• Tidak ada hasil yang ditemukan

FOCUS RESEARCH INVESTMENT HIGHLIGHTS JUNI 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FOCUS RESEARCH INVESTMENT HIGHLIGHTS JUNI 2012"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

J

UNI

2012

INITIAL PUBLIC OFFERING

PT GLOBAL TELESHOP TBK

PENAWARAN UMUM PERDANA

Struktur Penawaran Umum Perdana

Jumlah saham yang ditawarkan 111.112.000 Jumlah saham setelah Penawaran Umum Perdana 1.111.1112.000

Struktur Pemegang Saham setelah Penawaran Umum Perdana

PT Trilinium 72%

PT Global Perkasa Mandiri 18%

Masyarakat 10%

Perkiraan Jadwal Penawaran Umum Perdana

Tanggal efektif 28 Juni 2012 Masa penawaran 2 – 4 Juli 2012 Tanggal penjatahan 5 Juli 2012 Tanggal distribusi saham 9 Juli 2012 Tanggal pencatatan saham di BEI 10 Juli 2012

Rencana Penggunaan Dana Penawaran Umum Perdana

Tambahan modal kerja 60% Pembayaran hutang kepada PT Trilinium 40%

Sumber: Prospektus Awal Perseroan

Theodorus ArielKristian theodorus.ariel@lautandhana.com (+62-21) 5785 1818 ext. 2050

I

NVESTMENT

H

IGHLIGHTS

Transformasi yang sukses ke bisnis distribusi dan peritel telepon seluler

PT Global Teleshop (GT atau Perseroan) didirikan pada tanggal 1 Maret 2007 dengan nama PT Pro Empower Perkasa yang kegiatan awalnya merupakan agen Authorized Service Vendor (ASV) dari Nokia. Pada tahun 2011, GT mulai melakukan ekspansi dan bertransformasi menjadi distributor dan peritel produk telekomunikasi (seperti telepon seluler kategori smart phone atau mobile phone merek BlackBerry, Samsung, Nokia, HTC, Apple, Sonny Ericsson dan LG Mobile beserta aksesorisnya) serta sebagai Authorized Dealer produk operator (voucher) Telkomsel.

Ditopang oleh SIM starter pack, Blackberry, Samsung, Nokia dan Apple

Pendapatan GT diproyeksikan bertumbuh sebesar 21,3% per tahun (CAGR) dari Rp 3 triliun di 2012 menjadi Rp 4,4 triliun di 2014, ditopang oleh pengembangan variasi produk telepon seluler, pesatnya perkembangan teknologi produk telepon seluler dan siklus penggantian telepon seluler yang lebih cepat karena sifat konsumerisme konsumen yang meningkat. Penjualan SIM starter pack dan voucher merupakan kontributor utama terhadap total pendapatan GT. Penjualan telepon selular GT dari 4 merek, yakni BlackBerry, Samsung, Nokia dan Apple diproyeksikan menjadi kunci utama pertumbuhan kinerja pendapatan ritel perseroan dalam 3 tahun mendatang seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan fitur telepon seluler smart phone.

Marjin laba kotor cenderung stabil – sesuai dengan ekspektasi industri

Marjin laba kotor GT di tahun 2011 mengalami penurunan signifikan (56,4% di 2010 vs 13,4% di 2011) sejalan dengan transformasi kegiatan usaha dari Authorized Serviced Vendor (service centre) menjadi distributor dan peritel telepon selular dan Authorized Dealer produk operator (voucher) Telkomsel. Dalam tiga tahun mendatang, marjin laba kotor konsolidasi cenderung stabil dan terjaga di level 11,9%-12,2% dikontribusikan oleh harga jual yang bersaing dan kelengkapan portofolio produk telepon selular berbagai merek.

Prospek telepon seluler masih menjanjikan

Industri telepon seluler di Indonesia terus berkembang pesat sejalan dengan pergantian tren dari layanan suara menjadi layanan data melalui

chatting messenger seperti BlackBerry Messenger dan WhatsApp, aplikasi

sosial seperti Facebook, dan berkembangnya kebutuhan e-mail dan internet. Prospek penjualan telepon seluler masih menjanjikan, seiring dengan tersedianya berbagai macam pilihan telepon seluler (mobile phone dan smart phone), maraknya inovasi produk maupun layanan baru, simbol status sosial dan budaya konsumerisme. Hal ini akan berpengaruh pada siklus penggantian telepon seluler yang semakin pendek dimana pengguna telepon seluler kategori smart phone cenderung melakukan penggantian unitnya setiap 14 bulan sekali di 2011 dari 22 bulan sekali di 2008. Sementara itu, pengguna telepon seluler kategori mobile phone memiliki siklus penggantian unit yang lebih cepat setiap 7,1 bulan sekali di periode yang sama.

Nilai kapitalisasi pasar berkisar antara Rp 1.098 miliar – Rp 1.372 miliar

Untuk memperoleh nilai kapitalisasi pasar GT, kami menggunakan pendekatan PER multiple dan metodologi DCF yang menghasilkan kisaran nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 1.098 miliar – Rp 1.372 miliar yang mengimplikasikan kisaran PER dan EV/EBITDA 2012P masing-masing sebesar 9,16x-11,44x dan 7,03x-8,59x.

Ringkasan Kinerja Keuangan

Rp miliar 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P

Pendapatan 41 1.862 3.009 3.615 4.428 Pertumbuhan (%) 654,6 4.446,2 61,6 20,2 22,5 EBITDA 3 142 208 244 280 Pertumbuhan (%) 1.138,3 4.347,0 47,1 17,3 14,5 Laba bersih 2 78 120 143 176 Pertumbuhan (%) 904,4 4.180,6 54,5 19,5 23,1

Marjin laba bersih (%) 4,4 4,2 4,0 4,0 4,0

ROAE (%) 81,4 84,9 39,8 29,9 29,1

Sumber: Perusahaan dan Riset Lautandhana

PENAWARAN UMUM PERDANA

Struktur Penawaran Umum Perdana

Jumlah saham yang ditawarkan 111.112.000 Jumlah saham setelah Penawaran Umum Perdana 1.111.112.000

Struktur Pemegang Saham setelah Penawaran Umum Perdana

PT Trilinium 72%

PT Global Perkasa Mandiri 18% Masyarakat 10%

Perkiraan Jadwal Penawaran Umum Perdana

Masa Penawaran Awal 19 – 20 Juni2012 Tanggal efektif 28 Juni 2012 Masa penawaran 2 – 4 Juli 2012 Tanggal penjatahan 5 Juli 2012 Tanggal distribusi saham 9 Juli 2012 Tanggal pencatatan saham di BEI 10 Juli 2012

Rencana Penggunaan Dana Penawaran Umum Perdana

Tambahan modal kerja 60% Pembayaran hutang kepada PT Trilinium 40%

Sumber: Prospektus Awal Perseroan

Untuk memperoleh kisaran nilai kapitalisasi pasar GT, kami menggunakan pendekatan PER multiple dan metodologi DCF, nilai kapitalisasi pasar GT diantara Rp 1.098 miliar – Rp 1.372 miliar yang mengimplikasikan kisaran PER dan EV/EBITDA 2012P masing-masing sebesar 9,16x-11,44x dan 7,03x-8,59x.

Marjin laba kotor GT di tahun 2011 mengalami penurunan signifi kan (56,4% di 2010 vs 13,4% di 2011) sejalan dengan transformasi kegiatan usaha dari Authorized Serviced Vendor (service centre) menjadi distributor dan peritel telepon selular dan Authorized Dealer produk operator (voucher) Telkomsel. Dalam tiga tahun mendatang, marjin laba kotor cenderung stabil dan terjaga di level 11,9%-12,2% dikontribusikan oleh harga jual yang bersaing dan kelengkapan portofolio produk telepon selular berbagai merek.

PT Global Teleshop (GT atau Perseroan) didirikan pada tanggal 1 Maret 2007 dengan nama PT Pro Empower Perkasa yang kegiatan awalnya merupakan agen Authorized Service Vendor (ASV) dari Nokia. Pada tahun 2011, GT mulai melakukan ekspansi dan bertransformasi menjadi distributor dan peritel produk telekomunikasi (seperti telepon seluler kategori smart phone atau mobile phone merek BlackBerry, Samsung, Nokia, HTC, Apple, Sony Mobile dan LG Mobile beserta aksesorisnya) serta sebagai Authorized Dealer produk operator (voucher) Telkomsel.

(2)

V

ALUASI

Valuasi berdasarkan PER multiple dan metodologi DCF

PER multiple

Kami menggunakan metode PER multiple untuk memperoleh nilai kapitalisasi pasar GT. Sebagai acuannya, kami memakai PER industri 2012P sebesar 11,44x yang dihitung dari rata-rata perusahaan sejenis yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, Taiwan, Hongkong, India dan AS, antara lain: PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA IJ), Synnex Technology International Corp (2347 TT), Digital China Holding Ltd (861 HK), Redington India Ltd (REDI IN), HCL Infosystems Ltd (HCLI IN) dan Ingram Micro Inc (IM US). Dengan memberikan diskon terhadap pasar sebesar 20% dari PER industri 2012P, kami memperoleh nilai kapitalisasi pasar GT sebesar Rp 1.098 miliar yang mengimplikasikan PER 9,16x 2012P dan EV/EBITDA 7,03x 2012P.

PER Multiple

Nama Perusahaan Ticker 2012P

Market Cap* PER (x) EV/EBITDA (x) Indonesia

Erajaya Swasembada ERAA IJ 546,1 12,42 8,63

Trikomsel TRIO IJ 374,0 n.a n.a

Tiphone Mobile Indonesia TELE IJ 244,7 n.a n.a

Rata-rata 12,42 8,63

Regional

Synnex Technology International Corp 2347 TT 3.606,4 14,40 18,71

Digital China Holding Ltd 861 HK 1.974,9 10,48 8,17

Redington India Ltd REDI IN 559,6 8,74 6,63

HCL Infosystems Ltd HCLI IN 160,9 9,94 8,79

Ingram Micro Inc IM US 2.641,6 8,79 3,64

Rata-rata 10,47 9,19

Rata-rata Industri 11,44 8,91 Valuasi GT berdasarkan PER Multiple

Diskon pasar 20%

PER 2012P (x) 9,16

Nilai kapitalisasi pasar – Rp miliar 1.098

EV/EBITDA 2012P (x) 7,03

*) Nilai kapitalisasi pasar (US$ juta) Harga Penutupan terakhir 14 Juni 2012 Sumber: Bloomberg dan Riset Lautandhana

Analisa DCF

Kami juga menerapkan metode perhitungan Discounted Cash Flow 10 tahun untuk memperoleh nilai kapitalisasi pasar GT. Kami mengasumsikan WACC sebesar 11,09% dan terminal growth sebesar 3%. Asumsi WACC dihitung dengan Risk Free Rate sebesar 6%, Market risk premium sebesar 9% dan beta industri 1,0. Dari perhitungan metode DCF ini, diperoleh nilai kapitalisasi pasar GT sebesar Rp 1.372 miliar yang merepresentasikan PER 11,44x 2012P dan EV/EBITDA 8,59x 2012P.

Metode DCF

Perhitungan WACC

Risk free rate 6,0%

Market risk premium 9,0%

Beta 1,0

Cost of equity 15,00%

WACC 11,09%

Kapitalisasi pasar (Rp miliar)

Enterprise value 1.788

Net debt (cash) 416

Equity value 1.372

Valuasi (x)

Implied PE 2012P 11,44

Implied EV/EBITDA 2012P 8,59

(3)

Nilai kapitalisasi pasar berkisar antara Rp 1.098 miliar – Rp 1.372 miliar

Berdasarkan perhitungan dua metodologi tersebut diatas, nilai kapitalisasi pasar GT berada pada kisaran Rp 1.098 miliar – Rp 1.372 miliar yang mengimplikasikan kisaran PER dan EV/EBITDA 2012P masing-masing sebesar 9,16x-11,44x dan 7,03x-8,59x.

Matriks Valuasi

Company Name Bloomberg

Ticker Marcap*

PER (x) P/Sales (x) EV/EBITDA (x) 12F 13F 12F 13F 12F 13F

Indonesia

Erajaya Swasembada ERAA IJ 546,1 12,42 10,64 0,45 0,40 8,63 7,21

Trikomsel TRIO IJ 374,0 n.a n.a n.a n.a n.a n.a

Tiphone Mobile Indonesia TELE IJ 244,7 n.a n.a n.a n.a n.a n.a

Rata-rata 12,42 10,64 0,45 0,40 8,63 7,21

Regional

Synnex Technology International Corp 2347 TT 3.606,4 14,40 12,66 0,32 0,28 18,71 16,31

Digital China Holding Ltd 861 HK 1.974,9 10,48 8,87 0,19 0,17 8,17 7,07

Redington India Ltd REDI IN 559,6 8,74 7,22 0,12 0,11 6,63 5,55

HCL Infosystems Ltd HCLI IN 160,9 9,94 7,95 0,08 0,08 8,79 5,87

Ingram Micro Inc IM US 2.641,6 8,79 7,71 0,07 0,06 3,64 3,22

Rata-rata 10,47 8,88 0,16 0,14 9,19 7,60

Rata-rata Industri 11,44 9,76 0,30 0,27 8,91 7,41

Global Teleshop 9,16-11,44 7,66-9,57 0,36-0,46 0,30-0,38 7,03-8,59 5,99-7,32

*) Nilai kapitalisasi pasar (US$ juta) Harga penutupan terakhir 14 Juni 2012 Sumber: Bloomberg dan Riset Lautandhana

(4)

P

ROFIL

P

ERSEROAN

Transformasi yang sukses ke bisnis distribusi dan peritel telepon seluler

PT Global Teleshop (GT atau Perseroan) didirikan pada tanggal 1 Maret 2007 dengan nama PT Pro Empower Perkasa yang awalnya merupakan agen Authorized Service Vendor (ASV) dari Nokia. Pada tahun 2011, perseroan mulai melakukan ekspansi dan bertrasnformasi sebagai distributor dan peritel produk telekomunikasi (seperti telepon seluler kategori smart phone atau mobile phone beserta aksesorisnya) dan sebagai : Authorized Dealer Telkomsel (SIM starter pack dan voucher).

Sejarah Perseroan

1997 : - Pertama kalinya membuka outlet Nokia Professional Center (NPC) di Asia Pasifik. 2003 : - Pertama kalinya membuka outket Nokia Sales dan Care Center (NSCC) di Indonesia; 2004 : - Membuka pusat pelatihan “Global Academy”.

2007 : - Pendirian perseroan dengan nama PT Pro Empower Perkasa.

2009 : - Mulai membuka outlet jasa servis Nokia seiring dengan ditandatanganinya Service Vendor Agreement dengan Nokia. 2010 : - Membentuk kemitraan strategis dengan PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO).

2011 :

- Berubah nama menjadii PT Global Teleshop;

- Akuisisi jaringan bisnis ritel telepon seluler dengan menoperasikan gerai dengan merek Global Teleshop; - Akuisisi Apple Premium Reseller;

- Terpilih sebagai authorized dealer Telkomsel;

- Dipercaya Research in Motion (RIM) untuk membuka gerai Blackberry Lifestyle di Indonesia.

Catatan: Tahun 1997 sampai dengan 2007 di bawah PT Cipta Multi Usaha Perkasa Sumber: Perseroan

Produk telepon seluler yang bervariasi

Dengan transformasi kegiatan usaha, akuisisi Apple Premium Reseller dan mempertahankan bisnis layanan purna jual, GT menawarkan beragam produk telepon seluler berbagai merek (BlackBerry, Samsung, Nokia, HTC, Apple, Sony Mobile dan LG Mobile) melalui solusi one stop shopping bagi konsumen. GT menyediakan beragam produk telepon seluler seperti: featurephone, smart phone, tablet dan aksesoris di seluruh jaringan gerai yang dimiliki. Sementara itu, GT juga menyediakan perlengkapan komputer dengan merek Acer di jaringan gerainya.

Portofolio Telepon seluler Apple Premium Reseller

Sumber: Perseroan Sumber: Perseroan

Terbagi atas bisnis ritel dan distribusi

Kegiatan usaha GT sendiri secara sederhana dibagi ke dalam dua jenis bisnis, yaitu ritel dan distribusi.

Kegiatan Usaha

Sumber: Perseroan

Dengan transformasi kegiatan usaha, akuisisi Apple Premium Reseller dan mempertahankan bisnis layanan purna jual, GT menawarkan beragam produk telepon seluler berbagai merek (BlackBerry, Samsung, Nokia, HTC, Apple, Sony Mobile dan LG Mobile) melalui solusi one stop shopping bagi konsumen. GT menyediakan beragam produk telepon seluler seperti: featurephone, smart phone, tablet dan aksesoris di seluruh jaringan gerai yang dimiliki. Sementara itu, GT juga menyediakan perlengkapan komputer dengan merek Apple di jaringan gerainya.

(5)

Bisnis Ritel

Untuk bisnis ritel, GT memasarkan produk-produk telekomunikasi mobile phone, smart phone, tablet, aksesoris dan komputer melalui beberapa jaringan, yaitu: 1. melalui gerai own store dan branded store

- Own store

Gerai yang dimiliki dan dioperasikan sepenuhnya oleh perseroan. GT memiliki dua jenis gerai, yaitu: Global Teleshop dan Global Teleshop Superstore dengan klasifikasi luas gerai masing-masing adalah 40 m2-125 m2 dan 150 m2. Gerai ini menjual beragam jenis portofolio produk telepon seluler dan komputer yang dimiliki perseroan.

- Branded store

GT bekerja sama dengan pihak pemasok melalui mekanisme subsidi silang (berupa biaya sewa atau diskon harga yang kompetitif) untuk membuka dan mengoperasikan gerai ritel telekomunikasi yang menjual produk tunggal dari merek tertentu, seperti: Nokia, LG Mobile, Apple, Samsung dan BlackBerry. Luas gerai branded store ini berkisar antara 40 m2-125 m2.

2. jaringan peritel modern, seperti Electronic Solution dan Electronic City; 3. katalog perbankan, call center dan pelanggan korporasi;

4. pameran-pameran.

Bisnis Ritel Bisnis Distribusi

Sumber: Perseroan Sumber: Perseroan

Bisnis distribusi

GT menjual SIM starter packs dan voucher isi ulang Telkomsel melalui sub dealers, resellers dan retailers (baik itu toko sendiri ataupun kios GraPARI (d/h Kios Halo). Denominasi nilai voucher isi ulang berbentuk fisik dan elektrik yang dipasarkan saat ini mulai dari Rp 5.000,- hingga Rp 100.000,-. Hingga saat ini, GT memiliki 37.500 reseller atau retailers dan 32 outlet ownshop dan 12 kios GraPARI.

Telah mengoperasikan 313 gerai

Per akhir Desember 2011, GT mengoperasikan sebanyak 313 gerai yang terdiri atas gerai own store, branded store, layanan purna jual dan gerai SIM starter pack dan voucher Telkomsel.

Total Gerai – 2011 Ritel Own store GT 172 GT Super Store 11 Shop in shop* 20 Branded store Apple 21 LG 6 Nokia 5 Samsung 2 Blackberry 1 Layanan Purna Jual

Nokia Care 21

Global Care 8

Apple Care 2

SIM starter pack dan Voucher Ownshop 32

Kios GraPARI 12

Total 313

*) Gerai GT di dalam gerai peritel modern Electronic City, Electronic Solution, Ramayana, Hartono Electronic dan Carrefour Sumber: Perseroan

(6)

Jaringan distribusi pada lokasi strategis

Pada akhir tahun 2011, GT memiliki jaringan ritel nasional yang cukup luas sebanyak 313 gerai tersebar pada beberapa lokasi strategis di kota-kota besar, seperti Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan dan Sulawesi. Hal ini sepenuhnya didorong oleh strategi akuisisi bisnis ritel telepon seluler sehingga menambah kelengkapan portofolio produk yang dijual, seperti BlackBerry, Apple, Nokia, Samsung, Sony Mobile, LG Mobile serta terpilihnya GT sebagai authorized dealer Telkomsel.

Jaringan distribusi

Sumber: Perseroan

Karakteristik operasional gerai GT

Setiap gerai ritel own store dan branded store pada umumnya memiliki 5 karyawan sedangkan setiap gerai layanan purna jual dan SIM starter pack/voucher memperkerjakan antara 9-11 karyawan. Jumlah karyawan per gerai juga bergantung pada besar kecilnya gerai. Jam operasional gerai GT mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB setiap minggunya yang terbagi atas 2 shift.

Jaringan distribusi

Sumber: Perseroan

Didominasi oleh pendapatan dari pulau Jawa

Berdasarkan segmen geografis, pendapatan GT masih didominasi oleh pendapatan dari pulau Jawa rata-rata sebesar 66% dipengaruhi oleh pesatnya perkembangan teknologi informatika, tingkat populasi, gaya hidup yang cepat berubah dan sifat konsumerisme masyarakat yang masih terkonsentrasi di pulau Jawa, terutama di wilayah Jabodetabek. Pada akhir tahun 2011, pendapatan dari pulau Jawa tercatat senilai Rp 1,2 triliun sedangkan pendapatan dari luar pulau Jawa senilai Rp 682 miliar.

Didominasi oleh penjualan SIM starter pack dan voucher

Pada tahun 2011, Pendapatan dari penjualan SIM starter pack dan voucher mendominasi pendapatan GT sebesar 66% yang tercatat senilai Rp 1,2 triliun. Kontribusi terbesar kedua adalah pendapatan dari penjualan ritel sebesar 33% di periode yang sama. Penjualan SIM starter pack dan voucher dan penjualan ritel masing-masing tercatat sebesar Rp 1,2 triliun dan Rp 607 miliar.

pendapatan

Jaringan Distribusi

(7)

Pendapatan

Periode 2009A 2010A 2011A Segmen Geografis (Rp miliar)

Jawa 4 27 1.180 Luar Jawa 2 14 682 Total Pendapatan 5 41 1.862 Porsi Jawa 68,5% 65,3% 63,4% Luar Jawa 31,5% 34,7% 36,6% Total 100,0% 100,0% 100,0%

Segmen Kegiatan Usaha (Rp miliar)

SIM starter pack dan voucher* 0 0 1.231

Ritel** 0 4 607

Layanan purna jual 5 37 24

Total Pendapatan 5 41 1.862

Porsi

SIM starter pack dan voucher* 0,5% 0,7% 66,1%

Ritel** 1,8% 9,3% 32,6%

Layanan purna jual 97,7% 90,0% 1,3%

Total 100,0% 100,0% 100,0%

*) Sebagai Authorized Dealer Telkomsel per 1 April 2011 **) Penjualan berbagai produk telepon seluler, komputer dan aksesoris Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana

BlackBerry, Samsung dan Nokia merupakan kontributor utama

Penjualan ritel sendiri ditopang oleh penjualan produk telepon seluler terutama merek BlackBerry, Samsung dan Nokia dengan porsi masing-masing 46%, 24% dan 15%. Perubahan signifikan atas kontribusi penjualan di 2011 sepenuhnya didorong oleh ekspansi agresif GT dalam segmen bisnis ritel telepon seluler, komputer dan aksesoris serta penjualan telepon seluler dan SIM starter pack dan voucher.

Porsi Penjualan Ritel 2011 - Produk

B lackB erry 44,3% Samsung 23,4% No kia 14,8% A pple 6,3% LG 4,7% Lainnya* 6,5%

BlackBerry Samsung Nokia Apple LG Lainnya*

*) Merek lainnya, komputer dan aksesoris Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana

BlackBerry, Samsung dan Nokia kontributor utama penjualan ritel

Penjualan ritel sendiri ditopang oleh penjualan produk telepon seluler terutama merek BlackBerry, Samsung dan Nokia dengan porsi masing-masing 44%, 23% dan 15%. Perubahan signifi kan atas kontribusi penjualan di 2011 sepenuhnya didorong oleh ekspansi agresif GT dalam segmen bisnis ritel telepon seluler, komputer dan aksesoris serta penjualan telepon seluler dan SIM starter pack dan voucher.

(8)

K

INERJA

K

EUANGAN

Pendapatan bertumbuh 21,3% per tahun

Pendapatan GT diproyeksikan bertumbuh sebesar 21,3% per tahun (CAGR) dari Rp 3 triliun di 2012 menjadi Rp 4,4 triliun di 2014. Kinerja pendapatan perseoran sendiri ditopang oleh bervariasinya produk telepon seluler, pesatnya perkembangan teknologi produk telepon seluler, pertumbuhan layanan paket data operator telekomunikasi, siklus penggantian telepon seluler yang cepat dan sifat konsumerisme konsumen atas perkembangan teknologi telepon seluler di Indonesia.

Didominasi oleh penjualan SIM starter pack dan voucher

Penjualan SIM starter pack dan voucher masih merupakan kontributor utama terhadap total pendapatan GT yang diproyeksikan mengalami peningkatan sebesar 19% per tahun (CAGR) dari Rp 1,8 triliun menjadi Rp 2,6 triliun pada masa proyeksi. Kontributor terbesar kedua berasal dari penjualan ritel yang diproyeksikan bertumbuh sebesar 25,2% per tahun (CAGR) mencapai senilai Rp 1,8 triliun pada tahun 2014.

Proyeksi dan Asumsi Kinerja Keuangan

Periode 2009A 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P CAGR*** Asumsi

Jumlah Gerai 31 75 313 375 425 480 13,1%

Ritel* 0 0 238 296 341 391 14,9%

Gerai lama 0 0 238 238 238 238 0,0%

Akumulasi gerai baru 0 0 0 58 103 153 62,4%

Distribusi - SIM starter pack dan Voucher** 0 0 44 48 53 58 9,9% Layanan Purna Jual 31 31 31 31 31 31 0,0%

Rata-rata Pendapatan/Gerai/tahun (Rp miliar) Retail*

Gerai lama 0,0 0,0 3,2 3,7 4,4 5,2 17,5%

Gerai baru 0,0 0,0 0,0 4,5 4,5 4,5 0,0%

Distribusi SIM starter pack dan Voucher** 0,0 0,0 28,0 38,2 41,1 44,7 8,3% Layanan purna jual 0,2 1,2 0,8 0,8 0,9 0,9 5,0%

Pendapatan (Rp miliar)

SIM starter pack dan Voucher** 0 0 1.231 1.831 2.179 2.593 19,0%

Penjualan Ritel* 0 4 607 1.152 1.409 1.806 25,2%

Layanan purna jual 5 37 24 26 27 28 5,0%

Total Pendapatan 5 41 1.862 3.009 3.615 4.428 21,3%

Porsi

SIM starter pack dan voucher** 0,5% 0,7% 66,1% 60,9% 60,3% 58,6%

Telepon seluler 1,8% 9,3% 32,6% 38,3% 39,0% 40,8%

Layanan purna jual 97,7% 90,0% 1,3% 0,8% 0,7% 0,6%

Total 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

*) Beragam produk-produk telepon seluler, computer dan aksesoris **) Sebagai Authorized Dealer Telkomsel per 1 April 2011 ***) Periode 2012P-2014P

Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana

Membuka jaringan gerai di lokasi strategis

GT berencana memperluas jaringan pemasaran melalui pembukaan gerai ritel di lokasi strategis di Indonesia terutama pada kota-kota besar yang memiliki potensi untuk berkembang pesat, seperti: Jabodetabek, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Bali, Medan, Palembang, Pekanbaru, Banjarmasin, Balikpapan dan Makasar. Perseroan juga akan selalu berusaha menyediakan produk – produk terbaru yang diminati oleh konsumen. Ekspansi pembukaan gerai baru tersebut diharapkan memberikan kontribusi tambahan sebesar 23% - 32% terhadap total penjualan ritel dalam 3 tahun kedepan.

(9)

Ditopang oleh BlackBerry, Samsung, Nokia dan Apple

Penjualan telepon selular GT dari 4 merek, yakni BlackBerry, Samsung, Nokia dan Apple diproyeksikan menjadi kunci utama pertumbuhan kinerja pendapatan ritel perseroan dalam 3 tahun mendatang. Hal ini sejalan dengan pesatnya perkembangan teknologi dan fitur telepon seluler smart phone, seperti: iPhone, Samsung Galaxy dan tablet PC.

Penjualan Telepon Seluler - Merek

0 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 2.000

2009A 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P

Rp

m

il

ia

r

Blackberry Samsung Nokia Apple LG Lainnya* C A GR = 25,2% per tahun

*) Merek lainnya, komputer dan aksesoris Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana

Marjin laba kotor cenderung stabil – sesuai dengan ekspektasi industri

Marjin laba kotor GT mengalami penurunan signifikan dari 56,4% di 2010 menjadi 13,4% di 2011. Namun kami menilai penurunan ini adalah wajar sejalan dengan transformasi kegiatan usaha dari authorised service centre menjadi distributor dan peritel telepon selular, Authorized Dealer (voucher) Telkomsel dan aksesoris dari ASV Nokia. Dalam tiga tahun mendatang, kami perkirakan marjin laba kotor konsolidasi cenderung stabil dan terjaga di level 11,9%-12,2% dikontribusikan oleh harga jual yang bersaing dan kelengkapan portofolio produk telepon selular dari BlackBerry, Samsung, Nokia, Apple, Sony Mobile, LG Mobile, HTC dan produk komputer Apple.

Marjin Laba Kotor

12,0 12,2 11,9 13,4 56,4 62,3 0 100 200 300 400 500 600

2009A 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P

Rp m il ia r 0 10 20 30 40 50 60 70 %

Laba kotor Marjin laba kotor - Sumbu Kanan

Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana

Tergerus oleh biaya gaji, sewa dan biaya kartu kredit

Di industri ritel, beban usaha masih didominasi oleh biaya gaji dan sewa. Tingginya biaya gaji dan sewa mengakibatkan tipisnya marjin laba usaha dan EBITDA. Selain itu, kami memproyeksikan biaya kartu kredit GT mengalami peningkatan karena tingginya penggunaan transaksi kartu kredit sebagai alat pembayaran didorong oleh adanya beragam promosi katalog kartu kredit perbankan yang menawarkan cicilan 0% bertenor 6 bulan hingga 12 bulan. Untuk periode proyeksi 2012-2014, rata-rata porsi biaya gaji, sewa dan kartu kredit terhadap beban usaha masing-masing sebesar 38%, 16% dan 18%. Alhasil, marjin laba usaha dan EBITDA GT diproyeksikan masing-masing berada pada level 5,9%-6,7% dan 6,3%-6,9% pada periode yang sama.

Marjin laba kotor GT mengalami penurunan signifi kan dari 56,4% di 2010 menjadi 13,4% di 2011. Namun kami menilai penurunan ini adalah wajar sejalan dengan transformasi kegiatan usaha dari authorised service centre menjadi distributor dan peritel telepon selular, Authorized Dealer (voucher) Telkomsel dan aksesoris dari ASV Nokia. Dalam tiga tahun mendatang, kami perkirakan marjin laba kotor cenderung stabil dan terjaga di level 11,9%-12,2% dikontribusikan oleh harga jual yang bersaing dan kelengkapan portofolio produk telepon selular dari BlackBerry, Samsung, Nokia, Apple, Sony Mobile, LG Mobile, HTC dan produk komputer Apple.

(10)

Porsi Beban Usaha Marjin Laba Usaha dan EBITDA 64,7% 50,5% 39,6% 39,2% 38,0% 37,9% 0,3% 28,3% 17,8% 16,1% 16,3% 16,1% 13,8% 18,3% 17,6% 17,9% 4,1% 4,3% 5,5% 5,9% 8,2% 6,1% 5,9% 6,0% 33,1% 17,9% 16,6% 16,1% 16,8% 16,3% 1,9% 3,3% 0% 20% 40% 60% 80% 100%

2009A 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P Gaji Sewa Kartu Kredit Depresiasi Iklan dan promosi Lainnya

3,6 6,1 7,3 6,7 6,4 5,9 4,7 7,8 7,6 6,9 6,8 6,3 0 50 100 150 200 250 300

2009A 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P

Rp m il ia r 0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 %

Laba usaha EBITDA

Marjin laba usaha - Sumbu Kanan Marjin EBITDA - Sumbu Kanan

Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana

Marjin laba bersih super tipis

Pada tahun 2011, marjin laba bersih GT turun dari 4,4% menjadi 4,2% akibat tergerusnya laba usaha dan lonjakan beban bunga bank (Rp 33 miliar vs Rp 41 juta di 2010). Untuk 3 tahun kedepan, kami perkirakan marjin laba bersih GT berada pada level 4,0%.

Rasio Interest Bearing Debt Marjin Laba bersih

.. 0,5 0,9 1,1 2,7 0,0 0,0 0 100 200 300 400 500 600 700 800

2009A 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P

Rp m il ia r (0,5) 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 x

Pinjaman Bank Ekuitas Rasio Interest Bearing Debt - Sumbu Kanan

3,3 4,4 4,2 4,0 4,0 4,0 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

2009A 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P

Rp m il ia r 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0 %

Laba bersih Marjin laba bersih - Sumbu Kanan

Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana

Lonjakan rasio interest bearing debt akibat ekspansi

Pada tahun 2011, rasio interest bearing debt perseroan melonjak signifikan ke level 2,7x seiring diperolehnya pinjaman perbankan jangka pendek dari Bank Mandiri (BMRI IJ) dengan jumlah fasilitas Rp 495 miliar. Pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai transaksi jual beli telepon selular, electronic handled, produk operator, produk multimedia dan aksesoris. Hal ini kami nilai wajar karena perseroan membutuhkan sumber pendanaan yang lebih besar guna mempercepat ekspansi bisnis ritel telepon seluler. Kedepannya, GT akan menjaga level DER dibawah batasan covenant sebesar 3x yang disyaratkan dalam perjanjian pinjaman bank.

(11)

S

EKILAS

I

NDUSTRI

Meningkatnya daya beli masyarakat, didukung fasilitas pembiayaan konsumen

Kinerja industri ritel sangat dipengaruhi tingkat daya beli masyarakat yang ditentukan oleh dinamika inflasi, pendapatan dan belanja konsumsi rumah tangga. Tingkat daya beli masyarakat tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di berbagai kota besar di Indonesia. Tercatat bahwa tingkat daya beli masyarakat kembali menguat di bulan Mei yang ditandai dengan kenaikan IKK dari level 102,5 di bulan April menjadi 109,0, pasca ditundanya rencana kenaikan harga BBM. Sementara itu, ketersediaan dan kemudahan fasilitas pembiayaan konsumen dengan bunga rendah berperan serta meningkatkan kemampuan konsumsi masyarakat. Data Asosiasi Kartu Kredit indonesia (AKKI) menunjukkan bahwa nilai transaksi kartu kredit di tahun 2011 naik 12,3% YoY mencapai Rp 182,6 triliun dibandingkan dengan nilai transaksi kartu kredit di 2010 sebesar Rp 158,7 triliun.

Indeks Keyakinan Konsumen dan Inflasi Fasilitas Kartu Kredit I n d e k s K e y a k i n a n K o n s u me n -20 40 60 80 100 120 140 Ja n -0 4 Ap r-0 4 Ju l-0 4 Oc t-0 4 Ja n -0 5 Ap r-0 5 Ju l-0 5 Oc t-0 5 Ja n -0 6 Ap r-0 6 Ju l-0 6 Oc t-0 6 Ja n -0 7 Ap r-0 7 Ju l-0 7 Oc t-0 7 Ja n -0 8 Ap r-0 8 Ju l-0 8 Oc t-0 8 Ja n -0 9 Ap r-0 9 Ju l-0 9 Oc t-0 9 Ja n -1 0 Ap r-1 0 Ju l-1 0 Oc t-1 0 Ja n -1 1 Ap r-1 1 Ju l-1 1 Oc t-1 1 Ja n -1 2 Ap r-1 2 0% 5% 10% 15% 20%

Indeks Keyakinan Konsumen Inflasi YoY - Sumbu kanan

0 2 4 6 8 10 12 14 16

2009A 2010A 2011A 31-Mar-12 0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 160.000 180.000 200.000

Pemegang kartu kredi t (juta)

Ni lai transaksi kartu kredit (Rp mi liar) - Sumbu Kanan

Sumber: BPS dan Bank Indonesia Sumber: AKKI

Prospek telepon seluler masih menjanjikan

Indonesia merupakan negara terbesar ke 3 pelanggan (subscriber) telepon seluler di Asia. Industri telepon seluler terus berkembang yang pesat dengan pergantian tren dari layanan suara menjadi layanan data melalui BlackBerry Messenger, e-mail, internet atau sejenisnya yang telah disediakan oleh para operator jaringan seluler di Indonesia.

Kedepannya, prospek penjualan telepon seluler masih sangat menjanjikan, baik untuk segmen mobile phone maupun smart phone seiring dengan tersedianya berbagai macam pilihan telepon seluler, maraknya inovasi produk maupun layanan baru (seperti teknologi, fitur dan kemasan baru), sibol status sosial dan budaya konsumerisme. Hal ini akan berpengaruh pada siklus penggantian telepon seluler. Berdasarkan data paparan publik dari PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA IJ), terlihat siklus penggantian telepon seluler semakin pendek dimana pengguna telepon seluler kategori smart phone cenderung melakukan penggantian unitnya setiap 14 bulan sekali di 2011 dari 22 bulan sekali di 2008. Sementara itu, pengguna telepon seluler kategori mobilep hone cenderung memiliki siklus penggantian unit yang lebih cepat dengan melakukan penggantian setiap 7,1 bulan sekali di periode yang sama.

Siklus Penggantian Telepon Seluler

14,2 16,2 18,4 22,3 7,1 9,6 11,5 12,2 0 5 10 15 20 25

2008A 2009A 2010A 2011P

Bu

la

n

Smartphone Mobilephone

Sumber: Frost & Sullivan, ERAA dan Riset Lautandhana

Indonesia

Indonesia merupakan negara terbesar ke 3 pelanggan (subscriber) telepon se-luler di Asia. Industri telepon sese-luler terus berkembang pesat dengan pergantian tren dari layanan suara menjadi layanan data melalui BlackBerry Messenger, e-mail, internet atau sejenisnya yang telah disediakan oleh para operator jaringan seluler di Indonesia.

(12)

Yang termasuk dalam kategori mobile phone adalah telepon seluler yang dijalankan dengan sistem operasi bersifat tertutup (proprietary) atau hanya dapat menjalankan program dari vendor telepon sendiri dan memiliki keterbatasan kapasitas penyimpanan (memori); sedangkan smart phone adalah telepon seluler yang dijalankan dengan sistem operasi bersifat terbuka (open source).

Penjualan unit smart phone melonjak 75,2% per tahun

Volume penjualan unit telepon seluler di Indonesia masih didominasi penjualan telepon seluler mobile phone. Namun dilihat dari sisi pertumbuhan, penjualan telepon seluluer kategori smart phone merupakan kunci utama pertumbuhan total penjualan telepon seluluer di Indonesia. Berdasarkan data dari Frost & Sullivan, volume penjualan smart phone diproyeksikan mengalami lonjakan signifikan sebesar 75,2% per tahun (CAGR) dari sebanyak 7,2 juta unit di 2011P menjadi sebanyak 22,1 juta unit di 2012P.

Volume Penjualan Telepon Seluler (juta unit)

Periode 2008 2009 2010 2011P 2012P 2013P CAGR 11P-13P Mobile phone 23,2 25,1 30,1 34,2 40,3 38,3 5,8% Smart phone 0,5 1,2 4,6 7,2 15,3 22,1 75,2% Total 23,7 26,3 34,7 41,4 55,6 60,4 20,8% Porsi Mobile phone 97,9% 95,4% 86,7% 82,6% 72,5% 63,4% Smart phone 2,1% 4,6% 13,3% 17,4% 27,5% 36,6% Total 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%

Sumber: Frost & Sullivan, JP Morgan dan Riset Lautandhana

Sementara itu, kepemilikan gadget di Indonesia didominasi oleh: Smart phone (57,4%), Notebook (44,3%), Mobile phone (28,1%), PC (26,1%), Netbook (12,0%), Tablets(1,4%), Multimedia Player & SmartTV (1,1% & 0,2%), berdasarkan data dari MarkPlus Insight untuk Netizen Indonesia 2011.

Prospek distribusi SIM starter pack dan voucher juga menjanjikan

Distribusi SIM starter pack dan voucher memiliki prospek yang menjanjikan ditopang oleh peningkatan populasi penduduk Indonesia. Perkembangan tren pemakaian telepon seluler yang mulai beralih ke penggunaan layanan data akan meningkatkan pemakaian pulsa di telepon seluler. Semakin tinggi tingkat mobilitas seseorang, kecenderungan memakai jaringan telepon seluler untuk pemakaian data semakin tinggi, hal ini juga akan meningkatkan pemakaian pulsa.

Pendapatan Data Operator di Indonesia ARPU Operator di Indonesia

5.452 591 435 6.115 672 743 TLKM ISAT EXCL 1Q11 1Q12 12,2% 13,7% 70,8% 37 23 32 36 39 29 TLKM ISAT EXCL 1Q11 1Q12 -2,7% 72,3% -9,4%

Sumber: Laporan Keuangan 1Q12 (TLKM, ISAT dan EXCL) dan Riset Lautandhana Sumber: Laporan Keuangan 1Q12 (TLKM, ISAT dan EXCL) dan Riset Lautandhana

Sebagai upaya menjaring pelanggan yang memiliki daya beli relatif rendah, para operator berlomba meluncurkan produk voucher isi ulang untuk kartu pra bayar yang sangat murah. Hal ini dapat dilihat dari penurunan pendapatan rata-rata per pelanggan (ARPU) seluler walaupun jumlah pelanggan telepon seluler meningkat, yang terutama disebabkan semakin murahnya tarif telekomunikasi layanan suara dan data.

(13)

Pangsa pasar nasional dikuasai oleh operator Telkomsel

Menurut data dari materi presentasi PT Indosat Tbk (ISAT IJ), Telkomsel sebagai mitra operator jaringan perseroan, memiliki pangsa pasar sebesar 45,5% dari total 240 juta pelanggan telepon seluler di Indonesia. Hal ini menunjukkan prospek dan peluang yang baik bagi Perseroan selaku Authorised Dealer produk operator (voucher) Telkomsel.

Pangsa Pasar Pelanggan

Telkomsel 46% Indosat 22% XL 19% Axis 7% Three 7%

Telkomsel Indosat XL Axis Three

Sumber: ISAT dan Riset Lautandhana

Menurut data dari materi presentasi PT Indosat Tbk (ISAT IJ), Telkomsel sebagai mitra operator jaringan perseroan, memiliki pangsa pasar sebesar 46% dari total 240 juta pelanggan telepon seluler di Indonesia. Hal ini menunjukkan prospek dan peluang yang baik bagi Perseroan selaku Authorized Dealer produk operator (voucher) Telkomsel.

(14)

LAMPIRAN

I.

RINGKASAN

KINERJA

KEUANGAN

GLOBAL

TELESHOP

LABA RUGI

Periode (Rp miliar) 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P

Pendapatan bersih 41 1.862 3.009 3.615 4.428

Beban pokok pendapatan 18 1.613 2.650 3.175 3.896

Laba kotor 23 249 359 440 532

Beban usaha 20 139 187 237 299

Beban penjualan 3 105 140 174 220

Beban umum dan administrasi 18 34 47 63 79

Pendapatan (beban) operasi lainnya (0) 26 28 28 29

Laba usaha 3 136 200 231 262

EBITDA 3 142 208 244 280

Pendapatan (beban) lainnya (0) (32) (40) (40) (27)

Pendapatan keuangan 0 0 6 7 6

Beban keuangan (0) (33) (46) (48) (33)

Laba bersih sebelum pajak 2 104 160 191 235

Beban pajak penghasilan - bersih (1) (26) (40) (48) (59)

Laba Bersih 2 78 120 143 176

Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana

NERACA

Periode (Rp miliar) 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P

ASET 16 893 1.269 1.474 1.569

Aset Lancar

Kas dan bank 4 69 95 119 94

Piutang usaha 2 165 247 297 364

Persediaan 4 468 621 661 610

Aset lain-lain 3 150 186 225 276

Total Asset Lancar 13 852 1.149 1.302 1.343

Aset Tidak Lancar

Aset tetap 3 24 60 98 136

Aset tidak lancar lain-lain 1 18 60 73 90

Total Aset Tidak Lancar 4 42 120 172 226

LIABILITAS DAN EKUITAS 16 893 1.269 1.474 1.569

Liabilitas Jangka Pendek

Hutang bank 0 485 460 475 325

Hutang usaha 0 192 327 391 480

Beban masih harus dibayar 1 4 6 8 9

Liabilitas Jangka Pendek lain-lain 11 28 45 54 66

Total Liabilitas Lancar 12 709 838 928 881

Liabilitas Jangka Panjang

iabilitas jangka panjang lain-lain 1 5 8 9 11

Total Liabilitas Jangka Panjang 1 5 8 9 11

Ekuitas

Modal saham 1 100 223 223 223

Saldo laba 2 80 199 313 453

Total Ekuitas 3 180 423 536 677

Kepentingan non pengendali 0 0 0 0 0

(15)

LAMPIRAN I - LANJUTAN

ARUS KAS

Periode (Rp miliar) 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P

Laba bersih 2 78 120 143 176

Depresiasi dan amortisasi 1 6 8 13 18

Perubahan modal kerja (0) (457) (107) (30) 67

Lainnya 3 (106) (10) (24) (31)

Arus kas bersih dari aktivitas operasi 5 (479) 11 103 230

Perubahan aset tetap - bersih (2) (27) (44) (51) (55)

Lainnya (1) (17) (42) (13) (17)

Arus kas bersih dari aktivitas investasi (3) (43) (86) (65) (72)

Perubahan utang bank 0 485 (25) 15 (150)

Perubahan ekuitas 0 99 123 0 0

Pembayaran dividen 0 0 0 (30) (36)

Lainnya 0 4 3 2 2

Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan 0 587 101 (13) (184)

Arus kas bersih 2 65 26 25 (26)

Kas pada awal tahun 2 4 69 95 119

Kas pada akhir tahun 4 69 95 119 94

Sumber: Perseroan dan Riset Lautandhana

RASIO KEUANGAN

Periode 2010A 2011A 2012P 2013P 2014P

Pertumbuhan (%) Pendapatan 654,58 4,446,21 61,58 20,15 22,47 Laba kotor 582,94 979,89 44,05 22,55 20,87 Laba usaha 1,182,85 5,318,36 47,35 15,60 13,24 EBITDA 1,138,28 4,346,96 47,14 17,32 14,48 Laba bersih 904,44 4,180,56 54,54 19,52 23,08 Profitabilitas (%)

Marjin laba kotor 56,36 13,39 11,93 12,17 12,01

Marjin laba usaha 6,12 7,30 6,65 6,40 5,92

Marjin EBITDA 7,77 7,60 6,92 6,76 6,32

Marjin laba bersih 4,43 4,17 3,98 3,96 3,98

ROAA 12,21 17,05 11,09 10,45 11,59 ROAE 81,42 84,95 39,81 29,89 29,09 Solvabilitas (x) Current ratio 1,06 1,20 1,37 1,40 1,52 Quick ratio 0,74 0,54 0,63 0,69 0,83 DER 0,00 2,70 1,09 0,89 0,48 Interest coverage 61,26 4,15 4,35 4,87 8,06 EBITDA coverage 77,76 4,32 4,53 5,14 8,61

Net debt to equity Net cash 2,32 0,86 0,66 0,34

(16)

PT Lautandhana Securindo

Wisma KEIAI 15th Floor

Jl. Jendral Sudirman Kav. 3 Jakarta 10220 Tel : +6221 5785 1818 Fax : +6221 5785 1717

BRANCH OFFICE

Pluit Kelapa Gading

Kawasan SCBD Pluit Blok A No.20 Sentra Bisnis Artha Gading Jl. Pluit Selatan Raya No.1 Blok A6B Kav. 7 Kelapa Gading Barat

Jakarta 14450 Jakarta Utara 14240

Tel : +6221 666 75 345 Tel : +6221 458 56 402 Fax : +6221 666 75 234 Fax : +6221 458 73 961

Mangga Dua Karawaci

Mangga Dua Square Blok E No.40 Karawaci Office Park Blok L No. 29-30 Jl. Gunung Sahari Raya No.1 Lippo Karawaci Tangerang

Jakarta 14420 Banten 15115

Tel : +6221 623 13 288 Tel : +6221 557 70 718 Fax : +6221 623 11 365 Fax : +6221 557 70 719

Gading Serpong Surabaya

Ruko Paramount Centre Blok A No. 2 Jl. Diponegoro 48D-E Jl. Raya Kelapa Dua. Gading Serpong Surabaya 60264

Tangerang. Banten 15810 Tel : +6231 562 3555 Tel : +6221 290 14 800 Fax : +6231 567 1398 Fax : +6221 290 14 656

Bandung Palembang

Komplek Paskal Hypersquare Blok C No. 15 Jl. Rajawali No.1174C Jl. Pasir Kaliki No.25-27. Kebon Jeruk Palembang 30113

Bandung 40181 Tel : +62711 365 530

Tel : +6222 860 61 028 Fax : +62711 368 234 Fax : +6222 860 60 684

Medan

Jalan Kartini No.5 Medan 20152 Tel : +6261 451 8855 Fax : +6261 451 6836

DISCLAIMER

This report has been prepared by PT. Lautandhana Securindo on behalf of itself and its affiliated companies and is provided for information purposes only. Under no circumstances is it to be used or considered as an offer to sell, or a solicitation of any offer to buy. This report has been produced independently and the forecasts, opinions, and expectations contained herein are entirely those of PT. Lautandhana Securindo.

While all reasonable care has been taken to ensure that information contained herein is not untrue or misleading at the time of publication, PT. Lautandhana Securindo makes no representation as to its accuracy or completeness and it should not be relied upon as such. This report is provided solely for the information of clients of PT. Lautandhana Securindo who are expected to make their own investment decisions without reliance on this report. Neither PT Lautandhana Securindo nor any officer or employee of PT Lautandhana Securindo accept any liability whatsoever for any direct or consequential loss arising from any use of this report or its contents. PT Lautandhana Securindo and/or persons connected with it may have acted upon or used the information herein contained, or the research or analysis on which it is based, before publication.

rinted by DKUprint www

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan masa kerja, dan kadar debu terhisap dengan kejadian gangguan fungsi paru pada pekerja pembuat kasur di

Data sekunder adalah data atau informasi yang digunakan peneliti sebagai data pendukung atau tambahan penguat data yang sudah didapat. Adapun data sekunder dalam

Asam akan bereaksi baik dengan oksigen pada selulosa sehingga aktivator HCl cocok untuk digunakan dalam pembuatan karbon aktif dari pelepah kelapa sawit, karena pelepah

Ini adalah penting bagi mengukur nilai met& prestasi pelayan Web seperti penggunaan pelayan Web, purata peket yang dihasilkan bagi setiap pelayan Web, purata

Percobaan diawali dengan pengujian kekentalan minyak jarak terhadap temperatur, dengan mengunakan metode Ostwold, untuk mengetahui penurunan nilai kekentalan minyak jarak

Halaman Edit Data Survey Informasi Pada submenu informasi ini, admin dapat melihat siapa saja mahasiswa yang telah melakukan pengisian survey di aplikasi e-survey... Laporan Data

Peningkatan nilai kuat tarik ini juga didukung hasil analisis SEM pada nilai kuat tarik optimum (penambahan 3% ZnO dan tekanan 150 psi) yang dapat dilihat pada gambar

Jadi yang di maksud dengan Tehnologi Informasi Seni adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi