• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/kehutanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/kehutanan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN Nomor : SK.252/ VI -BPHA/ 2007

TENTANG

I ZI N PEMASUKAN DAN PENGGUNAAN PERALATAN UNTUK KEGI ATAN USAHA PEMANFAATAN HASI L HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM

A.N. PT. WANAGALANG UTAMA

DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN Membaca

Menimbang

:

:

Surat Direktur PT. Wanagalang Utama No. 025/ WGU/ DI R-JKT/ VI I / 07 tanggal 25 Juli 2007 perihal permohonan I jin Pemasukan dan Penggunaan Alat Berat Pengusahaan Hutan HPH PT. Wanagalang Utama.

a. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 464/ Kpts-I I / 1992 tanggal 22 Mei 1992, PT. Wanagalang Utama adalah perusahaan pemegang I UPHHK/ HPH pada hutan alam seluas + 212.000 hektar di Provinsi Papua Barat;

b. bahwa berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor SK. 2502/ Menhut-VI / BRPHP/ 2006 tanggal 22 Mei 2006 PT. Wanagalang Utama telah mendapat Persetujuan dan Pengesahan Rencana Karya Pengusahaan Hutan (S) dan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.4119/ Menhut-VI / BRPHP/ 2006 tanggal 15 September 2006 PT. Wanagalang Utama telah mendapat Persetujuan dan Pengesahan Rencana Kerja Lima Tahun Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam Ke I V Periode Tahun 2007- 2011 di Provinsi I rian Jaya Barat;

c. bahwa berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan Pertanian Provinsi I rian Jaya Barat Nomor KEP-522.1/ 015 tanggal 17 Januari 2007, PT. Wanagalang Utama mendapatkan Pengesahan Rencana Kerja Tahunan Pengusahaan Hutan Tahun 2007 atas areal seluas 2.959,34 Ha dengan target produksi 88.892,87 m3 di atas areal kerjanya;

d. bahwa berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor SK.199/ VI -BPHA/ 2007 tanggal 22 Juni 2007 kepada PT. Wanagalang Utama diberikan I zin Pemasukan dan Penggunaan Peralatan untuk kegiatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam sebanyak 13 (tiga belas) unit;

(2)

e. bahwa jumlah peralatan yang telah diberikan izin sebagimana dimaksud butir d belum mencukupi untuk mendukung kegiatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam an. PT. Wanagalang Utama sebagaimana butir c.

f. bahwa berdasarkan Pasal 50 ayat (3) huruf j dan k Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, bahwa setiap orang dilarang membawa alat-alat berat yang lazim digunakan untuk mengangkut hasil hutan dan alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong, atau membelah pohon didalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang;

g. bahwa berdasarkan Pasal 8 ayat (1) Keputusan Menteri Kehutanan No. 428/ KPTS-I I / 2003 jo No. SK. 401/ Menhut-I Menhut-I / 2004, menetapkan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan menerbitkan I zin Pemasukan dan Penggunaan Peralatan Untuk Kegiatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam atau I PK;

h. bahwa berdasarkan penilaian administrasi oleh Direktorat Bina Pengembangan Hutan Alam, yang berupa pemenuhan kelengkapan persyaratan dan perhitungan kebutuhan optimal peralatan PT. Wanagalang Utama, yang bersangkutan telah memenuhi syarat untuk dapat diberikan izin pemasukan dan penggunaan peralatan;

i. bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dipandang perlu menerbitkan I zin Pemasukan dan Penggunaan Peralatan untuk Kegiatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam An. PT. Wanagalang Utama dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004; 3. Peraturan-Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004; 4. Peraturan-Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007;

5. Keputusan Presiden Nomor 187/ M Tahun 2004 Jo. Nomor 171/ M Tahun 2005;

6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 Jis. Nomor 62 Tahun 2005 dan Nomor 66 Tahun 2006;

7. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2005, Jis Nomor 15 Tahun 2005, Nomor 63 Tahun 2005 dan Nomor 91 Tahun 2006;

8. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 6887/ Kpts-I I / 2002, Jis. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 10031/ Kpts-I I / 2002, Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 59/ Kpts-I I / 2003;

9. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 428/ Kpts-I I / 2003 jo. No. SK.401/ Menhut-I I / 2004;

(3)

10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.382/ Menhut-I I / 2004; 11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.13/ Menhut-I I / 2005, Jis

Nomor P.17/ Menhut-I I / 2005, Nomor P.35/ Menhut-I I / 2005, Nomor P. 46 / Menhut-I I / 2006, Nomor P.71/ Menhut-I I / 2006 dan Nomor P.17/ Menhut-I I / 2007;

12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 6/ Menhut-I I / 2007;

Memperhatikan : 1. Surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat No. 522.3/ 458 tanggal 23 Juli 2007 perihal Permohonan Rekomendasi Pemasukan dan Penggunaan Alat Berat Pengusahaan Hutan an. I UPHHK a.n. PT. Wanagalang Utama dan Surat Pernyataan Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Papua Barat No. 522.3/ 469 tanggal 23 Juli 2007, menyatakan bahwa peralatan sebanyak 4 (Empat) unit belum berada di lokasi penggunaan alat.

2. Surat Pernyataan Direktur PT. Wanagalang Utama No. 022/ WGU/ DI R-JKT/ VI I / 07 tanggal 25 Juli 2007, menyatakan bahwa peralatan sebanyak 4 (empat) unit, terdiri dari 1 (satu) unit milik sendiri dan 3 (tiga) unit pinjaman dari perusahaan sesuai perjanjian sebagai berikut:

a. Surat Perjanjian Pinjam Pakai Alat Berat antara PT. Wanagalang Utama dengan PT. Bina Nusa Lestari No. 026/ WGU-BNL/ SPPPAB/ VI I / 2007 tanggal 9 Juli 2007 sebanyak 1 (satu) unit.

b. Surat Perjanjian Pinjam Pakai Alat Berat antara PT. Wanagalang Utama dengan PT. Selaras Mandiri Sejahtera No. 027/ WGU-SMS/ SPPPAB/ VI I / 2007 tanggal 9 Juli 2007 sebanyak 2 (dua) unit.

MEMUTUSKAN Menetapkan :

PERTAMA : Memberikan I zin Pemasukan dan Penggunaan Peralatan untuk Kegiatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam An. PT. Wanagalang Utama di Provinsi Papua Barat dengan jumlah dan jenis peralatan sebagaimana tercantum dalam lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Peralatan sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan alam sesuai Keputusan Kepala Dinas Kehutanan dan Pertanian Provinsi I rian Jaya Barat Nomor : KEP-522.1/ 015 tanggal 17 Januari 2007 tentang Pengesahan Rencana Kerja Tahunan Pengusahaan Hutan Tahun 2007 An. PT. Wanagalang Utama seluas 2.959,34 Ha dengan target produksi 88.892,87 m3 di atas areal kerjanya dan tidak dipergunakan untuk keperluan lain.

(4)

KETI GA : Pemegang izin wajib :

a. Melaksanakan penebangan ramah lingkungan (Reduced I mpact Logging) sesuai surat edaran Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi No. 274/ VI -PHA/ 2001 tanggal 23 Februari 2001.

b. Menyampaikan laporan bulanan penggunaan peralatan kepada Kepala Dinas Provinsi dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan c.q. Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam, Kepala Dinas Kabupaten/ Kota dan Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XVI I Jayapura;

c. Melaporkan peralatan yang rusak atau yang tidak digunakan lagi kepada Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan c.q. Direktur Bina Pengembangan Hutan Alam, dengan dilampiri Berita Acara Pemeriksaan yang dibuat oleh pemegang izin.

d. Melaksanakan perbaikan Kinerja PHAPL sesuai Rencana Peningkatan Kinerja PHAPL (Action Plan) yang telah disusun.

KEEMPAT : Setiap pelanggaran dan atau penyimpangan yang dilakukan pemegang izin akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KELI MA : Kepala Dinas Provinsi dan Kepala Dinas Kabupaten melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan Keputusan ini.

KEENAM : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2007 dan Keputusan ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan No. SK.199/ VI -BPHA/ 2007 tanggal 22 Juni 2007.

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum dan Humas,

ttd

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Menteri Kehutanan (sebagai laporan); 2. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan; 3. I nspektur Jenderal Departemen Kehutanan;

4. Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam;

(5)

5. Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional I V;

6. Kepala Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang Kehutanan Provinsi Papua Barat;

7. Kepala Dinas yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang Kehutanan Kabupaten Teluk Bintuni;

(6)

LAMPI RAN KEPUTUSAN DI REKTUR JENDERAL BI NA PRODUKSI KEHUTANAN Nomor : SK. 252/ VI BPHA/ 2007

Tanggal : 13 September 2007

DAFTAR JENI S PERALATAN YANG DI I ZI NKAN UNTUK DI MASUKKAN DAN DI GUNAKAN DALAM KEGI ATAN USAHA PEMANFAATAN HASI L HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM

An. PT. WANAGALANG UTAMA

Nomor Chasis, Mesin dan Tahun Pembuatan No Peruntukan dan Jenis Alat

Rangka Mesin Tahun

B. PEMBUKAAN W I LAYAH HUTAN

1. Dump Truck Nissan TZA 520 KDN JNBTZA 5206 AK 01968

2 7 1 1 2 2007 2. Dump Truck Mercedes Benz MB

2631, 6 x 6

WDB 6593042 K 485046

44199720976770 2007 3. Excavator Kom. PC 200 - 7 J 3 2 1 5 2 2 6 4 1 0 2 2 6 2007

C. PENUNJANG

4. Pick Up Mitsubishi L 200 Megacab MMBCNK 5706 F 034117

4 M 40 ZA 2536 2007

J u m l a h 4 (Empat) unit

Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Bagian Hukum dan Humas,

Ttd.

Hari Budianto, SH,MH. NI P. 080057821

Direktur Jenderal,

ttd

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Ketentuan mengenai organisasi dan tata kelola PTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Statuta masing-masing PTS yang ditetapkan dengan peraturan Badan

[r]

[r]

KPDT/VI/2012 tanggal 14 Juni 2012, dengan ini Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada Satuan Kerja (Satker) Sekretariat Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal yang

Untuk menjamin keterpaduan dan akurasi data dalam Sistem Informasi ASN, setiap Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib memutakhirkan data

97 Berapa banyak kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan oleh dosen tetap dalam tiga tahun terakhir (judul PKM, lokasi, jumlah biaya, sumber biaya,

Kegiatan ini dapat berupa elaborasi / menjabarkan 8 standar nasional pendidikan menjadi berbagai standar lain yang mengatur berbagai aspek secara lebih rinci;4. merumuskan