PENGOLAHAN
BIJI METE
Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) LPTP Koya Barat, Irian JayaNo. 08/96 Diterbitkan oleh: Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Koya Barat
Jl. Yahim – Sentani – Jayapura
Februari 1996 Agdex: 190/17
I. PENDAHULUAN
Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L) telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia, namun baru saat ini sedang dalam pengembangannya baik oleh perkebunan rakyat maupun oleh perkebunan besar swasta.
Selain sebagai tanaman yang produktif jambu mete ini bermanfaat juga sebagai tanaman penghijauan, dan tanaman konservasi dalam rehabilitasi lahan kritis.
Hasil utamanya adalah biji (kacang) mete; minyak loka (Cashew Nut Shell Liquid = CNSL) atau Cairan Kulit Biji Mete (CKBM) serta daging buah jambu mete. Kedua hasil yang disebutkan terdahulu diperoleh dari gelondong mete yang merupakan buah aslinya. Biji mete (Cashew kernel) dapat dikonsumsi sebagai makanan kecil (snack) serta bahan baku pada industri makanan. Selain itu merupakan salah satu komoditi export yang persyaratan mutu-nya telah ada pada standard perdagangan Indonesia.
Faktor utama dalam pengembangan produk adalah mutu, yaitu menentukan nilai jual dari produk tsb. Pada jambu mete dengan tingkat mutu dengan tingkat mutu yang tinggi diharapkan akan diperoleh harga yang relatif lebih baik, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani, penerimaan devisa dan sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.
Untuk mendapatkan tingkat mutu tsb, maka peran teknologi pasca panen dengan aspek-aspeknya seperti pemanenan; penanganan bahan segar; pengawetan; pengolahan dan pembinaan mutu sangat ditentukan.
Bahasan kita kali ini akan lebih difokuskan pada aspek pengolahan biji metenya saja.
II. PENGOLAHAN BIJI METE
Salah satu hambatan dalam pengolahan biji mete adalah cara mengupas untuk memperoleh bijinya secara utuh. Hal ini mengingat adanya bentuk; sifat-sifat kulit serta adanya CKBM tadi yang bersifat racun dan berkarat. Tahapan pengolahannya pada dasarnya adalah:
A. Pengeringan Mete Gelondong
B. Penyimpanan Mete Gelondong
- mete yang disimpan harus yang telah kering sempurna.
- Bagi yang belum kering CKBM-nya akan mengakibatkan bijinya
ber-warna coklat.
- penyimpanan bisa dengan cara curahan (baik) atau kemasan karung.
C. Pengupasan Kulit Mete Gelondong
- Cara Pengupasan dapat secara manual yaitu dengan cara pukulan
dengan alat kacip belah serta kacip ceklok (lihat gambar).
Cara pengupasan berikutnya yaitu dengan cara mekanis yang kompleks yaitu:
a. Cara pukulan
- mula-mula buah mete-nya digoreng (baik dengan pan terbuka
maupun dengan pemanas CNSL). Kemudian disirami air, atau diberi abu, serbuk gergaji dll, lalu metenya diletakan diatas landasan (bagian perut menghadap keatas dan bagian punggung dibawah). Pemukulan dilakukan dari atas dengan sebuah kayu terhadap mete satu persatu. Bagi yang terampil bisa mencapai 5 - 8 kg/hari (= 8 jam).
b. Cara kacip belah
- mete gelondong diletakan di atas landasan dengan bagian perut menghadap keatas. Kacip diletakan sehingga mete terbelah dua. Biji dikeluarkan dari belahan pakai pisau/paku yang ujungnya pipih. Hasil biji mete berkualitas rendah.
c. cara dengan kacip ceklok
- metenya ditempatkan diatas landasan cekung, dengan bagian perut dibagian atas. Kacip diturunkan, ditekan sehingga mengiris kulit gelondong. Setelah itu ditekan lagi ke arah bawah kesamping luar. Pengupasan akan terjadi sepanjang garis belahan, lalu bijinya dicongkel dengan pisau untuk melepaskan biji dari belahan kulit.
D. Pengeringan Biji :
- dilakukan setelah biji dikupas, tujuan-nya mengurangi kadar air-nya
hingga 3 % dan untuk mempermudah pengupasan kulit ari biji mete (testa).
- pengeringan bisa dengan mata hari atau dengan cara mekanis.
Kelemahannya yang kadar air-nya lebih 3% biji sangat rapuh (mudah hancur). Dengan cara mekanis dilakukan pada suhu optimum 700c selama 4 - 8 jam. Kualitasnya baik dengan kadar air ± 3 %.
E. Pengupasan Kulit Mete (kulit ari)
- dilakukan segera setelah selesai dikeringkan.
- pengupasan dapat secara manual
- cara lain yang dilakukan petani yaitu proses gabungan antara
penggorengan bersama-sama dengan pengupasan. Pada cara mekanis biji metenya perlu dilembabkan kembali hingga mencapai kadar air 5 % (cara ini tidak dilakukan petani didaerah).
F. Sortasi dan Grading/Pengelompokan Tingkat:
- dasar sortasi dan grading- ialah keadaan, ukuran serta warna.
- berdasarkan keadaan dapat dibedakan 6 golongan yaitu: biji
utuh/whole; biji sedikit utuh/butts; biji belahan/splits; remukan besar/large pieces; remukan kecil/small pieces; remukan halus/baby bits.
- gelondong yang didapat berdasarkan warna yaitu biji putih/white
kernels; biji agak putih/fancy; biji 1/2 gosong/desserts; dan biji gosong/scarched
- beberapa standar menurut besar dan warna biji yang ada dalam
perdagangan a.1. : white wholes (biji utuh seluruhnya, tiap ons berisi 100-200 biji, kerusakan akibat pengangkutan maksimal 10% dan bebas kotoran); butts (sebagian kecil bijinya sudah pecah); white splits (biji pecah/terbelah menjadi 2 bagian) large white pieces (biji pecah dengan ukuran diatas 0,6 cm); white small pieces (biji pecah dengan ukuran diatas 0, 4-0,5 cm) dan scorched grades (standar yang paling rendah biji terbakar ringan).
G. Pengemasan
- perlu segera dilakukan karena biji-bijinya mudah sekali rusak.
- kemasannya dapat berupa peti/kaleng, plastik kemas dalam keadaan
(AF/012/96)