• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS RAPOR ONLINE DALAM MENDUKUNG KINERJA GURU SMP NEGERI 3 SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS RAPOR ONLINE DALAM MENDUKUNG KINERJA GURU SMP NEGERI 3 SURABAYA."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS RAPOR ONLINE DALAM MENDUKUNG KINERJA GURU SMP NEGERI 3 SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

LILIK MASLICHAH D03212047

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

(2)

EFEKTIVITAS RAPOR ONLINE DALAM MENDUKUNG KINERJA GURU SMP NEGERI 3 SURABAYA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyeleseikan Program Sarjana pendidikan Islam (S.pd.I)

Oleh :

LILIK MASLICHAH D03212047

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

(3)
(4)
(5)
(6)

EFEKTIVITAS RAPOR ONLINE DALAM MENDUKUNG KINERJA GURU SMP NEGERI 3 SURABAYA

Oleh:

LILIK MASLICHAH

ABSTRAK

Perkembanga di sekolah merupakan salah satu peningkatan kualitas untuk meningkatkan mutu pendidikan. Kinerja guru merupakan salah satu kunci agar sekolah semakin berkembang dan produktif. Kinerja guru dipengaruhi berbagai faktor dan pendukung diantaranya rapor online sebagai aplikasi pengolahan hasil belajar peserta didik, motivasi, insentif, kepemimpinan, dan lain sebagainya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana rapor online di SMP Negeri 3 Surabaya; bagaimana Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Surabaya dan sejauhmana Efektivitas Rapor Online dalam mendukung Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan diskriptif kuantitatif yaitu, penelitian yang menitikberatkan pada

pengujian hipotesa dengan alat analisa prosentase dan analisa metode statistik product

moment serta menghasilkan kesimpulan yang dapat digeneralisasikan. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yakni guru di SMP Negeri 3 Surabaya sejumlah 50 orang. Proses penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sampai dengan Januari.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah rapor online di SMP Negeri 3 Surabaya tergolong baik dengan hasil analisa prosentase menghasilkan nilai dikisaran kriterian 76%-100% yang berarti tergolong baik. Adapun nilai yang diperolah adalah 97,83%. Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Surabaya tergolong baik dengan hasil analisa prosentase menghasilkan nilai dikisaran kriterian 76%-100% yang berarti tergolong baik. Adapun nilai yang diperolah adalah 77,33%. Pada penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan anatara efektivitas rapor online dalam mendukung kinerja Guru SMP Negeri 3 Surabaya. Besarnya hubungan ini diperoleh dari nilai rxy sebesar 0,9856 yang berada pada kisaran 0,80-1,00 yang berarti korelasinya sangat kuat dan signifikan.

Adapun saran yang diberikan adalah pihak sekolah dapat memelihara serta meningkatkan berbagai faktor penunjang rapor online agar senantiasa dapat mengefektifkan kinerja guru di SMP Negeri 3 Surabaya.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, “Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengebangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan

masyarakat”.1 Suatu usaha pendidikan yang menyangkut tiga unsur pokok yaitu

unsur masukan, unsur usaha dan unsur hasil dari usaha tersebut. Masukan usaha

pendidikan adalah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang ada dalam diri

pribadi masing-masing, antara lain: bakat, minat, kemampuan dan keadaan

jasmani.2

Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal seperti pendidik, kurikulum,

gedung sekolah, buku, metode mengajar dan lain-lain. Sedangkan hasil

pendidikan dapat meliputi hasil belajar (pengetahuan, sikap dan keterampilan)

setelah selesainya suatu proses belajar mengajar tertentu. Dalam rangka yang

lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa kelulusan dari lembaga

pendidikan tertentu semisal sekolah.3

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang menghasilkan

sumber daya manusia yang nantinya diharapkan dapat menggerakan roda

1 UU SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003

2 Ramayulis. Filsafat pendidikan Islam.(Jakarta pusat: Kalam mulia) 2011. Hal. 83 3 Idris. Pengantar ilmu pendidikan.1992. Hal.39

(8)

2

pembangunan nasional. Sumber daya manusia harus dikelola dengan

professional agar dapat tercipta keseimbangan antara kebutuhan sumber daya

manusia dengan tuntutan serta kemajuan organisasi. Keseimbangan tersebut

merupakan kunci sukses utama bagi sekolah agar dapat berkembang dan tumbuh

secara produktif dan wajar. Pembangunan nasional sesuatu yang bersifat dinamis,

maka sekolah dituntut pula untuk mengikuti serta senantiasa meningkatkan

kualitasnya. Salah satu kunci utama peningkatan mutu pendidikan di sebuah

sekolah adalah guru. Perkembangan sekolah sangat tergantung pada kinerja guru

yang ada di sekolah.4

Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dinyatakan : ‘

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan

pendidikan menengah”. Dengan demikian menciptakan iklim kinerja profesional

kepada guru adalah upaya mengoperasionalkan strategi yang mengakomodasi

tugas utama guru dalam undang–undang tersebut secara optimal sehingga

tercapai penciptaan nilai profesional dalam kinerja tim internal secara terintegrasi.

Kesediaan seseorang untuk mengerjakan sesuatu tidaklah efektif tanpa

didukung oleh pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan

bagaimana mengerjakannya. Dengan demikian, aspek kemampuan dan kesediaan

seseorang secara bersama-sama akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Dalam

implementasi penyelesaian tugas, seseorang tidak sekedar memerlukan motivasi,

4 Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. 2013. Hal. 69

(9)

3

tetapi lebih menuntut komitmen seseorang dalam menjalankan tugas yang

menjadi tanggung-jawabnya. Komitmen berkaitan dengan kesediaan, kepedulian,

ketertarikan atas sesuatu dengan penuh tanggung jawab. Oleh karena itu,

komitmen menjalankan tugas dinyatakan sebagai salah satu kemampuan yang

digunakan untuk mengukur kinerja guru. Dengan demikian dapat dinyatakan

bahwa kinerja seseorang terhadap pekerjaan tertentu dalam kurun waktu tertentu

dapat diukur berdasarkan kemampuan dan komitmen dalam menjalankan tugas.

Kemampuan yang terkait dengan tugas guru adalah penguasaan terhadap bahan

ajar yang akan diajarkan dan kemampuan mengelola proses pembelajaran.

Dengan demikian kinerja lebih bermakna pada sejauhmana seseorang melakukan

aktifitas baik yang berkenaan dengan tugas dan kewajiban yang sesuai dengan

tingkat kompetensi yang dikuasainya atau dengan kata lain kinerja sebagai

perilaku lebih banyak dimotori dan koordinasikan oleh sejumlah pengetahuan

maupun informasi yang dikuasai seseorang dalam melaksanakan kegiatan sesuai

dengan tuntutan tugasnya.5

Guru sebagai “ kuli pendidikan “ yang profesional di kelas pembelajaran

siswa menuju kepribadian yang utuh, menyaratkan sepuluh kompetensi dasar

yang harus melekat padanya. Sepuluh kompetensi ini, menurut nana sudjana, A.

Muri yusuf, dan Rochman Natawidjaja sebagaimana dikutip Syafruddin Nurdin (

2002 ) adalah sebagai berikut : 6

1)Menguasai bahan yang diajarkan. 2)Mengelola program belajar mengajar.

3)Mengelola kelas. 4)Menggunakan media atau sumber belajar.

5 Sanjaya, Wina. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta :

Prenada Media. 2005.

6 Syafruddin Nurdin dan M basyiruddin usman, op. Cit, hlm. 79-80.

(10)

4

5)Menguasai landasan-landasan kependidikan. 6)Mengelola interaksi belajar

mengajar. 7)Menilai prestasi siswa. 8)Mengenal fungsi dan program bimbingan

dan penyuluhan. 9)Mengenal dan menyelenggarakan administrasi madrasah.

10)Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian.

Agar guru dapat menunjukkan kinerjanya yang tinggi, paling tidak guru

tersebut harus memiliki penguasaan terhadap materi apa yang akan diajarkan dan

bagaimana mengajarkannya agar pembelajaran dapat berlangsung efektif dan

efisien serta komitmen untuk menjalankan tugas-tugas tersebut. Guru dalam

proses pembelajaran di kelas dipandang dapat memainkan peran penting terutama

dalam membantu peserta didik untuk membangun sikap positif dalam belajar,

membangkitkan rasa ingin tahu, mendorong kemandirian dan ketepatan logika

intelektual, serta menciptakan kondisi-kondisi untuk sukses dalam belajar.

Rapor adalah buku yang berisi keterangan mengenai nilai kepandaian dan

prestasi belajar murid di sekolah, yang biasanya dipakai sebagai laporan guru

kepada orang tua siswa atau wali murid.

Rapor adalah laporan kemajuan belajar siswa atau peserta didik dalam

kurun waktu satu semester .7 Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi

tentang pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan kurikulum 2013.

Seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, kini komputer

digunakan di perusahaan, instansi dan sekolahan. Digunakan dalam berbagai

aktivitas dan pekerjaan. Dengan komputer pemberian layanan dalam berbagai

bidang menjadi lebih baik, cepat dan efisien.

7 Oetomo. Evaluasi pendidikan. 2002. Hal. 35

(11)

5

Dalam kegiatan pendidikan pun diperlukan adanya suatu system

komputerisasi dalam berbagai keperluan. Khususnya dalam pengolahan nilai

rapor di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sehingga dimana dalam

proses pengolahannya sangat membantu kinerja guru.

Rapor online merupakan sebuah jawaban untuk melakukan percepatan

dalam penulisan rapor dan penyamaan persepsi penilaian di pemerintah kota

Surabaya dalam rangka menyambut implementasi kurikulum 2013. Perubahan

metode penilaian yang otentik menjadikan format penulisan rapor menjadi lebih

kompleks karena harus menyiratkan kemampuan siswa tidak hanya dalam bentuk

angka tetapi sebuah deskripsi. Rapor online dapat memudahkan wali murid untuk

melihat dan mengontrol rapor putra-putrinya tanpa adanya batasan ruang dan

waktu.

Rapor online berbentuk deskripsi dalam memberikan penilaian kepada

siswa, sehingga nantinya para orang tua dan guru dapat dengan mudah memantau

perkembangan pendidikan seorang siswa di sekolah. Rapor online merupakan

solusi yang bisa memudahkan guru untuk memberikan penilaian ke siswanya.

Pasalnya kurikulum 2013 tidak lagi berisi angka-angka saja, tetapi ditekankan

pada diskripsi dari tiga penilaian siswa yakni kognitif, afektif dan psikomotor.

Jika penilaian ini dilakukan secara manual, dipastikan akan merepotkan guru

karena setiap siswa terdapat tujuh lembar yang harus diisi lengkap dengan

diskripsinya. 8

8 Inovasi administrasi Negara. Diakses senin 7 Des ’15. Pkl.09.35

(12)

6

Dengan adanya rapor Online kinerja guru menjadi lebih mudah dimana

pengerjaan pengolahan nilai lebih cepat dan efisien, guru dapat memenajemen

waktu untuk mengerjakan tugas pokok guru lainnya, guru dapat mendalami materi

yang akan diajarkan kepada peserta didik, guru dapat mengevaluasi hasil prestasi

siswa dan menindaklanjutinya dan kinerja guru tentunya akan menjadi lebih

efektif dan efisien.

Di SMP Negeri 3 Surabaya, komputer telah diperkenalkan dan

dipergunakan untuk dan pembelajaran praktek bagi siswa-siswi dan pekerjaan

adminstrasi. Dalam pekerjaan administrasi, komputer berguna untuk memudahkan

dalam pelayanan untuk siswa dan wali kelas atau pun orang tua siswa. Dalam hal

ini, pengolahan nilai rapor menggunakan Microsoft Excel sebagai dasar

pengolahan sementara yang mana nantinya akan dicopy ke rapor online. Upaya

dalam pengolahan data dan informasi akan berhasil dengan perubahan yang lebih

baik pada sistem yang ada (Microsot Excel). Sehingga apabila terjadi kesalahan

dan keterlambatan saat perhitungan pengolahan nilai yang banyak menyita waktu

dan membutuhkan banyak tenaga dapat diperkecil.

Untuk itu, penulis meneliti tentang “Efektivitas Rapor Online dalam

mendukung Kinerja Guru SMP Negeri 3 Surabaya”.

(13)

7

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan

masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana Rapor Online di SMP Negeri 3 Surabaya ?

2. Bagaimana Kinerja Guru di SMP Negeri 3 Surabaya ?

3. Sejauhmana Efektivitas Rapor Online dalam mendukung Kinerja Guru

di SMP Negeri 3 Surabaya?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1. Rapor Online di SMP Negeri 3 Surabaya.

2. Kinerja Guru SMP Negeri 3 Surabaya.

3. Efektivitas Rapor Online dalam mendukung Kinerja Guru SMP Negeri 3

Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

Masalah ini penting untuk diteliti karena hasilnya akan mempunyai

beberapa manfaat, antara lain:

1. Bagi peneliti :

a. Dapat dijadikan pengalaman spraktis sebagai calon Manajer atau tenaga

Kependidikan di Sekolah dan Guru Pendidikan Agama Islam, terutama

tentang manajemen kinerja yang baik, agar kinerja menjadi efektif.

b. Untuk memenuhi beban SKS (system kredit semester) dan sebagai

bahan penyusunan skripsi serta ujian Munaqosah yang merupakan tugas

(14)

8

akhir penulis untuk memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1) pada

jurusan Kependidikan Islam disiplin ilmu Manajemen Pendidikan.

2. Bagi pihak sekolah :

a. Dapat memberikan motivasi bagi semua pihak di Lembaga Pendidikan

yang sedang diteliti penulis.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan

kinerja Guru khususnya di SMP Negeri 3 Surabaya.

3. Bagi Universitas:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan rujukan bagi

penelitian selanjutnya serta sebagai pertimbangan bagi organisasi yang

menghadapi masalah serupa.

E. Definisi Operasional

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang pengertian dalam

judul skripsi ini, maka penulis tegaskan beberapa istilah yang terdapat dalam

judul skripsi ini, yakni sebagai berikut:

1. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan

dengan hasil yang sesungguhnya dicapai

(15)

9

2. Rapor Online

Rapor online adalah laporan kemajuan belajar siswa atau peserta didik

dalam kurun waktu satu semester yang di rangkum dalam suatu media online

dan bisa di akses dimanapun berada dengan bantuan jaringan internet.

3. Kinerja Guru

Istilah kinerja Guru berasal dari kata Job Performance atau actual

performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh

seseorang). Kinerja diartikan sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang dapat

dicapai seseorang dengan menggunakan kemampuan yang ada dan

batasan-batasan yang telah di tetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. jadi kinerja

(prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya. 9

Jadi kinerja Guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

F. Indikator Variabel

Sebagai lanjutan dari definisi operasioanal, maka peneliti menentukan

indikator variabel yang mana nantinya akan di terjemahkan dalam butir-butir

pertanyaan atau checklist pengamatan yang mana antara lain sebagai berikut:

9 Samsudin, saili, Manajemen Sumber Daya manusia. Bandung:Pustakan Setia.2006

(16)

10

a. Rapor Online :

(1) Landasan hukum Penelenggaraan Rapor Online;

(2) Ruang Lingkup Rapor Online;

(3) Pengaplikasian Rapor Online

(4) Manfaat Rapor Online

b. Kinerja Guru :

(1) Perencanaan program belajar mengajar;

(2) Pelaksanaan proses belajar mengajar;

(3) Evaluasi proses belajar mengajar.

Jadi yang dimaksud dari indikator yang sedang diteliti oleh peneliti yakni

dimana rapor online ( Landasan Hukum Penyelenggaraan Rapor Online, Ruang

Lingkup Rapor Online, pengaplikasian Rapor online, Manfaat Rapor online )

mengefektivitaskan kinerja guru dalam hal ini (perencanaan proses belajar

mengajar, pelaksanaan proses belajar mengajar, dan evaluasi proses belajar

mengajar.

(17)

11

G. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini agar penulisannya dapat tersusun dan tersaji sacara

sistimatis, maka penulis akan menyajikannya dengan alur sebagai berikut:

BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah/fokus masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,definisi

operasional, indikator variabel, dan sistimatika pembahasan.

BAB II : Landasan teori yang berisikan tentang efektifiitas, ukuran efektivitas,

raport online dan kinerja guru, upaya peningkatan kinerja guru, cirri

guru yang efektif, penelitian terdahulu, kerangka berfikir dan

hipotesis.

BAB III : Berisiskan metode penelitian yang hendak di gunakan oleh peneliti

untuk menjawab pertanyaan penelitian.

BAB IV : Analisis data yang telah terkumpul dengan teori yang bersangkutan

tentang “Efektivitas Raport Online dalam mendukung Kinerja Guru

SMP Negeri 3 Surabaya”.

BAB V : Merupakan penutup dari seluruh rangkaian pembahasan, yaitu

berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Efektivitas a. Pengertian

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang (view point) dan dapat dinilai dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi. Seperti yang dikemukakan oleh Arthur G. Gedeian dkk mendefinisikan efektivitas,

sebagai berikut: “That is, the greater the extent it which an organization’s goals are met or surpassed, the greater its effectiveness” (Semakin besar

pencapaian tujuan-tujuan organisasi semakin besar efektivitas).1

Berdasarkan pendapat di atas, bahwa apabila pencapaian tujuan-tujuan daripada organisasi semakin besar, maka semakin besar pula

efektivitasnya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan adanya pencapaian tujuan yang besar daripada organisasi maka makin besar pula

hasil yang akan dicapai dari tujuan-tujuan tersebut.

Efektivitas memiliki pengertian yang berbeda dengan efisiensi. Seperti yang dinyatakan oleh Ibnu Syamsi bahwa:

1 Nasution. Sosiologi pendidikan. (Jakarta:Bumi aksara)1983. Hal.56

(19)

13

“Efektivitas (hasil guna) ditekankan pada efeknya, hasilnya dan kurang memperdulikan pengorbanan yang perlu diberikan untuk memperoleh hasil tersebut. Sedangkan efisiensi (daya guna), penekanannya disamping pada hasil yang ingin dicapai, juga besarnya pengorbanan untuk mencapai hasil tersebut perlu diperhitungkan” . 2

Berdasarkan pendapat di atas, terdapat perbedaan antara efektivitas dan efisiensi. Perbedaan dari efektivitas dan efisiensi yaitu

efektivitas menekankan pada hasil atau efeknya dalam pencapaian tujuan, sedangkan efisiensi cenderung pada penggunaan sumber daya dalam pencapaian tujuan.

Selanjutnya mengenai efisiensi, Prajudi Admosudiharjo menyatakan sebagai berikut: “Kita berbicara tentang efisiensi bilaman kita

membayangkan hal penggunaan sumber daya (resources) kita secara optimum untuk mencapai suatu tujuan tertentu” .3 Berdasarkan pendapat

tersebut, bahwa efisiensi akan terjadi jika penggunaan sumber daya

diberdayakan secara optimum sehingga suatu tujuan akan tercapai.

Menurut pendapat Mahmudi mendefinisikan efektivitas, sebagai

berikut: “Efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan” .4 Berdasarkan

pendapat tersebut, bahwa efektivitas mempunyai hubungan timbal balik antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output, maka

semakin efektif suatu program atau kegiatan.

2 Ibnu Syamsi . Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen.1988. hal.2 3 Admosudiharjo, P.Manajemen Sumber daya Manusia, 1987. Hal.17 4 Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik 2005. Hal.92

(20)

14

Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Gambar 2.1 mengenai hubungan arti efektivitas di bawah ini.

Gambar 2.1 Hubungan Efektivitas

Sumber: Mahmudi, 2005:92.5

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektivitas adalah menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang mengacu pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau kegiatan yang

menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai

tujuannya dan mencapai target-targetnya. Hal ini berarti, bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata hasil atau tujuan yang dikehendaki.

Pandangan yang sama menurut pendapat Peter F. Drucker yang dikutip H.A.S. Moenir yang mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut:

“Effectivennes, on the other hand, is the ability to choose appropriate objectives. An effective manager is one who selects the right things to get done”. (Efektivitas, pada sisi lain, menjadi kemampuan untuk memilih sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang memilih kebenaran untuk melaksanakan)6

5 Ibid. hal. 92

6 H.A.S. Moenir . Manajemen Umum di Indonesia. 2006. Hal. 166 OUTCOME Efektivitas =

(21)

15

Memperhatikan pendapat para ahli di atas, bahwa konsep efektivitas merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, artinya dalam mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan

dasar ilmu yang dimiliki walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata efektif sering dicampuradukkan dengan kata

efisien walaupun artinya tidak sama, sesuatu yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.

Menurut pendapat Markus Zahnd mendefinisikan efektivitas dan

efisiensi, sebagai berikut: “Efektivitas yaitu berfokus pada akibatnya, pengaruhnya atau efeknya, sedangkan efisiensi berarti tepat atau sesuai

untuk mengerjakan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya”. 7

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih

memfokuskan pada akibat atau pengaruh sedangkan efisiensi menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu mencakup anggaran, waktu,

tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya tepat waktu. Lebih lanjut menurut Agung Kurniawan mendefinisikan efektivitas, sebagai berikut: “Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi

(operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara

pelaksanaannya”. 8

7 Markus Zahnd. Perancangan Kota Secara Terpadu. 2006. Hal. 200 8 Agung Kurniawan. Transformasi Pelayanan Publik. 2005. Hal. 109

(22)

16

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka secara singkat pengertian daripada efisiensi dan efektivitas adalah, efisiensi berarti melakukan atau mengerjakan sesuatu secara benar, “doing

things right”, sedangkan efektivitas melakukan atau mengerjakan sesuatu tepat pada sasaran “doing the right things”. Tingkat efektivitas itu sendiri

dapat ditentukan oleh terintegrasinya sasaran dan kegiatan organisasi secara menyeluruh, kemampuan adaptasi dari organisasi terhadap perubahan lingkungannya.

Penggunaan teknologi dan informasi pada lembaga pendidikanakan berdampak pada peningkatan kinerja Guru dan menghasilkan kualitas

pelayanan yang produktif dan efektif terhadap stakeholder sekolah. Kajian tentang efektivitas mengacu pada dua kepentingan yaitu baik secara teoritis maupun secara praktis, artinya adanya ketelitian yang bersifat

komprehensif dan mendalam dari efisiensi serta kebaikan-kebaikan untuk memperoleh masukan tentang produktifitas.

Efektivitas merupakan keadaan yang berpengaruh terhadap suatu hal yang berkesan, kemanjuran, keberhasilan usaha, tindakan ataupun hal yang berlakunya. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Supriyono dalam

bukunya Sistem Pengendalian Manajemen mendefinisikan pengertian efektivitas, sebagai berikut:

(23)

17

konstribusi daripada keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan efektif pula unit tersebut”.9

Dengan demikian efektivitas merupakan suatu tindakan yang

mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki dan menekankan pada hasil atau efeknya dalam pencapaian

tujuan.

b. Ukuran Efektivitas

Keluaran (output) yang dihasilkan lebih banyak bersifat keluaran

(output) tidak berwujud (intangible) yang tidak mudah untuk dikuantifikasi, maka pengukuran efektivitas sering menghadapi kesulitan.

Kesulitan dalam pengukuran efektivitas tersebut karena pencapaian hasil

(outcome) seringkali tidak dapat diketahui dalam jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang setelah program berhasil, sehingga ukuran

efektivitas biasanya dinyatakan secara kualitatif (berdasarkan pada mutu) dalam bentuk pernyataan saja (judgement), artinya apabila mutu yang

dihasilkan baik, maka efektivitasnya baik pula.

Menurut pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey yang dikutip Sudarwan Danim menyebutkan ukuran

efektivitas, sebagai berikut:

9 Tobing, joshep. Kiat Menjadi Supervisor Handal. (Surabaya: Erlangga),2011. Hal. 29

(24)

18

1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input)

dengan keluaran (output).

2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini

dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu).

3. Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif

dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan.

4. Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki

dengan kadar yang tinggi. 10

Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran dari pada efektifitas harus adanya suatu perbandingan antara masukan dan keluaran, ukuran

daripada efektifitas harus adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran daripada efektivitas adanya keaadan rasa saling memiliki dengan tingkatan

yang tinggi. Membahas masalah ukuran efektivitas memang sangat bervariasi tergantung dari sudut terpenuhinya beberapa kriteria akhir.

Menurut pendapat Cambell yang dikutip oleh Richard M. Steers menyebutkan beberapa ukuran dari pada efektivitas, yaitu:

10 Sudarwan Dani. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.. 2004. Hal. 119-120

(25)

19

1. Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh organisasi;

2. Produktivitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan;

3.Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan

kemungkinan dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan baik;

4. Efisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi terhadap

biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut;

5. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah

semua biaya dan kewajiban dipenuhi;

6. Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi sekarang dan masa lalunya;

7. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya sepanjang waktu

8. Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat pada kerugian waktu

9. Semangat Kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam hal pencapaian

tujuan, yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan dan perasaan memiliki;

10. Motivasi artinya adanya kekuatan yang mucul dari setiap individu untuk mencapai tujuan;

11. Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi saling menyukai

satu sama lain, artinya bekerja sama dengan baik, berkomunikasi dan mengkoordinasikan;

(26)

20

12. Keluwesan Adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk mengubah prosedur standar operasinya, yang bertujuan untuk mencegah keterbekuan terhadap rangsangan lingkungan;11

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran efektivitas merupakan suatu standar akan terpenuhinya mengenai

sasaran dan tujuan yang akan dicapai. Selain itu, menunjukan pada tingkat sejauh mana organisasi, program/ kegiatan melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal. Efektivitas akan berkaitan dengan kepentingan

orang banyak, seperti yang dikemukakan H. Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat, sebagai berikut:

“Efektivitas merupakan penilaian hasil pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Efektivitas perlu diperhatikan sebab mempunyai efek yang besar terhadap kepentingan orang banyak”12

Pendapat para ahli di atas dapat dijelaskan, bahwa efektivitas

merupakan usaha pencapaian sasaran yang dikehendaki (sesuai dengan harapan) yang ditujukan kepada orang banyak dan dapat dirasakan oleh kelompok sasaran yaitu masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat

Duncan yang dikutip Richard M. Steers mengatakan mengenai ukuran efektivitas, sebagai berikut:

1. Pencapaian Tujuan 2. Integrasi

3. Adaptasi 13

11 Richard M. Steers. Efektivitas Organisasi. 1985. Hal. 46-48 12 Handayaningrat. Sistem Birokrasi Pemerintah. 1985. Hal. 16 13 Duncan. Efektivitas Organisasi. 1985. Hal. 53

(27)

21

Berdasarkan ukuran efektivitas diatas, maka keterkaitan antara variabel yang mempengaruhi Efektivitas terdapat tujuh indikator yang sangat mempengaruhi terhadap efektivitas. Tujuh indikator tersebut,

sangat dibutuhkan dalam menerapkan sistem informasi. Hal tersebut dapat dilihat dari :

1. Pencapaian tujuan

pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan

akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti

periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu : (1) kurun waktu pencapaiannya ditentukan, (2) sasaran merupakan target yang kongktit, (3) dasar hukum. 14

2. Integrasi

integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi terdiri dari beberapa faktor, yaitu : (1) prosedur (2) proses sosialisai.). 15

3. Adaptasi

Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk

meyelaraskan suatu individu terhadap perubahan–perubahan yang terjadi

14 Duncan. Efektivitas Organisasi. 1985. Hal. 53 15 Nazarudin. Evaluasi Kinerja Perusahaan.1994Hal.13

(28)

22

di lingkungannya. Adaptasi terdiri dari beberapa faktor, yaitu : (1) peningkatan kemampuan (2) sarana dan prasarana.16

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka pengukuran

merupakan penilaian dalam arti tercapainya sasaran yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggunakan sasaran yang tersedia. Jelasnya bila

sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya adalah efektif. Jadi, apabila suatu tujuan atau sasaran itu tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, maka tidak efektif. Efektivitas

merupakan fungsi dari manejemen, dimana dalam sebuah efektivitas diperlukan adanya prosedur, strategi, kebijaksanaan, program dan

pedoman. Tercapainya tujuan itu adalah efektif sebab mempunyai efek atau pengaruh yang besar terhadap kepentingan bersama.

2. Rapor Online

a. Penilaian Akdemik Siswa

T. Raka Joni mengatakan, “Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai oleh keseimbangan kedaulatan subjek didik

dengan kebiwaan pendidik.”17Para ahli juga mengemukakan pendapat mengenai pendidikan dan mendidik. Pendidikan dan mendidik merupakan dua hal yang saling berhubungan. Menurut Langaved, “Mendidik adalah

memengaruhi anak dalam usaha membimbing supaya menjadi dewasa.” 18

16 Duncan. Efektivitas Organisasi. 1985. Hal. 53 17 Idris. Teknologi informasi pendidikan. 1992. Hal.1 18 Ibid. hal.3

(29)

23

Yang dimaksud dengan aplikasi penilaian akademik adalah sebuah aplikasi yang menangani masalah-masalah akademik guna memantau prestasi yang telah dicapai selama proses belajar mengajar. Prosedur kerja

untuk kegiatan akademik yang dilakukan yaitu dari prosedur pendaftaran siswa yang akan mengikuti pembelajaran atau pelatihan sampai proses

penilaian atas prestasi yang telah dicapai. b. Rapor

Raport berasal dari kata dasar report yang berarti laporan. Raport

merupakan laporan hasil dari suatu kegiatan yang disusun secara benar. Materi yang dilaporkan dalam hal ini adalah hasil ulangan harian, tugas

harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, kepribadian, ekstrakulikuler beserta data yang diperlukan yang berkaitan dengan raport.19

Raport adalah buku yang berisi keterangan mengenai nilai kepandaian dan prestasi belajar murid di sekolah, yang biasanya dipakai

sebagai laporan guru kepada orang tua siswa atau wali murid.

Rapor adalah buku hasil evaluasi siswa dan perkembangan siswa selama kurun waktu satu semester yang biasanya digunakan sebagai

laporan sekolah kepada wali murid.20

Rapor adalah laporan kemajuan belajar siswa atau peserta didik

dalam kurun waktu satu semester .21 Laporan prestasi mata pelajaran,

19 Aldila shinta. sistem aplikasi pengolahan nilai raport smp negeri 3 ngadirojo wonogiri. 2009.

Hal. 11

20 hasil wawancara staf SMP Negeri 3 Surabaya. Selasa 1 Dsember pkl.13.00 21 Oetomo. Evaluasi pendidikan.(Jakarta:Grasindo) 2002. Hal. 35

(30)

24

berisi informasi tentang pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan kurukulum dua ribu tiga belas.

Untuk model rapor, setiap sekolah berhak menetapkan dan

mendesign sendiri modelnya. Nilai pada rapor merupakan gambaran kemampuan siswa atau peserta didik, karena itu kedudukan atau bobot

nilai harian tidak lebih kecil dari nilai sumatif(nilai akhir program). c. Fungsi Rapor

Rapor siswa sangat penting adanya dan mempunyai fungsi sebagai:

1. Laporan hasil kegiatan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.

2. Informasi pencapaian kompetensi terhadap kurikulum yang ada di sekolah

d. Pengertian Rekap Nilai

Rekap nilai merupakan kemajuan belajar peserta didik atau siswa, yang berisi tentang informasi pencapaian kompetensi peserta didik untuk

setiap kurukulum, dalam kurun waktu satu semester.

Rekap nilai diperlukan untuk sebagai alat control bagi guru tentang perkembangan hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan

(31)

25

e. Rapor Online

Rapor online adalah laporan kemajuan belajar siswa atau peserta didik dalam kurun waktu satu semester yang di rangkum dalam suatu

media online dan bisa di akses dimanapun berada dengan bantuan jaringan internet.22

Rapor online adalah laporan kemajuan belajar dan perkembangan siswa dalam satu semester yang pengisiannya melalui jaringan internet. Rapor online merupakan pembaharuan system dari rapor manual (tulisan

tangan) menjadi rapor berbasis jaringan online. 23

Rapor online adalah system pengukuran prestasi siswa dari segi

sikap, pengetahuan dan keterampilan secara online.24

Raport online merupakan sebuah jawaban untuk melakukan percepatan dalam penulisan raport dan penyamaan persepsi penilaian di

pemerintah kota dalam rangka menyambut implementasi kurikulum 2013. Perubahan metode penilaian yang otentik menjadikan format penulisan

raport menjadi lebih kompleks karena harus menyiratkan kemampuan siswa tidak hanya dalam bentuk angka tetapi sebuah deskripsi dari tiga penilaian siswa yakni kognitif, afektif dan psikomotor.25

22 Kurniawan. System aplikasi pengolahan nilai siswa di smp al-falah assalam tropodo 2 sidoarjo.

2010. Hal. 136

23 Hasil wawancara staf SMP Negeri 3 Surabaya selasa 1 Des ’15 pkl. 13.00 24Dapodik news 2015. Diakses sabtu 5 Des ’15. Pkl. 08.33

25Inovasi administrasi Negara. Diakses senin, 7 Des ’15. Pkl.09.35

(32)

26

f. Manfaat Rapor Online

Rapor online berbentuk deskripsi dalam memberikan penilaian kepada siswa, sehingga nantinya para orang tua dan guru dapat dengan

mudah memantau perkembangan pendidikan seorang siswa di sekolah. Raport online ini solusi yang bisa memudahkan guru untuk memberikan

penilaian ke siswanya. 26

Jadi jika disimpilkan dari uraian diatas manfaat rapor online diantaranya :

a. Memudahkan orang tua atau wali murid untuk melihat perkembangan anaknya.

b. Memudahkan kinerja guru berkenaan dengan penilaian sesuai kurikulum 2013.

c. Memberikan informasi kepada siswa tentang hasil prestasinya.

3. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah direncanakan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat beberapa definisi

mengenai kinerja. Smith menyatakan bahwa kinerja adalah “…..output drive from processes, human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil atau

keluaran dari suatu proses.27

26 Inovasi administrasi Negara. Diakses senin, 7 Des ’15. Pkl.09.35

27 Smith, Mulyasa. Manajemen Sumber daya Manusia. (Jakarta:Bumi Akasara)2005 . Hal. 36.

(33)

27

Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau

performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaiankerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja.

Kinerja merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan

karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam

menjalankan perannya dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan serta hasil yang

diinginkan.

Menurut Mangkunegara mengemukakan bahwa "hasil kinerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya". 28

Sedangkan menurut Hasibuan mengemukakan bahwa "pengorbanan jasa, jasmani dan pikiran untuk menghasilkan barang-barang dan Jasa-jasa dengan memperoleh imbalan prestasi tertentu". 29

Kinerja menuntut adanya pengekspresian potensi seseorang dan tanggung jawab atau kepemilikan yang menyeluruh. Pengarahan dari

28 Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.(Bandung:Rosdakarya) 2013.

Hal. 67

29 Hasibuan, H. Malayu, S.P, Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta:Bumi Aksara) 2007.

(34)

28

pemimpin suatu organisasi atau perusahaan sangat penting dalam rangka mengoptimalkan potensi seseorang.

Jadi menurut pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

kinerja mempunyai hubungan erat dengan masalah produktivitas karena merupakan indikator dalam penentuan bagaimana usaha untuk mencapai

tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu perusahaan.

Menurut Prawirasentono: “Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara

legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika”.30 Dessler menyatakan pengertian kinerja hampir sama dengan prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja actual dengan standar

kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerja.31

Dari beberapa pengertian tentang kinerja tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu

aktifitas yang telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja

seseorang dengan standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan

30 Prawirasentono. Budaya organisasi kepemimpinan dan kinerja.(Yogyakarta YKPN:) 1999. Hal.

2

31 Dessler, Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta:Bumi Aksara)2007. Hal 513

(35)

29

melebihi standar maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik.

Kinerja yang dimaksudkan diharapkan memiliki atau menghasilkan

mutu yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu pekerjaan harus dapat dilihat secara mutu terpenuhi maupun dari segi

jumlah yang akan diraih dapat sesuai dengan yang direncanakan. b. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat

dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud

perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan standar kinerja guru Sahertian sebagaimana dikutip Kusmianto menjelaskan bahwa: “Standar kinerja guru itu

berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan

pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru”.32

UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga

profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

32 Kusmianto.1997 .panduan penilaian kinerja Guru. (Jakarta:kalam mulia)hal. 49

(36)

30

pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.33 Keterangan lain

menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 (a) tentang

Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban

merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasilpembelajaran.34 Tugas pokok

guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar

merupakan bentuk kinerja guru. Pendapat lain diutarakan Soedijarto menyatakan ada empat tugas gugusan kemampuan yang harus dikuasai

oleh seorang guru. Kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu: (1) merencanakan program belajar mengajar; (2) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar; (3) menilai kemajuan proses belajar

mengajar; (4) membina hubungan dengan peserta didik.35

Sedangkan berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang

Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4)

membimbing dan melatih peserta didik; (5) melaksanakan tugas tambahan.36

33 Uu RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 34 Uu RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

35 Soedijarto. kompetensi kinerja guru.2003. hal. 28

36 Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang standar proses satuan pendidikan menengah

(37)

31

Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan

penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assessment instrument yang

kemudian dimodifikasi oleh Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and materials) atau disebut

dengan RPP (Rencana PelaksanaanPembelajaran); (2) prosedur pembelajaran (classroom procedure); dan

(3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill).

Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat pada saat guru menyampaikan materi pelajaran di kelas, tetapi dalam

melaksanakan pembelajaran yang baik seorang guru harus mengadakan persiapan yang baik agar pada saat melaksanakan pembelajaran dapat

terarah sesuai tujuan pembelajaran yang terdapat pada indikator keberhasilan pembelajaran. Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari persiapan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu pelaksanaan evaluasi dan perbaikan untuk siswa yang

belum berhasil pada saat dilakukan evaluasi.

(38)

32

dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi

(interpersonal) dengan siswanya. c. Faktor yang mempengaruhi Kinerja

Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Malthis dan Jackson dalam Wikipedia, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja. “Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga kerja,

yaitu:

1) Kemampuan mereka

2) Dukungan yang diterima.

3) Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan. 4) Hubungan mereka dengan organisasi”.37

Sedangkan menurut Menurut Gibson masih dalam Wikipedia menjelaskan ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja.

“Tiga faktor tersebut adalah:

1) Faktor individu (kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang).

2) Faktor psikologis (persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja).

3) Faktor organisasi (struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan atau reward system)”.38

37 Malthis, Jackson. Wikipedia. 2001. Hal. 82

(39)

33

Penjelasan lain mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dijelaskan oleh Mulyasa. Menurut Mulyasa sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun

eksternal: “Kesepuluh faktor tersebut adalah: (1) dorongan untuk bekerja,

(2) tanggung jawab terhadap tugas, (3) minat terhadap tugas,

(4) penghargaan terhadap tugas,

(5) peluang untuk berkembang, (6) perhatian dari kepala sekolah,

(7) hubungan interpersonal dengan sesama guru, (8) MGMP dan KKG,

(9) kelompok diskusi terbimbing serta

(10) layanan perpustakaan”.39

Selanjutnya pendapat lain juga dikemukakan oleh Surya tentang

faktor yang mempengaruhi kinerja guru. “Faktor mendasar yang terkait erat dengan kinerja professional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejahteraan guru. Kepuasan ini dilatar belakangi

oleh faktor-faktor: (1) imbalan jasa,

(2) rasa aman,

(3) hubungan antar pribadi,

38 Gibson. Wikipedia. 1987. Hal. 80

39 Mulyasa. Sumber daya manusia. (Bandung:Rosdakarya).2007. Hal.227

(40)

34

(4) kondisi lingkungan kerja,

(5) kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri”.40

Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan diatas, faktor-faktor

yang menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan antara lain: (1) tingkat kesejahteraan (reward system);

(2) lingkungan atau iklim kerja guru; (3) desain karir dan jabatan guru;

(4) kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan diri;

(5) motivasi atau semangat kerja; (6) pengetahuan;

(7) keterampilan dan; (8) karakter pribadi guru

d. Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja guru satu dengan tingkat

kinerja guru yang lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Hani Handoko menjelaskan bahwa, “penilaian prestai kerja (performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi

mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan”.41 Penilaian kinerja

pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu

organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau

40 Surya. Manajemen personalia. (Jakarta:Rinekacipta).2004. Hal. 210

41 Hani,handoko. Manajemen Appraisal. (Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Ekonomi)1994.

(41)

35

program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.

Terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam

penilaian kinerja guru. Namun demikian, ada dua model yang paling sesuai dan dapat digunakan sebagai instrumen utama, yaitu skala penilaian

dan lembar observasi atau penilaian. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain melalui pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori yang memiliki makna atau nilai. Observasi

merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun prosesterjadinya suatu kegiatan

yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami sebenarnya maupun situasi buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang paling cocok dinilai dengan observasi.

Dalam garis besarnya, terdapat tiga aspek yang dinilai dalam PKG (penilaian Kinerja Guru) meliputi penilaian kinerja yang terkait dengan

pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas, penilaian kinerja dalam melaksanakan proses pembimbingan bagi guru Bimbingan Konseling, dan penilaian kinerja terkait tugas tambahan.42

Penilaian kinerja terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran bagi guru mata pelajaran atau guru kelas, meliputi kegiatan merencanakan

dan melaksanakan pembelajaran, menilai, menganalisis hasil penilaian, dan melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian 4 kompetensi yang harus

42 Mulyasa. Uji kompetensi dan penilaian kinerja guru. (Bandung:Rosdakarya). 2013. Hal.93-94

(42)

36

dimiliki oleh guru sesuai Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Pengelolahan pembelajaran tersebut mensyaratkan guru menguasai

kompetensi pedagodik, kepribadian, social, dan professional sesuai dengan peran dan fungsinya.

Penilaian kinerja dalam melaksanakan proses bimbingan bagi guru Bimbingan Konseling (BK) meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembimbingan, mengevaluasi, dan menilai hasil bimbingan,

menganalisis hasil evaluasi bimbingan, memanfaatkan hasil evaluasi, dan melaksanakan tindak lanjut.

Penilaian kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan, meliputi menjadi kepala sekolah, menjadi wakil kepala sekolah, menjadi ketua program keahlian khusus, menjadi kepala

perpustakaan, kepala laboratorium ndan sejenisnya.

Berdasarkan aspek-aspek yang dinillai dalam kinerja guru

sebagaimana diuraikan diatas, dapat dikemukakan bahwa guru yang baik dan professional minimal harus memenuhi dua kategori, terutama berkaitan dengan kapabilitas dan loyalitas.

Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar

(43)

37

penilaian para guru sangat penting arti dan perannya dalam pengambilan keputusan.

e. Manfaat Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah karena dengan penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaian dari

standar, ukuran atau kriteria yang telah ditetapkan sekolah. Sehingga kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam seorang guru dapat diatasi serta akan memberikan umpan balik kepada guru tersebut. Menurut

Mangkupawira, manfaat dari penilaian kinerja karyawan adalah: (1) perbaikan kinerja;

(2) penyesuaian kompensasi; 3) keputusan penetapan;

(4) kebutuhan pelatihan dan pengembangan;

(5) perencanaan dan pengembangan karir; (6) efisiensi proses penempatan staf;

(7) ketidakakuratan informasi; (8) kesalahan rancangan pekerjaan; (9) kesempatan kerja yang sama;

(10) tantangan-tantangan eksternal; (11) umpan balik pada SDM. 43

Sedangkan Mulyasa menjelaskan tentang manfaat penilaian tenaga pendidikan: “Penilaian tenaga pendidikan biasanya difokuskan pada

43 Mangkupawira. Manajemen Sumber daya manusia.( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset)

(44)

38

prestasi individu, dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga penting bagi tenaga kependidikan yang bersangkutan. Bagi para tenaga kependidikan,

penilaian berguna sebagai umpan balik terhadap berbagai hal, kemampuan, ketelitian, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya

bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karir. Bagi sekolah, hasil penilaian prestasi tenaga kependidikan sangat penting dalam mengambil keputusan berbagai hal, seperti identifikasi

kebutuhan program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan, penempatan, promosi, sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan

proses pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan”.44

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja penting dilakukan oleh suatu sekolah untuk perbaikan kinerja guru itu

sendiri maupun untuk sekolah dalam hal menyusun kembali rencana atau strategi baru untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Penilaian yang dilakukan dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Selain itu penilaian kinerja guru membantu guru dalam mengenal tugas-tugasnya secara lebih baik

sehingga guru dapat menjalankan pembelajaran seefektif mungkin untuk kemajuan peserta didik dan kemajuan guru sendiri menuju guru yang

profesional.

44 Mulyasa. Manajemen sumber daya manusia. (Bandung:Rosdakarya). 2007. Hal. 157

(45)

39

Penilaian kinerja guru tidak dimaksudkan untuk mengkritik dan mencari kesalahan, melainkan sebagai dorongan bagi guru dalam pengertian konstruktif guna mengembangkan diri menjadi lebih

profesional dan pada akhirnya nanti akan meningkatkan kualpendidikan peserta didik. Hal ini menuntut perubahan pola pikir serta perilaku dan

kesediaan guru untuk merefleksikan diri secara berkelanjutan. f. Upaya Peningkatan Kinerja Guru

Upaya-upaya yang dapat dilakukan Kepala Sekolah dalam

meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan prestasi belajar peserta didik dapat dideskripsikan sebagai berikut:45

1. Mengikutsertakan guru-guru dalam penataran-penataran, untuk menambah wawasan para guru. Kepala Sekolah juga harus

memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

2. Kepala Sekolah harus berusaha menggerakkan tim evaluasi hasil belajar peserta didik untuk lebih giat bekerja, kemudian hasilnya diumumkan secara terbuka, yang akan bermanfaat untuk memotivasi para peserta didik agar lebih giat belajar dan

meningkatkan prestasinya.

3. Menggunakan waktu belajar secara efektif di sekolah, dengan cara mendorong para guru untuk memulai dan

45 Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung'. Rosdakarya), 2004.hal.100

(46)

40

mengakhiri pembelajaran sesuai waktu yang telah ditentukan, serta memanfaatkannya secara efektif dan efisien untuk kepentingan pembelajaran.

g. Ciri-ciri Guru yang Efektif

Guru yang efektif pada satu tingkat tertentu mungkin tidak efektif pada tingkat yang lain, hal ini disebabkan oleh adanya

perbedaan-perbedaan dalam tingkat perkembangan mental dan emosional siswa. Guru yang baik digambarkan dengan cirri-ciri sebgai berikut:

1. Guru yang baik adalah guru yang waspada secara profesioanl. Ia

terus berusaha untuk menjadi masyarakat madrasah menjadi tempat terbaik bagi anak-anak muda.

2. Mereka yakin akan nilai atau manfaat pekerjaannya. Mereka terus-menerus berusaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaannya.

3. Mereka tidak lekas tersinggung oleh larangan-larangan dalam hubungannya dengan kebebasan pribadi yang dikemukakan oleh

beberapa orang untuk menggambarkan profesi keguruan. Mereka secara psikologi lebih matang sehingga rangsangan-rangsangan terhadap dirinya sendiri dapat ditaksir.

4. Mereka memilki seni-seni dalam hubungan – hubungan manusiawi yang di perolehnya dari pengamatan tentang

berkerjanya psikologi, biologi dan antropologi kultural di dalam kelas.

(47)

41

5. Mereka berkeinginan untuk terus tumbuh. Mereka sadar bahwa di bawah pengaruhnya, sumber- sumber manusia dapat berubah nasibnya.

Karakteritik atau sifat- sifat guru yang baik dalam pandangan siswa meliputi :

a. Demokratis

b. Suka bekerja sama ( kooperatif) c. Baik hati

d. Sabar e. Adil

f. Konsisten g. Bersifat terbuka h. Suka menolong

i. Ramah tamah j. Suka humor

k. Memiliki bermacam ragam minat l. Menguasai bahan pelajaran m. Fleksibel

n. Menaruh minat yang baik terhadap siswa

United Nations Educational and Cultural Organization (UNESCO),

badan PBB yang menangani pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan merekomendasikan profil guru yang baik dan ideal diantaranya :46

46 Mulyasa. Uji kompetensi dan penilaian kinerja guru. (Bandung:Rosdakarya). 2013. Hal.99-100

(48)

42

1. Guru yang memiliki semangat juang yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang mantap.

2. Guru yang mampu mewujudkan dirinya dalam keterkaitan dan padanan dengan tuntutan lingkungan dan perkembangan IPTEK.

3. Guru yang mampu belajar dan bekerja sama dengan profesi lain. 4. Guru yang memilki etos kerja yang kuat.

5. Guru yang memiliki kejelasan dan kepastian pengembangan

jenjang karier.

6. Guru yang berjiwa professional tinggi.

7. Guru yang memiliki kesejahteraan lahir dan batin, material dan non-material.

8. Guru yang memiliki wawasan masa depan.

9. Guru yang mampu melaksanakan fungsi dan peranannya secara terpadu.

10.Guru yang sehat jasmani dan rohani serta berpenampilan baik. 11.Guru yang cinta dan bangga terhadap profesinya.

Ats-Tsauratul Maimah mengemukakan bahwa guru adalah di gugu dan ditiru.

Dimana guru dijadikan sebagai suri tauladan bagi siswanya. Ada beberapa hal yang mana harus diperhatikan guru ketika hendak mengajar didalam kelas

(49)

43

1. Fisik, guru harus benar-benar memperhatikan penampilan fisik. Dimana guru harusnya memperhatikan setelan baju yang hendak ia pakai ketika mengajar. Dan memperhatikan kesehatan jasmani ketika mengajar.

2. Psikologi, guru harus mengatur keseimbangan mental dan psikologinya. Karena ketika mengajar antara guru dan siswa memiliki psikologi yang

berbeda-beda sehingga guru harus mampu menghadapi muridnya serta menyiapkan metalnya.

3. Akademis, merupakan suata hal yang menggambarkan kepiawaian

guru. Dimana gur bisa terlihat berwibawa karena keterampilannya dalam menjelaskan materi kepada pada siswanya.

h. Kompetensi Guru

Dalam UUGD (undang-undang Guru dan dosen) dijelaskan bahwa guru maupun profesi pendidik wajib memiliki kompetensi pendidik

sebagai agem pembelajaran. Kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi professional,

dan kompetensi social.47

Pertama, kompetensi Pedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta

didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.

47 Mulyasa. Uji kompetensi dan peilaian kinerja guru. (Bandung:rosdakarya).2013. hal.41-42

(50)

44

Kedua, kompetensi kepribadian adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

Ketiga, kompetensi social adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik,

sesame pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat.

Keempat, kompetensi professional adalah kemampuan pendidik

dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi

yang ditetapkan. 4. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian “Efektivitas Rapor Online dalam mendukung kinerja Guru SMP Negeri 3 Surabaya” dilakukan dengan mempelajari penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun lebih lengkapnya bisa melihat Tabel 2.1

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Judul Skripsi Hasil Persamaan Perbedaan

(51)

45

Hasil dari penelitian adalah adanya faktor – faktor motivasi seperti gaji, lingkungan kerja, hubungan dapat tercapai dengan memprioritaskan

Sumber: Arindiah Citra Dewi Agustin, (2010); : Siti Choirul Qodriyah (2013); Emilia Rosyana Putri (2001).

5. Kerangka Berfikir

Mengingat pentingnya kinerja guru maka setiap lembaga pendidikan harus memperhatikan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh para guru. Di dalam lembaga pendidikan diperlukan adanya kinerja yang

tinggi untuk meningkatkan mutu dan kualitas peserta didik . Kinerja guru merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

(52)

46

efektif, maka diperlukan sebuah system aplikasi dimana yang natinya akan sangat membantu dan memudahkan kinerja guru dalam proses pengolahan data dan evaluasi peserta didik sesuai dengan kurikulum 2013 yang sedang

berlangsung.

Rapor online merupakan sebuah inovasi baru yang dibuat oleh

pemerintah kota Surabaya, dimana system aplikasi ini merupakan jawaban dari penerapan kurikulum 2013 yang mana dalam mencetak peserta didik harus terdapat 3 Kompetensi inti dalam hal ini Kemampuan sikap,

kemampuan pengetahuan, dan kemampuan keterampilan.

Rapor online memudahkan dan mengefektifkan kinerja guru,

dimana yang harusnya penilaian secara outentik dilakukan secara manual, dengan system aplikasi rapor online ini guru hanya melakukan entri data saja. Dan nantinya sesuai kategori nilai yang diperoleh maka akan muncul

dengan sendirinya diskripsi kompetensi yang dimilik oleh peserta didik. Dengan demikian kinerja guru akan menjadi efektif, karena dengan

tercapainya tujuan dalam hal evaluasi peserta didik, disamping itu guru juga dapat memanagement waktu sebaik mungkin untuk melakukan tugas lainnya seperti mempersiapkan perencanaan pembelajaran, dan

(53)

47

Berpijak dari kerangka berfikir yang telah diuraikan oleh peneliti, maka peneliti dapat digambarkan sebuah kerangka berfikir sebagai berikut:

Gambar 2.1

Sumber: Dikembangkan oleh peneliti

6. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.48

Dalam penelitian ini, hipotesis dikemukakan dengan tujuan untuk

mengarahkan serta memberi pedoman bagi penelitian yang akan dilakukan. Apabila ternyata hipotesis tidak terbukti dan berarti salah, maka masalah dapat dipecahkan dengan kebenaran yang ditentukan dari

keputusan yang berhasil dijalankan selama ini.

48 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Yogyakarta: Rineka Cipta)2010.hal.67

RAPOR ONLINE 1. Landasan Hukum

Penyelenggaraan Rapor Online 2.Ruang Lingkup Rapor Online 3. Pengaplikasian Rapor Online 4. Manfaat Rapor Online

KINERJA GURU 1. Perencanaan

Pembelajaran 2. Pelakasanaan Pembelajaran

(54)

48

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

a. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara efktivitas Rapor Online dalam mendukung Kinerja guru di SMP Negeri 3 Surabaya .

b. Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara efktivitas Rapor Online dalam mendukung Kinerja Guru di SMP Negeri 3

Gambar

 Hubungan Efektivitas Gambar 2.1
 Tabel 2.1
Sumber: Dikembangkan oleh penelitiGambar 2.1
Interpretasi Data ProsesTabel 3.1 Prosentase   Interpretasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan nilai ini dipengaruh oleh viskositas, dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa air gambut memiliki nilai viskositas kinematik yang lebih rendah dari pada air,

Langkah-langkah pembelajaran M-APOS menurut Muchtar (2004) yaitu 1) tahap aktivitas, dilakukan modifikasi dengan memberikan LKPD untuk mengganti pembelajaran di

Menurut Lubab (2017) besar atau kecilnya tunneling incentive tidak mempengaruhi perusahaan melakukan transfer pricing, Hasil penelitian ini mendukung penelitian

Setelah diketahui class dan property yang akan dibuat ontology maka dapat dibuat user view pada tool protege dengan tahapan pembuatan ontology sama dengan tahapan pembuatan

Dalam BAB ini penulis akan menguraikan mengenai alasanpemilihan judul yang berisikan tentang hal-hal yang menjadi dasarpenulisan dan penelitian mengenai Penggunaan Public

Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,

Dengan terus memperhatikan faktor yang mempengaruhi kualitas produk dan pelayanan maka akan dapat membantu meningkatkan loyalitas pelanggan lebih baik lagi yang

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan nilai p = 0,020 dengan ketentuan nilai p < 0.05, maka P value > a sehingga dapat disimpulkan bahwa kombinasi