1
Katalog BPS: 1404021 Buku
Pedoman
Survei Sosial Ekonomi Nasional [Susenas Maret 2017]
BADAN PUSAT STATISTIK
Buku
3
Katalog BPS: 1404020
Pengawas
PEDOMAN PENGAWAS SUSENAS MARET 2017
ISBN :
No. Publikasi : 04210.1617 Katalog BPS : 1404020
Ukuran Buku : B5 JIS
Jumlah Halaman : vi + 84 halaman
Penyunting :
Sub Direktorat Statistik Rumah Tangga
Gambar Kulit :
Sub Direktorat Statistik Rumah Tangga Diterbitkan oleh :
Badan Pusat Statistik, Jakarta – Indonesia
Dicetak oleh :
Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 iii
KATA PENGANTAR
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan salah satu sumber data sosial ekonomi rumah tangga yang penting di Indonesia.
Data hasil Susenas telah banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik di dalam maupun di luar negeri. Oleh karena itu, kesinambungan ketersediaan dan kualitas data Susenas harus tetap dijaga dan ditingkatkan.
Kualitas data hasil survei dipengaruhi oleh dua hal, yaitu sampling error dan non-sampling error. Data berkualitas harus memiliki sampling error dan non-sampling error yang serendah-rendahnya. Dalam upaya mendapatkan data yang berkualitas tersebut, perlu dilakukan pengawasan berjenjang yang dimulai dari pengawas.
Buku Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 disediakan untuk pengawas dan berisi Standard Operational Procedure (SOP) atau rujukan teknis pengawasan agar Susenas Maret 2017 dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan jadwal yang telah ditentukan.
Jakarta, Desember 2016 Kepala Badan Pusat Statistik
iv Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 v
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Umum ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Jadwal Kegiatan Pengawasan dan Pemeriksaan Susenas Maret 2017 ... 2
BAB II KEGIATAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN ……… 3
A. Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas ……….. . 3
B. Pengumpulan Data Rentang Harga dan Konversi Satuan Komoditas……….. 4
C. Tata Cara Pengawasan ... ..5
D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Pengawas ……… 18
BAB III PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH ………. 21
A. Pengumpulan Data Rentang Harga ... .. 21
B. Pemutakhiran Muatan Blok Sensus ... 21
C. Pengiriman Hasil Pemutakhiran Muatan Blok Sensus ke BPS Kabupaten/Kota dan Penerimaan Daftar Sampel Rumah Tangga ... 22
D. Pencacahan Daftar VSEN17.K dan VSEN17.KP….….… 22 LAMPIRAN ... 25
vi Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Petunjuk Pengumpulan Data Rentang Harga ... 25
Lampiran 2 Petunjuk Pengisian Daftar Konversi Komoditas Susenas Maret 2017 ... 29
Lampiran 3 Dokumen Pengumpulan Data Rentang Harga ... 31
Lampiran 4 Format Monitoring Hasil Updating Muatan Blok Sensus ... 43
Lampiran 5 Format Laporan Pengawasan ... 45
Lampiran 6 Format Berita Acara Nonrespon Penolakan Responden ... 47
Lampiran 7 Format Berita Acara Nonrespon Selain Penolakan Responden ... 49
Lampiran 8 Format Laporan Pemeriksaan Dokumen... 51
Lampiran 9 Kode Provinsi dan Kabupaten/Kota ... 59
Lampiran 10 Kode Negara ... 67
Lampiran 11 Maksimum Konsumsi Per Kapita Seminggu ... 69
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 1
BAB I PENDAHULUAN A. Umum
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) merupakan salah satu survei rutin BPS yang menjadi sumber data utama untuk kegiatan pembangunan di bidang sosial dan ekonomi. Data dan informasi yang dihasilkan dari Susenas selalu ditunggu dan menjadi rujukan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta. Indikator yang dihasilkan dari Susenas juga menjadi rujukan utama untuk memantau perkembangan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) setiap tahunnya hingga tahun 2030. Dengan demikian, menjaga kualitas data Susenas merupakan hal yang harus benar-benar diperhatikan dan menjadi tanggung jawab bersama antara pusat dan daerah.
Salah satu strategi untuk menjaga kualitas data Susenas adalah dengan melakukan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan secara berjenjang yang dimulai dari petugas lapangan. Pengawas yang melakukan fungsi pengawasan ke pencacah harus turun langsung ke lapangan, tidak hanya menunggu hasil pencacahan tanpa mengetahui kinerja dari pencacah pada saat mewawancarai responden. Pengawas memiliki peran yang sangat penting sebagai koordinator lapangan.
Sebagai pihak yang berhubungan langsung dengan pencacah, pengawas harus sanggup dan bertanggung jawab untuk memecahkan permasalahan lapangan, dan juga menjadi narasumber serta mengkoordinir pencacah agar kegiatan berjalan sesuai prosedur dan tepat waktu.
Perilaku moral hazard pencacah, seperti: tidak mentaati prosedur pencacahan, tidak melakukan pencacahan secara lengkap, mengganti responden, mengganti karakteristik responden (umur, status perkawinan, status pendidikan, dan lain-lain), serta “mencacah di atas meja” merupakan tantangan besar bagi pengawas. Pengawas memegang fungsi kontrol pertama terhadap kegiatan pencacahan.
Pengawas harus dapat memastikan setiap tahap kegiatan lapangan dapat berjalan sesuai prosedur standar operasional (SOP) dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
B. Tujuan
Buku pedoman pengawas ini disusun agar dijadikan sebagai bahan rujukan teknis untuk pengawas. Pengawas harus memahami isi pesan dari buku ini dan mematuhinya, agar dapat bekerja sesuai dengan SOP pelaksanaan kegiatan Susenas Maret 2017.
C. Jadwal Kegiatan Pengawasan dan Pemeriksaan Susenas Maret 2017
No. Uraian Kegiatan Jadwal
(1) (2) (3)
1 Pengawasan dan pemeriksaan hasil
updating blok sensus 21-25 Februari 2017
2 Pengawasan dan pemeriksaan hasil
pencacahan 1-30 Maret 2017
3 Monitoring kualitas dengan
menggunakan internet 3-20 Maret 2017
4 Penyerahan hasil pencacahan ke
BPS Kabupaten/Kota 6-30 Maret 2017
5 Receiving, batching, editing, dan
coding di BPS Kabupaten/Kota 6-31 Maret 2017
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 3
BAB II
KEGIATAN PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN
A. Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas
Tugas dan tanggung jawab pengawas Susenas Maret 2017 adalah:
(1) Melakukan pengumpulan data Rentang Harga (RH) dan melakukan konversi satuan komoditas;
(2) Mengikuti pelatihan petugas lapangan Susenas Maret 2017;
(3) Menerima wilayah tugas yang telah ditetapkan oleh BPS Kabupaten/Kota dan dokumen pelaksanaan Susenas Maret 2017;
(4) Membuat jadwal kegiatan pengawasan lapangan;
(5) Berkoordinasi dengan pencacah dan mendistribusikan dokumen;
(6) Melakukan pengawasan dan pendampingan kegiatan pemutakhiran muatan blok sensus, serta mengisi dan mengirimkan Monitoring Hasil Updating (MHU) ke BPS Kabupaten/Kota;
(7) Melakukan pemeriksaan hasil pemutakhiran muatan blok sensus;
(8) Menyerahkan hasil pemutakhiran ke BPS Kabupaten/Kota;
(9) Menerima Daftar Sampel Rumah Tangga dari BPS Kabupaten/Kota dan mendistribusikan ke pencacah;
(10) Melakukan pengawasan dan pendampingan kegiatan pencacahan;
(11) Melakukan pemeriksaan cepat isian dokumen hasil pemutakhiran muatan blok sensus dan pencacahan di lapangan;
(12) Mengkoordinasikan hasil pemeriksaan dokumen ke pencacah;
(13) Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui pencacah pada saat pelaksanaan lapangan;
(14) Membuat laporan hasil pengawasan lapangan, pemeriksaan hasil pencacahan, berita acara nonrespon (bila ada), serta melaporkan perkembangan kegiatan melalui SMS Gateway/Website Monitoring;
(15) Menyerahkan dokumen hasil pencacahan dan laporan hasil pengawasan ke BPS Kabupaten/Kota;
(16) Bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 1
B. Pengumpulan Data Rentang Harga dan Konversi Satuan Komoditas
Pengawas bertugas melakukan pengumpulan data rentang harga dan konversi satuan komoditas pada tanggal 2-11 Februari 2017. Rentang harga dan konversi satuan ini ini akan digunakan oleh pencacah dalam pengisian VSEN17.KP. Petunjuk pengumpulan data rentang harga dan pengisian daftar konversi komoditas Susenas Maret 2017 terdapat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.
Skema Alur Rentang Harga dan Konversi Satuan Komoditas
SELESAI MULAI
Memeriksa data hasil pencacahan
Melakukan pendataan Rumah Tangga
Mini market/
Supermarket Pedagang
keliling Pasar/
warung sembako SPBU/
penjual eceran
Menerima data RH dan konversi dari Kasie Sosial
Menyerahkan data ke Kasie Sosial
4 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
Keterangan:
= Rentang Harga = Rentang Harga dan Konversi Satuan Standar
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 5
C. Tata Cara Pengawasan
(1) Menerima Dokumen Pelaksanaan dari BPS Kabupaten/Kota a. Untuk setiap pengawas, banyaknya sketsa peta wilayah blok
sensus (SP2010-WB) dan VSEN17.P harus sama dengan banyaknya blok sensus yang menjadi tanggung jawab pengawas tersebut;
b. Periksa identitas dari sketsa peta wilayah blok sensus (SP2010-WB) dan VSEN17.P, apakah telah sesuai dengan wilayah tugas yang diberikan oleh BPS Kabupaten/Kota;
c. Untuk setiap blok sensus, banyaknya set daftar VSEN17.K ditambah VSEN17.KP harus sama dengan banyaknya rumah tangga terpilih pada masing-masing blok sensus, yaitu 10 rumah tangga.
(2) Membuat Jadwal Kegiatan Lapangan
a. Menyusun jadwal pengawasan dan pendampingan pencacah;
b. Menyusun jadwal pertemuan yang melibatkan pencacah dan BPS Kabupaten/Kota.
(3) Berkoordinasi dengan Pencacah dan Mendistribusikan Dokumen
a. Berkoordinasi dengan pencacah untuk menentukan strategi pelaksanaan lapangan, yaitu:
1. Mendiskusikan jadwal pengawasan dan pendampingan pencacah, serta jadwal pertemuan yang melibatkan pencacah dan BPS Kabupaten/Kota;
2. Membahas jadwal pertemuan dan koordinasi pada setiap tahapan pemutakhiran dan pencacahan;
3. Membahas permasalahan lapangan dan pemecahannya.
b. Mendistribusikan dokumen pelaksanaan lapangan kepada pencacah;
c. Mendistribusikan Daftar Sampel Rumah Tangga (VSEN17.DSRT).
(4) Melakukan Pengawasan dan Pendampingan Pemutakhiran Muatan Blok Sensus
a. Pastikan seluruh pencacah telah melapor ke Kepala Desa/Lurah dan Ketua SLS setempat sebelum melakukan
6 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
pemutakhiran muatan blok sensus dengan cara mendampingi pencacah tersebut;
b. Untuk setiap blok sensus, bersama-sama dengan pencacah mengelilingi blok sensus untuk memastikan batas-batas luar wilayah blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya, melakukan pengecekan lokasi yang disinyalir menjadi daerah kantong, serta mencocokkan bangunan-bangunan khusus yang menjadi legenda peta, misalnya: masjid, sekolah, sungai, dsb;
c. Dampingi pencacah melakukan pemutakhiran bangunan fisik, bangunan sensus, dan rumah tangga pada beberapa rumah tangga awal, serta melakukan pengecekan beberapa rumah tangga setelahnya;
d. Pastikan pencacah melakukan pemutakhiran muatan blok sensus dimulai dari rumah tangga pada baris pertama pada daftar VSEN17.P, tanpa melewatkan satu rumah tanggapun sesuai dengan realita di lapangan;
e. Periksa hasil pemutakhiran muatan blok sensus, baik dari segi cakupan (tidak ada rumah tangga yang lewat cacah ataupun double cacah) maupun dari segi pengisian dokumen;
f. Periksa hasil pemutakhiran peta, apakah telah sesuai dengan kondisi terbaru di lapangan dengan mencocokkan seluruh penomoran rumah tangga antara daftar VSEN17.P dan sketsa peta wilayah blok sensus (SP2010-WB);
g. Periksa jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran dan bandingkan dengan jumlah rumah tangga pada daftar preprinted dengan menggunakan form Monitoring Hasil Updating (MHU) (Lampiran 4). Jika terjadi perbedaan yang signifikan, lakukan konfirmasi dan pengecekan lapangan kembali serta tuliskan dalam laporan hasil pengawasan (Lampiran 5) hal-hal apa saja yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut;
h. Periksa kewajaran hasil pemutakhiran muatan blok sensus, yaitu:
1. Bandingkan nomor bangunan fisik dan bangunan sensus rumah tangga yang pindah keluar blok sensus (kode 5) dengan rumah tangga baru (kode 4). Seharusnya ada rumah tangga baru yang memiliki nomor bangunan fisik dan bangunan sensus yang sama dengan rumah tangga
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 7
yang pindah keluar blok sensus. Apabila persentase rumah tangga baru (kode 4) yang memiliki nomor bangunan fisik dan bangunan sensus yang sama dengan rumah tangga yang pindah keluar blok sensus (kode 5) kurang dari 20 persen, kemungkinan terdapat rumah tangga baru yang belum terdata;
2. Apabila rumah tangga yang pindah keluar blok sensus mengelompok, lakukan konfirmasi ke pencacah;
i. Koordinasikan dengan pencacah mengenai hasil pemeriksaan pemutakhiran muatan blok sensus yang meliputi cakupan jumlah rumah tangga, kewajaran isian daftar VSEN17.P, dan kelengkapan sketsa peta, kemudian perbaiki apabila terdapat kesalahan;
j. Serahkan hasil pemutakhiran muatan blok sensus dan sketsa peta ke BPS Kabupaten/Kota.
Pengawas harus teliti dan waspada terhadap jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran muatan blok sensus.
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 7
Skema Alur Pengawasan Pemutakhiran Muatan Blok Sensus
8 Pedoman Pengawas Susenas Maret
Menerima set dokumen pemutakhiran muatan blok sensus dan mendistribusikan
ke petugas pencacah
Mendampingi petugas pencacah lapor ke Kepala Desa/Lurah dan Ketua SLS
Mendampingi seluruh petugas pencacah mengelilingi blok sensus
Pastikan batas luar blok sensus
Mencocokkan bangunan khusus yang menjadi legenda peta
Mendampingi petugas pencacah melakukan pemutakhiran pada beberapa rumah tangga awal, dimulai dari rumah tangga baris pertama di preprinted
Pemeriksaan hasil pemutakhiran muatan rumah tangga
Tidak ada rumah tangga lewat cacah/double cacah
Mencocokkan bangunan khusus yang menjadi legenda peta
Mencocokkan penomoran rumah tangga antara VSEN17.P dan sketsa peta SP2010-WB
Jumlah rumah tangga hasil pemutakhiran muatan blok sensus Pengisian Monitoring Hasil Updating (MHU)
Pemeriksaan kewajaran hasil pemutakhiran muatan blok sensus
Koordinasi dengan petugas pencacah mengenai hasil pemeriksaan pemutakhiran muatan blok sensus serta perbaiki apabila terjadi kesalahan
Menyerahkan hasil pemutakhiran muatan blok sensus ke BPS Kabupaten/Kota untuk dientri dan dilakukan penarikan sampel
Mengirimkan MHU
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 9
(5) Melakukan Pengawasan dan Pendampingan Pencacahan Daftar VSEN17.K dan VSEN17.KP
a. Menerima hasil penarikan sampel rumah tangga (VSEN17.DSRT) dari BPS Kabupaten/Kota dan menyerahkannya kepada pencacah sesuai wilayah tugasnya;
b. Dampingi pencacah melakukan penelusuran 10 rumah tangga sampel sekaligus mengidentifikasi jadwal kunjungan dan permasalahan pencacahan;
c. Untuk setiap blok sensus, dampingi pencacah pada awal kegiatan pencacahan, yaitu sebanyak minimal dua rumah tangga, baik untuk pencacahan VSEN17.K maupun VSEN17.KP. Dampingi terlebih dahulu pencacah yang dianggap paling lemah atau memiliki kemampuan wawancara dan pemahaman materi yang paling rendah dibandingkan pencacah yang lain.
d. Pastikan pencacah menanyakan seluruh rincian yang terdapat dalam daftar VSEN17.K dan VSEN17.KP sesuai dengan alur pertanyaan. Jika terjadi kesalahan ketika proses pencacahan, pengawas wajib mencatat kesalahan yang ditemui ketika pencacahan berlangsung dan tidak diperkenankan menegur pencacah pada saat wawancara. Teguran dapat disampaikan setelah pencacahan pada rumah tangga pertama selesai dilaksanakan.
e. Setelah mendampingi setiap pencacah pada minimal dua rumah tangga, lakukan koordinasi dan evaluasi dengan seluruh pencacah yang menjadi tanggung jawabnya. Hasil rapat evaluasi wajib diinformasikan kepada sesama pengawas di BPS kabupaten/kota yang bersangkutan;
f. Lakukan pengecekan lapangan terhadap delapan rumah tangga lainnya, pastikan rumah tangga tersebut benar-benar dikunjungi dan diwawancarai oleh pencacah;
g. Poin-poin pemeriksaan dokumen hasil pencacahan VSEN17.K dan VSEN17.KP, yaitu sebagai berikut:
10 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
VSEN17.K
1. Pemeriksaan isian Blok I daftar VSEN17.K dan VSEN17.KP agar sesuai dengan VSEN17.DSRT.
2. Jumlah pada Blok III. Ringkasan rincian 301 harus sama dengan jumlah baris terisi pada Blok IV, VI, IX dan X.
3. Jumlah pada Blok III. Ringkasan rincian 302 harus sama dengan jumlah kolom balita yang terisi pada Blok XI .
4. Jumlah pada Blok III. Ringkasan rincian 303 harus sama dengan jumlah baris terisi pada Blok VII.
5. Jumlah pada Blok III. Ringkasan rincian 304 harus sama dengan jumlah baris terisi pada Blok VIII.
6. Jumlah pada Blok III. Ringkasan rincian 305 harus sama dengan jumlah kolom WPK 15-49 tahun yang terisi pada Blok XII, XIII dan XIV.
7. Blok IV. Demografi
a. Kolom 408 hanya terisi apabila kolom 404 berkode 2.
b. Kolom 409 hanya terisi apabila kolom 404 berkode 2, 3, 4.
8. Blok V. Keterangan Migrasi, Akta Kelahiran dan Pendidikan a. Kolom 505 hanya terisi apabila kolom 504 berkode 1.
b. Kolom 515-517 hanya terisi apabila kolom 514 berkode 2 atau 3.
c. Kolom 520 hanya terisi apabila kolom 514 berkode 1 atau 3.
d. Kolom 521 hanya terisi apabila kolom 514 berkode 3.
e. Kolom 522-524 hanya terisi apabila kolom 514 berkode 2 atau 3.
9. Blok VI. Keterangan Berpergian dan Korban Kejahatan a. Kolom 602-605 hanya terisi apabila kolom 601 berkode 1.
b. Kolom 607-616 hanya terisi apabila kolom 606 berkode 1.
c. Kolom 618 hanya terisi apabila kolom 617 > 0.
10. Blok VII. Keterangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi.
a. Kolom 705-707 hanya terisi apabila kolom 704 berkode 1.
11. Blok VIII. Keterangan Ketenagakerjaan
a. Kolom 802 hanya terisi apabila kolom 801 berkode selain X.
b. Kolom 803 hanya terisi apabila kolom 801 selain berkode A.
c. Kolom 804-807 hanya terisi apabila kolom 801 berkode A atau kolom 803 berkode 1.
d. Kolom 810 hanya terisi apabila kolom 808 berkode 5 dan kolom 809 berkode 5.
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 11
12. Blok IX. Keterangan Keluhan, Rawat Jalan dan Jaminan Kesehatan.
a. Kolom 903 hanya terisi apabila kolom 902 berkode 1.
b. Kolom 904-905 hanya terisi apabila kolom 903 berkode 1.
c. Kolom 908-910 hanya terisi apabila kolom 907 berkode 1.
d. Kolom 911 hanya terisi apabila kolom kolom 907 berkode 5 13. Blok X. Keterangan Rawat Inap dan Merokok.
a. Kolom 1002-1004 hanya terisi apabila kolom 1001 berkode 1.
b. Kolom 1007 hanya terisi apabila kolom 1006 berkode 2.
c. Kolom 1008 hanya terisi apabila kolom 1006 berkode 1 atau 2.
d. Kolom 1009 hanya terisi apabila kolom 1006 berkode 5.
14. Blok XI. Keterangan Imunisasi, ASI dan MP-ASI.
a. Pertanyaan 1101 harus konsisten dengan kolom 407
b. Pertanyaan 1103 hanya terisi apabila pertanyaan 1102 berkode 5.
c. Pertanyaan 1104 hanya terisi apabila pertanyaan 1102 berkode 1.
d. Jika pertanyaan 1105 berkode 1, kembali ke pertanyaan 1104
e. Jika pertanyaan 1105 berkode 5 atau 8, lanjut ke balita berikutnya.
f. Pertanyaan 1106 hanya terisi apabila pertanyaan 1102 berkode 2 atau pertanyaan 1103 berkode 1 atau 5.
g. Pertanyaan 1107 hanya terisi apabila pertanyaan 1106 berkode 1.
h. Pertanyaan 1109-1110 hanya terisi apabila pertanyaan 1108 berkode 1.
i. Pertanyaan 1112 hanya terisi apabila pertanyaan 1111 berkode 1.
j. Pertanyaan 1114-1115 hanya terisi apabila pertanyaan 1113 berkode 1.
k. Pertanyaan 1118A hanya terisi apabila pertanyaan 1117 berkode 1.
l. Pertanyaan 1118B hanya terisi apabila pertanyaan 1118A berkode 1.
15. Blok XII. Fertilitas.
a. Pertanyaan 1201B hanya terisi apabila pertanyaan 1201A berkode 1.
12 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
b. Pertanyaan 1202B hanya terisi apabila pertanyaan 1202A berkode 1.
c. Pertanyaan 1204A-B hanya terisi apabila pertanyaan 1203 berkode 1.
d. Pertanyaan 1206A-B hanya terisi apabila pertanyaan 1205 berkode 1.
e. Pertanyaan 1208A-B hanya terisi apabila pertanyaan 1207 berkode 1.
f. Pertanyaan 1209A merupakan penjumlahan isian pertanyaan 1204A + 1206A + 1208A.
g. Pertanyaan 1209B merupakan penjumlahan isian pertanyaan 1204B + 1206B + 1208B.
16. Blok XIII. Penolong Persalinan.
a. Pertanyaan 1302A-1302C dan 1303A-1303C hanya terisi apabila pertanyaan 1301 berkode 1.
b. Pertanyaan 1303B-1303C hanya terisi apabila pertanyaan 1303A berkode 1.
17. Blok XIV. Keluarga Berencana.
a. Pertanyaan 1402 hanya terisi apabila pertanyaan 1401 berkode 2.
b. Pertanyaan 1403 hanya terisi apabila pertanyaan 1402 berkode 1-8.
c. Pertanyaan 1405 hanya terisi apabila pertanyaan 1404 berkode 1.
d. Pertanyaan 1407 hanya terisi apabila pertanyaan 1406 berkode 1.
e. Pertanyaan 1408-1409 hanya terisi apabila pertanyaan 1401 berkode 1 atau 5.
18. Blok XV. Akses Terhadap Makanan.
a. Pertanyaan 1501-1508 harus ada isian.
19. Blok XVI. Keterangan Perumahan.
a. Pertanyaan 1603 hanya terisi apabila pertanyaan 1602 berkode 1.
b. Pertanyaan 1610B hanya terisi apabila pertanyaan 1610A berkode 1 atau 2.
c. Pertanyaan 1610C hanya terisi apabila pertanyaan 1610A berkode 1 atau 2 dan 1610B berkode 1.
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 13
d. Pertanyaan 1610E hanya terisi apabila pertanyaan 1610D berkode 1.
e. Pertanyaan 1611B hanya terisi apabila pertanyaan 1611A berkode 4-8.
f. Pertanyaan 1612B-C hanya terisi apabila pertanyaan 1612A berkode 2 atau 8.
g. Pertanyaan 1613 terisi apabila pertanyaan 1612A berkode 1, 2, atau 8.
h. Pertanyaan 1616B hanya terisi apabila pertanyaan 1616A berkode 4-8.
i. Pertanyaan 1617B-C hanya terisi apabila pertanyaan 1617A berkode 1 atau 2.
j. Pertanyaan 1618B hanya terisi apabila pertanyaan 1618A berkode 1.
20. Blok XVII. Peduli Lingkungan Hidup.
a. Pertanyaan 1701-1702 harus ada isian 21. Blok XVIII. Bencana Alam.
a. Pertanyaan 1801B hanya terisi apabila pertanyaan 1801A berkode 1.
b. Pertanyaan 1802A hanya terisi apabila pertanyaan 1801A berkode 1 atau 5.
22. Blok XIX. Wisata Alam.
a. Pertanyaan 1902 hanya terisi apabila pertanyaan 1901 berkode X.
23. Blok XX. Keterangan Perlindungan Sosial.
a. Pertanyaan 2002 hanya terisi apabila pertanyaan 2001 berkode 1.
24. Blok XXI. Akses Terhadap Layanan Keuangan.
a. Pertanyaan 2101 dan 2102 harus ada isian 25. Blok XXII. Keterangan Kepemilikan Barang
a. Pertanyaan 2202 terisi jika pertanyaan 2201L berkode 1.
b. Pertanyaan 2203 terisi jika pertanyaan 2201M berkode 1.
26. Blok XXIII. Keterangan Sumber Penghasilan Rumah Tangga.
a. Pertanyaan 2301B hanya terisi apabila pertanyaan 2301A berkode 1.
b. Pertanyaan 2301C hanya terisi apabila pertanyaan 2301A berkode 2.
14 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
VSEN17.KP
1. Periksa konsistensi isian “banyaknya” dan “nilai” pengeluaran masing-masing kolom pembelian, produksi sendiri atau pemberian, dan kolom total. Bila ada isian “banyaknya”
konsumsi, maka “nilai” pengeluaran harus ada isian, dan sebaliknya. Kewajaran harga per satuan (nilai/banyaknya) atau rentang harga harus sesuai dengan daftar rentang harga per komoditi di kabupaten setempat.
2. Periksa konsistensi penjumlahan antar kolom. Kolom 9 merupakan penjumlahan dari “banyaknya” konsumsi pada Kolom 5 dan Kolom 7. Sementara itu, isian Kolom 10 merupakan penjumlahan dari isian “nilai” dari Kolom 6 dan Kolom 8.
3. Periksa kewajaran isian besarnya konsumsi makanan selama seminggu terakhir. Konsumsi per kapita sehari tidak boleh melebihi batas maksimum. Misalnya, konsumsi komoditi beras perkapita selama seminggu sebanyak 7 Kg. Bila ditemukan konsumsi di atas maksimum, segera konfirmasi ke pencacah, dan bila diperlukan kembali ke lapangan.
4. Periksa isian secara umum untuk konsumsi makanan. Bila dokumen terisi lengkap, maka harus ada isian makanan. Bila seluruh isian konsumsi makanan kosong, konfirmasi ke pencacah untuk kembali ke lapangan. Konsumsi makanan untuk responden yang sehari-hari diberi atau disediakan oleh anak/saudara/kerabat/tetangga yang bukan anggota rumah tangga tetap dicatatkan sebagai konsumsi, dan nilainya diimputasi/diperkirakan sesuai harga pasar.
5. Periksa isian konsumsi makanan khususnya yang memiliki satuan standar berupa nilai, yaitu susu cair pabrik (± 250ml), susu kental manis (± 397 gram), teh celup (sachet) (2 gram), kopi instan (sachet) (20 gram), mie instan (80 gram), dan bubur bayi kemasan (± 150 gram).
6. Periksa konsistensi isian Blok IV.2. Pengeluaran untuk barang- barang bukan makanan selama sebulan dan setahun terakhir (Kolom 4 dan Kolom 5). Jika Kolom 4 terisi, maka Kolom 5 harus terisi minimal sebesar isian Kolom 4.
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 15
7. Batasan bulan untuk menempati tempat tinggal, minimalnya 12 bulan dan maksimumnya 24 bulan (hanya untuk KRT yang tinggal terpisah dengan ART-nya). Isian lamanya menempati bangunan tempat tinggal untuk rumah tangga baru boleh kurang dari 12 bulan. Konfirmasi ke pencacah bila ada isian jumlah lama tinggal (R239.b+ R240.b + R241.b + R242.b) kurang dari 12 atau lebih dari 12. Bila sesuai kondisi lapangan, maka harus ada catatan. Catatan “Rumah Tangga Baru” untuk isian lama tinggal kurang dari 12 Bulan, dan catatan “KRT tinggal di rumah lain” untuk yang isian lama tinggal lebih dari 12 bulan.
Konsistensi antara VSEN17.K dengan VSEN17.KP
1. Jika terdapat pembantu/sopir pada VSEN17.K Blok IV K.403 = 8, maka R.315 VSEN17.KP harus terisi.
2. Jika terdapat ART yang berobat jalan pada VSEN17.K Blok IX K.907 = 1, maka minimal salah satu dari R.287-R.293 VSEN17.KP harus terisi.
3. Jika terdapat ART yang mengobati sendiri pada VSEN17.K Blok IX K.906 = 1 atau K.911 = 5, maka minimal salah satu dari R.294-R.297 VSEN17.KP harus terisi.
4. Jika terdapat ART yang rawat inap pada VSEN17.K Blok X K.1001 = 1, maka minimal salah satu dari R.287-R.293 VSEN17.KP harus terisi.
5. Jika terdapat ART yang merokok pada VSEN17.K Blok X K.1006 = 1 atau 2, maka minimal salah satu dari R.232-R.236 harus terisi.
6. Jika rumah milik sendiri pada VSEN17.K Blok XVI R.1602 = 1 , maka R.238, R.239, R.346, dan Blok VC R.1 VSEN17.KP harus terisi.
7. Jika rumah kontrak/sewa/dinas pada VSEN17.K Blok XVI R.1602 ≠ 1, maka R.238 dan minimal salah satu dari R.240- R.242 VSEN17.KP harus terisi.
8. Jika menggunakan PAM meteran pada VSEN17.K, Blok XVI R.1611A = 3, maka R.246 dan R.247 VSEN17.KP harus terisi.
9. Jika menggunakan bahan bakar memasak berupa LPG/gas kota/minyak tanah/arang/batubara/briket/kayu bakar pada VSEN17.K Blok XVI R1619 ≠ 0, maka minimal salah satu dari R.263-R.272 VSEN17.KP harus terisi.
16 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
10. Jika menggunakan listrik PLN pada VSEN17.K Blok XVI R.1618 = 1 atau 2, maka R.244 dan R.245 VSEN17.KP harus terisi.
11. Jika menggunakan kendaraan bermotor VSEN17.K Blok XXII R.2201H = 1, maka minimal salah satu dari R.254-R.262, dan R.237 VSEN17.KP harus terisi.
12. Jika menggunakan kendaraan bermotor VSEN17.K Blok XXII R.2202J = 1, maka minimal salah satu dari R.254-R.262 dan R.237 VSEN17.KP harus terisi.
13. Jika menggunakan kendaraan bermotor VSEN17.K Blok XXII R.2202K = 1, maka minimal salah satu dari R.254-R.262 dan R.237 VSEN17.KP harus terisi.
14. Jika menggunakan telepon rumah VSEN17.K Blok XXII R.2202E = 1, maka R.274 VSEN17.KP harus terisi.
15. Jika terdapat ART yang sedang bersekolah VSEN17.K Blok V K.514 = 2, maka minimal salah satu dari R.303-R.308 VSEN17.KP harus terisi.
16. Jika terdapat ART yang menggunakan asuransi VSEN17.K Blok IX K.910 ≠ X, maka R.349 VSEN17.KP harus terisi.
17. Jika terdapat ART dengan status pekerjaan buruh/karyawan/pegawai/pekerja bebas VSEN17.K Blok VIII K.809 = 4 atau 5, maka Blok VA VSEN17.KP harus terisi.
18. Jika terdapat ART dengan status pekerjaan berusaha, baik sendiri maupun tidak VSEN17.K Blok VIII K.805 = 1 atau 2 atau 3, maka Blok VB VSEN17.KP harus terisi.
16 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
Skema Alur Pengawasan Pencacahan Daftar VSEN17.K dan VSEN17.KP
Pedoman Pengawas Susenas Maret 17
Penelusuran 10 ruta sampel
Pendampingan pencacahan kepada 2 ruta sampel
Responden bersedia diwawancara
?
Dampingi pada saat wawancara responden
• Pastikan petugas pencacah menanyakan seluruh rincian
• Jika terdapat kesalahan, dilarang menegur petugas pencacah saat wawancara berlangsung
Responden bersedia diwawancara?
Lakukan pemeriksaan
• Koordinasi dan evaluasi hasil pencacahan
• Informasikan hasil kepada pengawas lain
• Instruksikan pencacah untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan
• Lakukan pengawasan pada 8 ruta lain
• Jika terdapat ruta yang tidak mau diwawancarai, lakukan kunjungan ulang, laporkan ke BPS Kab/Kota
• Jika responden menolak, buat Beriita Acara Nonrespon
Lakukan pemeriksaan
cepat
• Kembalikan dokumen ke pencacah
• Pencacah melakukan wawancara ulang ke responden
Isian dokumen sudah benar?
• Menyerahkan dokumen VSEN17.K dan VSEN17.KP secara bertahap ke BPS Kabupaten/Kota dan Laporan Hasil Pengawasan
• Mengirimkan laporan perkembangan kegiatan pencacahan dan pengiriman dokumen ke BPS Kab/Kota melalui SMS Gateway
Menerima VSEN17.P dari BPS Kab/Kota dan mendistribusikan
ke pencacah
18 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
(6) Menerima dokumen hasil pencacahan dari pencacah
a. Periksa kelengkapan isian daftar VSEN17.K dan VSEN17.KP setelah pencacah melakukan wawancara dengan responden.
b. Pengawasan pengisian daftar VSEN17.KP di lapangan hanya sampai tahap pemeriksaan kewajaran data, belum pada pemeriksaan isian dokumen secara detail.
(7) Membuat Laporan Hasil Pengawasan, Laporan Hasil Pemeriksaan Dokumen, dan Berita Acara Nonrespon (apabila terdapat rumah tangga yang nonrespon)
(8) Menyerahkan secara bersama-sama dalam satu paket VSEN17.DSRT, dokumen hasil pencacahan lapangan, dan Laporan Hasil Pengawasan ke BPS Kabupaten/Kota;
D. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Pengawas
(1) Diwajibkan untuk menjaga kondisi dokumen kelengkapan pelaksanaan Susenas Maret 2017 dari hal-hal yang dapat menyebabkan rusaknya dokumen, misalnya lembab, hilang, sobek, terbakar, dan basah;
(2) Melakukan pengidentifikasian lokasi blok sensus yang menjadi wilayah tugasnya, antara lain:
a. Identifikasi blok sensus yang mungkin memiliki perubahan jumlah rumah tangga yang besar serta wilayah yang tidak mengalami perubahan rumah tangga;
Pada saat berlangsungnya pendataan lapangan, pengawas wajib melaporkan evaluasi pelaksanaan pencacahan setiap hari ke Kepala Seksi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota yang akan direkapitulasi menjadi laporan kabupaten/kota.
Evaluasi yang dikirimkan untuk setiap BS meliputi:
1. Banyaknya Rumah tangga yang telah selesai di wawancarai 2. Banyaknya Rumah tangga yang menolak
3. Banyaknya Rumah tangga yang tidak ditemukan sampai akhir jadwal survei
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 19
b. Identifikasi blok sensus yang waktu pencacahannya harus dilakukan langsung setelah pelaksanaan pemutakhiran muatan blok sensus;
c. Identifikasi blok sensus yang waktu pelaksanaan pencacahan hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu (misal sore hari), sehingga harus dilakukan oleh seluruh pencacah secara bersamaan (di wilayah tugas pengawas);
d. Identifikasi blok sensus yang dalam pelaksanaan lapangan di daerah tersebut, petugas perlu bermalam atau perlu menyediakan konsumsi selama kegiatan di lapangan berjalan.
(3) Dalam pengumpulan data RH, pengawas diharuskan turun langsung ke pasar setempat untuk mengumpulkan data harga.
Data harga tidak diperkenankan diperoleh dari Seksi Statistik Distribusi BPS Kabupaten/Kota bersangkutan ataupun disamakan dengan harga di kabupaten/kota terdekat.
(4) Pastikan dokumen yang diterima dari BPS Kabupaten/Kota telah lengkap dan telah sesuai dengan wilayah tugas.
(5) Pengawas diharuskan mendampingi pencacah saat kegiatan pemutakhiran muatan rumah tangga dan pencacahan daftar VSEN17.K dan VSEN17.KP pada dua rumah tangga awal.
(6) Pada saat pendampingan dua rumah tangga awal, pengawas diharuskan mendampingi pencacah secara bergantian sehingga harus turun ke lapangan selama jadwal kegiatan. Dengan demikian, hasil pencacahan dapat diperiksa langsung di lapangan dan dapat memastikan pencacah turun ke lapangan setiap hari selama jadwal kegiatan.
(7) Pastikan pencacah melakukan pengisian dokumen, baik VSEN17.P, VSEN17.K, maupun VSEN17.KP dengan salah seorang anggota rumah tangga berumur 15 tahun ke atas sebagai responden;
(8) Tidak ada penggantian sampel pada saat kegiatan pencacahan rumah tangga, oleh karena itu rumah tangga yang sudah tersampel dalam VSEN17.DSRT harus dicacah seluruhnya tanpa terkecuali;
(9) Permasalahan dan pemecahan atas segala masalah yang ada pada saat pencacahan lapangan harus diinformasikan kepada seluruh pengawas di BPS Kabupaten/Kota setempat.
(10) Pengawas harus melaporkan perkembangan kegiatan baik pemutakhiran muatan blok sensus, pencacahan, maupun
20 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
pengiriman dokumen ke BPS Kabupaten/Kota melalui SMS Gateway/Website Monitoring minimal dua kali seminggu, yaitu pada hari Senin dan Kamis. Diluar hari tersebut, data juga dapat diterima. Setiap Selasa dan Jumat pagi, sistem akan mengirimkan ringkasan laporan melalui email kepada pemantau baik di pusat maupun di daerah.
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 21
BAB III
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
A. Pengumpulan Data Rentang Harga
(1) Masalah: Di desa lokasi tempat tinggal responden tidak terdapat pasar.
Solusi: Lakukan pengumpulan harga di pasar yang berlokasi di desa terdekat/kecamatan lokasi tempat tinggal responden. Data harga diusahakan diperoleh dari pasar yang lokasinya terdekat dengan tempat tinggal responden karena apabila diperoleh dari kecamatan atau kabupaten/kota lain, terdapat perbedaan margin perjalanan dan perdagangan yang mengakibatkan perbedaan harga komoditi.
B. Pemutakhiran Muatan Blok Sensus
(1) Masalah: Saat lapor ke Kepala Desa/Ketua SLS, pimpinan wilayah tersebut menolak untuk dilakukan kegiatan survei di wilayah tersebut.
Solusi: Laporkan masalah tersebut ke BPS kabupaten/kota agar selanjutnya dapat dilakukan pendampingan untuk kembali melapor dan meminta izin untuk melakukan pendataan di wilayah tersebut.
(2) Masalah: Sketsa peta SP2010-WB yang diterima tidak sesuai dengan kenyataan lapangan.
Solusi: Cek kesesuaian identitas blok sensus pada VSEN17.DSBS. Jika salah identitas blok sensus, maka sesuaikan sketsa peta dengan identitas blok sensus pada VSEN17.DSBS. Jika kekeliruan terdapat pada sketsa peta, maka lakukan pemutakhiran peta sesuai kondisi lapangan dan laporkan pada BPS kabupaten/kota.
22 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
(3) Masalah: Pencacah melakukan pemutakhiran rumah tangga tanpa diawali penelusuran dan pengenalan blok sensus wilayah tugas.
Solusi: Laporkan hal tersebut kepada pejabat BPS Kabupaten/Kota dan instruksikan pencacah untuk melakukan pemutakhiran rumah tangga sesuai prosedur.
C. Pengiriman Hasil Pemutakhiran Muatan Blok Sensus ke BPS Kabupaten/Kota dan Penerimaan Daftar Sampel Rumah Tangga (1) Masalah: Pada beberapa daerah tertentu, pengawas dan pencacah bersama-sama turun ke lapangan dan bermalam di wilayah tugas sampai dengan pencacahan di blok tersebut selesai.
Solusi: Setelah proses pemutakhiran muatan blok sensus selesai, komunikasikan hasil pemutakhiran tersebut melalui telepon genggam ke BPS Kabupaten/Kota.
Selanjutnya setelah dilakukan proses entri hasil pemutakhiran muatan blok sensus dan penarikan sampel dilakukan oleh BPS Kabupaten/Kota, daftar sampel/nama-nama responden terpilih dikomunikasikan kembali kepada pengawas melalui telepon genggam.
D. Pencacahan Daftar VSEN17.K dan VSEN17.KP
(1) Masalah: Rumah tangga dianggap sulit dan menolak wawancara.
Solusi: Lakukan pendekatan secara personal pada responden.
Apabila tidak berhasil, minta bantuan dari BPS Kabupaten/Kota. Apabila dengan cara tersebut responden masih menolak untuk diwawancara, buat berita acara penolakan secara resmi yang ditandatangani responden. Setelah langkah-langkah di atas ditempuh, dengan demikian kode tidak bersedia wawancara pada daftar VSEN17.K atau responden menolak pada daftar VSEN17.KP dapat dipilih.
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 23
(2) Masalah: Terdapat rumah tangga dengan seluruh anggota rumah tangganya berumur kelipatan 5 (seperti: KRT berumur 50, istri berumur 45, anak pertama berumur 25, anak kedua berumur 20).
Solusi: Konfirmasi ulang isian dokumen kepada pencacah.
Instruksikan pencacah untuk melakukan wawancara ulang terhadap responden dan melakukan probing terhadap umur responden dengan menggunakan bantuan dokumen resmi.
24 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 25
Lampiran 1. Petunjuk Pengumpulan Data Rentang Harga PETUNJUK PENGUMPULAN DATA RENTANG HARGA
Kuesioner Konsumsi/Pengeluaran (VSEN17.KP) mengumpulkan informasi mengenai “Banyaknya” dan “Nilai” konsumsi rumah tangga untuk 236 komoditi bahan makanan, bahan minuman dan rokok, serta 122 komoditi bukan makanan. Informasi mengenai “Banyaknya” dan
“Nilai” komoditi/barang berhubungan erat dengan harga komoditi/barang karena “Nilai” dibagi dengan “Banyaknya” menghasilkan harga per satuan standar komoditi atau barang sehingga harga per satuan standar komoditi merupakan salah satu komponen penting dalam pengumpulan dan pengolahan data VSEN17.KP.
Harga per satuan standar komoditi sangat dipengaruhi oleh kualitas komoditi/barang dan dipengaruhi pula oleh ketersediaan barang dan tingginya tingkat permintaan. Misalkan harga beras dipengaruhi oleh kualitas beras, beras jenis Cianjur Super akan berbeda dengan beras IR4. Di beberapa daerah harga beras dipengaruhi oleh masa panen padi, ketika masa panen padi harga beras menjadi lebih murah dibandingkan bukan masa panen. Oleh karena itu, harga yang digunakan dalam proses pengumpulan dan pengolahan data VSEN17.KP bukan merupakan nilai tunggal tetapi merupakan suatu rentang nilai yang disebut dengan harga minimum dan harga maksimum.
Penentuan harga minimum dan harga maksimum suatu komoditi/barang dilaksanakan dengan suatu aturan tertentu sehingga dapat berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Untuk kebutuhan tersebut, maka disusun Kuesioner Rentang Harga yang digunakan untuk mengumpulkan harga minimum dan maksimum suatu komoditi/barang.
Kuesioner Rentang Harga terdiri atas:
1. Nama dan Kode Propinsi;
2. Nama dan Kode Kabupaten/Kota;
3. Nama dan Nomor Pengawas;
Nomor Pengawas dibuat oleh Kasie Sosial.
4. Kolom 1: Kode Komoditi terdiri atas 236 komoditi bahan makanan, bahan minuman, dan rokok, serta 122 komoditi bukan makanan,
26 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
serta 6 kode komoditi raskin/rastra untuk empat bulan (Februari, Januari, Desember, dan November), kuantitas (kg), dan nilainya.
5. Kolom 2: Nama komoditi;
6. Kolom 3: Satuan;
7. Kolom 4: Harga minimum;
8. Kolom 5: Harga minimum.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum melaksanakan pendataan rentang harga, yaitu:
1. Identifikasi komoditi-komoditi yang biasanya dibeli/dikonsumsi oleh rumah tangga dengan memberi tanda (√) pada kode komoditinya.
2. Identifikasi keberadaan pasar, mini market, super market, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dsb. sebagai sumber informasi untuk pengisian harga komoditi.
Tahapan pengisian Kuesioner Rentang Harga sebagai berikut:
1. Tuliskan nama dan kode Propinsi, Kabupaten/Kota, dan Pengawas.
2. Kunjungi pasar, mini market, super market, pedagang keliling, pedagang kaki lima, bengkel kendaraan bermotor, SPBU, penjual BBM eceran dsb. yang sudah diidentiifkasi sebelum melakukan pendataan.
3. Tanyakan harga minimum dan harga maksimum komoditi-komoditi yang dijual sesuai dengan satuan standar yang tertera pada kuesioner VSEN17.KP. Untuk mendapatkan harga minimum atau maksimum dapat ditanyakan berdasarkan kualitas komoditi yang dijual. Misalkan untuk mendapatkan harga minimum komoditi beras, maka tanyakan harga beras kualitas paling rendah, sedangkan untuk mendapatkan harga maksimumnya ditanyakan harga beras kualitas paling baik. Jika ditemukan harga komoditi yang tidak sesuai dengan satuan standar, maka lakukan konversi dari satuan lokal ke satuan standar kemudian bagi harga dengan konversi satuannya, maka akan didapatkan harga sesuai satuan standar.
Misalkan harga kacang panjang 1 ikat Rp 5.000,- diketahui dari Daftar Konversi Satuan Komoditi bahwa 1 ikat kacang panjang mempunyai berat 0,25 kg maka harga kacang panjang sesuai satuan standar (kg) adalah Rp. 5000,- : 0,25 kg = Rp. 20.000,-.
4. Catat harga minimum dan harga maksimum pada Kuesioner Rentang Harga.
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 27
5. Setelah selesai melakukan pendataan, periksa kembali isian Kuesioner Rentang Harga. Pastikan pencatatan sudah sesuai dan tidak ada komoditi yang sudah ditandai terlewat ditanyakan.
6. Serahkan hasil pendataan Rentang Harga ke Kasi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota.
7. Kasi Statistik Sosial BPS Kabupaten/Kota menerima kuesioner Rentang Harga dari pengawas. Lakukan pemeriksaan sebelum pengawas pergi atau meninggalkan kantor untuk meminta konfirmasi atau jawaban dari pengawas.
28 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 29
Lampiran 2. Petunjuk Pengisian Daftar Konversi Komoditas Susenas Maret 2017
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR KONVERSI KOMODITAS SUSENAS MARET 2017
Daftar Konversi Satuan Komoditi Susenas Maret 2017 dibuat untuk mempermudah pencacah dalam mencatatkan “Banyaknya”
konsumsi rumah tangga terhadap suatu komoditi yang biasa dibeli atau dikonsumsi dengan satuan yang tidak sesuai dengan satuan standar.
Pengisian Daftar Konversi Satuan Komoditi dilakukan oleh pengawas.
Satuan komoditi lokal yang perlu dikonversi yang berasal dari komoditi lokal yang biasanya dibeli dengan satuan setempat, yang tidak sama dengan satuan yang tertera pada Daftar VSEN17.KP. Selain itu, konversi satuan juga perlu dilakukan untuk satuan yang dipergunakan rumah tangga saat mengonsumsi bahan makanan, bahan minuman, atau rokok. Misalnya:
1. Seminggu terakhir, rumah tangga mengonsumsi ikan ekor kuning sebanyak satu tumpuk.
2. Seminggu terakhir, rumah tangga memasak beras sebanyak 12 gelas belimbing.
3. Untuk kebutuhan sehari-hari, rumah tangga membeli satu karung beras (25 kg), setiap hari beras yang dimasak sebanyak setengah gantang.
Satuan-satuan lokal seperti tumpuk, gelas belimbing, atau gantang tersebut merupakan satuan lokal yang perlu dikonversi ke satuan yang ada dalam kuesioner oleh pengawas. Tujuannya untuk mempermudah pencacahan.
Tahapan dalam melakukan pengisian Daftar Konversi Satuan Komoditi Susenas Maret 2017, antara lain sebagai berikut:
1. Tuliskan Kode Provinsi dan Kabupaten/Kota pada Daftar Konversi Satuan Komoditi Susenas Maret 2017;
2. Amati seluruh komoditi pada Daftar VSEN17.KP, kemudian catat/
tandai komoditi mana saja yang biasanya dibeli/dikonsumsi oleh rumah tangga dengan satuan lokal;
30 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
3. Kunjungi pasar/tempat lain yang biasa dijadikan tempat membeli bahan-bahan masakan rumah tangga untuk melakukan penimbangan komoditi yang biasa dibeli dengan satuan yang ada;
4. Kunjungi beberapa rumah tangga untuk melakukan penimbangan komoditi yang biasa dimasak dengan satuan yang biasa digunakan rumah tangga;
5. Catat satuan lokal pada Daftar Konversi Satuan Komoditi Susenas Maret 2017, Kolom 4, sesuai dengan nama komoditi. Jika suatu komoditi memiliki banyak satuan lokal, tuliskan satuan lokal tersebut pada baris tambahan yang tersedia (baris a atau b) pada masing- masing komoditi;
6. Lakukan penimbangan pada komoditi yang telah ditentukan dan lakukan juga penimbangan komoditi yang biasa dikonsumsi dengan satuan lokal;
7. Catat hasil penimbangan pada Daftar Konversi Satuan Komoditi Susenas Maret 2017, Kolom 5 sesuai dengan kotak yang telah tersedia.
8. Pada Daftar Konversi Satuan Komoditi Susenas Maret 2017 terdapat beberapa komoditi yang telah dituliskan satuan lokalnya.
Jika satuan lokal tersebut tidak digunakan di lokasi pencacahan, tuliskan “0” pada kolom 5, sesuai dengan komoditi dan satuan lokal yang bersangkutan.
Contoh:
Di Kabupaten Demak, kacang panjang biasa dijual dalam satuan ikat.
Setelah dilakukan penimbangan, diperoleh hasil bahwa satu ikat kacang panjang memiliki berat seperempat kilogram. Pada kasus tersebut, contoh pengisiannya adalah sebagai berikut:
Daftar Konversi Satuan Komoditi Susenas Maret 2017 yang telah jadi, kemudian dijadikan pedoman bagi pencacah, sehingga dapat mempermudah proses pencacahan.
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 31
Lampiran 3. Dokumen Pengumpulan Data Rentang Harga SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL MARET 2017 KETERANGAN RENTANG HARGA KOMODITI/BARANG Provinsi : ……….[ . ]
Kab/Kota : ……….[ . ] Nama Pengawas : ………[ ] Kode
Komoditi (Kuesioner)
Nama Komoditi Satuan Harga Minimum
Harga Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5)
1 PADI-PADIAN
2
Beras (beras lokal, kualitas unggul, impor)
Kg
3 Beras ketan Kg
4 Jagung basah
dengan kulit Kg 5
Jagung pipilan/beras jagung/jagung titi
Kg
6 Tepung beras Kg
7 Tepung jagung
(maizena) Kg
8 Tepung terigu Kg
9 Padi-padian lainnya
(sebutkan): Kg
10 UMBI-UMBIAN
11 Ketela
pohon/singkong Kg 12 Ketela rambat/ubi
jalar Kg
13 Sagu (bukan dari
ketela pohon) Kg
14 Talas/keladi Kg
15 Kentang Kg
16 Gaplek Kg
17 Tepung gaplek
(tiwul) Kg
18 Tepung ketela
pohon Kg
32 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
Kode Komoditi (Kuesioner)
Nama Komoditi Satuan Harga Minimum
Harga Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5)
(tapioka/kanji) 19 Umbi-umbian
lainnya (sebutkan): Kg
20 IKAN
21 Ekor kuning Kg
22 Tongkol, tuna,
cakalang, ikan kayu Kg
23 Tenggiri Kg
24 Selar Kg
25
Kembung, lema/tatare, banyar/banyara
Kg
26 Teri Kg
27 Bandeng Kg
28 Gabus Kg
29 Mujair Kg
30 Mas, Nila Kg
31 Lele Kg
32 Kakap Kg
33 Baronang Kg
34 Patin Kg
35 Bawal Kg
36 Gurame Kg
37 Ikan segar/basah
lainnya (sebutkan): Kg 38 Udang, lobster Kg 39 Cumi-cumi, sotong,
gurita Kg
40 Ketam, kepiting,
rajungan Kg
41 Kerang, siput,
bekicot, remis Kg 42
Udang dan hewan air lainnya yang segar lainnya (sebutkan):
Kg
43 Kembung
diawetkan/peda Ons 44 Tenggiri diawetkan Ons 45 Tongkol/tuna/
cakalang diawetkan Ons
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 33
Kode Komoditi (Kuesioner)
Nama Komoditi Satuan Harga Minimum
Harga Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5)
46 Teri diawetkan Ons 47 Selar diawetkan Ons 48 Sepat diawetkan Ons 49 Bandeng diawetkan Ons 50 Gabus diawetkan Ons 51
Ikan dalam kaleng (sardencis, tuna dalam kaleng, dsb.)
Ons 52 Ikan diawetkan
lainnya (sebutkan): Ons 53 Udang diawetkan
(ebi, rebon) Ons 54 Cumi-cumi, sotong,
gurita diawetkan Ons 55
Udang dan hewan air lainnya yang diawetkan lainnya (sebutkan):
Ons
56 DAGING
57 Daging sapi Kg
58 Daging kerbau Kg
59 Daging kambing,
domba/biri-biri Kg
60 Daging babi Kg
61 Daging ayam ras Kg 62 Daging ayam
kampung Kg
63 Daging bebek/itik,
entok Kg
64 Daging unggas
lainnya (sebutkan): Kg 65 Daging segar
lainnya (sebutkan): Kg
66 Dendeng Kg
67 Abon (sapi, ayam,
rusa, dsb.) Ons 68
Daging dalam kaleng (kornet, dsb.)
Kg 69 Sosis, nugget,
daging asap, bakso Kg
34 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
Kode Komoditi (Kuesioner)
Nama Komoditi Satuan Harga Minimum
Harga Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5)
diawetkan
70 Daging diawetkan
lainnya (sebutkan): Kg 71 Hati (ayam, sapi,
dsb.) Kg
72
Jeroan (usus, paru, limpa, babat, ampela, dsb.)
Kg 73 Tetelan, sandung
lamur Kg
74 Tulang (iga, kaki,
buntut, kepala, dsb.) Kg
75 Lainnya Kg
76 TELUR DAN SUSU 77 Telur ayam ras Butir 78 Telur ayam
kampung Butir 79 Telur itik/telur itik
manila Butir
80 Telur puyuh Butir 81
Telur lainnya (telur penyu, telur angsa, dsb.)
Butir 82 Telur asin (mentah
maupun matang) Butir
83 Susu murni Liter
84 Susu cair pabrik Kotak kecil
(±250 ml) 85 Susu kental manis Kaleng
(±397 gr)
86 Susu bubuk Kg
87 Susu bubuk bayi Kg
88 Keju Ons
89 Hasil lain dari susu
(sebutkan): Ons 90 SAYUR-SAYURAN
91 Bayam Kg
92 Kangkung Kg
93 Kol/kubis Kg
94 Sawi putih (petsai) Kg
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 35
Kode Komoditi (Kuesioner)
Nama Komoditi Satuan Harga Minimum
Harga Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5)
95 Sawi hijau Kg
96 Buncis Kg
97 Kacang panjang Kg 98 Tomat sayur, tomat
ceri Kg
99 Wortel Kg
100 Mentimun Kg
101
Daun ketela pohon/daun singkong
Kg
102 Terong Kg
103 Tauge Kg
104 Labu, labu siam,
labu parang Kg 105 Jagung muda kecil Ons 106
Bahan sayur sop/cap cay/kimlo (paket)
Bungkus 107 Bahan sayur
asam/lodeh (paket) Bungkus
108 Nangka muda Kg
109 Pepaya muda Kg
110 Jamur Ons
111 Petai Ons
112 Jengkol Kg
113 Bawang merah Ons 114 Bawang putih Ons
115 Cabai merah Kg
116 Cabai hijau Kg
117 Cabai rawit Kg
118 Sayur dalam kaleng Kg 119 Sayur-sayuran
lainnya (sebutkan): Kg 120 KACANG-
KACANGAN
121 Kacang tanah tanpa
kulit Kg
122 Kacang tanah
dengan kulit Kg 123 Kacang kedelai Kg
124 Kacang hijau Kg
36 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
Kode Komoditi (Kuesioner)
Nama Komoditi Satuan Harga Minimum
Harga Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5)
125 Kacang mede Ons
126 Kacang lainnya
(sebutkan): Kg
127 Tahu Kg
128 Tempe Kg
129 Tauco Ons
130 Oncom Ons
131
Hasil lain dari kacang-kacangan (sebutkan):
Ons
132 BUAH-BUAHAN
133 Jeruk, jeruk bali Kg
134 Mangga Kg
135 Apel Kg
136 Alpokat Kg
137 Rambutan Kg
138 Duku, langsat Kg
139 Durian Kg
140 Salak Kg
141 Nanas Kg
142 Pisang ambon Kg
143 Pisang lainnya
(sebutkan): Kg
144 Pepaya Kg
145 Jambu Kg
146 Sawo Kg
147 Belimbing Kg
148 Kedondong Kg
149 Semangka Kg
150 Melon Kg
151 Nangka Kg
152 Tomat buah Kg
153 Buah dalam kaleng Kg 154 Buah-buahan
lainnya (sebutkan): Kg 155 MINYAK DAN
KELAPA
156 Minyak kelapa Liter 157 Minyak jagung Liter 158 Minyak goreng Liter
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 37
Kode Komoditi (Kuesioner)
Nama Komoditi Satuan Harga Minimum
Harga Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5)
(kelapa sawit, bunga matahari, buah zaitun) 159
Kelapa (tidak termasuk santan instan)
Butir 160 Margarine, mentega Ons 161 Minyak dan kelapa
lainnya (sebutkan): Liter 162 BAHAN MINUMAN
163 Gula pasir Ons
164
Gula merah, gula air (pohon aren,
kelapa, lontar)
Ons
165 Teh bubuk Ons
166 Teh celup (sachet) 2 gr 167 Kopi (bubuk, biji) Ons 168 Kopi instan (sachet) 20 gr 169 Cokelat instan 150 gr 170 Cokelat bubuk Ons
171 Sirup Botol
(±620 ml) 172 Bahan minuman
lainnya (sebutkan): ...
173 BUMBU-BUMBUAN
174 Garam Gram
175 Kemiri Gram
176 Ketumbar/jinten Gram 177 Merica/lada Gram
178 Asam Gram
179 Terasi/petis Gram
180 Kecap 100 ml
181 Penyedap
masakan/vetsin Gram 182 Sambal jadi 100 ml 183 Saus tomat 100 ml 184
Bumbu masak jadi/kemasan, bumbu racikan
Gram 185 Bumbu dapur
lainnya (pala, jahe, Gram
38 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
Kode Komoditi (Kuesioner)
Nama Komoditi Satuan Harga Minimum
Harga Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5)
kunyit, dsb.) 186 KONSUMSI
LAINNYA
187 Mie instan Bungkus
(± 80 gr)
188 Mie basah Kg
189 Bihun, kwetiau
kering Ons
190
Makaroni, mie kering, spageti kering
Ons
191 Kerupuk Ons
192 Emping Ons
193 Bahan agar-agar Bungkus
(± 7 gr) 194 Bubur bayi
kemasan
Kotak kecil (± 150 gr)
195 Konsumsi lainnya
(sebutkan): ...
196 MAKANAN
MINUMAN JADI 197 Roti tawar Potong 198 Roti manis, roti
lainnya Potong 199 Kue kering, biskuit,
semprong Ons
200
Kue basah (kue lapis, bika ambon, lemper, dsb.)
Buah 201 Makanan gorengan Potong 202 Bubur kacang hijau Porsi 203 Gado-gado,
ketoprak, pecel Porsi 204 Nasi campur/rames Porsi 205 Nasi goreng Porsi 206 Nasi putih Porsi 207 Lontong/ketupat
sayur Porsi
208 Soto, gule, sop,
rawon, cincang Porsi
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 39
Kode Komoditi (Kuesioner)
Nama Komoditi Satuan Harga Minimum
Harga Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5)
209
Sayur matang (ditumis, disantan, dsb.)
Porsi 210 Sate, tongseng Porsi/
5 tusuk 211 Mie bakso, mie
rebus, mie goreng Porsi 212 Mie instan Porsi 213
Makanan ringan anak-anak, krupuk/kripik
Ons 214 Ikan matang Potong 215
Ayam/daging matang (ayam goreng, rendang, dsb.)
Potong
216
Daging olahan (sosis, nugget, daging asap, dsb.) matang
Potong 217 Bubur ayam Porsi 218 Siomay, batagor Porsi/
5 potong 219 Makanan jadi
lainnya (sebutkan): ……..
220 Air kemasan Liter 221 Air kemasan galon Galon 222 Air teh kemasan ± 250 ml*) 223 Sari buah kemasan ± 200 ml*) 224
Minuman
bersoda/mengandu ng CO2
Liter
225
Minuman kesehatan,
minuman berenergi
± 100 ml*)
226
Minuman jadi (kopi, kopi susu, teh, susu coklat, dsb.)
Gelas
227 Es krim Mangkok
kecil 228 Es lainnya Porsi
40 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
Kode Komoditi (Kuesioner)
Nama Komoditi Satuan Harga Minimum
Harga Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5)
(sebutkan)
229 Bir Liter
230 Minuman keras
lainnya (sebutkan) Liter 231 ROKOK DAN
TEMBAKAU
232 Rokok kretek filter Batang 233 Rokok kretek tanpa
filter Batang 234 Rokok putih Batang
235 Tembakau Ons
236
Rokok dan tembakau lainnya (sebutkan)
...
NON MAKANAN 240 A. Nilai kontrak
sebulan bulan
241 A. Nilai sewa sebulan bulan 245 Harga Listrik Kwh 247 Harga Air PAM M3 255 Harga Bensin Liter 257 Harga Solar Liter 261 Harga Minyak
pelumas Liter 264 Harga LPG Kg 266 Harga Gas kota M3 268 Harga Minyak tanah Liter
BERAS MISKIN/
SEJAHTERA
2002.i RASKIN/RASTRA
FEBRUARI Kg
2002.iii RASKIN/RASTRA
FEBRUARI Rupiah 2002.i RASKIN/RASTRA
JANUARI Kg
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 41
Kode Komoditi (Kuesioner)
Nama Komoditi Satuan Harga Minimum
Harga Maksimum
(1) (2) (3) (4) (5)
2002.iii RASKIN/RASTRA
JANUARI Rupiah
2002.i RASKIN/RASTRA
DESEMBER Kg
2002.iii RASKIN/RASTRA
DESEMBER Rupiah 2002.i RASKIN/RASTRA
NOVEMBER Kg
2002.iii RASKIN/RASTRA
NOVEMBER Rupiah CATATAN
42 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017
Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017 43
Lampiran 4. Format Monitoring Hasil Updating Muatan Blok Sensus
SURVEI SOSIAL EKONOMI NASIONAL MARET 2017 MONITORING HASIL UPDATING (MHU)
Provinsi : ……….………
Kabupaten/Kota *) : ……….…
KECAMATAN DESA/
KELURAHAN
1. PERKOTAAN 2. PERDESAAN
NOMOR BLOK SENSUS
NOMOR KODE SAMPEL
JUMLAH RUTA BIASA
(PRE PRINTED)
JUMLAH RUTA BIASA (UPDATING)
KET KODE NAMA KODE NAMA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
*) Coret yang tidak perlu
Mengetahui,
Kepala BPS Kabupaten/Kota
………
NIP.
Pengawas,
………
NIP.
Penanggungjawab Teknis Kepala Seksi Statistik Sosial
………
NIP.
VSEN17.MHU
44 Pedoman Pengawas Susenas Maret 2017