• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Munculnya kerutan halus pada wajah, timbul spot-spot hitam, merupakan ciri-ciri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Munculnya kerutan halus pada wajah, timbul spot-spot hitam, merupakan ciri-ciri"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Proses normal seiring dengan pertambahan usia, kulit akan mulai mengendur dan berkerut. Hal ini disebabkan fungsi fisiologis dari organ terutama kulit mulai menurun. Kecemasan yang seringkali dikhawatirkan oleh semua orang terutama wanita adalah menua sebelum waktunya atau disebut juga penuaan dini.

Munculnya kerutan halus pada wajah, timbul spot-spot hitam, merupakan ciri-ciri aging akibat berkurangnya kolagen kulit. Berdasarkan data dari Biro Data

Pemasaran Global Mintel, dari 10.823 produk kecantikan, 28 % nya adalah produk antiaging yang meraih penjualan tertinggi di Eropa dan Asia Pasifik (Tempo, 2010). Sesuai prediksi, prosentase tersebut akan meningkat secara signifikan. Data tersebut menunjukkan bahwa beberapa periode ke depan, perawatan antiaging akan menjadi trend bagi wanita untuk mencegah terjadinya penuaan dini.

Penuaan pada kulit dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu intrinsic aging dan extrinsic aging. Intrinsic aging merupakan penuaan pada kulit yang terjadi secara normal, karena adanya perubahan dan penurunan kemampuan regenerasi sel dalam tubuh (Jadoon et al., 2015). Extrinsic aging merupakan penuaan pada kulit yang disebabkan oleh adanya pengaruh dari luar, seperti paparan sinar matahari (sinar UV), dan berakibat merusak kemampuan regenerasi sel. Paparan tersebut juga akan menyebabkan penurunan kolagen dan elastisitas kulit

(2)

20

(Michalun and Michalun, 2010). Kulit memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya aging, tetapi apabila paparan radikal bebas yang terbentuk memiliki kapasitas bebas, maka perlu adanya antioksidan yang ditambahkan seperti beta karoten, koenzim Q10, gluthathion, teh hijau, superokside dismutase, vitamin E dan vitamin C (Michalun and Michalun, 2010)

Salah satu penelitian yang telah menghasilkan senyawa antioksidan berasal dari senyawa sintesis adalah THPGV-5 yang merupakan hasil sintesis dari PGV- 5. THPGV-5 merupakan analog tetrahidrokurkumin, proses sintesisnya menggunakan metode hidrogenasi dengan katalis palladium karbon 10%

mempunyai kemurnian sebesar 91,583%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, senyawa THPGV-5 mempunyai efek antioksidan yang lebih baik dibandingkan dengan vitamin E. Uji antioksidan menggunakan metode penangkapan radikal DPPH tersebut menerangkan bahwa harga IC50 THPGV -5 sebesar 52,48 μM sedangkan untuk vitamin E sebesar 226,66 μM. Metode reduksi ion Ferri, pada THPGV-5 memiliki harga IC50 sebesar 13,57 μM dan vitamin E sebesar 76,80 μM (Suwanti, 2015). THPGV-5 dipilih sebagai senyawa aktif karena berdasarkan Lipinski Rule, kemungkinan memiliki kemampuan permeasi dan absorpsi tinggi dalam kulit. Hal ini disebabkan oleh karateristik THPGV-5 yang memiliki bobot molekul 416, donor atom H sebanyak 2 dan aseptor atom H sebanyak 5, sehingga mempermudah absorpsi dan permeasi ke dalam kulit dan diformulasikan dalam sediaan krim antiaging dengan penambahan enhancer gliserin, propilenglikol dan parafin cair (Lipinski, 2000).

(3)

21

Suatu sediaan topikal dapat dinyatakan baik bila sistem penghantaran produknya memiliki efek dari stratum korneum sampai epidermis, bahkan dermis, sehingga perlu dipilihkan bentuk sediaan yang tepat dalam formulasi (Nusgen, et al.,2001). Bentuk sediaan krim dipilih sebagai sediaan untuk aplikasi THPGV-5

karena krim merupakan sediaan topikal yang terdiri dari 2 fase minyak dan air yang mempunyai keuntungan penyerapan obat lebih baik. Bentuk krim dalam penggunaannya lebih mudah, memberikan rasa dingin dan mempunyai daya penyebaran yang lebih baik. Proporsi komponen sangat menentukan efektifitas sediaan. Karakter kualitas pengobatan tergantung dari proporsi komponen yang terdapat di dalamnya (Wang and Fang, 2010). Optimasi perlu dilakukan karena sediaan ini mengandung berbagai macam komponen sehingga dengan melakukan optimasi dari ketiga enhancer yang digunakan, diharapkan dapat meningkatkan efek terapi dari sediaan krim antiaging THPGV-5. Software yang digunakan untuk menentukan formula optimal tersebut adalah Desain Expert 7.1.5. Metode yang digunakan adalah Simplex Lattice Design karena terdapat 3 komponen enhancer yang akan dioptimalkan yaitu gliserin, parafin cair dan propilenglikol,

sehingga terbentuk model triangle yang menunjukkan bagian formula optimal berdasarkan hasil nilai desirability tertinggi.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang optimasi, uji efektivitas dan sifat fisik antiaging krim THPGV-5 secara in vitro dan in vivo serta stabilitas fisiknya, sehingga diharapkan produk kosmetika antiaging ini mampu diaplikasikan masyarakat sebagai produk yang aman dan berkualitas.

(4)

22

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Berapa komposisi bagian gliserin, propilenglikol dan parafin cair yang tepat untuk menghasilkan formula optimal krim antiaging THPGV-5 yang stabil dalam penyimpanan?

2. Apakah lama waktu penyimpanan akan mempengaruhi sifat fisik krim antiaging THPGV-5 0,01 %b/b?

3. Apakah thermal cycling memiliki pengaruh terhadap kestabilan dan pH krim antiaging THPGV-5 0,01 %b/b?

4. Apakah formula optimal krim antiaging THPGV-5 0,01%b/b memiliki kemampuan difusi secara in vitro ?

5. Apakah formula optimal krim antiaging THPGV-5 0,01%b/b menyebabkan iritasi terhadap kulit?

6. Bagaimanakah kemampuan pencegahan degradasi ketebalan kolagen pada formula optimal krim antiaging THPGV-5 0,01%b/b pada kulit tikus yang terpapar sinar UV B?

C. Keaslian Penelitian

Penelitian ini akan menguji tentang stabilitas dan efektifitas krim THPGV-5 yang telah dioptimasi sebagai krim antiaging. Berdasarkan penelusuran pustaka, belum pernah dilakukan penelitian tentang stabilitas krim THPGV-5 menggunakan optimasi enhancer gliserin, propilenglikol dan parafin cair berdasarkan respon viskositas, daya sebar, daya lekat dan pH yang kemudian diuji

(5)

23

secara in vitro dan in vivo. Penelitian ini merujuk dari penelitian yang dilakukan oleh Suwanti (2015) yang menyatakan bahwa THPGV-5 memiliki aktivitas antioksidan yang lebih poten dibandingkan vitamin E dengan menggunakan metode penangkapan radikal DPPH. Metode Simplex Lattice Design digunakan dalam optimasi untuk mendapatkan formula yang optimal dengan variasi komponen enhancer. Putri (2016) telah melakukan penelitian optimasi krim tetrahidropentagamavunon-0 menggunakan metode Simplex Lattice Design tetapi formula yang digunakan berbeda. Optimasi enhancer ini diharapkan dapat meningkatkan permeasi senyawa THPGV-5 ke dalam stratum korneum, sehingga dapat memberikan efek antiaging pada kulit yang terpapar sinar UV. Nuzul Fajriani (2016) telah melakukan penelitian uji stabilitas dan sifat fisik krim THPGV-5 pada suhu ruang. Konsentrasi krim THPGV-5 yang digunakan sebesar 5x IC50, karena THPGV-5 termasuk kategori antioksidan kuat dengan nilai IC50

sebesar 52,48 µM. Shokri et al.,( 2014) melakukan penelitian pada sediaan topikal antiaging yang mengandung AHA dan HA, mendapatkan hasil bahwa gliserol dan

parafin cair lebih efektif dalam meningkatkan permeasi AHA dan HA.

Uji transport senyawa ke dalam membran perlu dilakukan, sebelum perlakuan in vivo. Tujuannya supaya memastikan senyawa THPGV-5 yang telah

diformulasi, sudah tepat masuk ke dalam lapisan kulit. Hal ini disebabkan oleh efikasi obat dalam sediaan topikal sering kali mengalami penetrasi yang minimal (Nayak et al., 2010). Uji yang dilakukan untuk membuktikan penelitian tersebut adalah uji transport membran menggunakan difusi Franz. Uji in vivo dilakukan untuk mengetahui efektivitas krim antiaging dengan parameter degradasi kolagen.

(6)

24

Uji ini dilakukan setelah uji difusi mendapatkan hasil bahwa senyawa dapat tertransport ke dalam membran.

D. Manfaat Penelitian

1. Mengembangkan formulasi hasil sintesis tetrahidropentagamavunon dalam sediaan topikal untuk mempermudah aplikasi.

2. Membuktikan efektivitas formulasi tetrahidropentagamavunon-5 dalam sediaan topikal sebagai antiaging.

3. Membuktikan keamanan sediaan krim antiaging tetrahidropentagamvunon-5.

E. Tujuan Penelitian

1. Mendapatkan komposisi gliserin, propilenglikol dan parafin cair yang tepat untuk formula optimal krim antiaging THPGV-5 yang stabil dalam penyimpanan .

2. Mempelajari pengaruh lama waktu penyimpanan krim antiaging THPGV-5 0,01%b/b terhadap sifat fisik berupa viskositas, daya lekat, daya sebar serta pH.

3. Mempelajari pengaruh thermal cycling terhadap kestabilan dan pH krim antiaging THPGV-5 0,01%b/b.

4. Membuktikan formula optimal krim antiaging THPGV-5 0,01 %b/b memiliki kemampuan difusi secara in vitro.

5. Membuktikan formula optimal krim antiaging tetrahidropentagamavunon-5 aman dan tidak menyebabkan iritasi kulit.

(7)

25

6. Membuktikan kemampuan formula optimal krim antiaging THPGV-5 dalam mencegah degradasi ketebalan kolagen pada kulit tikus yang terpapar sinar UV B.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pembelajaran mata kuliah Manajemen Keuangan (variabel Y) pada penelitian ini didefinisikan sebagai penguasaan terhadap kompetensi dalam kawasan kognitif yang dicapai

Kinerja guru adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang guru di lembaga pendidikan atau madrasah sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan

The demand for shares of agricultural companies in the Jakarta Stock Exchange is highly responsive to the changes in macroeconomic conditions in Indonesia.. The main variables

(1998), karakter letak tongkol mempunyai peran besar dan positif terhadap hasil. Kedua karakter tersebut akan memberi sumbangan yang nyata baik terhadap kuantitas maupun kualitas

Gambar C.10 Grafik Uji Normalitas Data Stasiun Kerja 931-936..

Oleh karena itu, peristiwa turunnya Al Qur’an selalu terkait dengan kehidupan para sahabat baik peristiwa yang bersifat khusus atau untuk pertanyaan yang muncul.Pengetahuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Karakteristik rumah tangga buruh usaha sarung tenun ATBM di Desa Wanarejan Utara. 2) Sumbangan pendapatan buruh terhadap total

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hasil penelitian tentang kontribusi kekuatan otot lengan terhadap ketepatan tembakan 3 poin pada tim basket putra