• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI : STUDI KASUS KUMPULAN ORASI ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI : STUDI KASUS KUMPULAN ORASI ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN UTAMA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Dalam rangka memberikan lahan perolehan angka kredit yang lebih luas serta mengantisipasi keluarnya Keputusan Presiden tentang Rumpun Jabatan Pegawai Negeri Sipil, pada tanggal 24 Pebruari 1998 terbit Keputusan Menteri Negara

Pen-dayagunaan Aparatur Negara Nomor 33 Tahun 1998 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya se-bagai revisi dari Kep. MENPAN Nomor 18 Tahun 1988. Keputusan MENPAN ini diikuti dengan Keputusan Bersama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor

Abstract

This research is aimed at finding out: 1) the type of the most cited documents in each speech script, 2) the source of the cited information, 3) the journal applicability, 4) the age of the literatures used as the reference in the speech scripts.

The data collecting is done by inventorying the speech titles from the book entitled A Compilation of Scientific Speeches in the 1995-2007 Main Librarian Inauguration. Afterwards, the bibliography of each script is analyzed in accordance to the objectives of the research.

The result shows that:

1. The scientific speech script using the newest literature reference aged less than 1 year is the one entitled “Meretas Kebuntuan Kepustakawanan Indonesia Dilihat dari Sisi Sumber Daya Perpustakaan Breaking Down” (Indonesian Librarianship Deadlock from Library Resources Perception)

2. The scientific speech script using the oldest literature reference aged more than 31 years is the one entitled “Peran Perpustakaan Pesantren dalam Pendidikan” (The Role of Islamic Boarding School Library in Education)

3. The number of the most citation is 33 which is found in the speech entitled “Profesi Pustakawan : Tantangan dan Harapan” (Librarian Profession: Challenges and Hopes)

4. The scientific speech scripts using the most foreign journals and literature is the one entitled “Hubungan Timbal Balik Antara Institusi, Pembelajaran Sepanjang Hayat dengan Perkembangan Karier Pustakawan” (Cordial Relationship between Institutions, Lifelong Learning and Librarian Career Development) with the number of journal is 10 and the number of literature is 15. 5. The most variable reference used is in the one entitled “Perpustakaan Pusat Penelitian dan

Pengembangan antara Keinginan dan Kenyataan” (Library as a Center for Research and Development between Expectation and Reality). This script uses 7 kinds of literature including books, journals, articles, newspapers, government regulations, proceedings and theses.

6. The scientific speech script using Indonesian books only as literature reference is the one entitled “Meningkatkan Minat Baca Masyarakat Melalui Suatu Kelembagaan Nasional : Wacana ke arah Pembentukan Suatu Lembaga Nasional Pemberdayaan Masyarakat Membaca” (Increasing Reading Interest in the Society through National Institution: An Issue to Address the Establishment of a National Institution for Society Empowerment) with the number of 7 citations.

Keywords: librarians, scientific, reference analysis

* P u s t a k a w a n P u s a t D o k u m e n t a s i d a n I n f o r m a s i I l m i a h L I P I

ANALISIS KETERPAKAIAN REFERENSI : STUDI KASUS

KUMPULAN ORASI ILMIAH PENGUKUHAN PUSTAKAWAN

UTAMA 1995-2007

▸ Baca selengkapnya: teks mc pengukuhan

(2)

07 Tahun 1998 dan Nomor 59 Tahun 1998 sebagai petunjuk pelaksanaannya.

Seiring dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan, maka sebagai konsekuensi logisnya Kep. MEN-PAN Nomor 33 Tahun 1998 tersebut perlu direvisi dan pada tanggal 3 Desember 2002 terbit Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Keputusan Menpan ini diikuti dengan terbitnya Keputusan Ber-sama Kepala Perpustakaan Nasional RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 23 Tahun 2003 dan Nomor 21 Tahun 2003. Jenjang jabatan fungsional pustakawan berdasarkan Keputusan Menpan No. 132/ KEP/M.PAN/12/2002 terdiri atas jalur ter-ampil dan ahli. Perbedaan kedua jalur ini didasarkan atas latar belakang pendidikan pustakawan.

Jalur terampil bagi pejabat fungsional pustakawan yang berlatar belakang pen-didikan D2/D3 Pusdokinfo atau D2/D3 Nonpusdokinfo ditambah diklat yang disetarakan. Adapun jalur ahli adalah bagi para pustakawan yang memiliki latar belakang minimal S1 Pusdokinfo atau S1 Nonpusdokinfo ditambah dengan diklat bagi pustakawan ahli.

Pustakawan utama merupakan jenjang jabatan tertinggi di antara jenjang jabatan yang ada. Sesuai jenjang jabatannya, para pustakawan utama seharusnya memiliki kompetensi profesional di atas jenjang jabatan di bawahnya. Mereka selayaknya dapat memberi teladan, kontribusi pemikiran, dan analisis terhadap masalah perpus-takaan dan kepustakawanan dalam rangka pengembangan yang lebih baik. Untuk dapat mencapai jabatan tersebut diperlukan perjuangan dan usaha yang tidak mudah.

Oleh karena itu pencapaian jenjang jabatan Pustakawan Utama merupakan prestasi kerja yang membanggakan.

Guna mempertanggungjawabkan kompetensi jabatan yang dicapai itu, perlu ada kesempatan khusus yang dapat di-gunakan para Pustakawan Utama untuk menyampaikan pandangan dan pemikiran mereka terhadap pengembangan kepus-takawanan. Kesempatan itu terjadi pada saat yang bersangkutan dikukuhkan sebagai Pustakawan Utama.

Perpustakaan Nasional RI sebagai Instansi Pembina Jabatan Pustakawan memfasilitasi penyelenggaraan acara Pengukuhan Pustakawan Utama. Pengukuhan pada dasarnya merupakan bentuk pengakuan dan kepercayaan terhadap keberhasilan seseorang dalam mengemban tugas pustakawan sekaligus merupakan suatu penghormatan bagi PNS yang diangkat menjadi Pustakawan Utama.

Maka sebelum pengukuhan dilaksana-kan mereka perlu memapardilaksana-kan orasi ilmiah. Sampai dengan tahun 2007 telah dilakukan Orasi Ilmiah dalam rangka Pengukuhan Pustakawan Utama sebanyak 13 orang Pustakawan Utama.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka menurut pengamatan penulis yang menjadi permasalahan dalam kajian ini adalah belum adanya analisis referensi yang disitir dalam naskah orasi ilmiah Pus-takawan Utama. Sehingga belum diketahui sampai seberapa jauh para Pustakawan Utama memanfaatkan sumber-sumber in-formasi ilmiah di dalam mendukung pem-buatan Orasi Ilmiah yang mereka hasilkan.

Penelitian ini meliputi seluruh judul orasi ilmiah yang tercantum pada kumpulan Naskah Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama 1995 – 2007. Dari setiap naskah orasi dibuat pertanyaan penelitian

(3)

yang meliputi jenis dokumen apakah yang sering disitir, dari mana asal sumber dokumen yang disitir dan berapa paro hidup literatur yang digunakan.

Tinjauan Pustaka

Berikut ini diuraikan tinjauan pustaka yang mendukung penelitian ini.

1. Jabatan Fungsional Pustakawan Jenjang jabatan fungsional pustakawan berdasarkan Keputusan Menpan No. 132/ KEP/M.PAN/12/2002 terdiri atas jalur terampil dan ahli. Perbedaan kedua jalur ini didasarkan atas latar belakang pendidikan pustakawan. Jalur terampil bagi pejabat fungsional pustakawan yang berlatar belakang pendidikan D2/D3 Pusdokinfo atau D2/D3 Nonpusdokinfo ditambah diklat yang disetarakan. Sedangkan jalur ahli adalah bagi para pustakawan yang me-miliki latar belakang minimal S1 Pusdokinfo atau S1 Nonpusdokinfo ditambah dengan diklat bagi pustakawan ahli.

Jalur terampil meliputi:

1) Pustakawan Pelaksana : Golongan ruang II/b, II/c dan II/d ;

2) Pustakawan Pelaksana Lanjutan: Golongan ruang III/a dan III/b;

3) Pustakawan Penyelia : Golongan ruang III/c dan III/d

Jalur Ahli meliputi:

1) Pustakawan Pertama : Golongan ruang III/a dan III/b;

2) Pustakawan Muda : Golongan ruang III/c dan III/d;

3) Pustakawan Madya : Golongan ruang IV/a, IV/b dan IV/c ;

4) Pustakawan Utama : Golongan ruang IV/d dan IV/e

2. Analisis Sitiran

Pada kajian bibliometrika banyak di-gunakan analisis sitiran sebagai cara untuk menentukan berbagai kepentingan atau kebijakan seperti: evaluasi program riset; pemetaan ilmu pengetahuan; visualisasi suatu disiplin ilmu, indikator iptek; faktor dampak dari suatu majalah (Journal Impact Factor); kualitas suatu majalah; pengembangan

koleksi majalah,dll. Penelitian pertama kali dilakukan Gros and Gros pada tahun 1927 yaitu menganalisis sitiran terhadap majalah bidang kimia untuk pengembangan koleksi dibidangnya.

Selanjutnya diikuti penelitian – penelitian lainnya yaitu Eugene Garfield yang selalu menganalisis setiap bidang untuk mengevaluasi majalah/jurnal maupun penulis yang paling banyak disitir oleh jurnal atau penulis lain. Garfield juga mengatakan bahwa analisis sitiran banyak digunakan dalam kajian biblio-metrika karena menurutnya tepat. Jelas mewakili subjek yang diperlukan, tidak me-merlukan interpretasi, valid dan reliable. 3. Keusangan Literatur

Lane dan Sandison dalam Sulistyo-Basuki (1988:90) menyatakan bahwa keusangan literatur adalah penurunan atas waktu dalam kesasihan atau pemanfaatan informasi. Konsep keusangan informasi bermanfaat bagi teoritisi dan praktisi. Bagi teoritisi masalah keusangan menyangkut pengembangan, pemanfaatan dan kematian atau peleburan informasi tersebut. Bagi praktisi masaalah keusangan menyangkut bahan pustaka yang perlu diasingkan dari jajaran koleksi untuk dimasukan ke gudang. Kedua faktor tersebut menyebabkan terjadinya fluktuasi terhadap minat suatu bidang ilmu pengetahuan. Bidang pengetahuan umumnya direkam dalam dokumen. Kajian terhadap perubahan dan manfaat dari kesasihan pengetahuan biasanya dituangkan dalam bentuk kajian yang ter-jadi terhadap dokumen yang merekam perubahan tersebut, walaupun hubungan antara pengguna dokumen dan kesasihan informasi masih samar-samar.

Penurunan penggunaan dokumen mungkin terjadi walaupun informasi yang direkam dalam dokumen tersebut masih sahih dan potensial berguna. Karenanya tidak mungkin mengatakan bahwa jenis

(4)

pengetahuan tertentu menjadi usang hanya berdasarkan penurunan penggunaan dokumen. Kajian terhadap dokumen karenanya hanya merupakan sebagian indikator tentang keusangan pengetahuan. Untuk menghitung paro hidup yaitu mengurutkan semua referensi yang digunakan oleh semua dokumen pada masing-masing bidang mulai dari tahun yang tertua sampai dengan tahun yang terbaru atau sebaliknya. Kemudian dicari median yang membagi daftar referensi yang sudah berurut tersebut menjadi dua bagian masing-masing 50%.

Median ini menunjukkan paro hidup literatur pada bidang yang bersangkutan. Antara disiplin ilmu yang satu dengan ilmu yang lain berbeda waktu paruhnya. Menurut Hartinah (2002) berdasarkan hasil pe-nelitian di luar negeri : Paro hidup untuk ilmu fisika adalah 4,6 tahun ; fisiologi 7,2 tahun; kimia 8,1 tahun; botani 10 tahun; matematika 10,5 tahun; geologi 11, 8 tahun; kedokteran 6,8 tahun; hukum 12,9 tahun; dan untuk bidang sosial kurang dari 2 tahun. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan kajian bibliometrik yaitu penerapan metode statis-tika untuk mengkaji Publikasi Kumpulan Naskah Orasi Ilmiah Pengukuhan Pus-takawan Utama 1995-2007. Kajian bibliometrik dalam penelitian ini ter-golong pada bibliometrik evaluatif yaitu menghitung penggunaan literatur dan hitungan sitiran (Sulistyo-Basuki, 2001). a. Indikator Penelitian

Indikator yang ingin diketahui adalah:

1. Referensi yang berupa buku teks, jurnal, makalah atau referensi lainnya yang disitir dalam Kumpulan Naskah Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama 1995-2007.

2. Sumber informasi Indonesia dan Asing yang paling banyak disitir.

3. Keterpakaian jurnal.

4. Umur literatur (paro hidup) sitiran dari setiap naskah dalam Kumpulan Naskah

Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama 1995-2007.

b. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dengan cara meng-inventarisasi judul-judul orasi dari buku hasil Kumpulan Naskah Orasi Ilmiah Pengukuhan Pustakawan Utama 1995-2007. Kemudian bibliografi naskah dianalis sesuai dengan indikator yang ingin diketahui. c. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang dilakukan meliputi; frekuensi jenis dokumen referensi dan tahun terbit; frekuensi keterpakaian jurnal dan umur literatur (paro hidup) yang di gunakan. Selanjutnya hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pengolahan dan analisis data setiap judul naskah orasi diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Perpustakaan Sebagai Lembaga Pendidikan dan Sarana Mencerdas-kan Masyarakat dan Bangsa

Rincian jumlah sitiran referensi orasi dari judul di atas adalah adalah 5 sitiran publikasi Indonesia dan 4 sitiran publikasi asing dengan rincian buku 7 sitiran (78%) dan peraturan 2 sitiran (22%). Adapun rincian lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1. berikut.

Tabel 1. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Jenis dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase tahun terbit sitiran yang diguna-kan diperoleh paro hidup literatur 6 tahun. Rincian perhitungan lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.

(5)

2. Pembinaan Sumber Daya Manusia di Perpustakaan

Dari judul ini diperoleh buku 3 sitiran (30%) makalah 4 sitiran (40%) dan majalah/ jurnal 3 sitiran (30%) yang berasal dari 5 sitiran publikasi Indonesia dan 5 sitiran publikasi asing. Rincian lengkapannya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase usia sitiran diperoleh paroh hidup literatur 4 tahun. Rincian jumlah frekuensi usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Tahun Referensi Sitiran

3. Penyelenggaraan dan Pembangunan Nasional Perpustakaan dan Peran Pustakawan

Rincian jumlah sitiran pada judul orasi ini adalah adalah buku 7 sitiran (38,89%) peraturan 7 sitiran (38,89%0 dan majalah/ jurnal sebanyak 4 sitiran (22,22%) yang berasal dari 8 sitiran publikasi Indonesia dan 10 sitiran publikasi asing. Rincian jumlah sitiran dan asal sumber dokumen dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan frekuensi usia terbit sitiran diper-oleh paro hidup literatur 5 tahun. Rincian frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Tahun Referensi Sitiran

4. Meningkatkan Minat Baca

Masyarakat Melalui Suatu Kelembagaan Nasional :

Wacana ke arah Pembentukan Suatu Lembaga Nasional Pembudayaan Masyarakat Membaca Jumlah Sitiran

Rincian jumlah sitiran pada orasi ilmiah ini adalah berupa buku sebanyak 7 sitiran yang berasal dari publikasi Indonesia. Rincian jumlah sitiran dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

Tabel 7. Jumlah Sumber Referensi berdasar-kan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase usia sitiran diperoleh paroh hidup literature 3 tahun. Rincian lengkap dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Tahun Referensi Sitiran

5. Meretas Kebuntuan Kepustakawanan Indonesia Dilihat dari Sisi Sumber Daya Perpustakaan

(6)

Rincian jumlah sitiran pada publikasi orasi ilmiah ini adalah berupa buku se-banyak 6 sitiran (50%), makalah 4 sitiran (40%), dan majalah/jurnal 2 sitiran (16,67%) yang berasal dari 11 sitiran publikasi Indonesia dan 1 sitiran publikasi asing.

Tabel 9. Jumlah Sumber Referensi berdasar-kan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan frekuensi dan persentase usia tahun terbit sitiran diperoleh paroh hidup 0 tahun. Rician lengkap frekuensi dan persentase usia tahun terbit sitiran diperoleh paroh hidup literatur 0 tahun.

Tabel 10. Tahun Referensi Sitiran

6. Peningkatan Kelembagaan Pengembangan Budaya Baca di Perpustakaan Merupakan Strategi yang Efektif untuk Menciptakan Kebiasaan Membaca Masyarakat dan Bangsa

Rincian jumlah sitiran pada publikasi orasi ilmiah ini yang adalah berupa buku sebanyak 22 sitiran (68,75%), makalah 4 sitiran (12,50%), dan majalah/jurnal 1 sitiran (3,13%) dan peraturan 5 judul (15,62%) yang terdiri dari 31 publikasi Indonesia dan 1 sitiran publikasi asing. Rincian lengkap dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah Sumber Referensi ber-dasarkan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan jumlah frekuensi dan perentase sitiran diperoleh paroh hidup literatur 8 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia literatur dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Tahun Referensi Sitiran

7. Perpustakaan Sekolah Lahan Tidur Pustakawan.

Rincian jumlah sitiran pada publikasi orasi ilmiah ini adalah berupa buku se-banyak 9 sitiran (56,25%), makalah 4 sitiran (25%), dan majalah/jurnal 3 sitiran (10,75%). Rincian lengkap dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan perhitungan frekuensi dan persentase tahun sitiran diperoleh paroh hidup 5 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase sitiran dapat dilihat pada Tabel 14. berikut.

(7)

8. Konsep Peningkatan Daya Saing pada Pelayanan Jasa Informasi Perpus-takaan.

Jumlah referensi yang digunakan dalam orasi ilmiah ini adalah sebanyak 18 sitiran. Rincian jumlah sitiran, jenis dokumen dan asal sumber dokumen dapat dilihat pada Tabel 15 berikut.

Tabel 15. Jumlah Sumber Referensi berdasar-kan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan frekuensi dan persentase sitiran diperoleh paroh hidup 14 tahun. Rincian lengkap dapat dilihat pada Tabel 16 berikut.

Tabel 16. Tahun Referensi Sitiran

9. Quo Vadis Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Rincian jumlah sitiran pada publikasi orasi ilmiah ini adalah sebanyak 15 sitiran. Rincian jumlah sitiran, jenis dokumen dan asal sumber dokumen dapat dilihat pada Tabel 17 berikut.

Tabel 17. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan frekuensi dan persentase usia sitiran diperoleh paroh hidup 7 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 18. berikut.

Tabel 18. Tahun Referensi Sitiran

10. Perpustakaan Pusat Penelitian dan Pengembangan, antara keinginan dan Kenyataan

Rincian jumlah sitiran pada publikasi orasi ilmiah ini adalah sebanyak 21 sitiran. Rincian jumlah sitiran, jenis dokumen dan asal sumber dokumen dapat dilihat pada Tabel 19 berikut.

Tabel 19. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan frekuensi dan persentase usia sitiran diperoleh paroh hidup 10 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 20. berikut.

Tabel 20. Tahun Referensi Sitiran

11. Peran Perpustakaan Pesantren dalam Pendidikan

Rincian jumlah sitiran pada publikasi orasi ilmiah ini adalah sebanyak 20 sitiran. Rincian jumlah sitiran, jenis dokumen dan asal sumber dokumen dapat dilihat pada Tabel 21 berikut.

(8)

Tabel 21. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan frekuensi dan persentase usia sitiran diperoleh paroh hidup 31 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 22. berikut.

Tabel 22. Tahun Referensi Sitiran

12. Profesi Pustakawan : Tantangan dan Harapan.

Rincian jumlah sitiran pada publikasi orasi ilmiah ini adalah sebanyak 33 sitiran. Rincian jumlah sitiran, jenis dokumen dan asal sumber dokumen dapat dilihat pada Tabel 23 berikut.

Tabel 23. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan frekuensi dan persentase usia sitiran diperoleh paroh hidup 2 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 24. berikut.

Tabel 24. Tahun Referensi Sitiran

13. Hubungan Timbal Balik Antara Institusi, Pembelajaran Sepanjang Hayat dengan Perkembangan Karier Pustakawan

Rincian jumlah sitiran pada publikasi orasi ilmiah ini adalah sebanyak 29 sitiran. Rincian jumlah sitiran, jenis dokumen dan asal sumber dokumen dapat dilihat pada Tabel 25 berikut.

Tabel 25. Jumlah Sumber Referensi ber-dasarkan Jenis Dokumen dan Asal Sumber Dokumen

Berdasarkan frekuensi dan persentase usia sitiran diperoleh paroh hidup 12 tahun. Rincian lengkap frekuensi dan persentase usia sitiran dapat dilihat pada Tabel 26. berikut.

(9)

PENUTUP

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka disimpulkan sebagai berikut :

1. Orasi ilmiah yang paling lengkap menggunakan literatur adalah orasi judul orasi Peningkatan kelembagaan pengembangan budaya baca di perpus-takaan merupakan strategi yang efektif untuk menciptakan kebiasaan mem-baca masyarakat dan bangsa yang ter-diri dari buku 22 sitiran, makalah/seminar 4 sitiran, peraturan 5 sitiran dan jurnal 1 sitran .

2. Orasi ilmiah yang menggunakan yang literatur paling baru adalah orasi dengan judul Meretas kebuntuan kepus-takawanan Indonesia dilihat dari sisi sumber daya perpustakaan dengan usia literatur 0 tahun.

3. Orasi ilmiah yang menggunakan l i t e r a t u r paling lama adalah orasi dengan judul Peran Perpus-takaan Pesantren dalam Pendidikan dengan usia literatur 31 tahun.

4. Jumlah sitiran terbanyak adalah orasi dengan judul Tantangan dan Harapan dengan jumlah sitiran 33.

5. Orasi ilmiah yang banyak mengguna-kan literatur asing adalah orasi dengan judul Hubungan Timbal balik Antara Institusi, Pembelajaran Sepanjang Hayat dengan Perkembangan Karier Pustakawan dengan jumlah sitiran asing sebanyak 15 sitiran.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Bibliometrics.

www.gslis.utexas.edu Akses 11 April 2011 Sulistyo-Basuki. 2001.

Kajian Jaringan Ilmiah di Indonesia dengan menggunakan analisis subjek dan sitiran. Laporan Final Hibah ber-saing VII/3 Perguruan Tinggi Tahun Anggaran 2000/2001. 37 hml

Sulistyo – Basuki 2002.

Bibliometrics, scientometrics dan informetrics. Kumpulan kursus bibliometrika. Universitas Indonesia. Garfield, Eugene; Malin, Morton; Small,

Henry . 1978. Citation Data as Science Indicators Reprinted in Esssays of

Science: The Advent of Science Indicator, Eds. Yehuda Elkana, Joshua Leideberg, Robert K.Merton, Arnold. Hartinah. 2002.

Keusangan dan Paro hidup Literatur. Dalam Kumpulan Makalah Kursus Bibliometrika, Depok, 20-23 Mei 2002. Depok: UI

Perpustakaan Nasional RI. 2008.

Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008.

Sri Purnomowati. 2004.

Ciri-ciri Kepengarangan dan peng-gunaan Literatur dalam Majalah Indonesia Bidang Ilmu-ilmu Sosial. Baca 28(1) 2004 : 15-29

Soedarsono, B dan Kismiyati, Titiek. 2008 Pengukuhan Pustakawan Utama 1995-2007. Kumpulan Naskah Orasi Ilmiah. Jakarta : Perpustakaan Nasional RI. Yudha Prawira, Donni. 2005.

Analisis Sitiran Terhadap Disertasi Program Doktor (S3) Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Medan : Skripsi Fakultas Sastra Departemen Studi Per-pustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.

Gambar

Tabel  1. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan  Jenis  dan Asal Sumber Dokumen
Tabel  3. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan  Jenis Dokumen dan Asal Sumber  Dokumen
Tabel 10. Tahun Referensi  Sitiran
Tabel  19. Jumlah Sumber Referensi berdasarkan  Jenis Dokumen dan Asal Sumber   Dokumen
+2

Referensi

Dokumen terkait

PUSAT KOMUNIKASI PUALIK SETJEN DEPKES

[r]

Respon struktur yang ditinjau berupa perbandingan gaya dalam, deformasi dan interstory drift akibat beban gempa dan beban angin dengan variasi faktor-faktor yang

Direktur Jendral Perhubungan Darat (1995) menyatakan bahwa terminal angkutan umum merupakan titik simpul dalam sistem jaringan transportasi jalan tempat terjadinya putus arus

[r]

Atas pendapatan dari kapal yang dikenakan pajak penghasilan final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode

Pokja Balai Pengadaan barang/Jasa Provinsi Jawa Barat akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan pengadaan Jasa Lainnya secara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan penalaran induktif matematis siswa setelah diterapkan pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis