PENINGKATAN PRODUKSI,
PRODUKTIVITAS DAN MUTU
TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
DESEMBER 2012
PEDOMAN UMUM
GERAKAN NASIONAL PENINGKATAN
PRODUKSI DAN MUTU KAKAO
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2013
i1
KATA PENGANTAR
Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao (Gernas Kakao) adalah upaya percepatan peningkatan produktivitas dan mutu hasil kakao nasional melalui pemberdayaan secara optimal seluruh pemangku kepentingan serta sumberdaya yang tersedia.
Gerakan ini dilaksanakan mulai tahun 2009 pada 9 provinsi 40 kabupaten, tahun 2010 pada 13 provinsi 56 kabupaten, tahun 2011 pada 25 provinsi 98 kabupaten, tahun 2012 pada 14 provinsi dan 50 kabupaten. Pada tahun 2013 ini Gernas Kakao dilaksanakan di 5 provinsi 29 kabupaten. Pertanaman kakao di wilayah tersebut pada umumnya kondisi tanamannya sudah tua/rusak dan kurang terawat, terserang hama dan penyakit dengan tingkat serangan sedang sampai berat, sehingga memerlukan upaya perbaikan secara menyeluruh agar produktivitas dan mutu dapat ditingkatkan.
Sasaran Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao meliputi perbaikan tanaman kakao rakyat seluas 450.000 ha melalui
peremajaan, rehabilitasi, intensifikasi,
pemberdayaan petani, pengendalian hama dan
penyakit, perbaikan mutu kakao, serta
penyediaan sarana pendukung lainnya.
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2013
ii1
1643/Kpts/OT.160/12/2008 tanggal 2 Desember
2008 tentang Penyelenggaraan dan
Pembentukan Tim Koordinasi Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao.
Pedoman Umum ini merupakan
penyempurnaan dari Pedoman Umum Tahun 2009, Tahun 2010, Tahun 2011 dan Tahun 2012, untuk dipergunakan sebagai acuan para pihak terkait dalam pelaksanaan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao di lapangan.
Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2013
iii1
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR LAMPIRAN ... V BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 4
1.3. Sasaran ... 4
1.4. Dasar Hukum ... 5
1.5. Pengertian dan Definisi ... 8
BAB II PENDEKATAN DAN POLA GERAKAN 11 2.1. Pendekatan Gerakan ... 11
2.2. Pola Gerakan ... 12
BAB III RUANG LINGKUP KEGIATAN ... 15
3.1. Kegiatan Utama ... 15
3.2. Kegiatan Pendukung ... 15
3.3. Waktu dan Lokasi Gerakan .... 16
BAB IV KELOMPOK SASARAN, TATA CARA SELEKSI ... 18
4.1. Petani/Pekebun ... 18
4.2. Penetapan Kelompok Sasaran . 19 BAB V TENAGA PENDAMPING ... 20
BAB VI PEMBERDAYAAN PETANI ... 22
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2013
iv1
BAB VIII MEKANISME PENYALURAN BANTUAN 25
BAB IX PEMBIAYAAN ... 26
9.1. Sumber Pembiayaan ... 26
9.2.Pembiayaan Yang Bersumber dari Perbankan ... 26 9.3. Mekanisme Pembiayaan ... 26
BAB X MANAJEMEN PELAKSANAAN ... 29
10.1. Organisasi ... 29
10.2. Pembinaan dan Koordinasi ... 30
10.3. Monitoring dan Evaluasi ... 31
10.4. Pelaporan ... 31
BAB XI INDIKATOR KEBERHASILAN ... 33
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2013
v1
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Struktur Organisasi Pelaksanaan
Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao
36
Lampiran 2 Daftar Nominatif Kelompok
Tani
37
Lampiran 3 Surat Pernyataan Petani
Peserta
38
Lampiran 4 Rekapitulasi kebutuhan
Kelompok Tani Kegiatan
Rehabilitasi Tingkat Kecamatan 39
Lampiran 5 Rekapitulasi kebutuhan
Kelompok Tani Kegiatan
Rehabilitasi Tingkat Kabupaten
40
Lampiran 6 Rencana Usulan Kegiatan
Rehabilitasi
41
Lampiran 7 Rekapitulasi Rencana Usulan
Kegiatan
42
Lampiran 8 Daftar Anggota Kelompok Tani
Penerima Bantuan
43
Lampiran 9 Berita Acara Serah Terima
Barang
44
Lampiran 10 Berita Acara Serah Terima
Barang Petani Penerima
Bantuan
45
Lampiran 11 Rincian Kegiatan Gerakan
Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao 2009 - 2011
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2013
vi1
Lampiran 12 Lokasi Areal Gerakan Nasional
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Tahun 2009
47
Lampiran 13 Lokasi Areal Gerakan Nasional
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Tahun 2010
53
Lampiran 14 Lokasi Areal Gerakan Nasional
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Tahun 2011
54
Lampiran 15
Lampiran 16
Lokasi Areal Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Tahun 2012
Daftar Provinsi dan Kabupaten Kegiatan Rehabilitasi Pelaksana Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Tahun 2013
58
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Pada tahun 2009, luas areal tanaman kakao di Indonesia mencapai 1.587.136 ha yang terdiri dari 1.491.808 ha (93,9%) Perkebunan Rakyat, 49.489 ha Perkebunan Besar Negara dan 45.839 ha Perkebunan Besar Swasta, dengan jumlah petani yang terlibat secara langsung sebanyak 1.475.353 KK. Produksi sebesar 809.583 ton
menempatkan Indonesia sebagai negara
produsen terbesar kedua dunia setelah Pantai Gading (1.380.000 ton). Ekspor kakao Indonesia pada tahun 2009 mencapai 521,3 ribu ton dengan nilai US$ 1,3 milyar menempatkan kakao sebagai penghasil devisa terbesar ketiga sub sektor perkebunan setelah kelapa sawit dan karet.
Sentra kakao Indonesia tersebar di Sulawesi (63,8%), Sumatera (16,3%), Jawa (5,3%), Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan Bali (4,0%), Kalimantan (3,6%), Maluku dan Papua (7,1%).
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 2 kurang produktif dan terkena serangan hama dan penyakit dengan tingkat serangan sedang sehingga perlu dilakukan rehabilitasi, dan 145.000 ha kebun kakao dengan tanaman tidak terawat serta kurang pemeliharaan sehingga perlu dilakukan intensifikasi.
Serangan hama penyakit utama adalah
Penggerek Buah Kakao (PBK) dan penyakit
Vascular Streak Dieback (VSD), mengakibatkan
menurunnya produktivitas menjadi 660
kg/ha/tahun atau sebesar 37% dari produktivitas yang pernah dicapai (1.100 kg/ha/thn). Hal ini mengakibatkan kehilangan hasil sebesar 184.500 ton/thn atau setara dengan Rp 3,69 triliun per
tahun. Selain menurunkan produktivitas,
serangan tersebut menyebabkan mutu kakao rakyat rendah, sehingga ekspor biji kakao ke Amerika Serikat mengalami pemotongan harga sebesar US$ 301,5/ton. Rendahnya mutu kakao menyebabkan citra kakao Indonesia menjadi kurang baik di pasar internasional.
Upaya pengembangan kakao dihadapkan
berbagai kendala antara lain (1) produktivitas tanaman dibawah potensi normal; (2) adanya berbagai serangan hama penyakit yang sulit dikendalikan oleh petani secara individual; (3) mutu biji rendah; (4) industri hilir dalam negeri belum berkembang sehingga masih dalam bentuk produk primer; (5) sulitnya petani
mendapatkan pendanaan khusus untuk
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 3 Selama ini telah dilakukan berbagai upaya untuk
memperbaiki kondisi tersebut seperti
pemberdayaan petani melalui Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) dan Sistem Kebersamaan Ekonomi (SKE), serta penerapan teknologi pengendalian dengan metoda PSPsP (pemangkasan, sanitasi, panen sering dan pemupukan) untuk pengendalian PBK dan VSD serta penyediaan benih unggul. Mengingat pelaksanaannya masih parsial dalam skala kecil, maka hasilnya belum optimal. Oleh karena itu kegiatan-kegiatan tersebut perlu
dilakukan secara serentak, terpadu dan
menyeluruh melalui suatu gerakan yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan maupun sumberdaya yang ada.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Wakil Presiden RI pada pertemuan koordinasi tanggal 6 Agutus 2008 telah menegaskan perlunya Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao dan selanjutnya pada tanggal 10 Agustus 2008 Wakil Presiden RI mencanangkan Gerakan dimaksud di Mamuju, Sulawesi Barat, yang ditindaklanjuti dengan kesepakatan para Gubernur se-Sulawesi, Perbankan, Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi.
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 4 Maluku, Papua dan Papua Barat) dan 40 kabupaten. Sedangkan pada tahun 2010 menjadi 13 provinsi (Sulsel, Sultra, Sulbar, Sulteng, Bali, NTT, Maluku , Papua dan Papua Barat, Kalbar, Kaltim, Gorontalo dan Maluku Utara) dan 56 kabupaten. Ke empat provinsi baru (Kalbar, Kaltim, Gorontalo dan Maluku Utara). Pada tahun 2011 pelaksanaan Gerakan berkembang menjadi 25 provinsi dan 98 kabupaten. Gernas tahun 2012 masih dilanjutkan karena target program belum tercapai sehingga pada tahun 2012 dilaksanakan di 14 provinsi dan 50 kabupaten. Pada tahun 2013 ini Gernas masih dilanjutkan karena target program kegiatan Rehabilitasi masih belum tercapai. Pada tahun 2013 khusus kegiatan Rehabilitasi ada di 5 provinsi dan 29 kabupaten.
1.2. Tujuan
Tujuan disusunnya Pedoman Umum adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao.
1.3. Sasaran
(1) Tersedianya Pedoman Umum Gerakan
Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao.
(2) Tercapainya kesamaan pemahaman dalam
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 5
(3) Terlaksananya Gerakan sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan.
1.4. Dasar Hukum
Dasar hukum penyusunan Pedoman Umum Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao adalah :
(1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992
tentang Sistem Budidaya Tanaman
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);
(2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004
tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411);
(3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839;
(4) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun
1995 tentang Perbenihan Tanaman
(Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3616);
(5) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 6
Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
(6) Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun
2004 tentang Pembentukan Kabinet
Indonesia Bersatu;
(7) Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia juncto Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;
(8) Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia;
sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2007;
(9) Peraturan Menteri Pertanian Nomor
299/Kpts/OT.140/7/ 2005 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pertanian; sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 11/Permentan/ OT.140/2/2007;
(10) Peraturan Menteri Pertanian Nomor
341/Kpts/OT.140/ 2005 tentang
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 7
Pertanian Nomor
12/Permentan/OT.140/2/2007;
(11) Peraturan Menteri Pertanian Nomor
33/Permentan/ OT.140/7/2006 tentang
Pengembangan Perkebunan Melalui
Program Revitalisasi Perkebunan;
(12) Keputusan Menteri Pertanian Nomor
511/Kpts/PD.310/9/2006 tentang Jenis Komoditi Tanaman Binaan Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Direktorat Jenderal Hortikultura;
(13) Peraturan Menteri Keuangan Nomor
117/PMK.06/2006 tentang Kredit
Pengembangan Energi Nabati dan
Revitalisasi Perkebunan.
(14) Keputusan Menteri Pertanian Nomor
1643/kpts/OT.160/12/2008 tanggal 2
Desember 2008 tentang Penyelenggaraan dan Pembentukan Tim Koordinasi Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional.
(15) Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
3540/Kpts/OT.160/10/2010 tanggal 26
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 8 1.5. Pengertian dan Definisi
Beberapa istilah/pengertian yang digunakan dalam Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao adalah :
(1) Entres adalah bahan tanam yang
digunakan untuk sambung samping, berasal dari cabang plagiotrop;
(2) Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao adalah upaya percepatan perbaikan budidaya tanaman kakao rakyat dalam rangka peningkatan produktivitas tanaman dan mutu hasil kakao nasional
dengan memberdayakan/melibatkan
secara optimal seluruh potensi pemangku kepentingan serta sumberdaya yang ada, di 5 provinsi meliputi 29 kabupaten sentra kakao yang terkena serangan hama dan penyakit dengan kategori sedang sampai dengan berat;
(3) Laboratorium Lapangan adalah unit
pelaksana teknis yang mempunyai tugas dan fungsi dalam bidang pengamatan, peramalan, pemeriksaan, pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), analisis dan evaluasi hasil pengendalian OPT, pengembangan metoda pengamatan/ peramalan/ pengendalian, pemantauan daerah sebar OPT dan faktor iklim serta
pembuatan koleksi, visualisasi dan
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 9
(4) Pemberdayaan Petani adalah upaya untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam mengelola usaha taninya;
(5) Pengendalian Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) adalah segala kegiatan
atau upaya untuk mencegah dan
menanggulangi serangan OPT terhadap tanaman. Pengendalian OPT bertujuan untuk menekan populasi dan atau tingkat serangan OPT agar tidak merugikan secara ekonomis, dan aman bagi manusia dan
lingkungan hidup. Pengendalian OPT
dilakukan dengan sistem PHT;
(6) Rehabilitasi kebun adalah perbaikan
kondisi tanaman (pertumbuhan dan
produktivitas) melalui teknologi sambung samping dengan menggunakan bahan tanam unggul;
(7) Petugas Pendamping adalah petugas yang mendampingi petani untuk membantu, membimbing dan membina petani dalam
melaksanakan Gerakan Nasional
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao;
(8) RUK adalah Rencana Usulan Kegiatan
Kelompok Tani yang berisi rincian bantuan
yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan rehabilitasi;
(9) Standar mutu adalah standar yang
ditetapkan oleh Badan Standardisasi
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 10
(10) Substasiun Penelitian Kakao adalah unit pelaksana teknis yang mempunyai tugas dan fungsi dalam bidang penelitian,
pengembangan (termasuk penyediaan
bahan tanam unggul), transfer teknologi, pelatihan dan percontohan teknologi budidaya tanaman kakao spesifik lokasi;
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 11 BAB II
PENDEKATAN DAN POLA GERAKAN
2.1. Pendekatan Gerakan
Pendekatan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao sebagai berikut :
(1) Gerakan dilaksanakan oleh seluruh
pemangku kepentingan yaitu pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, perbankan, petani, swasta dengan mengoptimalkan sumberdaya yang ada;
(2) Lahan merupakan hamparan yang kompak
atau berkelompok;
(3) Pemberdayaan petani dilakukan melalui
pelatihan dan pendampingan;
(4) Tanaman produktif dengan kondisi rusak
sedang dilakukan rehabilitasi dengan cara
sambung samping menggunakan klon
unggul;
(5) Bahan tanam (entres), pupuk untuk
rehabilitasi, serta sarana pendukung
sebagian disediakan oleh Pemerintah;
(6) Biaya tenaga kerja untuk pelaksanaan di kebun petani menjadi tanggungjawab petani/pekebun, kecuali tenaga kerja
penebangan batang utama untuk
rehabilitasi, sebagian ditanggung oleh pemerintah;
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 12 tahun ke-2 dan seterusnya memanfaatkan fasilitas kredit Revitalisasi Perkebunan melalui perbankan;
(8) Peserta Gerakan wajib mengelola kebun
sesuai standar teknis dengan bimbingan dari pendamping/ penyuluh/fasilitator dan instansi pembina;
(9) Petani peserta berdomisili di wilayah
Gerakan dan merupakan pemilik kebun; 2.2 Pola Gerakan
Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao dilaksanakan dengan mensinergikan seluruh pemangku kepentingan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
(1) Pemerintah Pusat
a. Menyediakan pembiayaan untuk
pengadaan bahan tanam (entres untuk sambung samping);
b. Menyediakan pembiayaan untuk
pengadaan pupuk dasar pada kegiatan rehabilitasi;
c. Menyediakan sebagian bantuan upah tenaga kerja petani untuk penebangan
batang utama pada kegiatan
rehabilitasi;
d. Menyediakan pembiayaan untuk
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 13
e. Menyediakan pembiayaan tenaga
pendamping dan sarana pendukung;
f. Menyediakan sebagian pembiayaan
untuk kegiatan pemberdayaan petani;
g. Menyediakan pembiayaan untuk
operasionalisasi dan penguatan
Substasiun Penelitian Kakao di 4 provinsi dan pemeliharaan 4 kebun percontohan
serta penguatan 1 Laboratorium
Lapangan (LL);
h. Menyediakan sebagian pembiayaan
untuk perbaikan mutu/sosialisasi
penerapan Standar Mutu;
i. Menyediakan pembiayaan pembinaan,
koordinasi, monitoring dan evaluasi dalam pengawalan kegiatan Gerakan di 5 Provinsi dan 29 Kabupaten.
(2) Pemerintah Provinsi
Menyediakan anggaran APBD dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao;
a. Pengadaan dan penyediaan sarana produksi dan pelayanan informasi;
b. Penjamin/avalis pinjaman petani
terhadap Perbankan;
c. Penyediaan sebagian pembiayaan untuk pemberdayaan petani;
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 14 e. Menyediakan lahan untuk pembangunan
substasiun penelitian dan untuk
laboratorium lapangan. (3) Pemerintah Kabupaten
Menyediakan anggaran APBD untuk
mendukung Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao, yang meliputi kegiatan :
a. Penetapan Calon Petani/Calon Lahan (CP/CL);
b. Peningkatan mutu; c. Pemberdayaan Petani. (4) Perbankan
Menyediakan fasilitas kredit Revitalisasi Perkebunan untuk pemeliharaan tahun ke dua dan seterusnya (pupuk, pestisida, alat pertanian).
(5) Swasta/Asosiasi
Pelaksanaan sosialisasi penerapan Standar Mutu dan penyediaan sarana pasca panen.
(6) Petani
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 15 BAB III
RUANG LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup Kegiatan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao meliputi : 3.1. Kegiatan Utama
(1) Rehabilitasi tanaman seluas 28.280 ha yang kegiatannya meliputi sambung samping, pemotongan batang utama, penanaman pohon pelindung, pemeliharaan hasil sambungan, pemupukan dan pengendalian hama penyakit;
(2) Pemberdayaan petani yang pesertanya berasal dari petani yang terlibat dalam kegiatan rehabilitasi kakao, kegiatannya
meliputi pelatihan petani dan
pendampingan petani oleh tenaga
pendamping;
(5) Penerapan Standar Mutu yang kegiatannya meliputi penyediaan sarana sosialisasi standar mutu, sosialisasi standar mutu dan penyediaan sarana pasca panen.
3.2. Kegiatan Pendukung
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 16 (2) Operasionalisasi dan penguatan 4 unit Substasiun penelitian dan pemeliharaan 4 kebun percontohan;
(3) Operasionalisasi 1 unit Laboratorium
Lapangan;
(4) Pengembangan sistem data base teknologi budidaya kakao, yang kegiatannya adalah pemetaan eksisting perkebunan kakao yang
merupakan interpretasi pemetaan
mencakup 5 provinsi 29 kabupaten, pemetaan sebaran kakao yang terserang OPT dan bahan/data pendukung lainnya, validasi lapangan terhadap peta hasil interpretasi;
(5) Eksploitasi fasilitas transportasi untuk TKP dan PLP-TKP;
(6) Pembangunan Unit Pengolahan Hasil
Peningkatan Mutu Biji Kakao dan sarana pendukungnya;
(7) Uji coba Sertifikasi Kebun Kakao
Berkelanjutan di Kabupaten Polewali Mandar dan Mamuju Provinsi Sulawesi Barat dan di Kabupaten Kolaka dan Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara;
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 17 3.3. Waktu dan Lokasi Gerakan
(1) Waktu
Pelaksanaan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao 2013 dimulai Januari s/d Desember 2013.
(2) Lokasi
Gerakan dilaksanakan di 5 provinsi dan di 29 kabupaten, yaitu :
a. Sulawesi Selatan di Kabupaten Bone, Soppeng, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Bulukumba dan Sinjai;
b. Sulawesi Barat di Kabupaten, Polewali Mandar, Mamasa, Majene, Mamuju dan Mamuju Utara;
c. Sulawesi Tengah di Kabupaten,
Donggala, Parigi Moutong, Poso,
Morowali, Toli-Toli, Buol, dan Sigi; d. Sulawesi Tenggara di Kabupaten
Konawe, Kolaka, Kolaka Utara, Konawe Selatan, Konawe Utara, Bombana, Buton dan Buton Utara;
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 18 BAB IV
KELOMPOK SASARAN, TATA CARA SELEKSI
Kelompok sasaran dan tata cara seleksi peserta Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao sebagai berikut :
4.1. Petani / Pekebun
Persyaratan Calon Petani peserta Gerakan
Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao adalah sebagai berikut :
(1) Petani pemilik kebun kakao;
(2) Berdomisili di wilayah Gerakan yang
dibuktikan dengan identitas lengkap
seperti KTP dan Kartu Keluarga (KK);
(3) Berusia 21 tahun ke atas atau telah
menikah;
(4) Tergabung dalam kelompok tani kakao
yang merupakan kelompok sasaran;
(5) Jumlah anggota kelompok sasaran lebih
kurang 30 orang;
(6) Bersedia mengikuti ketentuan Gerakan
sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan;
(7) Ditetapkan sebagai peserta Gerakan
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 19 Kebun kakao yang dapat diikutsertakan dalam Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao adalah :
(1) Kebun dengan tanaman yang umurnya
masih produktif (umur kurang dari 15 tahun), tapi dalam kondisi rusak “sedang”
karena serangan hama penyakit;
(2) Lahan berupa hamparan dan berkelompok
yang memenuhi persyaratan kesesuaian lahan;
(3) Luas pemilikan lahan maksimal 4 (empat) hektar;
(4) Lahan harus dapat disertifikasi.
4.2. Penetapan Kelompok Sasaran
Kelompok sasaran (Calon Petani/Calon Lahan) diseleksi oleh Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan, yang selanjutnya
ditetapkan berdasarkan surat keputusan
Bupati/Walikota.
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 20 BAB V
TENAGA PENDAMPING
Tenaga Pendamping diperlukan untuk mengawal pelaksanaan Gerakan di lapangan agar benar-benar sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Tenaga pendamping tersebut adalah Sarjana Pertanian yang berasal dari Perguruan Tinggi setempat dan digunakan dalam Gerakan dengan
sistem kontrak, sedangkan rekrutmennya
dilakukan oleh Dinas yang membidangi
Perkebunan dari masing-masing provinsi,
dengan kriteria yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan.
Pembantu Lapang Petugas Tenaga Kontrak Pendamping (PLP-TKP) adalah tenaga kontrak perkebunan lulusan SLTA/Sekolah Kejuruan Pertanian yang direkrut oleh Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan selama kurun waktu tertentu dan melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai Pembantu TKP untuk
pelaksanaan kegiatan Gerakan Nasional
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao serta tidak menuntut menjadi pegawai negeri Kementerian Pertanian;
Petugas pendamping mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :
a. Mengkoordinasikan penyelenggaraan
penyuluhan khususnya masalah perkakaoan.
b. Melakukan pembinaan teknis budidaya
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 21 c. Melakukan penumbuhan dan pembinaan
kelembagaan petani.
d. Menjembatani fungsi instansi/lembaga yang terkait dengan pembiayaan melalui program revitalisasi dengan perbankan.
e. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan
Gerakan sesuai dengan jadual yang
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 22 BAB VI
PEMBERDAYAAN PETANI
Pemberdayaan Petani merupakan upaya untuk
meningkatkan kemampuan petani dalam
mengelola usaha taninya melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap secara bertahap dan berkelanjutan dengan pelatihan dan pendampingan.
Untuk Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao para petani akan dilatih dan
ditingkatkan pengetahuannya dalam
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 23 BAB VII
JENIS BANTUAN YANG DIBERIKAN KEPADA PETANI PESERTA
Bantuan kepada petani peserta Gerakan yang diberikan berupa :
7.1. Entres untuk Sambung Samping
(1) Sumber entres untuk pelaksanaan
sambung samping dalam kegiatan rehabilitasi harus berasal dari kebun-kebun yang telah diseleksi serta dimurnikan oleh Tim Teknis (Ditjen Perkebunan, Puslit Koka, BBP2TP, UPTD Provinsi/Kabupaten/ Kota) dan ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan;
(2) Penyediaan entres dan pelaksanaan
sambung samping dilakukan secara
kontraktual oleh perusahaan
perbenihan yang sudah berpengalaman dan memiliki TRUP.
7.2. Sarana Produksi dan Peralatan untuk Rehabilitasi
(1) Pupuk yang akan digunakan untuk
rehabilitasi merujuk kepada
rekomendasi hasil analisa tanah yang dilakukan oleh lembaga penelitian
yang ditunjuk oleh Kementerian
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 24
(2) Volume dan jenis pestisida untuk
pengendalian hama penyakit akan
diberikan kepada petani peserta
Gerakan sesuai dengan tingkat
serangan.
(3) Peralatan pertanian akan diberikan
melalui kelompok untuk digunakan secara bersama dalam kelompok.
(4) Bantuan Upah Kerja diberikan kepada
petani peserta Gerakan secara tunai untuk kegiatan Rehabilitasi.
7.3. Unit Pengolahan Hasil Peningkatan Mutu Biji Kakao
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 25 BAB VIII
MEKANISME PENYALURAN BANTUAN
Tata cara pengajuan dan penyaluran bantuan
kepada petani peserta diatur dengan
mekanisme sebagai berikut:
(1). Penyaluran bantuan kepada petani peserta diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan yang disusun oleh Tim Pembina Provinsi dan diatur secara rinci dalam Petunjuk Teknis oleh Tim Teknis Kabupaten/Kota.
(2). Bantuan upah kerja diserahkan secara tunai kepada Petani/Kelompok Tani atau melalui rekening tabungan petani sesuai dengan tahapan pekerjaan yang telah diselesaikan.
(3). Seluruh bantuan yang diterima oleh kelompok sasaran harus dibuktikan dengan berita acara pemeriksaan dan penerimaan barang atau uang tunai yang ditandatangani oleh seluruh anggota kelompok tani/petani peserta Gerakan dan diketahui oleh Kepala
Dinas Kabupaten yang membidangi
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 26 BAB IX
PEMBIAYAAN
9.1. Sumber pembiayaan
Pembiayaan untuk pelaksanaan Gerakan tahun 2013 bersumber dari APBN, APBD I, APBD II dan sumber pembiayaan lainnya. Besarnya APBD I dan APBD II yang dialokasikan untuk membiayai Gerakan ini proporsional terhadap sasaran kegiatan masing-masing daerah.
9.2. Pembiayaan yang bersumber dari
Perbankan
Untuk membiayai kegiatan pemeliharaan
tanaman tahun ke-2 dan seterusnya akan menggunakan dana perbankan melalui Program Revitalisasi Perkebunan. Untuk pelaksanaan pembiayaan melalui perbankan berpedoman kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/ Permentan/ OT.140/7/2006 tanggal 26 Juli 2006 Tentang Pengembangan Perkebunan melalui Program Revitalisasi Perkebunan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 117/PMK.06/2006 tanggal 30 November 2006 Tentang Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan.
9.3. Mekanisme pembiayaan
(1) Anggaran Gerakan yang bersumber dari
APBN dialokasikan untuk membiayai
pelaksanaan kegiatan utama di 29
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 27
(2) Anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan
di Provinsi dan Kabupaten merupakan Pembiayaan Rutin BA-18 Kementerian Pertanian.
(3) Anggaran yang bersumber dari APBN
penggunaannya akan diatur sesuai dengan ketentuan mekanisme yang berlaku.
(4) Anggaran yang bersumber dari APBN
digunakan untuk membiayai kegiatan
rehabilitasi, pemberdayaan petani,
pemanfaatan tenaga pendamping,
perbaikan mutu, penguatan dan
operasional Substasiun, penguatan dan operasional Laboratorium Lapangan, Sarana Pendukung UPP, pemetaan dan penyusunan data base, pemurnian dan sertifikasi bahan tanam, kerjasama dengan Perguruan Tinggi, fasilitas transportasi dan biaya operasional dengan mengacu kepada peraturan perundangan yang berlaku.
(5) Anggaran yang bersumber dari APBD
Provinsi digunakan untuk mendukung
kegiatan yang belum tertampung
sepenuhnya oleh APBN yaitu untuk
membiayai kegiatan pemberdayaan petani, sosialisasi peningkatan mutu, sertifikasi kebun petani, biaya operasional untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 28 berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
(6) Anggaran yang bersumber dari APBD
Kabupaten digunakan untuk mendukung
pelaksanaan Gerakan di kabupaten,
pemberdayaan petani, serta seleksi dan
penetapan calon petani/calon lahan
(CP/CL), dimana penggunaan dan
pertanggung-jawabannya berpedoman
pada peraturan yang berlaku.
(7) Anggaran yang bersumber dari Perbankan
didasarkan pada Peraturan Menteri
Pertanian Nomor
33/Permentan/OT.140/7/2006 tanggal 26
Juli 2006 tentang Pengembangan
Perkebunan melalui Program Revitalisasi
Perkebunan dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor: 117/PMK.06/2006
tanggal 30 November 2006 tentang Kredit
Pengembangan Energi Nabati dan
Revitalisasi Perkebunan, digunakan untuk membiayai pemeliharaan tanaman tahun ke-2 dan seterusnya (pupuk, pestisida, alat pertanian kecil, alat pasca panen).
(8) Anggaran yang bersumber dari Swasta
digunakan untuk mensosialisasikan
perbaikan mutu dimana
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 29 BAB X
MANAJEMEN PELAKSANAAN
Pelaksanaan Gerakan dilakukan dengan
mengacu kepada Pedoman Umum dan Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan.
Kelompok sasaran/petani peserta akan
mendapat bimbingan teknis dan pengawalan dari Direktorat Jenderal Perkebunan, Dinas yang membidangi perkebunan di Provinsi dan Kabupaten serta petugas UPP.
10.1. Organisasi
Untuk kelancaran pelaksanaan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao disusun organisasi pelaksanaan dari tingkat pusat sampai tingkat lapangan dengan susunan sebagai berikut:
(1) Di Tingkat Pusat penanggung jawab Gerakan
Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao adalah Menteri Pertanian RI dengan Pelaksana Harian Gerakan adalah Direktur Jenderal Perkebunan.
(2) Di Tingkat Provinsi penanggung jawab
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 30
(3) Di Tingkat Kabupaten/Kota penanggung
jawab Gerakan Nasional Peningkatan
Produksi dan Mutu Kakao adalah
Bupati/Walikota dengan Pelaksana Harian adalah Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang Membidangi Perkebunan;
(4) Di Tingkat Lapangan, pelaksanaan Gerakan
dikoordinasikan oleh Unit Pelayanan
Pembinaan (UPP);
(5) Di Tingkat kelompok tani, Gerakan
dilaksanakan oleh petani peserta; Struktur Organisasi Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao sebagaimana terlampir.
10.2. Pembinaan dan Koordinasi
Pembinaan dan Koordinasi Gerakan dilakukan sesuai dengan bidang tugas, fungsi dan wewenang masing-masing dengan mekanisme sebagai berikut :
(1) Di Tingkat Pusat, Pembinaan dan Koordinasi
dilakukan oleh Tim Koordinasi Nasional
untuk Gerakan Nasional Peningkatan
Produksi dan Mutu Kakao yang dibentuk oleh Menteri Pertanian dan diketuai oleh Direktur Jenderal Perkebunan;
(2) Di Tingkat Provinsi Pembinaan dan
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 31 Tim Koordinasi Provinsi yang dibentuk oleh Gubernur;
(3) Di Tingkat Kabupaten Pembinaan dan
Koordinasi Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao dilaksanakan oleh Tim Koordinasi Kabupaten yang dibentuk oleh Bupati/Walikota;
(4) Di Tingkat Lapangan Pembinaan dan
Koordinasi dilaksanakan oleh Unit Pelayanan Pembinaan (UPP).
10.3. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao
dilakukan secara berjenjang mulai dari
kabupaten, provinsi sampai tingkat pusat yang
dilakukan dengan membangun sistem
monitoring dan evaluasi secara terpadu yang dapat diakses setiap saat melalui jaringan
website dalam memberikan informasi tentang
pelaksanaan Gerakan.
10.4. Pelaporan
Pelaporan pelaksanaan Gerakan Nasional
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao
dilaksanakan sebagai berikut :
(1) Kepala UPP menyampaikan laporan bulanan
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 32
Dinas Kabupaten yang membidangi
Perkebunan setiap bulan;
(2) Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi
Perkebunan menyampaikan laporan bulanan pelaksanaan, baik fisik maupun keuangan serta permasalahan berdasarkan laporan dari lapangan kepada Bupati setiap bulan;
(3) Bupati menyampaikan laporan bulanan
pelaksanaan, baik fisik maupun keuangan serta permasalahan yang ada kepada Gubernur dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi yang Membidangi Perkebunan setiap bulan;
(4) Gubernur menyampaikan laporan bulanan
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 33 BAB XI
INDIKATOR KEBERHASILAN
Keberhasilan pelaksanaan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao dapat dilihat dari indikator-indikator yang dicapai pada tahun 2013 sebagai berikut :
(1) Terlaksananya rehabilitasi kebun kakao
seluas 28.280 ha di 5 provinsi, 29 kabupaten sesuai standar teknis;
(2) Meningkatnya mutu biji kakao sesuai
standar mutu (SNI) dan beroperasinya unit pengolahan hasil mutu biji kakao di 29 kabupaten;
(3) Meningkatnya kemampuan petani peserta
kegiatan rehabilitasi kakao sebanyak 2.828 dalam mengelola kebun kakao sesuai standar teknis;
(4) Pemanfaatan 1.672 orang tenaga
pendamping;
(5) Beroperasinya 4 Substasiun penelitian dan kebun percontohan di 4 provinsi;
(6) Beroperasinya 1 Laboratorium Lapangan di
1 provinsi;
(7) Beroperasinya sistem database teknologi
Pedoman Umum Gernas Kakao Tahun 2012 34 BAB XII
PENUTUP
Pedoman Umum disusun sebagai acuan dalam pelaksanaan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao. Hal yang sangat strategis untuk keberhasilan Gerakan ini adalah
terkoordinasinya kegiatan dari seluruh
pemangku kepentingan dalam pelaksanaan Gerakan.
Dalam pelaksanaan Gerakan Nasional
Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao, Dinas
Provinsi yang membidangi perkebunan
menjabarkan dalam bentuk Petunjuk
Pelaksanaan dan Dinas Kabupaten yang
membidangi perkebunan menjabarkan dalam
bentuk Petunjuk Teknis, mengacu pada
Pedoman Teknis Gerakan.
35
36
Lampiran 1
Struktur Organisasi Pelaksanaan
Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 1643/Kpts/OT.160/12/2008
Keterangan :
1. : garis komando 2. : garis koordinasi
MENTERI PERTANIAN
GUBERNUR
BUPATI
DIRJEN
PERKEBUNAN
KEPALA DINAS PERKEBUNAN
PROPINSI
KELOMPOK TANI LITBANG,
PERGURUAN TINGGI, SWASTA,
LSM
KEPALA DINAS PERKEBUNAN
KABUPATEN
37 Lampiran 2
Daftar Nominatif Kelompok Tani
Nama Kelompok :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa :
Susunan Organisasi Nama Ketua Kelompok :
Bendahara :
Sekretaris :
No Nama Petani
Identitas Kebun
Ket. No.
KK
No. KTP
Foto Luas Kebun (ha)
Status kebun 1.
2. 3. 4. 5. 6. dst
..., ... 2013
Sekretaris Ketua Kelompok Tani
38 Lampiran 3
Surat Pernyataan Petani Peserta
Nomor:
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : ... No. Petani Peserta : ... Kelompok Tani : ...
Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia melaksanakan program Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao sesuai dengan petunjuk dan mentaati peraturan yang telah ditetapkan. Apabila dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan atau ketidaksesuaian dengan aturan maka saya bersedia menanggung resiko sesuai dengan peraturan yang berlaku.
..., ... 2013 Mengetahui,
Kepala Dinas Kabupaten Yang membuat pernyataan yang membidangi Perkebunan
39 Lampiran 4
Rekapitulasi Kebutuhan Kelompok Tani Kegiatan Rehabilitasi
Gerakan Nasional Peningkatan Produksi Dan Mutu Kakao (Tingkat Kecamatan)
Propinsi : Kabupaten : Kecamatan :
Kegiatan : Rehabilitasi
No Desa Jmlh KT
Jml anggota
Luas lahan (ha)
Jenis Bantuan
Ket Entres
(btg)
Pupuk1)
(gr/ltr)
Pestisida
2) (gr/ltr)
Bantuan Upah Kerja (Rp)
APK (unit)
Jml
Cat: 1) Sebutkan jenisnya: Pupuk ………….
2) Sebutkan jenisnya: Pestisida ……….
…………., ………….………2013 Kepala UPP
40 Lampiran 5
Rekapitulasi Kebutuhan Kelompok Tani Kegiatan Rehabilitasi
Gerakan Nasional Peningkatan Produksi Dan Mutu Kakao (Tingkat Kabupaten)
Propinsi : Kabupaten :
Kegiatan : Rehabilitasi
No Kec
. Desa
Jml KT
Jml Anggota
Luas Lahan
(ha)
Jenis bantuan yang dibutuhkan
Ket Entres
(btg)
Pupuk (kg/ltr)
Pestisida (kg/ltr)
Bantuan Upah Kerja (Rp)
Alat Pertanian
(unit)
Jml
…………., ………….………2013 Mengetahui Petugas Dinas Kabupaten
Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan yang membidangi perkebunan
41 Lampiran 6
Rencana Usulan Kegiatan Rehabilitasi (RUK)
Kelompok Sasaran : Lokasi Kelompok Sasaran : Luas Lahan : Jumlah Anggota :
Kegiatan : Rehabilitasi Bentuk Bantuan :
No. Jenis Bantuan
Volume (btg, kg, llt,
unit)
Harga satuan (Rp)
Jumlah
(Rp) Ket
…………., ………….………2013 Mengetahui Petugas Dinas Kabupaten
Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan yang membidangi perkebunan
42 Lampiran 7
Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan
Kelompok :... Desa/Kelurahan :... Kecamatan :... Kabupaten/Kota :... Provinsi :...
..., ...2013 Kepada Yth :
Pejabat Pembuat Komitmen Kab/Kota...
Sesuai dengan Surat Keputusan*) ...Nomor...tanggal...tentang penetapan kelompok sasaran kegiatan...dengan ini kami mengajukan permohonan dana bantuan kepada petani sebesar Rp. ...(terbilang...) sesuai Rencana Usulan Kegiatan (RUK) terlampir dengan rekapitulasi kegiatan sebagai berikut :
No. Kegiatan Jumlah Biaya (Rupiah)
1 2 3
1 2 3 dst
Menyetujui, Ketua Kelompok Tani, Kepala UPP,
(...) (...) Mengetahui/Menyetujui,
Kepala Dinas Kabupaten Yang membidangi Perkebunan
(...)
43 Lampiran 8
Daftar Anggota Kelompok Tani Penerima Bantuan
Nama Kelompok : Provinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa :
No Nama NP4
Jenis Bantuan
Tanda tangan Entres
(btg)
Pestisida (gr/ltr)
Pupuk (kg/ltr)
Alat Pertanian
(unit)
…………., ………….………2013 Kepala UPP Ketua Kelompok Tani
(...) (...) Mengetahui
Kepala Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan
(...)
44 Lampiran 9
Berita Acara Serah Terima Barang
Nomor :
Pada hari ini ………tanggal ………bulan……..tahun……..bertempat di………..dengan alamat …………..telah dilaksanakan Serah Terima Barang
dari…………..kepada Kelompok Tani………….sebagai berikut :
Nama barang :………..
Volume : (sebutkan dalam huruf/ satuan). Spesifikasi : ……….
……… Kondisi : ………
Demikian Berita Acara Serah Terima Barang ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
………, ………..2013 Yang menyerahkan Yang Menerima,
Ketua Kelompok Tani……
(………..) (……….)
Mengetahui Mengetahui Kepala Dinas Kabupaten Kepala UPP yang membidangi perkebunan
35 Lampiran 10
Berita Acara Serah Terima Barang Petani Penerima Bantuan
No Nama Petani
Jenis Bantuan
Tanda tangan
KET Entres
(Btg)
Pupuk (kg)
Pestisida (Ltr)
Alat Pertanian
(unit)
Uang Penebangan Batang
Utama (Rp)
..., ... 2013 Mengetahui
Kepala UPP Ketua Kelompok Tani
(...) Mengetahui : (...) Kepala Dinas Kabupaten
Lampiran 11
NO. KEGIATAN 2009 2010 2011 2012 Jumlah
(Ha) (Ha) (Ha) (Ha) (Ha)
Rincian Kegiatan Gerakan Nasional Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao
2009 - 2012
47 Lampiran 12. LOKASI AREAL GERAKAN NASIONAL PENINGKATAN
PRODUKSI DAN MUTU KAKAO TAHUN 2009
48
No
PROVINSI/ KABUPATEN
PEREMAJAAN (Ha)
REHABILITASI (Ha)
INTENSIFIKASI (Ha)
TOTAL (Ha)
22. Buol 250 500 600 1.350
23. Tojo
Una-una 200 500 600 1.300
Jumlah Sulteng 2.250 4.000 4.800 11.050
IV SULTRA
24. Konawe 500 500 3.000 4.000
25. Kolaka 1.500 5.000 5.200 11.700
26. Kolaka Utara 1.300 4.500 5.000 10.800
27. Konawe
Selatan 400 1.000 1.000 2.400
28. Muna 300 500 1.000 1.800
Jumlah
Sultra 4.000 11.500 15.200 30.700
V NTT
29. Sikka 2500 400 1.000 1.650
30. Ende 2500 400 1.000 1.650
Jumlah NTT 500 800 2.000 3.300
VI BALI
31. Tabanan 1.000 - 700 1.700
32. Jembrana 700 - 400 1.100
Jumlah Bali 1.700 - 1.100 2.800
VII MALUKU
33. SBB 800 - 800 1.600
34. Buru 800 - 800 1.600
Jumlah Maluku 1.600 - 1.600 3.200
VIII PAPUA BARAT
35. Manokwari - - 1.000 1.000
36. Sorong 300 - 200 500
Jumlah Papua
49
No KABUPATEN PROVINSI/ PEREMAJAAN (Ha) REHABILITASI (Ha) INTENSIFIKASI (Ha) TOTAL (Ha)
IX PAPUA
37. Kep.
Yapen 500 200 300 1.000
38. Jayapura 500 200 400 1.100
39. Sarmi 200 200 300 700
40. Keerom 200 200 200 600
Jumlah Papua 1.400 800 1.200 3.400
50
Lampiran 13. LOKASI AREAL GERAKAN NASIONAL PENINGKATAN PRODUKSI DAN MUTU KAKAO TAHUN 2010
52
XII GORONTALO
53
Lampiran 14. LOKASI AREAL GERAKAN NASIONAL PENINGKATAN PRODUKSIDAN MUTU KAKAO TAHUN 2011
No PROVINSI/KABUPATEN
PEREMAJA JumlahSulsel 10.800 18.500 11.550 40.850 II SULAWESI BARAT
13 JumlahSulbar 10.500 18.200 11.600 40.300 III SULAWESI TENGAH
54
No PROVINSI/KABUPATEN
55
No PROVINSI/KABUPATEN
PEREMAJA
X KALIMANTAN BARAT 49 XI KALIMANTAN TIMUR
52 XII GORONTALO
55 XIII MALUKU UTARA
58 XIV SULAWESI UTARA
62 XVI SUMATERA BARAT
56
No PROVINSI/KABUPATEN
PEREMAJA XVIII SUMATERA UTARA
57
No PROVINSI/KABUPATEN
PEREMAJA XXV DI Yogyakarta
58 Lampiran 15. LOKASI AREAL GERAKAN NASIONAL PENINGKATAN
PRODUKSI DAN MUTU KAKAO TAHUN 2012
59
No PROVINSI/
KABUPATEN
PEREMAJAAN (Ha)
REHABILITASI (Ha)
INTENSIFIKASI (Ha)
TOTAL (Ha)
IV SULTRA
22. Konawe 400 2.000 200 2.600
23. Kolaka 300 2.200 200 2.700
24. Kolaka
Utara 200 2.300 200 2.700
25. Konawe
Selatan 300 2.200 200 2.700
26. Muna - 1.600 100 1.700
27. Bombana 200 2.100 300 2.600
Jumlah
Sultra 1.400 12.400 1.200 15.000
V NTT
28. Sikka - 200 200 400
29. Ende 100 100 100 300
Jumlah NTT 100 300 300 700
VI BALI
30. Tabanan - - 100 100
31. Jembrana - - 100 100
32. Gianyar - - 100 100
Jumlah Bali - - 300 300
VII MALUKU
33. SBB - - 150 150
34. Buru - - 150 150
Jumlah
Maluku - - 300 300
VIII PAPUA BARAT
35. Manokwari - - 250 250
Jumlah Papua
60
No PROVINSI/
KABUPATEN
PEREMAJAAN (Ha)
REHABILITASI (Ha)
INTENSIFIKASI (Ha)
TOTAL (Ha)
IX PAPUA
36.Jayapura - - 200 200
37.Keerom - 100 200 300
Jumlah Papua - 100 400 500
X KALIMANTAN
BARAT
38. Sanggau - 250 - 250
39. Bengkayang - 150 - 250
40. Singkawang - 150 - 150
Jumlah
Kalbar - 650 - 650
XI KALIMANTAN TIMUR
41. Nunukan - - 300 300
42. Berau - 100 200 300
Jumlah Kaltim - 100 500 600
XII GORONTALO
43. Gorontalo - - 300 300
44. Pohuwato - 300 200 500
Jumlah
Gorontalo - 300 500 600
XIII MALUKU
UTARA
45. Halmahera
Utara - - 400 400
46. Halmahera
Selatan - - 300 300
47. Halmahera
Barat - - 400 400
48. Kep. Sula - - 150 150
Jumlah Maluku
61
No PROVINSI/
KABUPATEN
PEREMAJAAN (Ha)
REHABILITASI (Ha)
INTENSIFIKASI (Ha)
TOTAL (Ha)
XIV SULAWESI
UTARA
49. Bolaang
Mongondow - - 400 400
50.Bolaang Mongondow Utara
- - 400 400
Jumlah
Sulawesi Utara - - 800 800
62
Lampiran 16. Daftar Provinsi dan Kabupaten Kegiatan Rehabilitasi Pelaksana
Gerakan Nasional Peningkatan
Produksi dan Mutu Kakao Tahun 2013
No Provinsi No Kabupaten Luas (Ha)
1. Sulsel (6.930 Ha)
1. 2.
Bone Soppeng
500 700
3. Luwu 1.630
4. Luwu Utara 1.000
5. Luwu Timur 2.000
6. Bulukumba 400
7. Sinjai 600
2. Sulbar 8. Polewali Mandar 500 (5.100 Ha) 9. Mamasa 2.000
10. Majene 500
11. Mamuju 1.100
12. Mamuju Utara 1.000
3. Sulteng 13. Donggala 950
(8.550 Ha) 14. Parigi Moutong 600
15. Poso 1.000
16. Morowali 750
16. Toli-toli 2.250
17. Buol 1.000
63 Lanjutan…
No Provinsi No Kabupaten Luas (Ha)
4. Sultra 19. Konawe 3.400
(7.400 Ha) 20. Kolaka 100
21. Kolaka Utara 100
22. Konawe
Selatan
3.400
Konawe Utara 100
23.
24.
Bombana Buton
100 100
25. Buton Utara 100
5. NTT 26. Sikka 200
(300 Ha) 27. Ende 100