489
PENGARUH
PROBLEMBASED LEARNING
(PBL)
TERHADAP KARAKTER MAHASISWA PGSD
1Naniek Sulistya Wardani2
PGSD FKIP
Universitas Kristen Satya Wacana
ABSTRAK
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental semu (quasi experiment research), dengan desain pretes-postes menggunakan kelompok kontrol tanpa penugasan random. Sampel penelitian dipilih secara purposive random sampling
dengan mempertimbangkan perbedaan karakter yang diterapkan di kedua kelas tersebut.Teknik pengumpulan data menggunakan observasi. Instrumen penelitian menggunakan panduan observasi yang dilengkapi dengan rubrik observasi. Uji instrumen penelitian menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data menggunakan (1) Uji-t (analisis beda rerata) dengan taraf signifikansi α = , 5 yaitu untuk menganalisis perbedaan skor rerata independent sample t-tes skor karakter kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dan bantuan programSPPS 19,0. (2) Analisis kualitatif untuk menemukan pola perubahan perilaku berdasarkan data hasil observasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa pendekatan PBL dalam pembelajaran IPS berpengaruh positif signifikan terhadap karakter belajar IPS mahasiswa, yang ditunjukkan oleh hasil uji t dengan probabilitas signifikan equal variances assumed dari karakter belajar IPS mahasiswa <0,05,dan hasil uji t sebesar 7,692. Karakter belajar kelompok eksperimen memiliki perbedaan skor rata-rata dengan karakter belajar kelompok kontrol. Rata-rata skor karakter belajar IPS kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada skor rata-rata karakter belajar IPS kelompok kontrol. Langkah-langkah PBL adalah a) menyimak masalah KD IPS, b) mengkaji KD IPS SD, c) mengumpulkan informasi dan mengamati KD IPS di SBL, d) membuat laporan, dan e) melakukan evaluasi terhadap pengumpulan informasi. Karakter belajar IPS terdiri dari pengukuran religius, jujur, rasa ingin tahu, dan gemar membaca. Dalam pembelajaran Konsep Dasar IPS disarankan untuk meningkatkan karakter mahasiswa melalui PBL.
Kata Kunci: Konsep Dasar IPS, problem based learning (PBL), sumber belajar lingkungan (SBL), langkah-langkah PBL, karakter belajar IPS.
1 Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator Kenali dan
Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas di Prodi PGSD FKIP
Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016.
490
PENDAHULUANDalam perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan abad 21, telah terjadi pergeseran paradigma belajar baik ciri maupun model pembelajaran. Paradigma belajar dalam abad 21 mempunyai ciri sebagai berikut (1) informasi sebagai bahan belajar tersedia dimana saja dan kapan saja, oleh karena itu dalam pembelajaran guru diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, seperti melalui internet, lingkungan, pakar, bukan peserta didik diberi tahu; (2) komputasi, lebih cepat memakai mesin, maksudnya pembelajaran diarahkan untuk memakai alat seperti mesin yakni peserta didik mampu merumuskan masalah (menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah (menjawab); (3) otomasi, menjangkau segala pekerjaan rutin, pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik berfikir analitis (untuk pengambilan keputusan) bukan berfikir mekanistis (rutin); dan (4) komunikasi dari mana saja, kemana saja, pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah (Sisdiknas, 2012:1). Konsekuensi paradigma belajar abad 21, dalam pengembangan kurikulum 2013, membuat suasana belajar yang dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi. Kurikulum 2013 yang dirumuskan mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas agar peserta didik berkarakter. Karakter pada hakekatnya merupakan ciri khas kepribadian yang berkaitan dengan timbangan nilai moralitas normatif yang berlaku (Mohamad Surya: 2012,3). Dalam Kebijakan Nasional (2010) tentang Pembangunan Karakter Bangsa dibekali oleh nilai-nilai karakter sebagai berikut: 1) Religius, 2) Jujur, 3) toleransi, 4) Disiplin, 5) Kerja Keras, 6) Kreatif, 7) Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa Ingin Tahu, 10) Semangat Kebangsaan, 11) Cinta Tanah Air, 12) Menghargai Prestasi, 13) Bersahabat, 14) Cinta Damai, 15) Gemar Membaca, 16) Peduli Lingkungan,17) Peduli Sosial dan 18) Tanggung-jawab (Gultom Syawal: 2012, 37).
491
mendorong mahasiswa belajar trampil mengkritisi isu sosial, memecahkan permasalahan dan membuat keputusan dengan menggunakan berbagai konsep ilmu sosial dan kemanusiaan secara terpadu. Pengembangan materi IPS dengan ciri pembelajaran terpadu menggunakan geografi sebagai titik tolak (platform) kajian. Proses pembelajaran IPS, tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, melainkan lebih menekankan pada segi praktis mempelajari, menelaah, serta mengkaji gejala dan masalah sosial. Pendekatan pembelajaran yang tepat untuk itu adalah Problem Based Learning (PBL), Project Based Learning(PjBP), dan Discovery-Inquiry (DI)
Dalam perkuliahan IPS mahasiswa PGSD di UKSW, terdiri dari banyak kelas, yang memberikan kebebasan para dosen untuk mendesain sendiri perkuliahan, sehingga model pembelajaran kelas satu dengan lainnya berbeda. Mahasiswa kelas RS 15E telah terbiasa melaksanakan project dalam perkuliahannya, sedangkan mahasiswa kelas RS 15 F belum pernah melaksanakan perkuliahan project. Kedua kelas terbiasa diskusi dan presentasi di kelas.
492
refleksi (double loop learning). Diharapkan dengan melibatkan mahasiswa dalam proses problem based learning, mahasiswa akan memiliki pemahaman yang lebih baik (Nur Kholis, Moh. Khairudin, Dan Haryanto. 2015:216). Dalam pelaksanaan pendekatanPBL, Pembelajaran didahului dengan mengajukan permasalahan kepada mahasiswa, kemudian mereka diarahkan untuk melakukan penelitian kelompok. Dosen membantu kelompok mendapatkan informasi yang tepat dan menata laporan hasil penelitian untuk disampaikan kepada seluruh kelas. Terakhir, mahasiswa dipandu untuk melakukan refleksi, analisis, dan evaluasi proses dan hasil penelitian mereka. Mahasiswa yang melaksanakan kegiatan ini diobservasi karakter yang dimilikinya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa PGSD FKIP UKSW di Salatiga pada semester I tahun akademik 2015/2016. Unit penelitian adalah mahasiswa kelas RS 15 E sebagai kelompok eksperimen dan mahasiswa RS 15 F sebagai kelompok kontrol. Jumlah mahasiswa 50 yang terdiri 25 mahasiswa kelompok eksperimen dan 25 mahasiswa kelompok kontrol.
Variabel penelitian terdiri dari pembelajaran IPS-PBL yaitu pembelajaran IPS dengan permasalahan bagaimana mengetrapkan konsep dasar disiplin ilmu sosial dalam IPS melalui langkah menyimak masalah KD IPS, mengkaji KD IPS SD, mengumpulkan informasi dan mengamati KD IPS di SBL, membuat laporan dan melakukan evaluasi terhadap pengumpulan informasi; dan karakter belajar IPS yaitu besarnya perolehan skor pengamatan dari rubrik pengukuran religius, jujur, rasa ingin tahu, dan gemar membaca.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu (quasi experiment research), dengan menggunakan Non equivalent Control Group dengan desain pretes-postes. Dalam penelitian ini menggunakan kelompok kontrol yaitu kelompok pembelajaran IPS PBL tanpa SBL dan kelompok eksperimen yaitu kelompok pembelajaran IPS PBL dengan SBL. Masing-masing kelompok baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen diberikan pre tes sebelum perkuliahan dan pos tes setelah perkuliahan selesai. Desain penelitian eksperimental semu disajikan melalui tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Desain Penelitian
O1 X O2
O3 O4
Keterangan:
X : Perlakuan dengan SBL
493
Secara sederhana rancangan penelitian disajikan melalui gambar 2 berikut.
Gambar 2 Rancangan Penelitian
Pretes dalam desain penelitian eksperimental semu ini digunakan untuk mengetahui normalitas, homogenitas, validitas dan reliabilitas. Berdasarkan uji normalitas data, distribusi data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan melalui tabel 2 berikut ini
Tabel 2 Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statisti
c df Sig. Statistic df Sig.
karakter1 (KE)
.119 25 .200* .969 25 .615
karakter3 (KK)
.147 25 .173 .963 25 .467
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance. KE = Kelompok Eksperimen; KK= Kelompok Kontrol
Dari tabel 2 nampak hasil uji normalitas dapat menggunakan Kolmogorov-Smirnova apabila jumlah responden > 50, dan Shapiro-Wilk apabila jumlah responden 50. Oleh karena jumlah responden dalam penelitian ini masing-masing kelompok ada 25, maka menggunakan Shapiro-Wilk. Berdasarkan tabel 2, distribusi datamasing-masing KE dan KK memiliki signifikansi P 0,05, maka distribusi data adalah normal.
Uji homogenitas instrumen penelitian ini menggunakan anova, yang menunjukkan hasil uji seperti tersaji melalui tabel 3 di bawah ini
Kondisi Awal Siswa
Kelompok kontrol
Karakter
Dengan Perlakuan
SBL
Tanpa Perlakuan
494
Tabel 3 Uji HomogenitasTest o Homogeneity o Variances Karakter 1
Levene Statistic Df 1 Df2 Sig
1.043 1 48 0.312
Berdasarkan hasil olahan SPSS menunjukkan bahwa signifikansi α sebesar 0,312 > nilai r tabel, maka skor pada variabel karakter 1 dan skor-skor pada variabel karakter 3 menyebar secara homogen. Dalam hal lainnya, skor-skor menyebar secara berbeda.
Uji validitas menggunakan kriteria koefisien validitas instrumen dari Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:86), yang instrumen itu valid apabila koefisien 0,20. Hasil uji validitas karakter disajikan melalui tabel 4 di halaman berikut ini.
Tabel 4 menunjukkan bahwa penghitungan terhadap 16 butir rubrik pengukuran, diperoleh kriteria valid, meskipun terdistribusi dari validitas rendah sampai sangat tinggi. Hasil pengujian reliabilitas butir diperoleh melalui
Cronbach’s Alpha sebesar 0,907, artinya reliabilitas 16 butir dalam instrumen penelitian adalah sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh range α sebesar ,8 – 1,00.
Tabel 4
Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Item-Total Statistics
Corrected Item-Total Correlation Kriteria Validitas
Butir1 .858 Sangat Tinggi
Butir2 .384 Rendah
Butir3 .858 Sangat Tinggi
Butir4 .858 Sangat Tinggi
Butir5 .553 Cukup
Buti6 .347 Rendah
Butir7 .355 Rendah
Butir8 .560 Cukup
Butir9 .858 Sangat Tinggi
Butir10 .581 Cukup
Butir11 .405 Cukup
Butir12 .384 Rendah
Butir13 .629 .Tinggi
Butir14 .738 .Tinggi
Butir15 .666 .Tinggi
495
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan (1) Uji-t dengan taraf signifikansi α = , 5 yaitu untuk menganalisis perbedaan skor rerata
independent sample t-tes skor karakter KK dan KE berbantuan programSPPS 19,0. (2) Analisis kualitatif untuk menemukan pola perubahan perilaku berdasarkan data hasil observasi
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi. Instrumen penelitian menggunakan panduan observasi yang dilengkapi dengan rubrik pengukuran yang ditunjukkan melalui tabel 5 kisi-kisi instrumen penelitian.
Tabel 5
Kisi-kisi Instrumen Penelitian untuk Karakter Mahasiswa
No Indikator Item
1 Religius 1. Berdoa sebelum kegiatan dimulai
2. Memberi salam kepada dosen sebelum kegiatan dimulai 3. Berdoa setelah kegiatan selesai
4. Mengucapkan terima kasih kepada dosen setelah kegiatan selesai
2 Bersikap jujur 1. Mengajukan pertanyaan apa adanya
2. Menyatakan pendapatnya sendiri 3. Jujur dalam perkataan
4. Jujur dalam bertindak
3 Rasa ingin tahu 1. Banyaknya bertanya kepada dosen
2. Menunjukkan keinginan melakukan kegiatan lagi 3. Lamanya menyimak/mengobservasi/wawancara
4. Tidak menghentikan kegiatan sebelum selesai masalahnya
4 Gemar membaca 1.Menyimak bacaan
2.Mencatat kata-kata kunci
3.Menggaris bawahi kata-kata esensial 4.Menggaris bawahi kata-kata sulit
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian Karakter Belajar Mahasiswa Tanpa Perlakuan
496
Tabel 6Distribusi Frekuensi Karakter Belajar IPS Mahasiswa Tanpa Perlakuan
Skor Kriteria pengamatan pembelajaran IPS-PBL yang meliputi kegiatan religius, sikap jujur, rasa ingin tahu dan gemar membaca. Masing-masing kegiatan memiliki 4 kriteria, sehingga 4 kegiatan terdiri dari 16 kriteria. Masing-masing kriteria diberi pengukuran dengan skor 1 sampai 4. Skor minimal 16 X 1= 16 dan skor maksimal 16 X 4 =64. Mendasarkan skor minimal dan skor maksimal, maka karakter di klasifikasikan menjadi 3 kelompok yakni karakter belajar rendah (skor 16-32), karakter belajar sedang (skor 32-48) dan karakter belajar tinggi (skor 48-64). Dari tabel 6 menunjukkan, bahwa baik KK maupun KE memiliki karakter belajar mahasiswa rendah sebesar 32 %. Ada sedikit perbedaan antara KK dan KE dalam hal pemilikan karakter belajar sedang dan tinggi yang masing-masing terpaut 4 %, yakni KK memiliki karakter belajar mahasiswa tinggi mencapai 8 %, sedangkan KK hanya mencapai 4 %.
Tabel 7
Descriptive Statistics Karakter Belajar Tanpa Perlakuan
N
497
terletak pada kriteria karakter belajar tinggi. Kondisi ini wajar, karena ke dua kelompok memiliki perlakuan yang sama, sehingga memang homogen.
2.Hasil Penelitian Karakter Belajar Mahasiswa Dengan Perlakuan
Hasil pengukuran karakter belajar mahasiswa dengan perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda antara KK dan KE, secara detil disajikan melalui tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Karakter Belajar IPS Mahasiswa Dengan Perlakuan
Skor Kriteria Karakter
Belajar
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi Persentase (%)
32 - 48 Sedang 5 20 2 8
48 - 64 Tinggi 20 80 23 92
Jumlah 25 100 25 100
Dari tabel 8 nampak, bahwa klasifikasi karakter belajar menjadi 2 yakni karakter belajar sedang dan karakter belajar tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa ada perubahan karakter belajar baik KK maupun KE. Perubahan kriteria karakter belajar yang tinggi, terjadi pada KE yang mencapai 92% karena ada perlakuan, yang sebelum ada perlakuan hanya mencapai 8 %. Begitu pula pada KK mencapai 80 % meski tidak ada perlakuan yang berarti diberikan. Perubahan kriteria karakter belajar ini, didukung oleh deskripsi statistik yang ditunjukkan melalui tabel 9 berikut ini.
Tabel 9
Descriptive Statistics Karakter Belajar Dengan Perlakuan
N
Minimu m
Maximu
m Mean
Std. Deviation Karakter2 (KE) 25 42.00 64.00 58.5600 6.54523 Karakter4 (KK) 25 38.00 58.00 50.0000 5.16398 Valid N
(listwise)
25
498
PEMBAHASAN
Data yang diperoleh dari olahan komputer SPSS, menunjukkan bahwa pembelajaran IPS PBL dengan SBL skor rata-rata karakter belajar sebesar 58,56 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran IPS PBL tanpa SBL skor rata-rata karakter belajar sebesar 50,00. Pembelajaran IPS PBL dengan SBL akan menghasilkan pembelajaran yang terstruktur, terencana dan terkontrol, sehingga karakter belajar yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran dengan SBL memerlukan persiapan di kelas yang matang, sehingga mendorong mahasiswa untuk memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, yang modalnya adalah gemar membaca, sehingga kalau pelaksanaan pembelajaran secara berkelompok, diperlukan sikap yang jujur, dan akhirnya akan merasakan berkat Tuhan, melalui aktivitas-aktivitas religius. Hal ini sesuai dengan pengembangan kurikulum 2013 yang merumuskan kompetensi intinya sikap religius, sikap sosial (jujur, tanggung jawab, kerjasama), pengetahuan (mengembangkan rasa ingin tahu) dan ketrampilan dengan meningkatkan gemar membaca.
Uji signifikansi perbedaan mean antar KK dan KE, menggunakan teknik analisis data uji t-test. Di bawah ini disajikan tabel hasil uji t-test skor KK dan KE melalui tabel 10 berikut.
Tabel 10
Hasil Uji Beda Skor Karakter Belajar
Kelompok Eksperimen (KE) Dan Kelompok Kontrol (KK) T-test
Independent Samples Test Levene's
Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
499
Independent Samples Test Levene's
Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat hasil F hitung levene test sebesar 0,872 dengan probabilitas 0,355 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki varian sama atau dengan kata lain kedua kelompok homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil uji t sebesar 3,932 dengan probabilitas signifikansi 0,000 <0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran IPS PBL dengan SBL dan pembelajaran IPS PBL tanpa SBL terhadap karakter belajar mahasiswa.
Dilihat dari segi perolehan skor rata-rata, dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen mengalami kenaikan yang jauh lebih tinggi dibandingkan skor rata-rata kelompok kontrol. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Sullivan (2011), bahwa dalam pembelajaran IPA tentang pemecahan masalah robotik telah mendorong perkembangan kreativitas siswa kelas VI, yang membentuk karakter belajar. Penggunaan sumber belajar lingkungan, membuat mahasiswa dapat mengembangkan pemahaman yang terintegrasi dengan temannya melalui media alat, komunikasi dan interaksi pengetahuan yang dimiliki.
500
ruang terbuka, pada kelompok eksperimen mendorong mahasiswa untuk aktif, saling bekerjasama, mengalami langsung serta melatih mahasiswa menjadi lebih dekat dengan alam. Pembelajaran yang digunakan juga mengajarkan mahasiswa arti kejujuran, kerjasama, tanggung jawab, kreatif, dan percaya diri. Mahasiswa dibimbing melakukan pengamatan di lingkungan alam yang disesuaikan dengan kompetensi dasar IPS yang dipilihnya, kemudian didiskusikan dalam kelompok untuk merancang pengamatan di lapangan dan wawancara dengan masyarakat, kemudian mahasiswa menganalisis data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara. Data yang terkumpul, kemudian di analisis, membuat laporan. Dalam membuat laporan, mahasiswa merencanakan juga bentuk penyajian laporan, hasil laporan dipresentasikan di kelas. Kegiatan terakhir adalah evaluasi kegiatan dari awal hingga akhir.
PENUTUP
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang menyatakan bahwa ‘Terdapat pengaruh positif signifikan
pembelajaran IPS-PBL terhadap karakter belajar IPS mahasiswa, terbukti. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan equal variances assumed dari karakter belajar IPS 0,000<0,05, dan hasil uji t sebesar 3,932.
Berdasar hasil penelitian dan pembahasan, yang telah berhasil membuktikan bahwa pembelajaran IPS-PBL berpengaruh signifikan terhadap karakter belajar IPS mahasiswa PGSD RS 15 E dan RS 15 F pada semester 1 tahun 2015/2016, maka saran yang diberikan yaitu:
1. Penggunaan pendekatan PBL yang menekankan pada kerja ilmiah dalam pembelajaran IPS khususnya, dapat dijadikan salah satu solusi bagi dosen supaya pembelajaran tidak monoton hanya di dalam kelas saja, namun juga perlu studi lapang.
2. Penggunaan sumber belajar lingkungan alam sangat mendorong karakter mahasiswa, yang pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai supaya hasilnya lebih optimal
3. Penggunaan lingkungan alam pada pembelajaran IPS memerlukan persiapan yang matang, supaya tujuan pembelajaran tetap tercapai.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih luas sebagai pengembangan dari penelitian ini
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Sistem Pendidikan Nasional.
501
Longo, Christopher. 2010. Fostering Creativity or Teaching to the Test? Implications of State Testing on the Delivery of Science Instruction. Clearing House: Jan 2010. Vol. 83Issue 2, p 54-57, 4 p
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Slameto, 2012. Penelitian dan Inovasi Pendidikan. Kabupaten Semarang: Widya Sari Press.
Slavin, E. Robert. 1992. Cooperative Learning. Maryland: John Hopkins University. Gultom Syawal. 2012. Ujian Nasional Sebagai Wahana Evaluasi Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa. Makalah Utama pada Seminar Nasional Ujian Nasional Sebagai Sarana Membangun Karakter Bangsa, yang diselenggarakan oleh Pascasarjana UNY bekerjasama dengan HEPIDI Yogyakarta pada tanggal 12 Mei.
Surya Mohamad. 2012. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Tatanan Sekolah. Makalah Seminar Nasional dan Temu Alumni ’Implementasi
Pendidikan Karakter dalam Membangun Bangsa’ diselenggarakan oleh IKA UNY, tanggal 5 Mei 2012 di Kampus UNY.