BOKS 3
DAMPAK KRISIS GLOBAL
TERHADAP KINERJA BANK PERKREDITAN RAKYAT/SYARIAH (BPR/S) DI PROVINSI BENGKULU
Sebagai salah satu elemen penggerak perekonomian daerah, perbankan
daerah memegang peranan penting. Oleh karena itu, dalam menyikapi gejolak
krisis keuangan global, konsolidasi dan komunikasi yang efektif dengan perbankan
daerah sangat diperlukan. Dalam rangka mengenali dampak krisis keuangan
global khususnya terhadap kinerja perbankan di Propinsi Bengkulu, Bank Indonesia
Bengkulu mengadakan temu wicara dengan direksi seluruh bank yang berkantor
pusat di Bengkulu yaitu 5 BPR/S dan BPD Bengkulu.
Terjadinya krisis keuangan global tentunya akan berpengaruh pada kegiatan
operasional perbankan, terutama berkaitan dengan penyaluran kredit perbankan.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh BPR kepada Bank Indonesia, sektor
perkebunan seperti kelapa sawit dan karet, sebagai salah satu komoditas
unggulan propinsi Bengkulu, memiliki share kredit masing-masing sebesar 16,59%
dan 35,99% dari total kredit. Sementara rasio kredit bermasalah sektor
perkebunan kelapa sawit sebesar 1,05% dan sektor perkebunan karet sebesar
5,04%.
Bagi BPR/S di wilayah KBI Bengkulu, kedua sektor ini merupakan salah satu
andalan dalam penyaluran kredit. Dengan terjadinya krisis global dikhawatirkan
kualitas kredit pada kedua sektor tersebut akan mengalami penurunan. Namun
berdasarkan pengamatan selama Oktober hingga November 2008, secara umum
kredit dikedua sektor ini belum menunjukkan permasalahan yang berarti. Hanya
ada sebagian debitur terutama petani kelapa sawit dan karet yang meminta
restrukturisasi kredit karena mengalami kesulitan dalam mengangsur kredit ke
bank.
Terlepas dari tekanan yang sedang dialami oleh sektor perkebunan, kondisi
BPR/S Bengkulu di tahun 2008 secara umum cukup stabil, meskipun sedikit
mengalami penurunan jumlah DPK dan penyaluran kredit yang berdampak pada
Sumber : Laporan BPR/S, Bank Indonesia, diolah
Sementara itu, kondisi perbankan secara umum tidak jauh berbeda. Tingkat
NPL yang diperkirakan akan naik karena keadaan ekonomi yang kurang baik,
ternyata masih belum terlihat. Di bawah ini disajikan perkembangan perbankan
sepanjang tahun 2008.
Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah
Sumber : Laporan Bank Umum, Bank Indonesia, diolah
Menghadapi tahun 2009, tampaknya masih akan diwarnai dengan
tantangan ekonomi yang cukup berat dan penuh dengan ketidakpastian akibat
dari krisis keuangan global. Oleh karen itu, pihak perbankan diharapkan agar lebih
rentan terhadap krisis keuangan global dan selalu memantau perkembangan
kredit yang telah disalurkan. Dengan manajamen resiko yang penuh kehati-hatian,
diharapkan perbankan dapat meminimalisir dampak negatif dari krisis keuangan