• Tidak ada hasil yang ditemukan

2014 3352 ped Pedoman Pencacah ST2013 SKH.PCS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2014 3352 ped Pedoman Pencacah ST2013 SKH.PCS"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

SENSUS PERTANIAN 2013

SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014

PEDOMAN PENCACAH

(ST2013-SKH.PCS)

BADAN PUSAT STATISTIK

(2)
(3)

ST2013-SKH.PCS| iii

KATA PENGANTAR

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan Sensus Pertanian yang

keenam yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Sensus Pertanian sebelumnya

dilaksanakan pada tahun 1963, 1973, 1983, 1993, dan 2003.

Survei Kehutanan Tahun 2014 (ST2013-SKH) merup akan kegiatan Sensus

Pertanian 2013 Lanjutan. Tujuan utama survei ini adalah untuk memperoleh data

yang rinci mengenai kondisi sosial ekonomi dan budaya rumah tangga yang tinggal

di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Hal ini penting karena kondisi sosial

ekonomi dan budaya masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan dapat

mempengaruhi keberhasilan program pelestarian hutan.

Buku pedoman ini memuat tata cara dalam melakukan pencacahan

ST2013-SKH yang meliputi latar belakang kegiatan, tujuan, cakupan, organisasi

lapangan, jadwal pelaksanaan, konsep definisi, dan tata cara pengisian Daftar

ST2013-SKH.S yang digunakan dalam kegiatan

Keberhasilan pelaksanaan pencacahan ST2013-SKH ini ditentukan oleh

niat, tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, para petugas harus

melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab dengan

berpegang teguh pada pedoman.

Atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam pelaksanaan

pencacahan ST2013-SKH ini diucapkan terima kasih.

Selamat Bekerja.

Jakarta, Februari 2014

Deputi Statistik Bidang Produksi

(4)
(5)

ST2013-SKH.PCS| v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar belakang ... 1

1.2. Landasan hukum ... 2

1.3. Tujuan ... 2

1.4. Cakupan ... 2

1.5. Jenis dokumen ... 3

1.6. Metodologi ... 3

1.7. Jadwal kegiatan ... 6

II. ORGANISASI LAPANGAN ... 7

2.1. Penanggung jawab pelaksanaan di pusat dan daerah ... 7

2.2. Petugas pencacah SKH 2014 ... 7

III. TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN ... 9

3.1. Tahap pelaksanaan pencacahan ... 9

3.1.1. Pembagian wilayah kerja ... 9

3.1.2. Koordinasi antara PMS dan PCS ... 9

3.1.3. Pelaksanaan lapangan ... 10

3.2. Tata cara berwawancara ... 15

3.3. Tata tertib pengisian daftar ... 17

(6)

vi |ST2013-SKH.PCS

IV. DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA SKH 2014 ... 19

4.1. Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SKH.DSRT ... 19

4.2. Konsep dan definisi daftar ST2013-SKH.DSRT ... 19

4.3. Tata cara pengisian daftar ST2013-SKH.DSRT ... 19

V. PENGISIAN DAFTAR ST2013-SKH.S ... 25

5.1. Keterangan yang dikumpulkan ... 25

5.2. Tata cara pengisian daftar ST2013-SKH.S ... 25

VI. PENUTUP ... 85

(7)

ST2013-SKH.PCS| vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Letak desa/kelurahan berdasarkan kedekatan terhadap hutan 5

Gambar 2. Peta Blok Sensus SKH 2014 ... 11

Gambar 3. Gambar alur pencacahan pada BS SKH 2014 ... 13

Gambar 4. Gambar alur pencacahan SK 2014 pada BS Kombinasi ... 14

Gambar 5. Tipe bangunan rumah ... 48

Gambar 6. Sumur ... 56

(8)
(9)

ST2013-SKH.PCS| 1

BAB

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan

oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan

tetap.Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan

Hutan dan Perairan serta Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), luas kawasan

hutan dan perairan Indonesia adalah 133,42 juta hektar (Kementerian Kehutanan,

2012).

Berdasarkan data Potensi Desa 2011, tercatat sekitar 23,81 %

desa/kelurahan berlokasi di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Masyarakat yang

tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan memiliki andil yang sangat besar

terhadap pelestarian hutan karena sebagian besar dari mereka secara turun

temurun hidup dan mengetahui secara jelas tentang bagaimana cara mengelola

hutan tanpa merusak dan tanpa mengeksploitasinya. Namun demikian,

perladangan berpindah dan kesadaran masyarakat sekitar hutan terhadap

pelestarian sumberdaya hutan yang rendah sering dianggap sebagai penyebab

utama kerusakan hutan.Oleh karena itu, berbagai program pembangunan yang

dirancang oleh pemerintah untuk memanfaatkan dan mengelola hutan harus

memperhatikan kepentingan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada

hutan.

Untuk mendukung perencanaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan

program pembangunan subsektor kehutanan diperlukan data dan informasi

mengenai kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di dalam dan di

sekitar kawasan hutan. Pada saat ini, data mengenai kehidupan sosial, ekonomi,

dan budaya masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang disajikan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) bersumber dari Survei Rumah Tangga Kawasan Hutan

Tahun 2004 dan Survei Kehutanan Rakyat Tahun 2010 (SKR 2010). Oleh karena

itu, pada tahun 2014 perlu dilakukan survei sejenis untuk mendapatkan data dan

informasi terbaru melalui Survei Kehutanan Tahun 2014 (SKH2014).

(10)
(11)

ST2013-SKH.PCS| 3

1.2 Landasan Hukum

1. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

2. Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

3. Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Statistik.

4. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi BPS.

5. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah.

6. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

1.3 Tujuan

Tujuan Survei Kehutanan Tahun 2014 adalah untuk memperoleh data yang

rinci mengenai kondisi sosial ekonomi dan budaya rumah tangga yang tinggal di

dalam dan di sekitar kawasan hutan, yang mencakup:

1. Data tentang profil rumah tangga di dalam dan di sekitar kawasan hutan;

2. Data mengenai penguasaan dan penggunaan lahan serta perladangan

berpindah;

3. Data mengenai keterangan perumahan dan kondisi lingkungan;

4. Data tentang kesejahteraan dan partisipasi rumah tangga terhadap

kelembagaan serta pemanfaatan hasil hutan/wisata alam;

5. Data sumber pendapatan/penerimaan dan pengeluaran rumah tangga;

6. Data perizinan penggunaan lahan kawasan hutan dan pemanfaatan hasil hutan.

1.4 Cakupan

Cakupan Survei Kehutanan Tahun 2014 meliputi semua rumah tangga

terpilih yang berada di desa/kelurahan yang terletak di dalam dan di sekitar

kawasan hutan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kecuali

(12)

4 |ST2013-SKH.PCS

1.5 Jenis Dokumen

Jenis dokumen yang digunakan dalam pencacahan SKH 2014 adalah:

1. Sketsa Peta Blok Sensus ST2013-WB (hasil pemutakhiran blok sensus terpilih)

Sketsa peta yang digunakan adalah peta yang telah terisi nomor urut rumah

tangga pertanian hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih

subsektor pada bulan April 2014.

2. Daftar ST2013-SKH.DSRT

Daftar ini berisi identitas rumah tangga terpilih sampel SKH 2014.

3. Daftar ST2013-SKH.S

Daftar ini digunakan untuk mencacah rumah tangga terpilih sampel SKH 2014.

4. Buku Pedoman Pencacah (ST2013-SKH.PCS)

Buku ini memuat aturan dan tata cara pencacahan rumah tangga terpilih di

dalam dan di sekitar kawasan hutan, konsep definisi, dan cara pengisian Daftar

ST2013-SKH.S.

5. Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa (ST2013-SKH.PMS)

Buku ini berisi tentang tata cara pemeriksaan Daftar ST2013-SKH.S.

1.6 Metodologi

1.6.1. Kerangka sampel

Kerangka sampel yang digunakan ada 2 jenis, yaitu:

 Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, yaitu daftar blok sensus biasa

dan blok sensus persiapan bermuatan cakupan ST2013 pada desa-desa yang

terletak di kawasan hutan dan diurutkan menurut strata. Identifikasi desa

kawasan hutan diperoleh dari hasil overlay peta kawasan hutan dengan peta

desa. Eligible blok sensus SKH 2014 adalah blok sensus yang memiliki

muatan jumlah rumah tangga 10 atau lebih.

 Kerangka sampel untuk pemilihan sampel rumah tangga, yaitu daftar nama kepala rumah tangga hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus

(13)

ST2013-SKH.PCS| 5

identifikasi rumah tangga tani {Kolom (10)} dan nomor urut rumah tangga hasil

pemutakhiran {Kolom (8)}.

1.6.2. Stratifikasi Blok Sensus

Blok sensus dalam kerangka sampel dikelompokkan menjadi 8 strata

berdasarkan letak desa terhadap kawasan hutan dan fungsi hutan. Stratifikasi ini

dibangun guna menjamin keterwakilan populasi rumah di setiap kawasan hutan.

Terlebih dahulu, setiap desa ditentukan kategorinya menurut fungsi hutan. Setiap

desa hanya masuk ke dalam salah satu strata. Setiap blok sensus yang ada dalam

desa tersebut memiliki kategori yang sama dengan kategori desanya. Selanjutnya,

dilakukan stratifikasi desa/blok sensus sebagai berikut:

Tabel 1. Pembentukan Stratifikasi Desa/Blok Sensus

Hutan

Berdasarkan skema di atas, terbentuk 8 strata yaitu:

a) Strata 1: blok sensus yang terletak di tepi hutan lindung,

b) Strata 2: blok sensus yang terletak di dalam hutan lindung

c) Strata 3: blok sensus yang terletak di tepi hutan produksi,

d) Strata 4: blok sensus yang terletak di dalam hutan produksi,

e) Strata 5: blok sensus yang terletak di tepi hutan konservasi,

f) Strata 6: blok sensus yang terletak di dalam hutan konservasi.

g) Strata 7: blok sensus yang terletak di tepi hutan campuran,

h) Strata 8: blok sensus yang terletak di dalam hutan campuran.

1.6.3. Prosedur Penarikan Sampel

Metode sampling yang digunakan pada SKH 2014 adalah two-stage

sampling design. Penarikan sampel untuk setiap strata dilakukan secara terpisah

dengan prosedur sebagai berikut: Jenis Hutan

(14)

6 |ST2013-SKH.PCS

 Tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus, dipilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size (pps) sistematik dengan size

jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran.

 Tahap kedua,dari kerangka sampel rumah tangga dipilih 10 rumah tangga secara sistematik sampling, dengan identifikasi rumah tangga pertanian

sebagai implicit stratification.

Penarikan sampel blok sensus dan rumah tangga dilakukan di BPS RI.

Daftar blok sensus terpilih dicantumkan pada Daftar ST2013-SKH.DSBS,

sedangkan daftar rumah tangga terpilih dicantumkan pada Daftar

ST2013-SKH.DSRT.

1.6.4. Nomor Kode Sampel (NKS)

NKS untuk blok sensus terpilih SKH 2014 terdiri dari 8 digit, yaitu:  Digit 1 : menyatakan kode subyek surveinya, yaitu J untuk SKH 2014.  Digit 2-3 : menyatakan kode strata.

 Digit 4-8 : menyatakan nomor urut blok sensus dalam 1 kabupaten/kota.

Batas Kawasan Hutan

Gambar 1: Letak desa/kelurahan berdasarkan kedekatan terhadap hutan

: Desa di dalam kawasan hutan

(15)

ST2013-SKH.PCS| 7

1.7 Jadwal Kegiatan

Tabel 2. Jadwal Kegiatan SKH 2014

No. Kegiatan Jadwal

(1) (2) (3)

1. Persiapan Januari – Februari 2014

2. Workshop Intama

26 Feb – 1 Maret 2014

dan 10 – 13 Maret 2014

3. Pelatihan Instruktur Nasional (Innas) 16 – 21 Maret 2014

4. Pelatihan Instruktur Daerah (Inda) 25 Maret – 1 April 2014

5. Pelatihan Petugas Pemutakhiran oleh Inda 10 – 17 April 2014

6. Pelaksanaan Pemutakhiran Rumah Tangga 21 – 30 April 2014

7. Pengolahan Pemutakhiran 25 April – 5 mei 2014

8. Penarikan Sampel 6 – 11 Mei 2014

9. Pelatihan Petugas Pencacah 12 – 24 Mei 2014

10. Pelaksanaan Lapangan 26 Mei – 7 Juli 2014

11. Pengolahan Juli – Oktober 2014

(16)

8 |ST2013-SKH.PCS

BAB

ORGANISASI LAPANGAN

2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan Di Pusat Dan Daerah

Pengarahpelaksanaan SKH 2014 secara keseluruhan adalah Kepala

BPS.Ketua merangkap Penanggung jawab bidang teknis untuk kegiatan

pelaksanaan pencacahan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi, sedangkan

Pejabat Eselon I lainnya sebagai wakil ketua merangkap penanggung jawabsesuai

bidangnya. Koordinator bidang teknis SKH 2014 adalah Direktur Statistik

Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan, sedangkan Pejabat Eselon II terkait

lainnya sebagai koordinator sesuai bidangnya.

Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS

Provinsi.Penanggung jawab bidang teknis adalah Kepala Bidang Statistik Produksi,

sedangkan Pejabat Eselon III lainnya sebagai penanggung jawab sesuai

penugasannya.Koordinator bidang teknis SKH 2014 adalah Kepala Seksi Statistik

Pertanian, sedangkan Pejabat Eselon IV terkait lainnya sebagai koordinator sesuai

penugasannya.

Penanggung Jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah

Kepala BPS Kabupaten/Kota.Koordinator bidang teknis adalah Kepala Seksi

Statistik Produksi.Pejabat Eselon IV lainnya sebagai koordinator sesuai

penugasannya.

2.2 Petugas Pencacah SKH 2014

Petugas lapang SKH2014 terdiri dari :

1. Pencacah (PCS).

2. Pengawas/Pemeriksa (PMS).

3. Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)

a. Pencacah (PCS) mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

1. Mengikuti pelatihan pencacah.

2. Mengenali dengan baik blok sensus terpilih SKH yang harus dicacahnya.

(17)

ST2013-SKH.PCS| 9

3. Melakukan pencacahan terhadap usaha rumah tangga budidaya tanaman

kehutanan terpilih dengan menggunakan Daftar ST2013-SKH.S.

4. Meneliti kembali hasil wawancara untuk meyakinkan bahwa tidak ada

pertanyaan yang terlewat atau isian yang salah.

5. Menyerahkan Peta WB hasil pemutakhiran, Daftar

ST2013-SKH.DSRT dan ST2013-SKH.S yang telah diisi kepada pengawas secara

bertahap.

6. Memperbaiki isian Daftar ST2013-SKH.S yang masih salah dari hasil

pemeriksaan pengawas.

7. Menyerahkan kembali Daftar ST2013-SKH.S yang telah diperbaiki kepada

pengawas.

8. Melaksanakan pencacahan sesuai jadwal waktu yang ditentukan.

b. Pengawas/Pemeriksa (PMS) mempunyai tugas dan kewajiban sebagai

berikut :

1. Mengikuti pelatihan pencacahan subsektor survei rumah tangga usaha

budidaya tanaman kehutanan (SKH)

2. Mengatur pembagian tugas dan alokasi/distribusi dokumen untuk PCS

yang diawasi.

3. Bersama-sama PCS melakukan identifikasi batas luar blok sensus,

rumah tangga terpilih, dan mengatur jadwal pencacahan terhadap

rumah tangga yang akan diwawancarai oleh lebih dari satu PCS.

4. Mengenali lokasi dan batas blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya bersama PCS.

5. Mengatasi masalah teknis yang disampaikan PCS, dan apabila perlu melaporkan ke KSK untuk penyelesaianya.

6. Memeriksa isian Daftar ST2013-SKH.S yang telah dikerjakan PCS.

7. Mengumpulkan semua Daftar ST2013-SKH.S dan salinan sketsa blok

sensus, serta menyerahkan kepada KSK.

8. Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan sesuai jadwal waktu yang ditentukan.

c. Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) adalah Mantri Statistik yang

mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :

1. Membantu melakukan rekruitmen PCS dan PMS sesuai dengan alokasi

yang ditentukan.

(18)

10 |ST2013-SKH.PCS

3. Mengikuti pelatihan pencacahan sub sektor budidaya tanaman

kehutanan

4. Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan sesuai jadwal waktu yang

ditentukan

5. Menentukan wilayah kerja bagi petugas.

6. Menyiapkan salinan sketsa peta blok sensus yang telah dibuat pada saat

pelatihan petugas listing, untuk pengenalan wilayah kerja petugas

ST2013.

7. Mengatur pembagian dokumen dan perlengkapan petugas kepada PMS.

8. Mengawasi jalannya pendaftaran rumahtangga.

9. Membantu PMS/PCS memecahkan masalah yang ditemui di lapangan.

10. Mengumpulkan kembali semua hasil pencacahan dari PCS melalui PMS

di wilayah kerjanya, memeriksa isiannya dan menyerahkan dokumen

tersebut ke BPS kabupaten/kota.

11. Membuat laporan administrasi maupun teknis penyelenggaraan pelatihan

dan pelaksanaan lapangan kepada Kepala BPS kabupaten/kota dengan

formulir yang disediakan.

(19)

ST2013-SKH.PCS| 11

BAB

TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN

3.1 Tahap Pelaksanaan Pencacahan

3.1.1 Pembagian Wilayah Kerja

Sebelum pelaksanaan pencacahan SKH 2014, setiap PMS akan menerima

dari BPS Kabupaten/Kota berupa peta desa, peta blok sensus hasil pemutakhiran

rumah tangga pada blok sensus terpilih dengan Daftar PBS,

ST2013-SKH.DSBS, ST2013-SKH.DSRT, dan ST2013-SKH.S yang menjadi tanggung

jawabnya. Setiap PMS mempunyai tanggung jawab membawahi 3 orang PCS

dengan jumlah sampel keseluruhan sekitar 90 responden. Pembagian tugas/jumlah

sampel kepada setiap PCS harus berimbang antara satu PCS dengan PCS lainnya.

3.1.2. Koordinasi antara PMS dengan PCS

Koordinasi antara PMS dan PCS harus dilakukan selama pencacahan

berlangsung. Tujuan koordinasi ini agar pelaksanaan pencacahan, pengawasan,

dan pemeriksaan dokumen hasil lapangan dapat dilakukan secara maksimal.

Selama pelaksanaan pencacahan, PMS harus mendampingi PCS secara bergiliran,

dan tetap melakukan koordinasi dengan PCS lain yang tidak sedang

didampinginya. Pendampingan ini bertujuan agar PMS dapat dengan cepat

mengetahui dan mengatasi permasalahan yang dihadapi PCS di lapangan, serta

dapat langsung memeriksa dokumen hasil pencacahan setiap PCS selesai

melakukan wawancara untuk satu rumah tangga. Pembagian waktu pendampingan

untuk setiap PCS dilakukan oleh PMS secara berimbang antar PCS.

Sebelum memulai pencacahan ke rumah tangga responden, koordinasi

yang dilakukan oleh PMS adalah dengan mengadakan pertemuan dan membahas

beberapa hal antara lain:

1) Pembagian lokasi tugas (blok sensus) pencacahan SKH 2014 untuk setiap

PCS.

2) Pembagian peta blok sensus, Daftar SKH.DSRT dan Daftar

ST2013-SKH.S kepada PCS sesuai wilayah kerjanya.

(20)

12 |ST2013-SKH.PCS

3) Menunjukkan peta desa/kelurahan SP2010-WA/ST2013-WA sebagai orientasi

posisi blok sensus terpilih di desa/kelurahan.

4) Pemeriksaan kelengkapan dokumen dan perlengkapan petugas.

5) Penyusunan strategi lapangan secara umum, termasuk identifikasi batas

wilayah kerja secara bersama-sama berdasarkan peta blok sensus.

6) Penyusunan jadwal kerja PMS dan PCS, serta jadwal pertemuan di lapangan.

7) Penyusunan strategi penyelesaian tugas sesuai jadwal.

Selanjutnya PMS dapat melakukan koordinasi selama periode pencacahan

SKH 2014 dengan pokok bahasan:

1) Evaluasi jalannya pelaksanaan pencacahan SKH 2014,

2) Penyelesaian permasalahan yang ditemui di lapangan berkaitan dengan

pencacahan SKH 2014,

3) Strategi penyelesaian pencacahan SKH 2014 untuk kasus rumah tangga yang

belum dapat ditemui,

4) Bila diperkirakan selama dalam periode pencacahan, jadwal kerja tidak dapat

dipenuhi, PMS harus mengatur strategi agar pelaksanaan pencacahan dapat

tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

3.1.3. Pelaksanaan lapangan

Setiap PCS mempunyai tanggung jawab sekitar 3 blok sensus, dengan

jumlah sampel untuk setiap blok sensus sekitar 10 rumah tangga. Setelah PCS

menerima peta blok sensus, ST2013-SKH.DSRT dan ST2013-SKH.S dari PMS,

selanjutnya PCS bertugas secara individu untuk setiap blok sensus yang menjadi

tanggung jawabnya, dibawah pengawasan PMS.

3.1.3.1. Identifikasi Batas Wilayah Kerja SKH 2014

Identifikasi batas wilayah kerja dimaksudkan agar PCS mengenali wilayah

kerjanya sehingga dapat mengatur strategi kunjungan ke rumah tangga sampel.

Identifikasi batas wilayah dilakukan oleh PCS sebelum melakukan pencacahan

SKH 2014.

Peta wilayah yang digunakan untuk pelaksanaan lapangan SKH 2014 adalah:

a. Peta desa.

Digunakan oleh PMS dan PCS untuk identifikasi posisi blok sensus di dalam

(21)

ST2013-SKH.PCS| 13

b. Peta blok sensus.

Peta yang digunakan dalam SKH 2014 baik pada blok sensus khusus SKH 2014

maupun blok sensus kombinasi dengan subsektor lain adalah peta ST2013-WB

hasil pemutakhiran (April 2014).

Peta ini berisi posisi rumah tangga hasil pemutakhiran.Nomor urut rumah tangga

pada peta ini terdapat pada setiap posisi rumah tangga hasil pemutakhiran baik

rumah tangga pertanian (tanda kotak ( )) maupun rumah tangga bukan

pertanian (tanda bulat (O)).

Pemberian tanda panah () pada nomor urut rumah tangga sebagai identifikasi posisi rumah tangga terpilih sampel SKH 2014 dilakukan sebelum pencacahan

rumah tangga. Nomor urut rumah tangga terpilih mengacu pada Daftar

ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (5).Contoh pemberian tanda panah pada simbol posisi

rumah tangga SKH 2014 pada peta blok sensus dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta Blok Sensus SKH 2014

Peta BS digunakan oleh PMS untuk identifikasi arah utara, batas luar blok

sensus, dan identifikasi di dalam blok sensus seperti jalan, dan landmark penting

(22)

14 |ST2013-SKH.PCS

Penelusuran wilayah kerja dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Siapkan peta blok sensus hasil pencacahan ST2013, bubuhkan nama kegiatan “SKH 2014” pada judul peta sehingga menjadi “SKETSA PETA BLOK SENSUS SKH 2014”.

2. Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah

tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS kabupaten/kota dan sekaligus

menanyakan posisi rumah tangga sampel SKH 2014.

3. Memberikan penjelasan ringkas kepada ketua/pengurus SLS tentang maksud,

tujuan, dan pelaksanaan survei, serta menanyakan informasi mengenai karakter

masyarakat dan menyusun rencana untuk menyesuaikan diri (waktu berkunjung,

dll).

4. Identifikasi batas wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus yang

menjadi tanggung jawabnya.

3.1.3.2. Pencacahan Rumah Tangga

Pencacahan rumah tangga dilakukan dengan mengunjungi seluruh rumah tangga

yang tercetak pada Daftar ST2013-SKH.DSRT. Prosedur yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar ST2013-SKH.DSRT

dimulai dari nomor urut sampel rumah tangga pertama.

2) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan pencacahan rumah

tangga dengan cara wawancara langsung kepada responden dengan

menggunakan Daftar ST2013-SKH.S. Wawancara harus dilakukan sampai

seluruh pertanyaan pada Daftar ST2013-SKH.S selesai, lalu dilanjutkan ke

rumah tangga berikutnya.

3) Sebelum meninggalkan tempat tinggal responden, pastikan seluruh

pertanyaan sudah ditanyakan dan terisi dengan benar.

4) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan

pencacahan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan

berakhir, pencacah harus mengunjungi kembali rumah tangga tersebut untuk

melakukan wawancara.

5) Lakukan pencacahan SKH 2014 untuk seluruh rumah tangga terpilih sampel

dalam 1 blok sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan

pencacahan SKH 2014 untuk rumah tangga terpilih sampel pada blok sensus

(23)

ST2013-SKH.PCS| 15

6) Jika ditemui suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan

kunjungan ulang, maka lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu

instruksi PMS.

7) Daftar ST2013-SKH.DSRTdan peta blok sensus harus diserahkan kembali

kepada PMS bersama-sama denganhasil pencacahan Daftar

ST2013-SKH.S, untuk selanjutnya dikirimkan kembali ke BPSkabupaten/ kota.

Gambar 3. Bagan Alur Pencacahan pada BS SKH 2014

PCS mencacah rumah tangga terpilih yang ada di

Daftar ST2013-SKH.DSRT

Setelah selesai 1 Blok Sensus, PCS menyerahkan dokumen ST2013-SKH.DSRT dan ST2013-SKH.S dan peta blok sensus kepada

PMS.

Tidak

PMS memeriksa, apakah :

- dokumen ST2013-SKH.DSRT, dan ST2013-SKH.S sudah konsisten? - isian ST2013-SKH.S sudah lengkap, konsisten, wajar dan jelas? - posisi tanda panah pada peta blok sensus sudah sesuai dengan ruta

terpilih?

PMS menyerahkan dokumen ST2013.SKH.DSRT, ST2013-SKH.Syang sudah clean, peta desa dan peta blok sensus kepada BPS

(24)

16 |ST2013-SKH.PCS

3.1.3.4 Pengawasan dan Pemeriksaan

Rancangan pelaksanaan lapangan SKH 2014, yaitu pencacahan oleh PCS

dan pemeriksaan oleh PMS, ditujukan untuk mendapatkan data clean di lapangan.

Setelah seluruh rumah tangga sampel dalam 1 blok sensus selesai dicacah oleh

PCS, dokumen ST2013-SKH.S harus langsung diserahkan ke PMS agar dapat

segera diperiksa oleh PMS. Hal penting yang harus diperhatikan dalam

pemeriksaan dokumen adalah:

1) Isian identitas rumah tangga pada dokumen ST2013-SKH.DSRT dan

ST2013-SKH.S harus konsisten.

2) Isian setiap pertanyaan yang saling terkait baik dalam 1 blok maupun antar

blok dalam kuesioner harus konsisten.

3) Posisi tanda panah pada peta blok sensus sudah sesuai dengan rumah tangga

terpilih.

3.2 Tata Cara Berwawancara

Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga perhatikan

tata cara berikut:

a. Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga responden

ada di rumah pada waktu wawancara.

b. Dalam melaksanakan pencacahan, saudara akan menjumpai berbagai sikap

responden, sebagian besar diantaranya terus terang (jujur) dan senang

membantu, beberapa orang ragu-ragu dan tidak tegas, sebagian kecil curiga

dan dengan sikap menentang. Gunakan kecakapan, kesabaran dan sikap

bijaksana saudara agar wawancara berhasil.

c. Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani saudara kecuali pemeriksa

dan atau atasannya.

d. Sebelum saudara memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, saudara

harap minta ijin dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara

lain yang biasa berlaku didaerah setempat.

e. Tunjukkan selalu sikap ramah dan sopan santun kepada mereka.

f. Mulailah setiap wawancara dengan memperkenalkan diri dengan menjelaskan

maksud kedatangan saudara. Bila perlu tunjukkan surat tugas/tanda pengenal

(25)

ST2013-SKH.PCS| 17

g. Sebelum melakukan pencacahan beri penjelasan tentang pentingnya

memberikan keterangan yang benar dan yakinkan kepada mereka mengenai

kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan.

h. Tegaskan bahwa keterangan-keterangan yang dikumpulkan hanya akan

digunakan untuk keperluan perencanaan pembangunan dan tidak ada sangkut

pautnya dengan penyidikan dan pajak.

i. Kerja sama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga mereka tidak

segan-segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat.

j. Kadang-kadang saudara menemui responden yang menolak untuk memberikan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang saudara ajukan. Usahakanlah

dengan bijaksana untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan dengan

menjelaskan kembali tujuan dan kegunaan survei, sifat kerahasiaan keterangan

yang dikumpulkan dan pentingnya jawaban yang diperoleh dari responden

untuk keperluan pembangunan.

k. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden, dan jawablah pertanyaan

responden dengan tepat dan jelas.

l. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang

diberikan responden atau kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam

menghadapi suasana yang tidak diinginkan.

m. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang

dari pelaksanaan survei, kembalikan secara bijaksana pembicaraan kearah

daftar isian dan usahakan mendapatkan keterangan yang diperlukan.

n. Setelah selesai melakukan pencacahan, jangan lupa mengucapkan terima

kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden, kemungkinan ada

petugas yang akan datang kembali untuk mendapatkan keterangan tambahan.

Kemudian lanjutkan pada rumah tangga pertanian berikutnya.

o. Lakukan kunjungan ulang jika memang diperlukan. Hal ini mungkin terjadi

karena pada kunjungan pertama, saudara tidak berhasil mendapatkan semua

keterangan yang diperlukan, atau mungkin atas perintah PMS, saudara diminta

(26)

18 |ST2013-SKH.PCS

3.3 Tata Tertib Pengisian Daftar

a. Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam. Tinta dan pensil berwarna

tidak boleh digunakan.

b. Kata-kata harus dituliskan dalam huruf kapital (huruf besar) dengan jelas dan

tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang sudah baku

dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan

angka romawi).

c. Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat

kesalahan-kesalahan didalam pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa.

d. Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipegang teguh

dan tidak boleh diubah.

e. Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain

yang tidak berkepentingan.

3.4 Petunjuk Pengisian Daftar

Sebelum memulai pengisian Daftar ST2013-SKH.S perlu diketahui

beberapa cara pengisian yang harus dilakukan.

1. Menuliskan kata-kata pada tempat yang disediakan.

Dalam menuliskan kata-kata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah

dibaca.

Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan SKH harus

memakai

Tanda Pengenal

yang telah disediakan dan membawa

(27)

ST2013-SKH.PCS| 19

Contoh : Blok I Rincian 1

Penulisan salah:

Penulisan benar:

2. Menuliskan angka-angka pada kotak yang disediakan . Penulisan angka harus

dilakukan dengan angka standar, jelas dan mudah dibaca. Pengisian angka ke

dalam kotak harus sesuai dengan satuan/desimal dan rata kanan.

Contoh : Blok VII Rincian 710.

Pengisian salah:

710. Akses ke fasilitas umum (fasum)

Jenis fasilitas umum Perkiraan jarak terdekat dari tempat tinggal

(km)

Transportasi yang biasa digunakan rumah tangga

menuju fasilitas umum

(1) (2) (3)

1. Angkutan bertrayek 0 , 2 3

2. Puskesmas/poliklinik/polindes 1 , 3

Pengisian benar:

710. Akses ke fasilitas umum (fasum)

Jenis fasilitas umum Perkiraan jarak terdekat dari tempat tinggal

(km)

Transportasi yang biasa digunakan rumah tangga

menuju fasilitas umum

(1) (2) (3)

1. Angkutan bertrayek 0 , 2 0 3

2. Puskesmas/poliklinik/polindes 1 , 0 0 3

I. PENGENALAN TEMPAT

101. Provinsi

Kalimantan Barat

6 1

I. PENGENALAN TEMPAT

(28)

20 |ST2013-SKH.PCS

3. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian

menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.

Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan

memberikan lingkaran yang meragukan, apabila salah harus dibetulkan

dengan cara menghapus lingkaran.

4. Penulisan satuan adalah sebagai berikut :

- Penulisan nilai : dalam ribuah rupiah bilangan bulat.

(29)

ST2013-SKH.PCS| 21

BAB

DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA SKH 2014

Pada Bab I, telah disebutkan bahwa daftar isian yang digunakan pada SKH

2014 adalah Daftar ST2013-SKH.DSRT dan Daftar ST2013-SKH.S. Berikut ini akan

dijelaskan tata cara pengisian Daftar ST2013-SKH.DSRT.

4.1 Keterangan yang Dikumpulkan Dalam Daftar ST2013-SKH.DSRT

Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SKH.DSRTterdiri atas

5 blok yaitu:

Blok I : Keterangan Tempat

Blok II : Rekapitulasi

Blok III : Keterangan Rumah Tangga Terpilih

Blok IV : Keterangan Petugas

4.2 Kegunaan Daftar ST2013-SKH.DSRT

Daftar ini berisi nama kepala rumah tangga terpilih sampel SBK 2014 hasil

pencacahan setiap rumah tangga.

Daftar ST2013-SKH.DSRT selain berisi

sampel rumah tangga juga digunakan untuk mencatat kondisi hasil

pencacahan ST2013-SKH.S.

4.3 Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKH.DSRT

Tata cara pengisian Daftar ST2013-SKH.DSRT sebagai berikut :

BLOK I. KETERANGAN TEMPAT

Isian blok ini sudah tercetakdan merupakan identitas wilayah blok sensus

terpilih mulai dari kode dan nama provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dan

klasifikasi desa/kelurahan. Selain itu dicantumkan pula nomor blok sensus dan

nomor kode sampel dalam satu kabupaten/kota.

(30)

22 |ST2013-SKH.PCS

BLOK II. REKAPITULASI

Blok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga yang berhasil

diwawancarai, pindah ke luar blok sensus, tidak dapat diwawancarai sampai

dengan batas waktu pencacahan, atau menolak diwawancarai.

1. Jumlah rumah tangga kawasan hutan terpilih

Isian rincian ini sudah tercetak.

2. Jumlah rumah tangga yang berhasil diwawancarai

Isian Rincian 2 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 1 di Blok III Kolom (9)

dari baris rumah tangga yang tercetak.

3. Jumlah rumah tangga yang pindah ke luar blok sensus

Isian Rincian 3 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 2 di Blok III Kolom (9)

dari baris rumah tangga yang tercetak.

4. Jumlah rumah tangga yang tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas

waktu pencacahan

Isian Rincian 4 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 3 di Blok III Kolom (9)

dari baris rumah tangga yang tercetak.

5. Jumlah rumah tangga yang menolak diwawancarai

Isian Rincian 5 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 4 di Blok III Kolom (9)

dari baris rumah tangga yang tercetak.

BLOK III. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH

Kolom (1) s.d. Kolom (8): Nomor SLS, Nama Satuan Lingkungan Setempat,

Nomor BF, Nomor BS, Nomor Urut Rumah

Tangga Hasil Pemutakhiran, Nomor Urut Sampel,

Nama Kepala Rumah Tangga, dan Alamat.

Isian kolom-kolom ini sudah tercetak untuk sejumlah baris rumah tangga

sampel. Isian Kolom (7) yang sudah tercetak dapat diperbaiki apabila nama kepala

rumah tangga berbeda dengan kondisi di lapangan, tetapi masih merupakan satu

rumah tangga yang sama. Dalam hal ini dapat disebabkan ganti kepala rumah

tangga. Perbaikan juga dapat dilakukan apabila ada perbedaan alamat pada Kolom

(8) yang disebabkan kesalahan penulisan pada saat pemutakhiran maupun pindah

(31)

ST2013-SKH.PCS| 23

Perbaikan nama kepala rumah tangga dapat dilakukan dengan mencoret

nama yang tercetak, kemudian tuliskan perbaikan nama tersebut di sebelahnya.

Perbaikan alamat dilakukan dengan cara yang sama, yaitu mencoret alamat yang

tercetak kemudian tuliskan perbaikan alamat di sebelahnya.

Contoh:

Sebelum perbaikan Setelah perbaikan

Nama KRT AMRAN GAJAH AMRAN GAJAH RAMLAN GAJAH

Alamat DUSUN 1 DUSUN 1 DUSUN 2

Kolom (9): Hasil Pencacahan

Pengisian kolom (9) ini didasarkan pada kondisi hasil pencacahan atau

kunjungan rumah tangga di lapangan dimana:

- Kode 1 : Berhasil diwawancarai

- Kode 2 : Pindah ke luar blok sensus

- Kode 3 : Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan

- Kode 4 : Menolak diwawancarai

Penjelasan :

1. Berhasil diwawancarai (kode 1)

Rumah tangga sampel dikatakan berhasil diwawancarai, apabila rumah tangga

tersebut ditemukan dan dapat diwawancarai dengan kuesioner ST2013-SKH.S.

2. Pindah keluar blok sensus (kode 2)

Rumah tangga sampel dikatakan pindah keluar blok sensus, apabila

keberadaan rumah tangga tersebut sudah tidak lagi di blok sensus

bersangkutan.

3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan (kode

3)

Rumah tangga sampel dikatakan tidak dapat diwawancarai sampai dengan

batas waktu pencacahan, apabila sampai dengan batas waktu pencacahan

yang telah ditentukan rumah tangga tersebut tidak dapat diwawancarai.

4. Menolak diwawancarai (kode 4)

Rumah tangga sampel ditemukan, tetapi menolak untuk diwawancarai sehingga

kuesioner ST2013-SKH.S tidak dapat diisi.

Apabila responden menolak diwawancarai, maka petugas harus melaporkan ke

PMS. PMSharus mendatangi ruta tersebut untuk diwawancarai. Apabila rumah

(32)

24 |ST2013-SKH.PCS

lebih tinggi (korlap/KSK/kasi produksi/kepala kantor), kemudian kuesioner

distempel BPS kabupaten/kota.

BLOK IV. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini berisi keterangan identitas pencacah (PCS) dan pengawas/

pemeriksa (PMS). Isikan kode dan nama petugas, tanggal pencacahan/

pemeriksaan, dan bubuhkan tanda tangan sebagai bukti pertanggungjawaban atas

kebenaran isian pada Daftar ST2013-SKH.DSRT.

Rincian 1: Kode Petugas

Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia.Kode petugas dibuat unique dalam

satu kabupaten. Kode PMS terdiri dari 4 digit, 3 digit pertama menyatakan nomor

urut PMS dalam suatu kabupaten, sedangkan digit ke-4 adalah 0 (nol). Kode PCS

terdiri dari 4 digit, digit 1-3 menyatakan nomor urut PMS, sedangkan digit 4

menyatakan nomor urut PCS dalam koordinasi PMS yang sama. Kode petugas

diinformasikan pada saat pelatihan petugas.

Rincian 2: Nama Petugas

Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia.

Rincian 3: Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan

Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan/pemeriksaan sampai dengan

selesai pencacahan/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang

tersedia.

Rincian 4: Tanda Tangan

Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran

dan kelengkapan isian Daftar ST2013-SKH.DSRT. Bubuhkan tanda tangan pada

tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan/

pemeriksaan.Penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan

(33)

ST2013-SKH.PCS| 25

BAB

PENGISIAN DAFTAR ST2013-SKH.S

5.1 Keterangan yang Dikumpulkan

Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SKH.S terdiri dari

14 blok.

Blok I : Pengenalan Tempat

Blok II : Keterangan Petugas

Blok III : Keterangan Pencacahan

Blok IV : Keterangan AnggotaRumah Tangga

Blok V : Penguasaan dan Penggunaan Lahan Pada Saat Pencacahan (m2) Blok VI : Keterangan Perumahan

Blok VII : Kondisi Lingkungan

Blok VIII : Partisipasi Rumah Tangga Terhadap Kelembagaan

Blok IX : Keterangan Kesejahteraan Rumah Tangga

Blok X : Pemanfaatan Hasil Hutan/Wisata Alam Selama Setahun yang Lalu

Blok XI : Sumber Pendapatan/Penerimaan Rumah Tangga Selama Setahun

Yang Lalu

Blok XII : Pengeluaran Rumah Tangga

Blok XIII : Perizinan

Blok XIV : Catatan

Lembar Kerja

5.2 Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKH.S

Pengisian Daftar ST2013-SKH.S dimulai dari Blok I sampai Blok XIV secara

berurutan dan harus mengikuti tata cara pengisian seperti di bawah ini.

BLOK I. PENGENALAN TEMPAT

Blok ini merupakan keterangan identitas rumah tangga di dalam dan di

sekitar kawasan hutan, sehingga blok ini harus terisi untuk semua rumah tangga

yang dicacah.

(34)

26 |ST2013-SKH.PCS

Rincian101-107: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan,

Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, Nomor

Kode Sampel (NKS)

Disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok I Rincian 1 s.d. 7.

Rincian 108: Nomor Satuan Lingkungan Setempat (SLS)

Nomor urut bangunan fisik disalin dari Daftar ST2013-SKH2014.DSRT Blok III

Kolom (1).

Rincian 109: Nomor Urut Bangunan Fisik

Nomor urut bangunan fisik disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (3).

Rincian 110: Nomor Urut Bangunan Sensus

Nomor bangunan sensus disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (4).

Rincian 111: Nomor Urut Rumah Tangga

Nomor urut rumah tangga harus sesuai dengan Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III

Kolom (5).

Rincian 112: Nomor Urut Sampel

Nomor urut sampel disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (6).

Rincian 113: Nama Kepala Rumah Tangga

Nomor urut rumah tangga harus sesuai dengan Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III

Kolom (7).

Rincian 114: Nama Pemberi Informasi

Tuliskan nama anggota rumah tangga pemberi informasi pada saat pencacahan

Rincian 115: Nomor Telepon/ HP Pemberi Informasi

Tuliskan nomor telepon/ HP anggota rumah tangga pemberi informasi pada saat

pencacahan

BLOK II. KETERANGAN PETUGAS

Blok ini berisi keterangan pencacah dan keterangan pemeriksa. Blok ini

diisi setelah pencacahan Daftar ST2013-SKH.S selesai dan benar. Keterangan

pencacah diisi oleh pencacah dan keterangan pemeriksa diisi oleh

pengawas/pemeriksa.

Rincian 201 : Kode Petugas

Tuliskan kode petugas di tempat yang disediakan

Rincian 202 : Nama Petugas

(35)

ST2013-SKH.PCS| 27

Rincian 203 : Tanggal Pelaksanaan

Isikan tanggal pencacahan dan tanggal pemeriksaan di tempat yang disediakan.

Pencacahan belum tentu selesai dalam satu hari, maka tanggal pencacahan dapat

ditulis tanggal mulainya melakukan pencacahan s.d. tanggal selesainya

pencacahan. Begitu pula untuk pengawasan/pemeriksaan.

Rincian 204 : Tanda Tangan

Bubuhkan tanda tangan pencacah dan pemeriksa di tempat yang disediakan.

Penandatanganan hanya dilakukan apabila memang benar-benar telah melakukan

tugas sesuai petunjuk. Pemeriksa tidak dibenarkan menandatangani apabila tidak

melakukan pemeriksaan.

Rincian 301: Hasil Pencacahan

Isikan kode keterangan hasil pencacahan yaitu:

- kode 1 (berhasil diwawancarai),

- kode 2 (pindah ke luar Blok Sensus),

- kode 3 (tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan), dan

- kode 4 (menolak diwawancarai).

Isikan kode yang sesuai pada kotak yang disediakan.

Apabila Rincian 301 berkode 2,3, atau 4 : ”STOP”

BLOK IV. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA

Tujuan blok ini adalah untuk mencatat keterangan demografi anggota

rumah tangga pada saat pencacahan, seperti hubungan dengan kepala rumah

tangga, jenis kelamin, umur, ijazah tertinggi yang dimiliki, dan kegiatan anggota

rumah tangga yang berumur 10 tahun keatas.

Rumah tangga dibedakan menjadi 2 macam:

1. rumah tangga biasa;

2. rumah tangga khusus.

Rumah tangga biasa adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau

seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari

satu dapur. Yang dimaksud dengan satu dapur adalah apabila pengurusan

(36)

28 |ST2013-SKH.PCS

Penjelasan:

1. Apabila seseorang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus (di

beberapa daerah disebut indekost) tetapi mengurus makannya sendiri,

dianggap sebagai satu rumah tangga biasa.

2. Apabila dua orang atau lebih mendiami satu kamar bersama-sama dalam satu

bangunan sensus atau fisik walaupun makannya sendiri-sendiri, dianggap satu

rumah tangga biasa.

3. Dua keluarga yang tinggal bersama di suatu bangunan sensus dimana

keperluan makannya hanya dilakukan oleh salah seorang anggota rumah

tangga dianggap sebagai satu rumah tangga biasa.

4. Dua keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus dan pengurusan

makannya oleh seorang anggota rumah tangga dianggap sebagai satu rumah

tangga biasa.

Contoh:

1. Agustina menyewa salah satu kamar dari suatu bangunan fisik/sensus dan

mengurus makannya sendiri, maka ia dianggap sebagai satu rumah tangga

biasa.

2. Jayadi dan Sucipto mendiami satu kamar bersama-sama dan mengurus

makannya sendiri-sendiri. Dalam kasus seperti ini mereka tetap dianggap

sebagai satu rumah tangga biasa meskipun makannya sendiri-sendiri.

3. Puji dan Nina tinggal bersama di suatu bangunan fisik/sensus dimana

pengurusan makannya dilakukan oleh Puji, maka Puji dan Nina dianggap

sebagai satu rumah tangga biasa.

Rumah tangga khusus meliputi:

1. Orang-orang yang tinggal di Lembaga Pemasyarakatan, Panti Asuhan dan

sejenisnya.

2. Orang-orang yang tinggal di asrama dan diatur oleh yayasan atau badan sosial.

3. Sekelompok orang indekost (mondok dengan makan) berjumlah 10 orang atau

lebih.

Contoh :

Ny. Arsah menerima indekost (mondok dengan makan) sebanyak 10 orang atau

lebih, maka rumah tangga Ny. Arsah merupakan rumah tangga biasa sedangkan

(37)

ST2013-SKH.PCS| 29

Cara pengisian:

Kolom (1): Nomor Urut

Nomor urut sudah disediakan dari nomor 1 s.d 20. Apabila banyaknya anggota

rumah tangga lebih dari 20 orang, maka tambah dengan kertas lain yang

ditempelkan pada bagian bawah dengan nomor urut 21, 22, 23, dst.

Kolom (2): Nama Anggota Rumah Tangga

Untuk mendapatkan keterangan ini, tanyakan terlebih dahulu siapa kepala rumah

tangga. Kemudian isikanlah nama semua anggota rumah tangga diurutkan

mulai dari kepala rumah tangga, istri/suami, anak yang belum kawin, anak

yang sudah kawin, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu

rumah tangga, dan lainnya. Setelah semua selesai dicatat, bacakan satu persatu kemudian tanyakan, “apakah ada nama yang terlewat seperti bayi, anggota rumah tangga yang sementara bepergian atau pembantu yang menginap ?”. Apabila ada, tambahkan pada daftar nama anggota rumah tangga.

Ditekankan disini bahwa wawancara harus dimulai dengan mengisi

Kolom (2) secara lengkap terlebih dahulu dan setelah yakin lengkap,

barulah mengisi Kolom (3) dan seterusnya untuk setiap baris.

Kepala rumah tangga adalah seorang dari anggota rumah tangga yang

bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tanggga tersebut atau orang

yang ditunjuk/dianggap sebagai pemimpin dalam rumah tangga.

Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasa bertempat tinggal dalam

suatu rumah tangga, baik yang ada maupun sementara tidak ada atau sedang

bepergian kurang dari 6 bulan pada waktu pencacahan.

Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah

tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan

meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih tidak dianggap sebagai anggota rumah

tangga.

(38)

30 |ST2013-SKH.PCS

Penjelasan:

1. Tamu yang tinggal di suatu rumah tangga selama 6 bulan atau lebih secara

terus menerus dan atau tamu yang telah tinggal di rumahnya kurang dari 6

bulan tetapi akan tinggal 6 bulan atau lebih dianggap sebagai anggota rumah

tangga.

2. Seorang pembantu rumah tangga/sopir yang tinggal di rumah majikannya

dianggap sebagai anggota rumah tangga majikannya.

3. Seorang kepala rumah tangga yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu

dicatat di tempat tinggal istri/suami dan anaknya.

4. Seorang kepala rumah tangga yang mempunyai istri lebih dari satu, maka dia

harus dicatat disalah satu tempat tinggal (rumah tangga) istrinya, dimana ia

tinggal lebih lama. Apabila lamanya tinggal sama maka ia dicatat di rumah istri

yang paling tua.

Contoh:

1. Joko indekost di Bandung karena kuliah, sedangkan orang tuanya tinggal di

Jakarta Timur. Walaupun setiap hari minggu Joko pulang ke Jakarta, tetapi

Joko tetap dicatat sebagai penduduk Bandung.

2. Romdhoni adalah pegawai BPS Propinsi Kalimantan Barat dan seluruh

anggota rumah tangganya tinggal di Kabupaten Landak. Untuk menghemat

biaya, ia pulang ke Landak hanya setiap hari Sabtu sore sampai dengan Senin

pagi. Dalam kasus seperti ini, karena Romdhoni adalah seorang kepala rumah

tangga, maka Romdhoni tetap dicatat sebagai penduduk Kabupaten Landak.

3. Pak Tajidin dan keluarganya tinggal di Kabupaten Sintang. Sejak tanggal 3

Januari 2010 ia tinggal di Kota Pontianak, Kalimantan Barat untuk bisnis dan

kalau tak ada halangan baru akan pulang ke Kabupaten Sintang pada tanggal

10 Agustus 2010. Maka Pak Tajidin dicatat sebagai penduduk Kota Pontianak.

Kolom (3): Hubungan Dengan Kepala Rumah Tangga

Isikan kode 1 s.d 9 untuk hubungan anggota rumah tangga yang namanya

tercantum pada kolom (2) dengan kepala rumah tangga.

Hubungan dengan kepala rumah tangga, yaitu :

1. Kepala rumah tangga.

2. Istri/suami dari kepala rumah tangga.

3. Anak, adalah anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat yang diangkat

(39)

ST2013-SKH.PCS| 31

4. Menantu, adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak

angkat.

5. Cucu, adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat.

6. Orang tua/mertua, adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu

dari istri/suami kepala rumah tangga.

7. Famili lain, adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan kepala

rumah tangga atau ada hubungan famili dengan istri/suami kepala rumah

tangga, misalnya : adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek,

dan sebagainya.

8. Pembantu rumah tangga, adalah seseorang yang bekerja sebagai pembantu

yang menginap di rumah tangga tersebut dengan menerima upah/gaji baik

berupa uang ataupun barang.

9. Lainnya, adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah

tangga atau istri/suami kepala rumah tangga, seperti tamu, teman, orang yang

mondok dengan makan (indekost), dan sebagainya.

Kolom (4): Jenis Kelamin

Tuliskan kode 1 apabila laki-laki atau 2 apabila perempuan.

Kolom (5): Umur (tahun)

Tuliskan umur masing-masing anggota rumah tangga pada saat pencacahan.

Umur dihitung dengan pembulatan kebawah atau menurut ulang tahun yang

terakhir. Penghitungan umur berdasarkan pada kalender masehi.

Penjelasan:

a. Apabila umurnya 7 tahun 10 bulan, umurnya dicatat 7 tahun.

b. Apabila umurnya kurang dari satu tahun, umurnya dicatat 0 tahun.

Apabila responden tidak mengetahui dengan pasti, usahakanlah mendapatkan

keterangan mengenai umur dengan jalan menghubungkan kejadian-kejadian

penting baik bersifat nasional maupun lokal/daerah setempat, sehingga paling tidak

umurnya dapat diperkirakan lebih tepat.

Peristiwa-peristiwa penting antara lain:  Pendaratan Jepang (1942)

 Proklamasi Kemerdekaan RI (1945)  Pemilu I (1955)

(40)

32 |ST2013-SKH.PCS

Karena untuk umur disediakan dua kotak, maka untuk yang umurnya kurang dari 10

tahun agar ditambahkan 0 di depannya dan yang umurnya 98 tahun atau lebih

diisikan 98.

Contoh:

7 tahun 10 bulan11bulan 103 tahun

Kolom (6): Apabila Kol (5) ≥ 5 Partisipasi Sekolah:

Apabila isian pada kolom (5) ≥ 5, tuliskan kode 1 apabila “Tidak/belum sekolah”, kode 2 apabila “Masih sekolah”, dan kode 3 apabila ”Tidak sekolah lagi”.

Contoh:

1. Untuk anggota rumah tangga yang sedang mendaftar dan menunggu

penerimaaan masuk sekolah atau yang belum mendaftar tapi berniat

melanjutkan sekolah dianggap masih sekolah (berkode 2).

2. Sebaliknya, jika anggota rumah tangga yang belum mendaftar dan tidak

berniat untuk melanjutkan sekolah maka dianggap tidak sekolah lagi (berkode

3).

Kolom (7): Apabila Kol (5) ≥ 5, Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki

Apabila isian pada kolom (5) ≥ 5, tuliskan kode ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki oleh tiap-tiap anggota rumah tangga.

Isiannya salah satu kode 1 s.d 8.

Ijazah/STTB, adalah surat keterangan/sertifikat yang diperoleh setelah

menamatkan pendidikan formal pada tingkatan tertentu seperti SD, SLTP, SMU dan

Perguruan Tinggi.

Sekolah, adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah dan

tertinggi.

Belum/tidak tamat SD, adalah tidak atau belum pernah sekolah, termasuk yang

tamat/belum tamat taman kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar.

Tamat Sekolah, adalah yang menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat

terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan

mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti

pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi telah lulus ujian akhir, dianggap tamat sekolah.

Sekolah Dasar (SD)/sederajat, adalah Sekolah Dasar 5/6/7 tahun atau yang

sederajat, termasuk Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil,

Sekolah Dasar Pamong, Paket Aatau Madrasah Ibtidaiyah.

(41)

ST2013-SKH.PCS| 33

SLTP/sederajat, adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama baik Umum maupun

Kejuruan, misalnya : SMP, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Menengah

Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah, SKKP, SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun,

SGB , Paket B, dan sebagainya.

SLTA/sederajat, adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas baik Umum maupun

Kejuruan, misalnya : SMA, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, SPMA, SMKK,

SMEA, STM, SPG, SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SAKMA, SAA/SMF, KPAA, Program

Diploma I dan II, PGSLP, Paket C, dan sebagainya.

D1/D2, adalah program D1/D2 pada suatu perguruan tinggi yang

menyelenggarakan program diploma I/II pada pendidikan formal, seperti program

Diploma I dan II PGSLP, D1 sekretaris, D1 komputer dan sebagainya

Akademi/D3, adalah program DIII atau yang telah mendapatkan gelar Sarjana

Muda pada suatu akademi/perguruan tinggi. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan

gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di Tingkat 4 atau 5 tetap

dimasukkan Sekolah Menengah Tingkat Atas.

D4/S1, adalah program pendidikan sarjana, pasca sarjana, doktor, diploma IV, akta

IV/V, spesialis I/II pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.

S2/S3, adalah program pendidikan pasca sarjana, doktor, spesialis I/II pada suatu

Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.

Kolom (8): Apakah Dapat Membaca dan Menulis Huruf Latin?

Apabila isian pada kolom (5) ≥ 10, tanyakan apakah anggota rumah tangga dapat membaca dan menulis huruf latin, Isikan kode 1 apabila “Ya” dan kode 2 apabila “Tidak”.

Dapat membaca dan menulis huruf latin artinya dapat membaca dan menulis

kata-kata/kalimat sederhana dalam aksara latin.

Catatan :

a. Orang buta yang dapat membaca dan menulis huruf braille digolongkan dapat

membaca dan menulis huruf latin.

b. Orang cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis, kemudian karena

cacatnya tidak dapat membaca dan menulis digolongkan dapat membaca dan

menulis huruf latin.

Kolom (8) s.d. (10) ditanyakan hanya untuk anggota rumah tangga

(42)

34 |ST2013-SKH.PCS

c. Orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis atau

sebaliknya, dianggap tidak dapat membaca dan menulis huruf latin.

Kolom (9): Kegiatan Utama Seminggu yang lalu

Apabila isian pada kolom (5) 10, tanyakan kegiatan utama anggota rumah tangga seminggu yang lalu. Tuliskan kode 1 s.d. 7, sesuai kegiatan utama yang dilakukan

seminggu yang lalu (bekerja di subsektor kehutanan, bekerja di sektor pertanian

selain kehutanan, bekerja di sektor lain, sementara tidak bekerja, sekolah,

mengurus rumah tangga, dan lainnya).

Kegiatan di sini mencakup kegiatan bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga dan

lainnya (kursus, olahraga, rekreasi termasuk mereka yang tidak mampu melakukan

kegiatan karena cacat atau jompo).

Kegiatan utama adalah kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak

dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Waktu terbanyak diperhitungkan dengan

membandingkan waktu yang digunakan untuk bekerja, sekolah, mengurus rumah

tangga dan lainnya (olah raga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial).

Waktu luang yang digunakan untuk arisan keluarga, mengunjungi famili, santai,

tidur dan bermain tidak dihitung sebagai bahan pembanding.

Cara menentukan kegiatan utama adalah sebagai berikut:

 apabila kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga pada seminggu terakhir hanya mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dicatat sebagai

pekerjaan utama,

 apabila kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga pada seminggu terakhir mempunyai lebih dari satu pekerjaan, maka pekerjaan yang menggunakan

waktu terbanyak dicatat sebagai pekerjaan utama. Apabila waktu yang

digunakan sama, maka pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar

dianggap sebagai pekerjaan utama. Apabila waktu yang digunakan sama dan

penghasilannya juga sama besar, maka terserah pada responden pekerjaan

mana yang dianggapnya merupakan pekerjaan utama,

 kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga dianggap mempunyai pekerjaan lebih dari satu apabila bekerja pada beberapa bidang dan atau pengelolaan

pekerjaan tersebut dilakukan secara terpisah.

Contoh: kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga berprofesi sebagai guru

(43)

ST2013-SKH.PCS| 35

hari kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga tersebut menjadi tukang

ojek.

Buruh tani meskipun bekerja pada beberapa petani, namun

pengelolaannya terpisah dikategorikan hanya mempunyai satu pekerjaan.

Penjelasan:

a. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang sedang cuti pada masa cuti

tersebut ia tidak melakukan pekerjaan lain maka pekerjaan utamanya adalah

pekerjaan yang dia cutikan.

b. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang sedang cuti dan pada masa

cuti tersebut melakukan pekerjaan lain, maka salah satu dari pekerjaan lainnya

itu merupakan pekerjaan utamanya.

c. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang sudah pensiun dan tidak

mempunyai kegiatan isikan kode 7 (lainnya) pada kolom (9).

Contoh:

Rochan Jasman ialah seorang mahasiswa pada perguruan tinggi swasta, kuliah

selama 2 jam per hari sejak hari Senin sampai dengan Jumat. Pulang kuliah ia

bekerja di Toko Jaya Ayu Abadi dengan jam kerja selama 5 jam per hari. Dalam hal

ini kegiatan yang memakai waktu terbanyak adalah bekerja walaupun ia juga

bersekolah.

Seminggu yang lalu adalah jangka waktu 7 hari berturut-turut yang berakhir sehari

sebelum tanggal pencacahan. Misalnya pencacahan dilakukan tanggal 1 Juli, maka

yang dimaksud seminggu yang lalu adalah tanggal 24 Juni sampai dengan 30 Juni.

Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau

membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama 1 (satu)

jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan

berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji

termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja karyawan/pegawai dan hasil

usaha berupa sewa atau keuntungan, baik berupa uang atau barang termasuk bagi

pengusaha.

Penjelasan bekerja:

a. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan

ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa.

b. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya

(44)

36 |ST2013-SKH.PCS

bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung, sagu, dan/atau palawija (ubi kayu,

ubi jalar, kentang).

c. Anggota rumah tangga yang membantu melaksanakan pekerjaan kepala

rumah tangga atau anggota rumah tangga yang lain, misal di sawah, ladang,

warung/toko dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima

upah/gaji (pekerja tak dibayar).

d. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan rumah tangga sendiri

dianggap bekerja, misal dokter yang mengobati anggota rumah tangga

sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki rumah sendiri dan tukang jahit

yang menjahit pakaian sendiri.

e. Seorang petinju atau penyanyi profesional yang sedang latihan dalam rangka

profesinya, dianggap sebagai bekerja

f. Seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin

industri, peralatan pesta, alat pengangkutan dan sebagainya dikategorikan

bekerja.

g. Pembantu rumah tangga termasuk kategori bekerja, baik sebagai anggota

rumah tangga majikannya maupun bukan anggota rumah tangga majikannya.

h. Seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil,

dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya

produksi) atau turut mengelola atas usaha pertanian itu.

Bekerja di subsektor kehutanan meliputi pemungutan hasil hutan/penangkapan

satwa liar, penangkaran satwa/tumbuhan liar, jasa penebangan kayu, usaha

pembibitan, budidaya tanaman kehutanan dan jasa kehutanan lainnya.

Bekerja di subsektor pertanian selain kehutanan adalah seseorang yang

bekerja di sektor pertanian selain kehutanan yaitu meliputi subsektor padi/palawija,

hortikultura, peternakan, perikanan, jasa pertanian selain kehutanan dan lainnya.

Bekerja di sektor lain adalah seseorang yang bekerja di sektor selain pertanian

yaitu meliputi sektor penggalian/penambangan, industri/kerajinan, perdagangan,

angkutan, pergudangan, komunikasi, dan lainnya.

Sementara tidak bekerja adalah kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga

yang mempunyai pekerjaan/usaha tetapi seminggu terakhir tidak bekerja karena

(45)

ST2013-SKH.PCS| 37

Penjelasan sementara tidak bekerja:

a. Pekerja profesional yang sedang tidak bekerja karena sakit atau menunggu

pekerjaan berikutnya.

Contoh: Dalang, tukang pijat, penyanyi, dan dukun.

b. Pekerja tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak bekerja

karena cuti, sakit, mangkir, mogok kerja, atau diberhentikan sementara karena perusahaan menghentikan kegiatannya.

c. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang mengusahakan tanah

pertanian, sedang tidak bekerja karena sakit atau menunggu pekerjaan

berikutnya, seperti menunggu panen atau musim hujan untuk menggarap

sawah.

Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun non

pertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja.

Sekolah, adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal baik pada pendidikan

dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi. Tidak termasuk yang sedang

libur.

Mengurus rumah tangga, adalah kegiatan mengurus rumah tangga atau

membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji.

Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan,

seperti memasak, mencuci, dan sebagainya, digolongkan sebagai mengurus rumah

tangga. Bagi pembantu rumah tangga yang mengerjakan hal yang sama tetapi

mendapat upah/gaji, tidak digolongkan sebagai mengurus rumah tangga, melainkan

digolongkan sebagai bekerja.

Lainnya, adalah kegiatan selain bekerja, sekolah, dan mengurus rumah tangga.

Termasuk didalamnya mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan, seperti

orang lanjut usia, cacat jasmani, dan penerima pendapatan/pensiun yang tidak

bekerja lagi.

Kategori lainnya dibagi menjadi 2 kelompok:

(a). Olahraga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial (berorganisasi, kerja bakti).

(b). Tidur, santai, bermain, dan tidak melakukan kegiatan apapun.

Kegiatan yang dibandingkan guna menentukan waktu terbanyak hanyalah kegiatan

yang termasuk dalam kelompok (a).

Kolom (10): Kegiatan Usaha Kehutanan Utama yang Biasa Dilakukan

Gambar

Tabel 1. Pembentukan Stratifikasi Desa/Blok Sensus
Gambar 1: Letak desa/kelurahan berdasarkan kedekatan terhadap hutan
Tabel 2. Jadwal Kegiatan SKH 2014
Gambar 2. Peta Blok Sensus SKH 2014
+5

Referensi

Dokumen terkait

Buruh berwenang sepenuhnya dalam memutuskan hubungan kerja dengan pesetujuan pihak majikan, dan itu dapat dilakukan setiap saat. Dalam hal ini kedua belah pihak

Pada pasal 84 ayat (3) berbunyi” Kewajiban suami tersebut pada ayat (2) diatas berlaku kembali sesudah istri nusyus.” Ini menjadi penegas bahwa gugurnya

Selanjutnya bagi para Calon Penyedia Jasa Konsultansi yang merasa tidak puas atas pemberitahuan ini, dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik kepada Pokja Pengadaan

Pengadaan ini dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) pada alamat website LPSE

Sehubungan dengan penawaran perusahaan saudara pada proses Pengadaan Barang Kelompok Kerja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2016, pada

Kepada semua pihak baik rumah sakit maupun unit-unit kesehatan lainnya yang memerlukan instalasi listrik pada peralatan radiologi, agar mengacuberpedoman kepada buku ini

Ada 2 macam alat penggerusan yaitu penggerusan dengan alat mortir stamper dan blender.pemilihan alat penggerus dapat mempengaruhi bobot serbuk yang

negarawan rnerniliki kelruasaan yang tidal; daoat ditarldingi yaitu cmrang yang dfsuafx ma% dis!ntegrzsl yang hebt d m tjdak dapst. tertotctny i ~ j i dengan