• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 Gambaran Umum LPP TVRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 Gambaran Umum LPP TVRI"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

42

Gambaran Umum LPP TVRI

3.1 Sejarah dan Perkembangan LPP TVRI

Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang mengudara pada tanggal 24 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta. Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI kemudian meliput Asian Games yang diselenggarakan di Jakarta. Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus yang dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Sejak April tahun 1981 hingga akhir 90-an TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan, dan akhirnya TVRI kembali menayangkan iklan. Status TVRI saat ini adalah Lembaga Penyiaran Publik. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh Negara. TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia sebelum tahun 1989 ketika didirikan televisi swasta pertama RCTI di Jakarta, dan SCTV pada tahun 1990 di Surabaya.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan lembaga penyiaran yang menyandang nama negara mengandung arti bahwa dengan nama tersebut siarannya ditujukan untuk kepentingan negara. Sejak berdirinya tanggal 24 Agustus 1962, TVRI mengemban tugas sebagai televisi yang mengangkat citra bangsa melalui penyelenggaraan penyiaran peristiwa yang berskala internasional, mendorong kemajuan kehidupan masyarakat serta sebagai perekat sosial.

Dinamika kehidupan TVRI adalah dinamika perjuangan bangsa dalam proses belajar berdemokrasi. Pada tanggal 24 Agustus 1962 dalam era Demokrasi Terpimpin, TVRI berbentuk Yayasan yang didirikan untuk menyiarkan pembukaan Asian Games yang ke IV di Jakarta.

Memasuki era Demokrasi Pancasila pada tahun 1974, TVRI telah berubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan dengan status sebagai Direktorat yang bertanggungjawab Direktur Jenderal Radio, Televisi, dan Film.

Dalam era Reformasi terbitlah Peraturan Pemerintah RI Nomor 36 Tahun 2000 yang menetapkan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan di bawah pembinaan Departemen Keuangan . Kemudian melalui Peraturan Pemerintah Nomor

(2)

9 Tahun 2002 TVRI berubah statusnya menjadi PT. TVRI (Persero) di bawah pembinaan Kantor Menteri Negara BUMN.

Selanjutnya, melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh Negara.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Mulai tahun 1977, secara bertahap di beberapa ibu kota Provinsi dibentuklah Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari:

1. SPK Jayapura 2. SPK Ambon 3. SPK Kupang

4. SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya) 5. SPK Semarang 6. SPK Bandung 7. SPK Banjarmasin 8. SPK Pontianak 9. SPK Banda Aceh 10.SPK Jambi 11.SPK Padang 12.SPK Lampung

3.1.1 TVRI Pada Era Orde Baru

Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film, Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah menyampaikan informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang

(3)

bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua jalur) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha Pemerintah.

Pada garis besarnya tujuan kebijakan Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, yang bertujuan supaya tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual. Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.

Semua pelaksanaan TVRI baik di ibu kota maupun di Daerah harus meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media (media massa yang terintegrasikan dengan baik) Pemerintah.

Tahun 1975, dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran/birokrasi.

3.1.2 TVRI Pada Era Reformasi

Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.

Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan RI untuk urusan keuangan.

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kementerian Negara BUMN.

Selanjutnya melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara. Semangat yang mendasari lahirnya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk melayani informasi untuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial. Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah

(4)

memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah dan 1 Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Ke 27 TVRI Stasiun Daerah tersebut adalah: 1. TVRI Stasiun DKI Jakarta

2. TVRI Stasiun Nangroe Aceh Darussalam 3. TVRI Stasiun Sumatera Utara

4. TVRI Stasiun Sumatera Selatan 5. TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten 6. TVRI Stasiun Jawa Tengah

7. TVRI Stasiun Jogyakarta 8. TVRI Stasiun Jawa Timur 9. TVRI Stasiun Bali

10.TVRI Stasiun Sulawesi Selatan 11.TVRI Stasiun Kalimantan Timur 12.TVRI Stasiun Sumatera Barat 13.TVRI Stasiun Jambi

14.TVRI Stasiun Riau dan Kepulauan Riau 15.TVRI Stasiun Kalimantan Barat

16.TVRI Stasiun Kalimantan Selatan 17.TVRI Stasiun Kalimantan Tengah 18.TVRI Stasiun Papua

19.TVRI Stasiun Bengkulu 20.TVRI Stasiun Lampung

21.TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara 22.TVRI Stasiun Nusa Tenggara Timur 23.TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat 24.TVRI Stasiun Gorontalo

(5)

25.TVRI Stasiun Sulawesi Utara 26.TVRI Stasiun Sulawesi Tengah 27.TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara

Karyawan TVRI pada Tahun Anggaran 2007 berjumlah 6.099 orang, terdiri atas 5.085 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1.014 orang Tenaga Honor/Kontrak yang tersebar di seluruh Indonesia dan sekitar 1.600 orang di antaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.

TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.00 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain.

3.1.3 TVRI Dewasa Ini

Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 di mana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.

Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik di bidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan di bidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.

Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai dengan keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.

Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut di atas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumberdaya TVRI yang tersedia.

(6)

Dalam bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan.

Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.

Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 376 buah, yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sebagai stasiun televisi pertama di negeri ini, TVRI telah melalui perjalanan panjang dan mempunyai peran strategis dalam perjuangan dan perjalanan kehidupan bangsa. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-44 (24 Agustus 2006), TVRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik.

3.2 Visi dan Misi Perusahaan 3.2.1 Visi

a. Terwujudnya TVRI sebagai media utama penggerak pemersatu bangsa b. Adapun maksud dari Visi adalah bahwa TVRI di masa depan menjadi

aktor utama penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang publik, serta berperan dalam merekatkan dan mempersatukan semua elemen bangsa.

3.2.2 Misi

a. Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif secara netral, berimbang, sehat, dan beretika untuk membangun budaya bangsa dan mengembangkan persamaan dalam keberagaman.

b. Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom yang berkualitas dan berdaya saing.

c. Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan dan akuntabel.

d. Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan tugas pelayanan publik.

(7)

e. Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya proaktif dan andal guna meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan pegawai.

3.3 Struktur Organisasi

3.3.1 Struktur Organisasi Seksi Teknologi Informasi LPP TVRI

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Seksi Teknologi Informasi LPP TVRI (Sumber : Seksi Teknologi Informasi LPP TVRI)

3.4 Deskripsi Pekerjaan Seksi Teknologi Informasi LPP TVRI 1. Manager IT

a. Mengembangkan sistem–sistem IT untuk kebutuhan IT dalam perusahaan

b. Menjaga dan merawat asset milik perusahaan baik yang digunakan untuk kepentingan pelaksanaan tugas maupun yang secara langsung berada dibawah tanggung jawabnya c. Bertanggung jawab atas keamanan data untuk seluruh

perangkat server yang ada dan mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk langkah keamanan

d. Bertanggung jawab atas keseluruhan sistem IT yang digunakan oleh perusahaan

2. Divisi IT Jaringan

a. Bertanggung jawab dalam menyediakan, memperbaiki, mengkonfigurasi dan peremajaan infrastruktur jaringan

(8)

internet secara hardware dan firmware (perangkat jaringan), dari ruang server hingga klien

b. Ikut serta dalam membantu klien dalam mengkonfigurasi perangkatnya supaya bisa terkoneksi ke dalam jaringan. c. Bertanggung jawab dalam melakukan konfigurasi jaringan

agar sistem selalu berjalan baik,tanpa konflik dan handal. d. Bertanggung jawab dalam mengamankan aset dari pihak

eksternal dengan cara membangun peraturan di firewall. e. Bertanggung jawab dalam mengamankan ruangan

internal/server dengan mengawasi segala tindakan aktifitas di dalam ruang server.

f. Bertanggung jawab dalam membangun peraturan LAN. g. Bertanggung jawab dalam membangun peraturan DMZ

Servers.

h. Bertanggung jawab dalam memelihara jaringan VPN. i. Bertanggung jawab dalam memelihara file konfigurasi

peralatan jaringan, dan selalu melakukan BACKUP konfigurasi.

j. Memantau dan memonitoring aktifitas jaringan dan mencegah terjadinya illegal activity yg bisa mengganggu asset.

k. Ikut serta untuk memberikan bantuan kepada pihak vendor/pihak ketiga dalam instalasi jaringan di ruangan server, dan memberikan solusi dan pendapat yg bisa memberikan benefit bagi bersama.

l. Menjaga server dan aset bisnis supaya selalu dalam kondisi UP dan online.

m. Menyediakan report/laporan mengenai aktifitas trafik jaringan apabila diperlukan.

n. Menyediakan report/laporan mengenai problem jaringan beserta progress penyelesaiannya.

o. Membuat peraturan dasar tentang pembuatan password dan hak akses/user-leveling. perangkat jaringan.

(9)

p. Menjaga password dan data confidential supaya tidak jatuh ke tangan yang tidak berhak.

q. Melakukan maintenance dan perawatan berkala terhadap perangkat penunjang jaringan di ruang server.

3. Divisi Software

a. Bekerjasama dengan divisi client support untuk menyediakan, memperbaiki, mengkonfigurasi dan peremajaan perangkat lunak bagi klien.

b. Bekerjasama dengan divisi client support untuk mengkonfigurasi software supaya bisa berjalan dengan baik.

c. Bertanggung jawab dalam memaintenance database. d. Bertanggung jawab dalam mengamankan aset dari pihak

eksternal dengan cara membangun peraturan priviledges dalam resource sharing yg berhubungan dengan aplikasi. e. Bertanggung jawab dalam mengamankan arsip source

code pemrograman supaya tidak jatuh ke pihak eksternal. f. Bertanggung jawab dalam memelihara file konfigurasi

software, dan selalu melakukan backup konfigurasi sehingga apabila terjadi gangguan, proses recovery bisa dilakukan dengan efektif dan efisien.

g. Memantau dan memonitoring feedback dari pengguna aplikasi untuk dicatat dan diambil tindakan selanjutnya. h. Berkewajiban untuk merancang sistem aplikasi yang

efektif dan efisien, demi terjaganya server dan aset bisnis supaya selalu dalam kondisi UP dan online.

i. Menyediakan report/laporan mengenai aktifitas aplikasi apabila diperlukan.

j. Menyediakan report/laporan mengenai problem perangkat lunak beserta progress penyelesaiannya.

k. Menjaga password dan data confidential supaya tidak jatuh ke tangan yang tidak berhak.

(10)

l. Menyediakan informasi yang cukup bagi sisi klien berupa dokumen atau buku manual dalam penggunaan sistem perangkat lunak.

m. Melakukan maintenance, update dan perawatan berkala terhadap sistem penunjang pembangunan perangkat lunak. n. Menjaga agar sistem aplikasi selalu up-to-date mengikuti

kebutuhan user, dan memudahkan user.

o. Menyediakan aplikasi yang mengikuti tren dan perkembangan teknologi.

p. Melakukan pencatatan terhadap error dan bugs untuk memudahkan perbaikan sistem.

q. Melakukan supervisi dan pengarahan dalam pembuatan software bersama tim.

r. Membuat perencanaan dan konsep desain dalam pembuatan software bersama tim.

4. Divisi Client Support

a. Garda terdepan dalam hubungan antara pihak internal dengan eksternal, yang melakukan pendekatan, pemberian solusi, tatap muka terhadap klien baik itu menggunakan perangkat elektronik/telepon.

b. Bertanggung jawab terhadap pembuatan media / buku manual / informasi yang cukup untuk troubleshooting bagi segi client.

c. Bertanggung jawab dalam mencatat dan pengarsipan interaksi dan transaksi client.

d. Bertanggung jawab dalam menyediakan informasi status terkini mengenai permasalahan yang dihadapi oleh client kepada pihak internal.

e. Bertanggung jawab dalam menyediakan informasi status terkini mengenai permasalahan yang dihadapi oleh client secara periodik kepada client.

f. Bertanggung jawab dalam mengalirkan informasi ke pihak terkait untuk memecahkan masalah.

(11)

g. Ikut membantu menjaga kerahasiaan data intern.

h. Melayani client dengan sepenuh hati dan tanggung jawab, berorientasi pada penyelesaian masalah.

i. Memanajemen user account.

j. Memanajemen registrasi, formulir, dan verifikasi aplikasi. k. Fokus kepada penyelesaian masalah, dan selalu

memberikan assist kepada pihak terkait mengenai permasalahan yang belum terselesaikan secara periodik, serta menjunjung tinggi efisiensi waktu.

l. Menjunjung tinggi kejujuran dan menerapkan etika dalam berkomunikasi dengan client.

m. Memberikan informasi mengenai fakta-fakta di lapangan (out of record) bila memang diperlukan kepada pihak terkait demi membantu penyelesaian masalah.

n. Testing dan evaluasi teknologi baru yang bisa diterapkan untuk menambah nilai tambah di mata client.

o. Membuat perencanaan secara periodik mengenai pengembangan sistem.

p. Membuat laporan mingguan, bulanan, tahunan mengenai permasalahan yang dihadapi oleh client.

q. Mengorganisir kru untuk menyelesaikan masalah berdasarkan skala prioritas.

r. Memelihara dan memastikan sistem yang ada berjalan dengan baik.

s. Ikut serta terjun ke lapangan dalam membantu klien dalam menyelesaikan kendala yang dihadapi, dalam segi instalasi sistem baik hardware maupun software, memberikan pelatihan ke para pengguna sistem, troubleshooting dan perbaikan sistem.

5. Staff IT

a. Bertangggung jawab dalam mengelola penyiaran live cross sesuai dengan rundown yang ada.

b. Memastikan bahwa kondisi encoder dari tiap daerah sudah dalam posisi on.

(12)

c. Memastikan bahwa bahwa router di tiap daerah yang akan live cross sudah dalam posisi on.

d. Memastikan melalui ip phone apakah audio dan video dari daerah sudah diterima.

e. Membuat laporan tentang masalah live cross dari tiap daerah dengan menggunakan aplikasi log book yang sudah ada.

f. Mengirimkan laporan tentang masalah live cross melalu sms server.

g. Standby dalam ruang monitor sampai live cross selesai.

3.5 Prosedur Sistem Penyiaran Live Cross via VPN-IP Pada LPP TVRI 3.5.1 Prosedur Live cross Via-VPN Pada LPP TVRI Pusat

Prosedur diawali dengan tes koneksi dengan ping yang dilakukan oleh staff IT dimana untuk melakukan tes tersebut staff IT sebelumnya harus memastikan bahwa IP pada perangkat yang digunakan sudah satu subnet dengan jaringan VPN-IP daerah yang sudah ditetapkan. Kemudian staff IT daerah melakukan perintah ping dari Windows dengan menggunakan DOS Console atau Command Promp untuk memastikan koneksi jaringan sudah aktif dan berjalan normal.

Setelah melakukan tes koneksi, staff IT harus memastikan bahwa konfigurasi encoder-decoder tidak ada yang berubah melalui remote manajemen dengan sistem web sebelum melakukan pengiriman dan penerimaan siaran dalam bentuk audio dan video. Jika konfigurasi tersebut ada perubahan, maka staff IT harus memperbaiki konfigurasi tersebut sesuai dengan panduan yang ada.

Jika konfigurasi tersebut sudah benar, maka tahap berikutnya adalah staff IT daerah melakukan pengiriman siaran seperti live berita (liputan bencana) atau acara hiburan (musik, talkshow) dari daerah yang telah disiapkan dalam bentuk audio dan video yang terlebih dahulu akan di encode oleh encoder untuk mengkrompresi sinyal audio dan video agar lebih mudah untuk dikirimkan ke TVRI Pusat melalui jaringan VPN-IP tersebut.

Kemudian siaran dalam bentuk Audio dan Video dari daerah akan di decode kembali oleh decoder yang terletak pada ruang server IT TVRI pusat Jakarta. Dimana seluruh audio dan video dari stasiun TVRI daerah tersebut akan ditampilkan melalui layar monitor multiviewer yang ada pada ruang monitor LPP TVRI pusat.

(13)

3.5.1.1 Rich Picture Live cross Via-VPN Pada LPP TVRI Pusat

Gambar 3.2 Rich Picture Live cross Via-VPN Pada LPP TVRI Pusat (Sumber : TVRI)

3.5.2 Prosedur Monitoring Live cross Pada LPP TVRI Pusat.

Prosedur diawali dengan staff IT yang bertanggung jawab untuk mengelola live cross sesuai dengan jadwal yang ditentukan harus tiba di ruang server 30 menit lebih awal. Lalu setelah itu, staff IT tersebut diharuskan untuk mengecek rundown siaran yang telah disediakan oleh pihak manajemen penyiaran, dengan melihat stasiun daerah mana saja yang akan live cross.

Setelah mengetahui stasiun daerah mana saja yang akan melakukan live cross, staff IT yang mengelola live cross pada saat itu harus memonitor jaringan router dari tiap daerah yang akan melakukan live cross dan memastikan apakah status router dan encoder pada tiap daerah yang akan melakukan live cross sudah dalam kondisi normal.

Jika kondisi jaringan sudah dalam keadaan normal, maka proses pengiriman dan penerimaan audio video sudah dapat dilakukan. Setelah itu staff IT LPP TVRI pusat yang menerima siaran dari daerah akan mengecek kualitas serta kelayakan dari setiap audio dan video yang telah dikirimkan dari pihak stasiun daerah. Apabila kualitas dari audio dan video yang didapatkan kurang baik maka staff IT LPP TVRI pusat akan menghubungi stasiun TVRI daerah yang mengirimkan audio dan video tersebut untuk diperbaiki kualitasnya sebelum audio dan video ditampilkan.

Tahapan berikutnya adalah staff IT yang mengelola live cross harus melakukan koordinasi ke tiap daerah yang akan melakukan live cross melalui IP Phone PABX atau dengan melakukan panggilan telepon ke masing-masing stasiun untuk standby jika siaran tersebut berupa live berita.

Setelah memastikan kualitas dari jaringan, audio, dan video sudah normal maka staff IT akan mengendalikan input audio dan video dengan menggunakan

(14)

switcher yang nantinya audio dan video akan menghasilkan output pada layar multiviewer. Kemudian output tersebut akan dikirim ke pihak studio sesuai dengan rundown yang ada.

Lalu staff IT akan memberikan informasi ke pihak studio bahwa untuk sistem penyiaran live cross sudah siap untuk untuk disiarkan dan tidak ada kendala ataupun tidak siap dan masih ada kendala sehingga penyiaran harus ditunda. Jika pada saat proses live cross terjadi kendala baik data video yang dikirim blank atau data video yang dikirim terputus-putus maka pihak staff IT yang mengelola live cross di pusat dengan pihak staff IT daerah yang melakukan live cross secara bersamaan melakukan restart terhadap encoder dan decoder.

Jika masih terdapat kendala dalam live cross tersebut , maka staff IT dapat merubah rate status untuk harmonic dengan menurunkan kapasitas rate-nya sampai dengan 1,5 MB dan staff IT mengecek jalur VPN-IP Telkom dengan melakukan Ping ke jaringan Telkom lalu menginformasikan ke rekan Telkom jika ternyata ada masalah terhadap jalur VPN tersebut.

Setelah semua prosedur sudah dijalani dan sistem penyiaran Live cross tidak mengalami kendala , maka staff IT wajib untuk standby didalam ruang monitor sampai live cross yang sudah dijadwalkan pada rundown telah selesai lalu mengirimkan laporan hasil dari Live cross tersebut dengan menggunakan aplikasi Log Book ke pihak yang berkaitan dan bertanggung jawab terhadap live cross tersebut.

(15)

3.5.2.1 Rich Picture Monitoring Live Cross Pada LPP TVRI Pusat

Gambar 3.3 Rich Picture Monitoring Live cross Pada LPP TVRI Pusat

3.6 Aset-Aset Teknologi Informasi

Asset dan Pertanyaan Jawaban

Sistem :

Sistem-sistem apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendukung sistem penyiaran live cross perusahaan?

- Database Server - Personal Komputer

Informasi :

Informasi apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk mendukung sistem live cross LPP TVRI ?

- Rundown penyiaran

- Informasi tentang jaringan daerah

Aplikasi dan Service :

Aplikasi dan layanan apa saja yang digunakan perusahaan untuk mendukung pekerjaan para staff IT ?

- HillZsoft sysylog administrator - Joomla

- Wowza

(16)

- mySql - visual basic

- Adobe Photosop cs4 - Email

- Antivirus Kaspersky

- Encoder Monitoring (ENM) - Streaming activity v1.3 - SMS Server

SDM :

Siapa saja pihak – pihak yang berperan penting dalam perusahaan yang berkaitan dengan TI ?

- General Manager IT - Manager IT

- Divisi IT Jaringan - Divisi Software - Divisi Client Support - Staff IT

Skill :

Keahlian apa yang dimiliki oleh mereka yang berkaitan dengan TI ?

- General Manager IT mempunyai kemampuan untuk mengelola semua hal yang berhubungan dengan IT - Manager IT mempunyai keahlian

secara menyeluruh di bidang IT - IT Jaringan menguasai kemampuan

di bidang jaringan

- IT Software mempunyai keahlian untuk mengembangkan dan mengelola perangkat lunak

- Client Support memiliki kemampuan untuk mengelola relasi dengan pihak yang terkait

- Staff IT memiliki pemahaman terhadap prosedur live cross

Aset atau Sistem yang berhubungan : Sistem lain yang digunakan?

- Jaringan VPN-IP ke 28 Stasiun LPP TVRI Daerah

- FTP Server (via VPN dan Internet) - Mail Server

(17)

- LPSE Server - BMKG Server - NMS Server

- Internet TV Server (browser, Mobile & Ipad)

- CCTV Server

- Internet Dedicated 20Mbps

3.7 Hardware yang digunakan Perusahaan

Penerapan teknologi informasi ini tentunya ditunjang dengan penggunaan hardware teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan sistem live cross dan monitor live cross pada LPP TVRI pusat. Hardware yang digunakan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Processor Intel Core 2 Quad pada PC b. Memori dengan kapasitas 2GB c. Video Card dengan kapasitas 1GB d. Hard disc yang digunakan 250 GB

e. LED Monitor untuk PC dengan merk DELL

f. LCD Monitor untuk menampilkan Multiviewer dengan merk Panasonic g. Encoder Harmonic 1000

h. Decoder Harmonic 1000 i. IP Phone PABX Toshiba j. Switcher Miranda CP3232 k. Router Cisco Series 3800 l. Fingerprint Solution X300

(18)

3.8 Skema Jaringan VPN-IP yang digunakan LPP TVRI 3.8.1 Skema Jaringan VPN-IP Live Cross

Gambar 3.4 Skema Jaringan VPN-IP Live Cross (Sumber: TVRI)

3.8.2 Skema Jaringan VPN-IP Daerah

Gambar 3.5 Skema Jaringan VPN-IP Daerah (Sumber: TVRI)

(19)

3.8.3 Skema Jaringan VPN-IP Jakarta

Gambar 3.6 Skema Jaringan VPN-IP Jakarta (Sumber: TVRI)

3.9 Temuan Risiko

Berdasarkan hasil wawancara dengan General Manager IT, Manager IT, Divisi IT Jaringan, Divisi Software, Divisi Client Support, Staff IT, serta observasi langsung, terdapat beberapa risiko IT terkait dengan proses live cross dan monitoring live cross yang pernah terjadi pada LPP TVRI. Adapun risiko yang ditemukan selama penerapan teknologi informasi adalah sebagai berikut :

1. Risiko Live cross

a. Bandwith tidak terpantau.

b. Bandwith masih shared dengan pengiriman data FTP.

c. Terjadinya penurunan kualitas audio & video pada saat live cross. d. Terjadinya gangguan masal.

e. Terjadinya gangguan kelistrikan. f. Kerusakan komponen kabel.

(20)

2. Risiko Monitoring

a. Hak akses ruang monitor tidak terkelola dengan baik. b. Kurang terpantaunya aktivitas di ruang monitor. c. Ruangan monitor masih belum memenuhi syarat.

d. Stasiun daerah tidak memiliki tim IT untuk maintenance jaringan vpn daerah.

e. Kesalahan terhadap konfigurasi kabel jaringan. f. Kehadiran Staff IT pusat dan daerah.

Gambar

Gambar 3.2 Rich Picture Live cross Via-VPN Pada LPP TVRI Pusat  (Sumber : TVRI)
Gambar 3.3 Rich Picture Monitoring Live cross Pada LPP TVRI Pusat
Gambar 3.5 Skema Jaringan VPN-IP Daerah  (Sumber: TVRI)
Gambar 3.6 Skema Jaringan VPN-IP Jakarta  (Sumber: TVRI)

Referensi

Dokumen terkait

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang.. Penelitian ini dapat dilakukan kembali dengan objek penelitian

Hasil analisis menunjukkan bahwa rerata konsentrasi spermatozoa wistar pada kelompok kontrol setelah dilakukan pemberian paparan asap rokok selama 52 hari mengalami

Secara Teoritis : Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang mempunyai objek penelitian yang sama dengan memanfaatkan media lain atau pun

5 KERJA SAMA DENGAN BEBERAPA PBF (PANEL TMS) 20 6 PENGGANTIAN RESEP OBAT GENERIK DG OBAT PATEN 3 7 APOTEKER BERDOMISILI DI LUAR PROPINSI BALI 5 8 MENJUAL OBAT YANG

Isu lingkungan hidup di Sumatera Barat meliputi 3 (tiga) isu prioritas yaitu (1) Isu pertama berkaitan dengan hutan dan lahan, berupa alih fungsi lahan (okupasi) pemanfaatan

Dalam kegiatan penutup dalam proses pembelajaran guru PAI membuat rangkuman/kesimpulan tentang materi yang telah disampaikan, melakukan penilaian dan refleksi

Indikator berpengaruh diperoleh dari hasil analisis leverage factor terhadap nilai indeks keberlanjutan sebanyak 26 indikator yang terdiri dari: kriteria lingkungan 4

1) Terjadinya tegangan dalam logam, tegangan tersebut dapat dihilangkan dengan suatu perlakuan panas. 2) Struktur butir mengalami distorsi atau perpecahan. 3) Kekerasan dan