mempunya tiga seri, yaitu A, B, dan C yang masing – masing ukuran di tandai dengan angka belakangnya. Misalnya seri A : A0, A1, A2, A3, A4, A5. Setengah ukuran A0 adalah A1, dan A2 merupakan setengah A1, dan seterusnya.

(13)

3.5. Jenis – Jenis Kertas HVS

Bahan kertas sedikit kasar, umumnya dipakai untuk fotocopy / printer deskjet, kertas jenis ini banyak dijual di toko-toko buku. Gramasi yang umum dipakai 70gr, 80 gr, 100gr.

Art/Matt Paper

Bahan kertas untuk brosur. Kertas ini mempunyai 2 jenis yaitu permukaan yang licin dan semi doff (matt). Hasil yang dihasilkan lebih bagus dibandingkan jika dicetak diatas kertas HVS. Hal ini disebabkan karena rasternya halus dan tidak menyerap cat. Hingga diperoleh warna yang lebih solid. Gramasi yang umum dipakai adalah 100gr, 120gr, 150gr.

Art Carton

Bahan kertas ini sama seperti art paper, hanya mempunyai gramasi yang lebih tebal. Bahan ini biasa digunakan untuk cetakan seperti kartu nama, katalog, company

(14)

profile, brosur dan cetakan lainnya yang membutuhkan kertas tebal. Setelah dicetak pada bahan ini biasanya dilapisi dengan laminating/vernis untuk memberikan hasil yang lebih bagus. Gramasi yang umum dipakai 190gr, 210gr, 260gr, 310gr, 360gr.

Duplex (coated)

Bahan duplex ini mudah dibedakan dengan bahan lainnya, sisi depan putih sedangkan sisi belakang abu-abu. Biasa dicetak hanya 1 sisi, banyak digunakan untuk pembuatan box packaging karena harganya yang relatif murah dibandingkan dengan bahan lainnya. Gramasi yang umum dipakai 250gr, 270gr, 310gr, 350gr, 400gr.

CWb/duplex putih

Sama seperti duplex, yang berbeda adalah bagian dalamnya putih, sehingga kelihatan lebih bersih. Bahan ini cocok digunakan untuk box packaging makanan. Gramasi yang umum digunakan 230gr, 250gr, 300gr.

Ivory

Bahan ivory ini hampir sama seperti art carton. 2 sisinya putih, hanya tidak seputih art carton. Yang membedakan Art Carton 2 sisinya licin. Ivory cuma 1 sisi yang licin. Mirip cwb hanya lebih halus cwb. Bahan ini juga banyak digunakan untuk box kosmetik, karena cukup tebal/kokoh. Gramasi yang umum digunakan 210gr, 230gr, 250gr, 300gr, 350gr.

Samson kraft

Warna kertasnya coklat muda, bahannya daur ulang, permukaan kasar. Umumnya digunakan untuk kertas bungkus, namun karena kesannya klasik bahan ini juga banyak digunakan untuk pembuatan paperbag, hangtag, karena warna dasarnya coklat, umumnya dicetak 1-2 warna saja. Gramasi yang umum digunakan 150gr, 220gr (carton).

BW/BC/Linen/Concord

Kertas ini bertexture, biasanya digunakan untuk kop surat/sertifikat. Terdapat berbagai pilihan warna. Biasanya gramasi antara 220-250 gr.

Jasmine

Bahan jasmine ini banyak digunakan untuk membuat undangan, kesannya seperti terdapat gliter - gliter warna kuning.

(15)

Corugated (gelombang)

Sesuai namanya corugated ini karton gelombang (seperti box indomie). Box ini kalo dicetak umumnya ditempel lagi, ada yang ditempel pakai duplex, kraft atau hvs. Jadi kalau dicetak fullcolor, dicetak dulu di bahan lain baru di tempel.

CWb/duplex putih

Sama seperti duplex, yang berbeda adalah bagian dalamnya putih, sehingga kelihatan lebih bersih. Bahan ini cocok digunakan untuk box packaging makanan. Gramasi yang umum digunakan 230gr, 250gr, 300gr.

3.6. Teknik Cetak 3.6.1. Cetak Tinggi

Merupakan proses cetak menggunakan permukaan timbul/menonjol. Pada cetak tinggi huruf-huruf teks dan gambar-gambar adalah lebih tinggi dari-pada unsur-unsur yang tidak mencetak. Rol-rol tinta hanya menyentuh bagian-bagian yang tinggi dan menintainya. Tulisan dan/atau gambar-gambar kemudian dipindahkan langsung ke atas kertas atau ke atas bahan lainnya dengan tekanan yang kuat. Bentuk dasar huruf dibuat dari timah batangan yang di bagian atasnya memuat gambar huruf yang terbalik. Huruf ini akan terbaca pada hasil cetakan, yang mana terlebih dahulu gambar huruf tersebut diberi tinta. Bagian-bagian dasar huruf dapat diuraikan sebagai berikut :

(16)

(a) Gambar huruf (type face)

Merupakan bentuk yang agak menonjol pada bidang permukaan batang huruf. Sedangkan yang dimaksud dengan batang huruf ialah sebatang logam dengan ketinggian tertentu yang berdiri pada dua kaki huruf. Diantara kedua kaki tersebut terdapat alur kaki.

(b) Korp huruf (type size)

Secara harfiah dapat dinyatakan bahwa : “(Korp: dari “corpus” berarti : badan 1) “. Istilah yang tertulis di atas kemudian dipakai dalam pengertian korp huruf, yang akhirnya mempunyai arti : jarak antara sisi yang ada kakinya sampai sisi seberangnya. Peranan korp huruf sewaktu dipergunakan untuk mencetak yaitu : merupakan dasar dalam pembentukan muka huruf (bayangan huruf). Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa korp huruf merupakan bagian yang akan mencetak.

(c) Takik huruf (Nick/kerf)

Merupakan tanda sisi bawah huruf yang mempunyai fungsi untuk: - Memudahkan penyusun agar letak huruf-huruf dalam susunan menjadi teratur. - Mencegah terbaliknya huruf sewaktu disusun.

Selain itu takik bisa digunakan sebagai tanda pengenal berbagai ukuran huruf dan jenis huruf sehingga dapat membantu penyusun huruf sewaktu melaksanakan pendistribusian huruf.

(d) Tinggi huruf (type height)

Merupakan tinggi batang timah (timbal), diatur dari sisi bawah/dasar kaki batang huruf sampai sisi atas atau permukaan gambar huruf.

Contoh Mesin Cetak Tinggi

(17)

3.6.2. Cetak Dalam

Cetak dalam adalah cetak yang menggunakan acuan bagian negatif pada cetak tinggi, atau secara singkat cetak dalam merupakan kebalikan dari cetak tinggi. Disebut sebgai cetak dalam karena bagian yang dijadikan sebgai penghantar tinta atau earna adalah bagian yang dalan atau yang tenggelam dari permukaan dasar acuan.

Peralatan yang digunakan dalm cetak dalam tergantung dari cara atau metode cetak yang dipilih. Ada 2 (dua) cara dalam mewujudkan karya cetak dalam yaitu dengan cara cetak tangan dan cara kimiawi. Bahan pembuatan cetak dalam yang umum dipakai dengan berbagai teknil yang sesuai adalah mika dan lempengan tembaga (logam), seng, serta sejenisnya. Pemakaian bahan mempengaruhi teknik yang dipakai.

Pembuatan acuan teknik cetak dalam dikerjakan dengan jalan membuat goresan-goresan yang membuat alur atau lubang parit -parit kecil pada permukaan acuan yang dipergunakan. Pembuatan alur-alur yang berupa rencana gambar atau tulisan di atas permukaan acuan dengan cara menggoreskan pensil baja yang bersegi sehingga akan mendapatkan bekas goresan yang menyerupai huruf v (dilihat dari pandangan samping) Goresan tersebut biasanya pada bagian permulaan dan akhir tidak sama, mula-mula dalam lama kelamaan semakin menyempit atau dangkal. Hal ini dikarenakan oleh cara mamulai dan mengakhiri pembuatan goresan tekanannya berbeda. Sifat goresan yang demikian acapkali dijumpai pada cara pembuatan dengan menggunakan tangan langsung. Sedang pada cara pembuatan acuan dengan proses kimiawi akan memberikan kesan tesendiri pula.

Proses pencetakan dilakukan dengan menggosokkan atau memasukkan tinta atau warna kedalam bekas bekas goresan sehingga alur – alur atau garis -garis tersebut terisi oleh tinta cetak. Sedang tinta yang berada dipermukaan bidang acuan yang tidak diperlukan dapat dibersihkan atau dihilangkan.

Kemudian selembar kertas yang telah dilembabkan diletakkan pada permukaan acuan dan dilandasi digosok kuat dengan tangan. Tinta pada parit-parit atau alur-alur di atas acuan tersebut akan terhisap atau terserap oleh kertas lembab. Dengan demikian gambar pada permukaan acuan telah berpindah pada sebidang kertas yang dicetak.

(18)

3.6.3. Cetak Datar

Cetak datar merupakan teknik cetak yg menggunakan klise datar dengan prinsip saling menolak dan mnerima antara tinta dan air. Disebut cetak Datar karena bagian image dan bagian non image tingginya sama atau datar.

3.6.4. Cetak Saring

Cetak Saring atau cetak sablon atau cetak tembus adalah cetak yang memanfaatkan media kertas saring atau yang dikenal dengan screen. Adapun prosesnya sebenarnya tidak ada perbedaan dengan seni cetak lain karena cuma proses menggunakan acuan. Jenis cetak ini dikatakan sebagai penghantar warna atau tinta cetak adalah bagian yang tembus atau berwujud lubang.

Contoh Mesin Cetak Dalam

Mesin Rotogravure Sumber : http://www.dcm.fr

Sumber : http://3.bp.blogspot.com Sistem Cetak Datar

(19)

3.6.5. Cetak Digital

Cetak digital atau Digital Printing adalah suatu taknik cetak tanpa melalui proses pembuatan acuan cetak, melainkan melalui proses digital atau

any printing completed via digital file. Semua proses pencetakan dilakukan dan

dikontrol secara digital dan memiliki metode penintaan yang berbeda sesuai teknologi masing-masing.

Sumber : http://www.mahamerubali.com/images/cara-sablon-kaos.png

Sumber : http://oblongdigital.web.id/wp-content/uploads/2010/03/VP540i_Left.jpg Sistem Cetak Saring (sablon)

(20)

3.7. Mesin Cetak

3.7.1. Mesin Cetak Offset

Cetak offset adalah suatu teknik mencetak dengan menggunakan pelat yang datar sebagai acuan cetak. Berdasarkan cara pemasukan material kertas yang akan dicetak, mesin cetak Offset dapat dibagi dua:

• Mesin cetak lembaran (sheet fed) yaitu mesin cetak yang menggunakan kertas lembaran.

• Mesin cetak gulungan (Web fed) yaitu mesin cetak yang menggunakan kertas roll/gulung.

Cetak offset sheeted banyak digunakan untuk mencetak pekerjaan seperti majalah, buku, brosur, kalender, poster dll. Cetak Web offset digunakan untuk mencetak Koran, tabloid, buku atau majalah yang menggunakan kertas yang lebih tipis dibanding cetak sheetfed.

Ciri khas cetak Offset Sheetfed

• Cocok untuk mencetak diatas kertas dengan berat sekitar 100-270 gram. • Cocok untuk mencetak dengan jumlah sekitar di atas 1000exp hingga 10.000 exp.

• Cocok untuk mencetak majalah, buku, brosur dan lainnya dengan kualitas tinggi.

Ciri khas cetak Offset Webfed

• Cocok untuk mencetak diatas kertas dengan berat dibawah 100 gram. • Cocok untuk mencetak jumlah cetak sekitar ratusan ribu exemplar. • Kecepatan lebih tinggi dibanding cetak dimesin sheetfed.

• Dapat langsung mencetak pada kedua sisi kertas.

(21)

3.8. Booklet

3.8.1. Pengertian Booklet

Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa, dan berbentuk cetakan. Sehingga akhir dari tujuannya tersebut adalah agar masyarakat yang sebagai obyek, memahami dan menuruti pesan yang terkandung dalam media komunikasi massa tersebut.

Menurut Effendy Sholeh dalam bukunya periklanan di Era Masa Kini, menyebutkan, bahwa booklet adalah suatu sarana periklanan yang mampu menarik banyak konsumen-konsumen produktif. Hal ini disebabkan oleh adanya booklet yang bisa mencakup tidak hanya satu produk saja, akan tetapi dapat mencakup berbagai jenis-jenis produk yang itu bisa membuat konsumen melakukan perbandingan dalam hal marketing. Jika pengertian booklet ditinjau dari sisi produksi, maka dapat diambil pengertian bahwa booklet adalah sebuah media massa cetak yang bertujuan untuk menyebarkan informasi, memberitahukan informasi. Sehingga pandangan umum masyarakat mengatakan bahwa booklet tidak jauh berbeda dengan promosi atau sponsor. Sedangkan jika ditinjau dari penyebarluasannya, booklet mempunyai pengertian bahwa booklet adalah sebuah media dari komunikasi massa yang tidak hanya menyiarkan, memberitahukan dan memasarkan, akan tetapi booklet ini juga bisa berupa sebuah perwujudan dari sebuah informasi yang bisa berupa pengertian-pengertian asal usul berdirinya organisasi, penyuluhan dari organisasi-organisasi, serta pemberitahuan masyarakat yang biasanya lebih bersifat umum.

(22)

3.8.2. Keunggulan Booklet

Keunggulan

• Booklet menggunakan media cetak sehingga biaya yang dikeluarkan bisa lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan media audio dan visual serta juga audio visual.

• Proses booklet agar sampai kepada obyek atau masyarakat bisa dilakukan sewaktu-waktu / setia waktu.

• Proses penyampaiannya bisa disesuaikan dengan kondisi yang ada.

• Lebih terperinci dan jelas, karena lebih banyak bisa mengulas tentang pesan yang disampaikan

3.9. Peta Wisata

Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Sedangkan Peta wisata adalah merupakan salah satu media cetak utama yang memiliki fungsi sebagai petunjuk lokasi dan alat pendukung promosi wisata.

(23)

3.10. Brosur

Pengertiannya brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yg disusun secara bersistem. cetakan yg hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid. selebaran cetakan yg berisi keterangan singkat, tetapi lengkap (perusahaan atau organisasi).

Pengertian lain menyebutkan bahwa Brosur adalah publikasi resmi perusahaan berbentuk cetakan, yang berisi informasi mengenai suatu produk, layanan, atau program, yang ditujukan kepada pasar sasaran (target market) atau khalayak sasaran

(target audiens) tertentu, dibagikan secara cuma - cuma dengan tujuan untuk

memperkenalkan secara lebih terperinci mengenai produk, layanan, program tersebut untuk membantu upaya pemasaran.

Brosur bersifat umum karena disajikan untuk khalayak ramai untuk mengintepretasikan produk atau suatu layanan yang ingin disebarkan ke khalayak umum.

Referensi

Dokumen terkait

penanganan korosi pada kolam reaktor (baik untuk riset maupun reaktor daya) di mana terdapat beberapa elemen bakar, elemen kendali, moderator, reflektor, berbagai fasilitas

Whistle blowing merupakan tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan kecurangan baik yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya

4% Dokter gigi SDM,sarana dan prasarana Dokter, perawat gigi, laboran dan apoteker Senin – Sabtu Target SPM Tercapai 2 UKGS SD Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Surat Menyurat ke SD

Angandika wong kang ahlul supi, khakekate amaujud edat, iku rupane maklume, kang aneng ndalem ngelmu, ing tingale tekeng ing budi, de ngelmune tan ana, tan

Diceriterakan, konon, sudah lama beliau mengembara mencari putra beliau itu tidak juga dijumpai, sampai akhirnya tiba di kawasan Tohlangkir pengembaraan beliau Setibanya di

Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham

vprašanje o fizičnem izgledu prodajalca in njegovem vplivu na nakup pisarniškega pohištva je 4% anketiranih odgovorilo, da ima to zelo velik pomen, 6% jih je mnenja, da je to

13 DJ Harris, 1991, Cases and Materials on International Law, London, Sweet & Maxwell, London, hal.604... perang sudah diatur secara jelas dan memiliki dasar hukum