• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PASCA INDUSTRIALISASI DI DESA ABAR-ABIR KECATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PASCA INDUSTRIALISASI DI DESA ABAR-ABIR KECATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK."

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Sosial (S. Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

CHOLISHOTUN NAFSIYAH NIM. B05213002

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU SOSIAL

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Cholishotun Nafsiyah, 2017. Perubahan Sosial Masyarakat Pasca Industrialisasi Di Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah Kabupaten, “Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Sunan Ampel Surabaya.”

Kata kunci:Perubahan Sosial, Industrialisasi

Fenomena perubahan sosial pasca industrialisasi semakin meningkat. Perubahan sosial masyarakat memiliki peranan penting guna memenuhi kebutuhan sehari-hari pasca industrialisasi, peneliti membatasi rumusan masalah yang hendak dikaji dalam skripsi ini yaitu: (1) Bagaimana kondisi sosial masyarakat pasca industrialisasi di desa Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten Gresik? (2) Apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial masyarakat pasca industrialisasi di desa Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten Gresik. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi.

Metode ini dipilih agar diperoleh data penelitian yang bersifat mendalam dan menyeluruh mengenai perubahan sosial masyarakat pasca industrialisasi desa Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten Gresik. Teori yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh adalah teori perubahan masyarakat dari gemeinschaft menuju gesellschaft oleh Ferdinand Tonnies.

(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI vi ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C.Tujuan Penelitian ... 10

D.Manfaat Penelitian ... 10

E. Definisi Konseptual ... 11

F. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II : PERUBAHAN TIPE MASYARAKAT-FERDINAND TONNIES A.Penelitian Terdahulu ... 14

B. Kajian Pustaka ... 16

(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB III: METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian ... 35

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 37

C.Pemilihan Subyek Penelitian ... 38

D.Tahap-Tahap Penelitian ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ... 41

F. Teknik Analisis Data ... 45

G.Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 46

BAB IV: HASIL PENELITIAN A.Masyarakat Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik 47 B. Proses Terjadinya Perubahan Sosial Pasca Industrialisasi Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik ... 61

C.Analisis Data ... 76

BAB V : PENUTUP A.Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

Pedoman Wawancara

Surat Keterangan Bukti Melakukan Penelitian

Berita Acara Ujian Skripsi

Kartu Bimbingan Skripsi

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan industri merupakan salah satu upaya manusia dalam

meningkatkan kualitas hidup, salah satu tujuan dari pembangunan industri

diantaranya adalah untuk memperluas lapangan kerja, menunjang pemerataan

pembangunan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Alfian

(1996) memberikan uaraian mengenai berbagai dampak industrialisasi yang

terjadi dalam masyarakat diantaranya: “Ditinjau dari sudut ekonomi, keberhasilan

tentunya akan menyebabkan perubahan yang amat berarti dalam struktur

perekonomian masyarakat. Dalam bidang sosial, diperkirakan industrialisasi akan

menyebabkan terjadinya struktur sosial dimana sebagian besar dari anggota

masyarakat akan menggantungkan mata pencahariannya pada sektor industri.

Sedangkan dari segi budaya, industrialisasi diperkirakan akan menimbulkan

perubahan nilai-nilai dan pola gaya hidup (life style pattern) masyarakat yang

amat berarti pula”.1

Selain dampak yang diuraikan diatas, salah satu dampak

positif dari keberadaan industri diantaranya penyerapan tenaga kerja dan

peningkatan pendapatan masyarakat. Sedangkan dampak negatifnya seperti

pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh industri. Sehingga dampak dari

keberadaan industri tersebut dapat menimbulkan perubahan pada masyarakat baik

kondisi sosial ekonomi maupun kondisi budaya masyarakat sekitar kawasan

industri tersebut.

1

(10)

Keberadaan industri disuatu daerah baik dalam skala industri besar

maupun skala industri kecil akan memberi pengaruh dan membawa perubahan

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Sebagaimana

dikemukakan oleh Singgih (1991) bahwa dengan dibukanya lapangan pekerjaan

pada suatu industri yang besar sifatnya akan mengakibatkan terbentuknya

kesempatan baru, baik yang langsung diakibatkan oleh industri atau tidak.

Misalnya terbukanya kesempatan kerja baru, yang akan dipekerjakan sebagai

karyawan di unit usaha baru tersebut. Dan akibat lain yang bersifat langsung

misalnya kesempatan dalam usaha-usaha ekonomi bebas. Adapun yang dimaksud

dengan usaha-usaha ekonomi bebas adalah usaha yang langsung memenuhi

kebutuhan industri.2 Sedangkan keberadaan insdustri disuatu wilayah akan

mempengaruhi masyarakat. Sebagaimana menurut Parker (1992) mengatakan

bahwa pengaruh industri terhadap masyarakat bisa berupa nilai-nilai, pengaruh

fisik terhadap masyarakat dan usaha industrial interset group untuk

mempengaruhi masyarakat.3

Pembangunan di pedesaan merupakan sebagian dari proses pembangunan

nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian

wilayah. Sekaligus mengindikasikan perubahan terhadap aspek kehidupan sosial

ekonomi masyarakat desa. Pembangunan dibutuhkan beberapa persyaratan agar

pembangunan dapat berhasil dengan baik.4 Dampak perubahan yang signifikan

meliputi perubahan mata pencaharian, dimana terjadi pergeseran orientasi dari

2

Bambang S. Singgih, Perkembangan Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri Di Daerah-Daerah Jawa Timur (Jakarta: Depdikbud RI, 1991), 6

3

Parker Dkk, Sosiologi Industri (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), 92 4

(11)

sektor pertanian ke sektor industri. Dampak positif maupun negatif pembangunan

ekonomi nasional yang telah dilaksanakan selama ini terhadap perubahan struktur

ekonomi baik nasional maupun pedesaan. Dampak positifnya terutama pada

perkembangan tingkat pertumbuhan pendapatan masyarakat pedesaan yang terkait

dengan perubahan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha. Dampak

negatifnya adalah pencemaran lingkungan, meningkatnya kecemburuan sosial,

munculnya kesenjangan masyarakat desa-kota, khususnya persaingan meraih

kesempatan kerja dan pendapatan. Akibat makin terbatasnya usaha tani dan

tingkat pendidikan serta keterampilan. Bergesernya nilai dan norma yang selama

ini diadopsi oleh masyarakat desa juga merupakan dampak negatif pembangunan

dalam aspek sosio-kultural akibat tekanan budaya dari para migran.

Proses perubahan dalam masyarakat yang ditimbulkan oleh adanya

industrialisasi tersebut dimensinya dapat berupa perubahan dalam struktur dan

kultur masyarakat. Pembangunan masyarakat industri mengandung makna

transformasi masyarakat menuju masyarakat yang sejahtera dan maju secara

struktural maupun kultural. Struktural dan kultural merupakan dua dimensi

perubahan sosial yang menyatu dengan terwujudnya proses industrialisasi dalam

arti yang seluas-luasnya. Dimensi perubahan struktural mengacu kepada

perubahan dalam bentuk struktural masyarakat yakni menyangkut perubahan

dalam peranan, munculnya peranan baru, perubahan dalam struktur kelas sosial

dan perubahan dalam lembaga sosial. Akibat pembangunan industri di pedesaan

khususnya di daerah pertanian, telah menimbulkan pergeseran struktur kehidupan

(12)

terjadi pada struktur keluarga atau kekerabatan dalam masyarakat seperti

memudarnya hubungan sosial dalam masyarakat sehingga berpengaruh pada

akumulasi peranan individu dalam keluarga dan masyarakat. Pergeseran tersebut

bertendensi pada lunturnya nilai dan akumulasi aspirasi masyarakat oleh pengaruh

tatanan sosial modern dalam berbagai kelembagaan sosial di desa. Masyarakat

yang perekonomiannya berdasarkan pada pertanian, ikatan kekeluargaan dalam

masyarakat masih kuat, karena berlandaskan atas dasar ikatan keturunan, serta

semangat gotong royong yang masih tebal diantara anggota masyarakat.

Adanya introduksi teknologi pertanian yakni dengan industrialisasi ke

perdesaan banyak menimbulkan perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat.

Dampak introduksi teknologi ke pedesaan terhadap interaksi sangatlah penting,

sebab melalui teknologi, aktivitas kerja menjadi lebih sederhana dan serba cepat

serta dapat memuaskan. Hal ini berbeda dengan pekerjaan yang tanpa teknologi

atau masih bersifat tradisional. Ikatan kekeluargaan dan hubungan darah diantara

anggota masyarakat yang menjadi pendorong terjadinya hubungan sosial. Masih

terlihat dengan adanya sikap yang saling tolong menolong dalam masyarakat desa.

Perubahan juga terjadi dalam hal pekerjaan dan kepemilikan lahan pertanian. Bagi

masyarakat petani tradisional, tanah pertanian merupakan sumber penghidupan

keluarganya, yang karena adanya industri, maka telah terjadi perubahan dalam

struktur ekonomi masyarakat petani. Perubahan yang terjadi berupa pergeseran

atas hak kepemilikan lahan pertanian milik petani untuk pembangunan industri

yang secara tidak langsung juga menyebabkan perubahan pada sistem pekerjaan,

(13)

Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap tata kehidupan sosial secara

keseluruhan terutama pada hubungan kekeluargaan serta struktur masyarakat baik

dari segi status, peranan, nilai-nilai dan norma dalam masyarakat pertanian

tersebut.

Dari penjelasan diatas mengenai beberapa kegiatan yang selalu aktif

dilaksanakan telah terjadi perubahan akibat adanya pembangunan sektor industri.

Perubahan tersebut meliputi dampak pembangunan industri terhadap sosial

ekonomi masyarakat dan sosial budaya masyarakat. Dampak pembangunan

industri terhadap aspek sosial ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk dari

sektor pertanian menjadi sektor industri dan perdagangan / jasa, dampak lainnya

terbukanya kesempatan kerja yang lebih luas baik bagi masyarakat setempat

maupun masyarakat pendatang.

Dampak industri terhadap aspek sosial budaya antara lain berkurangnya

kekuatan mengikat nilai dan norma budaya yang ada karena masuknya nilai dan

norma budaya baru yang dibawa oleh masyarakat pendatang atau migran.

Dengan demikian agar pembangunan industri mempunyai peran yang

besar dalam pembangunan wilayah, maka dari itu dibuatlah suatu aturan bersama

baik dari kegiatan Rt/Rw dan tetap melestarikan budaya santri di Gresik supaya

tidak tergeser sehingga tetap terus dilestarikan dalam lingkungan masyarakat

tersebut. Maksud dari budaya santri tersebut adalah kegiatan tradisi adat istiadat

yang sampai saat ini masih dilestarikan diantaranya: rebo wekasan, malam selawe,

pasar bandeng, kemanten sunat dan lain-lain. Dari semua kegiatan itu menjadi

(14)

masyarakat setempat yang tumbuh bertahun-tahun di masyarakat Gresik mampu

hidup dan lestari beriringan dengan tumbuh dan berkembangnya industri.5

Tatanan budaya atau kebiasaan di tiap daerah itu berbeda-beda bahkan

dalam cakupan administrasi terkecilpun seperti ruang lingkup keluarga, pasti

memiliki tatanan dan kebudayaan atau nilai-nilai yang disepakati untuk

dilaksanakan dan dijaga. Selain itu akan berdampak negatif bagi pribadi-pribadi

yang tidak mengindahkan atau melaksanakan apa yang menjadi tatanan budaya di

masyarakat. Seperti tatanan budaya atau aturan yang ada di Desa Abar-Abir dalam

ruang lingkup keluarga adalah larangan untuk bangun siang hari, larangan untuk

keluar sampai larut malam, larangan untuk tidak membuang sampah sembarangan

dan lain-lain. Sedangkan dalam tatanan budaya atau kebiasaan dalam ruang

lingkup desa yang ada di desa Abar-Abir sendiri adalah kebiasaan kumpulan atau

melek’an di malam hari pernikahan serta perkumpulan dalam kegiatan RT/RW

seperti tahlilan beserta arisan, posyandu, dan lain-lain yang sudah disebutkan

diatas. Sehingga jika kita tidak mengikuti kebudayaan yang menjadi kesepakatan

bersama maka akan menimbulkan efek kita tidak mengikuti aturan yang biasa

dilakukan bagi masyarakat sekitar.

Untuk itu kita harus mengetahui apa saja tatanan-tatanan dalam

lingkungan tempat kita tinggal, karena dimana bumi dipijak disana langit

dijunjung yang artinya dimana kita tinggal maka disana ada aturan dan aturan

itulah yang harus dilaksanakan dan ditaati dalam kehidupan kita. Semua manusia

adalah mahluk sosial maka harus mengetahui dan menjalankan apa-apa saja

5

(15)

aturan dalam kehidupan bermasyarakat. Hal itulah sedikit ulasan tentang tatanan

budaya di masyarakat yang harus selalu kita jaga dan lestarikan selama

norma-norma atau tatanan-tatanan itu tidak menyalahi aturan agama. Karena budaya

adalah ciri khas bangsa yang harus senantiasa kita jaga.

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan diatas bahwa judul yang peneliti

ambil yaitu di Desa Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten Gresik. Desa ini

sedang melaksanakan pembangunan dan sedang mengalami perkembangan yang

salah satunya disebabkan oleh kehadiran sektor industri. Masyarakat di Desa

Abar-Abir ini juga termasuk ke dalam kelompok masyarakat industri yang mana

dahulu masyarakat yang berada di Desa Abar-Abir ini hidup bersama mencapai

kehidupan yang rukun dan sejahtera. Seperti pembentukan tatanan kultural dalam

rukun tetangga dan rukun warga itu masyarakat sangat antusisas (aktif) menjaga

dan memelihara serta masyarakat Gresik juga identik dengan kota yang agamis

yang sangat kental dengan budaya.

Namun semenjak ada pembangunan sektor industri masyarakat mulai tidak

pernah ada hubungan interaksi dengan baik lagi bahkan hampir tidak melestarikan

budaya tersebut. Mereka sibuk dengan pekerjaannya masing-masing guna

memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Tanah-tanah pun di jual dengan harga

yang begitu murah kepada pihak pengelola pabrik. Begitu pun juga dengan akses

jalan yang banyak dipenuhi oleh material bahan bangunan dari industri tersebut

karena saat ini masih banyak proyek-proyek pembangunan pabrik baru di sekitar

Desa Abar-Abir. Sehingga akses jalan menuju desa Abar-Abir pun ikut terkena

(16)

Desa Abar-Abir itu sendiri berada di tengah-tengah kawasan

industrialisasi, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya beberapa industri besar

misalnya: PT. Suri Tani Pemuka, PT. Beringnas Jaya Abadi, PT. Karung Emas,

PT. Distribusi Energi Jatim, PT. Bumi Sakti, PT. Maju Bersama, PT. Jasa Pertiwi,

CV. Teknologi Indonesia, PT. Mahakam, CV. Cipta Manunggal Abadi dan lain

sebagainya. Dan industri kecil misalnya pembuatan garam, sentra jilbab,

pembuatan kerupuk ikan dan puli, dan lain sebagainya. Sesuai dengan

perkembangannya penduduk asli Desa Abar-Abir ini kebanyakan memenuhi

kebutuhan hidupnya dengan bekerja dibeberapa industri yang telah disebutkan

diatas. Sehingga sebuah tatanan kultural yang sudah dibuat oleh masyarakat

setempat menjadi tidak kondusif dan kurang solid. Maka dari itu peneliti ingin

manggali lagi lebih kompleks tentang rusaknya tatanan kultural yang sudah dibuat

lama masyarakat menjadi berantakan pasca pembangunan sektor industri tersebut.

Jadi dapat penulis simpulkan bahwa keseimbangan dalam masyarakat

merupakan keadaan yang selalu diidam-idamkan dalam masyarakat. Dengan

keseimbangan dalam masyarakat maka akan tercipta suatu masyarakat yang

tentram dan damai. Adapun perkembangan organisasi sosial yang ada di Desa

Abar-Abir adalah Karang Taruna, Remaja masjid, Remaja musholla, Jam’iyah

terbangan dan sebagainya, serta dari kesemuanya masuk dalam kategori struktur

sosial masyarakat yang mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan karena

satu sama lain mempunyai peranan yang saling berhubungan. Sehingga terbentuk

suatu kesatuan sosial atau dengan kata lain merekatnya hubungan sosial dalam

(17)

Selanjutnya guna mengkaji struktur sosial sering dikatakan, orang harus

memulai dengan hubungan sosial. Tetapi apa yang dimaksud dengan hubungan

social itu, jika kita umpamakan dua orang yaitu A dan B, kita bisa melihat dua sisi

atau corak dari hubungan mereka. Pertama, ada cara-cara mereka berinteraksi,

hal-hal yang mereka katakan dan lakukan dalam hubungan mereka satu sama lain,

pemahaman dan strategi serta pengharapan yang menentukan perilaku mereka.

Sebagaimana yang pernah ditulis oleh Geertz, budaya adalah dengan apa

manusia menafsirkan pengalaman dan menuntun tindakan mereka. Struktur sosial

ialah bentuk yang diambil tindakan tersebut, budaya dan struktur sosial adalah

abstraksi yang berlainan dari fenomena yang sama. Kedua bentuk abstraksi

peristiwa-peristiwa didalam masyarakat Abar-Abir sendiri mempunyai peran

sebagai pelengkap. Orang muslim taat memberi tekanan lebih banyak pada segi

budaya suatu komunitas ataupun. Pada struktur sosialnya, dapat dilihat dari

banyaknya organisasi-organisasi pemuda atau ibu-ibu muslimat yang aktifitasnya

penuh dengan muatan religi. Tetapi dalam perkembangan dewasa ini kita perlu

meningkatkan pengetahuan kita tentang corak dan organisasi berbagai sistem

gagasan dengan melihat pada bagian budaya yang telah dipetakkan dengan baik,

yaitu bahasa, kemudian kita akan melihat pertalian budaya sebagai warisan tradisi

pemikiran masyarakat psikologi perorangan.

Terkait dengan pembahasan diatas maka penting bagi peneliti untuk

kemudian melakukan penelitian ilmiah dengan harapan dapat menjelaskan

(18)

desa Abar-Abir dan apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial masyarakat pasca

industrialisasi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi sosial masyarakat pasca industrialisasi di Desa Abar-Abir

Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik?

2. Apa saja bentuk-bentuk perubahan sosial masyarakat pasca indutrialisasi di

Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik?

C. Tujuan Penelitian

1. Ingin mengetahui kondisi sosial masyarakat di desa Abar-Abir pasca

pembangunan sektor industri.

2. Ingin mengetahui bentuk-bentuk perubahan sosial masyarakat asli Desa

Abar-Abir pasca industrialisasi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Untuk memperkaya khazanah keilmuan terutama pengetahuan tentang

perubahan-perubahan sosial masyarakat pasca industrialisasi khususnya

sosiologi budaya dan sosiologi industri.

b. Untuk mendukung teori-teori yang sudah ada sebelumnya sehubungan

dengan masalah yang dibahas dalam penelitian sekaligus sebagai bahan

perbandingan bagi penelitian berikutnya yang sejenis.

2. Manfaat praktis

a. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan

(19)

sosial masyarakat pasca industrialisasi. Dan bagi peneliti diharapkan dapat

menumbuhkan pengetahuan dan memperluas wawasan keilmuan

berdasarkan pengalaman dari apa yang ditemui di lapangan.

b. Diharapkan agar dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada

pemerintah kota Gresik supaya membuat lokal area khusus bagi

masyarakat industri yang dikelola dengan berbagai kegiatan keaagamaan.

Sehingga selama ada pembangunan sektor industri maupun tidak mampu

memberikan kesejahteraan hidup bersama.

E. Definisi Konseptual

Dalam penelitian ini peneliti mengambil dua kata kunci yaitu perubahan

sosial dan industrialisasi.

1. Perubahan sosial

Menurut Selo Soemardjan perubahan sosial adalah segala perubahan

pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang

mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap,

dan pola-pola peri kelakuan diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.6

2. Industrialisasi

Menurut Soerjono Soekanto bahwa industrialisasi merupakan cara-cara

yang kompleks dan canggih terhadap produksi yang secara implisit berarti

pengunaan mesin yang dipergunakan untuk meningkatkan kualitas dan

6

(20)

kuantitas produksi. Adapun tujuan dari Industrialisasi sendiri adalah usaha

untuk menghidupkan industri guna memenuhi kebutuhan masyarakat.7

F. Sistematika Pembahasan BAB I: PENDAHULUAN

Merupakan tahapan awal dasar dari skripsi penelitian yang meliputi Latar

Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,

Definisi Konseptual, dan Sistematika Pembahasan.

BAB II: KERANGKA TEORI

Dalam bagian ini materi menjelaskan tentang Penelitian Terdahulu, Kajian

Pustaka. Mengenai penelitian terdahulu bisa dijadikan sebagai

perbandingan dengan penelitian yang selanjutnya. Sedangkan dalam kajian

pustaka ini peneliti mendeskripsikan beberapa definisi atau kata kunci

yang berkaitan dengan tema penelitian. Selanjutnya kerangka teoretik

yaitu pembahasan berupa teori yang di gunakan peneliti untuk membedah

analisis masalah yang menjadi fokus penelitian.

BAB III: METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dituangkan pada bab ini adalah kegiatan yang

dilakukan oleh peneliti di lapangan. Adapun urutan pembahasannya yakni

Jenis Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian, Tahap-tahap Penelitian,

Tehnik Pengumpulan Data, Tehnik Analisis Data dan yang terakhir Teknik

Pemeriksaan Keabsahan Data.

7

(21)

BAB IV: PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

Pembahasan pada bab ini meliputi deskripsi umum penelitian, dan

deskripsi hasil penelitian. Bab ini berisikan tentang laporan hasil

penelitian, meliputi “Perubahan Sosial Masyarakat Pasca Industrialisasi di

Desa Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten Gresik”.

BAB V: PENUTUP

Bab ini merupakan kesimpulan akhir dari semua pembahasan dan disertai

saran-saran atau rekomendasi kepada pihak-pihak terkait yang ada sangkut

(22)

14 BAB II

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF FERDINAND TONNIES

A.Penelitian Terdahulu

Dari beberapa judul penelitian yang pernah dilakukan terdapat keterkaitan

dengan judul penelitian “Perubahan Sosial Masyarakat Pasca Industrialisasi Di

Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik” yakni sebagai berikut :

1. Akhmad Asep Erista, dengan judul skripsi “Dampak Industri Terhadap

Perubahan Sosial Dan Ekonomi Masyarakat Di Desa Tobat Kecamatan

Balaraja Tangerang Banten”. Skripsi mahasiswa Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2014.

Penelitian ini mengkaji dampak sosial adalah nilai kekeluargaan yang masih

terjalin baik, interaksi masyarakat terjalin dengan baik, masyarakat memiliki

kesadaran akan mutu pendidikan yang tinggi, tunjangan kesehatan merata.

Sedangkan dari sisi ekonomi adalah penghasilan tambahan, memiliki etos kerja

yang baik yaitu disiplin dan rajin, tunjangan transport tidak merata, tingkat

kesejahteraan berbeda-beda, pendapatan ekonomi tidak merata. Persamaan

penelitian ini adalah sama-sama meneliti bagaimana kondisi sosial masyarakat

pasca industrialisasi. Perbedaannya adalah pada fokus penelitian dan tempat

penelitian yang berbeda.

2. Ni’mawati Bakari, dengan judul artikel jurnal ilmiah “Perubahan Sosial

(23)

Penelitian Di Desa Molantadu Kec. Tomilito Kab. Gorontalo Utara)”. Dari mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo Program Studi S1 Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial 2014. Penelitian ini mengkaji Pembukaan Hutan Tanaman Industri

(HTI) di Desa Molantadu sangat memberikan dampak positif terhadap

perubahan sosial ekonomi masyarakat setempat. Untuk segi sosial masyarakat

dapat di lihat dari hubungan kerjasama atau gotong royong yang terus terjaga

dalam setiap kegiatan-kegiatan desa baik oleh pihak perusahaan HTI maupun

pihak masyarakat itu sendiri. Sedangkan dari segi ekonomi dapat di lihat dari

besar pendapatan atau penghasilan masyarakat setempat adalah dari adanya

perusahaan HTI ini. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti

tentang perubahan sosial. Perbedaannya adalah pada fokus penelitian mengenai

bagaimana kondisi sosial masyarakat dan apa saja bentuk perubahan sosial

masyarakat pasca industrialisasi.

3. Febri Cahya Gumelar pada tahun 2012 yang berjudul “Dampak Perubahan

Mata Pencaharian terhadap Perilaku Masyarakat (Studi Psikologi Sosial di

Pantai Harapan Jaya Kabupaten Bekasi)”. Skripsi mahasiswa UIN Gunung

Djati Bandung, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik. Dalam penelitiannya

perubahan sosial masyarakat Desa Pantai Harapan Jaya setelah adanya

industrialisasi ada dua yaitu perubahan pola mata pencaharian (dari agraris ke

industri) dan migrasi yang masuk ke desa tersebut. Adapun mengenai perilaku

sosial masyarakat Desa Pantai Harapan Jaya sebelum berubahnya pola mata

pencaharian mereka dibagi tiga yaitu perilaku ekonomi, perilaku pola pikir dan

(24)

perubahan pola pikir dan kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Ada

relevansi yang ditemukan antara hasil penilitian terdahulu tersebut dengan

peneliti saat ini yakni perubahan sosialnya dipelopori oleh salah satu orang di

desa atau daerah tersebut kemudian gagasannya disebar dan dilakukan secara

bersama oleh masyarakat di daerah tersebut.

B.Kajian Pustaka

1. Perubahan Sosial

a. Pengertian Perubahan Sosial

Dalam bukunya Bruce J.Cohen mendefinisikan perubahan sosial,

bahwa setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau

perubahan dalam organisasi sosial masyarakat. Perubahan sosial berbeda

dengan perubahan budaya (cultural), karena perubahan kultural ini

mengarah kepada perubahan dalam kebudayaan masyarakat.1

Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai

perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya,

timbul pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah

menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.

Gillin dan Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai

variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima baik karena

perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,

ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru

dalam masyarakat. Secara singkat Sammuel Koenirg mengatakan bahwa

1

(25)

perubahan-perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang

terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi terjadi karena sebab

intern maupun sebab ekstern.

Willbert Moore misalnya, mendefinisikan perubahan sosial sebagai

“perubahan penting dari struktur sosial”. Dan yang dimaksud dengan

struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial. Moore

memasukan ke dalam definisi perubahan sosial berbagai ekpresi mengenai

struktur seperti norma, nilai dan fenomena kultural. Perubahan sosial

didefinisikan sebagai variasi atau modifikasi dalam setiap aspek proses

sosial, pola sosial dan bentuk-bentuk sosial serta setiap modifikasi pola

antar hubungan yang mapan dan standar perilaku.2

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial

yang terjadi di Desa Abar-Abir ini menyangkut beberapa perubahan, baik

dalam hal stukrur dan kultur yang sudah mulai tidak stabil akibat dari proses

pembangunan sektor industri. Hal ini dapat dibuktikan dengan Banyaknya

pendatang baru / migran yang bekerja di industri sekitar Desa Abar-abir dan

bermukim di Desa Abar-Abir serta kurang bisa mentaati aturan yang ada di

desa tersebut. Sehingga masyarakat asli desa abar-abir mulai berubah,

misalnya perubahan dalam hal ekonomi, yang dahulu berprofesi sebagai

buruh tani sekarang sudah banyak yang bekerja sebagai buruh pabrik dan

sebagiannya membuka home industri. Dalam hal pendidikan yang dahulu

banyak anak yang setelah lulus SMA melanjutkan ke perguruan tinggi.

2

(26)

Tetapi, sekarang setelah adanya industri masyarakat sudah bisa

mendapatkan pekerjaan yang lebih layak lagi untuk diterima pada beberapa

pabrik. Adapun dari hal keagamaan, masyarakat yang dahulu termasuk

agamis dalam hal sholat berjama’ah, sholat jum’at, belajar mengaji TPQ,

dan shodaqoh. Sangat berantusias meluangkan waktunya untuk hal-hal yang

mendekatkan diri pada tuhannya. Akan tetapi sekarang masyarakat sudah

mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kalau dalam hal budaya

masyarakat yang dahulu sangat melestarikan sistem gotong royong, saling

mengasihi dan ikut serta kerja bersih desa dan lain-lain serta tetap

melestarikan adat kebiasaan mereka yang telah turun temurun dilakukan

setiap tahun. Seperti hataman, selametan/tahlilan, suroan dan sebagainya.

Akan tetapi setelah lima tahun berjalan budaya itu sudah mulai

perlahan-lahan luntur dan tidak ada yang mengurusi semua budaya tersebut. terakhir

dalam hal politik adalah masyarakat yang dulu sekitar halaman dan lahan

pertanian yang dahulu masih di buat untuk bertani dan berkebun setelah

adanya industri masyarakat terpaksa menjual tanah-tanah dengan harga

murah oleh pihak pengelola perusahaan untuk dijadikan pembangunan

(27)

b. Faktor-Faktor Perubahan Sosial

Sebab-sebab terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat itu

sendiri antara lain adalah:

a.)Bertambanya atau berkurangnya penduduk

Pertambahan penduduk yang sangat cepat di pulau jawa

menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama

lembaga-lembaga kemasyarakatannya.

Perpindahan penduduk telah berlansung beratus-ratus ribu tahun

yang lamanya di dunia ini. pada masyarakat yang mata pencahariannya

berburu, perpindahan seringkali dilakukan, karena tergantung dari

persediaan hewan-hewan buruannya. Apabila hewan-hewan tersebut

habis, maka mereka berpindah ke tempat-tepat lainnya.

Berkurangnnya penduduk mungkin disebabkan perpindahan

penduduk dari desa ke kota dan dari daerah ke daerah yang lainnya.

Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya dalam

bidang pembagian kerja dan stratifikasi sosial yang mempengarui

lembaga-lembaga kemasyarakatan.

b.)Penemuan-penemuan baru atau juga disebut faktor-faktor Teknologi

Banyak penemuan teknologi yang mengakibatkan perubahan

sosial yang luas dalam masyarakat. Penemuan-penemuan baru juga

merupakan proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi

dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama adalah inovasi dan

(28)

unsur kebudayaan baru tadi diterima dipelajari dan akhirnya di pakai

dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan-penemuan baru sebagai

sebab terjadinnya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam

pengertian-pengertian discovery dan investion. Discovery adalah

penemuan unsur kebudayaan yang baru berupa alat maupun berupa

gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan

individu. Discovery baru terjadi invention kalau masyarakat sudah

mengakui, menerima serta menerapkan penemuan baru itu.

Di dalam setiap masyarakat tertentu ada individu yang sadar akan

adanya kekurangan dalam kebudayaan masyarakatnya, diantara

orang-orang tersebut banyak yang menerima kekurangan-kekurangan tersebut

sebagai satu hal yang harus diterima saja. Lain orang mungkin tidak puas

dengan keadaan, akan tetapi tidak mungkin memperbaiki keadaan

tersebut. Mereka inilah yang kemudian menjdi pecipta-pencipta baru

tersebut.

Keinginan akan kualitas juga merupakan pendorong bagi

penciptaan penemuan-penemuan baru. Keinginan untuk mempertinggi

kualitas suatu karya merupakan dorongan untuk peneliti

kemungkinan-kemungkinan ciptaan baru. Perlu diketahui bahwa penemuan baru dalam

kebudayaan kerohanian dapat pula menyebabkan terjadinya

perubahan-perubahan.3

3

(29)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

bertambahnya penduduk yang mendiami suatu wilayah telah

menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal dan kebutuhan ekonomi

serta pendidikan sangatlah menggantungkan pada jumlah penduduk yang

semakin bertambah. Sehingga masyarakat dipaksa dengan memiliki

pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adapun

berkurangnya penduduk bisa diakibatkan oleh berpindahnya penduduk

dari desa ke kota. Sehingga masyarakat mampu bisa merubah nasib

sendiri menjadi lebih baik. Jadi kesimpulannya dari desa Abar-Abir ini

adalah masyarakat yang sudah bisa urbanisasi telah terbukti sudah

lumayan bisa memnuhi kebutuhannya sendiri. Selanjutnya pada

penemuan baru adalah sudah terbukti dengan adanya industrialisasi telah

menyebabkan adanya mesin canggih yang ada pada pembangunan sektor

industri.

c. Proses-Proses Perubahan Sosial

Dalam setiap suatu perubahan pasti membutukan proses agar dapat

diterima oleh lingkungan masyarakat, karena tidak sesuai masyarakat dapat

menerimah suatu yang baru yang akan ke dalamlingkungan masyarakatnya.

Jadi agar perubahan tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat ada

beberapa proses yang harus dilakukan yaitu Penyesuaian masyarakat

terhadap perubahan. Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (sosial

equilibirium) merupakan keadaan yang diidam-idamkan setiap masyarakat.

(30)

lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan

saling mengisi. Dalam keadaan demikian individu secara psikologis

merasakan akan adanya ketentraman, karena tidak adanya pertentang dalam

norma-norma dan nilai-nilai.

Setiap kali menjadi ganguan terhadap keadaan keserasian, maka

masyarakat dapat menolaknya atau mengubah susunan lembaga-lembaga

kemasyarakatannya dengan maksud menerima unsur-unsur yang baru. Akan

tetapi sifatnya dangkal dan hanya terbatas dalam bentuk luarnya.

Norma-norma dan nilai-nilai sosial tidak akan terpengaruh olehnya dan dapat

berfungsi secara wajar.

Adakalanya unsur-unsur baru yang bertentangan secara bersamaan

mempengarui norma-norma dan nilai-nilai yang kemudian berpengaruh pula

pada warga masyarakat. Keadaan tersebut berarti bahwa

ketegangan-ketegangan serta kekecewaan diantara para warga tidak mempunyai saluran

pemecahan. Apabila ketika keserasian dipulikan kembali setelah terjadi

suatu perubahan, maka keadaan tersebut dinamakan penyesuaian.

Suatu perbedaan dapat diadakan antara penyesuaian diri

lembaga-lembaga kemasyarakatan dan penyesuaian dari individu yang ada dalam

masyarakat tersebut. Yang pertama menunjukan pada keadaan, dimana

masyarakat berhasil menyesuaikan lembaga-lembaga kemasyarakatan

dengan keadaan yang mengalami perubahan sosial dan kebudayaan.

(31)

menyesuaikan diri dengan lembaga-lembaga kemayarakatan yang telah

diubah atau diganti, agar terhindar dari organisasi psikologis.4

Disorganisasi sering kali menambah kesenjangan budaya. Jika suatu

bagian masyarakat tidak dapat menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan cepat yang terjadi pada bagian-bagian lain masyarakat dapat

menimbulkan persoalan. Karena pengetahuan dan kesempatan kerja berubah

pesat, sulit bagi sekolah-sekolah mempersiapkan murid-murid mereka

secara memadai untuk menghadapi pengalaman-pengalaman hidup yang

harus mereka hadapi.

Jadi kesimpulan dari pembahasan diatas mengenai kondisi di

lapangan adalah perubahan telah terjadi pada masyarakat desa Abar-Abir

adalah sulitnya menyesuaikan interaksi dengan masyarakat yang lain baik di

bidang ekonomi, pendidikan, kegamaan, budaya, dan politik.

d. Bentuk-Bentuk Perubahan

Perubahan sosial dapat dibedakan ke dalam beberapa bentuk yaitu:

a.)Perubahan Lambat Dan Perubahan Cepat

Perubahan-perubahan yang memerlukan waktu lama dan

rentetan-rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lembut,

dinamakan evolusi. Pada evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya

tanpa rencana atau kehendak tertentu. Perubahan terjadi karena

usaha-usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan,

4

(32)

keadaan-keadaan dan kondisi-kondisi baru, yang timbul sejalan dengan

pertumbuhan masyarakat.

b.)Perubahan Kecil Dan Perubahan Besar

Agak sulit untuk merumuskan masing-masing penelitian tersebut

diatas karena batas-batas pembedaannya yang relatif. Sebagai pegangan

dapatlah dikatakan bahwa perubahan kecil adalah

perubahan-perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang tidak

membawah pengaruh lansung atau berarti bagi masyarakat. Perubahan

model pakaian, misalnya, tak akan membawa pengaruh apa-apa bagi

masyarakat dalam keseluruhan, karena tidak mengakibatkan

perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sebaliknya suatu

proses industrialisasi yang berlansung pada masyarakat agraris, misalnya,

merupakan perubahan yang akan membawa pengaruh besar pada

masyarakat berbagai lembaga-lembaga kemasyarakatan akan ikut

terpengaruh misalnya, hubungan-hubungan kerja, sistem milik tanah,

hubungan kekeluargaan, stratifikasi masyarakat dan seterusnya.

c.)Perubahan Yang Dikehendaki Atas Perubahan Yang Direncanakan Dan

Sebaliknya.

Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan

perubahan yang diperkirakan atau yang direncanaka terlebih dahulu oleh

pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan di dalam masyarakat.

Suatu perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan selalu berada

(33)

Cara-cara mempengarui masyarakat dengan sistem yang teratur dan

direncanakan terlebih dahulu dinamakan perencanaan sosial (social

planning).

Perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan,

merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tampa dikehendaki

berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat

menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh

masyarakat.5 Suatu perubahan yang dikehendaki dapat timbul sebagai

reaksi (yang direncanakan) terhadap perubahan-perubahan sosial dan

kebudayaan yang terjadi sebelumnya, baik yang merupakan perubahan

yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki. Terjadinya

perubahan-perubahan yang kemudian merupakan perkembangan

selanjutnya, meneruskan proses. Bila sebelumnya terjadi

perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki, maka perubahan-perubahan yang dikehendaki

dapat ditafsirkan sebagai pengakuan terhadap perubahan-perubahan

sebelumnya, agar di terimah secara luas oleh masyarakat.

Perubahan yang dikehendaki merupakan suatu teknik sosial yang

oleh Thomas dan Znaniecki ditafsirkan sebagai suatu proses yang berupa

perintah dan larangan. Artinya, menetralisirkan suatu keadaan krisis

dengan suatu akomodasi (khusus arbitrasi) untuk melegalisasikan

hilangnya keadaan yang dikehendaki. Legalisasi tersebut dilaksanakan

dengan tindakan-tindakan fisik yang bersifat arbitrative.

5

(34)

Jadi kesimpulan dari pembahasan diatas adalah perubahan yang

ada di desa Abar-Abir adalah perubahan cepat dan perubahan lambat

seperti konstruksi masyarakat yang telah dibuat yaitu aturan dalam

mengikuti kerja bakti, pos kamling, rapat atau musyawarah Rt/Rw,

perkumpulan ibu-ibu PKK, kegiatan keagamaan (tahlilan, yasinan,

pengajian, dan acara peringatan hari besar islam lainnya).

Adapun perubahan dalam hal perubahan kecil dan besar seperti

perubahan gaya hidup yang sudah dirasakan masyarakat sekarang akibat

adanya kebutuhan yang sudah terpenuhi dari bekerja sebagai buruh

pabrik.

2. Industrialisasi

a. Pengertian Industri

Industrialisasi adalah pembagunan ekonomi melalui tranformasi

sumber daya dan kuantitas energi yang digunakan. Menurut Soerjono

Soekanto bahwa industrialisasi merupakan cara-cara yang kompleks dan

canggih terhadap produksi yang secara implisit berarti pengunaan mesin

yang dipergunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.

Industrialisasi merupakan usaha untuk menghidupkan industri guna

memenuhi kebutuhan masyarakat.6

6

(35)

b. Manfaat Indutrialisasi

a.)Manfaat Industri

Suatu faktor yang mendapat perhatian adalah hubungan antara

industri masyarakat, karena wadah industri adalah masyarakat industri

berproduksi pada masyarakat dengan adanya beberapa industri

dimanfaatkan oleh para pengusaha industri untuk bergerak di bidang

perindustrian. Kegiatan ini tidak hanya terbatas di kawasan industri itu

saja melainkan juga diwilayah sekitar kawasan tersebut. Perkembangan

industri yang terjadi di kawasan tersebut memberikan dampak positif

terhadap wilayah sekitar berupa pemanfaatan yang sangat menunjang

bagi pembangunan daerah Kludan tersebut. Jadi sudah sangat jelas

bahwa dengan adanya industri sangat memberikan manfaat yang besar

bagi masyarakat dan Negara.

b.)Pengaruh Industri Bagi Masyarakat

Dalam artian luas industri yang berkaitan dengan teknologi,

ekonomi, perusahaan dan orang-orang yang terlibat didalamnya telah

sangat mempengaruhi masyarakat. Pengaruh tersebut bisa berupa

nilai-nilai, pengaruh fisik terhadap masyarakat.

Webert mengatakan bahwa denagn adanya teknologi baru

diperlukan suatu nilai yang akan mengembangkan masyarakat menjadi

masyarakat industri. Masyarakat pada umumnya harus menerima posisi

mereka baik didalam struktur industri maupun struktur sosialnya. Karena

(36)

Masyarakat memiliki fungsi untuk memproduksi berbagai jenis

barang dan jasa sekaligus meningkatkan permintaan terhadap barang dan

jasa yang akan diproduksi. Usaha untuk memproduksi sekaligus

meningkatkan permintaan melibatkan nilai-nilai dalam masyarakat. Jika

ada perubahan nilai dalam masyarakat, ia akan melahirkan perubahan

dalam masyarakat industri.

Industri memiliki pengaruh yang menimbulkan akibat fisik.

Akibat yang dirasakan oleh masyarakat dengan adanya industri bisa

dengan bentuk yang berbeda. Munculnya industri-industri baru dalam

suatu wilayah akan memberikan pengaruh besar terhadap jumlah tenaga

kerja, daerah sekitar berkembang menjadi daerah yang ramai dan padat

penduduknya. Timbulnya polusi dengan bertambanya penduduk,

mobilitas sosial semakin tinggi.7

c. Macam-macam industri

Proses industrialisasi dan pembagunan industri ini merupakan satu

jalan kegiatan untuk meningkatan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat

hidupnya lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata

pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dan tujuan pokok

kesejahteraan rakyat, industrialisasi yang tidak terlepas dari usaha untuk

meningksatkan sumber daya manusia dan kemajuan memanfatkan secara

option sumber daya alam lainnya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha

untuk meningkatkan produktifitas tentang manusia disertai usaha untuk

7

(37)

mningkatkan ruang lingkup kegiatan manusia. Dengan usaha secara vertikal

semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara

horisontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang

semakin bertambah.

Untuk mengetahui macam-macam industri dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang:

a.)Pengelolahan industri yang dilakukan oleh departemen industri (DP)

menurut departemen industri, industri nasional Indonesia di

kelompokkan menjadi tiga kelompok besar yaitu:

1.) Industri besar yang meliputi kelompok industri mesin dan logam

dasar (IMLB) dan kelompok kimia dasar (IKD) antara lain: industri

pengolahan kayu dan karet alam, industri semen, industri batu bara

dsb.

2.) Industri kecil meliputi: industri pangan (makanan, minuman, dan

tembakau). Industri sedang (tektil, pakaian jadi serta barang-barang

dari kulit). Industri kimia dan bahan bagunan (industri kertas,

percetakan dan lain-lain). Industri galian bukan logam dan industri

logam dsb.

3.) Industri hilir yaitu kelompok aneka industri yang meliputi industri

yang mengelola sumber daya hutan, industri yang mengelola dari

hasil pertambangan, dan industri yang mengelola sumber daya

(38)

b.) Mengelompokkan industri menurut tenaga kerja yang dipekerjakan

menurut biro statistic (BPS) pengelompokan industri dengan cara ini

dibedakan menjadi empat antara lain:

1.) Perusahaan atau industri besar jika memperkerjakan 100 orang atau

lebih

2.) Perusahaan atau industri besar jika memperkerjakan 20 orang sampai

99 orang

3.) Perusahaan atau industri besar jika memperkerjakan 5 orang sampai 19

orang

4.) Industri kemajuan rumah tangga jika memperkerjakan 3 orang

(termasuk tenaga kerja yang tidak dibayar).

Jadi kalau dikaitkan dengan kondisi industri yang ada di desa

abar-abir adalah industrialisasi merupakan usaha untuk menghidupkan industri

yang menjadi pokok kehidupan Negara, konsep pembangunan seringkali

dikaitkan dengan industrialisasi oleh karena itu seringkali pengertiannya

diangap sama. Proses industrialisasi ini sebenarnya merupakan suatu jalur

kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat

hidup yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu dengan

kata lain, pembangunan industri yang merupakan suatu fungsi dari tujuan

pokok kesejahteraan rakyat bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk

(39)

Adapun beberapa industri yang ada di desa abar-abir antara lain

industri semen, industri pakan ikan, industri mie sedap, industri coklat dan

lain sebagainya. Hampir seluruh masyarakat desa abar-abir telah bekerja

sebagai buruh pabrik di beberapa industri tersebut.

C.Perubahan Masyarakat Dari Gemeinschaft (Pedesaan) Menuju Gesellschaft (Perkotaan)

Perubahan sosial masyarakat adalah sebuah teori yang dicetuskan dari oleh

seorang sosiolog Jerman, Ferdinand Tonnies. Yang dimaksud dengan teori

perubahan masyarakat dalam presepsi Tonnies adalah Gemeinschaft dan

Gesellschaft.

Tonnies memiliki teori yang penting sehingga pada akhirnya berhasil

membedakan konsep tradisional dan modern dalam suatu organisasi sosial, yaitu

Gemeinschaft (yang diartikan sebagai kelompok atau asosiasi) dan Gesellschaft

(yang diartikan seabagai masyarakat modern). Setelah sebelumnya Weber

menegaskan ia melihat perubahan masyarakat terlihat pada kecenderungan

menuju rasionalisasi kehidupan sosial dan organisasi sosial di segal bidang.

Meliputi pertimbangan instrumental, penekanan efesiensi, menjauhkan diri dari

emosi dan tradisi, impersonalitas, manajemen birokrasi dan sebaliknya. Senada

dengan hal itu, Durkheim menegaskan bahwa perkembangan pembagian kerja pun

akan diikuti oleh integrasi masyarakat melalui “solidaritas organik” yang

menimbulkan ikatan yang saling menguntungkan dan kontribusi anggota

(40)

Tonnies memasukkan Gemeinschaft dan Gesellschaft di bukunya (1887)

menurutnya Gemeinschaft adalah sebagai situasi yang berorientasi pada

nilai-nilai, aspiratif, memiliki peran, dan terkadang sebagai kebiasaan asal yang

mendominasi kekuatan sosial. Jadi baginya secara tidak langsung Gemeinschaft

timbul dari dalam individu dan adanya keinginan untuk memiliki hubungan atau

relasi yang didasarkan atas kesamaan dalam keinginan dan tindakan. Individu

dalam hal ini diartikan sebagai pelekat / perekat dan pendukung dari kekuatan

sosial yang terhubung dengan teman dan kerabatnya (keluarganya). Yang

dengannya mereka membangun hubungan emosional dan interaksi atau individu

dengan individu yang lain. Status dianggap berdasarkan atas kelahiran, dan

batasan mobilisasi juga kesatuan individu yang diketahui terhadap tempatnya di

masyarakat.

Sedangkan Gesselschaft adalah sebagai suatu yang kontras, menandakan

terhadap perubahan yang berkembang, berperilaku rasional dalam suatu individu

dalam kesehariannya, hubungan individu dalam kesehariannya, hubungan

individu yang bersifat superficial (lemah, rendah, dangkal), tidak menyangkut

orang tertentu, dan seringkali antar individu tak mengenal. Seperti tergambar

dalam berkurangnya peran dan bagian dalam tataran nilai, latar belakang, norma

dan sikap, bahkan peran pekerja tidak terakomodasi dengan baik seiring dengan

bertambahnya arus urbanisasi dan migrasi juga mobilisasi.

Tonnies juga memaparkan Gemeinschaft adalah wessenwill yaitu

bentuk-bentuk kehendak baik dalam arti positif maupun negatif yang berakar pada

(41)

tubuh dan perilaku atau kekuatan naluriah. Jadi, wessenwill itu sudah merupakan kodrat manusia yang timbul dari keseluruhan kehidupan alami. Sedangkan

Gesellschaft adalah kurwille yaitu bentuk-bentuk kehendak yang mendasarkan

pada akan manusia yang ditujukan pada tujuan-tujuan tertentu dan sifatnya

rasional dengan menggunakan alat-alat dari unsur-unsur kehidupan lainnya. Atau

dapat pula berupa pertimbangan dan pertolongan, sehingga tonnies membedakan

Gemeinschaft dan Gesellschaft menjadi 3 jenis yaitu:

1. Gemeinschaft by blood yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada ikatan

darah atau keturunan didalam pertumbuhannnya masyarakat yang semacam ini

makin lama makin menipis. Contoh: kekerabatan

2. Gemeinschaft of place (locality) yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri

pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk

dapatnya saling tolong menolong. Contoh: RT dan RW

3. Gemeinschaft of mind yaitu Gemeinschaft yang mendasarkan diri pada idiologi

atau pikiran yang sama

Tonnies adalah contoh langkah penganut evolusionisme yang tak

menganggap evolusi identik dengan kemajuan. Menurutnya, evolusi terjadi secara

berlawanan dengan kebutuhan manusia, lebih menuju ke arah memperburuk

ketimbang meningkatkan kondisi manusia. Dan dibawah ini adalah tabel

pemaparan tonnies tentang perbedaan antar Gemeinschaft dengan Gesellschaft

sebagai suatu perubahan yang justru bergerak ke arah memperburuk, menurut

(42)

Ciri Gemeinschaft

(Komunitas)

Gesellschaft (Masyarakat

Modern)

Hubungan Sosial Ikatan Keluarga Pertukaran Ekonomi

Institusi Khas Keluarga Negara Dan Ekonomi

Citra Tentang Individu Kedirian Orang, Warga

Bentuk Kekayaan Tanah Uang

Tipe Hukum Hukum Keluarga Hukum Kontrak

Institusi Sosial Desa Kota

Kontrol Sosial Adat Dan Agama Hukum Dan Pendapatan

Umum

Jadi kesimpulan diantara penyebab terjadi perubahan itu adalah adanya

kecenderungan berfikir secara rasional, perubahan orientasi hidup, proses

(43)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara atau proses yang digunakan di

dalam melakukan penelitian. Sebagaimana metode penelitian dibutuhkan oleh

peneliti untuk tahapan di dalam melakukan penelitian. Menurut Dedy Mulyana

metode adalah proses, prinsip dan prosedur yang kita gunakan untuk mendekati

problem dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodologi adalah suatu

pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.1

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Secara sederhana,

kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian dengan melakukan observasi langsung

ke lapangan dan melakukan wawancara dengan informan. Adapun metodologi

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif guna

memberikan penjelasan tentang fenomena objek yang diteliti, yaitu “Perubahan

sosial Masyarakat Pasca industrialisasi Di Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah

Kabupaten Gresik Jawa Timur”. Pendekatan kualitatif adalah proses penelitian

yang digunakan untuk mengetahui suatu fenomena atau permasalahan sosial yang

terjadi dalam masyarakat.”

Menurut Bogdan dan Taylor, ”kualitatif merupakan prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau informan dan perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada

1

(44)

latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).”2 Mengacu pada pendapat

tersebut, maka dalam pendekatan kualitatif ini tidak boleh mengisolasi individu

atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya

sebagai bagian dari keutuhan. Hal ini dimaksudkan agar dapat memahami

pengalaman dan praktek para key informan untuk menempatkan mereka secara

tepat dan benar dalam konteks penelitian.

Adapun jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif

disebut juga dengan penelitian naturalistik. Penelitian kualitatif ini bertujuan

untuk menyajikan gambaran yang jelas dan meringkaskan berbagai kondisi,

situasi atau berbagai variabel yang berkaitan dengan pengumpulan data untuk

memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala. Juga menjawab

pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subyek penelitian pada saat itu.

Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah, keadaan

atau peristiwa sebagaimana adanya dan sifatnya pun hanya sekedar

mengungkapkan fakta berdasarkan analisis kualitatif.3

Alasan peneliti menggunakan metode penulisan kuantitatif karena sudah

jelas bahwa metode tersebut tidak sesuai dengan objek penulisan yang peneliti

lakukan. Dan selain itu dalam penulisan ini nantinya tidak perlu lagi memerlukan

rujukan pada ilmu alam yang sifatnya lebih dinamis. Langkah selanjutnya yang

dilakukan adalah berusaha untuk merasakan apa yang dialami objek atau

melakukan partisipasi yang mendalam dari research atau istilah lainnya adalah

verstehen. Dengan begitu sudah tidak ada alasan lagi mengapa tidak

(45)

menggunakan metode kuantitatif yaitu karena faktor ketidaksesuaian dengan

objek penelitiannya.

B.Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah

Kabupaten Gresik. Di desa ini Letak kawasan industrialisasi paling banyak dan

letaknya tidaklah jauh dengan Desa Abar-Abir yang kebanyakan penduduk asli

Abar-Abir bekerja disana. Peneliti merasa perlu untuk mengkajinya lebih dalam

dengan melakukan riset ini. Abar-Abir adalah sebuah desa yang berada di

kabupaten Gresik, salah satu kabupaten yang ada di pulau jawa. Mayoritas

penduduk desa ini bekerja sebagai petani, guru, karyawan, pegawai negeri dan

lain-lain dengan kebudayaan setempat yang masih melekat pada mereka.

Sehingga peneliti ingin mengetahui apa yang menyebabkan perubahan sosial

masyarakat Desa Abar-Abir pasca industrialisasi.

Lokasi penelitian yang menjadi pilihan peneliti adalah di Desa Abar-Abir

Kecamatan Bungah Kabupaten Gresik. Dan peneliti juga sengaja memilih daerah

ini karena daerah tersebut dinilai cocok untuk diteiti dan didukung oleh beragam

industrialisasi yang ada di daerah tersebut. Selain itu alasan peneliti untuk

meneliti di lokasi tersebut karena peneliti menilai daerah tersebut mengalami

sebuah perubahan sosial. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya pendatang baru

/ migran yang bekerja di industri sekitar Desa Abar-abir dan bermukim di Desa

Abar-Abir serta kurang bisa mentaati aturan yang ada di desa tersebut. Sehingga

(46)

Adapun waktu penelitian ini berkisar hampir satu bulan. Peneliti mulai

menggali data dari tanggal 1 November 2016 s/d 30 Januari 2017. Waktu ini

dirasa cukup untuk melakukan penggalian data yang sangat mendalam terkait

fenomena perubahan sosial masyarakat Desa Abar-Abir pasca industrialisasi.

Tentu saja dengan memanfaatkan betul waktu yang telah ditentukan. Waktu

tersebut merupakan rancangan dari peneliti yang sewaktu-waktu bisa berubah

karena kebijakan dari program studi ataupun fakultas sebagai lembaga yang

menaungi peneliti.

Tabel 3.1 Proses Penelitian

No Bentuk Kegiatan Waktu

1 Pra-Studi Lapangan 1-21 November 2016

2 Studi Lapangan 22 November- 6 Januari 2017

3 Pembuatan Laporan 7-30 Januari 2017

C.Pemilihan Subyek Penelitian

Pemilihan subjek penelitian kualitatif adalah sebagai perencana, pelaksana,

pengumpul data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi pelopor dari

hasil penelitian. Dengan demikian maka pemilihan subjek penelitian di sini

peneliti berusaha mengambil informan yaitu pertama Kepala Desa selaku

pemimpin di Desa. Yang kedua para tokoh masyarakat karena tokoh masyarakat

ini mewakili masyarakat secara langsung. Ketiga adalah buruh pabrik dan

masyarakat setempat disekitar lokasi industri, karena buruh pabrik dan warga

(47)

pasca industrialisasi. Sehingga dari semua informan diatas tokoh masyarakat desa

Abar-Abir adalah menjadi key informan.

Selain itu masyarakat pada umumnya yang dianggap mampu untuk

menjelaskan tentang tema penelitian yang saya lakukan. Peneliti tidak

menentukan atau membatasi berapa banyak informan yang akan diwawancarai.

Peneliti akan terus mencari informan apabila data yang telah didapatkan dirasa

kurang. Akan tetapi bukan berarti proses penelitian ini tiada akhir. Proses

penggalian data akan dihentikan apabila data yang didapat dirasa cukup.

Sedangkan menurut jenis dan sumber data dalam penelitian ini, dapat di

bedakan menjadi dua yaitu:

1. Sumber Data Primer

Yaitu sumber data yang langsung di dapatkan dari informan dan

memberikan datanya kepada peneliti,4 di antaranya adalah:

a. Dari warga desa abar-abir yang menjadi buruh pabrik di daerah tersebut

b. Dari masyarakat sekitar yang dekat dengan lokasi pengrajin

c. Kepala Desa

Tabel 3.2

Daftar Informan Primer Wawancara

No Nama Status

1 Abdul Mu’is Kepala Desa Abar-Abir

2 Wasik Buruh Pabrik

4

(48)

3 Hariyanto Buruh Pabrik

4 Hendri Warga Setempat

5 H. Rowi Warga Setempat

6 Syarif Warga Setempat

7 Susilawati Warga Setempat

8 Mujiono Tokoh Agama Desa Abar-Abir

2. Sumber Data Sekunder

Yaitu sumber data yang tidak langsung di dapatkan peneliti dari

informan yang memberikan data kepada peneliti, atau data tersebut yang

menyangkut hal yang sangat pribadi sehingga tidak dapat di ungkap data

tersebut seperti, data yang di ambil dari hasil dokumentasi seperti

gambar-gambar, profil desa, artikel-artikel, koran dan lain sebagainya yang dapat

mendukung adanya data utama atau informasi yang telah diperoleh oleh

peneliti di desa Abar-Abir kecamatan Bungah kabupaten Gresik.

D.Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan penelitian tentang perubahan sosial budaya pasca

industrialisasi bagi masyarakat di Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah, Kabupaten

Gresik diperlukan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

a. Melihat Fenomena

Melihat semakin banyaknya keluh kesah yang dirasakan masyarakat

(49)

menarik hipotesa mengenai objek penelitian perubahan sosial budaya pasca

industrialisasi di Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik.

b. Melakukan penulisan proposal

Langkah selanjutnya adalah menulis proposal penelitian. Langkah ini

dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau deskripsi tentang rencana

kegiatan penelitian di Desa Abar-Abir Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik

secara lengkap, jelas, singkat, dan mudah dimengerti sebagai pertimbangan

bagi pihak yang memberikan persetujuan atas kegiatan penelitian yang

diusulkan.

c. Melakukan penelitian

Langkah ini merupakan inti dari kegiatan penelitian yang akan

dilakukan, yang bertujuan untuk mencari, memperoleh, dan menganalisa data

yang telah diperoleh dari tujuan lapangan untuk penelitian.

d. Melakukan Penulisan Laporan

Setelah memperoleh dan menganalisa data yang didapat dari penelitian

lapangan, pada langkah ini dilakukan penulisan laporan secara deskriptif-

interpretatif.5

E.Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Wawancara (interview)

Teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh informasi melalui

kegiatan tanya jawab secara langsung pada informan. Wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu dan Percakapan itu dilakukan oleh dua

5

(50)

pihak, pihak pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan narasumber

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.6 Adapun ada beberapa bentuk

dari metode wawancara tersebut antara lain :

a. Wawancara sistematik

Yaitu wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu

pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang

hendak ditanyakan kepada informan. Sehingga pedoman wawancara

tersebut digunakan oleh pewawancara sebagai alur yang harus diikuti, mulai

dari awal sampai akhir wawancara. Karena biasanya pedoman tersebut telah

disusun sedemikian rupa sehingga merupakan sederetan daftar pertanyaan

baik itu dimulai dari hal-hal yang mudah dijawab oleh informan sampai

dengan hal-hal yang kompleks.

Maka dari itu peneliti melakukan wawancara pada tahap ini adalah

seperti berikut: peneliti lebih dulu mengerti secara pasti siapa informan

sebenarnya, bagaimana budaya, bahasa apa yang biasanya dipakai dan

sebagainya. Kemudian point-point pertanyaan disusun dan peneliti juga

harus menulis atau merekam setiap jawaban daari informan tersebut.

b. Wawancara mendalam

Merupakan wawancara yang dilakukan secara informal biasanya

digunakan bersamaan dengan metode observasi partisipasi. Pada

penggunaan metode ini biasanya pewawancara diharuskan untuk hidup

bersama-sama dengan informan dalam waktu yang relatif lama. Oleh karena

6

(51)

itu proses kehidupan keseharian informan diketahui dan bahkan

pewawancara ikut bersama informan terlibat dalam proses kehidupan dan

kebudayaan informan. Wawancara ini dilakukan tidak menggunakan guide

tertentu dan semua pertanyaan bersifat spontan sesuai dengan apa yang

dilihat, didengar, dirasakan pada saat pewawancara bersama-sama informan.

Biasanya pewawancara memulai melakukan wawancara dengan kondisi

“buta” terhadap apa yang akan diwawancara . walaupun begitu keadaannya,

pewawancara perlu juga memiliki pengetahuan dasar yang ada hubungan

dengan apa yang akan diwawancarainya.

Hal ini juga dipakai oleh peneliti untuk menggali data seperti ini

yakni peneliti ikut andil dalam kehidupan sehari-hari informan misal acara

mantenan, bersih-bersih kampung dan kegiatan RT lainnya. Sembari

bertanya-tanya tentang apa yang ada di daerah desa tersebut.

2. Metode pengamatan (Observasi)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis, yang

dilakukan dengan mengadakan suatu pengamatan secara terus-menerus sebagai

pengamatan dan pencatatan fenomena yang diteliti. Observasi

memungkinkan melihat dan mengamati sendiri perilaku dan kejadian

sebagaimana keadaan sebenarnya. Dalam hal ini ada beberapa bentuk observasi

antara lain:

a. Observasi langsung

Adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek

Gambar

Tabel 3.1 Proses Penelitian
Tabel 3.2 Daftar Informan Primer Wawancara
Tabel 4.1 Batas-Batas Wilayah Desa Abar-Abir
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Produktif Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

“Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu,

Walaupun semua syarat-syarat untuk memperkaya prinsip-prinsip di atas telah dipenuhi, orang tidak mungkin mengingkari bahwa arsitektur modern telah menciptakan suatu

Berdasarkan hasil temuan terhadap tingkat kematangan kinerja tata kelola TI Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga, maka diperoleh hasil rata-rata tingkat

Total waktu yang dibutuhkan UKM mitra untuk menghasilkan bahan pakaian tenun berupa baju kurung, baju gamis dan baju laki-laki bisa selesai 1 hari atau lebih

Kemudian, Pemohon beranggapan bahwa kedua undang-undang tersebut yang poin-poin yang sudah dijelaskan tadi bahwa bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1), (2), dan (3)

Dari 9 subyek tersebut, yang sesuai dengan teori Bielory (2006) bahwa keberadaan minimal satu eosinofil dalam hasil scraping konjungtiva sebagai bukti

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis akan menarik

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian bahan organik ampas tahu dan dedak melalui proses fermentasi bakteri probiotik memberikan pengaruh yang