• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proceeding Penerapan Pendidikan Multikultural pada Anak Usia Dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proceeding Penerapan Pendidikan Multikultural pada Anak Usia Dini"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Pendidikan Multikultural pada Anak Usia Dini

*) Penulis Arumi Savitri Fatimaningrum (NIP 13231997)

Dosen FIP-UNY, Jurusan PPSD, Program Studi PGTK

Pendahuluan

Istilah multikultural mulai marak digunakan sekitar tahun 1950-an, terkait

dengan kalimat yang termuat dalam sebuah surat kabar Kanada, Montreal Times yang

menggambarkan masyarakat Montreal sebagai masyarakat “multi-cultural” dan

“multi-lingual”. Kultur atau budaya sendiri pada perkembangannya diartikan sebagai suatu pemahaman pada sekelompok manusia yang mempengaruhi cara berpikir

(think), merasa (feel), percaya (believe), dan bertindak (act). Dengan begitu budaya tidak hanya terkait pola hidup seseorang yang ditentukan oleh etnis, ras maupun

agama yang dianutnya, tapi juga gaya hidup yang dimiliki. Sebagai contoh adalah

orang-orang yang meski hidup di daerah yang sama tapi memiliki latar belakang

ekonomi yang bertolak belakang maka mereka akan memiliki cara berpikir,dan

bertindak yang sangat jauh berbeda.

Pemahaman mengenai keragaman budaya atau multikultur perlu dimiliki

seluruh anggota masyarakat untuk menghindari konflik yang mungkin terjadi akibat

perbedaan-perbedaan yang ada. Sejauh ini cara yang efektif untuk memberikan

pemahaman adalah melalui pendidikan, sehingga muncul istilah Pendidikan

Multikultural. Pendidikan multikultural didefinisikan sebagai "pendidikan untuk/

tentang keragaman kebudayaan dalam merespon perubahan demografis dan kultural

lingkungan masyarakat tertentu atau bahkan dunia secara keseluruhan" (El-Ma’hady,

2004)

Di Indonesia pendidikan multikultural telah diberikan dalam bentuk

pendidikan kewiraan, kepramukaan, dan kewarganegaraan sebagai bagian dari proses

usaha membangun cara hidup multikultural untuk memperkuat wawasan kebangsaan.

Akan tetapi, Asy’arie (2004) menuturkan adanya kenyataan yang menunjukkan bahwa pendidikan kewiraan sudah mulai kehilangan dimensi kulturalnya sebagai

akibat krisis militer dalam sejarah politik bangsa Indonesia. Sementara pendidikan

(2)

aktualisasi hidup di tengah realitas perubahan sosial yamg kompleks dalam tekanan

budaya global yang cenderung matrealistik dan hedonistik.

Mengingat pentingnya pemahaman mengenai keragaman budaya di Indonesia

maka pendidikan multikutural perlu dicarikan cara agar dapat tetap terinternalisasi

dalam jiwa masyarakat. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan

memberikan pendidikan multikultural sejak awal kepada anak usia dini sehingga

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, konsep tarbiyah aqliyah adalah suatu konsep pendidikan akal untuk berpikir benar, agar terbebas dari pemikiran yang tanpa dasar sehingga mampu

For example, you can defi ne an abstract generic base class that is implemented with a concrete type in the derived class.. Consider the following example, where the class

Didalam muatan lokal dapat berupa seni budaya, prakarya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan,bahasa dan teknologi yang semuanya berkaitan

Dalam hal demikian, maka akan ditelaah muatan isi (subtansi) dari ketentuan pidana dan dikaji seberapa jauh penetapan sebagai tindak pidana tersebut memajukan atau selaras

Meski bentuk- bentuk proteksionisme ekonomi dan kultural merupakan hal dinilai Giddens merupakan sesuatu yang “tidak masuk akal dan tidak diinginkan”, dalam pro - yek politik

Hasil riset yang berbeda tentang pengaruh struktur good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan pertumbuhan perusahaan pada nilai

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelatihan kebersyukuran efektif dalam meningkatkan tingkat resiliensi pada masyarakat di daerah rawan

Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya 35 (tiga puluh lima) tahun pada tanggal 1 Januari 2010 dan atau yang memenuhi ketentuan