• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 INTI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 INTI PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

29    

3.1 Struktur Organisasi BINUS TV 3.1.1 Sejarah BINUS TV

BINUS TV adalah media televisi komunitas yang dimiliki oleh Bina Nusantara. Sebagai media televisi komunitas kampus yang berbasis streaming, Binus TV menjadi salah satu media informasi dan komunikasi yang ada di lingkungan Bina Nusantara selain media lainnya.

Binus TV lahir dari sebuah TV Club yang beranggotakan mahasiswa Binus University yang mencintai dunia broadcasting. Diawali dari pembentukan team produksi audio visual yang beranggotakan Bobie Hartanto, Luki Timothy dan Rizza Chairunisa serta Donny de Keizer selaku Dosen Pembimbing , tim ini mulai melaksanakan produksi pertama yang sangat sederhana dengan memproduksi materi presentasi pembangunan studio marketing communication Binus University.

Tim kecil inilah yang kemudian melahirkan anggota anggota baru lainnya yang memiliki ketertarikan di dunia broadcasting sehingga akhirnya membentuk sebuah organisasi TV Club.

TV Club ini untuk pertama kalinya dilantik pada tanggal 7 Desember 2009 dalam sebuah Inaugurasi TV Club yang bertempat di ruang kelas L1A. Ruangan inilah yang dikemudian hari menjadi studio mini Binus TV. Tanggal 7 desember ini pula yang ditetapkan sebagai hari lahirnya Binus TV.

(2)

Sebagai televisi komunitas yang berbasis streaming, Binus TV menyelenggarakan siarannya secara regular sejak bulan Januari 2010 dengan pola acara yang mencapai 12jam per hari. Program program yang ditayangkan Binus TV semuanya merupakan hasil produksi Binus TV sendiri disamping ada beberapa program kerjasama dengan VOA dan Televisi Lokal.

Saat ini Binus TV telah menempati studio operasional yang baru di Lantai 3 Gedung R Kampus Syahdan Binus University. Dengan demikian seluruh operasional siarannya telah dipusatkan di gedung ini. Peremajaan fasilitas produksi dan penyiaran terus dilakukan. Saat ini seluruh perangkat produksi Binus TV merupakan perangkat berstandart broadcast dengan menggunakan teknologi HD Digital sehingga mampu menjawab tantangan kedepan.

Sejak tahun 2011, Bina Nusantara memutuskan untuk meningkatkan status Binus TV sebagai sebuah unit yang berada langsung dibawah Grup Bina Nusantara . Dengan demikian tugas sebagai media informasi dan penyiaran yang diemban oleh Binus TV kini menjadi lebih luas dengan mencakup seluruh komponen yang ada dibawah Bina Nusantara Group.

Tahun 2011 ini Binus TV berencana akan melakukan ekspansi penyiaran dengan menambah pemancar sebagai televisi komunitas yang mengjangkau area Jakarta dan sekitarnya. Sehingga siaran Binus TV tidak hanya dapat dinikmati oleh pemirsa melalui media internet, namun dapat juga dengan menggunakan pesawat penerima televisi.

(3)

3.1.2. Visi dan Misi BINUS TV Visi

Menjadi stasiun televisi komunitas kampus terdepan di Indonesia yang melahirkan program edukatif unggulan

Misi

Menjadi media aspirasi dan aktualisasi potensi Binusian di kancah Global

3.1.3 Struktur Organisasi BINUS TV

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Binus TV

(4)

3.1.4. Logo Perusahaan

Gambar 3.2. Logo Binus TV

Sumber: Data Internal Perusahaan

Nama Binus TV merupakan singkatan dari Bina Nusantara Televisi yang menggambarkan bahwa Binus TV merupakan Media yang menaungi Bina Nusantara Group. Simbol-simbol yang ada pada logo, merepresentasikan Visi dan Misi Bina Nusantara “A World-class Knwoledge Institusion …in continuous pursuit of innovation and enterprise” (sebuah lembaga pengetahuan kelas dunia yang terus mengejar inovasi dan perusahaan).

Eye symbol in the middle : Focus and ready to observe

Four Lines pull to the four directions : Global Mind set, forward thinking, modern, smart, dynamic & innovative

Digital Images : Has the latest information technology as a base

Coorporate Color : Yellow 12 C suitable with Binusian Psychographic: Urban community, dynamic, modern & technology trend setter

Symbol logo ditengah memiliki arti fokus dan siap menghadapi persoalan. Empat garis menarik keempat arah memiliki arti berpikiran luas, berpikiran maju, modern, pintar, dinamis dan inovatif.

(5)

Gambar digital memiliki arti Binus memiliki teknologi informasi versi terbaru sebagai dasar.

Warna perusahaan kuning sangat cocok dengan cirri-ciri binusian yang merupakan komunitas perkotaan, dinamis, modern dan menjadi contoh dalam bidang teknologi.

3.1.5 Program “Hao Ce”

Gambar 3.3. Logo Program “Hao Ce”

Sumber : data internal Binus TV

“Hao Ce” adalah program bergenre features di Binus TV. Kata “Hao Ce” adalah bahasa Mandarin yang memiliki arti “Enak ; Lezat”. Konsep “Hao Ce” adalah

(6)

rekomendasi tempat kuliner makanan dan jajanan yang ada di sekitar kampus Binus University.

“Hao Ce” diproduksi secara taping di luar studio. Ada dua konten yang dibahas yaitu, rumah makan dan jajanan. Program ini dipandu oleh seorang Host dengan ikon “Mr. Kwan” yang bergaya dan logat oriental. Dimana setiap kali Host mencicipi makanan dia akan mengatakan “Hao Ce”. Sejalannya waktu, konten pun ditambah dengan edisi Spesial serta ide kreatif berupa jalan cerita. Misalnya pada saat imlek, dibuat episode special imlek, yang dimana Mr. Kwan berjumpa dengan ayah ibunya, kemudian pada episode tersebut ibu dari Mr. Kwan lah yang memasak makanan.

Program ini pertama kali ditaping pada tanggal 2 November 2010 dan tayang pada tanggal 4 November 2010 pada pukul 19.30 WIB via streaming di www.binus.tv. Sejak Maret 2011 program “Hao Ce” tayang setiap hari Kamis, pukul 17.30 WIB.

(7)

3.1.6. Tim Produksi “Hao Ce”

Gambar 3.4. Struktur Tim Produksi Program “Hao Ce”

Sumber : data internal Binus Tv

Tim produksi terdiri dari lima orang yaitu Produser, Kreatif, Pengarah Acara, Kameramen, dan Editor. Disini Josandi Gunawan sebagai Produser menjadi penanggung jawab produksi “Hao Ce”.

Berikut adalah tanggung jawab masing kerabat kerja “Hao Ce”:

a. Produser : Bertanggung jawab terhadap keseluruhan program. b. Kreatif : Mencari ide kreatif dan tempat makan dan jajanan.

(8)

c. Program Director : Mengarahkan pengambilan gambar dan bertanggung jawab pada saat produksi

d. Kameramen : Mengambil gambar, sekaligus merangkap penata audio dan suara.

e. Editor : Editing offline dan online.

3.2 Standar Operational Prosedur Binus TV 3.2.1 Produksi Acara Luar Studio

1. Kerabat kerja yang terlibat dalam produksi luar studio adalah : • Produser

• Programme Director • Audio Operator • Lighting Operator • Kameraman

• Talent / Pengisi Acara • Unit Manager

• Asisten Produksi

• Control Make Up & Wardrobe

2. Sebelum Produksi acara rekaman dilakukan, Produser dan Program Director bersama kerabat kerja yang terkait, harus mempersiapkan dan memeriksa kembali materi acara berupa :

(9)

a. Rundown Program b. Kaset Materi / Rekaman

c. Materi Pendukung Produksi Lain

3. Selama produksi acara studio berlangsung seluruh kerabat kerja yang terlibat harus menggunakan Rundown Program.

4. Selama produksi acara luar studio studio berlangsung seluruh kerabat kerja dan pengisi acara wajib menjaga keamanan dan kenyamanan produksi. 5. Setelah produksi acara studio selesai seluruh kerabat kerja dan pengisi acara

dilarang meninggalkan lokasi produksi sebelum Produser dan Program Director memeriksa dan melakukan cek ulang hasil rekaman. Apabila dinilai tidak layak, maka produser berhak melakukan rekaman ulang pada waktu yang disepakati bersama.

6. Setelah selesai produksi acara luar studio, Produser wajib menulis laporan penggunaan studio.

3.2.2. Produksi Acara

1. Produksi acara studio maupun luar studio harus melalui tahap tahap sebagai berikut :

a. Tahap Pra Produksi b. Tahap Produksi c. Tahap Pasca Produksi

(10)

2. Tahap Pra Produksi terdiri dari :

a. Penyusunan konsep/ide/design produksi acara b. Rapat Produksi

c. Rapat Teknik / Technical Meeting

d. Persiapan Administratif dan Peralatan Produksi 3. Tahap Produksi terdiri dari :

a. Syuting acara studio atau luar studio 4. Tahap Pasca Produksi terdiri dari :

a. Editing b. Evaluasi

5. Kerabat kerja yang terlibat dalam masing masing tahap produksi adalah sebagai berikut :

a. Pra Produksi

Yaitu: Produser, Program Director, Technical Director dan Creative b. Produksi

Yaitu: Seluruh Kerabat Kerja Produksi Studio atau Luar Studio c. Pasca Produksi

Yaitu: Seluruh Kerabat Kerja produksi Studio atau Luar Studio

6. Produksi acara studio maupun luar studio seperti acara Pergelaran Musik,Drama,Teater dan Program yang dianggap khusus, harus melakukan Latihan dan GR sebelum produksi acara dilakukan.

(11)

7. Seluruh paket acara yang diproduksi secara Live/Siaran Langsung atau Taping/Rekaman, harus didokumentasikan dan direkam dalam format kaset atau digital.

8. Materi hasil produksi acara Live/Siaran Langsung atau Taping/Rekaman harus dipegang oleh Produser dan diserahkan ke Programmer/PD Umum Siaran untuk dilakukan pemeriksaan ulang sebelum disiarkan.

9. Dalam hal produksi siaran langsung, atas izin Kepala Studio, Produser dapat menghentikan siaran apabila ditemukan materi/narasi/visual maupun tayangan yang dianggap membahayakan kepentingan Nasional, SARA dan Pornografi.

3.2.3. Urutan Kegiatan Produksi Tahap Pra Produksi

1. Setiap sebelum penyelenggaraan produksi WAJIB membuat Design Produksi dan mendapat persetujuan dari Produser Eksekutif dan diketahui Kepala Studio. 2. Melakukan Meeting Produksi yang dipimpin oleh Produser dan didampingi oleh

Sutradara/Program Director untuk menghasilkan draft produksi yang mencakup Naskah, Rundown, Storyboard, Daftar Pengisi acara/Talent, Daftar crew, dan Jadwal Produksi.

3. Melakukan Technical Meeting yang dihadiri oleh Produser, Program Director,Technical Director, dan Pengisi Acara/Talent.

(12)

5. Mempersiapkan Dekorasi,Property dan kelngkapan produksi lainnya sebelum acara disiarkan

Tahap Produksi

1. Seluruh Crew WAJIB menggunakan seragam Binus TV dalam setiap penyelenggaraan produksi.

2. Melakukan Briefing sebelum Produksi dimulai dan 2(dua) jam sebelum produksi dimulai.

3. Melakukan produksi acara sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan 4. Seluruh Crew yang bertugas menempati posisi sesuai dengan penugasan Tahap Pasca Produksi

1. Paket acara rekaman WAJIB melakukan CAPTURE video langsung setelah rekaman selesai dilakukan

2. Editing materi acara dilakukan berdasarkan jadwal penggunaan alat dan deadline penyiaran

3. Seluruh materi yang telah siap siar harus dipreview oleh Eksekutif Produser dan Kepala Studio

4. Materi acara yang telah disiarkan WAJIB di simpan dalam File/Folder Arsip.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara observasi dan wawancara mendalam (in–depth interview).

(13)

3.3.1. Metode Obeservasi Partisipasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamantannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan panca indra lainnya. Kata observasi dan pengamatan digunakan secara bergantian. Seorang yang sedang melakukakn pengamatan tidak selamanya menggunakan panca indra mata saja, tetapi selalu mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang diahasilkan oleh pancaindra lainnya ; seperti apa yang ia dengar, apa yang ia cicipi, apa yang ia cium dari penciumnya, bahkan dari apa yang ia rasakan dari sentuhan-sentuhan kulitnya.

Dari pemahaman observasi atau pengamatan di atas , sesungguhnya yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.

Observasi partisipasi ini bermula dari penelitian-penelitian Antropologi Sosial. Obeservasi partisipasi kemudian berkembanga luas di berbagai ilmu social terutama ilmu sosiologi. Observasi partisipasi yang dimaksud adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, meraskan serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan. (Bungin, 2007: 115-116)

(14)

3.3.2. Metode Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan.

Pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawacara sekaligus dia bertindak sebagai “pemimpin” dalam proses wawancara tersebut. Dia pula berhak menentukan materi yang akan diwawancarai serta kapan dimulai dan diakhiri. Namun, kadang kala informan pun dapat menentukan perannya dalam hal kesepakatana mengenai waktu wawancara mulai dilaksanankan dan diakhiri.

Informan adalah orang yang diwawancarai, dimintai informasi oleh pewawancara. Informan adalah orang yang diperkirankan menguasai dan memahmi data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian.

3.3.3. Narasumber (informan)

Menurut Lexy J. Meleong, “informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi yang di inginkan”(Nazir 2003: 90). Dengan demikian key informan orang yang dianggap penulis mampu dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian. Jadi key informan haruslah memiliki

(15)

kapabilitas dan kemampuan dalam berbagi informasi kepada penulis untuk memberikan informasi yang terkait.

Key Informan yang berkompeten untuk diwawancarai dan dimintai informasi sehubungan dengan penelitian ini adalah produser, pengarah acara, kameramen, dan editor.

3.4. Permasalahan Yang Ada

“Hao Ce” diproduksi tim kecil yang hanya terdiri dari lima orang yaitu Produser, Kreatif, Program Director, Kameramen, Editor. Memang terlihat simpel, namun ada beberapa jabatan yang merangkap. Hal ini terlihat jelas pada posisi kameramen yang dimana selain mengoperasikan kamera dia juga menjadi lightingman dengan menggunakan video light yang ditaruh pada bagian atas kamera, dan menjadi audioman yang dimana dia mengontrol suara dari Host lewat headset langsung. Selain itu juga terkadang editor pun ikut menjadi kameramen apabila konsepnya spesial edisi dimana digunakan dua kamera untuk produksi. Hal positifnya, mereka bisa jadi multi telent, namun apakah itu bisa membuat program yang diproduksi menjadi maksimal?

Kemudian cuaca yang tidak bisa diprediksi. Produksi luar studio sangat dipengaruhi cuaca dan juga pencahayaan. Suara kendaraan yang mengganggu pun menjadi pengaruh yang besar terhadap hasil produksi “Hao Ce”.

(16)

3.5. Alternatif Pemecahan Masalah

Apabila pada saat produksi “Hao Ce” terjadi hujan, alternatif pemecahan masalahnya adalah menunggu hingga hujan reda, ataupun bisa juga menambahkan ide kreatif yang dimana tiba terjadi hujan, dan hal tersebut seakan dikondisikan seperti itu.

Masalah suara kendaraan atau noise lainya dapat diatasi dengan memberikan backsound agar noise tidak terlalu terdengar, selain itu suara noise pun bisa dikurangi melalui editing.

Cahaya karena tiba mendung atau pun pengambilan gambar dari outdoor tiba-tiba masuk ke dalam rumah makan yang cahayanya kurang bisa diatasi dengan editing.

Masalah crew bisa diatasi dengan menambah crew pada saat syuting menggunakan dua kamera, serta merekrut crew baru untuk lightingman dan audioman.

Gambar

Gambar 3.2. Logo Binus TV
Gambar  digital  memiliki  arti  Binus  memiliki  teknologi  informasi  versi  terbaru  sebagai dasar
Gambar 3.4. Struktur Tim Produksi Program “Hao Ce”

Referensi

Dokumen terkait

- Penerapan teknologi mesin pengolahan sampah secara bertahap akan dilakukan pada satu mitra, dimana mitra yang menjadi pilot projectnya adalah Pemerintah Desa Bandungrejo

Biji alfalfa sebagai bahan eksplan yang sudah disterilisasi diinduksi (ditumbuhkan) ke dalam media tanpa ZPT media dasar MS (hasil induksi pertunasan melaui kultur in

Berdasarkan beberapa pendapat sebagaimana diuraikan, keefektifan suatu pembelajaran ditentukan oleh aspek aktivitas, respon dan hasil belajar siswa, serta kemampuan guru dalam

Semua indikator tersebut adanya peningkatan (lihat hasil penelitian pada bab 4). Pada kelompok eksperimen, rata-rata nilai pre-test pengembangan kreativitas adalah 30,57

Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Sigalingging (2013) yang menunjukkan bahwa tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang Intensif Rumah Sakit Columbia

55 (Revisi 2014) mensyaratkan aset tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode Suku Bunga Efektif (“SBE”). Keuntungan atau kerugian

Perbedaan kadar GSH yang terjadi pada kelompok A dengan D dan B dengan E dikarenakan kelompok tersebut menerima jenis amoksisilin yang berbeda, yaitu amoksisilin generik

This paper would like to present the three phases, namely a PPP (Presentation, Practice, and Production) method in “ teaching speaking ” to university students,