• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmiah Kefarmasian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmiah Kefarmasian"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

38 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Jurnal Ilmiah Kefarmasian

Journal homepage : http://jp.stikesalirsyadclp.ac.id

FORMULASI EMULSI MINYAK IKAN GURAMI ( Osphronemus gourami L.) SEBAGAI SUPLEMEN MAKANAN

FORMULATION OF EMULSION GOURAMI FISH OIL (Osphronemus gourami L.) AS A FOOD SUPPLEMENT

1Yulianto AN, Nugroho IDW , 2Swandari MTK

1, 2Program Studi D3 Farmasi, STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap email : nurrahmanaep@yahoo.co.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK / ABSTRACT Kata kunci :

Emulsi, Minyak ikan gurami, Stabilitas fisik.

Minyak ikan merupakan asupan minyak esensial yang mengandung banyak nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Ikan gurami mengandung protein dan lemak yang cukup tinggi yang sangat diperlukan oleh tubuh. Minyak ikan gurami mempunyai karakteristik yang sangat khas terutama bau dan rasa yang tidak menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu sediaan emulsi minyak ikan gurami yang enak dan disukai oleh orang serta mengetahui stabilitasnya. Penelitian ini membuat 3 buah formula emulsi, yang tiap formulanya dibedakan dari jumlah emulgator (tween 80 dan span 80) yang digunakan, yaitu 3,6 dan 0,4 mg, 8,9 dan 1,1 mg, serta 12,5 dan 1,5 mg. Hasil pengujian menunjukan bahwa seluruh formula memiliki sifat organoleptis yang sama yaitu warna orange yang homogen dan masih memiliki bau khas dari minyak ikan gurami, pH 5,0, serta termasuk tipe emulsi minyak dalam air. Viskositas dari masing-masing formula yaitu formula 1 sebesar 1.554 cps, formula 2 sebesar 3.192 cps, dan formula 3 sebesar 2.190 cps. Stabilitas emulsi yang paling baik adalah pada formula 1 dimana tidak terpisahnya fasa air dan fasa minyak setelah pengocokan.

Keyword : Emulsions, Gouramy oil, Physical stability.

Fish oil is an intake of essential oils that contain many important nutrients needed by the human body. Gouramy is high in protein and fat which is very necessary for the body. Gouramy oil has very distinctive characteristics, especially unpleasant odors and flavors. This study aims to make a gouramy oil emulsion that is delicious and liked by people and to know its stability. This study made 3 emulsion formulas, each of which was distinguished from the number of emulsifiers (tween 80 and span 80) used, namely 3.6 and 0.4 mg, 8.9 and 1.1 mg, and 12.5 and 1 , 5 mg. The test results show that all formulas have the same organoleptic properties, namely a homogeneous orange color and still have a distinctive odor from gouramy oil, pH 5.0, as well as including the type of oil emulsion in water. The viscosity of each formula is formula 1 for 1,554 cps, formula 2 is 3,192 cps, and formula 3 is 2,190 cps. The best emulsion stability is in formula 1 where the water and oil phase are not separated after shaking.

(2)

e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

39 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

A. PENDAHULUAN

Ikan merupakan salah satu dari sekian banyak bahan makanan yang dibutuhkan manusia. Ikan sangat bermanfaat bagi manusia sebab di dalamnya terdapat bermacam zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti protein, vitamin A, vitamin B1 dan vitamin B2. Ikan gurami (Osphronemus gourami L.) merupakan ikan air tawar yang memiliki gizi tinggi dan nilai ekonomis penting serta banyak digemari oleh masyarakat Indonesia.

Menurut Sari (2015), Ikan gurami mengandung protein dan lemak yang cukup tinggi yang sangat diperlukan oleh tubuh. Kandungan protein daging ikan gurami adalah 19% dan 2,2 % kandungan lemak (Khomsan, 2004). Disamping itu nilai biologisnya mencapai 90% dengan sedikit jaringan pengikat sehingga mudah dicerna (Adwyah, 2008).

Minyak ikan merupakan asupan minyak esensial yang mengandung banyak nutrisi penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Minyak ikan adalah salah satu zat yang mengandung asam lemak kaya manfaat karena mengandung sekitar 25%

asam lemak jenuh dan 75% asam lemak tak jenuh. Asam lemak tak jenuh atau polyunsaturated fatty acid yang disingkat PUFA, diantaranya DHA dan EPA dapat membantu proses tumbuh-kembangnya otak (kecerdasan), perkembangan indra penglihatan, dan sistim kekebalan tubuh balita (Ackman, 1982).

Dalam pengambilan ekstrak dari minyak ikan terdapat beberapa metode yang digunakan, salah satunya yaitu metode rendering. Rendering merupakan teknik pengambilan minyak ikan dengan cara pemanasan. Lemak akan mengapung di permukaan sehingga dapat dipisahkan.

Pemanasan yang dilakukan terdapat dua metode yaitu rendering basah (direbus) dan rendering kering (oven). Pada penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode rendering basah, karena metode ini cukup efektif terhadap ikan berlemak tinggi dan dalam jumlah besar.

Minyak ikan gurami (Osphronemus gourami L.) dapat dibuat dalam bentuk sediaan kapsul dan emulsi. Sediaan minyak ikan gurami dalam bentuk kapsul kurang efisien, karena bau dan rasa dari minyak

ikan tersebut masih kurang menyenangkan. Minyak ikan gurami mempunyai karakteristik yang sangat khas terutama bau dan rasa yang tidak menyenangkan, maka dipilihlah sediaan emulsi yang bertujuan agar bau dan rasa dapat tertutupi dengan menambahkan pewangi dan perasa.

Pemanfaatan minyak ikan gurami masih sangat terbatas, karena kualitas minyak ikan yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal khususnya untuk bidang kesehatan. Oleh karena itu, minyak ikan gurami akan diformulasikan dalam bentuk sediaan emulsi sebagai suplemen makanan sehingga pemanfaatan ikan gurami (Osphronemus gourami L.) lebih beragam. Penggunaan emulsi tipe M/A merupakan suatu cara pemberian sediaan oral yang mudah diterima untuk zat dalam bentuk cairan-cairan yang tidak larut dalam air, seperti minyak ikan gurami (Suryani dkk., 2002).

B. METODE

Alat : Seperangkat alat gelas, alat ekstraksi rendering basah, Kromatografi Gas, sentrifugator, dan spektrofotometer AAS.

Bahan : Bahan yang digunakan meliputi ikan gurami (seluruh bagian ikan) yang diperoleh dari peternak cilacap, omega- 3 standar, omega-6 standar, NaOH 0,8 N, arang aktif, KOH 0,1 N, etanol 95%, HCL 0,5 N, indikator PP, asam asetat, kloroform, iodium.

Prosedur kerja :

1. Ekstraksi minyak ikan gurami menggunakan metode rendering basah

Ekstraksi dilakukan dengan metode rendering basah. Rendering merupakan suatu cara pengolahan ikan untuk mengambil minyak atau lemak dari bahan yang diduga mengandung minyak atau lemak dengan pemanasan yang tinggi yaitu pada suhu 105℃ selama 30 menit.

Minyak dari hasil ekstraksi kemudian dilakukan proses sentrifugasi dengan

(3)

e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

40 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap kecepatan putaran 7000 rpm selama 20

menit.

2. Formulasi emulsi minyak ikan gurami

Tween 80 dilarutkan menggunakan aquades panas 75℃ dengan menggunakan Magnetic heater stirrer kecepatan 100 rpm (larutan 1).

Aspartam, perasa jeruk, dan pewarna orange dilarutkan menggunakan aquades (larutan 2). Xanthan gum dikembangkan dengan aquades panas

(larutan 3). Campurkan larutan 1, larutan 2, dan larutan 3 sampai homogeny (fase air).

3. Evaluasi sediaan

Evaluasi sediaan emulsi yang dilakukan meliputi uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji tipe emulsi dan uji stabilitas dengan metode pengocokan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Ekstraksi minyak ikan gurami menggunakan metode rendering basah

Proses ekstrasi daging ikan gurami menggunakan metode ekstraksi rendering basah. Dalam penelitian ini menggunakan rendering basah dalam proses ekstraksinya karena metode ini menghasilkan rendemen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil ekstraksi minyak ikan dengan metode rendering kering.

Sebanyak 20 kg ikan gurami dibersihkan dari darah dan kotoran yang menempel lalu dipotong menjadi 4 bagian.

Rendering basah menggunakan suhu panas sebagai media ekstraksinya. Ketika diberi

suhu yang panas, minyak akan keluar dari badan ikan. Minyak yang dihasilkan kemudian dilakukan sentrifugasi selama 20 Span 80 dan minyak ikan gurami dipanaskan pada suhu 75℃.

Dihomogenkan dengan Magnetic heater stirrer (fase minyak). Fase minyak dimasukkan kedalam fase air sedikit demi sedikit dengan bantuan Magnetic heater stirrer sampai terbentuk emulsi minyak ikan gurami.

Formulasi yang digunakan

mengacu pada hasil penelitian yang dikemukakan oleh Kurniawan (2013), sebagai berikut:

menit dengan menggunakan kecepatan 7000 rpm.

Dari hasil proses rendering basah ini, didapat rendemen minyak sebesar 1,064% dari bobot total ikan gurami dengan bobot minyak kasar yang didapat sebanyak 212,72 g dan bobot total ikan seberat 20 kg.

2. Formulasi emulsi minyak ikan gurami

Pembuatan sediaan emulsi minyak ikan gurami menggunakan 3 buah formula. Masing-masing formulasi dibedakan dari jumlah tween 80 dan span 80 yang digunakan. Tujuan memvariasikan konsentrasi tween 80 dengan span 80 yaitu untuk memperoleh formula dan stabilitas fisik yang memenuhi persyaratan sebagai sediaan emulsi setelah berada dalam sediaan.

Tabel 1. Formulasi Emulsi Minyak Ikan Gurami

Bahan Formula I Formula II Formula III

(%) (%) (%)

Minyak Ikan Gurami 5 5 5

Tween 80 3,6 8,9 12,5

Span 80 0,4 1,1 1,5

Aspartam 0,2 0,2 0,2

Perasa Jeruk 1 1 1

Pewarna Orange FDC 0,2 0,2 0,2

Xanthan Gum 2,5 2,5 2,5

Aquadest 70,9 70,9 70,9

(4)

e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

41 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Hasil formulasi sediaan emulsi ketiga

formula yang dibuat, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Emulsi Minyak ikan Gurami (Formula 1, Formula 2, dan Formula 3)

3. Evaluasi Sediaan a. Uji Organoleptis

b. Pengukuran pH

Hasil pengukuran pH pada sediaan emulsi dilakukan dengan menggunakan pH meter universal. Pengujian pH bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pH emulsi dengan pH saluran cerna sehingga dapat di adsorbsi oleh lambung. Berdasarkan rentang pH saluran cerna yaitu antara 5-7.

Gambar 2. Hasil Pengukuran pH Emulsi

Dari hasil pengujian pH, seluruh formula yang dibuat memiliki pH yang

sama yaitu 5,0.

c. Uji Viskositas

Viskositas merupakan nilai yang menunjukkan satuan kekentalan medium pendispersi dari suatu sistem emulsi (Intan, K, et al., 2012). Pengukuran viskositas ketiga formula pada spindel LV – 04 (64) dengan kecepatan 100 rpm menunjukkan bahwa formula 1, formula 2, dan formula 3 berturut-turut 1554 cps, 3192 cps, 2190 cps.

d. Uji Tipe Emulsi Minya Ikan Gurami

Pengujian tipe emulsi dengan metode warna menggunakan pewarna larut air (M/A) metylen blue. Pengujian tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa fase luar emulsi minyak dalam air (M/A) dapat diencerkan. Penambahan metylen blue pada emulsi tipe M/A menyebabkan emulsi tersebut berwarna biru secara merata.

Gambar 3. Hasil Pengujian Tipe Emulsi Adanya variasi konsentrasi emulgator tidak berpengaruh pada tipe emulsi minyak ikan gurami. Hal ini ditujukan hasil uji tipe emulsi semua sediaan mempunyai tipe emulsi M/A karena bahan aktif bersifat non polar maka afinitas bahan aktif dan basis kecil sehingga pelepasan bahan aktif semakin mudah.

e. Uji Stabilitas Emulsi Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis Emulsi

Sediaan Organoleptis Formula 1 Warna Orange, sedikit

berbau khas minyak ikan gurami, homogen

Formula 2 Warna Orange, sedikit berbau khas minyak ikan gurami, homogen

Formula 3 Warna Orange, sedikit berbau khas minyak ikan gurami, homogen

Tabel 3. Hasil Uji Viskositas Emulsi Formula Viskositas

Hari Ke-2 Hari Ke-7

I 1,554 1,632

II 3,192 3,240

III 2,190 2,264

(5)

e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

42 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Uji sentrifugasi merupakan alat yang

sangat berguna untuk mengevaluasi dan meramalkan shelf-life suatu emulsi dengan mengamati pemisahan fase terdispersi karena pembentukan krim atau penggumpalan (Lachman, et al., 1994).

Hasil dari ketiga formula tersebut terjadi sedikit pemisahan fase setelah dilakukan uji sentrifugasi. Formula 1 memiliki kestabilan yang lebih baik dibanding formula 2 dan 3, dilihat dari pemisahan yang terjadi.

Gambar 4. Hasil Pengujian Stabilitas Emulsi KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Dari ketiga formulasi tersebut yang paling cocok untuk dibuat emulsi adalah formulasi yang ke-1 dengan konsentrasi tween 80 (3,6%) dan span 80 (0,4%).

2. Seluruh formula memiliki sifat organoleptis yang sama yaitu Warna Orange, sedikit berbau khas minyak ikan gurami, homogen, memiliki pH 5,0.

3. Viskositas dari ke-3 formula yang dibuat berturut-turut 1554 cps, 3192 cps, 2190 cps.

4. Formula 1 memiliki stabilitas yang lebih baik dibanding formula 2 dan formula 3.

SARAN

1. Sebaiknya dalam sediaan ditambahkan antioksidan alami maupun buatanuntuk mencegah adanya autooksidasi senyawa aktif.

2. Perlu dilakukan pengujian kadar logam berat dan kadar omega-3 dan omega-6 dalam minyak ikan gurami.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ristekdikti yang telah memberikan

pendanaan dalam penelitian ini dalam program hibah Penelitian Dosen Pemula (PDP).

DAFTAR PUSTAKA

Ackman, R.G. 1982. Fatty acid composition of fish oil.In Nutritional Evaluation of Long Chain Fatty Acid in Fish Oil.Barlow S.M. and Stasby (Ed).AkademicPress Ltd. London.

Ali Khomsan. (2004). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., Edisi IV, 605-619, Jakarta, UI Press.

Kurniawan Pambudi. 2013. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Emulsi Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa Linn.). Skripsi. Jakarta : Universitas Indonesia.

Rabiatul Adwyah. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Rizki Wulan Sari. 2015. Perbandingan Komposisi Asam Lemak Antara Minyak Ikan Gurami (Osphronemus goramy lacépède) Dengan Minyak Ikan Nila (Oreochromis niloticus linnaeus) Menggunakan Kromatografi Gas Spektroskopi Massa. Skripsi.

Bandung : UNISBA.

Suryani, A. I. Sailah dan E. Hambali. 2002.

Pengantar Teknologi Emulsi.

Bogor:Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fateta, IPB.

(6)

e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

43 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap

Gambar

Tabel 3. Hasil Uji Viskositas Emulsi  Formula  Viskositas
Gambar 4. Hasil Pengujian Stabilitas Emulsi  KESIMPULAN

Referensi

Dokumen terkait

Minyak Atsiri Kemukus memiliki warna kuning jernih; bau yang khas; rasa pahit dan pedas; berat jenis minyak kemukus Jember; X ± SD = 1,435 ± 0,0766 pada minyak atsiri kemukus

Hasil penelitian kadar air minyak bulus diperoleh nilai 0,12%, sehingga nilai tersebut dapat dikatakan baik pada minyak bulus sesuai dengan SNI yang telah

Mutu fisik sediaan krim didapatkan hasil organoleptis krim putih setengah padat dengan bau khas bawang tunggal, merupakan krim tipe M/A yang homogen dengan

Hasil yang diperoleh secara organoleptis, bahan baku simplisia rimpang jahe berbentuk irisan tipis dan pipih, rasa khas rempah (pedas), bau aromatis khas rimpang jahe dengan

Boerl Waktu Replikasi Uji Organoleptis Uji Homogenitas Warna Bau Bentuk Siklus 0 1 Coklat Aroma Mawar Kental Homogen 2 Coklat Aroma Mawar Kental Homogen 3 Coklat Aroma Mawar

Hasil uji organoleptis sediaan gel hand sanitizer Jenis Gel Warna Bau Sifat Gel Basis gel Bening Tidak berbau Setengah padat kental Gel dengan ekstrak 8% Hijau Aroma khas daun kelor

Hasil uji organolpetis sediaan Hand and body lotion sari buah tomat Formula Pengujian Hasil I Warna Putih Bau Khas Oleum Citri Konsistensi Kental II Warna Putih Bau Khas Oleum

Hasil Uji Organoleptis Formula F1 F2 F3 Bentuk Semi padat Semi padat Semi padat Warna Kuning Kuning Kecoklatan Kuning Kecoklatan Rasa Manis Manis Manis, sedikit asam Bau Khas