• Tidak ada hasil yang ditemukan

NEWSLETTER PUSDATIN VOLUME 17 NO. 5 EDISI MEI 2020 ISSN : ATM PERTANIAN SI KOMANADAN STABILISASI HARGA PANGAN POKOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NEWSLETTER PUSDATIN VOLUME 17 NO. 5 EDISI MEI 2020 ISSN : ATM PERTANIAN SI KOMANADAN STABILISASI HARGA PANGAN POKOK"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

NEWSLETTER PUSDATIN

KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

VOLUME 17 NO. 5

ISSN : 1411-9196

Ilustrasi : kolibri5 dari Pixabay

EDISI MEI 2020

STABILISASI HARGA PANGAN POKOK

KUNJUNGAN KE BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG TERKAIT INTEGRASI APLIKASI KEHADIRAN SEKILAS APA ITU INDEKS

HARGA KONSUMEN (IHK) DAN INFLASI BAHAN MAKANAN

ATM PERTANIAN SI KOMANADAN

(2)

BERITA UTAMA

STABILISASI HARGA PANGAN POKOK

03

SEKILAS APA ITU INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN INFLASI BAHAN MAKANAN

10

INFO DATA PERTANIAN 12

INFO DATA PERTANIAN

PUSAT DATA DAN

SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN

REPUBLIK INDONESIA

PENANGGUNG JAWAB Kapusdatin REDAKTUR Kepala Bagian Umum

FOTOGRAFER Budi Setiono

Iswadi EDITOR

Dr. M. Luthful Hakim, SP., M.Si Dra. P. Hanny Muliany, MM

Andry Polos, S.Kom Hani Hanifah R, S. Kom

DESAIN GRAFIS Dhanang Susatyo, SE Rizky Purnama Rihaldiyan, S.Kom

SEKRETARIAT Eli David, S.Sos, MM Apriadi Setiawan, S.Kom, MT Cahyani Wartianingsih, S.Kom

Sri Lestari, SE

Hotlanis Mangatur Sibarani, S.Kom Musdino

Priatna Sari

Didik Pratama Saputra, S.Kom

ALAMAT REDAKSI Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

Jl. Harsono RM No.3 Gd D Lantai IV Pasar Minggu - Jakarta 12550

Telp : 021- 7805305, 7816384 Fax : 021 - 7822638

e-mail : newsletter@pertanian.go.id KUNJUNGAN KE BALAI BESAR

PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG TERKAIT INTEGRASI APLIKASI KEHADIRAN

08

NEWSLETTER

ATM PERTANIAN SI KOMANDAN

10

NEWSLETTER

11 SERBA -SERBI APLIKASI SIRUP V.2.3

(3)

BERITA UTAMA

Persoalan yang dihadapi dalam

pembangunan pangan adalah petani masih dihadapkan pada fluktuasi harga produk komoditas yang dihasilkannya. Harga komoditas pertanian khususnya pangan selalu berfluktuasi dan bahkan pada saat panen raya jatuh pada titik ekstrim terendah sehingga merugikan petani. Di sisi lain, pada saat paceklik harga pangan melambung tinggi sehingga banyak konsumen menjadi terkendala oleh daya belinya dalam mengakses pangan, dan menyebabkan sebagian dari masyarakat ini masuk menjadi kelompok masyarakat rawan pangan dan berpotensi menimbulkan keresahan sosial. Fluktuasi pasokan dan harga pangan yang tidak menentu, tidak hanya akan menimbulkan keresahan sosial, tetapi juga akan mempengaruhi kemampuan pengendalian inflasi.

Bagi pemerintah, kebijakan dalam peningkatkan produksi pangan dan penyediaan pangan dalam negeri bagai dua sisi mata uang. Pemerintah tidak bisa hanya berpihak pada kepentingan konsumen tetapi harus juga berpihak pada kepentingan petani sebagai pemasok utama bahan pangan. Menyikapi masalah ini seringkali publik tidak adil, berteriak ketika harga pangan melonjak dan menginginkan harga pangan agar segera diturunkan. Sebaliknya, pada saat harga jatuh, publik diam saja dan tidak ada yang berteriak membela petani. Memang sungguh ironis. disparitas dan fluktuasi harga yang terjadi selain disebabkan ketersediaan pangan yang sangat bervariasi antar musim juga akibat masih panjangnya rantai pasok pangan dari produsen sampai konsumen. Pada kondisi ini pemerintah mengambil kebijakan yang dapat membela kedua kepentingan tersebut secara seimbang, yaitu di satu sisi petani agar daya beli petani tidak turun dan tetap mendapatkan insentif untuk berproduksi, dan di sisi lain agar konsumen dapat membeli pangan pada tingkat harga yang terjangkau.

Pergerakan (Volatilitas) Harga Komoditas Pangan

Saat ini, pergerakan harga komoditas pangan

pokok pada kondisi pandemi Covid-19 dan juga menjelang HBKN (Bulan Ramadhan dan Idul Fitri) menjadi perhatian serius pemerintah.

Hal ini mengingat komoditas pangan melalui merupakan komoditas volatile food yang mempengaruhi tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia. Pergerakan inflasi yang mengarah pada suatu kenaikan yang mengkhawatirkan, dan akan mempengaruhi stabilitas perekonomian.

Menurut Firdaus (2020) bahwa ketika terjadinya gonjang-ganjing isu pangan tentunya akan mempunyai pengaruh politis yang besar.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, Maret 2020) diketahui bahwa inflasi bulan Maret 2020 sebesar 0,10% secara bulanan atau month on month (mom). Angka ini lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,28%

mom. Sementara inflasi tahun kalender adalah sebesar 0,76% dan inflasi tahunan tercatat sebesar 2,96% mom. Berarti inflasi tahunan di bawah 3%, yang artinya inflasi Maret 2020 cukup terkendali. Namun demikian, pemerintah perlu menjaga ketersediaan pasokan pangan untuk menjaga inflasi. Pasalnya, pada akhir minggu bulan ini, akan masuk bulan puasa.

Sementara menurut survei Pemantauan Harga Bank Indonesia (BI) pada minggu keempat Maret 2020, tercatat inflasi Maret 2020 sampai dengan minggu keempat secara tahun kalender sebesar 0,80% (ytd) dan secara tahunan sebesar 3,00%

(yoy). Penyumbang inflasi pada pekan keempat tersebut antara lain berasal dari kenaikan harga emas perhiasan dengan andil inflasi sebesar 0,05%, telur ayam ras dengan andil 0,03%, bawang bombay dengan andil 0,03%, gula pasir dengan andil 0,02%, nasi dan lauk pauk sebesar 0,01%, serta rokok filter dan rokok putih masing- masing dengan andil 0,01%. Sementara itu, ada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga sehingga menahan laju inflasi, yaitu cabai merah yang turun drastis dengan andil kepada deflasi sebesar 0,09% serta cabai rawit dengan andil 0,04%.

Bila dianalisis dinamika harga bulanan di tingkat konsumen komoditas pangan pokok yaitu:

beras, bawang merah, cabai merah, telur ayam

STABILISASI HARGA PANGAN POKOK

Dr.Ir. I Ketut Kariyasa

(4)

ras, daging ayam ras dan minyak goreng curah memberikan pergerakan harga yang beragam.

Komoditas Beras

Tabel 1. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Beras di Indonesia, Jan 2017-April 2020 (Rp/Kg)

Sumber: BKP (2020), diolah Penyajiannya

Gambar 1. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Beras di Indonesia, Jan 2018-April 2020 (Rp/Kg)

Secara khusus pada komoditas beras medium, pergerakan harga antar tahunnya cukup stabil.

Hal ini terlihat dari rataan nilai koefisien variasi dari tahun 2017-2020 (hingga bulan April) antara 0,51-1,60 persen. Bila dilihat dinamikanya, seperti dilihat pada Gambar 1, bahwa harga beras cenderung tinggi pada bulan Desember dan Januari (2018 dan 2019). Kondisi ini sesungguhnya merupakan siklus tahunan yang dipahami bahwa pada rentang bulan-bulan tersebut (Desember-Januari) merupakan masa paceklik karena merupakan masa setelah tanam padi Musim I (MH) dan menjelang panen MH.

Selanjutnya harga beras akan menurun lagi. Hal yang mesti diwaspadai adalah harga beras di Bulan Maret dan April 2020 cenderung meningkat dan lebih tinggi di bulan yang sama tahun 2018 dan 2019. Kewaspadaan akan pergerakan harga

ini patut dicermati, mengingat: (1) Musim panen raya yang belum mulai, dan akan terjadi sekitar Akhir April hingga pertengahan Mei 2020, (2) Terdapatnya kondisi pandemi Covid-19, dimana setiap orang membutuhkan ketersediaan beras yang cukup di rumah karena adanya pembatasan sosial skala besar, (3) Menjelang Musim Puasa (24 April 2020) , dan (4) Terdapatnya HBKN Idul Fitri saat bulan Mei 2020. Namun dinamika peningkatan harga ini, optimis akan terbendung seiring dengan tibanya musim panen di Bulan Mei 2020. Untuk pergerakan harga beras saat ini, tampaknya tidak seekstrim ketika tahun 2018, dan secara besaran harga beras lebih rendah dibandingkan pada kondisi 2 tahun ke belakang.

Komoditas Bawang Merah

Tabel 2. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Bawang Merah di Indonesia, Jan 2017-April 2020 (Rp/Kg)

Sumber: BKP (2020), diolah Penyajiannya

Untuk komoditas bawang merah, dinamika harga antar tahunnya cukup stabil namun mulai hampir mengarah pada kurang stabil (relatif bervariasi).

Hal ini terlihat dari rataan nilai koefisien variasi dari tahun 2017-2020 (hingga bulan April) antara 5,37-15,46 persen (terutama pada tahun 2019). Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh BKP (2018) atas hasil analisisnya, bahwa jika CV <17% untuk pergerakan harga bawang merah masih dapat dikatakan stabil. Bila dilihat dinamikanya, seperti disajikan pada Gambar 2, bahwa harga bawang merah akan cenderung meningkat mulai Bulan Maret hingga Juni (2018 dan 2019). Pada tahun 2020, tren harga bawang merah menunjukan peningkatan dimana harga pada Bulan Januari sebesar Rp 36.662/Kg, dan meningkat menjadi menjadi Rp 41.449/Kg pada Bulan April 2020 (Gambar 2).

(5)

NEWSLETTER

Gambar 2. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Bawang Merah di Indonesia, Jan 2018-April 2020 (Rp/Kg).

Cukup bervariasinya harga bawang merah di Indonesia disebabkan oleh panjangnya rantai pasok yang seringkali menjadi pemicu harga komoditas tinggi hingga ke tingkat konsumen.

Kondisi rantai pasok yang panjang, dapat menjadikan peluang setiap titik distribusi itu mengambil untung yang tinggi. Selain itu, rantai distribusi pasokan komoditas yang panjang juga membuat harga di tingkat petani rendah, namun melambung di tingkat konsumen. Untuk memangkas rantai pasok agar harga bawang merah yang dibeli konsumen stabil, Kementerian Pertanian berkoordinasi dengan beberpa pihak terkait seperti Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog sebagai lembaga stabilisator harga pangan agar dapat melakukan upaya intervensi pasar bawang merah (Sinar Tani, 2016). Selain memangkas rantai pasok, kepastian produksi komoditi bawang merah juga dilakukan. Hal ini diupayakan agar kondisi pasar tidak kekurangan pasokan yang dikhawatirkan akan terjadi kenaikan harga yang tidak dapat dijangkau konsumen. Terlebih pada saat Pandemi Covid-19, Rantai distribusi dari sentra produksi ke sentra konsumsi (pasar konsumen) harus terus dipantau dan diperhatikan. Tingkat kewaspadaan harus ditingkatkan mengingat kondisi harga yang cenderung meningkat dan besarannya dengan bulan yang sama tahun sebelumnya relatif lebih tinggi.

Untuk menjamin pasokan bawang merah selalu tersedia tiap saat, pemerintah juga saat ini mulai mengatur manajemen tanam. Biasanya petani bawang merah tanam pada Januari dan panen Maret, dan pada saat masa tanam inilah yakni bulan ketiga sampai bulan keenam (Maret-Juni)

pasokan menurun. Sebaliknya saat mulai bulan ketujuh, yaitu mulai panen maka harga anjlok.

Selain itu, pemerintah melalui Kementerian Pertanian juga secara sistemik mengembangkan bawang merah secara luas yakni dalam luasan minimal 1.000 hektar (ha) di wilayah sentra lain yang tersebar di Bima, Sumbawa, Tapin, Enrekang, Pesisir Selatan, Kampar, Nganjuk, Probolinggo dan lainnya.

Komoditas Cabai Besar Merah

Tabel 3. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Cabai Besar Merah di Indonesia, Jan 2017-April 2020 (Rp/Kg)

Sumber: BKP (2020), diolah Penyajiannya

Gambar 3. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Cabai Besar Merah di Indonesia, Jan 2018-April 2020 (Rp/Kg).

Untuk komoditas cabai besar merah, pergerakan harga antar tahunnya masih dipandang stabil (tidak berfluktuatif). Hal ini terlihat dari rataan nilai koefisien variasi dari tahun 2017-2020 (hingga bulan April) antara 9,05%- 24,39%.

Hal ini mengingat bahwa jika nilai CV <27%

untuk pergerakan harga cabai merah masih dapat dikatakan stabil (BKP, 2018). Bila dilihat dinamikanya, seperti disajikan pada Gambar 3, bahwa harga cabai merah besar akan cenderung meningkat mulai Bulan Februari hingga April pada tahun 2018, dan pada tahun 2019 peningkatan

(6)

harga yang tinggi justru terjadi pada bulan Mei hingga Juli. Pada tahun 2018, penanaman cabai umumnya pada Bulan Desember 2017, sehingga baru mulai panen di akhir bulan April 2018, sehingga pada bulan April harga cabai mulai turun. Sementara pada tahun 2019, menurut ACCI dan Asosiasi Petani Hortikultura Nasional (2019) bahwa kondisi lonjakan harga cabai merah yang terjadi sejak Lebaran 2019 (Lebaran Idul Fitri pada Tanggal 5 Juni) merupakan akumulasi dari penurunan minat menanam cabai petani dan gangguan tanam akibat kekeringan.

Petani Cabai melakukan tanampada Bulan Juli- Agustus 2019, sekalipun juga terkendala oleh ketersediaan lahan yang memiliki pasokan air yang mencukupi, sehingga volume produksi tidak akan maksimal. Pada tahun 2020, tren harga cabai merah besar menunjukan penurunan dimana harga pada Bulan Januari sebesar Rp 50.155/Kg, dan menurun menjadi Rp 35.225/Kg pada Bulan April 2020.

Komoditas Telur Ayam Ras

Untuk komoditas telur ayam ras, pergerakan harga antar tahunnya cukup stabil. Pergerakan harga setiap tahun menunjukan gerakan siklikal yang seirama. Hal ini terlihat dari rataan nilai koefisien variasi dari tahun 2017-2020 (hingga bulan April) antara 1,80-4,64 persen. Bila dilihat dinamikanya, seperti disajikan pada Gambar 4, bahwa harga telur ayam ras akan tinggi pada bulan-bulan saat Puasa Ramadhan, saat HBKN Idul Fitri, dan saat Hari Natal Bulan Desember. Pada tahun 2018, bulan Ramadhan jatuh pada bulan April/Mei dan Idul Fitri terjadi saat bulan Juni. Selanjutnya pada tahun 2019, bulan Ramadhan jatuh pada bulan Mei dan Idul Fitri terjadi saat bulan Juni. Pada bulan-bulan menjelang Ramadhan, hampir setiap tahunnya harga telur ayam ras juga sering meningkat yang disebabkan oleh permintaan telur yang semakin meningkat yang direspon oleh pedagang dengan meningkatkan harganya. Pada tahun 2020, tren harga telur ayam ras, menurun bulan Januari-Pebruari, dan meningkat mulai Maret- April seiring dengan datangnya bulan Suci Ramadhan juga diperkirakan hingga hari Raya Idul Fitri bulan Mei 2020. Harga telur ayam Ras pada bulan Januari 2020 sebesar Rp 25.495/

Kg, kemudian meningkat menjadi Rp 25.713/

Kg pada bulan Maret dan menjadi Rp 26.175/Kg pada bulan April 2020 (Gambar 4).

Tabel 4. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Telur Ayam Ras di Indonesia, Jan 2017-April 2020 (Rp/Kg)

Sumber: BKP (2020), diolah Penyajiannya

Gambar 4. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Telur Ayam Ras di Indonesia, Jan 2018-April 2020 (Rp/Kg).

Komoditas Daging Ayam Ras

Pada komoditas daging ayam ras, pergerakan harganya antar tahun juga cukup stabil.

Pergerakan harga setiap tahun menunjukan gerakan siklikal yang seirama dengan dengan pergerakan harga telur ayam ras. Hal ini terlihat dari rataan nilai koefisien variasi dari tahun 2017- 2020 (hingga bulan April) antara 0,65-5,81 persen.

Bila dilihat dinamikanya, seperti disajikan pada Gambar 5, bahwa harga daging ayam ras akan tinggi pada bulan-bulan saat Puasa Ramadhan, saat HBKN Idul Fitri, dan saat Hari Natal Bulan Desember. Pada tahun 2018, bulan Ramadhan jatuh pada bulan April/Mei dan Idul Fitri terjadi saat bulan Juni. Selanjutnya pada tahun 2019, bulan Ramadhan jatuh pada bulan Mei dan Idul Fitri terjadi saat bulan Juni. Pada bulan-bulan menjelang Ramadhan, hampir setiap tahunnya harga daging ayam ras juga sering meningkat yang disebabkan oleh permintaan daging ayam

(7)

NEWSLETTER

yang semakin meningkat yang direspon oleh pedagang dengan meningkatkan harganya.

Pada tahun 2020, tren harga daging ayam ras terus menurun bulan Januari hingga April, sebagai dampak pandemi covid-19 meskipun bulan Suci Ramadhan segera tiba saat bulan 2020. Harga daging ayam Ras pada bulan Januari 2020 sebesar Rp 34.667/Kg, kemudian menurun menjadi Rp 34.478/Kg pada bulan Maret dan menjadi Rp 34.132/Kg pada bulan April 2020 (Gambar 5).

Tabel 5. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Daging Ayam Ras di Indonesia, Jan 2017-April 2020 (Rp/Kg)

Sumber: BKP (2020), diolah Penyajiannya

Gambar 5. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Daging Ayam Ras di Indonesia, Jan 2018-April 2020 (Rp/Kg).

Komoditas Minyak Goreng Curah

Selanjutnya untuk komoditas minyak goreng curah, pergerakan harganya antar tahun juga cukup stabil. Pergerakan harga setiap tahun menunjukan gerakan yang tetap dari tahun 2017-2019. Hal ini terlihat dari rataan nilai koefisien variasi dari tahun 2017-2020 (hingga bulan April) antara 0,61-2,75 persen. Bila dilihat dinamikanya, seperti disajikan pada Gambar 6, bahwa harga minyak goreng curah akan tinggi pada bulan-bulan saat HBKN khususnya saat

Idul Fitri. Perubahan harga minyak goreng di tingkat konsumen yang cenderung meningkat, dari Januari 2020 hingga April 2020. Harga minyak goreng per Januari 2020 sebesar Rp 12.658/liter, dan meningkat menjadi Rp 12.996/

liter pada bulan Maret, serta menjadi Rp 13.078/

liter pada bulan April.

Tabel 6. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Minyak Goreng Curah di Indonesia, Jan 2017-April 2020 (Rp/Ltr)

Sumber: BKP (2020), diolah Penyajiannya

Gambar 6. Dinamika Harga Konsumen Bulanan Untuk Komoditas Minyak Goreng Curah di Indonesia, Jan 2018-April 2020 (Rp/

Ltr).

Strategi, Program dan Rencana Aksi

Untuk memenuhi kebutuhan pokok nasional, maka strategi yang harus dilakukan adalah terkait adanya pemecahan masalah yang kerap dihadapi dalam dalam pemenuhannya. Menurut Sulaiman et al. (2018), permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah: (1) Alih fungsi dan fragmentasi lahan pertanian; (2) rusaknya infrastruktur/jaringan irigasi; (3) semakin berkurangnya tenaga muda di pertanian, mahalnya upah tenaga kerja pertanian, dan kurangnya peralatan mekanisasi pertanian untuk mengatasinya; (4) masih tingginya susut hasil panen (losses); (5) belum terpenuhinya kebutuhan benih unggul bersertifikat dan pupuk

(8)

sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta belum memenuhi kriteris enam tepat; (6) lemahnya permodalan petani; dan (7) harga komoditas pangan seringkali jatuh pada saat panen raya dan sulit memasarkan hasil panen. Kegiatan Upsus padi khususnya dilaksanakan pada lahan sawah, lahan tadah hujan, lahan kering, lahan rawa pasang surut dan lahan rawa lebak.

Oleh karena itu, dalam rangka stabilisasi harga pangan terutama beras terutama pada saat kondisi pandemi wabah Covid-19 saat ini perlu terus diupayakan, sehingga gejolak harga beras di tingkat konsumen dapat teratasi. Meskipun harga beras sedikit mengalami peningkatan, namun stabilitasnya tetap terjaga. Gejolak harga pangan terutama beras umumnya seringkali terjadi di perkotaan besar. Dengan gejolak harga tersebut, seringkali memunculkan suatu upaya yang memaksa impor beras. Hal ini sungguh ironis, mengingat upaya memaksa impor beras disaat sedang panen raya. Ketika musim permintaan terhadap pangan dan terutama beras sebulan menjelang Hari Besar Keagamaan (Ramadhan dan Idul Fitri) tinggi, namun harga pangan terutama beras di tingkat konsumen yang relatif stabil sejak 2017-2019.

Dalam konteks supply chain komoditas pangan yang disusun oleh sejumlah entitas yang saling berinteraksi melalui pola interaksi, strategi dan program yang ditempuh adalah dengan

meminimalkan jumlah entitas yang terlibat dalam supply chain. Rantai pasok atau struktur distribusi yang panjang seringkali sebagai pemicu harga pangan tinggi hingga ke tingkat konsumen. Rantai pasok yang terlalu panjang, yang memberikan peluang setiap titik distribusi itu mengambil untung yang tinggi. Rantai pendistribusian pasokan komoditas pangan yang panjang juga membuat harga di tingkat petani rendah, namun melambung di tingkat konsumen. Oleh karena itu, strategi yang diambil pemerintah adalah memotong supply chain.

Program dan rencana aksi yang diperlukan untuk menjamin stabilisasi harga komoditas pangan, pemerintah saat ini dengan cara: (1) Menjamin stabilitas produksi pangan melalui program upaya khusus dan peningkatan produksi dengan strategi tanam saat off season, (2) Melakukan penyederhanaan rantai pasok atau sistem distribusi yang terus dilakukan baik dengan pembenahan sistemnya maupun dengan membentuk kelembagaan pemasaran TTI, dan (3) Peningkatan produksi pangan dengan cara intensifikasi usahatani dan perluasan areal tanam termasuk menerapkan teknologi off season dalam pertanaman bawang merah.

Dalam perspektif peningkatan produksi dengan strategi tanam saat off season, hal ini dapat terus ditingkatkan dengan mengintegrasikan teknologi tanam yang ada dengan hasil pengembangan potensi sumberdaya pengairan.

Badan Pusat Statistik (BPS) setiap awal bulan merilis data indikator ekonomi salah satunya adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) dan inflasi. Indeks Harga Konsumen (IHK) digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen.

Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa

SEKILAS APA ITU INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN INFLASI BAHAN MAKANAN

Sabarella

yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan atau pertumbuhan dari IHK. Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa dibandingkan bulan sebelumnya, sementara deflasi adalah kecenderungan turunnya harga barang dan jasa. Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang, dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum.

IHK dihitung hanya di daerah perkotaan (urban area), dengan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat, maka BPS mulai Januari 2020, pengukuran inflasi menggunakan IHK tahun dasar 2018=100, yang sebelumnya

(9)

NEWSLETTER

menggunakan tahun dasar 2012=100.

Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilaksanakan oleh BPS selama tahun 2018, sebagai salah satu bahan dasar utama dalam penghitungan IHK.

Komponen penyusun IHK antara lain (1) Paket Komoditas (diperoleh dari SBH) adalah sekelompok (sekeranjang) barang dan jasa pada umumnya dikonsumsi oleh masyarakat di suatu kota untuk periode tertentu. (2) Diagram Timbang (diperoleh dari SBH) adalah bobot/

nilai masing-masing jenis barang/ jasa yang termasuk dalam paket komoditas dibandingkan dengan sub kelompok/ kelompok/ total seluruh barang/ jasa. (3) Nilai Konsumsi Tahun Dasar (diperoleh dari SBH) adalah nilai konsumsi yang diperoleh berdasarkan Survei Biaya Hidup. (4) Harga Berjalan (diperoleh dari Survei Harga Konsumen, Survei Volume Penjualan Eceran Komoditas, Survei Harga Penunjang Lainnya) adalah harga yang diperoleh pada periode pencacahan (mingguan, dua mingguan, dan bulanan).

Beberapa perubahan mendasar dalam penghitungan IHK (2018=100) dibandingkan (IHK 2012=100), diantaranya (1) cakupan kota yaitu di 90 kota (34 ibukota provinsi dan 56 ibukota kabupaten/kota), yang sebelumnya di 82 kota. (2) Klasifikasi pengelompokan komoditas yaitu didasarkan pada Classification of Individual Consumption According to Purpose (COICOP) 2018, sebelumnya menggunakan COICOP 1999. Secara nasional pengelompokan komoditas terdiri dari 11 kelompok dan 43 sub kelompok. Konkordansi pengelompokan IHK (2012=100) yang sebanyak 7 kelompok, berubah menjadi 11 kelompok pada IHK (2018=100), terdiri dari : (1) kelompok makanan, minuman, dan tembakau; (2) kelompok pakaian dan alas kaki; (3) kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; (4) kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga; (5) kelompok kesehatan; (6) kelompok transportasi; (7) kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan; (8) kelompok rekreasi, olahraga dan budaya; (9) pendidikan;

(10) kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran dan (11) kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Semetara itu pencacahan Statistik Harga

Konsumen dilakukakan di pasar tradisional, pasar modern, outlet dan situs resmi di setiap kota. Data harga masing-masing komoditas diperoleh melalui wawancara langsung dari 3 atau 4 pedagang eceran setiap kota, yang dilakukan oleh petugas pengumpul data. Hasil pencacahan diinput oleh masing-masing daerah dengan aplikasi yang berbasis web (web entry).

Sebagai gambaran, dari 11 kelompok yang disajikan BPS setiap rilis data iHK dan inflasi, kelompok komoditas yang terkait dengan komoditas pertanian adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau.

Perkembangan indeks harga konsumen dan inflasi, berdasarkan data BPS bulan Maret 2020 menunjukkan adanya kenaikan harga komoditas secara umum. Hal ini ditunjukan dengan terjadinya inflasi umum sebesar 0,1 persen atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 104,62 persen pada Februari 2020 menjadi 104,72 pada Maret 2020. Seiring dengan haI tersebut indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok makanan, minuman dan tembakau juga terjadi kenaikan yaitu dari 106,90 pada Februari 2020 menjadi 107,01 pada Maret 2020 atau terjadi inflasi sebesar 0,1 persen. Bila dilihat penyusun kelompok ini, sub kelompok yang mengalami inflasi adalah sub kelompok makanan sebesar 0,01 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,17 persen dan sub kelompok rokok dan tembakau sebesar 0,70 persen. Sedangkan sub kelompok minuman beralkohol mengalami deflasi /penurunan harga sebesar 0,05 persen.

Terjadinya inflasi kelompok makanan pada bulan Maret 2020 sebesar 0,01 persen, menyebabkan kelompok makanan tersebut memberikan andil positif terhadap inflasi umum sebesar 0,03 persen. Bila ditelisik lebih jauh komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu: telur ayam ras dan bawang bombay masing-masing sebesar 0,03 persen; gula pasir sebesar 0,02 persen; bayam, kangkung, anggur, jeruk, bawang merah, rokok kretek filter, dan rokok putih masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi, yaitu cabai merah sebesar 0,09 persen; cabai rawit sebesar 0,04 persen; ikan segar, bawang putih, dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01 persen.

(10)

Memasuki April 2020, Kementerian Pertanian melakukan softlaunching ATM Pertanian di Kodim 0501/JBPS Kemayoran Jakarta Pusat. Soft launching ini dihadiri Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa.

Kegiatan yang digagas oleh Menteri Pertanian ini sebagai wujud kepedulian atas Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan keterbatasan akses pangan bagi masyarakat Pra Sejahtera dan masyarakat yang terdampak Covid-19.

Bantuan kali ini diberikan dengan mesin ATM, disebutnya ATM Pertanian Sikomandan.

Mesin ATM yang berfungsi membagikan beras gratis ini, akan di uji coba di Jabodetabek

berlokasi di 10 Kodim. Lokasi penempatan mesin ATM tersebut terdapat di Kodim 0501/Jakpus, Kodim 0502/Jakut, Kodim 0503/Jakbar, Kodim 0504/Jaksel, Kodim 0505/Jaktim, Kodim 0506/

Tangerang, Kodim 0509/Kab Bekasi, Kodim 0508/Depok, Kodim 0606/Kota Bogor dan Kodim 0621/Kab Bogor.

TNI mendapat kepercayaan untuk mengawal penyaluran beras ini, dimana Kodim melakukan koordinasi dengan kecamatan untuk mendapatkan data penerima bantuan. Untuk mengaksesnya, warga memerlukan kartu dari Bank Negara Indonesia (BNI) yang akan dibagikan di Kodim tempat mesin tersebut berada. Mesin tersebut memang diletakkan di Kodim agar proses penyaluran beras pada masyarakat berjalan tertib dan aman.

ATM beras SiKomandan ini dirakit oleh Balai Besar Mekanisasi Pertanian Badan Litbang Pertanian. Inovasi yang dilakukan di tengah Pandemi Covid-19 untuk memberi kemudahan bagi penerima bantuan dengan tetap menerapkan physical distancing. Dengan kartu ATM yang ditap ke mesin maka akan keluar beras sejumlah 1,5 kg per sekali tapping.

Kementan melalui Direktorat Jenderal Tanaman Pangan akan memasok beras setiap hari ke 10 Kodim yang ada di wilayah Jabodetabek. Jatah beras setiap hari sebanyak 1,5 ton per Kodim dan ini akan dimulai awal bulan Puasa dan beroperasi selama 2 bulan ke depan, kemudian akan dievaluasi jika pandemi virus Corona (COVID-19) masih berlangsung.

ATM PERTANIAN SIKOMANDAN

Rizky Purnama

Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang (BBPP Lembang) terletak di Jalan Kayu Ambon Nomor 82 Lembang Bandung.

BBPP Lembang memiliki tugas melaksanakan pelatihan fungsional bagi aparatur, pelatihan teknis dan profesi, mengembangkan model dan teknik pelatihan fungsional dan teknis di bidang pertanian bagi aparatur dan non aparatur

KUNJUNGAN KE BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN LEMBANG TERKAIT INTEGRASI APLIKASI KEHADIRAN

Hani HR

pertanian.

Pada Awal Maret 2020, kami beberapa pranata komputer pusdatin ditugaskan untuk mengunjungi BBPP Lembang terkait integrasi aplikasi kehadiran. Aplikasi Kehadiran yang dikelola oleh Biro OK dan Pusdatin merupakan salah satu aplikasi yang sudah mulai terintegrasi.

Aplikasi kehadiran ini merupakan salah satu aplikasi administrasi yang telah terintegrasi, Aplikasi Kehadiran telah langsung mengambil data pegawai dari SIM ASN, sehingga data pegawai tidak perlu diinputkan kembali pada aplikasi kehadiran, dan akan berubah otomatis jika ada perubahan pada aplikasi SIM ASN.

Berikut alur proses integrasi aplikasi administrasi:

Di BBPP Lembang, pada awalnya menggunakan mesin absensi yang Handkey (5 jari) dan laporan

(11)

NEWSLETTER

Aplikasi Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) adalah aplikasi yang digunakan untuk mengumumkan rencana umum pengadaan satuan kerja tahun berjalan atau di tahun mendatang. Penempatan aplikasi ini tidak seperti aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) yang diletakkan di masing-masing Kementerian/ Lembaga/ Daerah/

Instansi melainkan bersifat terpusat di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sehingga terkadang muncul kendala lagging aplikasi ketika aplikasi diakses secara bersamaan oleh pengguna secara massive.

SIRUP bisa diakses melalui url: sirup.lkpp.go.id dengan versi yang digunakan saat ini adalah aplikasi SIRUP V.2.3 dengan penambahan pengguna yaitu Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Telah disinggung sebelumnya bahwa terdapat perbedaan pada pengguna aplikasi SIRUP yaitu adanya penambahan pengguna aplikasi.

Penambahan pengguna aplikasi ini tentu saja mempengaruhi alur proses penggunaan aplikasinya. Bila pada aplikasi sebelumnya

proses penggunaan aplikasinya sebagai berikut, proses upload RKAKL dan pemaketan dilakukan oleh KPA yang dibantu oleh Admin RUP, kini berubah menjadi PA/KPA mengunggah dokumen RKAKL ke dalam aplikasi sirup kemudian mendelegasikannya ke PPK untuk dilakukan proses identifikasi paket dan melakukan proses melengkapi paket kemudian mengajukan kembali form paket yang sudah dilengkapi untuk diumumkan kepada PA/KPA.

SERBA - SERBI APLIKASI SIRUP V.2.3

Lilik W

Aplikasi ini mengakomodir kebutuhan PA/KPA serta PPK bukan hanya mengumumkan paket pengadaan saja sehingga proses pengadaan bisa dilaksanakan, tetapi juga perubahan data paket seperti revisi pengurangan atau penambahan anggaran bila dibutuhkan. Sehingga proses pengadaan dalam suatu instansi tetap bisa dilaksanakan meskipun terdapat perubahan pada data RKAKL.

kehadirannya belum terkoneksi langsung ke Pusat Kementan. Tapi, pada awal bulan Januari tahun 2020 BBPP Lembang telah membeli mesin absensi yang sama dengan mesin absensi Biro OK gunakan. Oleh karena itu, daftar kehadiran pegawai BBPP Lembang sudah mulai langsung terkoneksi ke Pusat (Biro OK sebagai penanggung jawab Absensi Kepegawaian).

Kami berdiskusi mengenai kendala-kendala yang ada selama menggunakan aplikasi absensi yang versi terbaru dengan Operator Absensi BBPP Lembang. Adapun kendalanya adalah terkadang data pegawai yang telah absen di mesin tidak terekam pada aplikasi online kehadiran, selain itu kendala kecil mengenai proses perizinan yang memerlukan komunikasi khusus kepada atasan sehingga memakan waktu lama jika atasan tersebut sedang tugas/ memiliki banyak pekerjaan. Dari hasil diskusi, sejauh ini BBPP Lembang jika ada kendala, operator absensi BBPP Lembang akan segera melapor ke admin kehadiran Pusat sehingga kendala

tersebut segera diatasi. Proses integrasi aplikasi kehadiranpun terlihat dari dapat terlihatnya laporan jumlah pegawai yang masuk, ataupun yang sakit atau Dinas Luar yang dapat langsung termonitor oleh Pejabat-pejabat yang terkait baik dari daerah ataupun Pusat.

Saran yang kami sampaikan pada operator absensi di BBPP Lembang adalah terkait diadakannya Layar monitor didekat mesin absen sehingga pegawai dapat langsung melihat datanya apakah sudah masuk atau belum ke aplikasi kehadiran secara online.

Dengan adanya kunjungan ke BBPP Lembang, kami dari pusdatin akan terus mengevaluasi penggunaan aplikasi kehadiran secara online agar dapat berfungsi dengan benar, baik untuk para pejabat dalam memantau kehadiran staff- staff nya , bagi operator kepegawaian dalam pembuatan lapoan kehadiran, cuti, sakit, izin, ataupun dinas luar serta dapat bermanfaat bagi seluruh pegawai lingkup Kementan.

(12)

2. PERTUMBUHAN PDB

• Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2020 mencapai Rp3.922,6 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp2.703,1 triliun.

• Ekonomi Indonesia triwulan I-2020 terhadap triwulan I-2019 tumbuh sebesar 2,97 persen (y-on-y), melambat dibanding capaian triwulan I-2019 yang sebesar 5,07 persen.

Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai Lapangan Usaha Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 10,67 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P)sebesar 3,74 persen.

• Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

• NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (terms of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

• NTP nasional April 2020 sebesar 100,32 atau turun 1,73 persen dibanding NTP bulan sebelumnya. Penurunan NTP dikarenakan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) turun sebesar 1,64 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,10 persen.

• Pada April 2020, NTP Provinsi Riau mengalami kenaikan tertinggi (1,66 persen) dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.

Sebaliknya, NTP Provinsi Kalimantan Barat mengalami penurunan terbesar (3,27 persen) dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.

• Pada April 2020 terjadi perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Indonesia sebesar 0,11 persen disebabkan oleh naiknya indeks di sepuluh kelompok penyusun IKRT, terutama Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya.

• Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional April 2020 sebesar 101,13 atau turun 1,72 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya.

1. INFLASI

• Pada April 2020 terjadi inflasi sebesar 0,08 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,80. Dari 90 kota IHK, 39 kota mengalami inflasi dan 51 kota mengalami deflasi.

• Inflasi tertinggi terjadi di Baubau sebesar 0,88 persen dengan IHK sebesar 103,16 dan terendah terjadi di Cirebon, Depok, dan Balikpapan masing-masing sebesar 0,02 persen dengan IHK masing-masing sebesar 102,74; 105,84; dan 103,27.

• Sementara deflasi tertinggi terjadi di Pangkalpinang sebesar 0,92 persen dengan IHK sebesar 102,31 dan terendah terjadi di Bogor dan Semarang masing-masing sebesar 0,02 persen dengan IHK masing- masing sebesar 105,93 dan 104,86.

Ilustrasi : Erlian Zakia Ayu Anggarani dari Pixabay SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK (BPS)

3. NTP

Gambar

Ilustrasi : kolibri5 dari Pixabay
Tabel 1. Dinamika Harga Konsumen Bulanan  Untuk Komoditas Beras di Indonesia, Jan  2017-April 2020 (Rp/Kg)
Gambar 2. Dinamika Harga Konsumen  Bulanan Untuk Komoditas Bawang Merah di  Indonesia, Jan 2018-April 2020 (Rp/Kg).
Tabel 4. Dinamika Harga Konsumen Bulanan  Untuk Komoditas Telur Ayam Ras di  Indonesia, Jan 2017-April 2020 (Rp/Kg)

Referensi

Dokumen terkait

Sistem sub struktur yang akan digunakan untuk bangunan Perpustakaan Kota Semarang adalah pondasi tiang pancang.. Untuk sistem super struktur perpaduan sistem rangka dan modulasi

Sedangkan hasil pupukan larva (Larval Culture) setelah dipanen clan diperiksa ternyata ada beberapa pupukan yang tidak menghasilkan larva yaitu sampel nomor 1844 clan 1693,

Berdasarkan kerangka analisis diatas dapat dilihat adanya pengaruh dari kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, Proporsi Komisaris dan ukuran komite audit

Setelah penulis melakukan survey awal dengan mendata nilai Askeb IV patologi pada mahasiswa tingkat III semester IV Prodi DIII Kebidanan STIKes Prima Nusantara

Penelitian tersebut mengeksplorasi beberapa faktor pendorong adopsi BIM diantaranya informasi kualitas dalam model, studi kasus, analisis manfaat dan biaya,

Menguasai teori organisasi publik, teori kebijakan publik, manajemen publik, pelayanan publik dan administrasi pembangunan sehingga mampu menghasilkan desain dan

Tulisan ini bertujuan menganalisis korelasi kadar lignin dan berat jenis kayu terhadap nilai kalor arang dan kualitas destilat berupa arang dari enam jenis kayu asal

Dalam hal penjualan batubara dilakukan secara jangka tertentu (term), harga batubara mengacu pada rata-rata 3 (tiga) Harga Patokan Batubara terakhir pada bulan