• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum BankIndonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum BankIndonesia"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Ikhtisar

Perkembangan makro ekonomi dan moneter sampai dengan bulan Mei 2004 masih membaik namun mengisyaratkan upaya-upaya untuk terus mempertahankan stabilitas makro ekonomi yang telah dicapai. Perkembangan harga tetap tinggi namun masih lebih rendah dari bulan sebelumnya walaupun nilai tukar rupiah mengalami tekanan. Sementara uang primer yang masih tetap terkendali dan suku bunga yang masih berada pada level yang rendah menunjukkan kondisi fundamental ekonomi masih terjaga. Memperhatikan perkembangan ekonomi global yang kondusif dan ekonomi domestik yang masih terkendali, maka prakiraan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2004 berkisar 4,3%–4,8%. Sementara,inflasi IHK diperkirakan mencapai kisaran 6,5%-7%, dan nilai tukar rupiah diperkirakan sedikit melemah. Mencermati perkembangan ekonomi-moneter tersebut, Bank Indonesia akan tetap mempertahankan kebijakan moneter yang berhati-hati dalam rangka mencapai sasaran inflasi jangka menengah panjang.

Perkembangan harga pada bulan Mei mencatat inflasi yang sedikit tinggi namun, lebih rendah dibandingkan inflasi pada bulan April. Pada bulan Mei, perkembangan harga-harga mencatat inflasi 0,88% (m-t-m), lebih rendah dibandingkan 0,97% (m-t-m) pada bulan April. Inflasi pada Mei utamanya disebabkan oleh inflasi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,88% (m-t-m), disusul oleh kelompok perumahan 0,62% (m-t-m) serta kelompok bahan makanan sebesar 0,55% (m-t-m).

Nilai tukar rupiah pada bulan Mei melemah dibandingkan bulan April. Secara point-to-point, rupiah melemah 6,63% menjadi Rp9.268/USD dan secara rata-rata, nilai tukar melemah menjadi Rp9.017/USD. Dari sisi eksternal, tekanan terhadap rupiah berasal dari sentimen pasar terkait dengan kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral AS. Dari sisi domestik, permintaan valas yang cukup tinggi dari korporasi dan meningkatnya ekspektasi risiko rupiah mewarnai perkembangan nilai tukar pada bulan tersebut.

Suku bunga instrumen moneter dalam bulan Mei relatif stabil. Suku bunga

SBI 1 dan 3 bulan relatif tetap atau hanya menurun sebesar masing-masing 1 bps menjadi 7,32% dan 7,24% dibandingkan 7,33% dan 7,25% pada bulan sebelumnya. Hal ini diikuti oleh tidak berubahnya suku bunga FASBI dan deposito pada level masing-masing 7,0% dan 5,86%. Sementara itu, suku bunga tabungan menurun menjadi 4,49%. Penurunan juga terjadi pada suku bunga kredit dimana suku bunga kredit konsumsi menjadi 17,89%, kredit investasi menjadi 14,98%, dan modal kerja menjadi 14,48%.

Laju inflasi Mei lebih rendah dari April...

..., sementara nilai tukar melemah. Perkembangan ekonomi masih membaik.

(2)

2

Posisi uang primer pada akhir Mei 2004 meningkatmenjadi Rp147,5 triliun.

Posisi sementara test date rata-rata uang primer mencapai Rp143,64 triliun (tumbuh 15,58%, y-o-y), lebih rendah dibandingkan target indikatifnya sebesar Rp148,79 triliun. Dari sisi komponen, kenaikan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya permintaan uang kartal seiring dengan trend penurunan suku bunga dan masih cukup tingginya pertumbuhan ekonomi.

Pada bulan April, M2 masih menunjukkan penurunan, mencapai Rp930,8 triliun. Penurunan M2 terutama disebabkan oleh lebih rendahnya simpanan berjangka valas dibandingkan simpanan lainnya, semakin rendahnya insentif penanaman di deposito, dan adanya pengalihan dana dari bentuk simpanan berjangka ke pasar surat utang negara (SUN). Sementara itu, M1 juga menurun, mencapai Rp215,4 triliun karena menurunnya uang giral.

Kondisi perbankan bulan April secara umum masih membaik. Rasio LDR

(loan to deposit ratio), NIM (net interest margin), dan kredit meningkat. NPL (non performing loan) dan permodalan tidak banyak mengalami perubahan. Sementara itu, total DPK menurun utamanya bersumber dari penurunan giro, sedangkan tabungan dan deposito relatif tidak berubah. Selain itu, rasio kecukupan modal (CAR) masih terjaga pada kisaran 22%.

Uang primer meningkat namun posisi test date masih terjaga..

Kondisi

(3)

Perkembangan Ekonomi, Moneter, dan Perbankan

Inflasi, Nilai Tukar, Suku Bunga, Pasar Uang, dan Pasar Modal

Perkembangan harga selama Mei 2004 mencatat inflasi sebesar 0,88% (m-t-m), sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi April sebesar 0,97% (m-t-m). Sementara itu, inflasi secara tahunan pada bulan Mei tercatat sebesar 6,47% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (5,92%/y-o-y). Kenaikan harga ini terutama didorong oleh kenaikan harga dari sisi eksternal sejalan dengan meningkatnya inflasi di negara-negara mitra dagang dan melemahnya nilai tukar rupiah. Dari sisi domestik, kenaikan tarif transportasi, komunikasi dan jasa keuangan juga menyumbang kenaikan inflasi pada bulan Mei.

Inflasi pada bulan Mei tercatat cukup tinggi ...

Sumber : BPS Bahan Makanan

Kesehatan

Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan Transportasi & Komunikasi

Sandang Sumbangan

Inflasi

-1,00 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00

4,0

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei -1,0

Sumber : BPS 2002 2003 2004

Grafik 1. Tingkat Inflasi Grafik 2. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

Seperti bulan sebelumnya, semua kelompok barang dan jasa pada bulan Mei mencatat inflasi, dengan kenaikan tertinggi pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,88% (m-t-m), disusul oleh kelompok perumahan 0,62% (m-t-m) terutama pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air, serta kelompok bahan makanan sebesar 0,55% (m-t-m).

.. terutama

Sumber : Bloomberg

7.000

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei 8.958

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Headline

Exclusion % y-o-y

2004

2002 2003

(4)

4

Rupiah mengalami tekanan...

Inflasi inti pada bulan Mei relatif stabil, dari 6,7% (y-o-y) pada bulan April menjadi 6,79% (y-o-y). Hal ini mencerminkan bahwa kenaikan demand masih dapat diimbangi oleh supply.

Nilai tukar Rupiah sepanjang bulan Mei mengalami tekanan yang diiringi dengan volatilitas yang juga meningkat. Nilai tukar Rupiah pada bulan Mei secara point-to-point melemah 6,63% menjadi Rp9.268/USD dibandingkan posisi akhir April. Sementara itu, secara rata-rata, nilai tukar melemah menjadi Rp9.017/USD atau sebesar 4,5% dibandingkan bulan sebelumnya. Kondisi ini diiringi pula dengan meningkatnya volatilitas yang mencapai 2,78% dibandingkan 0,78% pada bulan April (Grafik 5).

Dari sisi eksternal, tekanan terhadap rupiah pada awalnya dipicu oleh perubahan sentimen akibat adanya analisis mengenai prospek perekonomian dunia yang ditandai dengan kemungkinan kenaikan suku bunga bank sentral AS. Dari sisi domestik, permintaan valas yang cukup tinggi dari korporasi yang ditengarai untuk memenuhi kewajiban luar negeri (genuine demand) maupun untuk tujuan spekulatif (bandwagon effect). Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah meningkatnya ekspektasi risiko terhadap rupiah ke depan, sebagaimana terindikasi dari meningkatnya premi swap 1 bulan, walaupun umumnya bersifat sementara (Grafik 6).

5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0 11,0 12,0

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan

Persen

2003 2004

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

Sumber : Bloomberg, diolah

Volatilitas Kurs Rp Rata-rata

Volatilitas Persen

0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 5,0

2003 2004

2002

Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Grafik 6. Premi SWAP

...terutama disebabkan oleh faktor eksternal yang diikuti oleh faktor domestik...

...namun

demikian rupiah masih ditopang oleh sejumlah faktor positif. Inflasi inti relatif stabil.

1 Paket kebijakan stabilisasi rupiah terdiri dari 3 aspek : pengendalian likuditas rupiah, penyempurnaan ketentuan kehati-hatian perbankan terkait dengan posisi devisa netto (PDN) dan pemantauan permintaan valas.

Namun demikian, perkembangan nilai tukar rupiah masih ditopang oleh faktor positif seperti masih cukup tingginya cadangan devisa dan masih menariknya

interest rate differential. Di samping itu, membaiknya indikator risiko jangka panjang — tercermin dari menurunnya angka yield spread antara Yankee bonds dan US T-Notes menjadi 186 bps pada bulan Mei dari 216 bps pada bulan April (Grafik 7) — dan kebijakan sterilisasi/intervensi Bank Indonesia di pasar valas serta rencana implementasi paket kebijakan stabilisasi ekonomi1 turut menahan

(5)

Suku bunga instrumen moneter relatif stabil...

Melemahnya nilai tukar rupiah di atas, menyebabkan nilai tukar riil yang tercermin pada indeks Real Effective Exchange Rate (REER) pada bulan Mei mengalami penurunan dari 88,72 pada bulan April menjadi 82,48 (Grafik 8), sehingga menjadikan rupiah secara riil masih tetap undervalued. Dari indeks Bilateral Real Exchange Rate (BRER) yang menurun dari 69,16 pada bulan April menjadi 64,58 pada bulan Mei membuat nilai tukar rupiah riil menjadi paling kompetitif bila dibandingkan dengan beberapa negara pesaing ekspor Indonesia termasuk dengan Malaysia dan Thailand yang sebelumnya terlihat lebih kompetitif (Grafik 9).

Indeks

Sumber : CIEC dan blomberg (diolah)

50

Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei

82,49

2002 2003

2001 2004

Source : Bloomberg 160

Jan Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Yield Spread

IDR/USD

Premi Resiko (bp) Rp/USD

2003 2004

Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah Grafik 8. Real Effective Exchange Rate

Indeks REER dan BRER menurun.

Jan Feb Mar Apr Jun Jul Ags Sep Okt Des Jan Feb Mar Mei 13

SBI 1 Bulan

JIBOR 1 Bulan Persen

2003 2004

Indeks

Sumber : CEIC dan Bloomberg (diolah)

50

Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei

2002 2003 2004

Grafik 9. Bilateral Real Exchange Rate Grafik 10. Suku Bunga Instrumen

Moneter dan Pasar Uang

(6)

6

Seiring dengan relatif stabilnya suku bunga instrumen moneter, rata-rata suku bunga PUAB pagi O/N pada bulan Mei relatif tidak berubah, menurun sebesar 5 bps dari 17,18% pada bulan April menjadi 7,13%, sedangkan rata-rata suku bunga PUAB sore O/N hanya meningkat sebesar 8 bps dari 5,23% pada bulan April menjadi 5,31% (Grafik 11). Sementara itu, rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB pagi O/N mencatat kenaikan dari Rp1 triliun pada bulan April menjadi Rp1,17 triliun. Demikian pula, rata-rata volume transaksi perdagangan PUAB sore O/N relatif tidak berubah dari Rp2,03 triliun pada bulan April menjadi Rp2,07 triliun.

Penurunan suku bunga instrumen moneter pada bulan April telah diikuti oleh penurunan suku bunga kredit dalam skala yang lebih rendah, sementara suku bunga simpanan perbankan tidak berubah. Selama bulan April, suku bunga kredit konsumsi, investasi dan modal kerja hanya menurun masing-masing sebesar 22 bps, 14 bps dan 14 bps menjadi masing-masing sebesar 17,89%, 14,98% dan 14,48%. Demikian pula suku bunga tabungan hanya menurun sebesar 13 bps menjadi 4,49%, sedangkan suku bunga deposito 1 bulan relatif belum berubah atau tetap pada posisi 5,86% (Grafik 12 dan 13). Perkembangan tersebut menyebabkan spread antara suku bunga simpanan dan suku bunga kredit menyempit.

...diikuti oleh relatif tetapnya suku bunga PUAB pagi O/N...

..., serta suku bunga simpanan perbankan dan suku bunga kredit.

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr

5

2002 2003 2004

SBI 1 WA

Volume PUAB Pagi Volume PUAB Sore Sk. Bunga PUAB Pagi Sk. Bunga PUAB Sore

Volume PUAB (Miliar Rp) Suku Bunga (%)

2003 2004

Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga PUAB Pagi dan Sore

Grafik 12. Perkembangan Suku Bunga SBI, Deposito, dan Penjaminan

0,51 Covered Interest Rate Parity

Trend (Covered Interest Rate Parity)

-1,0

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov

Mar Mei

2002 2003 2004

14

Kredit Investasi Kredit Konsumsi Kredit Modal Kerja

Persen

2002 2003 2004

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Feb Apr Jun Ags Okt Des

(7)

Covered interest rate parity menurun.

IHSG mengalami penurunan...

Sejalan dengan naiknya premi swap karena menurunnya ekspektasi pelaku pasar dan menurunnya suku bunga domestik yang diwakili suku bunga JIBOR sebesar 4 bps menjadi 7,42%, Covered interest parity (CIP) pada bulan Mei mengalami penurunan dari 0,84% pada bulan April menjadi 0,1% (Grafik 14)2.

2 Covered interest rate parity = suku bunga dalam negeri (JIBOR 1 bulan) – suku bunga luar negeri (SIBOR 1 bulan) – premi swap (1 bulan).

Kinerja pasar modal pada bulan Mei 2004 mengalami penurunan dibandingkan kinerja bulan April, sebagaimana terlihat dari menurunnya indeks harga saham gabungan (IHSG), kapitalisasi pasar, rata-rata volume perdagangan saham dan nilai harian transaksi. IHSG di Bursa Efek Jakarta (BEJ) menurun dari 783,413 pada bulan April menjadi 732,516 pada bulan Mei. Penurunan tersebut merupakan imbas dari penurunan indeks saham yang terjadi di beberapa bursa internasional di samping ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund yang mendorong pemain asing untuk terus melakukan net penjualan. Seiring dengan menurunnya IHSG, nilai kapitalisasi pasar juga mencatat penurunan dari Rp529,8 triliun pada bulan April menjadi Rp493,2 triliun pada bulan Mei.

Selain daripada itu, rata-rata volume transaksi harian tercatat juga menurun dari 1,8 miliar lembar saham pada bulan April menjadi 0,4 miliar saham. Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian mencatat penurunan dari Rp1,09 triliun pada bulan April menjadi Rp0,45 triliun pada bulan Mei.

Uang Primer

Posisi uang primer pada akhir Mei 2004 meningkat sebesar Rp1,1 triliun dibandingkan bulan sebelumnya menjadi Rp147,5 triliun. Berdasarkan pergerakan harian uang primer, posisi sementara test date rata-rata uang primer mencapai Rp143,64 triliun (tumbuh 15,58%, y-o-y), lebih rendah dibandingkan target

330 430 530 630 730 830 930

Jan Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000 500.000 550.000 600.000

Sumber : BEJ

Kapitalisasi

IHSG

Kapitalisasi (Rp miliar) IHSG

2003 2004

Grafik 15. IHSG dan Kapitalisasi

...diikuti volume transaksi dan nilai perdagangan yang juga menurun.

(8)

8

indikatifnya sebesar Rp148,79 triliun (Grafik 16). Dilihat dari sisi komponennya, kenaikan uang primer tersebut utamanya bersumber dari meningkatnya permintaan uang kartal sebesar Rp0,7 triliun seiring dengan trend penurunan suku bunga dan masih cukup tingginya pertumbuhan ekonomi.

J

2002 2003 2004

65.000

Target Indikatif Aktual Test Date Triliun Rp

Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei

2002 2003 2004

Grafik 16. Uang Primer Grafik 17. Pergerakan Mingguan Uang Kartal

...terutama karena ekspansi bersih NCG...

Apabila dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, peningkatan uang primer terutama bersumber dari ekspansi bersih NCG sebesar Rp10,9 triliun yang diimbangi oleh kontraksi OPT sebesar Rp6,5 triliun (Tabel 1). Kontraksi OPT tersebut terutama disebabkan oleh kontraksi FASBI sebesar Rp12,5 triliun yang melampaui ekspansi SBI sebesar Rp6 triliun. Sementara itu, ekspansi rekening rupiah bersumber dari pembayaran SUN jatuh tempo dan kupon SUN yang melebihi penerimaan pajak.

April M e i

Mg I Mg II Mg III Mg IV

Perubahan Bulanan

146.341 146.401 143.497 142.382 147.532 1.131

146.341 146.401 143.497 142.382 147.532 1.131

105.900 106.129 103.051 101.967 106.781 652

90.528 92.172 89.492 88.566 91.118 -1.054

15.372 13.957 13.559 13.401 15.663 1.706

38.790 38.539 38.878 38.770 39.103 564

185 185 185 185 185 0

1.651 1.733 1.568 1.645 1.648 -85

179.848 179.585 178.814 177.708 175.009 -4.576

-33.507 -33.184 -35.317 -35.326 -2 7.477 5.707

-37.158 -39.262 -44.031 -39.178 -25.760 13.502

204.883 204.883 204.883 204.883 204.883 0

200.571 200.571 200.571 200.571 200.571 0

4.312 4.312 4.312 4.312 4.312 0

13.505 13.533 13.533 13.529 13.522 -11

5.664 5.665 5.660 5.658 5.661 -4

-147.624 -145.352 -142.631 -146.723 -151.804 -6.452

-126.824 -121.036 -120.961 -115.043 -114.968 6.068

-20.800 -24.316 -21.670 -31.680 -36.836 -12.520

-72.777 -72.651 -72.731 -73.495 -73.979 -1.328

37.640 37.596 38.046 37.692 37.696 100

965 758 647 893 1.222 464

Tabel 1. Uang Primer dan Faktor yang Mempengaruhinya

(Miliar Rp)

Base Money

Statutory reserves shortfall Reserve Money Currency

- Currency outside banks - Cash in vaults

Comercial Banks Positive Balance at BI of which frozen banks & banks without TPL Private sector Demand Deposits

Net International reserves (USD=Rp7000)

Net Domestic Assets

1. Net Claims on Central Government 2. Liquidity Support

a. IBRA and IBRA Banks b. Non IBRA Banks 3. Liquidity Credit 4. Other Claims 5. Open Market Operations

- SBI - FasBI 6. Net Other Items

(9)

Perkembangan NIR pada bulan Mei relatif tidak menunjukkan banyak perubahan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu mencapai USD25 miliar (Grafik 18). Sementara itu, NDA mencatat ekspansi dari negatif Rp33,51 triliun pada bulan April menjadi negatif Rp27,48 triliun pada bulan Mei yang disebabkan oleh ekspansi pada NCG (Grafik 19).

...,sementara NIR relatif tetap dan NDA ekspansif.

(Triliun Rp.)

-50,0 -40,0 -30,0 -20,0 -10,0 0,0 10,0

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei NDA

(adjusted target)

NDA (aktual)

2004 2003

(Miliar USD)

18,0 19,0 20,0 21,0 22,0 23,0 24,0 25,0 26,0 27,0

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Feb Mar Apr Mei

NIR (aktual)

NIR (adjusted target)

2004 2003

Grafik 18. Posisi NIR Grafik 19. Posisi NDA

Likuiditas Domestik

M2 pada bulan April masih menunjukkan penurunan, mencapai Rp930,8 triliun dibandingkan Rp935,1 triliun pada Maret, terutama disebabkan oleh lebih rendahnya simpanan berjangka dalam valas (Tabel 2). Selain itu, lebih rendahnya M2 juga dipengaruhi oleh semakin rendahnya insentif penanaman deposito seiring dengan terus turunnya suku bunga deposito dan adanya pengalihan dana dari bentuk simpanan berjangka ke pasar surat utang negara (SUN). Sementara itu, pada bulan April, M1 juga menurun mencapai Rp215,4 triliun yang disebabkan karena menurunnya uang giral. Penurunan yang terjadi pada komponen M1 dan M2 tersebut menyebabkan pertumbuhan M1 dan M2 riil mengalami penurunan (Grafik 20).

M2 dan M1 menunjukkan penurunan…

(10) (5)

0 5 10 15 20

M1 Riil

M2 Riil

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar

Persen

2002 2003 2004

Grafik 20.Pertumbuhan M1 & M2 Riil Grafik 21. Pertumbuhan Divisia dan M2

-5,0 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0

Growth Divisia M2 Growth M2 Poly. (Growth Divisia M2) Persen

2 0 0 1 2 0 0 2 2 0 0 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4

(10)

10

Dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, penurunan M2 utamanya disebabkan oleh ekspansi rekening pemerintah menjadi Rp441,6 triliun. Di lain pihak, posisi kredit rupiah maupun valas meningkat masing-masing sebesar 1,7% (m-t-m) dan 2% (m-t-m) menjadi Rp353,54 triliun dan Rp101,3 triliun (Tabel 2).

Proses penciptaan uang di sistem perbankan masih belum optimal namun mulai membaik...

Perkembangan indeks money divisia menurun walaupun secara trend masih meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi masyarakat untuk menyimpan dana dalam bentuk simpanan jangka pendek masih tinggi terutama untuk kebutuhan konsumsi disamping karena kurang menariknya suku bunga simpanan perbankan jangka yang lebih panjang. Menurunnya pertumbuhan money divisia yang diikuti pula dengan turunnya M2 membuat spread di antara keduanya relatif tidak berubah dibanding periode sebelumnya (Grafik 21). Selain itu, proses penciptaan uang juga terlihat belum optimal sebagaimana tercermin dari angka pengganda uang M2 (APU 2) dan M1 (APU 1) yang relatif tidak berubah (Grafik 22).

...sejalan dengan ekspansi rekening pemerintah.

KOMPONEN M2

M2 Rupiah M1 - Uang Kartal - Uang Giral Uang Kuasi

- Uang Kuasi Rupiah = Deposito Rupiah = Tabungan Rupiah - Simpanan Valas (dalam miliar USD)

FAKTOR NFA NCG

Claims on Business Sector Kredit

- Kredit Rupiah - Kredit Valas Lainnya NOI

Memorandum Items Nilai Tukar (posisi neraca)

Tabel 2. Perkembangan Uang Beredar Dalam Arti Luas

Des 2002

April Jun Sep Des Jan Mar Apr (%,y-o-y)

(dalam miliar Rp, posisi)

INDIKATOR BESARAN MONETER

883.908 893.365 894.213 911.224 955.692 947.277 935.161 927.832 3,86 743.443 758.513 759.191 773.712 816.514 805.289 793.103 793.150 4,57 191.939 190.810 194.878 207.587 223.799 216.343 218.999 215.448 12,91 80.686 73.023 77.091 81.118 94.542 90.619 86.794 90.528 23,97 111.253 117.7871 17.787 126.469 129.257 125.724 132.205 124.920 6,06 691.969 702.555 699.335 703.637 731.893 730.934 716.162 712.384 1,40 551.504 567.703 564.313 566.125 592.7155 88.946 574.104 577.702 1,76 359.847 364.615 363.460 354.362 350.885 346.347 327.722 328.549 -9,89 191.657 203.088 200.853 211.763 241.830 242.599 246.382 249.153 22,68 140.465 134.852 135.022 137.512 139.178 141.988 142.058 134.682 -0,13 15,71 15,54 16,30 16,39 16,44 16,82 16,54 15,55 0,04

250.696 247.320 236.660 240.781 271.820 269.714 287.824 270.734 9,47 510.351 503.297 506.218 481.552 479.885 486.229 449.011 441.646 -12,25 389.296 407.230 417.875 441.205 466.826 461.827 477.504 487.071 19,61 365.410 382.176 390.563 411.696 437.942 432.738 446.593 454.859 19,02 271.851 287.7842 99.665 318.820 342.027 335.129 347.363 353.548 22,85 93.559 94.392 90.899 92.877 95.917 97.610 99.231 101.311 7,33 23.886 25.054 27.312 29.509 28.884 29.089 30.911 32.212 28,57 -266.434 -257.037 -266.199 -252.483 -262.839 -270.493 -279.178 -268.619 4,51

8.940 8.675 8.285 8.389 8.465 8.441 8.587 8.661

(11)

Sektor Eksternal

Ekspor Indonesia pada bulan April mencapai USD5,2 miliar, lebih tinggi dibandingkan ekspor bulan sebelumnya atau tumbuh sebesar 2,68% (m-t-m). Kenaikan ini utamanya bersumber dari meningkatnya ekspor nonmigas sebesar 3,92% menjadi USD4 miliar, sementara ekspor migas secara total mengalami penurunan. Kenaikan ekspor nonmigas tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan ekspor mesin-mesin/pesawat mekanik, bahan bakar mineral, alas kaki, plastik dan barang dari plastik serta bijih, kerak dan abu logam. Selain itu, berdasarkan negara tujuan, kenaikan ekspor nonmigas terutama ke negara Jepang, Amerika dan Singapura. Sementara, ekspor migas pada bulan April mencapai USD1,18 miliar, menurun sebesar 1,4% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh tingginya penurunan ekspor minyak mentah yang tidak dapat diimbangi oleh kenaikan ekspor hasil minyak dan gas.

C/DPK (%) APU2 (M2/M0) APU1 (M1/M0) Skala Kanan

Persen

4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 9,0 10,0 11,0 12,0 13,0

Persen

1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar

2 0 0 2 2 0 0 3 2 0 0 4

Grafik 22. APU 1, APU 2, dan rasio C/DPK

Ekspor total mengalami peningkatan...

Keterangan Nilai FOB Apr 2004 thd% Perubahan Total Jan - Apr% Peran thd Jan - Apr 2004% Perubahan

Mar 2004 2004 thd 2003

Total Ekspor

Migas

Minyak Mentah Hasil Minyak Gas

Non Migas

Tabel 3. Ekspor Indonesia

(Juta USD)

Maret April Jan - Apr Jan - Apr

2004 2004 2003 2004

Sumber : BPS

5.069,6 5.205,3 20.197,3 20.210,8 2,68 100,00 0,07

1.198,4 1.181,7 4.879,3 4.715,2 -1,39 23,33 -3,36

529,8 463,1 1.956,4 1.944,4 -12,59 9,62 -0,61

105,7 153,0 613,9 469,1 44,75 2,32 -23,59

562,9 565,6 2.309,0 2.301,7 0,48 11,39 -0,32

(12)

12

Sementara itu, impor pada bulan April meningkat 0,78% (m-t-m) menjadi USD3,15 miliar, utamanya bersumber dari naiknya impor non migas sebesar 5% (m-t-m) mencapai USD2,3 miliar sementara impor migas menurun 8,9% (m-t-m) mencapai USD0,86 miliar. Kenaikan impor non migas ini berasal dari impor mesin dan pesawat mekanik, bahan kimia organik, besi dan baja serta mesin dan peralatan listrik. Penurunan impor migas terutama berasal dari turunnya impor minyak mentah.

Posisi pinjaman luar negeri turun USD1,6 miliar... ... impor

meningkat.

Keterangan

Nilai CIF % Perubahan % Perubahan % Peran Thd % Peran Thd Apr 2004 thd Jan - Apr 2004 total Jan - Apr Total Jan - Apr

Mar 2004 Thd 2003 2004 2004

3.132,3 3.157,7 10.997,1 12.118,9 0,81 10,20 100,00 100,00

949,2 863,8 2.448,0 3.308,7 -9,00 35,16 27,30 27,52

639,6 442,6 1.305,0 1.961,4 -30,80 50,30 16,19 17,10

309,6 420,0 1.143,0 1.344,5 35,66 17,63 11,09 10,40

- 1,2 0,0 2,8 - - 0,02 0,02

2.183,1 2.293,9 8.549,1 8.810,2 5,08 3,05 72,70 72,48

Tabel 4. Impor Indonesia

(Juta USD)

Maret April Jan - Apr Jan - Apr

2004 2004 2003 2004

Sumber : BPS Total Impor

Migas

Minyak Mentah Hasil Minyak Gas

Non Migas

Posisi pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan April mencapai USD134,5 miliar, menurun dibandingkan posisi bulan Maret USD136,1 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya pinjaman LN pemerintah sebesar USD2,3 miliar menjadi USD79,6 miliar pada bulan April sementara pinjaman LN swasta mengalami kenaikan USD0,56 miliar menjadi USD52,96 miliar. Penurunan pinjaman LN pemerintah tersebut bersumber dari adjustment nilai tukar dan menurunnya penarikan pinjaman LN pemerintah. Sementara itu, peningkatan pinjaman LN swasta terutama berasal dari naiknya pinjaman LN lembaga keuangan (bank dan non bank) sebesar USD0.09 miliar menjadi USD8 miliar dan bukan lembaga keuangan sebesar USD0,47 miliar menjadi USD44,8 miliar.

2 0 0 3

Pemerintah Swasta

Lembaga Keuangan Bank

Non Bank

Bukan Lembaga Keuangan Surat-Surat Berharga

Total

Tabel 5. Posisi Pinjaman Luar Negeri

(Juta USD)

* Angka Sementara

Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar*) Apr*)

71.677 74.157 72.994 74.497 74.513 76.008 77.709 81.666 81.480 80.509 81.217 79.661 58.299 56.493 56.390 55.212 53.750 53.288 52.991 51.942 52.839 52.560 52.776 52.957

8.735 8.372 8.021 7.642 7.806 7.056 7.571 7.537 7.726 7.718 7.968 8.080

6.309 5.848 5.164 4.870 4.850 4.059 4.414 4.316 4.385 4.320 4.479 4.559

2.426 2.524 2.857 2.772 2.956 2.997 3.157 3.221 3.341 3.398 3.489 3.521

49.564 48.121 48.369 47.570 45.944 46.232 45.420 44.405 45.113 44.842 44.808 44.877

1.580 1.486 1.436 1.470 1.203 1.290 1.253 1.794 1.759 1.620 2.626 1.912

131.556 132.136 131.290 131.343 129.466 130.586 131.953 135.402 136.078 134.689 136.619 134.530

(13)

Pertumbuhan ekonomi masih ditopang oleh konsumsi...

Pembayaran pinjaman luar negeri Indonesia pada bulan April menurun USD0,39 miliar dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD1,5 miliar. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh berkurangnya pembayaran pokok pinjaman LN sebesar USD0,43 miliar dibandingkan bulan sebelumnya menjadi USD1,3 miliar sedangkan pembayaran bunga relatif tetap (USD0,2 miliar). Berdasarkan pemiliknya, penurunan tersebut disebabkan karena berkurangnya pembayaran pinjaman LN pemerintah dan swasta masing-masing USD0,1 miliar dan USD0,28 miliar sehingga menjadi USD0,58 miliar dan USD0,97 miliar (Tabel 6).

...demikian pula pembayaran pinjaman LN.

Tabel 6. Realisasi Pembayaran Pinjaman Luar Negeri Indonesia

Total Pembayaran Pinjaman Luar Negeri / Total External Debt Servicing

- Pokok / Principal - Bunga / Interest

A. Pemerintah / Government - Pokok / Principal - Bunga / Interest

B. Swasta / Private - Pokok / Principal - Bunga / Interest B.1. Lembaga Keuangan

- Pokok / Principal - Bunga / Interest 1. Bank

- Pokok / Principal - Bunga / Interest

2. Bukan Bank / Non Bank Institutions - Pokok / Principal

- Bunga / Interest B.2. Bukan Lembaga Keuangan

- Pokok / Principal - Bunga / Interest

(Miliar USD)

* Angka Sementara

Mar Jun Sep Des

20.983 1.293 2.305 1.717 1.966 18.900 1.246 1.411 1.956 1.564

16.950 1.135 1.926 1.524 1.471 15.669 973 1.183 1.755 1.326

4.033 158 378 193 496 3.231 273 228 201 237

7.374 358 826 498 781 6.450 680 687 690 586

5.009 248 562 355 398 4.000 456 507 532 397

2.365 110 264 143 383 2.451 224 180 158 189

13.609 935 1.478 1.219 1.186 12.449 566 724 1.266 978

11.941 886 1.364 1.170 1.073 11.669 517 676 1.223 930

1.668 48 114 50 113 780 49 48 42 48

5.808 398 941 440 423 5.656 376 353 755 718

5.323 391 909 435 395 5.521 348 351 751 700

485 7 32 4 28 136 28 2 5 18

4.825 308 908 381 372 5.078 347 336 684 659

4.372 307 878 379 345 4.965 320 334 682 648

453 1 31 1 27 113 27 2 1 11

983 90 33 59 51 579 29 17 72 59

951 84 31 56 50 556 28 17 68 52

32 6 1 3 1 23 1 0 3 7

7.801 537 537 780 762 6.793 189 371 511 260

6.617 496 455 735 677 6.148 169 326 473 230

1.183 41 82 45 85 645 20 45 38 30

2 0 0 3 Total 2003 Total

2002

Keterangan 2 0 0 4

Jan Feb* Mar* Apr*

Sektor Riil

Pertumbuhan ekonomi sampai dengan bulan Mei masih didominasi oleh sektor konsumsi, sementara pertumbuhan investasi dan ekspor masih relatif terbatas. PDB triwulan pertama 20043 tumbuh 4,46% (y-o-y) didukung oleh pertumbuhan

konsumsi sebesar 6,43% (y-o-y), investasi sebesar 4,24% (y-o-y) dan ekspor sebesar -13% (y-o-y). Secara sektoral, sektor yang mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 13,8% (y-o-y) disusul sektor bangunan sebesar 7,3% (y-o-y) dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 6% (y-o-y).

(14)

14

Indeks produksi pada bulan April 2004 sedikit menurun dan terjadi pada hampir semua industri, kecuali industri kertas, percetakan dan penerbitan serta industri barang dari logam (Grafik 25 dan 26). Hal tersebut diiringi oleh menurunnya kapasitas produksi di bulan April pada hampir semua industri kecuali industri makanan, industri kertas, percetakan dan penerbitan dan industri kayu, rotan dan rumputan.

... seperti tercermin pada hasil survei.

Indeks produksi sedikit menurun.

Indikasi peningkatan konsumsi ditunjukkan oleh naiknya indeks keyakinan konsumen dari 90,7 pada bulan April menjadi 91,5 pada bulan Mei (Grafik 23). Hal tersebut dikonfirmasi pula oleh hasil survei JETRO yang menunjukkan peningkatan permintaan domestik sejalan dengan meningkatnya permintaan ekspor (Grafik 24). Selain itu, peningkatan konsumsi tersebut juga didorong oleh ekspektasi positif terhadap kondisi perekonomian saat ini dan masa mendatang.

0 20 40 60 80

2002 2003 2004

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Feb Apr Jun Ags Okt Des

Total Makanan Tekstil Kimia

Persen Indeks

40 60 80 100 120 140 160 180 200

Indeks Total Makanan, minuman & Tembakau Tekstil, pak. jadi & kulit Kimia, m. bumi, btbara, karet & plastik

2002 2003 2004

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Feb Apr Jun Ags Okt Des

Grafik 25. Indeks Produksi Grafik 26. Utilisasi Kapasitas Produksi

Difussion Index

Sumber : JETRO

-50 -40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50

Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Mei-Jul

2003

2001 2002 2004

Permintaan:ekspor Permintaan: domestik

Inventory Harga jual:domestik

40,0 60,0 80,0 100,0

120,0 Ekspektasi Konsumen Indeks Keyakinan Konsumen Kondisi Ekonomi Saat Ini optimis

pesimis

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr

2002 2003 2004

Indeks

(15)

Dana pihak ketiga menurun sementara posisi kredit meningkat.

Kondisi Perbankan

Secara umum kinerja perbankan pada bulan April masih membaik, seperti tercermin pada rasio LDR (loan to deposit ratio) dan NIM (net interest margin) yang meningkat serta NPL (non performing loan) yang relatif stabil. LDR meningkat dari 43,7% pada bulan Maret menjadi 44,9% pada bulan April. NIM yang mencerminkan pendapatan perbankan dari selisih perolehan bunga meningkat dari 5,7% menjadi 5,9%. Kinerja NPL relatif stabil di sekitar 7,7% dan rasio kecukupan modal (CAR) berkisar 22% (Tabel 7).

0

Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar Persetujuan Realisasi Proporsi

Miliar Rp Proporsi (%)

2003 2004

2002 2003 2004

Triliun Rp Total DPK (Triliun Rp)

Giro Tabungan Deposito Total

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Feb Apr Jun Ags Okt Des

Grafik 27. Dana Pihak Ketiga Grafik 28. Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru

Kinerja perbankan masih membaik.

Keterangan

1.112,2 1.117,8 1.105,1 1.100,0 1.111,7 1.130,4 1.068,4 1.157,2 1.152,7 1.150,0 1.145,2

835,8 824,6 832,0 833,4 846,8 863,5 885,2 886,5 877,1 875,1 871,9

410,3 402,6 411,2 420,5 434,1 454,2 477,2 475,0 477,3 485,9 496,1

38,4 37,5 40,8 39,7 40,3 42,0 43,2 40,1 42,9 43,7 44,9

23,0 23,5 26,7 24,6 22,9 19,6 19,3 23,8 23,7 23,5 22,5

8,1 8,4 8,2 8,2 8,0 7,9 8,2 8,2 8,3 7,8 7,7

2,1 2,1 1,2 0,6 1,2 1,3 3,0 2,8 2,6 2,7 2,1

4,0 3,8 3,6 4,0 4,1 4,7 3,2 5,2 5,1 5,7 5,9

93,0 95,5 99,5 98,1 99,6 106,3 110,8 117,9 120,2 120,9 120,7

(Triliun Rp)

Des-02 Jan-03 Feb-03 Mar-03 Jun-03 Sep-03 Des-03 Jan-04 Feb-04 Mar-04 Apr-04

Tabel 7. Kondisi Umum Perbankan

B a n k

(16)

16

Berdasarkan jumlah kredit yang disalurkan, kredit modal kerja menempati urutan pertama yaitu Rp234,9 triliun, disusul kredit konsumsi Rp121,8 triliun, dan kredit investasi Rp102,8 triliun. Sementara itu, kredit konsumsi meningkat 2,57%, kredit investasi 2,43%, dan kredit modal kerja 2% (Grafik 29). Sektor perbankan masih lebih memfokuskan penyaluran kreditnya ke sektor konsumsi dibandingkan ke sektor lainnya, seiring dengan masih tingginya persepsi risiko perbankan terhadap dunia usaha.

NPL-gross relatif tetap.

Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr 300

Channeling Total Kredit Total Adjst

Kredit Per jenis (Triliun Rp) Total Kredit (Triliun Rp)

Investasi Konsumsi

Grafik 29. Kredit Rupiah Perbankan

2,0

Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr 3,20

2002 2003 2004

0,0 Feb Apr Jun Ags Okt Des Feb Apr Jun Ags Okt Des

Kredit (kanan) NPLs (%) (kiri) NPLs Net (%) (kiri)

Persen Triliun Rp

2002 2003 2004

50

Grafik 30. Perkembangan NPL Grafik 31. Perkembangan Posisi NIM Perbankan

Posisi

Pada bulan April 2004, gross relatif tetap pada kisaran 7,7%, sementara NPL-net menunjukkan perbaikan dari posisi 2,7% bulan Maret menjadi 2,1% (Grafik 30). Sementara itu, NIM perbankan tetap meningkat (Grafik 31) seiring dengan masih lebarnya spread antara suku bunga dana dan suku bunga kredit.

Selanjutnya, kondisi permodalan yang ditunjukkan oleh capital adequacy ratio

(17)

Prospek

Memperhatikan perkembangan ekonomi global yang kondusif dan ekonomi domestik yang masih terkendali, maka prakiraan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2004 berkisar 4,3%–4,8%. Dari sisi permintaan, pengeluaran konsumsi masih tetap menjadi penggerak utama perekonomian sementara kepercayaan dunia usaha yang masih tinggi diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengeluaran investasi dan ekspor. Di sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari prakiraan semula, dengan penyumbang utama masih tetap berasal dari sektor industri, pertanian dan perdagangan.

Inflasi IHK pada triwulan II-2004 diperkirakan mencapai sekitar 6,5%-7% (y-o-y), sementara inflasi inti diperkirakan berada pada batas atas kisaran semula yaitu 6%-7% (y-o-y). Faktor dominan yang mempengaruhi perkembangan inflasi ke depan diperkirakan berasal dari imported inflation dan pergerakan nilai tukar rupiah. Sementara itu, faktor internal diperkirakan belum memberikan tekanan inflasi yang berarti.

Nilai tukar rupiah selama triwulan II-2004 diperkirakan sedikit melemah dari proyeksi semula. Beberapa faktor eksternal yang berpotensi mempengaruhi pergerakan rupiah ke depan utamanya adalah ekspektasi kenaikan Fed Fund rate. Sementara faktor domestik yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah yaitu perkembangan kondisi dalam negeri menjelang pelaksanaan PEMILU Presiden dan Wakil Presiden dan ekspektasi korporasi domestik terhadap kondisi nilai tukar rupiah ke depan.

Pertumbuhan PDB untuk triwulan II-2004 diprakirakan 4,3% - 4,8%…

...,inflasi diprakirakan berada pada kisaran 6,5% -7% (y-o-y)...

..., dan nilai tukar rupiah

(18)

18

* angka BPS berdasarkan tahun dasar 2000 r) revisi

1) minggu terakhir 2) rata2 tertimbang

3) penutupan pada akhir periode 4) closed file

Sumber : Bank Indonesia, kecuali data pasar modal (BAPEPAM), IHK, ekspor/impor open file dan PDB (BPS)Tw. I 2004*)

Jan Feb Mar Apr Jun Sep Des Jan Feb Mar Apr Mei

SEKTOR KEUANGAN

Indikator Terkini

12,69 12,24 11,40 11,06 9,53 8,66 8,31 7,86 7,48 7,42 7,33 7,32

12,94 12,68 11,97 11,29 10,18 8,75 8,34 8,15 7,70 7,33 7,25 7,24

12,64 12,35 11,90 11,44 10,31 7,67 6,62 6,27 5,99 5,86 5,86 Na

13,49 13,15 12,90 12,48 11,55 8,58 7,14 6,68 6,38 6,11 6,01 Na

12,71 12,30 11,72 11,37 9,81 8,69 8,35 7,99 7,55 7,38 7,2 7,18

425 399 398 451 505 598 692 753 761 736 783 732

127.407 125.936 125.211 124.969 132.403 136.471 166.474 147.039 142.518 142.730 146.341 147.532 180.111 181.530 181.239 182.963 195.219 207.587 223.799 216.343 219.033 219.087 215.448 Na

75.908 74.555 72.323 73.023 77.091 81.118 94.542 90.619 86.846 86.882 90.528 Na

104.203 106.975 108.916 109.940 118.128 126.469 129.257 125.724 132.187 132.205 124.920 Na

873.683 881.215 877.776 882.809 894.554 911.223 955.692 947.277 935.745 935.248 930.832 Na

693.572 699.685 696.537 699.846 699.335 703.636 731.893 730.934 716.712 716.161 715.384 Na 550.357 557.107 558.977 562.218 564.313 566.125 592.715 588.946 575.282 574.103 577.702 Na 362.553 368.970 370.692 370.398 363.460 354.362 350.885 346.347 332.373 327.722 328.549 Na 187.804 188.137 188.285 191.820 200.853 211.763 241.830 242.599 242.909 246.381 249.153 Na 143.215 142.578 137.560 137.628 135.022 137.511 139.178 141.988 141.430 142.058 137.682 Na 730.468 738.637 740.216 745.181 759.532 773.712 816.514 805.289 794.315 793.190 793.150 Na

382.536 390.750 400.353 407.229 417.875 441.205 466.826 461.827 465.114 477.504 487.071 Na 358.084 366.467 376.141 382.175 390.563 411.696 437.942 432.738 437.040 446.593 454.857 Na

0,80 0,20 -0,23 0,15 0,09 0,36 0,94 0,57 -0,02 0,36 0,97 0,88

8,74 7,34 7,12 7,54 6,62 6,20 5,06 4,82 4,60 5,11 5,92 6,47

8.940 8.905 8.908 8.675 8.285 8.389 8.465 8.441 8.447 8.587 8.661 9.268

3.936 3.723 4.008 3.922 4.197 3.857 3.717 3.837 3.763 3.871 4.024 Na

2.322 2.632 2.267 2.089 1.862 1.713 2.335 2.049 2.117 2.183 2.293 Na

21,81 22,26 22,68 23,74 23,66 23,63 24,20 24,00 24,10 25,70 25,00 25,00

4,45 3,65 4,35 4,46

4,12 4,64 5,01 6,43

4,26 1,09 0,68 4,24

2,90 4,04 6,48 -13,00

5,45 0,01 1,78 0,85

2 0 0 3 2 0 0 4

Tw. I Tw. II Tw. IV Tw. I

SUKU BUNGA & SAHAM Suku bunga SBI 1 bln 1) Suku bunga SBI 3 bln 1) Suku bunga deposito 1 bln 2) Suku bunga deposito 3 bln 2) JIBOR satu minggu 2) BEJ Indeks 3)

BESARAN MONETER (miliar Rp) Base Money

M1(C+D) Uang Kartal (C) Uang giral (D)

Broad Money (M2 = C+D+T) Uang kuasi (T)

Uang kuasi (Rupiah) Deposito Tabungan Deposito (Valas) M2 - Rupiah

Tagihan pada Dunia Usaha Kredit-Bank Umum

Inflasi bulanan (%) y-y %

Rp/USD (akhir periode, nilai tengah) Barang Non migas (f.o.b, juta USD) 4) Impor Barang Non migas (c & f, juta USD) 4) Net International Reserve (juta USD)

Pertumbuhan PDB (% yoy) Konsumsi

Investasi Ekspor Impor

HARGA

SEKTOR EKSTERNAL

INDIKATOR KUARTALAN

Gambar

Grafik 3. Inflasi Inti Tahunan
Grafik 5. Volatilitas Nilai Tukar Rupiah
Grafik 7. Premi Resiko dan Kurs Rupiah
Grafik 11. Rata-rata Suku Bunga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada gejala sangat menarik bahwa di kawasan Nusantara terdapat inkulturasi dan toleransi yang sangat besar dengan menggabungkan tokoh setempat yang dihormati kedalam adat budaya

"Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kinerja Keuangan Perusahaan, terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan

mampu membuat kebijakan atas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pendampingan hukum kepada individu dan/atau Lemsaneg dimana kebijakan tersebut dapat memberikan

Bagi semut Namib, hari biasa di gurun tidak dimulai pada satu waktu tertentu.. Yang memulai hari-hari adalah suhu permukaan pasir standar setelah mencapai 30 O C. Tepat pada

Dalam memberikan latihan kondisi fisik penerapannya harus hati-hati, diawasi oleh pelatih yang ahlinya (profesional), dilakukan secara berulang-ulang dimana

Hal tersebut sudah ada dalam tata ejaan penggunaan tanda koma yaitu tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului

Kakék juga berpesan, “Kalau Ujang dan Buyung ingin berburu, jangan suka pergi ke hutan yang luar dari hutan kita ini.. Sebab kalau meréka pergi ke hutan lain, nanti

menghadapi pembelajaran praktik dengan program 2 shift sangat antusias. Pada kelas TP C dari semua kelas berada pada paling bawah dalam hal ini.. perlu adanya motivasi