• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 10 SAMPAI 12 TAHUN DI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 10 SAMPAI 12 TAHUN DI"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 10 SAMPAI 12 TAHUN DI

KAMPUNG BARU PONDOK CABE UDIK

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Nama : Sevia Rexmawati NIM : 2017820001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2021

(2)

i

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Skripsi, 04 Agustus 2021

Sevia Rexmawati (2017820001)

PENGARUH PERAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SD USIA 10 SAMPAI 12 TAHUN DI KAMPUNG BARU PONDOK CABE UDIK

xviii + 134 hal, 16 tabel, 2 gambar, 20 lampiran.

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh anak usia 10 sampai 12 tahun di kampung baru pondok cabe udik yang belum bisa menjaga kebersihan terutama pafa kebersihan diri. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran keluarga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak sd usia 10-12 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Adapun sumber data dari penelitian ini yaitu data-data factual dari lapangan baik yang berasal dari penyebaran angket maupun studi dokumentasi, data-data tersebut diperkaya dengan data yang bersumber dari beberapa referensi buku dan jurnal. Kegiatan penelitian ini di lakukan di RW 10, Kampung Baru Pondok Cabe Udik, yang terdiri dari tiga RT yaitu ; Rt.01,Rt.02,Rt,03. Penelitian ini menggunakan uji regresi sederhana untuk mencari pengaruh variabel X terhadap Y dengan teknik pengambilan sampel yaitu sampel jenuh (sensus). Analisis data menggunakan uji regresi dengan taraf signifikansi 0,05 dengan jumlah sampel 40 responden. Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh peran keluarga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak SD usia 10 sampai 12 tahun sebesar 95,7 %.

Kata Kunci : Keluarga,Peran Keluarga, PHBS, Anak SD

Daftar Pustaka 43 (2011-2020)

(3)

ii

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

(4)

iii

Skripsi dengan judul “Pengaruh Peran Keluarga Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Anak Sekolah Dasar Usia 10 Sampai 12 Tahun Di Kampung Baru Pondok Cabe Udik” yang ditulis oleh Sevia Rexmawati Nomor Pokok 2017820001 telah diujikan pada ...2021 diterima dan disahkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Mengesahkan,

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN Dekan,

Dr. Iswan, M.Si

Panitia Ujian Tanda Tangan Tanggal

Ismah, M.Si Ketua

……….. ………

Azmi AL Bahij, M.Si Sekertaris

……….. ………

Apri Utami Parta Santi, M.Si Pembimbing

……….. ………..

Dr. Ahmad Susanto, M.Pd ……….. ………..

Penguji-1

Dr. Sri Imawati, M.Pd ……….. ………..

Penguji-2

(5)

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Diterima dan disahkan oleh Komisi Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Nama : Sevia Rexmawati Nomor Induk : 2017820001

Judul Skripsi :Pengaruh Peran Keluarga Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Pada Anak Sekolah Dasar Usia 10 Sampai 12 Tahun Di Kampung Baru Pondok Cabe Udik Angkatan : 2017/2018

Pada Hari : ……….

Tanggal : ……….

……….

Ismah, M.Si.

Ketua

……….

Azmi Al Bahij, M.Si.

Sekertaris

……….

………

Dr. Ahmad Susanto, M.Pd.

Penguji-1

Dr. Sri Imawati, M.Pd.

Penguji-2

(6)

v

PAKTA INTEGRITAS Yang bertanda tangan di bawah ini :

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh dokumen/data yang saya sampaikan dalam skripsi ini adalah benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian dokumen/data terdapat indikasi penyimpangan/pemalsuan pada bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi dengan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian pakta integritas ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan dari siapapun juga, untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 04 Agustus 2021 Mahasiswa yang bersangkutan

Sevia Rexmawati

Nama : Sevia Rexmawati

Tempat/Tanggal Lahir : OKI, 12 Desember 1999 Fakultas/Prodi : Ilmu Pendidikan/ PGSD Nomor Pokok : 2017820001

Alamat Rumah : Dusun III,RT.009/003, Kel.Sedyo Mulyo, Kec. Mesuji Raya, Kab. Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

No. tlp/hp : 085766770493

Judul Skripsi : Pengaruh Peran Keluarga Terhadap Perilaku

Hidup Bersih Dan Sehat (phbs) Pada Anak

Sekolah Dasar Usia 10 Sampai 12 Tahun Di

Kampung Baru Pondok Cabe Udik.

(7)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK PENINGKATAN AKADEMIK Sebagai sivitas Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sevia Rexmawati

Nomor Induk Mahasiswa : 2017820001

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Ilmu Pendidikan

Jenis Karya : Skripsi.

Demi pengembangan ilmu pendidikan menyetujui untuk memberikan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta Hak Bebas Royality Non Eksklusif (Non Exclusive Royality Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PERAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SEKOLAH DASAR USIA 10 SAMPAI 12 TAHUN DI KAMPUNG BARU PONDOK CABE UDIK

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan ini hak bebas royality Fakultas Ilmu Pendidikan berhak menyimpan, menggali media, mengelola dalam bentuk perangkat data (data base), merawat dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/

pencipta dan sebagai hak cipta

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, 04 Agustus 2021

Sevia Rexmawati

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Bismillaahirrohmaanirrohiim,

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya, Ayahanda Katino dan Ibunda Fitriah serta Pakde Ahmad Konipan dan Bude Manggar Tri Kumala Sari yang sangat saya cintai dan hormati, apapun yang telah saya capai hari ini tiada lain atas kehendak-Nya melalui doa-doa dan ridho kalian yang selalu mengiringi setiap langkahku.

Teruntuk adik saya yang saya sayangi; Bagas Sidiq Shofiansyah serta sahabat-sahabat seperjuanganku kelas ASD angkatan 2017 yang selalu memberikan support dan doa atas keberhasilan ini.

Terima kasih untuk kalian semua, karena motivasi dan support kalian

saya dapat menyelesaikan skripsi ini

(9)

viii MOTTO

“BANYAK ORANG GAGAL DALAM KEHIDUPAN,BUKAN KARENA KURANGNYA KEMAMPUAN,PENGETAHUAN,DAN

KEBERANIAN,NAMUN HANYA KARENA MEREKA TIDAK PERNAH

MENGATUR ENERGINYA PADA SASARAN” -ELBERT HUBBARD

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim..Assalamualaikum wr.wb

Allhamdulilah puji Syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah sehingga peneliti dapat menyusun skripsi yang berjudul “ Pengaruh Peran Keluarga Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Pada Anak Usia 10 Sampai 12 Tahun Di Kampung Baru Pondok Cabe Udik”. Skripsi ini di buat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Selama penelitian dan penulisan skripsi ini banyak sekali hambatan yang peneliti alami,namun berkat bantuan,dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak,akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Peneliti beranggapan bahwa skripsi ini merupakan karya terbaik yang dapat peneliti persembahkan. Tetapi peneliti menyadari bahwa tidak menutup kemungkinan di dalamnya terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan. Penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan,bimbingan serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Iswan, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Jakarta.

(11)

x

2. Bapak Azmi Al Bahij, M.Si. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Ibu Apri Utami Parta Santi, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu,memberikan saran serta memberikan pengarahan dan meluruskan jalan pikiran peneliti dalam penyusunan yang telah memberikan motivasi dan arahan kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

4. Bapak Basrowi,S.Kom selaku kepala RW 10 Kampung Baru Pondok Cabe Udik yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

5. Orang tua ku tercinta Bapak Katino & Ibu Fitri serta pakde dan bude Bapak Ahmad Konipan & Ibu Manggar yang selalu memeberikan motivasi baik moral maupun materil dan tak henti memberikan semangat selama menempuh pendidikan serta doa kepada peneliti.

6. Teman-teman seperjuanganku Nurina, Nuraini, Grandi dwi, Eka septiana, yang telah memberikan bantuan,dukungan dan semangat kepada peneliti.

7. Teman-teman kelas ASD angkatan 2017 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih banyak atas support yang sudah diberikan.

8. Dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu

yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat

kepada peneliti dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

(12)

xi

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi yang membaca dan mempelajarinya.

Wassalamualaikum wr.wb

Jakarta,23 April 2021

Sevia Rexmawati

(13)

xii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

FAKTA INTEGRITAS ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

(14)

xiii BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ... 8

B. Kerangka Berpikir ... 46

C. Hipotesis Penelitian ... 48

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 49

B. Metode Penelitian ... 50

C. Variabel dan Definisi Operasional Variable ... 50

D. Populasi dan Sampel (Teknik Sampling)... 52

E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 54

F. Pengukuran dan Pengamatan Variabel Penelitian ... 54

G. Teknik Pengumpulan Data ... 56

H. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 64

B. Hasil Analisis Data ... 65

C. Interprestasi Hasil Penelitian ... 74

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 77

B. Saran... 77

(15)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 83

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Peran Keluarga/orang tua ... 22

Tabel 2.2 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (kebersihan diri) .. 41

Tabel 3.1Jadwal Kegiatan Penelitian ... 49

Tabel 3.2 Populasi Siswa Sekolah Dasar Usia 10-12 Tahun di Kampung Pondok Cabe Udik ... 52

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen ... 54

Tabel 3.4 Skor Jawaban Responden ... 56

Tabel.4.1 Data Responden ... 64

Tabel 4.2 Uji Validitas Kuesioner ... 66

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner ... 67

Tabel 4.4 Hasil Reliabelitas... 68

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas ... 69

Tabel 4.6 Hasil Homogenitas ... 70

Tabel 4.7 Hasil Uji Linieritas ... 70

Tabel 4.8 Uji Keberartian Regresi (Uji F) ... 71

Tabel 4.9 Koefisien Regresi Linier Sederhana ... 72

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi ... 73

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konsep Kerangka Berfikir ... 47

Gambar 3.2 Pengaruh Variabel Independen dan Dependen ... 52

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-1 (surat permohonan penelitian) ... 83

Lampiran-2 (surat balasan penelitian) ... 84

Lampiran-3 (surat pernyataan validasi) ... 85

Lampiran-4 (angket validasi) ... 86

Lampiran-5 (angket penelitian) ... 89

Lampiran-6 (hasil uji validitas variabel X (peran keluarga) ... 92

Lampiran-7 (hasil uji validitas variabel Y (PHBS-kebersihan diri) ... 93

Lampiran-8 (hasil reliabelitas) ... 94

Lampiran-9 (hasil uji normalitas) ... 95

Lampiran-10 (hasil uji homogenitas) ... 96

Lampiran-11 (hasil uji linieritas) ... 97

Lampiran-12 (hasil uji regresi sederhana) ... 98

Lampiran-13 (Koefisien Regresi Linier Sederhana) ... 99

Lampiran-14 (Koefisien Determinasi) ... 100

Lampiran-15 (kartu konsultasi bimbingan skripsi) ... 101

Lampiran-16 (kartu menyaksikan ujian skripsi) ... 103

Lampiran-17 (surat bebas plagiasi) ... 104

(19)

xviii

Lampiran-18 (dokumentasi) ... 105

Lampiran-19 (hasil uji penelitian) ... 108

Lampiran-20 (riwayat hidup)... 112

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Orang tua berperan dalam pendidikan, menjadi teladan bagi anak, memberikan saran dan meningkatkan anak untuk menjaga kebersihan diri setiap saat. Kemudian,menanamkan PHBS di lingkungan keluarga sejak dini dapat membangun keluarga yang sehat.

Saat melakukan aktivitas sehari-hari, orang tua adalah pendamping anak. Peran mereka sangat penting untuk pertumbuhan anak, memiliki pengaruh yang besar dan menentukan kualitas hidup masa depan, sehingga sikap anak sangat bergantung pada pola asuh.

Jika orang tua berperan aktif dan peduli terhadap kehidupan anaknya maka kelak anak akan baik-baik saja, namun jika orang tua tidak memperhatikan maka anak tidak akan tumbuh dengan normal. Maka, orang tua harus memahami dan memahami permasalahan anak usia sekolah yang sangat luas dan kompleks terutama dari segi kesehatannya.

Anak usia sekolah merupakan kelompok usia kritis, karena pada

usia tersebut mereka rentan mengalami gangguan kesehatan. Masalah

yang timbul pada anak usia sekolah bermacam-macam, namun

masalah yang biasanya muncul adalah masalah kesehatan secara

umum. Masalah umum yang dihadapi anak usia sekolah biasanya

(21)

terkait dengan masalah pribadi dan lingkungan, seperti menggosok gigi dengan benar, membersihkan diri, mencuci tangan dengan sabun, serta membersihkan kuku dan rambut.

Menurut hasil penelitian (Berliana, 2016), analisis sebaran responden didasarkan pada analisis peran orang tua dengan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Dari 50 responden dengan peran orang tua rendah, 41 siswa ( 75,9%) memiliki gaya hidup bersih dan sehat diklasifikasikan sebagai rendah. Kemudian menurut hasil penelitian (Wulandari 2018), orang tua sebagian besar siswa di SD Margasana Kecamatan Karamatwatu tidak berperan dalam pengajaran PHBS (47,6%).

Kurangnya peran orang tua saat mengajarkan PHBS kepada anak-anak, mungkin karena orang tua sibuk dengan pekerjaan, atau mungkin karena budaya yang buruk selama bertahun-tahun di lingkungan rumah atau daerah tempat tinggal, seperti kebiasaan buang air besar di sungai dan membuang sampah sembarangan. Banyak kasus yang terjadi di daerah pedesaan dekat sungai. Hal ini akhirnya menjadi kebiasaan anak meniru orang tua atau orang di lingkungannya.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, ternyata masih

banyak orang tua dan anak yang kurang memahami bagaimana

berperilaku hidup bersih dan sehat. Kemudian pada situasi dan kondisi

yang tidak baik saat ini akibat terjadinya pandemi virus COVID 19 maka

sebaiknya dapat menjaga kesehatan dan kebersihan diri dengan baik.

(22)

Pada saat peneliti melakukan observasi di Kampung Baru Pondok Cabe Udik, Rw 10, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Masih terlihat banyak anak yang kurang memperhatikan kebersihan dan kesehatan di lingkungan rumah khususnya kebersihan diri.

Misalnya, kuku yang panjang, kebiasaan tidak menggosok gigi, rambut yang kotor, pakaian yang bau akibat keringat serta tubuh yang terlihat kotor.

Selain itu, beberapa orang tua nampaknya masih mengabaikan anaknya saat membuang sampah sembarangan. Oleh karena itu, peneliti berharap dapat memahami sejauh mana peran keluarga mempengaruhi PHBS pada anak sekolah dasar usia 10 sampai 12 tahun di kampung baru pondok Cabe Udik, Rw 10, Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten.

Begitu pentingnya kebersihan menurut islam, sehingga orang yang menjaga kebersihan atau membersihkan diri akan dicintai oleh Allah SWT, tujuannya adalah agar manusia hidup bahagia. Melalui hidup sehat dan bersih, kita dapat terhindar dari segala macam penyakit, Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 222 :

ِن َّ ٱ َِّ ُح ب ُّ ٱ ّنُّ َّٰ بِيِ َ ُح ب ُّ ّي ٱ ّنُّ َطَِّّّ ن َ ٢٢٢ Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang

bertaubat dan orang – orang yang mensucikan diri”(Al-

Baqarah : 222).

(23)

B. Identikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat didefinisikan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Peran orang tua terhadap PHBS tergolong rendah.

2. Anak belum bisa menerapkan PHBS dan menjaga lingkungan dengan baik.

3. Masih terlihat banyak anak yang kurang memperhatikan kebersihan dan kesehatan di lingkungan rumah khususnya kebersihan diri.

4. Orang tua kurang memperhatikan anak yang masih membuang sampah sembarangan di lingkungan rumah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, mengingat kendala waktu, kemampuan, tenaga dan biaya penulis, tidak semua masalah akan dibatasi. Oleh karena itu, peneliti membatasi :

1. Penelitian ini dibatasi untuk anak-anak usia 10 sampai 12 tahun di Kampung Baru Pondok Cabe Udik, Rw 10 ,Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten.

2. Penelitian ini hanya membahas tentang peran orang tua dan

kebiasaan anak dalam menjaga kebersihan diri.

(24)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh peran keluarga terhadap PHBS pada anak sekolah dasar di Kampung Baru Pondok Cabe Udik, Rw 10 ,Kec. Pamulang,Kota Tangerang Selatan, Banten ?

2. Berapa besar pengaruh peran keluarga terhadap PHBS pada anak sekolah dasar di Kampung Baru Pondok Cabe Udik, Rw 10 ,Kec.

Pamulang,Kota Tangerang Selatan, Banten?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh peran keluarga terhadap PHBS pada anak sekolah dasar usia 10 sampai 12 tahun di kampung baru Pondok Cabe Udik.

2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh peran keluarga terhadap

PHBS pada anak sekolah dasar di kampung baru Pondok Cabe

Udik, Rw 10 ,Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten

sebelum dan sesudah diterapkannya PHBS tersebut.

(25)

F. Manfaat Penelitian.

1. Manfaat teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahun dan informasi tentang pengaruh peran keluarga terhadap PHBS pada anak usia 10 sampai 12 tahun.

2. Manfaat praktis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahun tentang kesehatan di lingkungan rumah dan meningkatkan keterampilan anak dalam menjaga kebersihan diri.

a. Untuk orang tua

Hal ini dimungkinkan untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang pentingnya peran orang tua dalam menjaga perilaku bersih dan sehat anak demi menjaga kesehatan sehari-hari dan menyadarkan orang tua akan pentingnya kebersihan anak.

b. Bagi anak

Pemberian informasi kepada anak-anak tentang

pentingnya PHBS supaya terhindar dari penyakit dan

meningkatkan kesadaran anak untuk membiasakan diri dengan

PHBS dalam kehidupan sehari-hari di rumah, dan pemahaman

di sekolah.

(26)

c. Bagi peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengalaman dan

pengetahuan dalam melakukan penelitian ini. Dan semakin

memahami pentingnya peran lingkungan keluarga terhadap

PHBS pada anak sekolah dasar usia 10 sampai 12 tahun di

kampung pondok cabe udik.

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Fatmawati (2016: 26) mengartikan bahwa keluarga adalah lingkungan primer bagi setiap anak. Dalam keluarga ini, anak-anak dirangsang dan dikembangkan melalui perkembangan biologis dan pengembangan pribadi. Sadulloh (2015: 186) berpendapat bahwa keluarga adalah bentuk sosial kecil yang terdiri dari beberapa individu yang berhubungan dengan keturunan, yaitu persatuan antara orang tua dan anak yang belum menikah. Anggotanya bersatu dan berkomitmen untuk kepentingan dan tujuan bersama.

Soelaeman dalam Shochib (2010: 17), bahwa keluarga adalah sekelompok orang yang tinggal bersama di satu tempat, setiap anggota keluarga merasakan hubungan batin, pengaruh timbal balik, dan perhatian.

Keluarga adalah bidang utama pendidikan anak-anak.

orangtua. Orang tua berperan penting dalam perkembangan

kepribadian anak, terlepas dari apakah Kepribadian seorang

(28)

anak sangat bergantung pada pendidikan dan bimbingan yang ia terima dari orang tuanya sejak ia masih kecil, karena dalam keluarga anak tersebut akan mendapatkan pendidikan sebelum mengenyam pendidikan lain. Misalnya pendidikan formal yang bisa diterima anak di masa depan.

Sulistyowati (2012: 38), mendefinisikan bahwa keluarga adalah komunitas pertama di mana manusia mempelajari konsep baik dan buruk, benar dan salah sejak usia dini. Dengan kata lain, seseorang menjadi sebuah keluarga karena memahami lingkungan belajar tentang nilai-nilai atau akhlak, dan karena nilai-nilai yang dianut seseorang akan tercermin pada karakternya, maka proses pendidikan karakter pun dimulai. Keluarga terbentuk sebagai hasil dari hubungan perkawinan antara suami istri yang hidup bersama dan dilindungi serta dinikmati oleh Allah SWT (Djarmah,2014 : 45).

Menurut Fakhrudin (2011: 153), anak dilahirkan dalam

keadaan suci. Lingkungan keluarga dan anak akan

mempengaruhi dan membentuk kepribadian, tingkah laku dan

kecenderungan mereka sesuai dengan bakatnya masing-

masing. Namun yang terpenting adalah pengalaman masa

kecilnya, yang bersumber dari suasana kekeluargaan dimana

ia tinggal. Khabar (hadits) nabi sallallaahu'alaihi wa sallam

berisi bahwa gelar anak pada saat lahir lebih tinggi dari orang

(29)

yang aman dan sehat, dan dia selalu diperlakukan dengan baik.

Oleh karena itu, ketika ajaran yang baik hati diperkenalkan kepada seorang anak, dia akan langsung menerimanya dengan mudah. Karena Allah SWT telah menentukan fitrah setiap anak, dan selalu mendapatkan kebaikan sesuai fitrahnya. Jika menyimpang dari keadaan kesehatan, perilaku anak akan menjadi tidak normal, dan dapat ditentukan bahwa ada kesalahan dalam melindungi fitrah keselamatannya.

Anak akan meniru kebiasaan yang dilakukan sehari-hari dalam kehidupan keluarganya. Bukan hanya berbicara, tetapi juga meluas ke hal-hal selain bahasa dan segi tingkah laku, anak akan menyerap pola tingkah laku secara umum dan kemudian melakukan tingkah laku tertentu.

Maka dari itu, keluarga merupakan salah satu kelompok kelembagaan terkecil yang terdiri dari orang tua dan anak, orang tua dan anak berada dalam satu keluarga karena hubungan darah. Keluarga merupakan lingkungan hidup primer setiap anak, oleh karena itu dalam lingkungan keluarga anak harus memperoleh pendidikan karakter dengan baik.

Wulandari (2018 : 230), menyatakan bahwa keluarga

merupakan sebuah lingkungan pertama. Keluarga juga bisa

disebut kelompok utama, bahkan bapak dan ibu juga disebut

sekolah pertama anak untuk memahami tingkah laku dan

(30)

kehidupan anak guna membentuk karakter masa depan mereka. Dalam keluarga ini, orang tua akan bercermin seperti anak-anak, sehingga orang tua dituntut untuk berperilaku baik di depan anak-anaknya. Anak akan belajar banyak hal dari orang dewasa di sekitarnya, karena sifat anak terutama di masa keemasannya adalah mudah dan tertarik mengikuti atau meniru hal-hal yang sering dilihatnya. Namun masih banyak orang tua yang belum mempengaruhi perilaku anaknya, terutama PHBS yang sangat disayangkan.

Arianto, Shaluhiyah, dan Nugraha (2014: 131) mengemukakan bahwa orang tua adalah tempat sosial utama seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain. Seseorang tidak hanya belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang tua, tetapi juga belajar berkomunikasi dengan semua anggota keluarga lainnya, kita dapat mengamati komunikasi antara orang tua dan anggota keluarga lainnya.

Menurut Fuad Ihsan dalam Wahyudi (2014 : 294), Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan terpenting dalam masyarakat, karena manusia lahir dan besar dalam keluarga. Bentuk dan cara pengasuhan keluarga selalu mempengaruhi tumbuh kembang setiap orang dan kepribadian.

Pendidikan keluarga yang diterima akan menjadi dasar

pendidikan sekolah lanjutan bagi anak-anak.

(31)

Roesminingsih dalam Wahyudi (2014: 290) menyatakan bahwa keluarga sebagai institusi pendidikan memiliki kriteria sebagai berikut:

1) Sebagai pendidik pertama

Seorang anak, dia akan dididik oleh keluarganya.

Sebagai pendidikan dasar, artinya pendidikan yang diberikan oleh keluarga adalah pendidikan dasar bagi anak.

Oleh karena itu, keluarga memberikan landasan pendidikan bagi anak-anak agar mereka dapat berkembang lebih jauh.

2) Sebagai pendidik utama

Pendidikan yang diberikan oleh keluarga sangat penting karena anak paling banyak menghabiskan waktu di lingkungan keluarga dibandingkan dengan institusi lain.

Karena keluarga memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan anak.

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan sistem sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan setiap keluarga memiliki perannya masing-masing. Anak ini adalah anak dari keluarga bahagia.

Ketika anak mulai memahami bahasa, mereka akan berpikir

kritis tentang banyak hal. Pertanyaan dari anak-anak harus

(32)

dijawab dengan jawaban yang jujur dan memuaskan.

Pendidikan kejujuran dan moral anak dimulai oleh orang tua di rumah. Ini bisa membentuk karakter anak di masa depan.

b. Fungsi Keluarga

Menurut BKKBN (2013) dalam Wijayanti (2019: 17-18), terdapat delapan bentuk fungsi keluarga yaitu:

1) Fungsi keagamaan

Keluarga memiliki fungsi agama, artinya selain sebagai orang tua atau guru pendidikan anak, orang tua juga menjadi ahli agama. Orang tua menggunakan peran religius ini untuk membaca Alquran untuk membentuk keyakinan anak-anak mereka.

2) Fungsi sosial budaya

Fungsi sosial budaya, artinya sebagai anak tumbuh besar, keluarga berperan penting dalam menanamkan perilaku yang berhubungan dengan orang lain (sosialisasi), dan keluarga juga memberikan warisan budaya. Dari sini terlihat bahwa keluarga dianggap paling penting.

Masyarakat primer. Sebagai ciri khas suatu negara,

warisan budaya harus dilindungi, salah satu bentuk

perlindungannya adalah melalui pendidikan bagi generasi

muda.

(33)

3) Fungsi cinta dan emosi

Pertumbuhan seorang anak tidak terlepas dari pengaruh keluarga, peran keluarga dalam pembentukan kepribadian anak begitu terkonsentrasi sehingga salah satu fungsi keluarga adalah cinta kasih. Cinta dan perhatian penuh orang tua akan membawa anak-anak dalam perkembangan positif yang luar biasa. Anak akan merasa puas secara emosional.

4) Fungsi pelindung

Perkembangan anak membutuhkan keamanan, kasih sayang dan perhatian orang lain. Keluarga adalah tempat pengaduan, mengakui kesalahan, dan tempat berlindung bagi anak.

5) Fungsi reproduksi

Keluarga adalah sarana bagi manusia untuk secara legal menyampaikan keinginan seksual untuk orang lain (jenis kelamin berbeda), sehingga manusia dapat terus hidup karena memiliki fungsi biologis dan dapat melahirkan keturunan berupa anak.

6) Fungsi sosialisasi dan pendidikan

Dalam proses mendidik anak sejak awal hingga

anak tumbuh besar, keluarga memegang peranan penting

(34)

dalam membentuk karakter yang baik untuk memasuki kehidupan masyarakat yang sebenarnya.

7) Fungsi ekonomi

Salah satu cara dalam menjalankan fungsi ekonomi ini sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga dapat berbagi kerangka keluarga, misalnya ayah adalah kebutuhan akan uang dan ibu adalah kebutuhan keluarga. Bertanggung jawab dalam mengasuh anak Meskipun banyak ibu telah terjun ke dunia kerja, namun tidak lepas dan lupa akan kewajiban mengasuh anak.

8) Fungsi lingkungan

Segala bentuk perilaku yang dilakukan oleh anggota

keluarga pada awalnya dilakukan dalam keluarga. Anak-

anak atau anggota keluarga harus merefleksikan

bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan,

menjaga lingkungan dengan baik untuk membantu

kelangsungan hidup, dan dapat melindungi lingkungan

melalui hal-hal kecil seperti pembersihan lingkungan dan

penanaman pohon. Langkah tepat untuk lingkungan yang

berkelanjutan.

(35)

c. Peran Keluarga/Orang tua

Menurut Augustin (2015: 52), keluarga memiliki peranan penting dalam semua norma dan etika yang berlaku pada masyarakat dalam mengasuh anak, dan budaya ini dapat diwariskan dari orang tua kepada keturunan yang menyesuaikan dan mengembangkan masyarakat. Keluarga memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga perlu ditanamkan pendidikan moral keluarga pada setiap orang sejak dini. Namun, selain tingkat pendidikan, moral pribadi juga menjadi standar untuk mengukur sukses tidaknya pembangunan.

Peran dan tanggung jawab orang tua terkait pengasuhan anak dalam keluarga melampaui bentuk pengembangan karakter, kualifikasi, dan pendidikan sosial, seperti membantu, menjaga kebersihan rumah, serta menjaga kesehatan dan kesetaraan keluarga. Cara mendidik anak juga dapat dicapai melalui kesadaran keluarga, yaitu mereka adalah anggota keluarga. Dia memiliki orang tua, saudara kandung. Bahkan dalam keluarga ini, nenek, kakek dan kerabat lainnya harus dihormati.

Orang tua berperan penting dalam membantu anak

menjalankan aktivitas sehari-hari untuk menjaga kesehatan

pribadinya. Di sini, orang tua adalah guru utama yang

(36)

mengasuh anak-anaknya. Sebagai orang tua, mereka harus memperhatikan pertumbuhan dan pengetahuan anak-anaknya.

Namun jika pola asuh yang salah dan orang tua tidak memperdulikan pengetahuan anaknya, maka akan berdampak buruk. Oleh karena itu, sebagaimana orang tua mengasuh anak dengan memanjakannya, anak akan tetap mengandalkan orang tuanya daripada menjadi orang tua sendiri tanpa bantuan orang lain. (Suciwati & Noer aini, 2016).

Ketika anak masih sangat kecil, orang tua harus mulai membentuk karakter dan perilaku anak, Karena apa yang orang tua ajarkan sejak usia dini akan sangat mempengaruhi perilaku anak di masa depan. Kemudian, Jika orang tua berhasil mendidik anaknya, maka anaknya akan tumbuh besar, begitu pula sebaliknya. Jika orang tua tidak mengajarkan atau peduli pada PHBS, maka anak tidak akan peduli dengan kesehatan dan lingkungannya.

Maryunani dalam Suciwati (2016: 2) menunjukkan bahwa banyak anak yang sakit saat ini karena kurangnya pengetahuan kebersihan diri. Oleh karena itu, masalah harus segera diselesaikan dan tindakan penanggulangan harus dilakukan secepat mungkin. Pemerintah Republik Indonesia kini merumuskan "Kebijakan Kesehatan Indonesia 2025".

Salah satu harapan pemerintah dengan kebijakan ini adalah

(37)

memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan memperoleh jaminan kesehatan, meskipun masyarakat terlindungi dalam kesehatan dasarnya.

Suciwati dalam Armuniati (2016: 2), bahwa perilaku sehari-hari orang tua akan berdampak pada anak, salah satunya adalah PHBS yang dilakukan oleh keluarga. Anak usia sekolah memiliki kebiasaan yang dibudidayakan dalam keluarga. Kebiasaan tersebut antara lain menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur, menutup mulut dan hidung saat bersin dan batuk, mencuci tangan secara teratur setelah sarapan pagi, pergi ke toilet dan makan, minum susu dan tidur teratur selama 24 jam dalam waktu 7 jam. Hingga 8 jam, lalu konfirmasi identitas Anda. Makanan yang baik untuk kesehatan. Menurut penelitian Graha dalam Rompas (2018: 2), orang tua berperan penting dalam pendidikan, menjadi panutan bagi anak, memberikan nasehat dan mengingatkan anak untuk selalu menjaga kebersihan diri.

Green dalam Rihiantoro (2016: 162) mengemukakan

bahwa perilaku kesehatan anak dipengaruhi oleh berbagai

faktor pendukung, Salah satunya pendukungnya yaitu peran

orang tua, karena menggambarkan rangkaian perilaku

interpersonal berdasarkan karakteristik tertentu. Peran orang

(38)

tua terbagi menjadi empat macam, yaitu: sebagai pendidik, motivator, panutan (role model) dan fasilitator.

Apabila peran-peran tersebut dilakukan dengan benar, maka akan mendorong anak-anak untuk menjaga kebersihan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, di PHBS, orang tua berperan besar dalam mengawasi anaknya.

Kemudian menurut Widiyaningsih dalam Rompas (2018:

2), peran orang tua bagi anak adalah selalu mengingatkan mereka akan kebiasaan hidup bersih dan sehat, dan orang tua harus memiliki kemampuan menjadi panutan atau panutan yang baik. Selain berperan sebagai panutan, orang tua juga harus mengawasi dan memastikan agar anaknya dapat menggunakan PHBS dengan benar. Hal ini karena semakin baik orang tua memperlakukan anaknya maka kehidupan anaknya akan semakin bersih dan sehat.

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa

orang tua memegang peranan penting dalam perkembangan

fisik dan kesehatan anaknya. Orang tua rela berkorban demi

kebahagiaan anaknya, membimbing anaknya dan memberikan

teladan dalam segala hal agar anaknya bisa menjadi lebih baik

dan menjadi anak yang hidup sehat.

(39)

d. Faktor yang mempengaruhi peran keluarga

Peran orang tua dalam mendidik anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut penelitian Friedman dalam Novrinda (2017: 42), faktor yang mempengaruhi yaitu:

1) Status sosial yang bergantung pada berberapa faktor seperti pendidikan, pekerjaan dan pendapatan.

2) Bentuk keluarga.

3) Faktor pada tahap perkembangan keluarga dan indikator Peran Keluarga/Orang tua.

Green dalam Rihiantoro (2016: 162) mengemukakan bahwa perilaku kesehatan anak dipengaruhi oleh berbagai faktor pendukung, Salah satunya pendukungnya yaitu peran orang tua, karena menggambarkan rangkaian perilaku interpersonal berdasarkan karakteristik tertentu. Peran orang tua terbagi menjadi empat macam, yaitu: sebagai pendidik, motivator, panutan (role model) dan fasilitator.

1) Sebagai pendidik.

Peran orang tua dalam pendidikan anak-anaknya

sangat penting, karena anak telah memperoleh

kesinambungan nilai yang baik yang diajarkan di sekolah

melalui orang tua. Partisipasi orang tua dan keluarga

terhadap pendidikan anak telah menjadi pelengkap mutlak

(40)

nilai-nilai pendidikan sekolah, karena pendidikan anak (khususnya pendidikan moral) harus memasukkan faktor emosi dan hati nurani serta dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kekuatan

Peran orang tua adalah menjadi motivator atau motivasi segala sesuatu. Peran orang tua adalah membimbing, mendukung dan menggugah semangat anak untuk melakukan berbagai hal di rumah. Pada dasarnya, jika anak didorong oleh teman dekat seperti orang tua dekat dan anggota keluarga, anak akan termotivasi untuk melakukan sesuatu.

3) Role model (panutan)

Sebagai teladan bagi anak-anaknya, orang tua harus memimpin dengan memberi contoh atau berperilaku baik. Orang tua berperan penting dalam menanamkan moralitas, etika, estetika, nilai-nilai budi pekerti yang baik dan melaksanakan pendidikan yang didasarkan pada pembinaan karakter anak agar dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

4) Fasilitator

Peran orang tua sebagai fasilitator adalah

mempersiapkan atau memenuhi segala kebutuhan

(41)

anaknya. Untuk menjaga kebersihan diri anak, orang tua memberikan fasilitas kepada anak seperti alat kebersihan diri, perlengkapan mandi, produk kebersihan tubuh, pembersih lingkungan rumah tangga dan alat pembersih lainnya untuk menunjang PHBS anak. Orang tua sebagai fasilitator juga dapat mempengaruhi PHBS anak.

Tabel 2.1

Indikator Peran Keluarga/Orang tua

Variabel Aspek Indikator

Peran

Keluarga/Orang tua

Sebagai Pendidik Mendidik tentang cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan

Membimbing dan

mengingatkan untuk selalu menjaga kebersihan

Motivator Memberikan Pengertian tentang pentingnya menjaga kebersihan diri.

Memberikan Apresiasi Role Model

(Panutan)

Memberikan anak beberapa contoh bagaimana

memelihara kebiasaan higienitas yang baik dan benar.

Fasilitator Orang tua memfasilitasi alat dan perlengkapan kebersihan anak

Sumber : Green dalam Rihiantoro (2016 : 162)

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

a. Pengertian PHBS

Menurut Notoatmodjo dalam Kadiyono (2019: 1), PHBS

merupakan serangkaian perilaku berbasis kesadaran belajar

(42)

dapat membantu masyarakat berperan dalam bidang kesehatan dan berperan aktif dalam pencapaian kesehatan masyarakat.

Menjaga kesehatan serta kebersihan mengacu pada perilaku yang dijaga, dilindungi, dan tingkatkan kesehatan untuk menjaga semua perilaku diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. PHBS seseorang sangat erat kaitannya dengan peningkatan kesehatan individu, keluarga, komunitas dan lingkungannya. (Kadiyono, 2019).

Nur adliani (2015: 110) mengemukakan bahwa memiliki tubuh yang sehat adalah kondisi yang sangat ideal. WHO mengartikan kesehatan sebagai kondisi yang ideal karena bebas penyakit dan dapat hidup sejahtera. Pencapaian derajat kesehatan yang baik tidak membedakan jenis kelamin, keyakinan agama, dan tingkat sosial ekonomi. Ini hak setiap orang.

Kemudian menurut Subrayan (2020: 10), pola hidup sehat merupakan kebiasaan yang membutuhkan kesabaran dalam memberi nama setiap anak dan harus dimulai secepatnya.

Semua anak Indonesia juga berhak atas hidup sehat dan akses

ke layanan kesehatan yang layak. Dengan mengikuti pendidikan

kesehatan PHBS, seseorang dapat memperoleh jiwa yang

sehat. Pendidikan kesehatan PHBS merupakan salah satu

perilaku yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat yang

(43)

didasarkan pada kesadaran kesehatan untuk mencegah penyakit dan secara aktif melaksanakannya. Ciptakan lingkungan yang sehat melalui olah raga teratur, perkelahian, istirahat dan gaya hidup yang baik.

Menurut Notoatmodjo dalam Zitty A.R Koem (2015 : 291), setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau komunitas, PHBS menempati urutan kedua. Perilaku ini melibatkan pentingnya kebersihan pribadi, sikap terhadap penyakit atau masalah kesehatan lainnya.

Kemudian menurut Desak dalam Lina (2016: 94) pengaruh faktor perilaku terhadap kualitas kesehatan adalah 30% sampai 35%.

Oleh karena itu, kita perlu melakukan segala cara untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat agar dapat hidup sehat.

Menurut Notoatmodjo dalam lina (2016: 94), berbagai informasi tentang PHBS dan contoh langsung yang diberikan dalam bentuk tindakan praktek diharapkan siswa terus mempraktekannya. Selain itu, untuk mendukung proses tersebut diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk mewujudkan gaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian Perry dalam Upa (2020: 22) mengemukakan

bahwa kebersihan mengacu pada kotoran tanpa debu, bakteri

dan bau. Kebersihan melibatkan banyak aspek, termasuk

(44)

kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan. Kebersihan diri, disebut juga dengan personal hygiene, merupakan salah satu jenis perawatan diri yang bertujuan untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Kebersihan diri meliputi:

1) Kebersihan kulit.

Menurut Upa (2020: 68), mandi setiap hari bisa membersihkan kulit. Kemudian harus dilakukan secara rutin minimal dua kali sehari, dan air bersih serta sabun harus digunakan setiap saat. Selain itu, perlu mengganti pakaian bersih setidaknya sekali sehari.

2) Gigi dan mulut.

Untuk menjaga kebersihan mulut, disarankan untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari atau secara teratur setelah makan, kemudian sikat gigi dengan sikat gigi sendiri sebelum tidur. Dianjurkan juga untuk lebih sering memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi atau puskesmas setiap 6 bulan sekali.

3) Kebersihan rambut.

Kebersihan rambut bisa dilakukan dengan mencuci

rambut dua kali seminggu.Jika seseorang sering berkeringat

(misalnya setelah berolahraga atau setelah pulang kerja),

sebaiknya keramas sekali lagi. Kemudian harus mencuci

rambut dengan sampo atau pembersih lain agar rambut dan

(45)

kulit kepala tetap bersih. Namun sampo tidak hanya membersihkan rambut, tetapi juga merawat kulit kepala dan memberikan berbagai vitamin pada rambut, sehingga membuat rambut menjadi tebal dan berkilau.

4) Mata

Agar mata tetap bersih bisa menggunakan kain bersih yang lembut untuk membersihkan mata, usapkan kotoran yang ada di mata dari sudut dalam hingga sudut luar, agar mata selalu terjaga kebersihannya. Kemudian, pembersihan mata secara normal melalui air mata, kelopak mata dan bulu mata dapat mencegah benda asing masuk ke ke dalam mata. Untuk menjaga kesehatan mata, disarankan untuk makan sayur dan buah secara teratur dan tidak terlalu banyak menatap layar ponsel atau komputer, karena akan menyebabkan radiasi mata. (Upa, 2020: 68-69).

5) Hidung dan telinga.

Untuk membersihkan hidung dapat menggunakan

penyeka kapas, saputangan atau jaringan lunak yang bersih

untuk mengeluarkan sekresi hidung atau lendir hidung untuk

menjaga kebersihan rongga hidung. Selain menjaga

kebersihan hidung, penting juga untuk menjaga kebersihan

telinga, karena kotoran telinga atau debu yang menumpuk

akan mempengaruhi pendengaran. Kemudian untuk

(46)

menjaga kebersihan telinga dengan cara membersihkannya 1-2 kali dalam seminggu agar telinga tetap bersih. Saat membersihkan telinga, harap berhati-hati. Jangan memakai benda tajam (misalnya peniti), karena dapat menyebabkan cedera telinga atau peradangan. (Upa, 2020: 69).

6) Kaki dan kuku.

Agar kaki tetap terjaga bersih dan sehat, anda bisa menggunakan alas kaki yang lembut, aman dan nyaman untuk membersihkannya. Alas kaki yang dikenakan dapat mempengaruhi masalah pada kaki dan kuku. Selain itu, menjaga kebersihan kaki adalah dengan sering-sering mencuci kaki. Mencuci kaki secara teratur setelah berolahraga dan sebelum tidur. Dengan cara ini, kuku akan terlihat sehat dan bersih. Potong kuku minimal seminggu sekali atau dalam waktu yang lama. Saat memotong kuku, disarankan menggunakan gunting kuku. (Upa, 2020: 69).

7) Kebersihan alat kelamin

Untuk membersihkan alat kelamin dapat

menggunakan handuk yang lembut, kering, bersih dan tidak

berasa atau lembab. Kemudian, memakai pakaian dalam

yang mudah menyerap keringat. Mengganti pakaian dalam

setidaknya dua kali sehari. Bagi wanita, setelah buang air

kecil, alat kelamin harus dibersihkan dari depan ke belakang

(47)

agar bakteri di anus tidak masuk ke organ reproduksi. Bagi pria, sunat atau sunat dianjurkan untuk mencegah penyakit menular seksual dan mengurangi risiko kanker penis.

8) Dan kerapihan pakaian.

Kebersihan perlu dijaga. Sebagai bagian dari penampilan, kebersihan adalah kunci kepercayaan diri seseorang. Berikut ini lima cara menjaga kebersihan pakaian, yaitu: cuci secara teratur dan jangan menumpuk terlalu lama, rendam dalam air sabun untuk segera membersihkan noda pada pakaian, ganti pakaian setiap hari, sebaiknya simpan pakaian di lemari yang bersih dan kering serta hindari tempat yang lembab.

Menurut Perry dalam Upa (2020: 22), akibat kurangnya perhatian terhadap personal hygiene, biasanya timbul dua macam efek yaitu: efek fisik dan efek psikososial.

1) Efek fisik meliputi: penyakit fusi kulit, penyakit mukosa mulut, infeksi mata dan telinga, dan penyakit kuku.

2) Pengaruh psikososial meliputi: gangguan pada kebutuhan

akan kenyamanan, gangguan pada kebutuhan akan cinta

dan dicintai, hambatan kebutuhan harga diri, hambatan

realisasi diri, dan hambatan interaksi sosial.

(48)

Proverawati dalam Julianti (2018: 13), meyakini bahwa PHBS mencerminkan gaya hidup keluarga yang sehat dan selalu memperhatikan serta menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga. Definisi lain dari PHBS adalah melakukan segala perilaku kesehatan yang menjadi perhatian masyarakat agar dapat membantu dirinya sendiri di dinas kesehatan serta berperan aktif dalam kegiatan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan cara manusia untuk mencegah (mencegah penyakit atau gangguan kesehatan) dan mempromosikan (memperbaiki kondisi kesehatan), sehingga dapat dikatakan salah satu pilar

"Indonesia 2010 Health" (www.dinkes) .go .Indo ).

Hal ini ditekankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO), yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan

sosial sehingga produktif secara ekonomi dan sosial. PHBS

masih menjadi perhatian khusus pemerintah. Terlihat dari posisi

PHBS bahwa PHBS merepresentasikan peningkatan kesehatan

dan realisasi dari rencana Sustainable Development Goals

(SDGs) 2015-2030. PHBS merupakan strategi pencegahan yang

berdampak jangka pendek terhadap kesehatan tiga tingkat

regional yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat. (Sanussi,

2020).

(49)

Harapannya perilaku ini bisa dilakukan oleh semua golongan masyarakat, termasuk anak usia sekolah. Banyak faktor yang mempengaruhi PHBS seperti kebiasaan keluarga, lingkungan masyarakat, sekolah atau guru yang tidak memberikan teladan atau teladan, dan anak itu sendiri.

Kebiasaan yang terbentuk setiap hari tidak dapat meningkatkan kesadaran anak. Anak ini tidak dapat melakukan hal-hal atau perilaku yang diharapkan dari anak yang sehat, cerdas, dan ceria.

Kementerian Kesehatan dalam Kadiyono (2019: 24),

bahwa rencana pembangunan yang sehat telah dirumuskan

agar dapat mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, dan

produktif. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang

memperhatikan faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi

kesehatan, termasuk pola makan dan olahraga. PHBS dapat

diartikan sebagai rangkaian perilaku yang didasarkan pada

pembelajaran siswa, guru dan masyarakat sehingga dapat

secara mandiri mencegah penyakit dan meningkatkan

kesehatan, serta berperan aktif dalam menciptakan lingkungan

yang sehat. Perilaku sehat yaitu tanggapan seseorang pada

rangsangan yang berkaitan pada penyakit, sistem perawatan

kesehatan, makanan dan lingkungan.Oleh karena itu, perilaku

(50)

perawatan kesehatan ini secara kasar dapat dibagi menjadi dua kategori:

1) Perilaku orang sehat dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan. Oleh karena itu, perilaku tersebut adalah perilaku kesehatan, termasuk perilaku yang mencegah atau menghindari penyakit dan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh penyakit atau sebab (perilaku terbuka dan rahasia) (perilaku pencegahan) dan perilaku yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan (perilaku promosi).

2) Tindakan yang diambil oleh orang yang sakit atau memiliki kondisi kesehatan yang baik untuk mengobati atau menangani suatu masalah kesehatan. Perilaku ini termasuk tindakan yang harus dilakukan pada saat seseorang sakit atau memiliki gangguan kesehatan guna menyembuhkan dan menghilangkan gangguan kesehatan tersebut.

Menurut Notoadmodjo dalam Wulandari (2018: 230),

PHBS berkomitmen untuk meningkatkan pengetahuan, sikap

dan perilaku pribadi melalui saluran komunikasi terbuka,

memberikan informasi dan pendidikan untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku pribadi melalui kepemimpinan,

sehingga memberikan pengalaman belajar (Advocacy),

(51)

menciptakan suasana (social support) dan meningkatkan kekuatan masyarakat (empowerment).

b. Manfaat PHBS

Kementerian Kesehatan (2016 : 3), PHBS memiliki banyak manfaat, antara lain manfaat PHBS secara keseluruhan, manfaat PHBS di sekolah, manfaat PHBS di keluarga, manfaat dalam bekerja, dan manfaat di masyarakat.

1) PHBS umum

Secara umum manfaat PHBS adalah dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan dan kesehatan lingkungan. Melalui cara ini, masyarakat dapat mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan. Kemudian dengan penerapan PHBS pada masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup.

2) Manfaat PHBS di sekolah.

Kegiatan PHBS disekolah bertujuan agar siswa,

guru, dan masyarakat di lingkungan sekolah dapat

mengembangkan kebiasaan hidup sehat untuk mewujudkan

sekolah yang sehat. Manfaat PHBS di sekolah yaitu dapat

membangun lingkungan yang bersih dan sehat,

(52)

meningkatkan proses pengajaran, serta menyehatkan siswa, guru dan lingkungan sekolah.

3) Manfaat PHBS dalam keluarga.

Menerapkan PHBS dalam keluarga pasti akan membangun keluarga yang sehat dan meminimalkan gangguan kesehatan. Manfaat PHBS bagi keluarga antara lain: setiap anggota keluarga dapat meningkatkan kesejahteraannya sendiri, dan tidak mudah sakit; keluarga yang sehat dapat meningkatkan produktivitas anggota keluarga dan penghasilan keluarga PHBS; kecuali anggota keluarga terbiasa membawanya keluar, aktivitas yang sehat.

Gaya hidup, anak bisa tumbuh dengan sehat dan mendapat nutrisi yang baik.

4) Manfaat PHBS di tempat kerja.

PHBS di tempat kerja merupakan kegiatan yang

dirancang agar pekerja memahami dan berharap untuk

menerapkan "gaya hidup bersih dan sehat" serta berperan

dalam mewujudkan tempat kerja yang sehat. Manfaat PHBS

di tempat kerja adalah para pekerja dapat meningkatkan

kesehatannya, mengurangi kemungkinan sakit,

meningkatkan efisiensi kerja dan meningkatkan citra positif

tempat kerja.

(53)

5) Manfaat PHBS di masyarakat.

Manfaat PHBS bagi masyarakat yaitu masyarakat dapat membangun lingkungan yang sehat untuk mencegah penyebaran penyakit, masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan instansi kesehatan, dan dapat mengembangkan kesehatan yang disediakan masyarakat.

c. Tujuan PHBS

Tujuan penting gerakan PHBS yaitu membangun kualitas kesehatan melalui proses penyadaran, merupakan awal dari kontribusi individu dalam menjaga perilaku hidup bersih dan sehat setiap hari. (Kemenkes: 2016).

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PHBS

Teori Lawnce Green dalam Notoatmodjo (2015), bahwa perilaku sehat seseorang dapat dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu; penyebab perilaku dan penyebab non perilaku.

Perilaku itu sendiri ditentukan atau dibentuk oleh 3 faktor, yaitu:

1) Faktor pemudah

Faktor yang mendorong atau mempengaruhi perilaku

masyarakat, termasuk pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai,

tradisi, demografi (usia, pendidikan, sosial ekonomi,

pekerjaan, pendapatan), dll.

(54)

2) Faktor pemungkin

Faktor yang mendorong atau mendorong perilaku atau tindakan, termasuk sarana dan prasarana. Contohnya puskesmas, obat-obatan, alat kontrasepsi, toilet, dll.

3) Faktor penguat

Faktor yang mendorong dan memperkuat perilaku antara lain adalah dukungan tokoh masyarakat, pemuka agama, dan petugas kesehatan.

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebersihan Diri

Menurut Departemen Kesehatan (2000), faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri seseorang adalah:

1) Citra tubuh

Citra tubuh adalah konsep subjektif dari penampilan manusia. Citra diri seseorang dapat mempengaruhi kebersihan diri, misalnya karena perubahan fisik, ia tidak peduli dengan kebersihannya.

2) Praktik sosial

Kelompok sosial seseorang mempengaruhi perilaku

kebersihan pribadi. Kebiasaan higiene perorangan yang

didapat anak dari orang tuanya, Misalnya kebiasaan

keluarga, jumlah orang yang ada di rumah dan ketersediaan

(55)

air bersih semuanya akan mempengaruhi pelayanan kesehatan.

3) Status sosial ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang akan mempengaruhi jenis dan tingkat kebiasaan higienis yang digunakan. Personal hygiene membutuhkan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo dan perlengkapan mandi yang semuanya bisa disediakan dengan biaya tertentu.

4) Pengetahuan

Memahami pentingnya higiene perorangan dan dampaknya terhadap kesehatan akan memengaruhi kebiasaan higiene perorangan. Namun pengetahuan saja tidak cukup, orang harus dimotivasi untuk menjaga perawatan diri.

5) Budaya

Keyakinan budaya dan nilai-nilai pribadi akan

mempengaruhi kebersihan pribadi. Orang-orang dari latar

belakang budaya yang berbeda mengadopsi kebiasaan

kebersihan pribadi yang berbeda.

(56)

6) Pilihan pribadi

Setiap orang memiliki keinginan, kebiasaan atau pilihan sendiri untuk menggunakan produk tertentu untuk perawatan diri, seperti menggunakan sabun, sampo, dll.

7) Kondisi fisik.

Pada beberapa penyakit, seseorang mungkin kekurangan kekuatan fisik atau kelenturan untuk melakukan kebersihan diri dan oleh karena itu membutuhkan pertolongan. Jika dia tidak bisa melakukan ini sendiri, maka dia tidak mungkin mempraktikkan kebersihan pribadi.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku personal hygiene mengacu pada perilaku menjaga kebersihan diri atau pribadi, meliputi kebersihan kulit, rambut, gigi, mata, telinga, tangan, kaki dan kuku.

f. Indikator tatanan PHBS Secara Umum

Kementerian Kesehatan RI dalam Jayanti.L (2011: 192)

meyakini bahwa PHBS pada dasarnya merupakan perilaku

pribadi atau keluarga untuk mencegah berbagai penyakit. Salah

satu tujuan pelaksanaan PHBS adalah membentuk tatanan

keluarga untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan efisiensi

kerja setiap anggota keluarga. Pengetahuan kesehatan dan

(57)

PHBS harus dimulai sejak usia dini. Pengetahuan anak pada dasarnya adalah lingkungan keluarga yang merupakan sarana pendidikan paling dasar bagi anak untuk mempelajari berbagai hal termasuk belajar tentang kebersihan dan kesehatan.

Menurut Warman (2019: 124), PHBS merupakan rangkaian perilaku yang didasarkan pada pembelajaran akibat Kurangnya pemahaman siswa tentang perilaku hidup sehat.

Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari-hari pun siswa tidak dapat menggunakan perilaku sehat dengan benar. Maka dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Diperlukan peningkatan pengetahuan, pemahaman dan pengetahuan praktis di lingkungan sekolah serta untuk memecahkan masalah dan solusinya.

Menurut Lina dalam Maryuani (2016: 94), rencana PHBS dibagi menjadi 5 struktur lingkungan, yaitu ;

1) PHBS disekolah

PHBS di lingkungan sekolah memiliki 8 indikator PHBS, diantaranya:

a) Cuci tangan dengan air mengalir, lalu cuci tangan dengan sabun.

b) Makan yang sehat.

c) Gunakan toilet / kamar mandi yang bersih.

d) Berolahraga secara teratur.

(58)

e) Membasmi jentik-jentik nyamuk.

f) Tidak merokok di sekolah.

g) Mengukur tinggi dan berat.

h) Membuang sampah pada tempatnya.

2) PHBS dalam struktur keluarga.

Menurut Ardiansyah (2013: 47-48), terdapat sepuluh indikator PHBS dalam penataan rumah tangga, yaitu:

a) Petugas kesehatan membantu persalinan.

b) Memberikan ASI Eksklusif.

c) Menimbang bayi dan balita.

d) Cuci tangan dengan sabun.

e) Gunakan air bersih.

f) Gunakan toilet yang sehat.

g) Membasmi jentik nyamuk di rumah.

h) Makan sayur dan buah setiap hari.

i) berolahraga setiap hari.

j) Jangan merokok di dalam rumah.

3) PHBS di institusi kesehatan.

Promkes (2011: 2) meyakini bahwa PHBS pada

institusi kesehatan tujuannya agar pasien dan masyarakat

pengunjung memahami dan mengembangkan kebiasaan

hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam

mewujudkan PHBS di institusi kesehatan dan mencegah

(59)

penyebaran penyakit di dinas kesehatan. mekanisme.

Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai PHBS di fasilitas kesehatan, yaitu:

a) Gunakan air bersih.

b) Gunakan toilet.

c) Buang sampah.

d) Jangan merokok di institusi medis.

e) Jangan hanya muntah.

f) Singkirkan jentik-jentik nyamuk 4) PHBS di tempat umum.

Promkes (2012 : 3) menjelaskan bahwa PHBS di tempat umum bertujuan untuk meningkatkan kesadaran pengunjung dan pengelola di tempat umum, yang ingin mempraktikkan kemampuan PHBS, dan berperan aktif dalam menciptakan tempat umum yang sehat. Tempat umum adalah sarana yang digunakan oleh pemerintah atau perseorangan untuk kegiatan sosial, seperti pariwisata, angkutan, tempat ibadah, sarana olah raga dan perdagangan, tempat hiburan, dan sarana sosial lainnya.

Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi lokasi PHBS di tempat umum. :

a) Gunakan air bersih.

b) Gunakan toilet.

(60)

c) Buang sampah.

d) Jangan merokok di tempat umum.

e) Jangan meludah sembarangan.

f) Membasmi jentik-jentik nyamuk.

5) PHBS ditempat kerja.

Promkes (2012 : 4), PHBS di tempat kerja bertujuan agar pekerja memahami dan dapat mempraktikkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat kerja yang sehat. PHBS di tempat kerja meliputi:

a) Tidak merokok di tempat kerja.

b) Konsumsi makanan di tempat kerja.

c) Berolahraga secara teratur.

d) Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum makan dan setelah buang air besar atau buang air kecil.

e) Menangani jentik nyamuk di tempat kerja.

f) Gunakan air bersih.

g) Gunakan toilet saat buang air kecil dan buang air besar.

h) Membuang sampah pada tempatnya

i) Gunakan APD sesuai dengan jenis pekerjaannya.

Tabel 2.2

Indikator PHBS (kebersihan diri)

Variabel Aspek Indikator

PHBS (kebersihan diri)

Kebersihan kulit Cara menjaga kesehatan kulit

Kebersihan rambut Cara menjaga kebersihan

dan kesehatan rambut

(61)

Kebersihan Gigi dan mulut.

Cara gosok gigi dengan benar

Menjaga kesehatan mulut dan bibir.

Menjaga Kebersihan mata Cara menjaga kebersihan dan kesehatan mata Menjaga kebersihan hidung

dan telinga

Cara membersihkan hidung dengan

benar Menjaga kebersihan kaki dan

kuku

Cara membersihkan kaki Cara membersihkan kuku

Genitalia Menjaga kebersihan alat

kelamin

Kerapihan Pakaian. Menggunakan pakaian bersih dan wangi

Sumber: Perry dalam Upa (2020 : 22) g. Pentingnya gerakan PHBS.

Pentingnya gerakan PHBS bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses ini pengetahuan sebagai individu dalam melakukan PHBS sehari-hari. Kemudian manfaat utama dari PHBS adalah dapat menumbuhkan masyarakat yang sadar kesehatan dengan pengetahuan dan kesadaran untuk menjaga PHBS.

Berdasarkan data Risksdas (Riset Kesehatan Dasar)

2018, PHBS penduduk Indonesia: Dari segi kesehatan gigi dan

mulut, proporsi masalah mulut dan mulut yang dicatat oleh

Risksdas 2018 adalah 57%, dan proporsi penduduk yang

mendapat perawatan gigi. adalah 10,2%. Proporsi perilaku

menyikat yang tepat adalah 2,8%. Jika seseorang tidak memiliki

pola hidup bersih maka tubuhnya akan menjadi tidak sehat,

misalnya tidak menggunting kukunya akan menyebabkan

seseorang terkena diare, selain itu lingkungan yang kotor juga

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui pelaksanaan penyediaan pojok laktasi di perusahaan, dapat menganalisis kendala-kendala yang dihadapi dan upaya yang

Survei larva merupakan kegiatan pemeriksaan tempat penampungan air yang menjadi tempat perkembangbiakan larva Aedes untuk mengetahui ada tidaknya larva. Pemeriksaan

Berdasarkan dari penelitian yang telah peneliti lakukan pada bab-bab sebelumnya, maka didapatkan beberapa kesimpulan Prosedur yang dilakukan dalam pemilihan

Uji Biokimia Awal Pada Media BSA Uji Biokimia awal pada media BSA, menunjukkan hasil yang positif (pd sampel uterus dan telur), yaitu tdpt koloni warna hitam atau abu-abu,

Sedangkan tingkat kebocoran antara jarak penyinaran 0, 2 dan 4 mm pada bagian koronal dari masing- masing restorasi komposit resin dengan pabrik berbeda tidak menghasilkan

Pada penelitian yang dilakukan oleh Nickavar didapatkan nilai natrium serum rata-rata anak yang menderita kejang demam lebih rendah daripada anak yang tidak mengalami

Metode pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan yuridis sosiologis (sosial legal research) untuk mengkaji dan membahas

Membangun aplikasi analisa Sistem Kependudukan Desa Berbasis Web Pada Desa Cihuni Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang yang mudah dioperasikan, cepat dan