• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

27

Pengamatan gejala klinis pada benih ikan mas yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila meliputi kelainan fisik ikan, uji refleks, dan respon makan.

Perubahan yang terjadi setelah dilakukan penginfeksian Aeromonas hydrophila dengan kepadatan 108 cfu/mL yaitu ikan terlihat stres, megap-megap dan berada/bergerak di sekitar aerasi. Kerusakan organ tubuh ikan timbul pertama kali setelah 24 jam. Gejala klinis yang terlihat berupa hilangnya nafsu makan, peradangan kulit, tingkah laku ikan berubah, tidak responsif, bergerak lamban, diam atau mengapung di permukaan air. Kelainan lainnya adalah mata ikan yang agak menonjol. Setelah gejala klinis muncul pada ikan uji segera dilakukan perendaman dengan ekstrak daun nangka sesuai perlakuan selama 48 jam. Setelah proses perendaman selesai, air akuarium diganti dengan air normal kemudian dilakukan pengamatan lanjutan.

(a) (b)

Gambar 4. Gejala klinis benih ikan mas (a) Peradangan dan mata menonjol (b) Kerusakan sirip

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Kerusakan organ tubuh ikan disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila melalui aliran darah ke seluruh tubuh dan dapat menyebabkan hemolisis dan pecahnya pembuluh darah yang menimbulkan warna kemerahan pada tubuh ikan. Menurut Fujaya (2004) darah membawa substansi

(2)

melakukan fungsinya dengan baik. Sel darah merah mengandung haemoglobin yang dapat mengikat oksigen, sel darah putih menjaga serangan tubuh dari serangan patogen, sedangkan kombinasi trombosit dan faktor pembeku, berperan menyumbat pendarahan tanpa menghambat aliran. Sehingga apabila jumlah patogen berlebih dan memiliki tingkat patogenitas tinggi akan mengakibatkan kerusakan sel darah berupa lisis.

Berdasarkan pengamatan ikan yang masih bertahan hidup menunjukan adanya perubahan ke arah penyembuhan dimana pendarahan dan luka semakin mengecil, dan mengalami penutupan dengan jaringan baru. Penyembuhan pada benih ikan mas yang mengalami perendaman terjadi baik secara total (tidak terlihat gejala klinis lagi) maupun parsial (masih terlihat gejala klinis seperti sisik yang masih rontok) sudah mengalami perbaikan seperti respon refleks dan makan ikan menjadi normal kembali. Hal ini semakin menguatkan pendugaan bahwa ekstrak daun nangka dapat menghambat seranagan bakteri Aeromonas hydrophila pada benih ikan mas karena setelah dilakukan perendaman ekstrak daun nangka ikan memperoleh pertahanan tambahan yang diperoleh dari luar. Bahan aktif yang berfungsi sebagai antibakteri dan antimikroba bekerja di dalam jaringan tubuh ikan. Membantu sel leukosit mengurangi jumlah dan patogenitas bakteri Aeromonas hydrophila. Penyembuhan terus berlangsung sampai hari terakhir pengamatan.

(a) (b) Gambar 5. Penyembuhan Pada Benih Ikan Mas (a) Pendarahan pada benih ikan mas. (b) Pendarahan hilang

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

(3)

Proses penyembuhan yang terjadi pada benih ikan mas yang telah diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila disebabkan karena adanya kandungan zat antibakteri yang terdapat di dalam ekstrak daun nangka yaitu flavonoid, saponin dan tanin. Mekanisme kerja antibakteri ini secara umum adalah dengan merusak dinding sel bakteri, mengganggu permeabilitas sel, dan menghambat sintesis protein dan asam nukleat bakteri. Sehingga pertumbuhan bakteri dapat dihambat.

Benih ikan mas yang terserang bakteri Aeromonas hydrophila mengalami penurunan respon terhadap kejutan. Uji refleks terhadap benih ikan mas dilakukan dengan mengetuk dinding akuarium pada setiap perlakuan. Hasil menunjukkan bahwa pada hari pertama dan kedua ikan pada seluruh perlakuan tidak menunjukkan respon, hal ini disebabkan karena penginfeksian dari bakteri Aeromonas hydrophila yang menyebabkan ikan menjadi stres. Benih ikan mas

perlakuan A (0 ppm) menunjukkan respon yang kurang terhadap kejutan sampai akhir pengamatan. Sedangkan pada benih ikan mas dengan perlakuan perendaman menunjukkan adanya peningkatan refleks terhadap kejutan lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan A (0 ppm). Hal ini diduga karena zat antibakteri yang terdapat pada ekstrak daun nangka sudah masuk dan berekasi di dalam tubuh benih ikan mas sehingga pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila mulai terhambat. Seluruh ikan pada setiap perlakuan menunjukkan respon positif yaitu ditandai dengan gerakan ikan yang menjauhi sumber tepukan. Respon kejutan benih ikan mas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Respon Benih Ikan Mas Terhadap Kejutan

Hari ke-

Perlakuan A

(0 ppm)

B (20 ppm)

C (30 ppm)

D (40 ppm)

E (50 ppm)

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 - - - - - - - - - - - - - - -

2 - - - - - - - - - - - - - - -

3 - - - + + + + + + + + + + + +

4 - - - + + + ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++

5 -14 + + + ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++

Keterangan : (-) Respon terhadap kejutan tidak ada (+) Respon terhadap kejutan kurang (++) Respon terhadap kejutan baik

(4)

racun, infeksi bakteri, atau stimulasi lingkungan dapat mengakibatkan stress (Affandi dan Usman 2002). Stres yang dialami oleh benih ikan mas akibat dari infeksi bakteri Aeromonas hydrophila menimbulkan respon penolakan terhadap makanan. Respon makan pada ikan menjadi faktor yang penting dalam menunjang upaya pengobatan ikan sakit. Semakin baik respon makan ikan maka semakin cepat pula terjadi proses penyembuhan. Respon makan benih ikan mas tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Respon Makan Benih Ikan Mas Tiap Perlakuan

Hari ke-

Perlakuan

A (0 ppm) B (20 ppm) C (30 ppm) D (40 ppm) E (50 ppm)

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 - - - - - - - - - - - - - - -

2 - - - + + + + + + + + + + + +

3 - - - + + + ++ ++ + ++ ++ ++ ++ + ++

4 + + + ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++

5 + + + ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++

6 + + + ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++

7-14 ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++

Keterangan : (-) tidak ada respon makan (+) respon makan kurang (++) respon makan normal

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa respon makan benih ikan mas tanpa perendaman ekstrak daun nangka perlakuan A (0 ppm) tidak merespon pakan yang diberikan (-) hingga hari ketiga setelah perlakuan. Namun peningkatan respon makan ikan perlakuan ini kurang responsif dibandingkan dengan benih ikan mas yang diberi perlakuan perendaman. Hal ini ditunjukan dengan adanya sisa pakan yang banyak di permukaan air. Namun respon makan ikan perlakuan A (0 ppm) yang masih bertahan hidup mulai mengalami peningkatan dari hari keempat hingga akhir pengamatan. Hal ini disebabkan karena antibodi ikan yang masih bertahan hidup mulai bekerja menghambat bakteri yang masuk kedalam tubuh ikan.

Pada benih ikan mas yang diberikan perlakuan perendaman mulai menunjukkan respon makan pada hari kedua setelah perendaman namun masih

(5)

rendah. Respon makan ikan pada perlakuan B (20 ppm) belum mengalami peningkatan hingga hari ketiga, sedangkan untuk benih ikan mas pada perlakuan C (30 ppm), perlakuan D (40 ppm) dan perlakuan E (50 ppm) mengalami peningkatan respon makan yang normal (++) pada hari ketiga sampai hari terakhir pengamatan. Respon makan benih ikan mas yang diberi perlakuan perendaman lebih cepat meningkat dibandingkan dengan respon makan benih ikan mas tanpa perendaman, kondisi ini diduga setelah pengobatan melalui perendaman dengan ekstrak daun nangka selama 48 jam, zat antibakteri yaitu flavonoid, saponin dan tanin sudah diserap oleh tubuh benih ikan mas dan sudah mulai bekerja menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila. Hal ini didukung oleh pernyataan Ersam (2001) bahwa kandungan flavonoid yang terdapat di dalam daun nangka memiliki potensi sebagai antiinflamasi yaitu dapat mengurangi peradangan dan membantu mengurangi rasa sakit bila terjadi pendarahan atau pembengkakan serta mampu meningkatkan kerja sistem imun karena leukosit sebagai pemakan benda asing lebih cepat bekerja dan sistem limpa lebih cepat diaktifkan sehingga berpengaruh pada kesembuhan ikan sehingga menyebabkan peningkatan nafsu makan.

4.2 Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama 14 hari dengan 3 kali ulangan menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak daun nangka untuk mengobati infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada benih ikan mas melalui perendaman selama 48 jam, memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kelangsungan hidup benih ikan mas. Tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas pada masing-masing perlakuan adalah sebagai berikut.

(6)

Gambar 6. Grafik Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas

Pada Gambar 6 terlihat bahwa tingkat kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan D (40 ppm) sebesar 68,89 % dan terendah pada A (0 ppm) sebesar 8,89 %. Tingkat mortalitas pada perlakuan A (0 ppm) lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat mortalitas perlakuan yang diberi perendaman oleh ekstrak daun nangka. Hal ini disebabkan karena pada perlakuan A (0 ppm), ikan mas hanya dapat mempertahankan diri dari serangan bakteri Aeromonas hydrophila melalui antibodi yang dihasilkan oleh tubuh benih ikan mas pada kondisi normal saja.

Antibodi tersebut tidak mampu untuk menghambat serangan bakteri Aeromonas hydrophila sehingga menyebabkan kematian. Sedangkan untuk benih

ikan mas yang mengalami perendaman memperoleh antibodi tambahan berupa masuknya zat antibakteri ke dalam tubuh benih ikan mas yang berasal dari ekstrak daun nangka sehingga kelangsungan hidup ikan lebih tinggi.

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa perlakuan perendaman dengan ekstrak daun nangka berpengaruh nyata terhadap rata-rata tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas yang diinfeksi Aeromonas hydrophila. Hasil uji Duncan pada taraf kepercayaan 95 % memperlihatkan bahwa rata-rata tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas pada perlakuan C (30 ppm) dengan perlakuan E (50 ppm) tidak berbeda nyata, pada perlakuan B (20 ppm) dan perlakuan D (40 ppm) menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Perlakuan C (30 ppm) dan

8,89

35,56

60,00

68,89

55,56

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00

0 20 30 40 50

Kelangsungan Hidup (%)

Konsentrasi (ppm)

Grafik Kelangsungan Hidup

(7)

perlakuan E (50 ppm) jika dibandingkan dengan perlakuan B (20 ppm) dan perlakuan D (40 ppm) terdapat perbedaan yang nyata. Namuan jika keempat perlakuan dibandingkan dengan perlakuan A (0 ppm) menunjukkan perbedaan nyata (Tabel 6).

Tabel 6. Rata-rata Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas Konsentrasi

Ekstrak Daun Nangka

Kelangsungan Hidup (%)

Hasil Transformasi ke- Arcsin

0 ppm 8,89 5,10a

20 ppm 35,56 20,84b

30 ppm 60,00 36,97c

40 ppm 68,89 43,94d

50 ppm 55,56 33,95c

Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata menurut uji Duncan

Pada Tabel 6 terlihat bahwa tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas pada perlakuan A (0 ppm) paling rendah dan berbeda nyata dibandingkan dengan perlakuan B (20 ppm), C (30 ppm), D (40 ppm), dan E (50 ppm), hal ini menyatakan bahwa kandungan antibakteri dalam daun nangka yang terdiri dari flavonoid, saponin dan tanin dapat mengobati infeksi Aeromonas hydrophila.

Rendahnya tingkat kelangsungan hidup pada perlakuan A (0 ppm), disebabkan oleh daya tahan tubuh ikan mas mengalami penurunan akibat dari serangan bakteri Aeromonas hydrophila, yang berakibat pada sistem metabolisme ikan terganggu dan akhirnya mengalami kematian. Metabolisme benih ikan mas terganggu karena sifat dari bakteri Aeromonas hydrophila mampu menghasilkan enzim eksotoksin dan endotoksin yang menyebabkan terjadinya hemolisis pada sel inang. Eksotoksin yang diproduksi oleh Aeromonas hydrophila seperti hemolisin merupakan enzim yang mampu melisiskan sel-sel darah merah serta protease yaitu enzim proteolitik yang berfungsi untuk melawan pertahanan tubuh inang dan mengambil persediaan nutrien inang untuk berkembangbiak (Angka 2001a). Sedangkan endotoksin yang terdapat pada bakteri Aeromonas hydrophila berupa lipopolisakarida (LPS). LPS dapat menyebabkan peradangan dan stres pada inang (Angka 2001a).

(8)

pula kelangsungan hidup benih ikan mas. Hal ini disebabkan oleh kandungan antibakteri yang terdapat di dalam ekstrak daun nangka juga semakin meningkat.

Namun kelangsungan hidup pada perlakuan E (50 ppm) mengalami penurunan.

Hal ini diakibatkan karena konsentrasi yang diberikan untuk membunuh bakteri Aeromonas hydrophila melebihi ambang batas yang dapat membahayakan benih

ikan mas. Kematian ikan dapat juga disebabkan oleh keracunan kandungan saponin yang terdapat di dalam ekstrak daun nangka, karena saponin jika digunakan dalam jumlah banyak dapat menimbulkan keracunan bagi ikan (Sugoro dkk. 2004).

Diantara perlakuan tersebut, perlakuan D (40 ppm) merupakan konsentrasi yang efektif dalam pengobatan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada benih ikan mas karena cenderung memberikan nilai kelangsungan hidup yang lebih tinggi yaitu 68,89% dibandingkan dengan perlakuan lainnya, selain itu pada konsentrsi tersebut benih ikan mas mengalami penyembuhan dilihat dari luka yang semakin mengecil setiap harinya serta respon terhadap pakan dan kejutan kembali normal sampai akhir pengamatan.

Pengamatan kualitas air digunakan sebagai parameter pendukung selama penelitian berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan, kisaran suhu adalah 240C, dengan pH 7,55–7,74 dan kandungan DO 4,1–4,8 mg/L serta dengan kadar amonia pada kisaran 0,25–0,50 mg/L (Lampiran 11). Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian menunjukkan bahwa nilai kualitas air yang diperoleh berada dalam kisaran yang optimum untuk pemeliharaan benih ikan mas. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa kualitas air selama penelitian memenuhi persyaratan optimum untuk budidaya ikan mas sehingga kematian benih ikan mas bukan disebabkan oleh kualitas air tetapi oleh serangan Aeromonas hydrophila.

Gambar

Gambar 4. Gejala klinis benih ikan mas (a) Peradangan dan mata menonjol   (b) Kerusakan sirip
Gambar 6. Grafik Kelangsungan Hidup Benih Ikan Mas

Referensi

Dokumen terkait

lingkungan ini dilakukan sampai tahap perbaikan desain meliputi tanggapan guru dan siswa terhadap desain produk yang dihasilkan. Subyek pada penelitian ini adalah video

Dari semua permasalahan di atas “Penataan Permukiman Kumuh Di Sempadan Sungai Anyar Surakarta Sebagai Kampung Wisata Kerajinan Sangkar Burung” dirasa penulis menjadi

Some people feel that television has had a good influence on children because it offers educational programs for

Sebagai contoh, jika Anda menemukan query sebagai berikut: SELECT nama FROM tbl_teman WHERE ucase(nama) = ‘ABC’, nampak query tersebut ingin mencari record yang memiliki data

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan: (1) perbedaan hasil belajar antara penerapan strategi Time Token dan Learning Start with a Question (LSQ) pada siswa kelas

Hasil wawancara untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan yang dialami oleh mahasiswa dalam penggunaan konjungsi (setsuzokushi) ~te kara dan ~ta atode, dari

laundry ,kerugian konsumen akibat kelalaian pelaku usaha jasa laundry .Bentuk tanggung jawab pelaku usaha pada konsumen adalah dengan memberikan kompensasi atau ganti rugi

Tunjukkan nilai dari variabel yang relevan setelah eksekusi setiap pernyataan berikut :