KUMPULAN ABSTRAK JURNAL
KOLEKSI E-DEPOSIT PERPUSTAKAAN
NASIONAL
TEMA SASTRA 2020
Penyusun : Sri Sunarti
Penyunting : Ita Rosita
KAJIAN SOSIOLOGI NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA
Riyan Tri Kurniawan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) sosiologi sastra yang terkandung dalam novel Rangsang Tuban karya Padmasusastra; (2) nilai moral sastra yang terkandung dalam novel Rangsang Tuban karya Padmasusastra. Teori yang dijadikan dasar analisis skripsi ini adalah teori Sri Wahyuningtyas (2009) dan Suwardi Endraswara (2010). Subjek dalam penelitian ini adalah novel Rangsang Tuban karya Padmasusastra. Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa teks novel Rangsang Tuban karya Padmasusastra. Metode yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik catat.
Instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri yang dibantu dengan kartu pengumpul data, buku-buku dan media lain yang mendukung. Analisis data menggunakan teknik analisis konten (content analysis). Berdasarkan hasil analisis unsur intrinsik novel Rangsang Tuban karya Padmasusastra yaitu : (a) tema utama yaitu keteguhan hati Kanjeng Pangeran Warihkusuma; (b) tokoh utama yaitu Kanjeng Pangeran Warihkusuma, tokoh tambahan yaitu Sri Narenda Prabu Sindupati, Kanjeng Pangeran Warsakusuma, Kanjeng Rekyana Patih, Raden Udakawimba, Kanjeng Rara Dewi, Kyai Patih Toyamarta, Kyai Ageng Wulusan, Sang Prabu Hertambang; (c) alur yang digunakan alur maju; (d) latar meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial; (e) sudut pandang pengarang bertindak sebagai pengamat. Hasil analisis sosiologi sastra dalam novel Rangsang Tuban karya Padmasusastra yaitu : (a) aspek kekerabatan; (b) aspek perekonomian; (c) aspek politik; (d) aspek pendidikan; (e) aspek religi atau kepercayaan. Aspek sosiologi yang menonjol adalah aspek kekerabatan dan aspek politik, sebab menceritakan penghianatan tokohnya yang berhubungan dengan aspek kekerabatan dan aspek politik. Hasil analisis nilai moral sastra dalam novel Rangsang Tuban karya
Padmasusastra yaitu : (a) hubungan manusia dengan diri sendiri; (b) hubungan manusia dengan manusia lain; (c) hubungan manusia dengan Tuhannya. Moral yang paling menonjol dalam novel ini adalah hubungan antarmanusia dengan lingkungan alam, sebab banyak dikisahkan hubungan antartokoh yang meliputi hubungan baik maupun hubungan buruk.
Kata kunci : nilai moral, sosiologi, novel rangsang tuban
Nama Jurnal : ADITYA : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Volume : Vol. 4, No. 4 (2014
Link : http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/1214
ANALISIS GAYA BAHASA DAN NILAI PENDIDIKAN PADA TAMAN GEGURITAN DALAM MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT EDISI 12-26
TAHUN 2013
Asri Richana
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : 1) jenis gaya bahasa kiasan yang terdapat pada taman geguritan dalam majalah Panjebar Semangat edisi 12-26 tahun 2013; 2) nilai pendidikan yang terdapat pada taman geguritan dalam majalah Panjebar Semangat edisi 12-26 tahun 2013. Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Sumber data penelitian adalah kumpulan taman geguritan dalam majalah Panjebar Semangat edisi 12-26 tahun 2013 dan data penelitian ini adalah berupa frasa, kalimat dan bait pada kumpulan taman geguritan dalam majalah Panjebar Semangat edisi 12-26tahun 2013. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka dan teknik simak catat. Intrumen penelitian menggunakan kartu data untuk mencatat data-data berupa kutipan-kutipan yang terkait dengan gaya bahasa kiasan dan nilai pendidikan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi. Teknik penyajian hasil analisis data dengan menggunakan teknik informal. Hasil penelitian dan pembahasan data menunjukkan gaya bahasa kiasan yang terdapat pada kumpulan taman geguritan dalam majalah panjebar Semangat edisi 12-26 tahun 2013, meliputi : 1) 7 indikator gaya bahasa simile, 2) 3 indikator gaya bahasa metafora, 3) 2 indikator gaya bahasa fabel , 4) 10 indikator gaya bahasa personifikasi, 5) 5 indikator gaya bahasa alusi, 6) 2 indikator gaya bahasa epitet, 7) 3 indikator gaya bahasa sinekdoke, 8) 1 indikator gaya bahasa metonimia, 9) 2 indikator gaya bahasa antonomasia, 10) 1 indikator gaya bahasa hipalase, 11) 1 indikator gaya bahasa ironi dan 2 indikator gaya bahasa sarkasme, 12) 4 jenis gaya bahasa satire, 13) 4 indikator gaya bahasa antifrasis, 14) 1 indikator gaya bahasa pun atau paronomasia, sedangkan nilai pendidikan yang terdapat pada kumpulan taman geguritan dalam majalah Panjebar Semangat edisi 12-26 tahun 2013 mencakup : 1) 5 indikator nilai pendidikan agama, 2) 5 indikator nilai
pendidikan sosial, 3) 1 indikator nilai pendidikan budaya, 4) nilai pendidikan moral (1) 4 indikator hubungan manusia dengan Tuhan, (2) 6 indikator hubungan manusia dengan sesama, (3) 2 indikator hubungan manusia dengan diri sendiri.
Kata kunci : gaya bahasa, nilai pendidikan, taman geguritan
Nama Jurnal : ADITYA: Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab Volume : Vol. 5, No. 3 (2014)
Link : http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/1646
KAJIAN FEMINISME DALAM NOVEL ASTIRIN MBALELA KARYA PENI
Gigih Dessy Anggarani
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan : (1) mendeskripsikan struktur pembangun berupa tema, tokoh dan penokohan, latar, alur; (2) mendeskripsikan gambaran feminisme tokoh utama yang terdapat dalam novel Astirin Mbalela karya Peni. Teknik analisis data digunakan teknik analisis isi, dan dalam penyajian hasil analisis peneliti menggunakan teknik informal. Hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa : (1) Unsur intrinsik novel Astirin Mbalela karya Peni terdiri dari : (i) tema yang terkandung adalah kerja keras wanita dalam memperjuangkan hidup; (ii) tokoh utama dalam novel Astirin Mbalela adalah Astirin dan tokoh tambahan dalam novel Astirin Mbalela adalah Pakdhe Marbun, Budhe Tanik, Buamin, Samsihi, Yohan Nur, Sahudin, Hamdaru, Ibu Miraenani, Louis Duvelier; (iii) alur yang digunakan adalah alur maju; dan (iv) latar dalam novel Astirin Mbalela karya Peni terdapat tiga latar yaitu: latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. (2) Feminisme dalam novel Astirin Mbalela karya Peni dari segi citra wanita dapat dilihat sebagai berikut : (i) aspek fisik, Astirin seorang gadis desa yang mempunyai fisik yang cantik, (ii) aspek psikis, Astirin adalah wanita yang mempunyai sifat berkemauan tinggi, keras kepala, mandiri, polos dan pantang menyerah, dan (iii) aspek sosial, Astirin tampil sebagai wanita yang membongkar tempat penyelundupan calon tenaga kerja ilegal di Hotel Madusari Surabaya dan kejahatan yang dilakukan Buamin di desa Ngunut.
Perjuangan wanita yaitu menceritakan perjuangan hidup tokoh utama, pada awalnya Astirin tertipu oleh Yohan Nur, kemudian Astirin menemukan cara untuk meloloskan diri dari penyelundupan calon tenaga kerja ilegal dan berjuang lagi untuk mencari kehidupan baru dengan bekerja di sebuah Bar & Restaurant.
Kata kunci : feminisme, novel Astirin Mbalela
Nama Jurnal : ADITYA : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Volume : Vol. 4, No. 2 (2014)
Link : http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/1185
NILAI KEPEMIMPINAN CERITA LARA LAPANÉ KAUM REPUBLIK DALAM CERITA ROMANÉ KÉLANGAN SATANG (SÉRI WIRADI)
Agustini Anggoro Sari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan nilai kepemimpinan cerita Lara Lapané Kaum Republik dalam cerita Romané Kélangan Satang (Séri Wiradi) karya Suparto Brata, dan (2) mendeskripsikan relevansi nilai kepemimpinan cerita Lara Lapané Kaum Republik dalam cerita Romané Kélangan Satang (Séri Wiradi) karya Suparto Brata. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.
Data dalam penelitian tersebut berupa kutipan-kutipan yang terdapat dalam cerita.
Sumber datanya adalah cerita romané Kélangan Satang (Séri Wiradi). Data dikumpulkan dengan menggunakan cara simak dan catat. Selanjutnya dianalisis melalui metode Konten Analisis. Hasil analisis dipaparkan melalui cara informal.
Cara Informal tersebut digunakan untuk memaparkan nilai kepemimpinan yang cerita Lara Lapané Kaum Republik dalam cerita Romané Kélangan Satang (Séri Wiradi) karya Suparto Brata dan relevansinya dengan kehidupan sekarang. Hasil analisis nilai kepemimpinan cerita Lara Lapané Kaum Rapublik dalam cerita Romané Kélangan Satang (Séri Wiradi) karya Suparto Brata dan relevansinya dengan kehidupan sekarang yaitu jenis nilai kepemimpinan hanguripi, hangrungkebi, hangruwat, hanata, hangayomi, hangurubi, lan hamemayu.
Sedangkan relevansininya adalah nilai kepemimpinan hanguripi, hanata, hangayomi, hangurubi, dan hamemayu.
Kata kunci : nilai kepemimpinan, cerita roman
Nama Jurnal : ADITYA: Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Volume : Vol. 5, No. 1 (2014)
Link : http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/1570
ANALISIS STRUKTURAL OBJEKTIF ROMAN LARA LAPANĒ KAUM RĒPULIK DALAM TRILOGI KĒLANGAN SATANG
KARYA SUPARTO BRATA
Amad Tutur
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) struktur roman Lara Lapané Kaum Républik dalam Trilogi Kélangan Satang karya Suparto Brata; (2) moralitas tokoh dalam roman Lara Lapané Kaum Républik dalam Trilogi Kélangan Satang karya Suparto Brata. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Sumber data penelitian ini adalah roman Lara Lapané Kaum Républik. Data penelitian berupa struktural dan moralitas dalam roman Lara Lapané Kaum Républik. Instrumen penelitian adalah human instrument (peneliti sendiri) dan dibantu alat tulis dan nota pencatat. Teknik pengumpulan data dengan teknik pustaka, teknik simak dan teknik catat. Teknik analisis data dengan teknik content analisis. Teknik penyajian analisis data dengan teknik penyajian informal. Hasil penelitian dan pembahasan data menunjukkan bahwa : (1) Tema dalam roman Lara Lapané Kaum Républik adalah perjuangan melawan Belanda. Alur yang digunakan adalah alur maju. Tokohnya berjumlah sebelas tokoh yaitu dua tokoh utama dan sembilan tokoh tambahan. Latar yang digunakan meliputi : (a) latar tempat : widuran, warung pelem, halaman rumah, dalam rumah, dan makam Stasiun Jebres;
(b) latar waktu: malam, sore, siang, dan pagi; (c) latar sosial : sosial rendah dan sosial menengah. Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga “ dia”
mahatahu. Gaya bahasa yang digunakan yaitu : simile 3 indikator, metafora 1 indikator, personifikasi 2 indikator, mitenomia 2 indikator, sinekdote 3 indikator, paradoks 1 indikator, dan hiperbola 2 indikator. (2) Moralitas tokoh yang ada dalam roman Lara Lapané Kaum Républik terbagi menjadi tiga yaitu : (a) hubungan manusia dengan diri sendiri meliputi: teguh pendirian, sabar, dan marah; (b) hubungan manusia dengan lingkup sosial meliputi: ringan tangan, kerukunan, dan
kasih sayang; (c) hubungan manusia dengan Tuhan meliputi : berikhtiar, menerima takdir dan berdo’a.
Kata kunci : struktural, moralitas
Nama Jurnal : ADITYA: Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Volume : Vol. 6, No. 1 (2015)
Link : http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/2019
ANALISIS STRUKTURAL NOVEL RANGSANG TUBAN KARYA PADMASUSASTRA DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA
Nur Isrofi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) struktur pembangun novel Rangsang Tuban karya Padmasusastra; (2) hubungan antarstruktur novel Rangsang Tuban karya Padmasusastra; (3) pembelajaran novel Rangsang Tuban di SMA.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan : (1) Struktur novel Rangsang Tuban karya Padmasusastra memiliki : (a) tema : hancurnya persaudaraan dua anak raja akibat rasa iri dan kecemburuan; (b) tokoh utamanya: Sri Narendra Sindupati, Raden Warihkusuma, Raden Warsakusuma sedangkan tokoh tambahannya: Rara Sendang Wresti, Retna Wayi, Kanjeng Rekyana, Prabu Hertambang, Kanjeng Kyai Buyut Wulusan, Kanjeng Nyai Buyut Wulusan, Raden Udakawimba; (c) alurnya:
alur maju; (d) latar tempat : Tuban, Banyubiru, Kasurwangi, Mudal, Sumbereja, Taman, Sungai, Jurang Kenaka, Hutan; (e) latar waktu : latar waktu yang digunakan dalam novel Rangsang Tuban adalah kehidupan zaman dahulu tersebut menggambarkan pola pikir masyarakat yang maju; (f) sudut pandang: orang ketiga serba tahu; (2) Pembelajaran novel Rangsang Tuban di SMA sesuai dengan kurikulum 2013; (3) Hubungan antarstruktur dalam novel Rangsang Tuban meliputi hubungan tema dengan alur, hubungan tema dengan tokoh dan penokohan, hubungan tema dengan latar, hubungan alur dengan tokoh dan penokohan, hubungan alur dengan latar, hubungan latar dengan tokoh dan penokohan, hubungan judul dengan tema, hubungan judul dengan tokoh dan penokohan, sehingga novel Rangsang Tuban Karya Padmasusastra dapat dijadikan bahan ajar sastra Jawa di SMA.
Kata kunci : struktural, pembelajaran sastra
Nama Jurnal : ADITYA : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Volume : Vol. 6, No. 5 (2015)
Link : http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/2260
ANALISIS NILAI MORALITAS DALAM CERITA BERSAMBUNG
‘NGOYAK LINTANG’ KARYA AL ARIS PURNOMO DALAM MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TAHUN 2013
Baeti Nur ‘Aini
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) struktur pembangun meliputi tema, alur cerita, tokoh dan penokohan, dan latar dalam cerita bersambung ‘Ngoyak Lintang’ karya Al Aris Purnomo; (2) nilai-nilai moralitas yang terkandung dalam cerita bersambung ‘Ngoyak Lintang’ karya Al Aris Purnomo. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini berupa cerita bersambung ‘Ngoyak Lintang’ karya Al Aris Purnomo.
Data dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan yang mengandung moralitas dan struktur pembangun yang meliputi tema, alur cerita, tokoh dan penokohan, dan latar. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka dan teknik catat, sedangkan instrumen penelitiannya peneliti sendiri, instrumen tambahan berupa nota pencatat, alat tulis, bersambung ‘Ngoyak Lintang’ karya Al Aris Purnomo dan buku-buku pengkajian sastra yang relevan. Teknik keabsahan data yang digunakan adalah validitas semantis dan uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap hasil penelitian, dalam analisis data digunakan teknik deskriptif, sedangkan dalam teknik penyajian data digunakan metode informal. Hasil penelitian ini meliputi struktur pembangun bersambung ‘Ngoyak Lintang’ karya Al Aris Purnomo meliputi : (a) tema : cinta bisa merubah segalanya menjadi indah dan menyenangkan; (b) tokoh utama : Widyaningsih, tokoh tambahannya : Jaya Pribadi, Kartika Indri Pawestri, Westri Jayanti, Dwi Jaya Wibawa, Endang Sulis, Rukma Nurcahyanto; (c) alur : plot lurus; (d) latar tempat : kantor Perusahaan Kartika Jaya Pribadi Grup, warung gadho-gadho, di bawah pohon mangga, panti asuhan, pinggir jalan, depan Stadion Manahan, perempatan Fajar Indah, Tugu Adipura, kos-kosan ‘Cantik Ayu’, dapur, Jalan Adi Sucipto, rumah, biara, Universitas Luhur Yogyakarta, Sala, Jakarta, Bandara.
Kata kunci : nilai moralitas, cerbung ‘Ngoyak Lintang’
Nama Jurnal : ADITYA : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Volume : Vol. 8, No. 1 (2016)
Link : http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/2913
KOHESI GRAMATIKAL PADA KUMPULAN CERKAK KIDUNG WENGI ING GUNUNG GAMPING KARYA ST. IESMANIASITA
Laras Pamujo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) jenis penanda kohesi gramatikal, dan (2) penggunaan bentuk kohesi gramatikal pada Kumpulan Cerkak Kidung Wengi Ing Gunung Gamping. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa kutipan-kutipan kalimat yang terdapat dalam Kumpulan Cerkak Kidung Wengi Ing Gunung Gamping. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kumpulan Cerkak Kidung Wengi Ing Gunung Gamping.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pustaka, simak dan catat.
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan menggunakan alat pencatat data. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis isi. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat penanda kohesi gramatikal dan wujud penggunaannya dalam Kumpulan Cerkak Kidung Wengi Ing Gunung Gamping : (1) Penanda kohesi gramatikal : a) pengacuan (referensi) : pengacuan persona (aku , -ku, dheweke, - mu, kowe, -ne, lan dak-), pengacuan demonstratif waktu (bengi, maghrib, sore, esuk, jam sepuluh, rong taun), pengacuan demontratif tempat (omah, padesan, sumur, pelataran, dalan, kuburan, rumah sakit, kali), pengacuan komparatif (kaya lan plek); b) penyulihan (subtitusi) : subtitusi nominal (Mas Mono – Kamasku, Mayor– Perwira), subtitusi verbal (lunga–budhal), subtitusi frasa (dhisik kae–
kapungkur kui), subtitusi klausal (kekasih–pahlawaning ati kang uga pahlawaning negara); c) pelesapan (elipsis) : uki, layang; d) perangkaian (konjungsi): sebab akibat (sebab, merga, mula), pertentangan (nanging), kelebihan (malah), pengecualian (kejaba), konsesif (senajan), tujuan (supaya), penambahan (lan, uga), pilihan (utawa), harapan (pangarep-arep), urutan (banjur), waktu (sawise), syarat (yen, umpama), cara (kanthi). (2) Penggunaan bentuk kohesi gramatikal adalah pengacuan (referensi) 127 penanda, perangkaian (konjungsi) 75 penanda, penyulihan (substitusi) 9 penanda, dan pelesapan (elipsis) 9 penanda.
Kata kunci : kohesi gramatikal, kumpulan cerkak wengi ing gunung gamping
Nama Jurnal : ADITYA : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Volume : Vol. 12, No. 1 (2018)
Link : http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/4935
ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA CERITA BERSAMBUNG NGONCEKI IMPEN KARYA SRI SUGIYANTO DALAM
PANJEBAR SEMANGAT
Endah Pangestuti
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan : (1) mendeskripsikan struktur cerita bersambung Ngonceki Impen karya Sri Sugiyanto; (2) mendeskripsikan aspek psikologis tokoh utama cerita bersambung Ngonceki Impen karya Sri Sugiyanto. Teori psikologis tokoh utama yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud yang terdiri dari tiga struktur kepribadian, yaitu : id, ego dan superego. Selanjutnya teori struktural yang digunakan adalah teori pengkajian fiksi yang dikemukakan oleh Nurgiyantoro yang terdiri dari : tema, alur, latar, tokoh dan penokohan.Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian yaitu cerita bersambung Ngonceki Impen karya Sri Sugiyanto. Objek penelitian adalah psikologis tokoh utama cerita bersambung Ngonceki Impen karya Sri Sugiyanto.Sumber data yaitu deskripsi cerita bersambung Ngonceki Impen karya Sri Sugiyanto yang diterbitkan oleh Panjebar Semangat. Teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik observasi. Instrumen penelitian adalah peneliti yang dibantu dengan buku penunjang kesusastran dan nota catatan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis isi. Penyajian hasil analisis digunakan metode informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa psikologis tokoh utama Waskitha walaupun antara id dan ego pemunculannya sama-sama seimbang akan tetapi pada akhirnya terkalahkan oleh superego, yaitu ketika pada akhirnya tokoh Waskitha awalnya seorang seniman, namun dengan niat yang kuat sehingga Waskitha melanjutkan kuliah guna mendapat gelar sarjana supaya menjadi guru bahasa jawa yang professional.
Kata kunci : psikologis, tokoh utama, cerita bersambung Ngonceki Impen
Nama Jurnal : ADITYAA : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Volume : Vol. 6, No. 3 (2015)
Link : http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/2133
TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL SALA LELIMENGAN KARYA SUPARTO BRATA
Abdul Kholiq
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif dan fungsi tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata. Data penelitian ini berupa kutipan-kutipan novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik pustaka, teknik simak, dan teknik catat. Instrumen yang digunakan adalah penulis sendiri dibantu dengan menggunakan kartu pencatat data, alat tulis, buku-buku dan media lain yang mendukung sebagai acuan. Teknik keabsahan data menggunakan validitas semantis dan ketekunan pengamatan. Analisis data menggunakan teknik analisis konten (content analysis). Penyajian hasil analisis menggunakan metode informal. Hasil analisis itu meliputi : 11 tindak tutur direktif diantaranya tindak tutur direktif memaksa terdapat 6 data, tindak tutur direktif mengajak terdapat 3 data, tindak tutur direktif meminta terdapat 4 data, tindak tutur direktif menyuruh terdapat 7 data, tindak tutur direktif menagih terdapat 4 data, tindak tutur direktif mendesak terdapat 2 data, tindak tutur direktif memohon terdapat 5 data, tindak tutur direktif menyarankan terdapat 7 data, tindak tutur direktif memerintah terdapat 5 data, tindak tutur direktif memberikan aba-aba terdapat 3 data, dan tindak tutur direktif menantang terdapat 3 data. Dari sebelas jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Sala Lelimengan karya Suparta Brata masing-masing mempunyai fungsi sendiri-sendiri, yaitu agar mitra tutur melakukan tindakan yang disebutkan dalam tuturan yang ada di dalamnya dan berkaitan dengan kehidupan pada waktu itu.
Kata kunci : tindak tutur direktif, novel Sala Lelimengan
Nama Jurnal : ADITYA : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Volume : Vol. 7,No. 2 (2015)
Link : http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/aditya/article/view/2423