• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Implementasi Paket Kebijakan Deregulasi Nasional 9 September 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perkembangan Implementasi Paket Kebijakan Deregulasi Nasional 9 September 2015"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN

KEBIJAKAN DEREGULASI

SEPTEMBER 2015

(2)

2

Sumber: BPS 6,3 6,4 6,17 6,11 6,02 5,81 5,62 5,72 5,22 5,12 5,01 5,01 4,72 4,67 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7 Q1 2012 Q2 2012 Q3 2012 Q4 2012 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2013 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2014 Q1 2015 Q2 2015

Pertumbuhan Ekonomi (%)

104,00 106,00 108,00 110,00 112,00 114,00 116,00 118,00 120,00 122,00

Indeks Harga Konsumen (IHK)

2014 - Juni 2015 (2012=100)

100 105 110 115 120 125

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

(IKK), 2014 - Juni 2015

20,14%

7%

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN NASIONAL

Ekonomi Indonesia II/2015 tumbuh 4.67%, melambat dibanding capaian II/2014 yang tumbuh 5.03% dan

Q-I/2015 yang tumbuh 4.72%.

(3)

3

MENURUNNYA PERANAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

Ekspor menurun relatif tajam selama SI/2015 sebesar -11,86% (yoy), sehingga kenaikan surplus perdagangan pada SI/2015

sebesar

USD 4,35 Milyar

atau meningkat 485,34% (yoy) disebabkan oleh tingginya penurunan impor pada periode yang sama

sebesar -17,81% (yoy).

Ekspor tidak berperan banyak dalam surplus perdagangan, bahkan trend neraca perdagangan non migas selama 2010-2014

adalah -21,17%. Ekspor juga tidak berperan dalam meningkatkan volume perdagangan karena trend volume perdagangan

sebesar 3,53% lebih banyak dikontribusi oleh trend impor sebesar 6,14%.

Share volume perdagangan Indonesia sejak dulu

masih rata-rata 1% dari volume perdagangan dunia.

Rasio Ekspor Non Migas Terhadap PDB Indonesia (%)

32,10 34,10 31,00 29,40

29,80 24,14 24,58 26,36 24,59

23,98 23,78

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(4)

4

PERTUMBUHAN KONSUMSI PEMERINTAH, RUMAH TANGGA,

DAN PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO

Q-I/2012

Q-II/2012

Q-III/2012

Q-IV/2012

Q-I/2013

Q-II/2013

Q-III/2013

Q-IV/2013

Q-I/2014

Q-II/2014

Q-III/2014

Q-IV/2014

Q-I/2015

Q-II/2015 Konsumsi Pemerintah 7,7% 16,8% -2,0% -0,1% 3,0% 3,2% 12,4% 7,9% 6,1% -1,5% 1,3% 2,8% 2,2% 2,3% PMTB 7,0% 10,1% 9,5% 9,8% 7,9% 5,5% 6,0% 2,1% 4,7% 3,7% 3,9% 4,3% 4,3% 3,6% Konsumsi RT 12,0% 13,0% 12,1% 10,8% 11,8% 10,9% 12,9% 13,2% 11,9% 11,7% 8,9% 9,4% 7,9% 8,4%

-5,0% 0,0% 5,0% 10,0% 15,0% 20,0%

Selama S-I/2015 pertumbuhan konsumsi Rumah Tangga dan PMTB mengalami penurunan.

(5)

5

GAMBARAN PENURUNAN PORSI PERAN KONSUMSI RUMAH

TANGGA DAN PMTB

Q-I/2012 Q-II/2012 Q-III/2012 Q-IV/2012 Q-I/2013 Q-II/2013 Q-III/2013 Q-IV/2013 Q-I/2014 Q-II/2014 Q-III/2014 Q-IV/2014 Q-I/2015 Q-II/2015 Konsumsi Pemerintah 7 9,09 8,3 11,14 6,84 8,65 9,21 11,47 6,79 8,02 9,32 11,58 6,59 8,87 PMTB 31,42 32,29 32,67 34,13 31,25 31,9 31,04 32,39 30,87 31,4 31,05 33,38 32,65 32,28 Konsumsi Rumah Tangga 54,34 53,58 54,47 56,08 55,75 55,47 55,70 56,25 56,75 55,84 55,03 56,90 56,04 54,67 PDB 6,11 6,16 6,08 6,03 5,61 5,6 5,57 5,58 5,14 5,08 5,03 5,02 4,72 4,67

0 1 2 3 4 5 6 7 0 10 20 30 40 50 60

RATA-RATA SHARE TERHADAP PDB

Konsumsi

Pemerintah 8.8% Konsumsi

Rumah Tangga 55.5% PMTB 32.1%

RATA-RATA PERTUMBUHAN

PDB 5.5%

(6)

6

PELUANG INDONESIA DALAM PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN GLOBAL

 Pertumbuhan ekonomi global masih melambat meskipun ekonomi USA telah pulih, namun beberapa maju tahun 2016 akan tumbuh mendekati rata-rata pertumbuhannya dalam 10 tahun terakhir.

 Dalam Q-II/2015, pertumbuhan ekonomi Jepang mengalami peningkatan menjadi 0.7% dari sebelumnya -0.8% sedangkan untuk Tiongkok tetap senilai 7% dan Amerika Turun menjadi 2.7% dari sebelumnya 2.9%.

Unemployment rate Q-II/2015, Tiongkok dan Amerika masing – masing menurun menjadi 4.04% dan 5.3% dan Jepang tetap senilai 3.5%.

 Pemulihan ekonomi global kedepan menjadi peluang bagi ekspansi ekonomi Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi negara berkembang

utama berada di bawah rata-rata

angka

pertumbuhan 10 tahun terakhir

(7)

7

RESPON TERHADAP PERLAMBATAN PERTUMBUHAN EKONOMI

DAN DEPRESIASI RUPIAH

Ditengah melemahnya perekonomian dunia yang berdampak kepada perekonomian nasional,

pemerintah telah dan akan terus melakukan upaya menggerakkan ekonomi nasional melalui

berbagai paket kebijakan ekonomi:

I.

Mengembangkan Ekonomi Makro yang Kondusif

Pemerintah bersama-sama dengan Otoritas Moneter (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

melakukan langkah-langkah dalam upaya menciptakan kondisi ekonomi makro yang kondusif,

yaitu

:

1.

Stabilisasi Fiskal dan Moneter (Termasuk Pengendalian Inflasi)

2.

Percepatan Belanja

3.

Penguatan Neraca Pembayaran

II.

Menggerakkan Ekonomi Nasional

Pemerintah melakukan serangkaian kebijakan deregulasi, debirokratisasi dan memberikan insentif

fiskal dalam rangka menggerakan perekonomian nasional (sektor riil). Pada tahap I meliputi:

1.

Mendorong Daya Saing Industri Nasional (Deregulasi, Debirokratisasi, Insentif Fiskal)

2.

Mempercepat Proyek Strategis Nasional

3.

Meningkatkan Investasi di Sektor Properti

III.

Melindungi Masyarakat Berpendapatan Rendah dan Menggerakan Ekonomi Pedesaan

Pemerintah melakukan langkah-langkah untuk melindungi masyarakat berpendapatan rendah dan

masyarakat pedesaan dari dampak melemahnya ekonomi nasional:

1.

Stabilisasi Harga Pangan

2.

Percepatan Pencairan Dana Desa*

)

3.

Penambahan Rastera 13 dan 14*

)

*

)

Dikoordinasikan oleh Menko PMK

(8)

MENDORONG DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL

Perlunya deregulasi untuk melepas tambahan beban bagi industri, percepatan

penyelesaian kesenjangan daya saing industri, dan inisiatif baru untuk mendorong

(9)

9

MENURUNNYA PORSI PERAN INDUSTRI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

*) Preliminary; **)

Very Preliminary

Source: Indonesian Statistics Bureau (BPS); http://www.bps.go.id/li nkTabelStatis/view/id/1 202

(accessed 04 October 2015)

1.

Industri pengolahan memilki peran terbesar pada pembentukan PDB nasional di setiap tahunnya

namun terus menurun dimana pada tahun 2005 porsi peran Industri sebesar 28,09% sedangkan

pada bulan Mei 2015 menjadi 20.91%.

2.

Subsektor Industri yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB selama 5 tahun terakhir

(2011-2015) secara berurutan adalah: Industri Makanan dan Minuman, Industri Barang Logam,

Industri Alat Angkutan, Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional dan Industri Tekstil dan

Pakaian Jadi.

14,33 8,06 20,91 1,16 0,07 9,86 13,26 4,69 3,11 3,48 3,82 2,85 1,63 3,8 3,36 1,04 1,63

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Konstruksi

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

Real Estate

Jasa Perusahaan

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

(10)

10

TREND PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN NON-MIGAS UTAMA

RELATIF MENURUN

2011 2012 2013 2014 Semester I 2014 Semester I 2015 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik,

Optik; dan Peralatan Listrik 8,79 11,64 9,22 2,92 0,06 8,91 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 8,66 12,78 5,10 3,89 4,43 7,78

Industri Alat Angkutan 6,37 4,26 14,95 3,94 3,01 2,65

Industri Makanan dan Minuman 10,98 10,33 4,07 9,54 10,17 8,45

Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 6,49 6,04 6,58 1,53 2,83 -4,09 -10,00

-5,00 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00

(11)

11

PENURUNAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN NON MIGAS

SEMESTER I TAHUN 2015

Pertumbuhan sektor industri non-migas Indonesia pada SM-I/2015 sebesar 5,26% menurun 0,29% jika dibandingkan

dengan semester yang sama pada tahun 2014, dimana pertumbuhan tertinggi dicapai oleh

industri Barang logam

sebesar 8.91%,

industri makanan dan minuman

sebesar 8.45%,

industri kimia farmasi

sebsar 7.78% serta

industri

logam dasar

sebesar 7.54%. Sedangkan cabang yang mengalami penurunan adalah

Industri Furniture, Kertas, dan

Tekstil dan Pakaian Jadi.

8,46 4,6 -4,09 3,99 -0,4 -2,04 7,78 2,69 6,18 7,54 8,91 1,81 2,65 6,55 2,55 -6 -4 -2 0 2 4 6 8 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Sumber : BPS diolah Kemenperin

Nila

i

1 Industri Makanan dan Minuman 2 Industri Pengolahan Tembakau 3 Industri Tekstil dan Pakaian Jadi

4 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

5 Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

6 Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman

7 Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 8 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 9 Industri Barang Galian bukan Logam 10 Industri Logam Dasar

11 Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik

12 Industri Mesin dan Perlengkapan 13 Industri Alat Angkutan

14 Industri Furnitur

(12)

12

PERKEMBANGAN UTILISASI INDUSTRI 2010-2013

Sampai dengan tahun 2013 umumnya

utilisasi kapasitas industri relatif baik

(diatas 60%), dimana cabang industri

yang tinggi utilisasinya adalah:

Industri

Mesin

dan

Perlengkapan

dengan tingkat utilisasi 85,99%;

Industri kertas dan barang dari kertas,

tetapi

pada

semester

I

2015

pertumbuhannya menurun -2,04;

Industri kulit, barang dari kulit dan alas

kaki dengan tingkat utilisasi mencapai

82,41%;

Industri

tekstil

dan

pakaian

jadi

dengan

utilisasi

sebesar

80,71%,

tetapi

pertumbuhannya

menurun

-4,09%.

Dengan menurunnya impor bahan

baku

dan

barang

modal

sampai

dengan

S-I/2015

masing-masing

sebesar -18,69% dan -16,24%, maka

diperkirakan

utilisasi

kapasitas

industri akan jauh menurun.

Sumber : Kemenperin

NO LAPANGAN USAHA NILAI PRODUKSI KAPASITAS TERPASANG

UTILISASI (%)

1 INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

769,992,617,135 1,052,790,707,858 73.14 2 INDUSTRI PENGOLAHAN TEMBAKAU

164,160,209,682 244,335,564,311 67.19 3 INDUSTRI TEKSTIL DAN PAKAIAN JADI

185,634,515,084 230,003,083,675 80.71 4 INDUSTRI KULIT, BARANG DARI KULIT

DAN ALAS KAKI 45,927,707,561 55,727,737,990 82.41 5

INDUSTRI KAYU, BARANG DARI KAYU DAN GABUS (TIDAK TERMASUK

FURNITUR) 39,996,495,087 58,013,503,150

68.94 6 INDUSTRI KERTAS DAN BARANG DARI

KERTAS 104,519,302,570 122,925,559,578 85.03 7 INDUSTRI KIMIA, FARMASI DAN OBAT

TRADISIONAL 375,702,504,646 469,359,938,196 80.05 8 INDUSTRI KARET, BARANG DAIRI KARET

DAN PLASTIK 128,526,367,503 170,674,079,703 75.31 9 INDUSTRI BARANG GALIAN BUKAN

LOGAM 84,524,266,808 105,120,678,560 80.41 10 INDUSTRI LOGAM DASAR

101,653,758,571 158,876,529,557 63.98 11 INDUSTRI BARANG LOGAM, KOMPUTER

DAN PERALATAN LISTRIK 202,275,016,960 268,652,870,776 75.29 12 INDUSTRI MESIN DAN PERLENGKAPAN

25,695,212,555 29,883,269,438 85.99 13 INDUSTRI ALAT ANGKUTAN LAINNYA

208,306,528,994 261,447,931,295 79.67 14 INDUSTRI FURNITUR

15,570,236,156 21,427,680,361 72.66 15 INDUSTRI PENGOLAHAN LAINNYA

(13)

13

KETIMPANGAN SEBARAN INDUSTRI

*) Angka Sementara Sumber Data: BPS

Industri Mikro Kecil Tahun 2014:

Industri Mikro sebanyak 3,2 juta unit dengan

serapan tenaga kerja 6 juta orang, terbanyak di

Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, NTT, Bali,

dan Sulawesi Selatan.

Industri Kecil sebanyak 284,5 ribu unit dengan

serapan tenaga kerja sebanyak 2,3 juta orang,

terbanyak di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa

Timur, DKI Jakarta, dan NTB.

Industri Mikro Kecil yang mengalami pertumbuhan

negatif pada Q-II/2015 adalah Sumatera Selatan,

NTB, Kalimantan Timur, Riau, Sulawesi Utara, dan

Bangka Belitung.

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* Luar Jawa 3989 4028 3717 3717 3734 5120 4931 4487 4071 3816 3930 4038 4168 Jawa 17413 17118 16607 16901 16995 24348 23067 21207 20397 19529 19440 19554 19773 Total 21396 21146 20234 20685 20729 29468 27998 25694 24468 23345 23370 23592 23941

0 10.000 20.000 30.000 40.000 J u m la h I n d u s tr i

Jumlah Industri Besar dan Sedang di Jawa dan Luar Jawa

Tahun 2001-2013*

Jawa: (82,59%) Luar Jawa: (17,41%)

Industri Sedang dan Besar Tahun 2014:

Jenis industri terbanyak: makanan (5.793 unit),

tekstil (2.304 unit), pakaian jadi (2.034 unit), karet

dan plastik (1.750 unit), barang galian non logam

(1.584 unit), furniture (1.290 unit), kayu, gabus,

bambu, rotan (1.066 unit), logam non mesin (969

unit), kimia (976 unit), dst.

Jenis industri yang menyerap banyak tenaga kerja:

makanan (823,4 ribu), pakaian jadi (473,6 ribu),

tekstil (427,1 ribu), karet dan plastik (357,5 ribu),

pengolahan tembakau (278,9 ribu), kulit alas kaki

(220,7 ribu), dst

(14)

14

Struktur Industri yang tergantung impor

Ketertinggalan teknologi

Kelemahan infrastruktur, listrik, energi, air, dan kepastian ketersediaan lahan

Ketidakterhubungan antara kegiatan industri dan bahan baku

Inefisiensi biaya logistik dan biaya administrasi (selling and general administration expenses)

Kapasitas, produktivitas, dan hubungan industrial ketenagakerjaan

Beban regulasi, birokrasi, dan penegakan hukum yang menjadi penghambat pengembangan

investasi, efisiensi produksi, kelancaran distribusi, dan kepastian bahan baku

Masalah akses dan beban pembiayaan

Gangguan impor

(15)

PERANAN INDUSTRI TERHADAP EKSPOR

Deregulasi mendorong pengembangan produk dan pasar baru bagi ekspor

hasil industri yang berdaya saing dengan memberikan kelancaran dan efisiensi

(16)

16

KOMPOSISI PRODUK EKSPOR NON MIGAS INDONESIA

NO

Sektor

2010

2011

2012

2013

2014

2010-2014

Trend(%)

Jan-Jul

Perub.(%)

2015/2014

Peran.(

%) 2015

2014

2015

I.

PERTANIAN

5.001,90

5.165,80

5.569,20

5.713,00

5.770,60

3,94 3.131,20 3.131,80

0,02

3,99

II.

INDUSTRY

98.010,60 122.187,70 116.123,30 113.029,70 117.329,50

2,86 68.506,30 63.316,70

-7,58

80,73

III.

MINING

26.712,60 34.652,00 31.329,90 31.159,50 22.850,00

-4,1 13.122,50 11.966,10

-8,81

15,26

OTHERS

9,9

13

18,7

16,3

10,3

3,02

7

11,3

61,14

0,01

TOTAL EKSPOR NON-MIGAS

129.739,50 162.019,60 153.043,00 149.918,80 145.960,80

1,59 84.767,20 78.426,30

-7,48

100

Rata-rata ekspor produk industri selama 5 tahun (2010-2014) adalah 113 Miliar USD atau 76,5%

dari total ekspor non migas Indonesia selama periode tersebut, dengan trend 2,86% tetapi selama

Januari-Juli 2015 ekspor produk industri menurun -7,58% (yoy).

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan

(17)

17

PERKEMBANGAN PRODUK EKSPOR UTAMA NON MIGAS INDONESIA

NO HS/SEKTOR 2010 2011 2012 2013 2014 2010-2014Trend(%) Jan-Jul Perub.(%) 2015/2014 Peran.( %) 2015

2014 2015

1 15 LEMAK & MINYAK HEWAN/NABATI 16.286,40 21.607,20 21.229,60 19.181,40 21.037,00 4,01 12.166,30 11.210,60 -7,86 14,29 2 27 BAHAN BAKAR MINERAL 18.499,90 27.230,70 26.184,20 24.519,00 20.843,70 1,35 12.752,00 9.967,60 -21,84 12,71 3 85 MESIN/PERLATAN LISTRIK 10.373,20 11.145,40 10.764,80 10.438,40 9.745,70 -1,89 5.620,50 4.939,00 -12,12 6,3 4 71 PERHIAASAN/PERMATA 1.425,10 2.561,70 3.204,90 2.725,50 4.619,40 27,3 2.905,60 3.609,70 24,23 4,6 5 40 KARET DAN BARANG DARI KARET 9.339,70 14.321,10 10.456,00 9.381,10 7.088,30 -9,29 4.435,30 3.500,40 -21,08 4,46 6 87 KENDARAAN DAN BAGIANNYA 2.899,90 3.328,60 4.856,90 4.567,20 5.213,70 16,06 2.790,60 3.153,90 13,02 4,02 7 84 MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK 4.986,70 5.749,50 6.103,10 5.968,50 5.969,10 4,05 3.476,30 2.995,00 -13,85 3,82 8 64 ALAS KAKI 2.501,80 3.301,90 3.524,60 3.860,40 4.108,40 12,17 2.359,70 2.623,00 11,16 3,34 9 44 KAYU, BARANG DARI KAYU 2.935,40 3.374,70 3.448,50 3.633,00 4.070,50 7,55 2.367,30 2.330,60 -1,55 2,97 10 62 PAKAIAN JADI BUKAN RAJUTAN 3.611,00 4.149,70 3.749,20 3.906,20 3.932,40 1,11 2.399,30 2.329,90 -2,89 2,97 11 48 KERTAS/KARTON 4.186,20 4.169,40 3.937,20 3.756,60 3.743,80 -3,22 2.166,50 2.112,50 -2,49 2,69 12 26 BIJIH, KERAK, DAN ABU LOGAM 8.139,70 7.330,90 5.054,80 6.526,30 1.906,00 -26,06 325,2 1.944,80 498,02 2,48 13 61 BARANG-BARANG RAJUTAN 2.889,90 3.541,10 3.439,80 3.481,40 3.428,30 3,3 2.075,40 1.925,70 -7,22 2,46 14 38 BERBAGAI PRODUK KIMIA 1.806,50 3.577,40 3.751,90 3.710,60 4.060,60 18,02 2.491,00 1.575,80 -36,74 2,01 15 39 PLASTIK DAN BARANG DARI

PLASTIK

2.150,10 2.513,70 2.487,30 2.602,80 2.760,30 5,49 1.595,60 1.367,30 -14,31 1,74

16 55 SERAT STAFEL BUATAN 2.075,20 2.545,90 2.260,90 2.327,80 2.331,50 1,44 1.340,60 1.338,80 -0,13 1,71 17 29 BAHAN KIMIA ORGANIK 2.690,10 3.815,90 2.811,50 2.760,20 3.158,20 -0,03 2.034,30 1.324,00 -34,92 1,69 18 03 IKAN DAN UDANG 1.687,20 2.045,20 2.201,80 2.389,80 2.620,20 10,92 1.452,20 1.231,00 -15,23 1,57 19 73 BENDA-BENDA DARI BESI DAN

BAJA

1.468,00 1.905,80 2.042,40 2.152,00 2.232,90 10,08 1.335,90 1.129,10 -15,48 1,44

20 94 PERABOT, PENERANGAN RUMAH 2.021,90 1.822,20 1.899,40 1.873,60 1.902,10 -0,94 1.129,00 1.078,30 -4,49 1,37 LAIN-LAIN 27.761,20 31.980,40 29.632,00 30.157,00 31.188,30 12,34 17.547,80 16.739,40 -8,08 21,34 TOTAL EKSPOR NON MIGAS 129.739,50 162.019,60 153.043,00 149.918,80 145.960,80 1,59 84.767,20 78.426,30 -7,48 100

Tidak ada perkembangan produk ekspor baru Indonesia selama 5 tahun dalam komposisi produk

utama ekspor Indonesia.

Juta USD

(18)

18

KINERJA NEGATIF EKSPOR PRODUK INDUSTRI

NO HS/KOMODITAS 2010 2011 2012 2013 2014 Trend(%)

2010-2014

Jan-Jul Perub.(%)

2015/2014

Peran.(%) 2015 2014 2015

1 15 LEMAK & MINYAK HEWAN/NABATI 16.286,40 21.607,20 21.229,60 19.181,40 21.037,00 4,01 12.166,30 11.210,60 -7,86 17,71

2 85 MESIN/PERLATAN LISTRIK 10.373,20 11.145,40 10.764,80 10.438,40 9.745,70 -1,89 5.620,50 4.939,00 -12,12 7,80

3 71 PERHIAASAN/PERMATA 1.425,10 2.561,70 3.204,90 2.725,50 4.619,40 27,3 2.905,60 3.609,70 24,23 5,70

4 40 KARET DAN BARANG DARI KARET 9.339,70 14.321,10 10.456,00 9.381,10 7.088,30 -9,29 4.435,30 3.500,40 -21,08 5,53

5 87 KENDARAAN DAN BAGIANNYA 2.899,90 3.328,60 4.856,90 4.567,20 5.213,70 16,06 2.790,60 3.153,90 13,02 4,98

6 84 MESIN-MESIN/PESAWAT MEKANIK 4.986,70 5.749,50 6.103,10 5.968,50 5.969,10 4,05 3.476,30 2.995,00 -13,85 4,73

7 64 ALAS KAKI 2.501,80 3.301,90 3.524,60 3.860,40 4.108,40 12,17 2.359,70 2.623,00 11,16 4,14

8 44 KAYU, BARANG DARI KAYU 2.935,40 3.374,70 3.448,50 3.633,00 4.070,50 7,55 2.367,30 2.330,60 -1,55 3,68

9 62 PAKAIAN JADI BUKAN RAJUTAN 3.611,00 4.149,70 3.749,20 3.906,20 3.932,40 1,11 2.399,30 2.329,90 -2,89 3,68

10 48 KERTAS/KARTON 4.186,20 4.169,40 3.937,20 3.756,60 3.743,80 -3,22 2.166,50 2.112,50 -2,49 3,34

LAIN-LAIN 39.465,40 48.478,40 44.848,40 45.611,60 47.801,30 21,12 27.818,40 24.512,60 -11,88 38,71

INDUSTRY 98.010,60 122.187,70 116.123,30 113.029,70 117.329,50 2,86 68.506,30 63.316,70 -7,58 80,73

Umumnya ekspor produk utama industri mengalami penurunan selama Januari-Juli 2015

dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014, kecuali alas kaki dan kendaraan bermotor.

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kementerian Perdagangan

(19)

19

PERBANDINGAN PERAN EKSPOR INDONESIA

Gambaran Peran Sektor Manufaktur terhadap Kinerja Ekspor Indonesia

Keterangan

2010

2011

2012

2013

2014

Ekspor manufaktur Indonesia

58.420

68.418

67.645

67.871

70.951

Total eskpor Indonesia

157.779

203.497

190.032

182.552

176.293

Share ekspor manufaktur

37%

34%

36%

37%

40%

(Juta USD)

Sumber: WTO

Share Manufaktur Indonesia Terhadap Impor Manufaktur Dunia

Keterangan

2010

2011

2012

2013

2014

Ekspor manufaktur Indonesia

58.420

68.418

67.645

67.871

70.951

Impor Manufaktur Dunia

10.353.577 11.978.791 11.999.173 12.399.604 12.788.420

Share Manufaktur Indonesia

1%

1%

1%

1%

1%

Peran sektor industri terlihat kecil, karena perbedaan definisi antara klasifikasi WTO tentang produk

manufaktur dengan BPS untuk produk industri. Namun demikian, pangsa ekspor manufaktur

Indonesia tidak berkembang di kisaran 1% dari total impor dunia terhadap produk manufaktur.

1,1% 1,5%

2,0% 1,8% 1,8% 1,7% 0,4%

0,5%

0,5% 0,5% 0,5% 0,6% 1,5%

1,9%

2,2% 2,2% 2,2% 2,2% 2,6%

3,4%

3,9% 3,9% 4,0% 4,0%

0,0% 1,0% 2,0% 3,0% 4,0% 5,0% 6,0% 7,0% 8,0% 9,0% 10,0%

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Indonesia Philippina Thailand Singapura

(20)

20

KECILNYA PERAN PRODUK UNGGULAN INDONESIA TERHADAP

IMPOR DUNIA

Share ekspor Indonesia relatif kecil terhadap impor dunia.

Beberapa komoditi utama Indonesia sangat sensitif terhadap harga komoditi

tersebut di pasaran Internasional, seperti komoditi pertanian dan pertambangan

sehingga diperlukan peningkatan peran lembaga lindung nilai (hedging) dan bursa

komoditi untuk menjamin kepastian harga yang diterima petani dan penambang.

Sumber : Trademap

KODE HS DESKRIPSI

2014

EKSPOR

INDONESIA (RIBU USD)

IMPOR DUNIA (RIBU USD)

SHARE EKSPOR INDONESIA TERHADAP

IMPOR DUNIA

'2701

Coal; briquettes, ovoids & similar solid fuels manufactured from coal

18.697.800

113.234.229

17%

'1511

Palm oil & its fraction

17.464.905

35.398.365

49%

'2711

Petroleum gases

17.180.283

447.067.462

4%

'2709

Crude petroleum oils

9.271.214

1.502.034.440

1%

'4001

Natural rubber,balata,gutta-percha etc

4.744.753

18.124.040

26%

'8703

Cars (incl. station wagon)

2.641.590

698.781.623

0%

'1513

Coconut (copra),palm kernel/babassu oil & their fractions

2.484.350

6.234.379

40%

'4412

Plywood, veneered panels and similar laminated wood

2.372.471

14.777.695

16%

'3823

Binders for foundry molds or cores; chemical products and residuals

2.367.121

9.284.953

25%

'2713

Petroleum coke, petroleum bitumen & other residues of petroleum

(21)

21

BELUM BERKEMBANGNYA JENIS PRODUK EKSPOR INDONESIA

DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN IMPOR DUNIA

Jumlah Komoditi Ekspor Indonesia di pasar dunia sekitar 88%...

HS Code

yang

Diekspor

Indonesia

88%

HS Code

yang Tidak

Diekspor

Indonesia

12%

HS Code

yang

Diekspor

Indonesia

90%

HS Code

yang Tidak

Diekspor

Indonesia

10%

Jumlah Komoditi (HS Code 4 Digit) Di

dunia yang Diekspor Indonesia Thn 2010

Jumlah Komoditi (HS Code 4 Digit) Di

dunia yang Diekspor Indonesia Thn 2014

(22)

22

MENURUNNYA KONTRIBUSI DAERAH UTAMA TERHADAP

EKSPOR NON MIGAS NASIONAL

(dalam juta USD)

(23)

PERANAN INDUSTRI TERHADAP INVESTASI

Deregulasi bertujuan untuk mempermudah investasi sektor industri baik untuk

pengembangan cabang-cabang industri maupun untuk meningkatkan ekspor

(24)

24

INVESTASI ASING SEKTOR INDUSTRI MENURUN

P : Jumlah Izin Usaha;

I : Nilai Realisasi Investasi

Sumber : BKPM diolah Kemenperin

Nilai investasi PMDN sektor industri s.d Mei 2015 sebesar Rp 25,56 triliun atau tumbuh sebesar 111,83% dibanding Mei Tahun 2014

sebesar Rp 12,06 triliun. Investasi sektor industri memberikan kontribusi sebesar 59,54% dari total investasi PMDN s.d Mei 2015

sebesar Rp 42,93 triliun. Tetapi nilai investasi PMA sektor industri s.d Mei 2015 mencapai USD 2,50 milyar atau menurun sebesar

-22,05% dibandingkan Mei 2014 sebesar USD 3,21 milyar. Investasi PMA sektor industri memberikan kontribusi sebesar 34,03% dari

total investasi PMA s.d Mei 2015 sebesar USD 7,37 milyar.

NO

SEKTOR

PMDN

PMA

Mei 2014

Mei 2015

% (I)

Mei 2014

Mei 2015

% (I)

P

I

P

I

P

I

P

I

1.

Industri Makanan

120 4.928,9 292 7.972,8 61,76 271 1.287,1

304

201,2 -84,37

2.

Industri Tekstil

17 190,4 64 1.688,7 786,78 89 81,9

195

70,6 -13,76

3.

Ind. Barang Dari Kulit & Alas Kaki

1 - 6 5,4 100 37 17,5

55

55,4 -215,67

4.

Industri Kayu

2 2,7 25 28,7 952,11 23 2,7

27

12,3 360,47

5.

Ind. Kertas & Percetakan

12 1.446,6 32 655,8 -54,67 31 21,4

54

134,3 528

6.

Ind. Kimia dan Farmasi

26 2.510,9 95 7.043,6 180,53 170 468,1

193

412,8 -11,83

7.

Ind. Karet dan Plastik

41 1.171,3 89 1.333,6 13,86 89 239,6

158

174,4 -27,23

8.

Ind. Mineral Non Logam

14 1.436,0 50 2.772,5 93,07 47 164,3

62

456,0 177,50

9.

Ind. Logam, Mesin & Elektronik

26 366,8 110 3.337,3 809,95 275 460,4

541

609,9 32,47

10.

Ind. Instru. Kedokteran, Presisi &

Optik dan Jam

2 2,6 3 - -100 3 -

1

-

-11.

Ind. Kendaraan Bermotor & Alat

Transportasi Lain

3 11,4 27 701,7 6063,92 126 421,6

206

373,4 -11,44

12.

Industri Lainnya

- 4.928,9 18 22,6 100 70 53,9

90

8,7 -83,85
(25)

25

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia Untuk Sektor Industri

Industri PMDN Industri PMA

PENYERAPAN TENAGA KERJA MENURUN DALAM INVESTASI SEKTOR INDUSTRI

Sumber: BKPM

PMDN, terjadi penurunan penyerapan TKI dari sebesar 279.099 tahun 2012 menjadi hanya 124.135 tahun

2014 (turun sebesar 56%).

(26)

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan rancangan cross sectional yaitu mengukur atau mengumpulkan data tentang persepsi apoteker terhadap pelaksanaan

Pada bumbu rujak cingur instan perlakuan terbaik dilakukan uji T organoleptik terhadap kontrol dan diperoleh baik dari parameter rasa, aroma dan warna tidak

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “ Perancangan Sub Sistem Pembelian dan Produksi Pada PT Sentosa dengan Pendekatan RAD”

Mengingat proses dari prosedur pengiriman abstraks sampai dengan penerimaan naskah dilakukan dengan kaidah ilmiah yang relatif baik, maka diusulkan bahwa artikel

Apabila sistem sa luran air kondensasi KLA-60 yang acta tidak dimodifikasi (merancang yang barn), maka dikhawatirkan kebersihan air ko.lam reaktor akan terganggu

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa implementasi panel berbasis touch screen sebagai penghubung pengunjung dengan para dosen pada suatu

Pada dasarnya, teknik watermarking adalah nambahkan kode identifikasi secara per- manen ke dalam data digital. Kode identifikasi tersebut dapat berupa teks, gambar, suara, atau

Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada data-data yang berkaitan dengan proses penanaman nilai-nilai multikultural melalui pendidikan agama Islam dan faktor-pendukung