BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini dunia industri berkembang dan tumbuh secara cepat, maka tidak dapat di pungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa pengaruh yang besar bagi dunia industri, khususnya Indonesia. Indonesia sudah menghadapi pasar bebas Asean Free Trade Ageement (AFTA). Perkembangan dunia industri juga diiringi dengan perkembangan teknologi, namun pada
kenyataannya pemanfaatan teknologi dalam proses industri mengandung berbagai resiko.
Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan industri dalam proses produksinya selalu di disertai faktor-faktor yang mengandung resiko bahaya terhadap terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja (Jacob, 2002).
Penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, serta bebas pencemaran lingkungan menuju peningkatan produktifitas sebagaimana
akhirnya berdampak kepada masyarakat luas. Karena itu, perlu dilakukan upaya yang nyata untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja secara maksimal. Apabila kita melakukan analisis secara mendalam maka kecelakaan, peledakan, kebakaran, tumpahan miyak, dan
penyakit akibat kerja pada umumnya disebabkan karena tidak dijalankannya syarat-syarat K3 secara baik dan benar (Erman, 2007).
Penerapan (K3) di sektor industri masih belum menunjukan hasil yang diharapkan, hal ini terindikasi dari tingkat penerapan K3 yang relatif masih rendah. Umumnya terjadi pada industri skala menengah dan kecil, tapi tidak tertutup kemungkinan hal ini juga bisa terjadi pada industri skala besar (Santoso, 2002).
Kebakaran dan ledakan mengakibatkan kecelakaan yang serius dan menghasilkan kerugian materi serta kehidupan yang besar berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang di kemukakan oleh Fire Assesment Depot X Surabaya Tahun ,2001 kasus kebakaran tangki premium perna terjadi di instalasi Surabaya Grup, PT. Pertamina kebakaran terjadi pada tanggal 5 November akibat sambaran petir (Assesment Depot X Surabaya Tahun ,2001).
Demikian juga kasus tumpahan minyak yang terjadi di perairan sekitar
Terminal BBM Ternate pada Tanggal 1 Agustus tahun 2013 yang di sebabkan oleh ombak besar yang menghantam kapal pengangkut BBM.
Karena itu, untuk pengolahan minyak dan gas bumi tersebut diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang kompoten, sehingga bangsa Indonesia akan Survive dalam menghadapi era kompetisi dan perdagangan bebas.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri minyak dan gas bumi (Migas), disamping High technology dan high cost, juga mempunyai tingkat resiko kecelakaan kerja yang lebih tinggi (high risk). Demikian juga dengan proses distribusi yang dilakukan di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Ternate juga pasti mempunyai tingkat resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Dengan demikian, peraturan tentang Kesehatan, Keselamatan dan lingkungan (K3LH) bagi orang-orang yang bekerja didalam perusahaan tersebut merupakan hal mutlak yang harus diberlakukan (Mursali, 2006).
Budaya K3 ini dapat dikembangkan dari lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan disiplin pekerja yang tinggi. Rasa aman dan ketentraman akan dapat meningkatkan kegairahan bekerja yang berdampak langsung terhadap mutu kerja, peningkatan produksi dan produktifitas, sehingga bukan hanya memberi
Menyadari pentingnya penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini, maka peneliti merasa tertarik untuk membahas lebih dalam mengenai judul kerja praktek“ Penerapan Sistem keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Ternate di Kelurahan Jambula, Kecamatan Ternate Selatan Kabupaten Kota Provinsi Maluku Utara”
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah kerja praktek sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) yang di laksanakan pada PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Ternate.
2. Bagaimana penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada saat penerimaan BBM pada PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Ternate.
1.3 Tujuan Kerja Praktek
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem keselamatan dan kesehatan kerja pada PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Ternate. 2. Untuk Mengetahui bagaimana penerapan sistem keselamatan dan
kesehatan kerja pada saat penerimaan BBM pada PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Ternate.
1.4 Manfaat Kerja Praktek 1. Bagi akademisi :
a. untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya tentang pentingnya penerapan sistem K3.