Berikut adalah data dari hasil survey pada cinema XXI di Plaza Senayan
3.1.2. Data Perusahaan Nama : Cinema XXI
Bentuk Usaha : Pelayanan Jasa Pemilik : Swasta
Pengelola : Swasta
Lokasi : Mall Plaza Senayan Jl. Asia Afrika No. 8
Jakarta Selatan 10270
Fasilitas : Area Menunggu, Ruang Menonton, Counter Tiket,
Counter Makanan, lobby, cafe, toilet, game center, dan ruang merokok.
3.1.3. Sejarah Perusahaan
Cinema XXI didirikan oleh Cineplex 21 Group yang merupakan sebuah jaringan bioskop terbesar yang ada di Indonesia. Selain memiliki group jaringan bioskop terbesar, tercatat cineplex adalah pelopor jaringan bioskop yang ada di Indonesia.Setelah hadir dalam beberapa dekade, Cineplex 21 akhirnya melakukan beberapa pembenahan, diantaranya dengan membentuk jaringan bioskop menjadi 3 merek terpisah, yaitu Cinema 21, Cinema XXI, dan The Premiere untuk target pasar yang berbeda.
Cinema XXI memiliki jaringan bioskop terbanyak yang tersebar di seluruh nusantara. Sebelum Cinema XXI berdiri, Cinema 21 menguasai keseluruhan pasar penonton bioskop Indonesia dengan memberlakukan harga tiket bervariasi dan jenis film yang diputar, sesuai dengan lokasi dan target yang dituju.
Setelah Cinema XXI berdiri, perlahan Cinema 21 berubah menjadi jaringan bioskop kelas dua, dengan sebagian besar film yang diputar merupakan film-film karya negeri sendiri dan film-film asing yang tidak diputar di Cinema XXI lagi.
Namun hal ini tidak berlaku di beberapa kota di luar Jakarta yang belum tersedia Cinema XXI dan tidak banyak terdapat Cinema 21.
Sementara Cinema XXI pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment X’nter, dengan 4 buah theater regular dan 2 buah theater Premiere.
Cinema XXI yang diberi nama Studio XXI ini merupakan satu-satunya Cinema XXI yang menggunakan sofa empuk di keseluruhan studionya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua studionya.Beberapa Cinema 21 turut direnovasi menjadi Cinema XXI, dengan penambahan karpet perubahan desain dan penggantian kursi studio.
Beberapa diantaranya adalah Anggrek XXI, BSM XXI, Plaza Senayan XXI, Puri XXI, Djakarta XXI, dan juga Megaria 21 yang diubah namanya menjadi Metropole XXI. Khusus untuk Plaza Senayan XXI, renovasi yang dilakukan termasuk merombak total keseluruhan gedung bioskop dan penambahan beberapa studio menjadi 8 studio regular dan 2 buah studio Premiere. Perombakan total tersebut memakan waktu hampir 7 bulan.
Ditargetkan untuk pecinta film yang menginginkan fasilitas yang lebih mewah, terdapat pula The Premiere, suatu konsep bioskop yang diperlengkapi dengan segala kemewahan yang ada, termasuk di dalamnya loby khusus, kursi khusus layaknya kelas bisnis di dalam sebuah pesawat, dan juga selimut serta kemewahan-kemewahan lainnya. The premiere hingga saat ini baru hadir di beberapa Cinema XXI, yaitu EX Plaza Indonesia, Plaza Senayan, Supermal Karawaci, Senayan City, Pondok Indah, Emporium Pluit, Puri, Casablanca dan Gading di Jakarta serta Tangerang.
Bandung merupakan kota pertama yang menghadirkan The Premiere di luar Jakarta. Dibuka pada tanggal 1 Mei 2009, The Premiere di Bandung terletak di Ciwalk XXI. Mulai 2010, The Premiere juga ada di Surabaya, terletak di mal
3.1.4. Struktur Organisasi
Bagan 3.1. Struktur Organisasi (Sumber : Dokumen Pribadi)
Jumlah pengelola bioskop CINEMA XXI ini berjumlah ± 50 orang.
3.2. Permasalahan Umum 3.2.1. Aspek Fisik
3.2.1.1. Bangunan A. Fisik Bangunan
Bangunan yang ditempati adalah gedung dengan arsitektur berbentuk persegi panjang. Tampak gedung cukup mewah. Pintu utama terletak di tengah dari depan gedung sedangkan pintu servis terletak di sisi samping gedung dan belakang
gedung. Area parkir berada di bawah gedung mall dengan kapasitas ± 3500 mobil.
Bangunan yang digunakan untuk mall Plaza Senayan ini seluas 130.500 m2.
Gambar 3.1. Fisik Bangunan (Mall Plaza Senayan) (Sumber : Dokumen Pribadi)
B. Teknik Bangunan
Fasilitas yang disediakan adalah air PAM, PLN, Fire Equipment dengan sistem kontrol dari gedung seperti smoke detector, spinkler, hydrant, tabung gas, dan juga fasilitas toilet pria dan wanita.
C. Fisika Bangunan
Tata udara yang digunakan adalah air conditioning yang disediakan oleh gedung. Begitu juga dengan pencahayaan menggunakan lampu TL. Untuk penerangan umum dengan lampu downlight. Penataan suara hanya mengandalkan plafon gypsum dan lantai keramik.
3.2.1.2. Ruang
A. Area Menunggu, Lobby, Counter Tiket & Counter Makanan
Gambar 3.2. Area Menunggu, Lobby, Counter Tiket & Counter Makanan (Sumber : Dokumen Pribadi)
B. Menonton
Gambar 3.3. Menonton (Sumber : Dokumen Pribadi)
Lantai menggunakan finishing karpet, dinding menggunakan panel busa, dan plafond menggunakan gypsum. Kesan dari ruangan ini nyaman tapi tidak privasi.
Lantai Dinding Plafon
Menunggu , Lobby, Counter Tiket, dan Counter Makanan
+ marmer terlihat simple.
+ Keramik mudah dibersihkan.
+ menambah kesan mewah
+ Cat dengan warna coklat memberikan kesan natural.
+ Gypsum yang dibuat berlevel dan diberi warna crem
serta coklat
memberikan kesan natural.
Menonton
+ Karpet dapat menyerap suara.
- Cepat kotor.
+ Busa dapat menyerap suara.
+ Busa cepat kotor.
+ Gypsum dapat menyerap suara.
Tabel 3.1. Tabel Aspek Ruang (Sumber : Dokumen Pribadi)
3.2.1.3. Furnitur
Jenis furniture yang digunakan ada 2 yaitu jenis loose dan fixed furniture. Untuk loose furniture itu sendiri seperti kursi, meja, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk jenis fixed furniture seperti meja informasi.
Pada umumnya furniture yang digunakan menggunakan bahan dari kayu, plywood, kaca, dan stainless steel. Sehingga keserasian furniture dapat terlihat serta sudah mempertimbangkan faktor dimensi kenyamanan yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia.
Secara keseluruhan, rancangan interior 21 Cineplex - Imax bergaya modern dengan memadukan kayu, dan keramik. Hal ini dapat menampilkan image dari 21 Cineplex - Imax tersebut, dengan menampilkan warna yang sesuai dengan coorporate identity perusahaan.
3.3. Permasalahan Khusus 3.3.1. Aspek Non Fisik 3.3.1.1. Manusia A. Pengelola
Memiliki 2 shift:
Jam 12.00 – 19.00 WIB.
Jam 19.00 – 02.00 WIB.
Bagan 3.2. Pola Aktivitas Direktur (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.3. Pola Aktivitas Manajer Administrasi (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.4. Pola Aktivitas Manajer Operasional (Sumber : Dokumen Pribadi)
Karyawan
Menggunakan seragam.
Bagan 3.5. Pola Aktivitas Cleaning Service dan Security (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.6. Pola Aktivitas Teknisi (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.7. Pola Aktivitas Data Input/Output (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.8. Pola Aktivitas Resepsionis (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.9. Pola Aktivitas Administrasi dan Akunting (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.10. Pola Aktivitas Operator (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.11. Pola Aktivitas Loket (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.12. Pola Aktivitas Pramusaji (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.13. Pola Aktivitas Kasir Kafe (Sumber : Dokumen Pribadi) B. Pengunjung
Status sosial menengah keatas.
Bagan 3.14. Aktivitas Pengunjung yang Menonton (Sumber : Dokumen Pribadi)
3.3.1.2. Lingkungan
Gambar 3.4. Site Plane Plaza Senayan (Sumber : Dokumen Pribadi) + Lokasi yang strategis.
+ Dekat dengan beberapa perkantoran dan Rumah Sakit.
+ Dekat dengan beberapa Universitas.
berlebihan, faktor cahaya sangat berpengaruh pada kenyamanan manusia.
Ruangan yang disediakan adalah ruangan yang menggunakan cahaya buatan sehingga tidak menggunakan cahaya alami. Kualitas pencahayaan di dalam ruang menjadi terang tetapi tidak silau. Namun bangunan ini juga menggunakan cahaya alami sehingga pada siang hari sering tidak perlu dibantu dengan cahaya buatan.
3.3.1.4. Penghawaan
Angin pada dasarnya adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi menuju tekanan yang rendah. Ditinjau dari aspek angin, maka terdapat dua beban angin pada bangunan. Yaitu beban hisap angin, dan tekanan ke dalam bangunan.
Pada bangunan mall ini, bangunan dirancang mempunyai bukaan pada tiap sisi bangunan, agar dapat menikmati ventilasi silang. Desain demikian sangat bermanfaat karena biasanya udara cukup sejuk. Namun, untuk mengantisipasi hawa panas, ruangan di mall ini tetap mempunyai fasilitas AC.
3.4. Subtitle
3.4.1. Hasil Survey
Berikut adalah data dari hasil survey pada Bioskop Mini Subtitle di Dharmawangsa Square.
3.4.2. Data Perusahaan Nama : Subtitle
Bentuk Usaha : Pelayanan Jasa Pemilik : Swasta
Pengelola : Swasta
Lokasi : Dharmawangsa Square-City Walk, basement #29 - 30.
Jl. Dharmawangsa VI - IX jakarta 12160, Indonesia Fasilitas : Area Menunggu, Ruang Menonton, Counter Tiket, toilet, cafe,rental DVD, dan ruang merokok.
3.4.3. Sejarah Perusahaan
Subtitle yang terletak di lantai dasar Dharmawangsa Square, didirikan oleh Enrico Pitono dengan mengawali bisnis bioskop mini ini dari hobi semasa kuliah.
Pada tahun 2000, Enrico bersama dua temannya, Irna Rasad dan Dani Dewanto awalnya mendirikan penyewaan rental DVD Club di Jalan Latuharhary, Menteng.
Setiap keluar negeri, Enrico tak lupa membeli DVD film lama atau yang baru dirilis. Enrico mulanya hanya membeli DVD film perang untuk koleksi pribadi.
Tak jarang, dia mendapatkan film langka, misalnya film ber-genre independen yang kini jadi salah satu andalan Subtitles. Lama-kelamaan, jumlah DVD yang dimilikinya makin banyak.
Karena sayang DVD yang dibeli dengan harga mahal menganggur begitu saja, Enrico yang kini bekerja di sebuah bank swasta mendirikan penyewaan DVD di Jalan Latuharhari, Jakarta Pusat pada tahun 2001. Subtitles terus berkembang meski koleksinya belum sebanyak sekarang. Lalu November 2004 silam, Subtitles pindah ke Dharmawangsa Square dengan mengusung konsep baru: penyewaan DVD sekaligus bioskop mini.
Subtitles berlokasidi basement Dharmawangsa Square, dari pintu masuk lower ground subtitle berada di sebelah kiri. Saat memasuki Subtitles, mata anda akan dimanjakan dengan ribuan koleksi film yang tertata dengan rapi. Sampai sekarang, Subtitles memiliki sekitar 3.500 judul film, antara lain film ber-genre perang, dokumenter, komedi, independen, kartun, dan sebagainya yang 95 persen merupakan film impor. Serta ragam display produk kaos, bantal, dan komik yang dijual.
Ide pembuatan bioskop mini, menurut Enrico sebenarnya sudah lama terpikirkan. "Di luar negeri sudah banyak. Rata-rata tempat penyewaan film di Korea, sekaligus dilengkapi dengan theater kecil. Konsep itulah yang diambil dan dikembangkan di Subtitles. Subtitles didesain dengan arsitektur modern dan terdapat enam ruangan bioskop mini. Lima untuk regular berkapasitas 8 orang
Bagan 3.15. Struktur Organisasi (Sumber : Dokumen Pribadi)
Jumlah pengelola bioskop miniSubtitle ini berjumlah ± 15 orang.
3.5. Permasalahan Umum 3.5.1. Aspek Fisik
3.5.1.1. Bangunan A. Fisik Bangunan
Bangunan yang ditempati adalah gedung dengan arsitektur berbentuk persegi panjang. Tampak gedung cukup mewah. Pintu utama terletak di tengah dari depan gedung sedangkan pintu servis terletak di sisi samping gedung dan belakang gedung. Area parkir berada di bawah gedung mall dengan kapasitas ± 1500 mobil.
Bangunan yang digunakan untuk Dharmawangsa Square ini seluas 78.500 m2.
Gambar 3.5. Fisik Bangunan (Dharmawangsa Square) (Sumber : Dokumen Pribadi)
B. Teknik Bangunan
Fasilitas yang disediakan adalah air PAM, PLN, Fire Equipment dengan sistem kontrol dari gedung seperti smoke detector, spinkler, hydrant, tabung gas, dan juga fasilitas toilet pria dan wanita.
C. Fisika Bangunan
Tata udara yang digunakan adalah air conditioning yang disediakan oleh gedung. Begitu juga dengan pencahayaan menggunakan lampu TL. Untuk penerangan umum dengan lampu downlight. Penataan suara hanya mengandalkan plafon gypsum dan lantai keramik.
3.5.1.2. Ruang
A. Pintu Masuk dan loby Subtitle
Gambar 3.6. pintu masuk dan loby Subtitle (Sumber : Dokumen Pribadi)
Area pintu masuk bermaterial kaca, membuat bagian dalam langsung terlihat dan memberikan kesan lapang Karena untuk ukuran lobi subtitle
Gambar 3.7. Display DVD, Display aksesoris (Sumber : Dokumen Pribadi)
Pada bagian loby, terdapat ruang untuk mendisplay DVD, display aksesoris, serta meja pemesanan tiket dan kasir. Kesan yang terlihat pada ruangan tersebut adalah memanfaatkan ruangan sempit semaksimal mungkin namun tanpa mengganggu sirkulasi pengunjung.
C. Menunggu dan Cafe
Gambar 3.8. Menunggu dan cafe (Sumber : Dokumen Pribadi)
Terdapat ruang menunggu dan cafe di depannya, pada bagian ini sebagian lantai menggunakan kaca dan karpet. Pada dindingnya menggunakan cermin di beberapa sisi agar terlihat kesan lebih luas pada ruangan tersebut.
D. Ruang Menonton
Gambar 3.9. Ruang Menonton (Sumber : Dokumen Pribadi)
Pada bagian Ruang Menonton di salah satu ruangan, Warna merah di terapkan pada ruangan tersebut. Dengan tujuan untuk membuat lebih semangat pengunjung yang sedang menonton. Material lantai yag di gukanan berupa karpet serta dinding gipsum yang di dalamnya di beri glasswool finishing cat berwarna merah marun. Pada bagian plafon di beri material gysum.
Lantai Dinding Plafon
Lobby, dan Counter Tiket
+ kesan yang modern terdapat pada material plat stenlis.
- berisik saat di injak.
+ Cat dengan warna putih memberikan kesan bersih pada ruangan tersebut.
+ Gypsum yang dibuat berlevel dan diberi warna putih serta coklat memberikan kesan natural.
Menunggu dan cafe
+ kaca mudah di bersihkan.
+ kaca mudah di bersihkan.
+ Gypsum dapat menyerap suara
air.
- gampang pecah
air.
- gampang pecah
Tabel 3.2. Tabel Aspek Ruang Subtitle (Sumber : Dokumen Pribadi)
3.5.1.3. Furnitur
Jenis furnitur yang digunakan ada 2 yaitu jenis loose dan fixed furnitur.
Untuk loose furnitur itu sendiri seperti kursi, meja, sofa, dan lain sebagainya.
Sedangkan untuk jenis fixed furnitur seperti meja informasi.
Pada umumnya furnitur yang digunakan menggunakan bahan dari kayu, plywood, kaca, dan stainless steel. Sehingga keserasian furnitur dapat terlihat serta sudah mempertimbangkan faktor dimensi kenyamanan yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia.
Secara keseluruhan, rancangan interior Subtitle bergaya modern. Hal ini dapat menampilkan image dari Subtitle tersebut, dengan menampilkan warna yang sesuai dengan coorporate identity perusahaan.
3.6. Permasalahan Khusus 3.6.1. Aspek Non Fisik 3.6.1.1. Manusia A. Pengelola
Memiliki 2 shift:
Jam 08.00 – 16.00 WIB.
Jam 16.00 – 23.00 WIB.
Bagan 3.16. Pola Aktivitas Direktur (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.17. Pola Aktivitas Manajer Administrasi (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.18. Pola Aktivitas Manajer Operasional (Sumber : Dokumen Pribadi)
Karyawan
Menggunakan seragam.
Bagan 3.19. Pola Aktivitas Cleaning Service dan Security (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.20. Pola Aktivitas Teknisi (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.21. Pola Aktivitas Data Input/Output (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.22. Pola Aktivitas Resepsionis (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.23. Pola Aktivitas Administrasi dan Akunting (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.24. Pola Aktivitas Operator (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.25. Pola Aktivitas Loket (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.26. Pola Aktivitas Pramusaji (Sumber : Dokumen Pribadi)
Bagan 3.27. Pola Aktivitas Kasir Cafe (Sumber : Dokumen Pribadi) B. Pengunjung
Status sosial menengah keatas.
Bagan 3.28. Aktivitas Pengunjung yang Menonton (Sumber : Dokumen Pribadi)
3.6.1.2. Lingkungan
Gambar 3.10. Site Plane Dharmawangsa Square (Sumber : Dokumen Pribadi)
MEMILIH AKSESORI S
+ Lokasi yang strategis.
+ Dekat dengan beberapa perkantoran dan sekolahan.
3.6.1.3. Pencahayaan
Manusia pada umumnya membutuhkan cahaya alami dan cahaya buatan yang cukup untuk dapat melakukan aktifitas, tetapi disamping itu sinar matahari juga memiliki sifat yang cukup mengganggu, karena jika sinar matahari yang dipancarkan secara berlebihan dapat menimbulkan kesilauan dan panas yang berlebihan, faktor cahaya sangat berpengaruh pada kenyamanan manusia.
Ruangan yang disediakan adalah ruangan yang menggunakan cahaya buatan sehingga tidak menggunakan cahaya alami. Kualitas pencahayaan di dalam ruang menjadi terang tetapi tidak silau. Namun bangunan ini juga menggunakan cahaya alami sehingga pada siang hari sering tidak perlu dibantu dengan cahaya buatan.
3.6.1.4. Penghawaan
Angin pada dasarnya adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi menuju tekanan yang rendah. Ditinjau dari aspek angin, maka terdapat dua beban angin pada bangunan. Yaitu beban hisap angin, dan tekanan ke dalam bangunan.
Pada bangunan mall ini, bangunan dirancang mempunyai bukaan pada tiap sisi bangunan, agar dapat menikmati ventilasi silang. Desain demikian sangat bermanfaat karena biasanya udara cukup sejuk. Namun, untuk mengantisipasi hawa panas, ruangan di mall ini tetap mempunyai fasilitas AC.
3.7. Analisa Perbandingan
CINEMA XXI SUBTITLE KETERANGAN
LOKASI
Dilihat dari lokasi, kedua lokasi ini sangat menguntungkan karena berada di pusat
Untuk lokasi, bangunan plaza senayan lebih menguntungkan karena lebih dekat dengan pusat perkotaan
BANGU NAN FISIK
Dilihat dari fisik bangunan, mall Plaza Senayan ukuran bangunan lebih luas di banding
Dharmawangsa Square. Kedua bangunan
tersebut di desain dengan gaya bangunan
Modern.
Pada bangunan CINEMA XXI untuk ruang counter tiket,
LOBY, COUNT ER TIKET, RUANG TUNGG U
loby, ruang tunggu, menyatu dalam satu ruang namun untuk ukurannya jauh lebih luas di banding dengan luasan dalam ruang
SUBTITLE.
Namun pada bagian ruang menunggu
Subtitle terpisah dari counter tiket.
Secara desain, interior dalam ruang CINEMA XXI lebih mewah dan berkelas.
RUANG MENON TON
Dalam ukuran ruang menonton jauh lebih besar ruang CINEMA XXI di banding dengan
SUBTITLE namun untuk pemanfaatan material
akustikya hampir
tersebut. Secara desain ruangan di SUBTITLE lebih privat karena hanya memiliki fasilitas untuk 8 orang.
Tabel 3.3. Tabel Analisa Perbandingan (Sumber : Dokumen Pribadi)
Dari analisa perbandingan tersebut dapat di simpulkan bahwa dalam penampilan desain dalam interiornya lebih unggul CINEMA XXI di bandingkan dengan SUBTITLE. Dalam aspek ruang menonton, ukuran dalam ruang di sesuaikan dengan fasilitas banyaknya penonton yang bisa masuk ke dalam ruangan tersebut. Dari segi lokasi dapat di simpulkan letak yang lebih strategis pada Plaza Senayan yang lebih dekat dengan perkotaan, banyaknya perkantoran, dan dekat dengan kampus.