• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pengembangan industri kecil dan menengah tertuang dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pengembangan industri kecil dan menengah tertuang dalam"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebijakan pengembangan industri kecil dan menengah tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional. Pengembangan industri kecil dan menengah diwujudkan melalui pengembangan sentra industri dan kompetensi inti daerah. Pengembangan sentra industri merupakan bentuk dari penyebaran dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh wilayah Indonesia yang diatur secara khusus dalam Undang-undang No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

Sentra industri didefinisikan oleh Richardson (1971) sebagai pengelompokan industri sejenis dalam satu kawasan. Pengelompokan industri sejenis berarti menggunakan bahan baku sejenis, mengerjakan proses produksi yang sama hingga menghasilkan produk yang sejenis. Argumentasi ini diperkuat oleh Becattini (1990) yang menyebutkan bahwa sentra industri merupakan wilayah sosial yang ditandai dengan adanya komunitas masyarakat dan perusahaan yang bersatu secara alami dan karena adanya faktor sejarah dalam suatu wilayah. Sentra industri bukan hanya melibatkan perusahaan sebagai pelaku akan tetapi juga melibatkan masyarakat dalam prosesnya.

Strategi pengembangan industri kecil dan menengah dengan menggunakan konsep sentra industri mampu meningkatkan kemampuan inovasi dan daya saing global dari para pelaku usaha (Tambunan, 2009). Inovasi terus berkembang karena faktor lingkungan yang bergerak pada bidang yang sama. Inovasi dijelaskan oleh

(2)

2 Higgins (1995) sebagai cara bagi perusahaan untuk meningkatkan daya saing hingga menghasilkan uang dari kreativitas. Peningkatan kemampuan inovasi oleh perusahaan dalam sentra industri secara tidak langsung berdampak pada perekonomian industri tersebut.

Hal ini dijelaskan pula oleh Marshall (1919, dalam Hartanto, 2004) bahwa di dalam sebuah ruang geografis tertentu, industri akan mendapatkan keuntungan yang lebih bila dibandingkan dengan industri yang berada di luar dan berdiri sendiri. Pembentukan sentra industri akan membatasi eksternalitas ekonomi yang dihasilkan dan akan mengurangi/menurunkan biaya produksi perusahaan yang tergabung dalam sentra. Keuntungan yang didapatkan antara lain penghematan internal dan eksternal. Penghematan internal berkaitan dengan penghematan biaya oleh setiap unit perusahaan dan penghematan eksternal ketika para pelaku usaha mampu melahirkan efisiensi secara kolektif (Marijan, 2005).

Keuntungan dari sentra industri membuat pengembangannya dilakukan di setiap wilayah Kabupaten/Kota salah satunya Kota Palembang. Pengembangan sentra industri di Kota Palembang sesuai dengan Keputusan Walikota Palembang Nomor 144/KPTS/DISPERINDANGKOP/2016 yang menetapkan lima sentra industri kecil dan menengah. Penetapan ini disesuaikan dengan potensi dan kegiatan yang sudah berjalan di wilayah tersebut. Berdasarkan data Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Palembang tercatat setidaknya lebih dari 300 unit usaha yang tersebar di kelima sentra tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut:

(3)

3 Tabel 1.1 Data Jumlah Unit Usaha Sentra IKM Kota Palembang Tahun 2015

No Sentra IKM Jumlah Unit Usaha

1 Sentra IKM Songket 21

2 Sentra IKM Tenun 100

3 Sentra IKM Ukiran Kayu Khas Palembang 15

4 Sentra IKM Barang Jadi dari Rotan 15

5 Sentra IKM Makanan Khas Palembang 150

Sumber: Disperindangkop Kota Palembang, 2015

Jumlah IKM pada beberapa sentra tidak mengalami peningkatan akan tetapi mengalami pengurangan seperti yang terjadi pada sentra ukiran kayu. Berdasarkan data Disperindagkop tahun 2015, penurunan unit usaha sebesar 50 persen dan penurunan penjualan hingga 40 persen terjadi di sentra ukiran kayu. Dari kelima sentra industri, Sentra IKM Songket merupakan sentra yang memiliki jumlah unit usaha yang stabil dan cenderung meningkat. Sentra IKM Songket juga menjadi salah satu landmark dari Kota Palembang. Berdasarkan hasil penelitian Oksadham (2011), perkembangan sentra IKM Songket telah berdiri lama sejak awal abad 19, sehingga telah dikenal oleh masyarakat. Motif, nilai budaya dan sejarah menjadi daya tarik tersendiri dari kain songket.

Secara geografis Sentra IKM Songket terletak di Kelurahan 30 Ilir dan Kelurahan 32 Ilir. Sentra ini berada di kawasan tepian Sungai Musi yang diatur dalam RTRW Kota Palembang 2012-2032 sebagai kawasan strategis sosial budaya. Kawasan ini juga menjadi aset potensial untuk pemasaran aset wisata Palembang dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata. Kedua fungsi kawasan ini semakin memperkuat daya tarik Sentra IKM Songket, yang secara tidak langsung berdampak pada penjualan.

(4)

4 Pengembangan Sentra IKM Songket menjadi bagian penting dalam pembangunan Kota Palembang. Pentingnya pengembangan sentra berkaitan dengan tenaga kerja yang berperan di dalamnya. Sehingga, sebelum melakukan pengembangan diperlukan kajian terlebih dahulu mengenai sentra itu sendiri salah satunya adalah karakteristik sentra industri. Berdasarkan hal ini, maka akan dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik sentra industri, pengembangan inovasi dan kondisi ekonomi rumah tangga pengrajin. Sehingga berdasarkan latar belakang di atas maka penulisan skripsi yang dilakukan mengangkat judul “Karakteristik, Inovasi dan Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Pengrajin Sentra IKM Songket Kota Palembang”.

1.2. Rumusan Masalah

Sentra IKM Songket merupakan sentra berbasis budaya yang dapat menjadi kekuatan baru perekonomian. IKM berbasis budaya memiliki potensi untuk berkembang yang besar. Ditambahkan pula IKM berbasis budaya memiliki daya saing yang lebih tinggi. Meningkatkan daya saing industri memerlukan proses inovasi. Inovasi akan memancing kreativitas untuk menciptakan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai tambah.

Keberadaan Sentra IKM Songket akan menimbulkan perubahan dalam berbagai bidang salah satuya adalah bidang ekonomi. Perubahan dari sisi ekonomi ini terutama dirasakan oleh tenaga kerja yaitu pengrajin. Kondisi ekonomi berhubungan dengan pendapatan yang didapatkan setelah menjadi pengrajin.

(5)

5 Adanya pendapatan ini dapat mempengaruhi kondisi ekonomi rumah tangga dari tiap pengrajin.

Melalui latar belakang persoalan tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. seperti apa karakteristik sentra industri pada Sentra IKM Songket? 2. bagaimana pengembangan inovasi pada Sentra IKM Songket sebagai

wujud dari kreativitas?

3. Bagaimana kondisi ekonomi rumah tangga pengrajin songket Sentra IKM Songket?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis karakteristrik Sentra IKM Songket.

2. Menganalisis pengembangan inovasi pada Sentra IKM Songket sebagai bentuk dari kreativitas.

3. Menganalisis kondisi ekonomi rumah tangga pengrajin songket di Sentra IKM Songket.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan memberi manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan mengenai potensi yang ada di Sentra IKM Songket.

(6)

6 2. Memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai perkembangan

Sentra IKM Songket.

3. Sebagai masukan arahan untuk membuat kebijakan bagi pemerintah atau pembuat kebijakan untuk menentukan strategi yang dapat mendorong perkembangan Sentra IKM Songket di Kota Palembang.

1.5. Keaslian Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan dari tema yang diangkat. Penelitian terdahulu yang dipilih memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan inovasi pada sentra industri adalah Innovation in Industrial districts: evidence from Italy. Penelitian ini mengambil lokasi di Sentra Industri Kaus Kaki Castel Goffredo Italia dengan tujuan yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu mengetahui pengembangan inovasi yang ada pada sentra industri tersebut. Pembeda antara kedua penelitian adalah penelitian di Italia ini dilakukan dengan fokus inovasi pada perusahaan outsourcing. Selain itu metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yaitu ekonometrik. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut adalah pada sentra industri terdapat perkembangan secara terus menerus yang mengarah pada inovasi. Inovasi pada Sentra Industri Kaus Kaki Castel Goffredo Italia dibedakan menjadi perusahaan yang fokus pada kompetensi inti dan perusahaan yang fokus pada kegiatan yang menghasilkan nilai tambah.

Penelitian terdahulu lainnya berkaitan dengan sentra industri, dimana penelitian ini juga melihat karakteristik sentra industri. Penelitian ini berjudul

(7)

7 “Identifikasi Karakteristik Klaster pada Sentra Industri Batik Wijirejo dan Wukirsari di Kabupaten Bantul”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik klaster dari dua sentra industri batik. Perbandingan yang dilakukan atas dasar tiga penilaian yaitu pola penyerapan tenaga kerja, kapasitas produksi, dan keterkaitan spasial. Data primer digunakan sebagai sumber data utama melalui wawancara mendalam pada 43 pengusaha di kedua sentra industri. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dan dianalisis secara deskriptif komparasi.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah walaupun kedua klaster berada pada wilayah administrasi yang sama serta memiliki spesifikasi produk yang sejenis akan tetapi memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan antar dua klaster ini dilihat dari sisi produk, pola klaster, keterkaitan antar pengusaha, maupun hubungan industrial yang tercipta. Ditemukan empat pola klaster pada masing-masing sentra industri yaitu pola mendominasi tidak berhubungan, tidak mendominasi berhubungan, kawasan industri terspesialisasi, dan model jaringan sosial. Dari segi penyerapan tenaga kerja, seluruh usaha yang ada pada Sentra Industri Batik Wijirejo merupakan milik perseorangan yang mempekerjakan tenaga kerja secara profesional, sedangkan pada Sentra Batik Wukirsari terbentuk menjadi perkumpulan kelompok dari pengrajin batik. Dominasi produk pada Sentra Industri Batik Wijirejo berupa batik cap dan/atau kombinasi dan pada sentra Batik Wukirsari memiliki karakteristik produk yang spesifik yaitu berupa batik tulis dengan motif klasik.

Penelitian terdahulu lainnya adalah “Perkembangan Industri Kerajinan Kampoeng Batik Laweyan Terhadap Kondisi Perekonomian Wilayah Kelurahan

(8)

8 Laweyan di Kota Surakarta”. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan variasi karakteristik usaha sentra industri Kampoeng Batik Laweyan, mengetahui tingkat perkembangan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan di daerah penelitian, dan mengetahui pengaruh keberadaan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan terhadap kondisi perekonomian wilayah daerah penilitian. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis tabel frekuensi, scalling, dan multiplier effect.

Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar pengusaha batik di daerah penelitian merupakan penduduk asli Kelurahan Laweyan. Permasalahan yang muncul seperti kenaikan harga bahan baku, keterbatasan modal dan tenaga kerja. Industri Kampoeng Batik Laweyan dalam 5 tahun terakhir ini dapat dikatakan mengalami perkembangan meskipun tidak terlalu besar seperti modal yang meningkat, permintaan yang meningkat, jumlah produksi yang meningkat dan pendapatan usaha yang meningkat, sedangkan tenaga kerja cenderung tetap dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Indikator tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. keberadaan Sentra Industri Kampoeng Batik Laweyan memberikan kontribusi terhadap perekonomian masyarakat Kelurahan Laweyan antara lain dalam penyerapan tenaga kerja pada industri batik dan mendorong berkembangnya sektor ekonomi lain. Sektor ekonomi lain yang berkembang adalah sektor perdagangan dan jasa.

(9)

9 Tabel 1.2 Penelitian Terkait

No Pengarang Tahun

Judul Tujuan Metode Hasil Penelitian

1 Marco Capasso, Andrea Morrison, 2013 Innovation in industrial districts: evidence from Italy

1. Memahami sejauh mana perusahaan merespon tantangan baru

2. Mengidentifikasi faktor penentu inovasi yang

berfokus pada peran strategi perusahaan outsourcing

Metode penelitian yang digunakan adalah teknik ekonometrik

khususnya OLS dan model Tobit.

1. Sentra industri yang ada terus berkembang dengan inovasi yang dilakukan

2. Perusahaan yang ada dibedakan berdasarkan inovasi fokus pada

kompetensi inti dan kegiatan dengan nilai tambah tinggi 2 Nur Vita Yulianti, 2015 Indentifikasi Karakteristik Klaster pada Sentra Industri Batik Wijirejo dan Wukirsari Kabupaten Bantul

1. Mengidentifikasi formasi keterkaitan dan pola klaster antara Sentra Industri Batik Wijirejo dengan Sentra Industri Batik Wukirsari 2. Mengidentifikasi pola

penyerapan tenaga kerja antara Sentra Industri Batik Wijirejo dengan Sentra Industri Batik Wukirsari 3. Mengidentifikasi kapasitas

produksi dan jenis produk yang dihasilkan antara Sentra Industri Batik Wijirejo dengan Sentra Industri Batik Wukirsari

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Analisis deskriptif komparasi

1. Pola klaster pada Sentra Batik Wijirejo adalah dominant-unrelated dan kawasan industri yang terspesialisasi, pada Sentra Batik Wukirsari yaitu undominant-related dan model jaringan sosial.

2. Pada Sentra Batik Wijirejo merupakan usaha milik perseorangan yang

mempekerjakan tenaga kerja profesional. Pada Sentra Batik Wukirsari terbentuk menjadi perkumpulan dari para pengrajin batik.

3. Dominasi produk pada Sentra Batik Wijirejo berupa batik cap dan/atau kombinasi sedangkan pada Sentra Batik Wukirsari memiliki karakteristik produk yang spesifik yaitu batik tulis dengan motif klasik.

(10)

10

Lanjutan tabel 1.2

No Pengarang

Tahun Judul Tujuan Metode Hasil Peneitian

3 Fian Permana, 2013 Perkembangan Industri Kerajinan Kampoeng Batik Laweyan Terhadap Kondisi Perekonomian Wilayah Kelurahan Laweyan di Kota Surakarta. 1. Mendeskripsikan variasi karakteristik usaha sentra industri Kampoeng Batik Laweyan.

2. Mengetahui tingkat perkembangan sentra industri Kampoeng Batik Laweyan di daerah penelitian.

3. Mengetahui pengaruh keberadaan Sentra Industri Kampoeng Batik Laweyan terhadap kondisi perekonomian wilayah di daerah penilitian. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dengan teknik analisis tabel frekuensi, scalling, dan multiplier effect.

1. Sebagian besar pengusaha batik di daerah penelitian merupakan penduduk asli Kelurahan Laweyan. Permasalahan yang muncul seperti kenaikan harga bahan baku, keterbatasan modal dan tenaga kerja.

2. Industri Kampoeng Batik Laweyan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir mengalami perkembangan pada modal, permintaan, jumlah produksi, dan pendapatan. 3. Keberadaan Sentra Industri Kampoeng

Batik Laweyan memberikan kontribusi terhadap perekonomian Kelurahan Laweyan.

(11)

11 1.6. Tinjauan Pustaka

1.6.1. Sentra Industri

Industri merupakan suatu sektor ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah barang jadi atau barang setengah jadi (Dumairy, 1996). Industri dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu industri besar, menengah, kecil dan rumah tangga. Untuk sentra industri yang dikaji termasuk dalam kelompok industri kecil hingga industri menengah. Hal ini dikarenakan pembentukan sentra industri lebih fokus kepada industri kecil dan menengah (IKM).

Menurut Richardson (1971), sentra industri merupakan pengelompokan industri sejenis dalam suatu kawasan. Sentra industri sejenis ini dapat dalam berbagai skala usaha yang berbeda walaupun pada umumnya skala usaha yang sama, namun tetap dengan penekanan jenis industri yang sama. Menurut Becattini (1990), sentra industri merupakan wilayah sosial yang ditandai dengan adanya komunitas masyarakat dan perusahaan yang bersatu secara alami dan adanya faktor sejarah dalam suatu wilayah. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa adanya sentra industri dikarenakan faktor sejarah yang melatarbelakanginya. Selain itu sentra industri terbentuk karena adanya kesesuaian antara proses produksi industri dan karakter sosial budaya masyarakat. Terdapat tiga hal utama yang mendasari terbentuknya sentra industri yaitu terdapatnya sejumlah perusahaan pada wilayah yang sama dengan spesifikasi khusus termasuk proses produksinya dan karakter sosial budaya khusus dari masyarakat yang terus berkembang (Becattini, 1990).

(12)

12 Karakteristik lebih rinci dari terbentuknya sentra industri berdasarkan Becattini (1990), dapat dilihat dari beberapa hal yaitu:

1. Perusahaan didominasi oleh IKM dan dimiliki oleh masyarakat lokal setempat dengan skala ekonomi yang masih relaltif rendah hingga menengah.

2. Perusahaan atau industri yang ada merupakan industri yang membutuhkan beberapa tahapan dalam produksi.

3. Terciptanya hubungan yang kuat dan jaringan ke pasar, serta adanya kontrak dan komitmen antara pasar dan penyedia bahan baku dalam jangka waktu tertentu.

4. Pencipta image sentra industri secara khusus.

5. Terbentuknya iklim persaingan antara perusahaan dalam sentra industri, dapat pula terjadi kombinasi antara kompetisi dan kerjasama secara bersamaan.

6. Tenaga kerja yang fleksibel, dan mudah beradapatasi berasal dari dalam sentra industri

7. Pasar dari sentra industri tidak dalam skala yang besar, homogen dan dapat membentuk suatu aglomerasi pasar.

8. Perusahaan lokal yang melakukan inovasi secara bottom-up berdasarkan kehidupan keseharian, sosial budaya dan proses produksi.

9. Peran serta dari pihak luar berupa organisasi yang memenuhi infrastruktur, pelatihan, pemasaran, bantuan teknis dan keuangan. Pihak pemerintah lokal berupa kebijakan pendukung dan promosi.

(13)

13 Berdasarkan Becattini (1990), dapat disimpulkan bahwa karakteristik sentra industri merupakan kumpulan dari industri sejenis dalam satu wilayah yang terbentuk didukung dengan adanya faktor sejarah. Industri yang terdapat pada sentra industri berskala industri kecil dan menengah. Berbagai hubungan dan pasar yang terbentuk pada industri cenderung homogen atau membentuk suatu pola tertentu. Hubungan yang terbentuk dapat antar pelaku industri dalam sentra industri maupun pihak luar.

1.6.2. Pendekatan Geografi dalam Konteks Sentra Industri

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala yang ada di permukaan bumi, baik yang sifatnya fisik maupun menyangkut mahluk hidup lain beserta permasalahnnya melalui pendekatan kelingkungan, keruangan, maupun kompleks wilayah untuk kepentingan program, proses, dan keberhasilan suatu pembangunan (Bintarto, 1984). Pendekatan yang digunakan dalam mempelajari geografi terdiri dari tiga hal yaitu pendekatan keruangan, pendekatan kelingkungan dan pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan keruangan berkaitan dengan sifat dan karakteristik yang ditimbulkan dalam suatu ruang, pendekatan kelingkungan menekankan pada aspek manusia yang terlibat dan menjadi fokus utama dalam proses interaksi, serta pendekatan komplek wilayah merupakan gabungan antara pendekatan kelingkungan dan keruangan (Bintarto, 1987).

Berdasarkan penelitian Permana (2013), menyatakan bahwa pada suatu sentra industri terdapat tiga pendekatan geografi sekaligus. Pendekatan keruangan digunakan untuk menganalisa aktivitas keruangan yang terjadi di daerah penelitian

(14)

14 berikut dengan karakteristiknya. Pendekatan kelingkungan menganalisa hubungan keberadaan sentra industri terhadap kondisi sekitarnya dalam hal ini termasuk kondisi masyarakat dan lingkungan. Pendekatan kompleks wilayah digunakan untuk menganalisa keterkaitan sentra industri dengan wilayah di sekitarnya, yaitu keterkaitan dengan daerah asal tenaga kerja hingga daerah pemasaran produk. Pada sentra industri juga terdapat suatu interaksi yang memberikan keuntungan bagi para pelaku industri seperti kerjasama, inovasi hingga dampak ekonomi. Pada penelitian ini pendekatan yang lebih ditekankan adalah pendekatan kompleks wilayah. Hal ini dikarenakan dalam suatu industri yang terdiri dari berbagai elemen saling berinteraksi dan memberikan berbagai dampak.

1.6.3 Inovasi dalam Sentra Industri

Berdasarkan Becattini (1990), perusahaan industri akan melakukan inovasi sebagai bentuk dari proses pengembangan industri itu sendiri. Inovasi merupakan kemampuan menerapkan kreativitas untuk memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya produk. Kreativitas sendiri merupakan kemampuan untuk mengembangkan ide baru dan untuk menemukan cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang (Suryana, 2003). Inovasi dapat dikatakan sebagai bentuk penerapan dari kreativitas yang dimiliki.

Aplikasi inovasi dalam industri dinyatakan oleh Schumpeter (1936), sebagai bentuk dari mengenalkan barang baru atau kualitas baru dari produk yang bertujuan memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan memberi peran dalam pembangunan ekonomi. Pengaruh dari inovasi ini dapat berwujud teknologi,

(15)

15 produk atau proses baru, keuntungan lebih dari sebelumnya dan inovasi diikuti pula oleh proses peniruan oleh perusahaan lain. Persyaratan minimum untuk sebuah inovasi terdiri dari produk, proses, metode pemasaran dan organisasi haruslah baru atau terdapat peningkatan secara signifikan. Terdapat beberapa alasan pentingnya inovasi bagi suatu perusahaan industri menurut Keeh (2007), yaitu:

1. Teknologi berubah sangat cepat seiring dengan adanya produk baru, proses dan layanan baru dari pesaing sehingga harus menyesuaikan diri dengan inovasi teknologi baru.

2. Perubahan lingkungan menuntut produk atau layanan lama harus digantikan dengan yang baru dalam waktu cepat yang bisa terjadi karena ada pemikiran kreatif yang menimbulan inovasi.

3. Keahlian yang inovatif dibutuhkan untuk memuaskan kebutuhan konsumen sekaligus mempertahankan mereka.

4. Dibutuhkan metode penggunaan produk, proses yang baru dan lebih baik serta layanan yang lebih cepat secara terus menerus.

5. Inovasi berdampak pada pertumbuhan yang lebih lebih cepat, meningkatkan segmen pasar dan menciptakan posisi industri yang lebih baik.

1.6.4 Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Pengrajin

Sentra IKM Songket terdiri dari industri dengan kategori industri kecil dan menengah. Perekonomian pada sektor industri kecil dinyatakan lebih mandiri. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan industri kecil secara langsung dan memperbaiki kesejahteraan golongan ekonomi menengah kebawah. Perbaikan kesejahteraan ini

(16)

16 terwujudkan dengan harapan industri kecil dapat menyerap tenaga kerja dan memperbaiki distribusi pendapatan (Siahaan, 2008).

Menghitung ekonomi rumah tangga dapat menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran (Tarigan, 2005). Pendekatan pendapatan menghitung seluruh pendapatan yang masuk pada rumah tangga dalam kurun waktu tertentu. Menurut (Bangun, 1982), pendapatan rumah tangga adalah sejumlah penghasilan rill dari seluruh anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama. Pendapatan rumah tangga adalah hasil keseluruhan dari pendapatan kepala rumah tangga, pendapatan ibu rumah tangga yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Pendekatan pengeluaran dihitung berdasarkan jumlah nilai pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah tangga. Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan seluruh pengeluaran rumah tangga yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama sebulan baik berupa barang atau jasa yang dihitung dalam satuan rupiah (Kurniasi, 2005).

Sentra IKM Songket berhubungan langsung dengan kondisi ekonomi rumah tangga dalam hal ini rumah tangga tenaga kerja. Tenaga kerja yang menjadi fokus penelitian ini adalah pengrajin songket. Sehingga, kondisi ekonomi rumah tangga pengrajin songket di Sentra IKM Songket Kota Palembang dillihat berdasarkan dua pendekatan yaitu pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran.

(17)

17 1.7 Landasan Teori

1. Dalam menjawab tujuan pertama pada penelitian ini menggunakan konsep sentra industri berdasarkan Richardson (1971), Becattini (1990), dan Taufiq (2004) untuk menjelaskan karakteristik sentra industri Songket.

 Menurut Richardson (1971), sentra industri merupakan pengelompokan industri sejenis dalam suatu kawasan.

 Menurut Becattini (1990), sentra industri merupakan wilayah sosial yang ditandai dengan adanya komunitas masyarakat dan perusahaan yang bersatu secara alami dan karena adanya faktor sejarah dalam suatu wilayah.

 Menurut Taufiq (2004), sentra industri merupakan pusat aktivitas kegiatan usaha pada lokasi atau kawasan tertentu, dimana terdapat pelaku usaha yang menggunakan bahan baku atau sarana yang sama, menghasilkan produk yang sama atau sejenis.

2. Dalam menjawab tujuan kedua menggunakan konsep yang dikemukakan oleh Becattini (1990) dan OECD (2005), untuk menganalisis pengembangan inovasi pada Sentra IKM Songket.  Menurut Becattini (1990), perusahaan dalam sentra industri akan

melakukan inovasi sebagai bentuk dari proses pengembangan industri itu sendiri.

(18)

18  Menurut OECD (2005), persyaratan umum inovasi adalah terdapat perubahan atau pembaharuan pada produk, proses, metode pemasaran dan organisasi dari industri tersebut. Suatu industri dapat dikatakan telah melakukan inovasi ketika memenuhi minimal satu dari keempat kriteria inovasi. Secara lebih rinci dijelaskan dalam Oslo Manual, OECD (2005):

 Inovasi Produk

Inovasi produk dalam suatu industri dilihat dari produk yang dihasilkan seperti keunikan, keragaman, desain, kombinasi warna, hingga daya tahan.

 Inovasi Proses

Inovasi dalam proses termasuk perubahan secara signifikan dalam teknik, peralatan, maupun software dalam proses pembuatan produk.

 Inovasi Pemasaran

Inovasi pemasaran adalah pelaksanaan metode pemasaran baru dalam industri yang melibatkan perubahan dalam desain produk, kemasan, penempatan produk, promosi produk hingga harga.  Inovasi Organisasi

Inovasi organisasi adalah pelaksanaan metode baru dalam organisasi untuk bisnis perusahaan serta hubungan eksternal.

(19)

19 3. Dalam menjawab tujuan ketiga, penelitian ini menggunakan konsep yang dikemukakan oleh Tarigan (2005), Bangun (1982), dan Kurniasi 2005).

 Menurut Tarigan (2005), menghitung ekonomi rumah tangga berdasarkan dua pendekatan yaitu pendekatan pendapatan menghitung seluruh pendapatan yang masuk pada rumah tangga dalam kurun waktu tertentu

 Menurut Bangun (1982), pendapatan rumah tangga adalah hasil keseluruhan dari pendapatan kepala rumah tangga, pendapatan ibu rumah tangga yang diperoleh dari kegiatan usaha yang dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

 Menurut Kurniasi (2005), pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan seluruh pengeluaran rumah tangga yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama sebulan baik berupa barang atau jasa yang dihitung dalam satuan rupiah (Kurniasi, 2005)

1.8 Kerangka Pemikiran

Sentra industri merupakan bentuk pengembangan dari industri khususnya industri kecil dan menengah. Pengembangan ini dilakukan pula di Kota Palembang dengan kebijakannya adalah menetapkan lima sentra industri yang salah satu dari sentra industri tersebut adalah Sentra IKM Songket. Sentra industri Songket ini merupakan sentra industri yang sudah cukup lama berkembang di Kota Palembang

(20)

20 jauh sebelum ditetapkan secara resmi oleh pemerintah karena faktor sejarah yang berkembang pada sentra industri ini.

Adanya hubungan antara kegiatan industri, sejarah serta karakteristik sosial budaya yang berkembang pada kawasan sentra industri ini maka digunakan teori dari Becattini (1990) untuk melihat karakteristik dari Sentra IKM Songket. Karakteristik sentra industri secara umum dilihat dari tiga aspek yaitu proses produksi industri, karakteristik sosial budaya dan sejarah. Adanya hubungan antara proses produksi dan keseharian sosial budaya dalam sentra industri pada akhirnya menimbulkan suatu inovasi yang juga sebagai wujud pengembangan dari industri itu sendiri. Inovasi berdasarkan OECD (2005) dapat dilihat dari empat aspek yaitu inovasi produk, inovasi proses, inovasi pemasaran dan inovasi organisasi. Industri dapat dikatakan melakukan inovasi ketika minimal memenuhi satu dari inovasi tersebut.

Berkembangnya sentra industri dapat menyerap tenaga kerja yang cukup besar salah satunya pada Sentra IKM Songket. Tenaga kerja pada Sentra IKM Songket hampir seluruhnya adalah pengrajin. Para pengrajin ini mendapatkan pendapatan dengan menjadi tenaga kerja di industri songket. Pendapatan ini tentu akan berpengaruh pada ekonomi rumah tangga dari tiap-tiap pengrajin. Adanya pendapatan dengan menjadi pengrajin akan membawa perubahan tertentu bagi kondisi ekonomi rumah tangga tersebut.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka untuk menjawab tujuan dari penelitian ini akan secara berurut dari tujuan pertama. Tujuan pertama akan menghasilkan karakteristik Sentra IKM Songket. Setelah mengetahui karakteristik

(21)

21 secara rinci dari sentra industri maka dapat dilihat pengembangan inovasi yang terjadi. Pada Sentra IKM Songket akan dikaji pengembangan inovasi dari empat hal yaitu produk, proses, pemasaran dan organisasi. Berdasarkan teori sentra industri akan memberikan pendapatan bagi tenaga kerjanya. Pendapatan ini akan mempengaruhi kondisi ekonomi rumah tangga masing-masing tenaga kerja.

Sentra IKM Songket memiliki faktor sejarah yang kuat dalam perkembangannya. Perkembangan ini sejalan dengan perkembangan kain songket di Kota Palembang. Kain Songket awalnya hanya ditenun oleh putri bangsawan dan digunakan oleh orang kerajaan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman kain songket dipasarkan secara bebas dan masyarakat umum juga bisa untuk menenun songket. Perkembangan ini membentuk karakteristik sosial budaya tersendiri di masyarakat khususnya di Sentra IKM Songket sebagai titik awal perkembangan jual beli songket oleh masyarakat umum. Karakateristik ini berhubungan dengan budaya turun temurun dalam usaha songket termasuk dalam proses produksi. Seiring dengan terus berkembangnya industri songket para pengusaha memerlukan inovasi untuk dapat terus bertahan dan menjawab permintaan pasar. Inovasi ini dapat dilihat dari segi produk, proses, manajemen dan organisasi. Perkembangan Sentra IKM Songket dengan diiringi pengembangan inovasi dari para pengusaha tentu memberikan perubahan terhadap suatu kondisi tertentu. Kondisi ekonomi rumah tangga para pengrajin yang menjadi tenaga kerja di Sentra IKM Songket akan dilihat secara lebih rinci. Kondisi ekonomi rumah tangga pengrajin dilihat dari pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Secara lebih jelas kerangka pemikiran tergambarkan dalam Gambar 1.1 di bawah ini.

(22)

22 Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

(23)

23 1.9 Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan penelitian ini dibedakan menjadi tiga berdasarkan tujuannya, yaitu sebagai berikut:

1. Akan ditelaah lebih lanjut mengenai karakteristik Sentra IKM Songket Kota Palembang, maka pertanyaan penelitian yang diangkat adalah bagaimana sejarah terbentuknya sentra industri? Bagaimana perkembangan jumlah pengusaha dan showroom di sentra industri? Bagaimana sebaran lokasi showroom songket? Bagaimana karakteristik usaha yang ada di sentra industri? Berapa banyak modal yang diperlukan serta omset yang didapatkan? Bagaimana tahapan proses produksi songket? Berapa jumlah tenaga kerja yang ada? Bagaimana proses pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha? Kemana saja produk songket dipasarkan? Bagaimana sistem permodalan dan kemitraan dari industri songket? Siapa yang menjadi mitra dari para pengusaha?

2. Akan ditelaah lebih lanjut mengenai pengembangan inovasi pada Sentra IKM Songket, maka pertanyaan penelitian yang diangkat adalah inovasi apa saja yang telah dilakukan oleh para pengusaha? Apakah terdapat pengembangan inovasi produk pada Sentra IKM Songket? Apakah terdapat pengembangan inovasi proses pada Sentra IKM Songket? Apakah terdapat pengembangan inovasi pemasaran pada Sentra IKM Songket? Apakah terdapat pengembangan inovasi organisasi pada Sentra IKM Songket?

(24)

24 3. Akan ditelaah lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi rumah tangga pengrajin Sentra IKM Songket, maka pertanyaan penelitan yang diangkat adalah bagaimana kondisi tenaga kerja dengan adanya Sentra IKM Songket? Bagaimana kondisi ekonomi rumah tangga pengrajin dilihat dari pendekatan pendapatan? Bagaimana sumbangan pendapatan oleh pengrajin terhadap pendapatan rumah tangga? Bagaimana kondisi ekonomi rumah tangga pengrajin dilihat dari pendekatan pengeluaran?

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimana pada penelitian ini merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah

Valbury Asia Securities or their respective employees and agents makes any representation or warranty or accepts any responsibility or liability as to, or in relation to, the

Bahwa bermula pada sekitar bulan Agustus tahun 2007 Terdakwa berniat mendaftar untuk mengikuti program belajar paket C pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa pengetahuan, sikap dan manajemen lak- tasi ibu di wilayah kerja Puskesmas Samaenre pada tahun 2014 sebagian besar masih berada pada

Garis tersebut dikenal sebagai garis Wallace yang awalnya merupakan garis pembatas yang memisahkan keragaman flora dan fauna antara Indonesia bagian barat dengan Indonesia

Pembangunan manusia merupakan paradigma pembangunan yang menempatkan manusia (penduduk) sebagai fokus dan sasaran akhir dari seluruh kegiatan pembangunan, yaitu

Sewaktu-waktu perjanjian kerjasama dapat dibatalkan secara sepihak oleh PIHAK KEDUA apabila lahan/fasilitas/sarana/ prasarana yang sedang dikerjasamakan akan digunakan untuk

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara motif penggunaan fasilitas Google Search dan penggunaan fasilitas Google Search oleh