• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BESARNYA PAJAK PENGHASILAN TERUTANG AKIBAT PERUBAHAN REGULASI PERPAJAKAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PERUSAHAAN (STUDI PADA CV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS BESARNYA PAJAK PENGHASILAN TERUTANG AKIBAT PERUBAHAN REGULASI PERPAJAKAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PERUSAHAAN (STUDI PADA CV"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BESARNYA PAJAK PENGHASILAN TERUTANG

AKIBAT PERUBAHAN REGULASI PERPAJAKAN SERTA

PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PERUSAHAAN

(STUDI PADA CV. BAGUS KARYA DI SOROWAKO)

IMA ASTUTI A311 04 025 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

(2)

ANALISIS BESARNYA PAJAK PENGHASILAN TERUTANG

AKIBAT PERUBAHAN REGULASI PERPAJAKAN SERTA

PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PERUSAHAAN

(STUDI PADA CV. BAGUS KARYA DI SOROWAKO)

OLEH:

IMA ASTUTI

A311 04 025

Skripsi Sarjana Lengkap Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H. Kastumuni Harto, M.Si., Ak Drs. Syahrir, M.Si., Ak

(3)

ABSTRAK

Ima Astuti, ANALISIS BESARNYA PAJAK PENGHASILAN TERUTANG

AKIBAT PERUBAHAN REGULASI PERPAJAKAN SERTA

PENGARUHNYA TERHADAP LABA-RUGI PERUSAHAAN (Studi Pada CV. Bagus Karya di Sorowako). Skripsi, Jurusan Akuntansi FE Universitas Hasanuddin, Makassar. Pembimbing (1) Drs. H. Kastumuni Harto, M.Si., Ak. (2) Drs. Syahrir, M.Si., Ak.

Keywords: Undang-Undang No. 17 tahun 2000 dan Undang-Undang No. 36

Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Penghasilan Kena Pajak (PKP), Tarif PPh Pasal 17 dan PPh Pasal 21, 23, 25/29 UU Perpajakan, laporan Keuangan Perusahaan tahun 2008 dan 2009, Analisis deskriptif comparatif.

Adanya perubahan dalam sistem perundangan-undangan khususnya pada undang-undang perpajakan menyebabkan setiap perusahaan yang terdaftar sebagai wajib pajak di Indonesia harus melakukan penyesuaian terhadap penyusunan laporan keuangan perusahaan dalam rangka memenuhi kewajiban perpajakannya. Namun demikian, perlu juga dilihat apakah perubahan-perubahan tersebut membawa pengaruh positif ataupun negatif terhadap perusahaan atau pemerintah. Untuk itu penelitian ini difokuskan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan Undang-Undang di bidang Perpajakan terhadap jumlah pajak penghasilan terutang yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Dimana jumlah tersebut berdasarkan Pasal 25 UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dapat dibayar dengan cara angsuran. Selain itu, penelitian ini juga untuk menjawab permasalahan apakah perubahan UU No. 17 Tahun 2000 menjadi UU No. 36 Tahun 2008 berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap laba yang diperoleh perusahaan.

Adapun metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif comparatif, yaitu dengan membandingkan perhitungan PPh terutang yang dihitung sendiri oleh perusahaan dengan hasil pengolahan data yang dibuat oleh penulis. Dimana data yang digunakan adalah data-data keuangan perusahaan tahun 2008 dan 2009 yang diperoleh langsung dari perusahaan tempat penelitian.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat selisih jumlah Pajak Penghasilan Terutang yang disusun oleh perusahaan dengan hasil perhitungan penulis. Sehingga penulis menyarankan kepada perusahaan untuk melakukan restitusi pajak. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa perubahan UU perpajakan juga berpengaruh cukup signifikan terhadap jumlah laba yang diperoleh perusahaan.

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Krisis multidimensi yang dirasakan bangsa Indonesia sejak tahun 1998, kini mulai berangsur pulih. Hal ini dapat dilihat dari tumbuhnya pembangunan nasional disegala bidang mulai meningkat. Termasuk didalamnya, keamanan nasional yang semakin stabil, pembentukan pemerintahan yang bersih dan berwibawa dan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat yang ditandai dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika, laju inflasi dan suku bunga mulai menurun dan peningkatan pada cadangan devisa. Semua ini tidak lepas dari peran pemerintah dalam menciptakan suasana yang kondusif yang pada akhirnya dirasakan oleh masyarakat.

Namun, dalam prosesnya, keadaan tersebut mengharuskan pemerintah menetapkan anggaran-anggaran yang diperlukan demi kelancaran penyelenggaran pemerintah dan untuk mensukseskan pembangunan nasional. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menujukkan jumlah penerimaan dan pengeluaran yang digunakan oleh pemerintah. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk tahun 2009 sebesar Rp. 985,7 Trilliun menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu Rp. 895,0 Trilliun(Nota Keuangan dan APBN 2009). Tetapi dilain pihak, peneriman APBN 2009 ini 3,6% lebih rendah dari pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2009 yang disahkan dalam APBN 2008 sebesar Rp. 1.022,6 Trilliun.

(5)

Kebutuhan dana APBN sebagai penerimaan Negara sebagian besar berasal dari sektor pajak. Untuk tahun 2009 rencana penerimaan pajak termasuk PPh Migas yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak sebesar Rp. 725,84 Trilliun atau 73,64% dari keseluruhan penerimaan yang tercantum dalam APBN 2009. Jumlah ini lebih rendah ddibanding dengan jumlah penerimaan pajak yang tercantum dalam RAPBN 2009 sebesar Rp. 726,278 Trilliun (Data Tambahan Nota Keuangan dan RAPBN 2009).

Tidak tercapainya rencana penerimaan yang besar ini sebagian besar disebabkan kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat khususnya para Wajib Pajak untuk memunuhi kewajiban perpajakannya. Kewajiban tersebut tertuang dalam Undang-Undang yang disusun berlandaskan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang didalamnya terdapat ketentuan yang menjunjung tinggi hak warga Negara dan menempatkan kewajban perpajakan sebagai kewajiban kenegaraan dan merupakan sarana peran serta rakyat dalam pembiayaan Negara dan pembangunan nasional.

Salah satunya, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23 ayat (2) menyebutkan bahwa segala pajak untuk keperluan Negara berdasarkan undang-undang. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka pemerintah Indonesia telah menyusun undang-undang perpajakan. Adapun Undang-Undang yang mengatur tentang kewajiban perpajakan di Indonesia yaitu, Undang-Undang RI No. 28 Tahun 2007 Tentang Perubahan Ketiga atas UU RI No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Dan Khusus untuk Pajak Penghasilan diatur dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang RI No.7 Tahun

(6)

1983 tentang Pajak Penghasilan. Pokok-Pokok perubahan yang paling menonjol dalam perubahan undang-undang tentang pajak penghasilan ini adalah ditetapkannya tarif Pajak Penghasilan Untuk Wajib Pajak Badan sebesar 28% dan menjadi tarif Tunggal, efektif berlaku per 1 Januari 2009. Dan secara bertahap diturunkan lagi menjadi 25%, (lebih lanjut dijelaskan pada Bab III).

Oleh karena pajak merupakan sumber penerimaan Negara, maka Pemerintah Indonesia memandang perlu untuk memperbaharui undang-undang perpajakan yang telah ada sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia. Namun, perubahan tersebut jika tidak dibarengi dengan penyuluhan kepada masyarakat dapat menyebabkan kekurangpahaman masyarakat terhadap undang-undang perpajakan yang pada akhirnya berimbas pada rendahnya penerimaan pemerintah dari sektor pajak.

Pada dasarnya perubahan itu bertujuan untuk memberikan kemudahan (efisiensi) administrasi, memelihara produktivitas penerimaan Negara, dan keadilan dalam pengenaan pajak. Sebagai arah tujuannya disebutkan untuk memberikan kepastian hukum, transparansi, dan meningkatkan daya saing dalam menarik investasi langsung di Indonesia. Akan tetapi, setelah menyimak lebih jauh materinya terlihat perubahan keempat dari UU PPh ini bernuansa lain. Kalau undang-undang sebelumnya selalu cenderung pada pengamanan penerimaan (termasuk penerimaan jangka pendek), kini kebiasaan itu mulai ditinggalkan. Salah satunya perihal tarif Pajak Penghasilan Badan yang diturunkan menjadi 28% dan menjadi tarif tunggal. Apalagi mulai tahun 2010 tarif tunggal tersebut menjadi 25%. Penerapan tarif tunggal tujuannya adalah untuk menyesuaikan dengan prinsip kesederhanaan dan Internasional Best Practise. Penurunan tarif

(7)

PPh Badan tersebut dimaksudkan untuk mengurangi beban pajak perusahaan, sehingga perusahaan mempunyai tambahan kemampuan ekonomis untuk pengembangan usaha, melakukan investasi dan peningkatan daya saing. Sedangkan penurunan tariff PPh secara bertahap dimaksudkan untuk menjaga kestabilan penerimaan negara dan pembiayaan APBN.

Setidaknya ada 2 hal yang diharapkan melalui kebijakan penurunan tarif PPh ini. Pertama penurunan tarif ini dimaksudkan untuk menyesuaikan tarif PPh yang berlaku di Indonesia dengan tarif PPh yang berlaku di negara lain. Kedua untuk mengurangi beban pajak orang pribadi dalam bentuk penurunan tarif, penyederhanaan, dan perluasan lapisan Penghasilan Kena Pajak. Dengan demikian diharapkan daya beli, konsumsi, atau saving/investasi masyarakat meningkat sehingga dapat menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada gilirannya kondisi yang tercipta tersebut dapat mendorong peningkatan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak.

Meskipun secara umum dapat dilihat bahwa hal ini membawa pengaruh positif terhadap penerimaan pemerintah namun kita juga perlu menganalisa pengaruhnya terhadap wajib pajak itu sendiri. Dengan adanya perubahan seperti yang telah disebutkan diatas, maka dikhawatirkan, hal ini dapat berpengaruh terhadap laba perusahaan sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa adanya pajak penghasilan terutang dapat mengurangi besarnya laba yang mungkin diperoleh perusahaan. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa sifat dasar manusia dalah selalu ingin mencari keuntungan, maka perubahan-perubahan ini, khususnya pada tarif pajak dapat saja berpengaruh positif maupun negatif terhadap jumlah penerimaan yang diharapkan oleh perusahaan.

(8)

Sehubungan dengan masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh perubahan Undang-Undang tersebut pada perusahan yang menjadi objek penelitian dengan berfokus pada beberapa pokok perubahan pasal yang terkait dalam perhitungan Pajak Penghasilan terutang diantaranya, pasal 17, 21, 23, 25, 29 dan pasal 4 ayat (2) Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Khusus untuk Pasal 25 akan dihitung secara terpisah mengingat bahwa pasal 25 merupakan aturan yang mengatur angsuran pajak terutang yang harus dibayarkan setiap bulan oleh perusahaan.

Dengan harapan bahwa hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan baik oleh penulis sendiri, para sivitas akademika lainnya maupun oleh perusahaan yang menjadi objek penelitian itu sendiri, maka berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dengan judul : “Analisis

Besarnya Pajak Penghasilan Terutang Akibat Perubahan Regulasi Perpajakan serta Pengaruhnya terhadap Laba-Rugi Perusahaan (study pada CV. Bagus Karya di Sorowako “).

(9)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka rumusan masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besarkah kenaikan atau penurunan pajak terutang berdasarkan PPh Pasal 21 Wajib Pajak Badan yang harus dibayarkan oleh perusahaan sebelum dan sesudah ditetapkannya Undang-Undang perpajakan No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan?

2. Berapakah besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk tahun 2010 yang akan dibayarkan setiap bulan oleh perusahaan setelah dihitung berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan?

3. Bagaimanakah akibat perubahan regulasi perpajakan dari Undang-Undang No. 17 tahun 2000 menjadi Undang-Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan terhadap laba yang diperoleh perusahaan?

1.3.Tujuan dan Manfaat penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui besarnya kenaikan atau penurunan pajak terutang berdasarkan PPh Pasal 21 Wajib Pajak Badan yang harus dibayarkan oleh perusahaan sebelum dan sesudah ditetapkannya Undang-Undang perpajakan No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

2. Untuk mengetahui besarnya angguran Pajak berdasarkan ketentuan PPh Pasal 25 yang akan dibayarkan oleh perusahaan untuk tahun 2010 setelah

(10)

dihitung berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

3. Untuk mengetahui akibat perubahan regulasi perpajakan dari Undang-Undang No. 17 tahun 2000 menjadi Undang-Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan terhadap laba yang diperoleh perusahaan?

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain, sbb : 1. sebagai bahan masukan kepada perusahaan yang menjadi objek penelitian

dalam upaya peningkatan kinerja operasionalnya serta pelaksanaan kewajiban perusahaan dalam hal perpajakan.

2. sebagai aplikasi ilmiah untuk menambah wawasan penulis berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

3. Sebagai bahan masukan kepada pihak-pihak yang ingin melakukan kegiatan penelitian lebih lanjut.

4. Sebagai bahan penulisan skripsi yang dibuat oleh penulis sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin.

(11)

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis perhitungan dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis berkesimpulan bahwa:

1. Dari perhitungan yang disusun oleh penulis diketahui bahwa terdapat selisih yang cukup besar terhadap jumlah pajak terutang yang harus dibayar oleh perusahaan. Untuk Tahun 2009, selisih besarnya pajak terutang yang harus dibayar yang dihitung dengan ketentuan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 dan ketentuan Undang-Undang-Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 sebesar Rp. 251.702.000,- dimana dengan ketentuan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 diperoleh jumlah sebesar Rp. 486.702.500,- sedangkan dengan ketentuan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 diperoleh jumlah sebesar Rp. 235.000.500,-. Sedangkan untuk tahun 2010, selisih yang diperoleh sebesar Rp. 105.434.720,- dimana untuk tahun 2010 dengan ketentuan Undang-Undang No.17 Tahun 2000 besarnya pajak terutang yang harus dibayar sebesar Rp. 213.002.600,- sedangkan dengan ketentuan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 jumlah pajak terutang sebesar Rp. 107.567.880,-.

2. Besarnya angsuran bulanan PPh pasal 25 yang harus dibayar oleh perusahaan untuk tahun pajak 2009 berdasarkan SPT Tahunan 2008 sebesar Rp. 945.850,-. Dan untuk tahun pajak 2010 berdasarkan SPT Tahunan 2009 sebesar Rp. 1.879.442,-.

(12)

3. Besarnya selisih yang terjadi dari perhitungan yang disusun oleh penulis akibat perubahan pada tarif pajak pasal 17 Undang-Undang Perpajakan. Dengan demikian, perubahan Undang-Undang perpajakan khususnya pada tarif PPh pasal 17 UU RI No. 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas UU RI no. 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan mengurangi jumlah pajak terutang yang harus dibayarkan, sehingga tidak menyebabkan penurunan terhadap laba setelah pajak yang dihasilkan perusahaan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Mulyo,2009, Perpajakan Indonesia Seri PPN,PPnBM, dan PPh Badan

Teori dan Aplikasi Edisi 2, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Djuanda, Gustian, SE., MM dan Lubis, Irwansyah, SE., 2006, Pelaporan Pajak

PenghasilanEdisi Revisi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hongren, Charles T., Walter T. Horrison dkk., 2007, Akuntansi, Edisi Bahasa

Indonesia, PT. Indeks, Jakarta.

Ikantan Akuntan Indonesia (IAI), 2009, Standar Akuntansi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Iskandar., Dr. M.Pd., Metodologi Penelitian Kualitatif, Gaung Persada, Jakarta. Muljono, Djoko., 2010, Panduan Brevet Pajak Penghasilan, Andi Yogyakarta,

Yogyakarta.

Munawir, 1998, Analisis Laporan Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Nazir, Moh., Ph.D., 2003, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Pane, Charles T., 2004, Skripsi, Pembayaran Angsuran Pajak Penghasilan

Pasal 25 Dalam Masa Transisi Tahun 2001 PT. Rodes Island, Univ.

Gunadarma.

Sumarsono, S.r., 2004, Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, JakartA. Sumadji., Drs., dan Yudha Pratama, SE., 2006, Kamus Ekonomi Edisi Lengkap,

Wacana Intelektual.

Waluyo, 2005, Perpajakan Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta.

Yadiati, Winwin., 2007, Teori Akuntansi: Suatu Pengantar, Kencana Prenada Group, Jakarta.

(14)

Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang pajak Penghasilan, BPFE Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah RI tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan, Direktorat Jenderal Pajak, Departemen Keuangan Republik Indonesia, Jakarta.

http://kafepajak.files.wordpress.com/2008/09/pokok-pokok-perubahan-uu-pph.ppt

http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2008/09/pokok-pokok-perubahan-uu-pajak.html

http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=37&q=&hlm=1 – angsuran bulanan PPh Pasal 25 dalam masa transisi tahun pajak 2009 http://www.fiskal.depkeu.go.od/webbkf/link.asp?link1100000.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam kajian kebencanaan diharapkan akan meningkatkan keakuratan sasaran/ objek wilayah dari upaya mitigasi itu sendiri

Akivaiz- du, kad ði kalba turëjo atskleisti socialinio gyvenimo ir politinës praktikos panaðumus, kita vertus, áspëti klausytojus, jog Europos ir Amerikos sociologø siekis

Telah diberi tahu bahwa untuk keperluan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya disfungsi hati pada penderita yang dirawat

Biji rambutan mengandung polifenol dan beberapa senyawa golongan flavonoid yang telah berhasil diisolasi dari ekstrak etanol biji rambutan yaitu senyawa flavonol

Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti ingin melalukan penelitian yang berjudul “ “Pengaruh Penerapan Strategi Rantai Kejadian ( Events Chain ) Terhadap

Berdasarkan hasil penelitian diatas dengan informen dapat disimpulkan bahwa tingkat social ekonomi politik dan budaya sangat mempengaruhi partisipasi masyarakat

1 Sproket 20 Engkol Data Buah Kelapa Setelah Dilakukan Penambahan Engkol dengan jarak antara mata pisau 215 mm. Sehingga dalam pengujian dengan menggunakan

Besarnya zona yang rusak “ Crushed Zone ” yang dibentuk oleh Gun Perforasi yang mengakibatkan adanya hambatan aliran atau skin, sehingga dapat diketahui