SENSUS PERTANIAN 2013
SURVEI KEHUTANAN TAHUN 2014
PEDOMAN PENCACAH
(ST2013-SKH.PCS)
BADAN PUSAT STATISTIK
ST2013-SKH.PCS| iii
KATA PENGANTARSensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan Sensus Pertanian yang
keenam yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik. Sensus Pertanian sebelumnya
dilaksanakan pada tahun 1963, 1973, 1983, 1993, dan 2003.
Survei Kehutanan Tahun 2014 (ST2013-SKH) merup akan kegiatan Sensus
Pertanian 2013 Lanjutan. Tujuan utama survei ini adalah untuk memperoleh data
yang rinci mengenai kondisi sosial ekonomi dan budaya rumah tangga yang tinggal
di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Hal ini penting karena kondisi sosial
ekonomi dan budaya masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan dapat
mempengaruhi keberhasilan program pelestarian hutan.
Buku pedoman ini memuat tata cara dalam melakukan pencacahan
ST2013-SKH yang meliputi latar belakang kegiatan, tujuan, cakupan, organisasi
lapangan, jadwal pelaksanaan, konsep definisi, dan tata cara pengisian Daftar
ST2013-SKH.S yang digunakan dalam kegiatan
Keberhasilan pelaksanaan pencacahan ST2013-SKH ini ditentukan oleh
niat, tekad, dan kesungguhan kita semua. Oleh karena itu, para petugas harus
melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab dengan
berpegang teguh pada pedoman.
Atas kontribusi semua pihak di pusat dan daerah dalam pelaksanaan
pencacahan ST2013-SKH ini diucapkan terima kasih.
Selamat Bekerja.
Jakarta, Februari 2014
Deputi Statistik Bidang Produksi
ST2013-SKH.PCS| v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar belakang ... 1
1.2. Landasan hukum ... 2
1.3. Tujuan ... 2
1.4. Cakupan ... 2
1.5. Jenis dokumen ... 3
1.6. Metodologi ... 3
1.7. Jadwal kegiatan ... 6
II. ORGANISASI LAPANGAN ... 7
2.1. Penanggung jawab pelaksanaan di pusat dan daerah ... 7
2.2. Petugas pencacah SKH 2014 ... 7
III. TATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN ... 9
3.1. Tahap pelaksanaan pencacahan ... 9
3.1.1. Pembagian wilayah kerja ... 9
3.1.2. Koordinasi antara PMS dan PCS ... 9
3.1.3. Pelaksanaan lapangan ... 10
3.2. Tata cara berwawancara ... 15
3.3. Tata tertib pengisian daftar ... 17
vi |ST2013-SKH.PCS
IV. DAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA SKH 2014 ... 19
4.1. Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SKH.DSRT ... 19
4.2. Konsep dan definisi daftar ST2013-SKH.DSRT ... 19
4.3. Tata cara pengisian daftar ST2013-SKH.DSRT ... 19
V. PENGISIAN DAFTAR ST2013-SKH.S ... 25
5.1. Keterangan yang dikumpulkan ... 25
5.2. Tata cara pengisian daftar ST2013-SKH.S ... 25
VI. PENUTUP ... 85
ST2013-SKH.PCS| vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Letak desa/kelurahan berdasarkan kedekatan terhadap hutan 5
Gambar 2. Peta Blok Sensus SKH 2014 ... 11
Gambar 3. Gambar alur pencacahan pada BS SKH 2014 ... 13
Gambar 4. Gambar alur pencacahan SK 2014 pada BS Kombinasi ... 14
Gambar 5. Tipe bangunan rumah ... 48
Gambar 6. Sumur ... 56
ST2013-SKH.PCS| 1
BABPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan
oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan
tetap.Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan
Hutan dan Perairan serta Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), luas kawasan
hutan dan perairan Indonesia adalah 133,42 juta hektar (Kementerian Kehutanan,
2012).
Berdasarkan data Potensi Desa 2011, tercatat sekitar 23,81 %
desa/kelurahan berlokasi di dalam dan di sekitar kawasan hutan. Masyarakat yang
tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan memiliki andil yang sangat besar
terhadap pelestarian hutan karena sebagian besar dari mereka secara turun
temurun hidup dan mengetahui secara jelas tentang bagaimana cara mengelola
hutan tanpa merusak dan tanpa mengeksploitasinya. Namun demikian,
perladangan berpindah dan kesadaran masyarakat sekitar hutan terhadap
pelestarian sumberdaya hutan yang rendah sering dianggap sebagai penyebab
utama kerusakan hutan.Oleh karena itu, berbagai program pembangunan yang
dirancang oleh pemerintah untuk memanfaatkan dan mengelola hutan harus
memperhatikan kepentingan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada
hutan.
Untuk mendukung perencanaan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
program pembangunan subsektor kehutanan diperlukan data dan informasi
mengenai kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat di dalam dan di
sekitar kawasan hutan. Pada saat ini, data mengenai kehidupan sosial, ekonomi,
dan budaya masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang disajikan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) bersumber dari Survei Rumah Tangga Kawasan Hutan
Tahun 2004 dan Survei Kehutanan Rakyat Tahun 2010 (SKR 2010). Oleh karena
itu, pada tahun 2014 perlu dilakukan survei sejenis untuk mendapatkan data dan
informasi terbaru melalui Survei Kehutanan Tahun 2014 (SKH2014).
ST2013-SKH.PCS| 3
1.2 Landasan Hukum1. Undang-undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik.
2. Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
3. Peraturan Pemerintah RI No. 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Statistik.
4. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi BPS.
5. Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 121 Tahun 2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pusat Statistik di Daerah.
6. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.
1.3 Tujuan
Tujuan Survei Kehutanan Tahun 2014 adalah untuk memperoleh data yang
rinci mengenai kondisi sosial ekonomi dan budaya rumah tangga yang tinggal di
dalam dan di sekitar kawasan hutan, yang mencakup:
1. Data tentang profil rumah tangga di dalam dan di sekitar kawasan hutan;
2. Data mengenai penguasaan dan penggunaan lahan serta perladangan
berpindah;
3. Data mengenai keterangan perumahan dan kondisi lingkungan;
4. Data tentang kesejahteraan dan partisipasi rumah tangga terhadap
kelembagaan serta pemanfaatan hasil hutan/wisata alam;
5. Data sumber pendapatan/penerimaan dan pengeluaran rumah tangga;
6. Data perizinan penggunaan lahan kawasan hutan dan pemanfaatan hasil hutan.
1.4 Cakupan
Cakupan Survei Kehutanan Tahun 2014 meliputi semua rumah tangga
terpilih yang berada di desa/kelurahan yang terletak di dalam dan di sekitar
kawasan hutan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kecuali
4 |ST2013-SKH.PCS
1.5 Jenis DokumenJenis dokumen yang digunakan dalam pencacahan SKH 2014 adalah:
1. Sketsa Peta Blok Sensus ST2013-WB (hasil pemutakhiran blok sensus terpilih)
Sketsa peta yang digunakan adalah peta yang telah terisi nomor urut rumah
tangga pertanian hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus terpilih
subsektor pada bulan April 2014.
2. Daftar ST2013-SKH.DSRT
Daftar ini berisi identitas rumah tangga terpilih sampel SKH 2014.
3. Daftar ST2013-SKH.S
Daftar ini digunakan untuk mencacah rumah tangga terpilih sampel SKH 2014.
4. Buku Pedoman Pencacah (ST2013-SKH.PCS)
Buku ini memuat aturan dan tata cara pencacahan rumah tangga terpilih di
dalam dan di sekitar kawasan hutan, konsep definisi, dan cara pengisian Daftar
ST2013-SKH.S.
5. Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa (ST2013-SKH.PMS)
Buku ini berisi tentang tata cara pemeriksaan Daftar ST2013-SKH.S.
1.6 Metodologi
1.6.1. Kerangka sampel
Kerangka sampel yang digunakan ada 2 jenis, yaitu:
Kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, yaitu daftar blok sensus biasa
dan blok sensus persiapan bermuatan cakupan ST2013 pada desa-desa yang
terletak di kawasan hutan dan diurutkan menurut strata. Identifikasi desa
kawasan hutan diperoleh dari hasil overlay peta kawasan hutan dengan peta
desa. Eligible blok sensus SKH 2014 adalah blok sensus yang memiliki
muatan jumlah rumah tangga 10 atau lebih.
Kerangka sampel untuk pemilihan sampel rumah tangga, yaitu daftar nama kepala rumah tangga hasil pemutakhiran rumah tangga pada blok sensus
ST2013-SKH.PCS| 5
identifikasi rumah tangga tani {Kolom (10)} dan nomor urut rumah tangga hasilpemutakhiran {Kolom (8)}.
1.6.2. Stratifikasi Blok Sensus
Blok sensus dalam kerangka sampel dikelompokkan menjadi 8 strata
berdasarkan letak desa terhadap kawasan hutan dan fungsi hutan. Stratifikasi ini
dibangun guna menjamin keterwakilan populasi rumah di setiap kawasan hutan.
Terlebih dahulu, setiap desa ditentukan kategorinya menurut fungsi hutan. Setiap
desa hanya masuk ke dalam salah satu strata. Setiap blok sensus yang ada dalam
desa tersebut memiliki kategori yang sama dengan kategori desanya. Selanjutnya,
dilakukan stratifikasi desa/blok sensus sebagai berikut:
Tabel 1. Pembentukan Stratifikasi Desa/Blok Sensus
Hutan
Berdasarkan skema di atas, terbentuk 8 strata yaitu:
a) Strata 1: blok sensus yang terletak di tepi hutan lindung,
b) Strata 2: blok sensus yang terletak di dalam hutan lindung
c) Strata 3: blok sensus yang terletak di tepi hutan produksi,
d) Strata 4: blok sensus yang terletak di dalam hutan produksi,
e) Strata 5: blok sensus yang terletak di tepi hutan konservasi,
f) Strata 6: blok sensus yang terletak di dalam hutan konservasi.
g) Strata 7: blok sensus yang terletak di tepi hutan campuran,
h) Strata 8: blok sensus yang terletak di dalam hutan campuran.
1.6.3. Prosedur Penarikan Sampel
Metode sampling yang digunakan pada SKH 2014 adalah two-stage
sampling design. Penarikan sampel untuk setiap strata dilakukan secara terpisah
dengan prosedur sebagai berikut: Jenis Hutan
6 |ST2013-SKH.PCS
Tahap pertama, dari kerangka sampel blok sensus, dipilih sejumlah blok sensus secara probability proportional to size (pps) sistematik dengan size
jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran.
Tahap kedua,dari kerangka sampel rumah tangga dipilih 10 rumah tangga secara sistematik sampling, dengan identifikasi rumah tangga pertanian
sebagai implicit stratification.
Penarikan sampel blok sensus dan rumah tangga dilakukan di BPS RI.
Daftar blok sensus terpilih dicantumkan pada Daftar ST2013-SKH.DSBS,
sedangkan daftar rumah tangga terpilih dicantumkan pada Daftar
ST2013-SKH.DSRT.
1.6.4. Nomor Kode Sampel (NKS)
NKS untuk blok sensus terpilih SKH 2014 terdiri dari 8 digit, yaitu: Digit 1 : menyatakan kode subyek surveinya, yaitu J untuk SKH 2014. Digit 2-3 : menyatakan kode strata.
Digit 4-8 : menyatakan nomor urut blok sensus dalam 1 kabupaten/kota.
Batas Kawasan Hutan
Gambar 1: Letak desa/kelurahan berdasarkan kedekatan terhadap hutan
: Desa di dalam kawasan hutan
ST2013-SKH.PCS| 7
1.7 Jadwal KegiatanTabel 2. Jadwal Kegiatan SKH 2014
No. Kegiatan Jadwal
(1) (2) (3)
1. Persiapan Januari – Februari 2014
2. Workshop Intama
26 Feb – 1 Maret 2014
dan 10 – 13 Maret 2014
3. Pelatihan Instruktur Nasional (Innas) 16 – 21 Maret 2014
4. Pelatihan Instruktur Daerah (Inda) 25 Maret – 1 April 2014
5. Pelatihan Petugas Pemutakhiran oleh Inda 10 – 17 April 2014
6. Pelaksanaan Pemutakhiran Rumah Tangga 21 – 30 April 2014
7. Pengolahan Pemutakhiran 25 April – 5 mei 2014
8. Penarikan Sampel 6 – 11 Mei 2014
9. Pelatihan Petugas Pencacah 12 – 24 Mei 2014
10. Pelaksanaan Lapangan 26 Mei – 7 Juli 2014
11. Pengolahan Juli – Oktober 2014
8 |ST2013-SKH.PCS
BABORGANISASI LAPANGAN
2.1 Penanggung Jawab Pelaksanaan Di Pusat Dan Daerah
Pengarahpelaksanaan SKH 2014 secara keseluruhan adalah Kepala
BPS.Ketua merangkap Penanggung jawab bidang teknis untuk kegiatan
pelaksanaan pencacahan adalah Deputi Bidang Statistik Produksi, sedangkan
Pejabat Eselon I lainnya sebagai wakil ketua merangkap penanggung jawabsesuai
bidangnya. Koordinator bidang teknis SKH 2014 adalah Direktur Statistik
Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan, sedangkan Pejabat Eselon II terkait
lainnya sebagai koordinator sesuai bidangnya.
Penanggung jawab secara keseluruhan di daerah adalah Kepala BPS
Provinsi.Penanggung jawab bidang teknis adalah Kepala Bidang Statistik Produksi,
sedangkan Pejabat Eselon III lainnya sebagai penanggung jawab sesuai
penugasannya.Koordinator bidang teknis SKH 2014 adalah Kepala Seksi Statistik
Pertanian, sedangkan Pejabat Eselon IV terkait lainnya sebagai koordinator sesuai
penugasannya.
Penanggung Jawab secara keseluruhan di tingkat kabupaten/kota adalah
Kepala BPS Kabupaten/Kota.Koordinator bidang teknis adalah Kepala Seksi
Statistik Produksi.Pejabat Eselon IV lainnya sebagai koordinator sesuai
penugasannya.
2.2 Petugas Pencacah SKH 2014
Petugas lapang SKH2014 terdiri dari :
1. Pencacah (PCS).
2. Pengawas/Pemeriksa (PMS).
3. Koordinator Statistik Kecamatan (KSK)
a. Pencacah (PCS) mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Mengikuti pelatihan pencacah.
2. Mengenali dengan baik blok sensus terpilih SKH yang harus dicacahnya.
ST2013-SKH.PCS| 9
3. Melakukan pencacahan terhadap usaha rumah tangga budidaya tanamankehutanan terpilih dengan menggunakan Daftar ST2013-SKH.S.
4. Meneliti kembali hasil wawancara untuk meyakinkan bahwa tidak ada
pertanyaan yang terlewat atau isian yang salah.
5. Menyerahkan Peta WB hasil pemutakhiran, Daftar
ST2013-SKH.DSRT dan ST2013-SKH.S yang telah diisi kepada pengawas secara
bertahap.
6. Memperbaiki isian Daftar ST2013-SKH.S yang masih salah dari hasil
pemeriksaan pengawas.
7. Menyerahkan kembali Daftar ST2013-SKH.S yang telah diperbaiki kepada
pengawas.
8. Melaksanakan pencacahan sesuai jadwal waktu yang ditentukan.
b. Pengawas/Pemeriksa (PMS) mempunyai tugas dan kewajiban sebagai
berikut :
1. Mengikuti pelatihan pencacahan subsektor survei rumah tangga usaha
budidaya tanaman kehutanan (SKH)
2. Mengatur pembagian tugas dan alokasi/distribusi dokumen untuk PCS
yang diawasi.
3. Bersama-sama PCS melakukan identifikasi batas luar blok sensus,
rumah tangga terpilih, dan mengatur jadwal pencacahan terhadap
rumah tangga yang akan diwawancarai oleh lebih dari satu PCS.
4. Mengenali lokasi dan batas blok sensus yang menjadi tanggung jawabnya bersama PCS.
5. Mengatasi masalah teknis yang disampaikan PCS, dan apabila perlu melaporkan ke KSK untuk penyelesaianya.
6. Memeriksa isian Daftar ST2013-SKH.S yang telah dikerjakan PCS.
7. Mengumpulkan semua Daftar ST2013-SKH.S dan salinan sketsa blok
sensus, serta menyerahkan kepada KSK.
8. Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan sesuai jadwal waktu yang ditentukan.
c. Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) adalah Mantri Statistik yang
mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Membantu melakukan rekruitmen PCS dan PMS sesuai dengan alokasi
yang ditentukan.
10 |ST2013-SKH.PCS
3. Mengikuti pelatihan pencacahan sub sektor budidaya tanaman
kehutanan
4. Melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan sesuai jadwal waktu yang
ditentukan
5. Menentukan wilayah kerja bagi petugas.
6. Menyiapkan salinan sketsa peta blok sensus yang telah dibuat pada saat
pelatihan petugas listing, untuk pengenalan wilayah kerja petugas
ST2013.
7. Mengatur pembagian dokumen dan perlengkapan petugas kepada PMS.
8. Mengawasi jalannya pendaftaran rumahtangga.
9. Membantu PMS/PCS memecahkan masalah yang ditemui di lapangan.
10. Mengumpulkan kembali semua hasil pencacahan dari PCS melalui PMS
di wilayah kerjanya, memeriksa isiannya dan menyerahkan dokumen
tersebut ke BPS kabupaten/kota.
11. Membuat laporan administrasi maupun teknis penyelenggaraan pelatihan
dan pelaksanaan lapangan kepada Kepala BPS kabupaten/kota dengan
formulir yang disediakan.
ST2013-SKH.PCS| 11
BABTATA CARA PELAKSANAAN PENCACAHAN
3.1 Tahap Pelaksanaan Pencacahan
3.1.1 Pembagian Wilayah Kerja
Sebelum pelaksanaan pencacahan SKH 2014, setiap PMS akan menerima
dari BPS Kabupaten/Kota berupa peta desa, peta blok sensus hasil pemutakhiran
rumah tangga pada blok sensus terpilih dengan Daftar PBS,
ST2013-SKH.DSBS, ST2013-SKH.DSRT, dan ST2013-SKH.S yang menjadi tanggung
jawabnya. Setiap PMS mempunyai tanggung jawab membawahi 3 orang PCS
dengan jumlah sampel keseluruhan sekitar 90 responden. Pembagian tugas/jumlah
sampel kepada setiap PCS harus berimbang antara satu PCS dengan PCS lainnya.
3.1.2. Koordinasi antara PMS dengan PCS
Koordinasi antara PMS dan PCS harus dilakukan selama pencacahan
berlangsung. Tujuan koordinasi ini agar pelaksanaan pencacahan, pengawasan,
dan pemeriksaan dokumen hasil lapangan dapat dilakukan secara maksimal.
Selama pelaksanaan pencacahan, PMS harus mendampingi PCS secara bergiliran,
dan tetap melakukan koordinasi dengan PCS lain yang tidak sedang
didampinginya. Pendampingan ini bertujuan agar PMS dapat dengan cepat
mengetahui dan mengatasi permasalahan yang dihadapi PCS di lapangan, serta
dapat langsung memeriksa dokumen hasil pencacahan setiap PCS selesai
melakukan wawancara untuk satu rumah tangga. Pembagian waktu pendampingan
untuk setiap PCS dilakukan oleh PMS secara berimbang antar PCS.
Sebelum memulai pencacahan ke rumah tangga responden, koordinasi
yang dilakukan oleh PMS adalah dengan mengadakan pertemuan dan membahas
beberapa hal antara lain:
1) Pembagian lokasi tugas (blok sensus) pencacahan SKH 2014 untuk setiap
PCS.
2) Pembagian peta blok sensus, Daftar SKH.DSRT dan Daftar
ST2013-SKH.S kepada PCS sesuai wilayah kerjanya.
12 |ST2013-SKH.PCS
3) Menunjukkan peta desa/kelurahan SP2010-WA/ST2013-WA sebagai orientasi
posisi blok sensus terpilih di desa/kelurahan.
4) Pemeriksaan kelengkapan dokumen dan perlengkapan petugas.
5) Penyusunan strategi lapangan secara umum, termasuk identifikasi batas
wilayah kerja secara bersama-sama berdasarkan peta blok sensus.
6) Penyusunan jadwal kerja PMS dan PCS, serta jadwal pertemuan di lapangan.
7) Penyusunan strategi penyelesaian tugas sesuai jadwal.
Selanjutnya PMS dapat melakukan koordinasi selama periode pencacahan
SKH 2014 dengan pokok bahasan:
1) Evaluasi jalannya pelaksanaan pencacahan SKH 2014,
2) Penyelesaian permasalahan yang ditemui di lapangan berkaitan dengan
pencacahan SKH 2014,
3) Strategi penyelesaian pencacahan SKH 2014 untuk kasus rumah tangga yang
belum dapat ditemui,
4) Bila diperkirakan selama dalam periode pencacahan, jadwal kerja tidak dapat
dipenuhi, PMS harus mengatur strategi agar pelaksanaan pencacahan dapat
tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
3.1.3. Pelaksanaan lapangan
Setiap PCS mempunyai tanggung jawab sekitar 3 blok sensus, dengan
jumlah sampel untuk setiap blok sensus sekitar 10 rumah tangga. Setelah PCS
menerima peta blok sensus, ST2013-SKH.DSRT dan ST2013-SKH.S dari PMS,
selanjutnya PCS bertugas secara individu untuk setiap blok sensus yang menjadi
tanggung jawabnya, dibawah pengawasan PMS.
3.1.3.1. Identifikasi Batas Wilayah Kerja SKH 2014
Identifikasi batas wilayah kerja dimaksudkan agar PCS mengenali wilayah
kerjanya sehingga dapat mengatur strategi kunjungan ke rumah tangga sampel.
Identifikasi batas wilayah dilakukan oleh PCS sebelum melakukan pencacahan
SKH 2014.
Peta wilayah yang digunakan untuk pelaksanaan lapangan SKH 2014 adalah:
a. Peta desa.
Digunakan oleh PMS dan PCS untuk identifikasi posisi blok sensus di dalam
ST2013-SKH.PCS| 13
b. Peta blok sensus.Peta yang digunakan dalam SKH 2014 baik pada blok sensus khusus SKH 2014
maupun blok sensus kombinasi dengan subsektor lain adalah peta ST2013-WB
hasil pemutakhiran (April 2014).
Peta ini berisi posisi rumah tangga hasil pemutakhiran.Nomor urut rumah tangga
pada peta ini terdapat pada setiap posisi rumah tangga hasil pemutakhiran baik
rumah tangga pertanian (tanda kotak ( )) maupun rumah tangga bukan
pertanian (tanda bulat (O)).
Pemberian tanda panah () pada nomor urut rumah tangga sebagai identifikasi posisi rumah tangga terpilih sampel SKH 2014 dilakukan sebelum pencacahan
rumah tangga. Nomor urut rumah tangga terpilih mengacu pada Daftar
ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (5).Contoh pemberian tanda panah pada simbol posisi
rumah tangga SKH 2014 pada peta blok sensus dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Peta Blok Sensus SKH 2014
Peta BS digunakan oleh PMS untuk identifikasi arah utara, batas luar blok
sensus, dan identifikasi di dalam blok sensus seperti jalan, dan landmark penting
14 |ST2013-SKH.PCS
Penelusuran wilayah kerja dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Siapkan peta blok sensus hasil pencacahan ST2013, bubuhkan nama kegiatan “SKH 2014” pada judul peta sehingga menjadi “SKETSA PETA BLOK SENSUS SKH 2014”.
2. Mengunjungi ketua/pengurus SLS untuk mendapatkan izin bertugas di wilayah
tersebut dengan membawa surat tugas dari BPS kabupaten/kota dan sekaligus
menanyakan posisi rumah tangga sampel SKH 2014.
3. Memberikan penjelasan ringkas kepada ketua/pengurus SLS tentang maksud,
tujuan, dan pelaksanaan survei, serta menanyakan informasi mengenai karakter
masyarakat dan menyusun rencana untuk menyesuaikan diri (waktu berkunjung,
dll).
4. Identifikasi batas wilayah kerja dengan membawa peta blok sensus yang
menjadi tanggung jawabnya.
3.1.3.2. Pencacahan Rumah Tangga
Pencacahan rumah tangga dilakukan dengan mengunjungi seluruh rumah tangga
yang tercetak pada Daftar ST2013-SKH.DSRT. Prosedur yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Kunjungi rumah tangga yang tercantum pada Daftar ST2013-SKH.DSRT
dimulai dari nomor urut sampel rumah tangga pertama.
2) Pada setiap rumah tangga yang dikunjungi, lakukan pencacahan rumah
tangga dengan cara wawancara langsung kepada responden dengan
menggunakan Daftar ST2013-SKH.S. Wawancara harus dilakukan sampai
seluruh pertanyaan pada Daftar ST2013-SKH.S selesai, lalu dilanjutkan ke
rumah tangga berikutnya.
3) Sebelum meninggalkan tempat tinggal responden, pastikan seluruh
pertanyaan sudah ditanyakan dan terisi dengan benar.
4) Apabila rumah tangga yang dikunjungi belum dapat diwawancarai, lanjutkan
pencacahan ke rumah tangga berikutnya. Sebelum periode pencacahan
berakhir, pencacah harus mengunjungi kembali rumah tangga tersebut untuk
melakukan wawancara.
5) Lakukan pencacahan SKH 2014 untuk seluruh rumah tangga terpilih sampel
dalam 1 blok sensus hingga selesai terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan
pencacahan SKH 2014 untuk rumah tangga terpilih sampel pada blok sensus
ST2013-SKH.PCS| 15
6) Jika ditemui suatu kesalahan yang mengharuskan pencacah mengadakan
kunjungan ulang, maka lakukan kunjungan ulang tersebut tanpa menunggu
instruksi PMS.
7) Daftar ST2013-SKH.DSRTdan peta blok sensus harus diserahkan kembali
kepada PMS bersama-sama denganhasil pencacahan Daftar
ST2013-SKH.S, untuk selanjutnya dikirimkan kembali ke BPSkabupaten/ kota.
Gambar 3. Bagan Alur Pencacahan pada BS SKH 2014
PCS mencacah rumah tangga terpilih yang ada di
Daftar ST2013-SKH.DSRT
Setelah selesai 1 Blok Sensus, PCS menyerahkan dokumen ST2013-SKH.DSRT dan ST2013-SKH.S dan peta blok sensus kepada
PMS.
Tidak
PMS memeriksa, apakah :
- dokumen ST2013-SKH.DSRT, dan ST2013-SKH.S sudah konsisten? - isian ST2013-SKH.S sudah lengkap, konsisten, wajar dan jelas? - posisi tanda panah pada peta blok sensus sudah sesuai dengan ruta
terpilih?
PMS menyerahkan dokumen ST2013.SKH.DSRT, ST2013-SKH.Syang sudah clean, peta desa dan peta blok sensus kepada BPS
16 |ST2013-SKH.PCS
3.1.3.4 Pengawasan dan Pemeriksaan
Rancangan pelaksanaan lapangan SKH 2014, yaitu pencacahan oleh PCS
dan pemeriksaan oleh PMS, ditujukan untuk mendapatkan data clean di lapangan.
Setelah seluruh rumah tangga sampel dalam 1 blok sensus selesai dicacah oleh
PCS, dokumen ST2013-SKH.S harus langsung diserahkan ke PMS agar dapat
segera diperiksa oleh PMS. Hal penting yang harus diperhatikan dalam
pemeriksaan dokumen adalah:
1) Isian identitas rumah tangga pada dokumen ST2013-SKH.DSRT dan
ST2013-SKH.S harus konsisten.
2) Isian setiap pertanyaan yang saling terkait baik dalam 1 blok maupun antar
blok dalam kuesioner harus konsisten.
3) Posisi tanda panah pada peta blok sensus sudah sesuai dengan rumah tangga
terpilih.
3.2 Tata Cara Berwawancara
Dalam melakukan kunjungan/wawancara dengan rumah tangga perhatikan
tata cara berikut:
a. Usahakan agar kunjungan dapat diatur sedemikian rupa sehingga responden
ada di rumah pada waktu wawancara.
b. Dalam melaksanakan pencacahan, saudara akan menjumpai berbagai sikap
responden, sebagian besar diantaranya terus terang (jujur) dan senang
membantu, beberapa orang ragu-ragu dan tidak tegas, sebagian kecil curiga
dan dengan sikap menentang. Gunakan kecakapan, kesabaran dan sikap
bijaksana saudara agar wawancara berhasil.
c. Tidak seorangpun diperkenankan untuk menemani saudara kecuali pemeriksa
dan atau atasannya.
d. Sebelum saudara memasuki rumah untuk mengadakan wawancara, saudara
harap minta ijin dengan mengucapkan salam, mengetuk pintu atau dengan cara
lain yang biasa berlaku didaerah setempat.
e. Tunjukkan selalu sikap ramah dan sopan santun kepada mereka.
f. Mulailah setiap wawancara dengan memperkenalkan diri dengan menjelaskan
maksud kedatangan saudara. Bila perlu tunjukkan surat tugas/tanda pengenal
ST2013-SKH.PCS| 17
g. Sebelum melakukan pencacahan beri penjelasan tentang pentingnyamemberikan keterangan yang benar dan yakinkan kepada mereka mengenai
kerahasiaan keterangan yang dikumpulkan.
h. Tegaskan bahwa keterangan-keterangan yang dikumpulkan hanya akan
digunakan untuk keperluan perencanaan pembangunan dan tidak ada sangkut
pautnya dengan penyidikan dan pajak.
i. Kerja sama dengan responden perlu diperhatikan, sehingga mereka tidak
segan-segan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan tepat.
j. Kadang-kadang saudara menemui responden yang menolak untuk memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang saudara ajukan. Usahakanlah
dengan bijaksana untuk mendapatkan keterangan yang diperlukan dengan
menjelaskan kembali tujuan dan kegunaan survei, sifat kerahasiaan keterangan
yang dikumpulkan dan pentingnya jawaban yang diperoleh dari responden
untuk keperluan pembangunan.
k. Bersabarlah terhadap rasa ingin tahu responden, dan jawablah pertanyaan
responden dengan tepat dan jelas.
l. Jangan memberikan tanggapan yang tidak baik terhadap jawaban yang
diberikan responden atau kehilangan kesabaran. Bersikaplah tenang dalam
menghadapi suasana yang tidak diinginkan.
m. Jika responden membelokkan percakapan kepada hal-hal yang menyimpang
dari pelaksanaan survei, kembalikan secara bijaksana pembicaraan kearah
daftar isian dan usahakan mendapatkan keterangan yang diperlukan.
n. Setelah selesai melakukan pencacahan, jangan lupa mengucapkan terima
kasih atas bantuan responden. Katakan kepada responden, kemungkinan ada
petugas yang akan datang kembali untuk mendapatkan keterangan tambahan.
Kemudian lanjutkan pada rumah tangga pertanian berikutnya.
o. Lakukan kunjungan ulang jika memang diperlukan. Hal ini mungkin terjadi
karena pada kunjungan pertama, saudara tidak berhasil mendapatkan semua
keterangan yang diperlukan, atau mungkin atas perintah PMS, saudara diminta
18 |ST2013-SKH.PCS
3.3 Tata Tertib Pengisian Daftar
a. Semua pengisian daftar harus dengan pensil hitam. Tinta dan pensil berwarna
tidak boleh digunakan.
b. Kata-kata harus dituliskan dalam huruf kapital (huruf besar) dengan jelas dan
tidak boleh disingkat agar mudah dibaca, kecuali singkatan yang sudah baku
dan nama yang terlalu panjang. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan
angka romawi).
c. Telitilah setiap daftar yang telah diisi dan perbaiki bila terdapat
kesalahan-kesalahan didalam pengisian, sebelum diserahkan kepada pemeriksa.
d. Definisi dan cara pengisian daftar yang telah ditentukan harus dipegang teguh
dan tidak boleh diubah.
e. Rahasiakan keterangan yang diperoleh dari responden terhadap orang lain
yang tidak berkepentingan.
3.4 Petunjuk Pengisian Daftar
Sebelum memulai pengisian Daftar ST2013-SKH.S perlu diketahui
beberapa cara pengisian yang harus dilakukan.
1. Menuliskan kata-kata pada tempat yang disediakan.
Dalam menuliskan kata-kata, gunakan huruf balok dengan jelas agar mudah
dibaca.
Dalam melaksanakan tugas, seluruh Petugas Lapangan SKH harus
memakai
Tanda Pengenal
yang telah disediakan dan membawa
ST2013-SKH.PCS| 19
Contoh : Blok I Rincian 1Penulisan salah:
Penulisan benar:
2. Menuliskan angka-angka pada kotak yang disediakan . Penulisan angka harus
dilakukan dengan angka standar, jelas dan mudah dibaca. Pengisian angka ke
dalam kotak harus sesuai dengan satuan/desimal dan rata kanan.
Contoh : Blok VII Rincian 710.
Pengisian salah:
710. Akses ke fasilitas umum (fasum)
Jenis fasilitas umum Perkiraan jarak terdekat dari tempat tinggal
(km)
Transportasi yang biasa digunakan rumah tangga
menuju fasilitas umum
(1) (2) (3)
1. Angkutan bertrayek 0 , 2 3
2. Puskesmas/poliklinik/polindes 1 , 3
Pengisian benar:
710. Akses ke fasilitas umum (fasum)
Jenis fasilitas umum Perkiraan jarak terdekat dari tempat tinggal
(km)
Transportasi yang biasa digunakan rumah tangga
menuju fasilitas umum
(1) (2) (3)
1. Angkutan bertrayek 0 , 2 0 3
2. Puskesmas/poliklinik/polindes 1 , 0 0 3
I. PENGENALAN TEMPAT
101. Provinsi
Kalimantan Barat
6 1I. PENGENALAN TEMPAT
20 |ST2013-SKH.PCS
3. Melingkari salah satu kode yang sesuai dengan jawaban, kemudian
menuliskan kode yang dilingkari pada kotak yang disediakan.
Lingkari kode yang sesuai dengan jawaban responden secara benar. Jangan
memberikan lingkaran yang meragukan, apabila salah harus dibetulkan
dengan cara menghapus lingkaran.
4. Penulisan satuan adalah sebagai berikut :
- Penulisan nilai : dalam ribuah rupiah bilangan bulat.
ST2013-SKH.PCS| 21
BABDAFTAR SAMPEL RUMAH TANGGA SKH 2014
Pada Bab I, telah disebutkan bahwa daftar isian yang digunakan pada SKH
2014 adalah Daftar ST2013-SKH.DSRT dan Daftar ST2013-SKH.S. Berikut ini akan
dijelaskan tata cara pengisian Daftar ST2013-SKH.DSRT.
4.1 Keterangan yang Dikumpulkan Dalam Daftar ST2013-SKH.DSRT
Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SKH.DSRTterdiri atas
5 blok yaitu:
Blok I : Keterangan Tempat
Blok II : Rekapitulasi
Blok III : Keterangan Rumah Tangga Terpilih
Blok IV : Keterangan Petugas
4.2 Kegunaan Daftar ST2013-SKH.DSRT
Daftar ini berisi nama kepala rumah tangga terpilih sampel SBK 2014 hasil
pencacahan setiap rumah tangga.
Daftar ST2013-SKH.DSRT selain berisi
sampel rumah tangga juga digunakan untuk mencatat kondisi hasil
pencacahan ST2013-SKH.S.
4.3 Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKH.DSRT
Tata cara pengisian Daftar ST2013-SKH.DSRT sebagai berikut :
BLOK I. KETERANGAN TEMPAT
Isian blok ini sudah tercetakdan merupakan identitas wilayah blok sensus
terpilih mulai dari kode dan nama provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, dan
klasifikasi desa/kelurahan. Selain itu dicantumkan pula nomor blok sensus dan
nomor kode sampel dalam satu kabupaten/kota.
22 |ST2013-SKH.PCS
BLOK II. REKAPITULASIBlok ini digunakan untuk rekapitulasi jumlah rumah tangga yang berhasil
diwawancarai, pindah ke luar blok sensus, tidak dapat diwawancarai sampai
dengan batas waktu pencacahan, atau menolak diwawancarai.
1. Jumlah rumah tangga kawasan hutan terpilih
Isian rincian ini sudah tercetak.
2. Jumlah rumah tangga yang berhasil diwawancarai
Isian Rincian 2 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 1 di Blok III Kolom (9)
dari baris rumah tangga yang tercetak.
3. Jumlah rumah tangga yang pindah ke luar blok sensus
Isian Rincian 3 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 2 di Blok III Kolom (9)
dari baris rumah tangga yang tercetak.
4. Jumlah rumah tangga yang tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas
waktu pencacahan
Isian Rincian 4 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 3 di Blok III Kolom (9)
dari baris rumah tangga yang tercetak.
5. Jumlah rumah tangga yang menolak diwawancarai
Isian Rincian 5 Kolom (2) diperoleh dari banyaknya kode 4 di Blok III Kolom (9)
dari baris rumah tangga yang tercetak.
BLOK III. KETERANGAN RUMAH TANGGA TERPILIH
Kolom (1) s.d. Kolom (8): Nomor SLS, Nama Satuan Lingkungan Setempat,
Nomor BF, Nomor BS, Nomor Urut Rumah
Tangga Hasil Pemutakhiran, Nomor Urut Sampel,
Nama Kepala Rumah Tangga, dan Alamat.
Isian kolom-kolom ini sudah tercetak untuk sejumlah baris rumah tangga
sampel. Isian Kolom (7) yang sudah tercetak dapat diperbaiki apabila nama kepala
rumah tangga berbeda dengan kondisi di lapangan, tetapi masih merupakan satu
rumah tangga yang sama. Dalam hal ini dapat disebabkan ganti kepala rumah
tangga. Perbaikan juga dapat dilakukan apabila ada perbedaan alamat pada Kolom
(8) yang disebabkan kesalahan penulisan pada saat pemutakhiran maupun pindah
ST2013-SKH.PCS| 23
Perbaikan nama kepala rumah tangga dapat dilakukan dengan mencoretnama yang tercetak, kemudian tuliskan perbaikan nama tersebut di sebelahnya.
Perbaikan alamat dilakukan dengan cara yang sama, yaitu mencoret alamat yang
tercetak kemudian tuliskan perbaikan alamat di sebelahnya.
Contoh:
Sebelum perbaikan Setelah perbaikan
Nama KRT AMRAN GAJAH AMRAN GAJAH RAMLAN GAJAH
Alamat DUSUN 1 DUSUN 1 DUSUN 2
Kolom (9): Hasil Pencacahan
Pengisian kolom (9) ini didasarkan pada kondisi hasil pencacahan atau
kunjungan rumah tangga di lapangan dimana:
- Kode 1 : Berhasil diwawancarai
- Kode 2 : Pindah ke luar blok sensus
- Kode 3 : Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan
- Kode 4 : Menolak diwawancarai
Penjelasan :
1. Berhasil diwawancarai (kode 1)
Rumah tangga sampel dikatakan berhasil diwawancarai, apabila rumah tangga
tersebut ditemukan dan dapat diwawancarai dengan kuesioner ST2013-SKH.S.
2. Pindah keluar blok sensus (kode 2)
Rumah tangga sampel dikatakan pindah keluar blok sensus, apabila
keberadaan rumah tangga tersebut sudah tidak lagi di blok sensus
bersangkutan.
3. Tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan (kode
3)
Rumah tangga sampel dikatakan tidak dapat diwawancarai sampai dengan
batas waktu pencacahan, apabila sampai dengan batas waktu pencacahan
yang telah ditentukan rumah tangga tersebut tidak dapat diwawancarai.
4. Menolak diwawancarai (kode 4)
Rumah tangga sampel ditemukan, tetapi menolak untuk diwawancarai sehingga
kuesioner ST2013-SKH.S tidak dapat diisi.
Apabila responden menolak diwawancarai, maka petugas harus melaporkan ke
PMS. PMSharus mendatangi ruta tersebut untuk diwawancarai. Apabila rumah
24 |ST2013-SKH.PCS
lebih tinggi (korlap/KSK/kasi produksi/kepala kantor), kemudian kuesioner
distempel BPS kabupaten/kota.
BLOK IV. KETERANGAN PETUGAS
Blok ini berisi keterangan identitas pencacah (PCS) dan pengawas/
pemeriksa (PMS). Isikan kode dan nama petugas, tanggal pencacahan/
pemeriksaan, dan bubuhkan tanda tangan sebagai bukti pertanggungjawaban atas
kebenaran isian pada Daftar ST2013-SKH.DSRT.
Rincian 1: Kode Petugas
Tuliskan kode petugas pada kotak yang tersedia.Kode petugas dibuat unique dalam
satu kabupaten. Kode PMS terdiri dari 4 digit, 3 digit pertama menyatakan nomor
urut PMS dalam suatu kabupaten, sedangkan digit ke-4 adalah 0 (nol). Kode PCS
terdiri dari 4 digit, digit 1-3 menyatakan nomor urut PMS, sedangkan digit 4
menyatakan nomor urut PCS dalam koordinasi PMS yang sama. Kode petugas
diinformasikan pada saat pelatihan petugas.
Rincian 2: Nama Petugas
Tuliskan nama lengkap PCS dan PMS pada kolom yang tersedia.
Rincian 3: Tanggal Pencacahan/Pemeriksaan
Tuliskan tanggal mulai pelaksanaan pencacahan/pemeriksaan sampai dengan
selesai pencacahan/pemeriksaan dalam satu blok sensus pada kolom yang
tersedia.
Rincian 4: Tanda Tangan
Sebelum membubuhkan tanda tangan, PCS dan PMS harus memeriksa kebenaran
dan kelengkapan isian Daftar ST2013-SKH.DSRT. Bubuhkan tanda tangan pada
tempat yang disediakan sebagai bentuk tanggung jawab pencacahan/
pemeriksaan.Penandatangan adalah orang yang benar-benar telah melakukan
ST2013-SKH.PCS| 25
BABPENGISIAN DAFTAR ST2013-SKH.S
5.1 Keterangan yang Dikumpulkan
Keterangan yang dikumpulkan dalam Daftar ST2013-SKH.S terdiri dari
14 blok.
Blok I : Pengenalan Tempat
Blok II : Keterangan Petugas
Blok III : Keterangan Pencacahan
Blok IV : Keterangan AnggotaRumah Tangga
Blok V : Penguasaan dan Penggunaan Lahan Pada Saat Pencacahan (m2) Blok VI : Keterangan Perumahan
Blok VII : Kondisi Lingkungan
Blok VIII : Partisipasi Rumah Tangga Terhadap Kelembagaan
Blok IX : Keterangan Kesejahteraan Rumah Tangga
Blok X : Pemanfaatan Hasil Hutan/Wisata Alam Selama Setahun yang Lalu
Blok XI : Sumber Pendapatan/Penerimaan Rumah Tangga Selama Setahun
Yang Lalu
Blok XII : Pengeluaran Rumah Tangga
Blok XIII : Perizinan
Blok XIV : Catatan
Lembar Kerja
5.2 Tata Cara Pengisian Daftar ST2013-SKH.S
Pengisian Daftar ST2013-SKH.S dimulai dari Blok I sampai Blok XIV secara
berurutan dan harus mengikuti tata cara pengisian seperti di bawah ini.
BLOK I. PENGENALAN TEMPAT
Blok ini merupakan keterangan identitas rumah tangga di dalam dan di
sekitar kawasan hutan, sehingga blok ini harus terisi untuk semua rumah tangga
yang dicacah.
26 |ST2013-SKH.PCS
Rincian101-107: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Desa/Kelurahan,
Klasifikasi Desa/Kelurahan, Nomor Blok Sensus, Nomor
Kode Sampel (NKS)
Disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok I Rincian 1 s.d. 7.
Rincian 108: Nomor Satuan Lingkungan Setempat (SLS)
Nomor urut bangunan fisik disalin dari Daftar ST2013-SKH2014.DSRT Blok III
Kolom (1).
Rincian 109: Nomor Urut Bangunan Fisik
Nomor urut bangunan fisik disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (3).
Rincian 110: Nomor Urut Bangunan Sensus
Nomor bangunan sensus disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (4).
Rincian 111: Nomor Urut Rumah Tangga
Nomor urut rumah tangga harus sesuai dengan Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III
Kolom (5).
Rincian 112: Nomor Urut Sampel
Nomor urut sampel disalin dari Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III Kolom (6).
Rincian 113: Nama Kepala Rumah Tangga
Nomor urut rumah tangga harus sesuai dengan Daftar ST2013-SKH.DSRT Blok III
Kolom (7).
Rincian 114: Nama Pemberi Informasi
Tuliskan nama anggota rumah tangga pemberi informasi pada saat pencacahan
Rincian 115: Nomor Telepon/ HP Pemberi Informasi
Tuliskan nomor telepon/ HP anggota rumah tangga pemberi informasi pada saat
pencacahan
BLOK II. KETERANGAN PETUGAS
Blok ini berisi keterangan pencacah dan keterangan pemeriksa. Blok ini
diisi setelah pencacahan Daftar ST2013-SKH.S selesai dan benar. Keterangan
pencacah diisi oleh pencacah dan keterangan pemeriksa diisi oleh
pengawas/pemeriksa.
Rincian 201 : Kode Petugas
Tuliskan kode petugas di tempat yang disediakan
Rincian 202 : Nama Petugas
ST2013-SKH.PCS| 27
Rincian 203 : Tanggal PelaksanaanIsikan tanggal pencacahan dan tanggal pemeriksaan di tempat yang disediakan.
Pencacahan belum tentu selesai dalam satu hari, maka tanggal pencacahan dapat
ditulis tanggal mulainya melakukan pencacahan s.d. tanggal selesainya
pencacahan. Begitu pula untuk pengawasan/pemeriksaan.
Rincian 204 : Tanda Tangan
Bubuhkan tanda tangan pencacah dan pemeriksa di tempat yang disediakan.
Penandatanganan hanya dilakukan apabila memang benar-benar telah melakukan
tugas sesuai petunjuk. Pemeriksa tidak dibenarkan menandatangani apabila tidak
melakukan pemeriksaan.
Rincian 301: Hasil Pencacahan
Isikan kode keterangan hasil pencacahan yaitu:
- kode 1 (berhasil diwawancarai),
- kode 2 (pindah ke luar Blok Sensus),
- kode 3 (tidak dapat diwawancarai sampai dengan batas waktu pencacahan), dan
- kode 4 (menolak diwawancarai).
Isikan kode yang sesuai pada kotak yang disediakan.
Apabila Rincian 301 berkode 2,3, atau 4 : ”STOP”
BLOK IV. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGA
Tujuan blok ini adalah untuk mencatat keterangan demografi anggota
rumah tangga pada saat pencacahan, seperti hubungan dengan kepala rumah
tangga, jenis kelamin, umur, ijazah tertinggi yang dimiliki, dan kegiatan anggota
rumah tangga yang berumur 10 tahun keatas.
Rumah tangga dibedakan menjadi 2 macam:
1. rumah tangga biasa;
2. rumah tangga khusus.
Rumah tangga biasa adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta makan dari
satu dapur. Yang dimaksud dengan satu dapur adalah apabila pengurusan
28 |ST2013-SKH.PCS
Penjelasan:1. Apabila seseorang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus (di
beberapa daerah disebut indekost) tetapi mengurus makannya sendiri,
dianggap sebagai satu rumah tangga biasa.
2. Apabila dua orang atau lebih mendiami satu kamar bersama-sama dalam satu
bangunan sensus atau fisik walaupun makannya sendiri-sendiri, dianggap satu
rumah tangga biasa.
3. Dua keluarga yang tinggal bersama di suatu bangunan sensus dimana
keperluan makannya hanya dilakukan oleh salah seorang anggota rumah
tangga dianggap sebagai satu rumah tangga biasa.
4. Dua keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus dan pengurusan
makannya oleh seorang anggota rumah tangga dianggap sebagai satu rumah
tangga biasa.
Contoh:
1. Agustina menyewa salah satu kamar dari suatu bangunan fisik/sensus dan
mengurus makannya sendiri, maka ia dianggap sebagai satu rumah tangga
biasa.
2. Jayadi dan Sucipto mendiami satu kamar bersama-sama dan mengurus
makannya sendiri-sendiri. Dalam kasus seperti ini mereka tetap dianggap
sebagai satu rumah tangga biasa meskipun makannya sendiri-sendiri.
3. Puji dan Nina tinggal bersama di suatu bangunan fisik/sensus dimana
pengurusan makannya dilakukan oleh Puji, maka Puji dan Nina dianggap
sebagai satu rumah tangga biasa.
Rumah tangga khusus meliputi:
1. Orang-orang yang tinggal di Lembaga Pemasyarakatan, Panti Asuhan dan
sejenisnya.
2. Orang-orang yang tinggal di asrama dan diatur oleh yayasan atau badan sosial.
3. Sekelompok orang indekost (mondok dengan makan) berjumlah 10 orang atau
lebih.
Contoh :
Ny. Arsah menerima indekost (mondok dengan makan) sebanyak 10 orang atau
lebih, maka rumah tangga Ny. Arsah merupakan rumah tangga biasa sedangkan
ST2013-SKH.PCS| 29
Cara pengisian:Kolom (1): Nomor Urut
Nomor urut sudah disediakan dari nomor 1 s.d 20. Apabila banyaknya anggota
rumah tangga lebih dari 20 orang, maka tambah dengan kertas lain yang
ditempelkan pada bagian bawah dengan nomor urut 21, 22, 23, dst.
Kolom (2): Nama Anggota Rumah Tangga
Untuk mendapatkan keterangan ini, tanyakan terlebih dahulu siapa kepala rumah
tangga. Kemudian isikanlah nama semua anggota rumah tangga diurutkan
mulai dari kepala rumah tangga, istri/suami, anak yang belum kawin, anak
yang sudah kawin, menantu, cucu, orang tua/mertua, famili lain, pembantu
rumah tangga, dan lainnya. Setelah semua selesai dicatat, bacakan satu persatu kemudian tanyakan, “apakah ada nama yang terlewat seperti bayi, anggota rumah tangga yang sementara bepergian atau pembantu yang menginap ?”. Apabila ada, tambahkan pada daftar nama anggota rumah tangga.
Ditekankan disini bahwa wawancara harus dimulai dengan mengisi
Kolom (2) secara lengkap terlebih dahulu dan setelah yakin lengkap,
barulah mengisi Kolom (3) dan seterusnya untuk setiap baris.
Kepala rumah tangga adalah seorang dari anggota rumah tangga yang
bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tanggga tersebut atau orang
yang ditunjuk/dianggap sebagai pemimpin dalam rumah tangga.
Anggota rumah tangga adalah semua orang yang biasa bertempat tinggal dalam
suatu rumah tangga, baik yang ada maupun sementara tidak ada atau sedang
bepergian kurang dari 6 bulan pada waktu pencacahan.
Anggota rumah tangga yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah
tangga yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan
meninggalkan rumah 6 bulan atau lebih tidak dianggap sebagai anggota rumah
tangga.
30 |ST2013-SKH.PCS
Penjelasan:1. Tamu yang tinggal di suatu rumah tangga selama 6 bulan atau lebih secara
terus menerus dan atau tamu yang telah tinggal di rumahnya kurang dari 6
bulan tetapi akan tinggal 6 bulan atau lebih dianggap sebagai anggota rumah
tangga.
2. Seorang pembantu rumah tangga/sopir yang tinggal di rumah majikannya
dianggap sebagai anggota rumah tangga majikannya.
3. Seorang kepala rumah tangga yang mempunyai tempat tinggal lebih dari satu
dicatat di tempat tinggal istri/suami dan anaknya.
4. Seorang kepala rumah tangga yang mempunyai istri lebih dari satu, maka dia
harus dicatat disalah satu tempat tinggal (rumah tangga) istrinya, dimana ia
tinggal lebih lama. Apabila lamanya tinggal sama maka ia dicatat di rumah istri
yang paling tua.
Contoh:
1. Joko indekost di Bandung karena kuliah, sedangkan orang tuanya tinggal di
Jakarta Timur. Walaupun setiap hari minggu Joko pulang ke Jakarta, tetapi
Joko tetap dicatat sebagai penduduk Bandung.
2. Romdhoni adalah pegawai BPS Propinsi Kalimantan Barat dan seluruh
anggota rumah tangganya tinggal di Kabupaten Landak. Untuk menghemat
biaya, ia pulang ke Landak hanya setiap hari Sabtu sore sampai dengan Senin
pagi. Dalam kasus seperti ini, karena Romdhoni adalah seorang kepala rumah
tangga, maka Romdhoni tetap dicatat sebagai penduduk Kabupaten Landak.
3. Pak Tajidin dan keluarganya tinggal di Kabupaten Sintang. Sejak tanggal 3
Januari 2010 ia tinggal di Kota Pontianak, Kalimantan Barat untuk bisnis dan
kalau tak ada halangan baru akan pulang ke Kabupaten Sintang pada tanggal
10 Agustus 2010. Maka Pak Tajidin dicatat sebagai penduduk Kota Pontianak.
Kolom (3): Hubungan Dengan Kepala Rumah Tangga
Isikan kode 1 s.d 9 untuk hubungan anggota rumah tangga yang namanya
tercantum pada kolom (2) dengan kepala rumah tangga.
Hubungan dengan kepala rumah tangga, yaitu :
1. Kepala rumah tangga.
2. Istri/suami dari kepala rumah tangga.
3. Anak, adalah anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat yang diangkat
ST2013-SKH.PCS| 31
4. Menantu, adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak
angkat.
5. Cucu, adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat.
6. Orang tua/mertua, adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau bapak/ibu
dari istri/suami kepala rumah tangga.
7. Famili lain, adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan kepala
rumah tangga atau ada hubungan famili dengan istri/suami kepala rumah
tangga, misalnya : adik, kakak, keponakan, bibi, paman, ipar, kakek, nenek,
dan sebagainya.
8. Pembantu rumah tangga, adalah seseorang yang bekerja sebagai pembantu
yang menginap di rumah tangga tersebut dengan menerima upah/gaji baik
berupa uang ataupun barang.
9. Lainnya, adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan kepala rumah
tangga atau istri/suami kepala rumah tangga, seperti tamu, teman, orang yang
mondok dengan makan (indekost), dan sebagainya.
Kolom (4): Jenis Kelamin
Tuliskan kode 1 apabila laki-laki atau 2 apabila perempuan.
Kolom (5): Umur (tahun)
Tuliskan umur masing-masing anggota rumah tangga pada saat pencacahan.
Umur dihitung dengan pembulatan kebawah atau menurut ulang tahun yang
terakhir. Penghitungan umur berdasarkan pada kalender masehi.
Penjelasan:
a. Apabila umurnya 7 tahun 10 bulan, umurnya dicatat 7 tahun.
b. Apabila umurnya kurang dari satu tahun, umurnya dicatat 0 tahun.
Apabila responden tidak mengetahui dengan pasti, usahakanlah mendapatkan
keterangan mengenai umur dengan jalan menghubungkan kejadian-kejadian
penting baik bersifat nasional maupun lokal/daerah setempat, sehingga paling tidak
umurnya dapat diperkirakan lebih tepat.
Peristiwa-peristiwa penting antara lain: Pendaratan Jepang (1942)
Proklamasi Kemerdekaan RI (1945) Pemilu I (1955)
32 |ST2013-SKH.PCS
Karena untuk umur disediakan dua kotak, maka untuk yang umurnya kurang dari 10
tahun agar ditambahkan 0 di depannya dan yang umurnya 98 tahun atau lebih
diisikan 98.
Contoh:
7 tahun 10 bulan11bulan 103 tahun
Kolom (6): Apabila Kol (5) ≥ 5 Partisipasi Sekolah:
Apabila isian pada kolom (5) ≥ 5, tuliskan kode 1 apabila “Tidak/belum sekolah”, kode 2 apabila “Masih sekolah”, dan kode 3 apabila ”Tidak sekolah lagi”.
Contoh:
1. Untuk anggota rumah tangga yang sedang mendaftar dan menunggu
penerimaaan masuk sekolah atau yang belum mendaftar tapi berniat
melanjutkan sekolah dianggap masih sekolah (berkode 2).
2. Sebaliknya, jika anggota rumah tangga yang belum mendaftar dan tidak
berniat untuk melanjutkan sekolah maka dianggap tidak sekolah lagi (berkode
3).
Kolom (7): Apabila Kol (5) ≥ 5, Ijazah/STTB Tertinggi yang Dimiliki
Apabila isian pada kolom (5) ≥ 5, tuliskan kode ijazah/STTB tertinggi yang dimiliki oleh tiap-tiap anggota rumah tangga.
Isiannya salah satu kode 1 s.d 8.
Ijazah/STTB, adalah surat keterangan/sertifikat yang diperoleh setelah
menamatkan pendidikan formal pada tingkatan tertentu seperti SD, SLTP, SMU dan
Perguruan Tinggi.
Sekolah, adalah pendidikan formal mulai dari pendidikan dasar, menengah dan
tertinggi.
Belum/tidak tamat SD, adalah tidak atau belum pernah sekolah, termasuk yang
tamat/belum tamat taman kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke Sekolah Dasar.
Tamat Sekolah, adalah yang menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat
terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan
mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah. Seseorang yang belum mengikuti
pelajaran pada kelas tertinggi, tetapi telah lulus ujian akhir, dianggap tamat sekolah.
Sekolah Dasar (SD)/sederajat, adalah Sekolah Dasar 5/6/7 tahun atau yang
sederajat, termasuk Sekolah Luar Biasa Tingkat Dasar, Sekolah Dasar Kecil,
Sekolah Dasar Pamong, Paket Aatau Madrasah Ibtidaiyah.
ST2013-SKH.PCS| 33
SLTP/sederajat, adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama baik Umum maupunKejuruan, misalnya : SMP, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Menengah
Tingkat Pertama, Madrasah Tsanawiyah, SKKP, SMEP, SPMP, ST, PGA 4 tahun,
SGB , Paket B, dan sebagainya.
SLTA/sederajat, adalah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas baik Umum maupun
Kejuruan, misalnya : SMA, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, SPMA, SMKK,
SMEA, STM, SPG, SGO/SMOA, PGA 6 tahun, SAKMA, SAA/SMF, KPAA, Program
Diploma I dan II, PGSLP, Paket C, dan sebagainya.
D1/D2, adalah program D1/D2 pada suatu perguruan tinggi yang
menyelenggarakan program diploma I/II pada pendidikan formal, seperti program
Diploma I dan II PGSLP, D1 sekretaris, D1 komputer dan sebagainya
Akademi/D3, adalah program DIII atau yang telah mendapatkan gelar Sarjana
Muda pada suatu akademi/perguruan tinggi. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan
gelar Sarjana Muda maka mahasiswa yang duduk di Tingkat 4 atau 5 tetap
dimasukkan Sekolah Menengah Tingkat Atas.
D4/S1, adalah program pendidikan sarjana, pasca sarjana, doktor, diploma IV, akta
IV/V, spesialis I/II pada suatu Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.
S2/S3, adalah program pendidikan pasca sarjana, doktor, spesialis I/II pada suatu
Universitas/Institut/Sekolah Tinggi.
Kolom (8): Apakah Dapat Membaca dan Menulis Huruf Latin?
Apabila isian pada kolom (5) ≥ 10, tanyakan apakah anggota rumah tangga dapat membaca dan menulis huruf latin, Isikan kode 1 apabila “Ya” dan kode 2 apabila “Tidak”.
Dapat membaca dan menulis huruf latin artinya dapat membaca dan menulis
kata-kata/kalimat sederhana dalam aksara latin.
Catatan :
a. Orang buta yang dapat membaca dan menulis huruf braille digolongkan dapat
membaca dan menulis huruf latin.
b. Orang cacat yang sebelumnya dapat membaca dan menulis, kemudian karena
cacatnya tidak dapat membaca dan menulis digolongkan dapat membaca dan
menulis huruf latin.
Kolom (8) s.d. (10) ditanyakan hanya untuk anggota rumah tangga
34 |ST2013-SKH.PCS
c. Orang yang hanya dapat membaca saja tetapi tidak dapat menulis atau
sebaliknya, dianggap tidak dapat membaca dan menulis huruf latin.
Kolom (9): Kegiatan Utama Seminggu yang lalu
Apabila isian pada kolom (5) ≥ 10, tanyakan kegiatan utama anggota rumah tangga seminggu yang lalu. Tuliskan kode 1 s.d. 7, sesuai kegiatan utama yang dilakukan
seminggu yang lalu (bekerja di subsektor kehutanan, bekerja di sektor pertanian
selain kehutanan, bekerja di sektor lain, sementara tidak bekerja, sekolah,
mengurus rumah tangga, dan lainnya).
Kegiatan di sini mencakup kegiatan bekerja, sekolah, mengurus rumah tangga dan
lainnya (kursus, olahraga, rekreasi termasuk mereka yang tidak mampu melakukan
kegiatan karena cacat atau jompo).
Kegiatan utama adalah kegiatan yang menggunakan waktu terbanyak
dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Waktu terbanyak diperhitungkan dengan
membandingkan waktu yang digunakan untuk bekerja, sekolah, mengurus rumah
tangga dan lainnya (olah raga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial).
Waktu luang yang digunakan untuk arisan keluarga, mengunjungi famili, santai,
tidur dan bermain tidak dihitung sebagai bahan pembanding.
Cara menentukan kegiatan utama adalah sebagai berikut:
apabila kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga pada seminggu terakhir hanya mempunyai satu pekerjaan, maka pekerjaan tersebut dicatat sebagai
pekerjaan utama,
apabila kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga pada seminggu terakhir mempunyai lebih dari satu pekerjaan, maka pekerjaan yang menggunakan
waktu terbanyak dicatat sebagai pekerjaan utama. Apabila waktu yang
digunakan sama, maka pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar
dianggap sebagai pekerjaan utama. Apabila waktu yang digunakan sama dan
penghasilannya juga sama besar, maka terserah pada responden pekerjaan
mana yang dianggapnya merupakan pekerjaan utama,
kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga dianggap mempunyai pekerjaan lebih dari satu apabila bekerja pada beberapa bidang dan atau pengelolaan
pekerjaan tersebut dilakukan secara terpisah.
Contoh: kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga berprofesi sebagai guru
ST2013-SKH.PCS| 35
hari kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga tersebut menjadi tukangojek.
Buruh tani meskipun bekerja pada beberapa petani, namun
pengelolaannya terpisah dikategorikan hanya mempunyai satu pekerjaan.
Penjelasan:
a. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang sedang cuti pada masa cuti
tersebut ia tidak melakukan pekerjaan lain maka pekerjaan utamanya adalah
pekerjaan yang dia cutikan.
b. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang sedang cuti dan pada masa
cuti tersebut melakukan pekerjaan lain, maka salah satu dari pekerjaan lainnya
itu merupakan pekerjaan utamanya.
c. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang sudah pensiun dan tidak
mempunyai kegiatan isikan kode 7 (lainnya) pada kolom (9).
Contoh:
Rochan Jasman ialah seorang mahasiswa pada perguruan tinggi swasta, kuliah
selama 2 jam per hari sejak hari Senin sampai dengan Jumat. Pulang kuliah ia
bekerja di Toko Jaya Ayu Abadi dengan jam kerja selama 5 jam per hari. Dalam hal
ini kegiatan yang memakai waktu terbanyak adalah bekerja walaupun ia juga
bersekolah.
Seminggu yang lalu adalah jangka waktu 7 hari berturut-turut yang berakhir sehari
sebelum tanggal pencacahan. Misalnya pencacahan dilakukan tanggal 1 Juli, maka
yang dimaksud seminggu yang lalu adalah tanggal 24 Juni sampai dengan 30 Juni.
Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau
membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama 1 (satu)
jam dalam seminggu yang lalu. Bekerja selama satu jam tersebut harus dilakukan
berturut-turut dan tidak terputus. Penghasilan atau keuntungan mencakup upah/gaji
termasuk semua tunjangan dan bonus bagi pekerja karyawan/pegawai dan hasil
usaha berupa sewa atau keuntungan, baik berupa uang atau barang termasuk bagi
pengusaha.
Penjelasan bekerja:
a. Melakukan pekerjaan dalam konsep bekerja adalah melakukan kegiatan
ekonomi yang menghasilkan barang atau jasa.
b. Orang yang melakukan kegiatan budidaya tanaman yang hasilnya hanya
36 |ST2013-SKH.PCS
bahan makanan pokok, yaitu padi, jagung, sagu, dan/atau palawija (ubi kayu,
ubi jalar, kentang).
c. Anggota rumah tangga yang membantu melaksanakan pekerjaan kepala
rumah tangga atau anggota rumah tangga yang lain, misal di sawah, ladang,
warung/toko dan sebagainya dianggap bekerja walaupun tidak menerima
upah/gaji (pekerja tak dibayar).
d. Orang yang memanfaatkan profesinya untuk keperluan rumah tangga sendiri
dianggap bekerja, misal dokter yang mengobati anggota rumah tangga
sendiri, tukang bangunan yang memperbaiki rumah sendiri dan tukang jahit
yang menjahit pakaian sendiri.
e. Seorang petinju atau penyanyi profesional yang sedang latihan dalam rangka
profesinya, dianggap sebagai bekerja
f. Seseorang yang mengusahakan persewaan mesin/alat pertanian, mesin
industri, peralatan pesta, alat pengangkutan dan sebagainya dikategorikan
bekerja.
g. Pembantu rumah tangga termasuk kategori bekerja, baik sebagai anggota
rumah tangga majikannya maupun bukan anggota rumah tangga majikannya.
h. Seseorang menyewakan tanah pertanian kepada orang lain secara bagi hasil,
dikategorikan bekerja bila ia menanggung risiko (ada keterlibatan biaya
produksi) atau turut mengelola atas usaha pertanian itu.
Bekerja di subsektor kehutanan meliputi pemungutan hasil hutan/penangkapan
satwa liar, penangkaran satwa/tumbuhan liar, jasa penebangan kayu, usaha
pembibitan, budidaya tanaman kehutanan dan jasa kehutanan lainnya.
Bekerja di subsektor pertanian selain kehutanan adalah seseorang yang
bekerja di sektor pertanian selain kehutanan yaitu meliputi subsektor padi/palawija,
hortikultura, peternakan, perikanan, jasa pertanian selain kehutanan dan lainnya.
Bekerja di sektor lain adalah seseorang yang bekerja di sektor selain pertanian
yaitu meliputi sektor penggalian/penambangan, industri/kerajinan, perdagangan,
angkutan, pergudangan, komunikasi, dan lainnya.
Sementara tidak bekerja adalah kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga
yang mempunyai pekerjaan/usaha tetapi seminggu terakhir tidak bekerja karena
ST2013-SKH.PCS| 37
Penjelasan sementara tidak bekerja:a. Pekerja profesional yang sedang tidak bekerja karena sakit atau menunggu
pekerjaan berikutnya.
Contoh: Dalang, tukang pijat, penyanyi, dan dukun.
b. Pekerja tetap, pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak bekerja
karena cuti, sakit, mangkir, mogok kerja, atau diberhentikan sementara karena perusahaan menghentikan kegiatannya.
c. Kepala rumah tangga/ anggota rumah tangga yang mengusahakan tanah
pertanian, sedang tidak bekerja karena sakit atau menunggu pekerjaan
berikutnya, seperti menunggu panen atau musim hujan untuk menggarap
sawah.
Pekerja serabutan/bebas baik yang bekerja di sektor pertanian maupun non
pertanian yang sedang menunggu pekerjaan, dianggap tidak bekerja.
Sekolah, adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal baik pada pendidikan
dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi. Tidak termasuk yang sedang
libur.
Mengurus rumah tangga, adalah kegiatan mengurus rumah tangga atau
membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji.
Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan,
seperti memasak, mencuci, dan sebagainya, digolongkan sebagai mengurus rumah
tangga. Bagi pembantu rumah tangga yang mengerjakan hal yang sama tetapi
mendapat upah/gaji, tidak digolongkan sebagai mengurus rumah tangga, melainkan
digolongkan sebagai bekerja.
Lainnya, adalah kegiatan selain bekerja, sekolah, dan mengurus rumah tangga.
Termasuk didalamnya mereka yang tidak mampu melakukan kegiatan, seperti
orang lanjut usia, cacat jasmani, dan penerima pendapatan/pensiun yang tidak
bekerja lagi.
Kategori lainnya dibagi menjadi 2 kelompok:
(a). Olahraga, kursus, piknik, dan kegiatan sosial (berorganisasi, kerja bakti).
(b). Tidur, santai, bermain, dan tidak melakukan kegiatan apapun.
Kegiatan yang dibandingkan guna menentukan waktu terbanyak hanyalah kegiatan
yang termasuk dalam kelompok (a).
Kolom (10): Kegiatan Usaha Kehutanan Utama yang Biasa Dilakukan