BAB III
METODE PENELITIAN
1.1. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah semua investor di
Danareksa Salatiga, PT Trimegah Asset Management
Semarang dan investor individual dengan menggunakan
teknik snowball sampling. Penelitian ini dilakukan dari 15
Juni 2013 sampai 19 September 2013. Jumlah kuesioner yang
dikembalikan berjumlah 76 dan semua kuesioner dapat
dianalisis.
3.2. Pengukuran Konsep
Untuk dapat menjadi suatu hasil yang dapat dipercaya,
maka suatu konsep yang digunakan dalam suatu penelitian
harus dapat diukur secara nyata, sehingga dapat dilakukan
analisis dan interpretasi terhadap data hasil penelitian yang
telah diperoleh.
Secara umum terdapat empat tipe skala pengukuran
konsep mulai dari yang bersifat lebih kualitatif hingga
kuantitatif yakni nominal, ordinal, interval dan rasio
(Supramono dan Utami, 2004). Tipe kepribadian, risk tolerance
dan orientasi investasi diukur dengan menggunakan Skala
Likert yang bergerak dari 1 sampai 5 yang menggambarkan
alternatif jawaban dari sangat tidak setuju hingga sangat
setuju. Namun untuk memudahkan dalam analisis, alternatif
jawaban tersebut dikonversikan ke dalam kategori sangat
Tabel 3.1. Indikator Variabel
No. Variabel Deskripsi Indikator Pertanyaan dalam Kuesioner
1. Faktor Demografi Faktor Demografi merupakan uraian data kependudukan, yang antara lain terdiri dari usia, pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, pekerjaan dan pendapatan.
- Jenis Kelamin
- Usia
- Pekerjaan
- Pendidika n terakhir
- Status perkawina n
- Pendapata n per bulan
- Lama investasi
1) Jenis Kelamin: Laki-Laki Perempuan
2) Usia:……..tahun
3) Pekerjaan: PNS/ BUMN Pegawai Swasta
Wiraswasta Mahasiswa
Lainnya …. 4) Pendidikan terakhir:… 5) Status perkawinan: Belum
kawin Kawin
6) Pendapatan per bulan: 1-5 juta 5-10 juta
10-15 juta > 15 juta 7) Berapa lama Anda ingin
berinvestasi?
< 1 tahun > 1 tahun 8) Sejak tahun berapakah anda memulai investasi?
9) Dari manakah Anda mendapatkan informasi
mengenai investasi pada saham? 10) Apakah Anda melakukan trading setiap hari?
11) Urutan trading saham yang sering saya lakukan
( ) Trading harian ( ) Trading mingguan ( ) Trading bulanan ( ) Trading tahunan ( ) Tidak tentu 2. Tipe
Kepribadi an
berdasark an Big
a) Neuroticism : mengidentifi kasikan ketidakstabi Indikator nilai neuroticism yang tinggi:
- Emosi mudah
1) Emosi saya tetap stabil ketika menghadapi kegagalan berinvestasi.* (inverted) 2) Dalam menghadapi
Five model lan emosional individu yang cenderung mengalami perasaan negatif seperti rasa cemas dan pesimis. berubah
- Cemas
- Mudah menyerah
saya sering merasa cemas. 3) Saya mudah menyerah ketika
menghadapi kesulitan dalam berinvestasi. b) Extraversion : mengidentifi kasikan kepribadian dengan karakteristi k yang penuh semangat, optimis, dan berani menghadapi ketidakpasti an. Indikator nilai extraversion yang tinggi:
- Penuh semangat
- Optimis
- Berani menghada pi
ketidakpa stian
1) Dalam menghadapi setiap tantangan investasi, saya selalu penuh semangat. 2) Saat mengambil keputusan
investasi, saya optimis akan mendapat hasil yang menguntungkan di masa depan.
3) Saya tidak berani menghadapi ketidakpastian dalam berinvestasi. *
c) Openness to experience: mengidentifi kasikan kepribadian dengan karakteristi k yang suka dengan hal baru, kreatif dan rasa ingin tahu yang tinggi. Indikator nilai openness to experience yang tinggi:
- Suka sesuatu yang baru
- Kreatif
- Keinginta huan yang tinggi
1) Saya tidak dapat menikmati pekerjaan yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. * 2) Dalam mengerjakan setiap
pekerjaan, saya memiliki ide-ide kreatif.
3) Saya lebih sering mencari tahu sendiri informasi mengenai investasi yang akan saya ambil.
2. Tipe Kepribadi an d) Agreeablenes s: mengidentifi Indikator nilai agreeableness yang tinggi:
berdasark an Big Five model kasikan kepribadian dengan karakteristik yang mudah percaya, lebih mengutamak an kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi, dan cenderung menghindari perdebatan.
- Mudah percaya
- Menempat kan kepenting an orang lain di atas kepenting an pribadi
- Tidak suka berargume ntasi
2) Dana lebih yang saya miliki lebih baik untuk investasi daripada untuk membantu kepentingan orang lain.* 3) Sebelum mengambil
keputusan investasi, saya sering berargumentasi dengan orang lain.*
e) Conscientio usness: menidentifik asikan kepribadian dengan karakteristi k yang teliti, sangat berhati-hati, danmelakuk an perencanaa n yang matang Indikator nilai conscientious ness yang tinggi:
- Teliti
- Berhati-hati
- Perencana an yang matang
1) Saya selalu meneliti sendiri resiko maupun keuntungan dari investasi saham yang saya ambil.
2) Sebelum memutuskan untuk berinvestasi, saya tidak membutuhkan banyak waktu untuk berpikir.*
3) Saya memiliki perencanaan yang matang dalam berinvestasi.
4. Risk Tolerance
Kondisi
seseorang yang mau
mengambil risiko dalam rangka untuk mendapatkan return yang lebih tinggi.
- Low risk & low return
- High risk & high return
- Risk taking
1) Saya tertarik pada investasi yang berisiko rendah walaupun dengan return yang rendah pula.
2) Saya bersedia menerima risiko yang besar agar investasi saya mendatangkan keuntungan di atas tingkat inflansi.
mengalami kerugian.
4) Saya mau menanggung risiko yang tinggi untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi.
5. Orientasi Investasi
Keputusan investor dalam memilih
investasi menurut horizon waktu berinvestasi yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka panjang dalam saham.
- Long term investment
- Short term investment
1) Saya cenderung melakukan trading harian.
2) Saham yang rugi tidak akan saya pegang terlalu lama.
3) Saya cenderung
mengharapkan deviden , bukan capital gain.
4) Kebanyakan saham yang saya miliki akan saya tahan dalam jangka waktu yang lama.
3.3. Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah
data primer yang merupakan data yang didapat dan diolah
sendiri secara langsung dari responden. Metode pengumpulan
data adalah survei melalui penyebaran kuesioner.
3.4. Teknik Analisis
3.4.1. Statistik Deskriptif
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis statistik deskriptif dan inferensial.
Distribusi frekuensi untuk menggambarkan profil responden
dan mean standar deviasi untuk menggambarkan tipe
kepribadian, risk tolerance dan orientasi investasi. Nilai
Interval*) Kategori jawaban
1 – 1,8 Sangat Rendah
1,81 – 2,6 Rendah
2,61 – 3,4 Sedang
3,41 – 4,2 Tinggi
4,21 – 5 Sangat tinggi
*) Interval = 5-1 = 0,8
5
3.4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Ghozali (2006), kualitas instrument penelitian
dapat diuji evaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Uji
validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
validitas dilakukan dengan cara menghitung nilai r dengan
melakukan korelasi antar skor butir pernyataan dengan total
skor konstruk atau variabel. Hasil perhitungan ini akan
menghasilkan nilai correlated item-total correlation.
[image:6.516.65.455.67.582.2]Selanjutnya nilai r hitung ini dibandingkan dengan nilai r
tabel. Nilai r tabel didapat dari rumus (df) = n – 2.
Menurut Ghozali (2006), uji reliabilitas sebenarnya
adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupkan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu
cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6.
3.4.3. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan uji regresi, terlebih dahulu
dilakukan uji asumsi klasik terhadap data penelitian. Uji
asumsi klasik meliputi multikolinearitas, uji autokorelasi, uji
heteroskedastisitas, dan uji normalitas agar memenuhi
kriteria Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) sehingga dapat
menghasilkan penduga yang sahih (Supramono & Utami,
2004).
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel bebasnya. Ada tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan
lawannya variance inflantion factor (VIF). Syarat tidak
terjadinya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance > 0,10
dan nilai VIF < 10.
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2006). Uji autokorelasi
dapat dilihat dari uji Durbin – Watson (DW test). Berikut ini
Tabel 3.2
Uji Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No desicison dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 - dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negative No desicison 4 - du ≤ d ≤ 4 –
dl
Tidak ada autokorelasi positif atau
negative
Tidak
ditolak
du < d < 4 - du
Sumber: Ghozali, 2006
Uji Heteroskedatisitas bertujuan menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2006). Model regresi yang baik adalah yang homoskedatisitas
atau tidak terjadi heteroskedatisitas. Heteroskedatisitas dapat
dibuktikan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat dengan residualnya. Jika tidak ada pola yang
jelas pada diagram scatterplot, maka tidak terjadi
heteroskedatisitas.
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal (Ghozali, 2006). Uji normalitas dihitung
dengan menggunakan uji statistic non-parametrik
Kolmogorov-Smirnov (K-S). Syarat data dapat dikatakan
normal jika nilai signifikannya > 0,05.
Dalam mencapai tujuan penelitian, maka dilakukan
pengujian hipotesis. Untuk kepentingan pengujian hipotesis
menggunakan analisis regresi berganda dan analisis jalur