• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unduh BRS Ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Unduh BRS Ini"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

No. 17/3/13/Th XIX, 1 Maret 2016

A. PRODUKSI

PADI

PALAWIJA

2015

(ASEM

2015)

PRODUKSI PADI SUMATERA BARAT 2015 MENCAPAI 2.550.609 Ton

 Produksi padi tahun 2015 tercatat sebesar 2.550.609 ton GKG (ASEM’15) atau mengalami kenaikan sebesar 1,25 persen (31.589 ton) dibandingkan produksi padi tahun 2014 (ATAP’14) yaitu 2.519.020 ton GKG.

 Peningkatan produksi padi tersebut terutama disebabkan oleh bertambahnya luas panen sebesar 4.347 Ha, yaitu dari 503.198 Ha pada tahun 2014 menjadi 507.545 Ha tahun 2015, dan juga terjadinya peningkatan produktivitas sebesar 0,19 Ku/Ha atau sebesar 0,38 persen yaitu dari 50,06 Ku/Ha pada tahun 2014 menjadi 50,25 Ku/Ha pada tahun 2015.

 Produksi jagung pada tahun 2015 berdasarkan ASEM ‘15, menurun sebesar 2.803 ton (turun 0,46 persen)

bila dibandingkan ATAP’14 yaitu dari 605.352 ton menjadi 602.549 ton pada tahun 2015.

 Penurunan produksi jagung tersebut diakibatkan oleh penurunan luas panen sebesar 5.272 Ha atau sebesar (5,66 persen), yaitu dari 93.097Ha pada tahun 2014 turun menjadi 87.825Ha pada tahun 2015

 Produksi kedelai pada tahun 2015 (ASEM’15) menurun sebesar 558 ton (61,25 persen) dibandingkan tahun 2014 (ATAP’14) yaitu dari 911 ton menjadi 353 ton.

 Penurunan produksi kedelai disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar 489 Ha, yaitu dari 785 Ha pada tahun 2014 menjadi 296 Ha tahun 2015.

 Produksi tanaman ubi kayu pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 4,39 persen atau setara dengan 9.576 ton yaitu dari 217.962 ton (ATAP ‘14) menjadi 208.386 ton (ASEM ’15).

 Produksi tanaman ubi jalar pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 160.922 ton bila dibandingkan dengan tahun 2014 (ATAP ‘14), yaitu dari 159.865 ton (ATAP’14) menjadi 160.922 ton

(2)

B. PRODUKSI PADI

Pada tahun 2015 produksi padi di Sumatera Barat tercatat sebesar 2.550.609 ton GKG

(ASEM’15) atau mengalami peningkatan sebesar 1,25 persen (31.589 ton) dibanding tahun 2014

yang mencapai sebesar 2.519.020 ton GKG (ATAP’14). Peningkatan produksi padi tersebut

terutama disebabkan oleh bertambahnya luas panen sebesar 4.347 Ha, yaitu dari 503.198 Ha

menjadi 507.545 Ha tahun 2014, dan juga terjadinya peningkatan produktivitas sebesar 0,19

Ku/Ha atau sebesar 0,38 persen yaitu dari 50,06 Ku/Ha pada tahun 2014 menjadi 50,25 Ku/Ha

pada tahun 2015.

Absolut %

(2) (3) (4) (5)

Luas Panen (Ha)

Jan - April 172.087 168.285 -3.802 -2,21

Mei - Agust. 167.064 176.118 9.054 5,42

Sept. - Des 164.047 163.142 -905 -0,55

Jan. - Des 503.198 507.545 4.347 0,86

Produktivitas (Ku/Ha)

Jan - April 49,69 50,37 0,68 1,37

Mei - Agust. 49,57 50,34 0,77 1,55

Sept. - Des 50,95 50,04 -0,91 -1,79

Jan. - Des 50,06 50,25 0,19 0,38

Produksi (Ton)

Jan - April 855.179 847.680 -7.499 -0,88

Mei - Agust. 828.074 886.613 58.539 7,07

Sept. - Des 835.767 816.316 -19.451 -2,33

Jan. - Des 2.519.020 2.550.609 31.589 1,25

(1)

Tabel 1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi ( Padi Sawah + Padi Ladang) Menurut Sub Round Tahun 2014-2015

Perkembangan

PADI ATAP 2014 ASEM 2015 2014-2015

Peningkatan luas panen disebabkan oleh banyaknya pertanaman padi sawah tahun 2014

yang panen di tahun 2015. Peningkatan produktivitas didukung oleh bantuan pemerintah seperti

pupuk bersubsidi dan bantuan benih. Program-program pemerintah seperti Gerakan Pengelolaan

Penerapan Tanaman Terpadu (GPPTT), optimalisasi lahan, Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier

(RIJT), dan System of Rice Intensification (SRI) juga ikut mendorong terjadinya peningkatan

(3)

C. PRODUKSI JAGUNG

Produksi tanaman jagung pada tahun 2015 (ASEM ‘15) terjadi penurunan sebesar 2.803

ton (0,46 persen) jagung pipilan kering, bila dibandingkan produksi pada tahun 2014 (ATAP’14)

yaitu dari 605.352 ton menjadi 602.549 ton. Penurunan produksi disebabkan luas panen yang

menurun sebesar 5,66% (5.272 Ha). Penurunan luas panen yang cukup signifikan terjadi di

daerah sentra jagung seperti Kabupaten Pesisir Selatan dan Pasaman Barat.

Penurunan luas panen terjadi karena sebagian besar daerah di Sumatera Barat mengalami

kekeringan sehingga terjadi tunda tanam untuk periode September-Desember (subround3).

Absolut %

(2) (3) (4) (5)

Luas Pane n (Ha)

Jan - April 28.083 28.463 380 1,35

Mei - Agust. 25.299 29.857 4.558 18,02

Sept. - Des 39.715 29.505 -10.210 -25,71

Jan. - Des 93.097 87.825 -5.272 -5,66

Produktivitas (Ku/Ha)

Jan - April 65,18 69,09 3,91 6,00

Mei - Agust. 63,93 70,22 6,29 9,84

Sept. - Des 65,61 66,51 0,90 1,37

Jan. - Des 65,02 68,61 3,59 5,52

Produksi (Ton)

Jan - April 183.045 196.651 13.606 7,43

Mei - Agust. 161.737 209.656 47.919 29,63

Sept. - Des 260.570 196.242 -64.328 -24,69

Jan. - Des 605.352 602.549 -2.803 -0,46

2014-2015

(1)

Tabe l 2. Pe rbandingan Luas Pane n, Produktivitas dan Produksi Jagung Me nurut Sub Round Tahun 2014-2015

Pe rke mbangan

JAGUNG ATAP

2014

(4)

D. PRODUKSI KEDELAI

Produksi kedelai pada tahun 2015 (ASEM’15) mengalami penurunan sebesar 558 ton

(61,25 persen) dibandingkan produksi tahun 2014 (ATAP’14) yaitu dari 911 ton menjadi 353 ton.

Peningkatan ini terjadi adanya penurunan luas panen sebesar 489 ha (62,29%).

Penurunan luas panen terjadi di 7 kabupaten yaitu Kabupaten Pesisir Selatan, Solok,

Tanah Datar, Pasaman, Dharmasraya, Solok Selatan, dan Pasaman Barat. Penurunan luas panen

disebabkan oleh kurangnya minat petani untuk bertani tanaman kedelai.

Absolut %

Mei - Agust. 10,22 11,33 1,11 10,86

Sept. - Des 8,00 6,44 -1,56 -19,50

(5)

E. PRODUKSI UBI KAYU DAN UBI JALAR

Produksi tanaman ubi kayu pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 9.576 ton

umbi basah (4,39 persen). Penurunan produksi disebabkan oleh penurunan luas panen seluas

326Ha (5,78 persen). Penurunan luas panen hampir terjadi di semua kabupaten/kota kecuali di

kabupaten Pesisir Selatan, Agam, Pasaman, Pasaman Barat, Bukitinggi dan Pariaman. Hal ini

berkaitan dengan adanya alih komoditi dari tanaman ubi kayu ke tanaman palawija lainnya dan

tanaman hortikultura. Selain itu penurunan luas panen ubi kayu juga diakibatkan alih lahan

pertanaman ubi kayu menjadi lahan industri (pembuatan bata) seperti di Kabupaten Padang

Pariaman.

Produksi tanaman ubi jalar pada tahun 2015 meningkat sebesar 1.057 ton bila dibandingkan dengan produksi ubi jalar tahun 2014 (ATAP ’14). Peningkatan ini disebabkan peningkatan produktivitas sebesar 17,49 Ku/Ha (5,90 persen) dimana produktivitas ubi jalar pada tahun 2014 sebesar 296,38Ku/Ha menjadi 313,87Ku/Ha di tahun 2015. Peningkatan produktivitas ubi jalar dipicu oleh penggunaan bibit unggul.

Absolut %

(2) (3) (4) (5)

Luas Panen (Ha)

Jan - April 1.824 1.885 61 3,34

Mei - Agust. 1.835 1.846 11 0,60

Sept. - Des 1.985 1.587 -398 -20,05

Jan. - Des 5.644 5.318 -326 -5,78

Produktivitas (Ku/Ha)

Jan - April 397,83 368,02 -29,81 -7,49

Mei - Agust. 362,62 394,04 31,42 8,66

Sept. - Des 397,26 417,61 20,35 5,12

Jan. - Des 386,18 391,85 5,67 1,47

Produksi (Ton)

Jan - April 72.564 69.372 -3.192 -4,40

Mei - Agust. 66.541 72.740 6.199 9,32

Sept. - Des 78.857 66.274 -12.583 -15,96

Jan. - Des 217.962 208.386 -9.576 -4,39

(1)

(6)

Absolut %

(2) (3) (4) (5)

Luas Panen (Ha)

Jan - April 1.651 1.698 47 2,85

Mei - Agust. 1.851 1.776 -75 -4,05

Sept. - Des 1.892 1.653 -239 -12,63

Jan. - Des 5.394 5.127 -267 -4,95

Produktivitas (Ku/Ha)

Jan - April 288,03 306,20 18,17 6,31

Mei - Agust. 259,27 325,38 66,11 25,50

Sept. - Des 339,96 309,39 -30,57 -8,99

Jan. - Des 296,38 313,87 17,49 5,90

Produksi (Ton)

Jan - April 47.554 51.993 4.439 9,33

Mei - Agust. 47.991 57.787 9.796 20,41

Sept. - Des 64.320 51.142 -13.178 -20,49

Jan. - Des 159.865 160.922 1.057 0,66

(1)

Tabel 5. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar Menurut Sub Round Tahun 2014-2015

ATAP 2014

ASEM 2015

Perkembangan

(7)
(8)
(9)
(10)

Gambar

Tabel 1.  Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi   ( Padi Sawah + Padi Ladang) Menurut Sub Round Tahun 2014-2015
Tabel 2.  Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung Menurut Sub Round Tahun 2014-2015
Tabel 3.  Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi KedelaiMenurut Sub Round Tahun 2014-2015
Tabel 4.  Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi KayuMenurut Sub Round Tahun 2014-2015
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Konsultasi publik dilakukan melalui studi penelitian kepada berbagai pihak terkait yang merupakan stakeholders kakao yang terkait langsung dengan kegiatan usaha pada setiap

Peneliti :He’em. Narasumber :Tapi nanti kita naik level atas, bukan komunikasi massa lagi, tapi massa komunikasi. Massa komunikasi adalah proses penyampaian pesan

1.1 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah tempat uji yang merepresentasikan tempat kerja,

Permainan lari estafet modifikasi terdapat kegiatan melompat yang dibuat dari media berbentuk lingkaran dan persegi, ketika kegiatan melompat anak harus bisa

Siguro, hindi mawawala sa makata ang kalungkutan, pero nang marinig kong umaawit ang pipit, ni katiting na sakit o lungkot ay wala akong naramdaman; at pagtingin ko sa

Sedangkan Hole (1981) membagi binatang tanah ke dalam enam kategori berdasarkan keberadaannya di dalam tanah, yakni: 1) Permanen, yaitu fauna tanah yang seluruh daur hidupnya

130/2014, yang dijabarkan dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Penyusunan RDKK Pupuk Bersubsidi yang dikeluarkan Direktorat Pupuk dan Pestisida, Ditjen Prasarana dan

di lapangan, dan Q sal.2 Kali Kenjeran, hasil hitungan < Q sal.2 di lapangan sehingga dimensi saluran kali Kepiting dan Kenjeran saat ini sudah tidak dapat