• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI COLLABORATIVE PLANNING, FORECASTING, AND REPLENISHMENT (CPFR) UNTUK MENGURANGI BULLWHIP EFFECT DI PT. BUSUR INTI INDO PANAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "IMPLEMENTASI COLLABORATIVE PLANNING, FORECASTING, AND REPLENISHMENT (CPFR) UNTUK MENGURANGI BULLWHIP EFFECT DI PT. BUSUR INTI INDO PANAH"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)IMPLEMENTASI COLLABORATIVE PLANNING, FORECASTING, AND REPLENISHMENT (CPFR) UNTUK MENGURANGI BULLWHIP EFFECT DI PT. BUSUR INTI INDO PANAH. TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh Ericko Wasita Rimbawan (160403068). D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F. A. K. U. L. T. A. S. T. E. K. N. I. K. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2020. No. Dok.: FM-GKM-S1TI-FT-6-06-07; Tgl. Efektif : 09 Juli 2018; Rev : 01; Halaman : 1 dari 1 Universitas Sumatera Utara.

(2) Universitas Sumatera Utara.

(3) Universitas Sumatera Utara.

(4) Universitas Sumatera Utara.

(5) PERNYATAAN ORISINALITAS. Judul:. Implementasi. Collaborative. Planning,. Forecasting,. and. Replenishment (CPFR) untuk Mengurangi Bullwhip effect di PT. Busur Inti Indo Panah. Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.. Medan, Juni 2020. Ericko Wasita Rimbawan. Universitas Sumatera Utara.

(6) KATA PENGANTAR. Puji dan syukur mahasiswa panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan baik. Tujuan sarjana merupakan salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik (Strata Satu Teknik Industri) di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Penulis melaksanakan Tugas Sarjana di PT. Busur Inti Indo Panah yang bergerak dalam bidang manufaktur makanan yaitu penjualan kecap manis dan kecap asin. Tugas Sarjana ini berjudul Implementasi Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR) untuk Mengurangi Bullwhip effect di PT. Busur Inti Indo Panah. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan belum sempurna sehingga dibutuhkan perbaikan dan penyesuaian lebih lanjut. Untuk itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang membangun dalam penyempurnaan laporan dan semoga laporan kerja praktek ini bermanfaat bagi pembaca.. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN JUNI 2020. PENULIS ERICKO WASITA R.. Universitas Sumatera Utara.

(7) UCAPAN TERIMA KASIH. Dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini, penulis telah banyak mendapat dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, baik berupa spiritual, materil, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua yang tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini dapat diselesaikan. 2. Ibu Dr. Meilita Tryana Sembiring, ST, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan. 3. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan selaku Koordinator Tugas Sarjana dan Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan yang mendukung penyelesaian Tugas Sarjana. 4. Ibu Indah Rizkya Tarigan, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan laporan. 5. Bapak Nico Gunawan, M.Sc selaku direktur utama PT. Busur Inti Indo Panah yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di PT. Busur Inti Indo Panah. 6. Ibu Juli selaku Kepala Bagian Accounting PT. Busur Inti Indo Panah yang telah mendampingi dan memberikan informasi selama penelitian berlangsung. 7. Ibu Shindy Natalia Litani, yang selalu memberi semangat, motivasi dan masukan kepada penulis selama penyusunan laporan tugas sarjana.. Universitas Sumatera Utara.

(8) 8. PT. Musim Mas yang telah memberikan beasiswa kepada peneliti selama perkuliahan. 9. Sahabat-sahabat C.I.A. yaitu Alfredo, weibul xpancer, Acek lim, Mikel ST, Patrick, Sushitei Chailes ST, Alvin Australia, Josephine, Andrian, Wanli Buffet, Jeanica, Sniper CIA, Acek Mie Pangsit, Raymond dan William yang telah memberi dukungan kepada penulis selama masa perkuliahan. 10. Asisten-asisten Laboratorium Komputasi yaitu Alfredo, Jeanica, Rosanna, Okta, dan adik-adik 2018 yang telah banyak mendukung penulis dalam pelaksanaan Kerja Praktek hingga selesainya laporan ini. 11. Sahabat Pengurus KMB-USU Periode 2018/2019 yaitu Calvint, William Sentosa, Chyntia Glori Tania, Felicia F., Nasri, Stefani Limanto, Jasver Fulvian, Andy Sulung, Carrine Natasha, Catherine Ruselly dan Wilyanto yang telah memberikan dukungan moral kepada penulis. 12. Sahabat Presidium HIMTI-FTUSU periode 2019/2020 di Departemen Teknik Industri Stambuk 2016 yang telah membantu dukungan moril dalam penulisan laporan tugas sarjana. 13. Teman-teman seperjuangan FIERLAS di Departemen Teknik Industri Stambuk 2016. 14. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara yang banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis. 15. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.. Universitas Sumatera Utara.

(9) ABSTRAK. Supply chain (rantai pasok) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama. PT. Busur Inti Indo Panah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kecap dari kacang kedelai. Produknya antara lain berupa kecap manis dan kecap asin. PT. Busur Inti Indo Panah menerapkan kebijakan produksi berdasarkan jumlah permintaan pada toko daerah penjualan dan menambah 10% dari hasil permintaan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Dampak dari kebijakan tersebut akan mengakibatkan overstock apabila permintaan kurang dari prediksi dari setiap toko daerah penjulan dan mengakibatkan stockout apabila permintaan lebih dari prediksi setiap toko daerah penjualan. Fenomena ini disebut sebagai bullwhip effect. Penelitian ini menggunakan kerangka metode Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR) untuk meminimalkan bullwhip effect. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai bullwhip effect pada kecap manis dan kecap asin sebesar 0,812 dan 0,814.. Kata Kunci: Supply Chain Management, Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR), Bullwhip Effect. Universitas Sumatera Utara.

(10) ABSTRACT. Supply chain (supply chain) is a system where the organization distributes production goods and services to its customers. This chain is also a network of various interconnected organizations that have the same goals. PT. Arc Inti Indo Panah is a company engaged in soy sauce processing. Products include sweet soy sauce and soy sauce. PT. Arc Inti Indo Panah applies a production policy based on the number of requests in the regional sales stores and adds 10% of the demand to anticipate the surge in demand. The impact of the policy will result in overstock if the demand is less than predicted from every sales area shop and results in a stockout if the demand is more than the prediction of each regional sales shop. This phenomenon is referred to as the bullwhip effect. This study uses a Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR) method to minimize the bullwhip effect. The results of this study indicate that the value of the bullwhip effect on sweet soy sauce and soy sauce is 0.812 and 0.814.. Keywords: Supply Chain Management, Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR), Bullwhip Effect. Universitas Sumatera Utara.

(11) DAFTAR ISI. BAB. I. HALAMAN LEMBAR SAMPUL .................................................................. i. LEMBAR PENGESAHAN ....................................................... ii. PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ iii. ABSTRAK ................................................................................ iv. ABSTRACT ................................................................................ v. KATA PENGANTAR ............................................................... vi. UCAPAN TERIMA KASIH...................................................... vii. DAFTAR ISI .............................................................................. viii. DAFTAR TABEL ...................................................................... xiv. DAFTAR GAMBAR ................................................................. xvi. DAFTAR LAMPIRAN .............................................................. xviii. PENDAHULUAN ...................................................................... I-1. 1.1. Latar Belakang ...................................................................... I-1. 1.2. Perumusan Masalah .............................................................. I-5. 1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. I-5. 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ I-6. 1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian ............................................. I-6. 1.6. Sistematika Penulisan Laporan ............................................. I-7. Universitas Sumatera Utara.

(12) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB II. HALAMAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ................................... II-1. 2.1. Sejarah Umum Perusahaan ................................................. II-1. 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ............................................ II-2. 2.3. Lokasi Perusahaan............................................................... II-2. 2.4. Daerah Pemasaran ............................................................... II-3. 2.5. Organisasi dan Manajemen ................................................. II-4. 2.5.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ................... II-5. III LANDASAN TEORI .................................................................. III-1. 3.1. Supply Chain Management ................................................. III-1. 3.1.1. Bullwhip Effect.......................................................... III-2. 3.1.2. Peneyebab Bullwhip Effect ....................................... III-3. 3.2. Peramalan ............................................................................ III-5. 3.2.2. Aturan Peramalan dalam Suplly Chain ..................... III-6. 3.2.2. Karakteristik Peramalan ............................................ III-6. 3.2.3. Tahapan Peramalan ................................................... III-7. 3.2.4. Tahapan Peramalan ................................................... III-8. 3.2.5. Metode Peramalan .................................................... III-10. 3.2.6. Uji Kesalahan Peramalan .......................................... III-14. 3.2.7. Keandalan Metode Peramalan .................................. III-16. ix Universitas Sumatera Utara.

(13) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. HALAMAN 3.3. Persediaan Pengaman (Safety Stock)................................... III-16. 3.4. Rought-Cut Capacity Planning (RCCP) ............................. III-16. 3.5. Service Level ....................................................................... III-18. 3.5. Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR) .............................................................................. IV. III-18. METODOLOGI PENELITIAN ............................................... IV-1. 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. IV-1. 4.2. Jenis Penelitian .................................................................... IV-1. 4.3. Objek Penelitian .................................................................. IV-1. 4.4. Variabel Penelitian .............................................................. IV-2. 4.5. Kerangka Konseptual .......................................................... IV-2. 4.6. Tahapan Penelitian .............................................................. IV-2. 4.7. Pengolahan Data.................................................................. IV-4. 4.8. Analisis Pemecahan Masalah .............................................. IV-4. 4.9. Kesimpulan dan Saran......................................................... IV-5. V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA................... V-1. 5.1. Pengumpulan Data .............................................................. V-1. 5.2. Pengolahan Data.................................................................. V-8. x Universitas Sumatera Utara.

(14) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. HALAMAN 5.2.1. Perhitungan Bullwhip Effect pada Kondisi Awal ..... V-9. 5.3. Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR) .............................................................................. V-13. 5.3.1. Agregasi .................................................................... V-13. 5.3.2. Pemilihan Metode Peramalan ................................... V-14. 5.3.2.1. Peramalan. Time. Series. dengan. Menggunakan Metode Trend Linear ......... 5.3.2.2. Peramalan. Time. Series. dengan. Menggunakan Metode Moving Average.... 5.3.2.3. Peramalan. Time. Series. V-15. V-19. dengan. Menggunakan Metode Single Exponential Smoothing .................................................. 5.3.2.4. Peramalan. Time. Series. V-22. dengan. Menggunakan Metode Winter’s Method .... V-26. 5.3.3. Verifikasi Peramalan................................................. V-29. 5.3.4. Validasi Hasil Peramalan .......................................... V-32. 5.3.5. Disagregasi................................................................ V-35. 5.3.6. Tingkat Koefisien Variansi Sesudah Peramalan....... V-36. 5.3.6.1. Koefisien Variansi Demand........................ V-36. 5.3.6.2. Koefisien Variansi Order ........................... V-37. xi Universitas Sumatera Utara.

(15) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. HALAMAN 5.3.7. Perhitungan Kapasitas Produksi ............................... V-39. 5.3.7.1. Rough-Cut Capacity Planning (RCCP)...... V-39. 5.3.8. Perhitungan. VI. Nilai. Bullwhip. Effect. Hasil. Peramalan.................................................................. V-41. 5.3.9. Replenishment ........................................................... V-42. ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN .... VI-1. 6.1. Analisis Nilai Bullwhip Effect pada Perusahaan PT. Busur Inti Indo Panah ......................................................... VI-1. 6.1.1. Analisis Bullwhip Effect Sebelum Penggunaan Metode Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR) pada PT. Busur Inti Indo Panah ....................................................................... VI-1. 6.1.2. Analisis Bullwhip Effect Sesudah Penggunaan Metode Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR) pada PT. Busur Inti Indo Panah ....................................................................... VI-3. 6.1. Analisis Nilai Peramalan pada Rantai Pasok PT. Busur Inti Indo Panah ................................................................... VI-5. xii Universitas Sumatera Utara.

(16) DAFTAR ISI (LANJUTAN). BAB. HALAMAN. VII KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. VII-1. 7.1. Kesimpulan ......................................................................... VII-1. 7.2. Saran ................................................................................. VII-1. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. xiii Universitas Sumatera Utara.

(17) DAFTAR TABEL. TABEL. HALAMAN. 1.1. Data Demand dan Order pada PT. Busur Inti Indo Panah ...... I-3. 5.1. Data Order dan Demand pada Perusahaan PT. Busur Inti Indo Panah .............................................................................. V-1. 5.2. Data Order dan Demand pada Toko Daerah Binjai................ V-2. 5.3. Data Order dan Demand pada Toko Daerah Medan .............. V-2. 5.4.. Data Order dan Demand pada Toko Daerah Tanjung Morawa .................................................................................. V-3. 5.5. Data Order dan Demand pada Toko Daerah Tanjung Pura ..... V-3. 5.6.. Data Order dan Demand pada Toko Daerah Pangkalan Brandan .................................................................................. 5.7.. Data Order dan Demand pada Toko Daerah Pangkalan Susu ....................................................................................... 5.8.. V-4. V-5. Data Order dan Demand pada Toko Daerah Pemantang Siantar ..................................................................................... V-5. 5.9. Data Order dan Demand pada Toko Daerah Tebing Tinggi .... V-6. 5.10. Data Order dan Demand pada Toko Daerah Stabat ............... V-7. 5.11. Data Order dan Demand pada Toko Daerah Kabanjahe ........ V-7. 5.12. Data Order dan Demand pada Toko Daerah Sei Rampah ..... V-8. 5.13. Nilai Bullwhip Effect pada Manufaktur .................................. V-10. 5.14. Nilai Bullwhip Effect pada Toko ............................................ V-11. Universitas Sumatera Utara.

(18) DAFTAR TABEL (LANJUTAN). TABEL. HALAMAN. 5.15. Perhitungan Agregasi Permintaan Produk ............................. V-13. 5.16. Rekapitulasi Error Peramalan ................................................ V-30. 5.17. Rekapitulasi Hasil Peramalan................................................. V-30. 5.18. Rekapitulasi Perhitungan Tracking Signal ............................. V-34. 5.18. Rekapitulasi Perhitungan Tracking Signal ............................. V-34. 5.19. Peramalan Permintaan pada Masing-masing Produk ............. V-34. 5.20. Koefisien Variansi Permintaan ............................................... V-37. 5.21. Jumlah. Persediaan Produk pada PT. Busur Inti Indo. Panah ....................................................................................... V-38. 5.22. Hasil Perhitungan RCCP pada Produk Kecap Manis ............. V-40. 5.23. Hasil Perhitungan RCCP pada Produk Kecap Asin ............... V-41. 5.24. Nilai Bullwhip Effect CPFR ................................................... V-41. 6.1. Nilai Bullwhip Effect sebelum menggunakan metode CPFR ....................................................................................... VI-2. 6.2. Nilai Bullwhip Effect CPFR .................................................... VI-3. 6.3. Rekapitulasi Error Peramalan................................................. VI-5. xv. Universitas Sumatera Utara.

(19) DAFTAR GAMBAR. GAMBAR. HALAMAN. 2.1.. Lokasi PT. Busur Inti Indo Panah ...................................... II-3. 2.2.. Struktur Organisasi PT. Busur Inti Indo Panah .................. II-4. 3.1.. Simplifikasi Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang Dikelola (Pujawan, 2010) ......................................... III-2. 3.2.. Pola Horisontal ................................................................... III-8. 3.3.. Pola Musiman..................................................................... III-9. 3.4.. Pola Siklis........................................................................... III-9. 3.5.. Pola Trend .......................................................................... III-10. 4.1.. Kerangka Konseptual Penelitian ........................................ IV-2. 4.2.. Tahapan Penelitian ............................................................. IV-3. 5.1.. Pola Data Permintaan Produk Kecap Manis dan Kecap Asin Periode 2019 ............................................................. V-14. 5.2.. Data Permintaan Aktual ..................................................... V-15. 5.3.. Pemilihan Metode Trend Linear ........................................ V-16. 5.4.. Kotak Dialog Trend Analysis ............................................. V-16. 5.5.. Kotak Dialog Trend Analysis: Storage .............................. V-17. 5.6.. Kotak Dialog Trend Analysis: Result................................. V-18. 5.7.. Trend Analysis Plot ............................................................ V-18. 5.8.. Data Permintaan Aktual ..................................................... V-19. 5.9.. Pemilihan Metode Moving Average ................................... V-20. Universitas Sumatera Utara.

(20) DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN). GAMBAR. HALAMAN. 5.10. Kotak Dialog Moving Average .......................................... V-20. 5.11. Kotak Dialog Moving Average: Storage ............................ V-21. 5.12. Kotak Dialog Moving Average: Result .............................. V-21. 5.13. Moving Average Analysis Plot ........................................... V-22. 5.14. Data Permintaan Aktual ..................................................... V-23. 5.15. Pemilihan Metode Single Exponential Smoothing ............. V-23. 5.16. Kotak Dialog Single Exponential Smoothing..................... V-24. 5.17. Kotak Dialog Single Exponential Smoothing: Storage ...... V-24. 5.18. Kotak Dialog Single Exponential Smoothing: Result ........ V-25. 5.19. Single Exponential Smoothing Analysis Plot ..................... V-25. 5.20. Data Permintaan Aktual ..................................................... V-26. 5.21. Pemilihan Metode Winter’s Method .................................. V-27. 5.22. Kotak Dialog Winter’s Method .......................................... V-27. 5.23. Kotak Dialog Winter’s Mehod: Storage ............................ V-28. 5.24. Kotak Dialog Winter’s Method: Result .............................. V-28. 5.25. Winter’s Method Analysis Plot ........................................... V-29. 5.26. Moving Range Chart Metode Winter’s Method ................. V-31. xvii Universitas Sumatera Utara.

(21) DAFTAR LAMPIRAN. 1.. Sertifikasi Evaluasi Draft Tugas Sarjana. 2.. Form Pengajuan Tugas Akhir. 3.. Surat Keterangan Riset Tugas Sarjana Perusahaan. 4.. Surat Keputusan (SK) Tugas Akhir. 5.. Kartu Kehadiran Kuliah Umum, Seminar hasl, Workshop dan Conference. 6.. Lembar Bukti Bimbingan. Universitas Sumatera Utara.

(22) BAB I PENDAHULUAN. 1.1.. Latar Belakang Kecap merupakan jenis makanan fermentasi yang paling banyak dikonsumsi. di seluruh dunia. Kecap adalah produk cair berwarna coklat atau hitam gelap yang mempunyai rasa asin atau manis dan digolongkan dalam makanan yang mempunyai rasa asin dan manis. Pertumbuhan penduduk yang semakin banyak menyebakan penjualan produksi kecap yang semakin tinggi yang membuat pabrik membutuhkan keakuratan peramalan untuk dapat memprediksi jumlah produksi yang harus ditingkatkan pada masa yang akan datang. Peramalan penjualan produksi merupakan dasar bagi perencanaan operasi-operasi pabrik seperti penyusunan rencana kerja, penjadwalan produksi, persediaan bahan baku produksi dan pengendalian produksi (Lengkey, 2014). Supply Chain adalah jaringan perusahaan - perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan end user (Pujawan, 2017). Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama. Inti dari supply chain management adalah adanya sinkronisasi dan koordinasi ke arah hulu dan hilir. Maksud dari hulu dan hilir yaitu mulai dari perusahaan sampai dengan ke tangan konsumen Hal ini mutlak dilakukan untuk menjaga efektifitas suatu supply chain yang dibangun (Talitha, 2010).. I-1 Universitas Sumatera Utara.

(23) I-2. Bullwhip Effect atau Distorsi informasi pada supply chain adalah salah satu sumber kendala dalam menciptakan supply chain yang efisien. Informasi tentang permintaan konsumen terhadap suatu produk dari waktu ke waktu namun permintaan dari toko menuju ke pabrik jauh lebih fluktuatif dibandingkan dengan pola permintaan dari konsumen. Permintaan berubah menjadi fluktuatif di bagian hulu supply chain dan semakin semakin besar yang dinamakan dengan Bullwhip Effect (Pujawan, 2017). PT. Busur Inti Indo Panah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kecap dari kacang kedelai dan memproduksi secara make to stock. Produknya antara lain berupa kecap manis dan kecap asin. PT. Busur Inti Indo Panah beralamat di Jl. Rasberi No.18, Suka Maju, Binjai, Kota Binjai, Sumatera Utara 20716. Untuk bisa bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat, hal utama yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah bagaimana memenuhi permintaan konsumen. PT Busur Inti Indo Panah memiliki 11 daerah penjualan yaitu Binjai, Medan, Tanjung Morawa, Tanjung Pura, Pangkalan Brandan, Pangkalan Susu, Pemantang Siantar, Tebing Tinggi, Stabat, Kabanjahe dan Sei Rampah. Setiap daerah penjualan terdiri dari toko-toko daerah penjualan yang telah digabung. PT. Busur Inti Indo Panah menerapkan kebijakan produksi pada pelaku rantai pasok yang meliputi pelaku struktur rantai supply chain yaitu up stream berupa pemasok bahan baku, mid steam berupa pihak manufaktur yaitu PT. Busur Inti Indo Panah, dan down stream yaitu toko daerah penujulan. Pada penelitian ini mencakup pembahasan pada mid stream sampai dengan down stream dengan. Universitas Sumatera Utara.

(24) I-3. menyediakan produk berdasarkan jumlah pesanan pada toko daerah penjualan dan menambah 10% dari hasil pesanan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan. Dengan meningkatnya pesanan dari toko daerah penjualan sebesar 10%. Dampak dari kebijakan tersebut akan mengakibatkan overstock apabila permintaan kurang dari prediksi dari setiap toko daerah penjulan dan mengakibatkan stockout apabila permintaan lebih dari prediksi setiap toko daerah penjualan. Data supply merupakan data penyediaan yang berasal dari daerah penjualan menuju pada manufaktur rantai pasok. Data demand merupakan data permintaan yang diterima pada rantai pasok kegiatan manufaktur. Berikut ini merupakan data supply dan data demand dari PT. Busur Inti Indo Panah dengan jenis produk kecap manis dan kecap asin selama setahun terakhir pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Data Supply dan Demand pada PT. Busur Inti Indo Panah Tahun 2019 Kecap Manis (Lusin) Kecap Asin (Lusin) Bulan Supply Demand Supply Demand 1197 1019 558 565 Januari 1091 1105 419 426 Februari 1181 1080 474 578 Maret 1154 1198 538 506 April 1195 1135 597 568 Mei 1178 1139 589 584 Juni 1330 1371 643 589 Juli 1300 1401 649 584 Agustus 1424 1107 594 594 September Oktober November Desember Total. 1157 1153 1015 14375. 1056 1255 1164 14030. 693 582 697 7033. 602 645 597 6838. Sumber: PT. Busur Inti Indo Panah. Universitas Sumatera Utara.

(25) I-4. Tabel 1.1. menunjukkan bahwa terdapat selisish yang variatif antara jumlah permintaan dengan jumlah penjualan yang menimbulkan kelebihan inventori (over stock) dan kekurangan inventori (stock out) pada periode Januari hingga Desember. Jumlah permintaan yang tidak dapat diprediksi menyebabkan terjadinya distorsi pada rantai supply chain perusahaan Distorsi tersebut mengakibatkan permintaan yang tidak akurat, sehingga terdapat selisih yang variatif antara jumlah permintaan dengan jumlah penjualan . Akibat dari variatif antara jumlah permintaan dengan jumlah penjualan sehingga perusahaan mengalami overstock dan stock out. Fenomena ini disebut sebagai bullwhip effect. Bullwhip effect menyebabkan inefisiensi pada rantai supply, yaitu bertambahnya inventori yang menimbulkan inventory cost. Nilai bullwhip effect pada kecap manis dan kecap asin adalah 1,12 dan 1,45. Jika nilai bullwhip effect lebih besar sama dengan satu, berarti terjadi amplifikasi permintaan untuk produk tersebut (Pujawan,2017). Alasan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengurangi bullwhip effect, dapat memenuhi permintaan konsumen dengan jumlah persediaan yang tepat. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul: Implementasi Collaborative Planning, Forecasting, And Replenishment (CPFR) untuk Mengurangi Bullwhip Effect di PT. Busur Inti Indo Panah. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa metode Collaborative Planning, Forecasting, And Replenishment (CPFR) dapat digunakan sebagai solusi pemecahan masalah untuk mengurangi bullwhip effect. Nurul Auliya (2017). Universitas Sumatera Utara.

(26) I-5. dalam penelitiannya menggunakan metode Collaborative Planning, Forecasting, And Replenishment (CPFR) untuk melakukan pengendalian persediaan barang. Model ini dapat membantu untuk menentukan jumlah safety stock yang harus disiapkan setiap dilakukan pemesanan kepada distributor secara lebih optimal dengan meminimalkan total biaya pembelian. Erwin Kurniawan (2017) melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan Collaborative Planning, Forecasting, And Replenishment (CPFR) guna meramalkan data permintan produk dan untuk menghitung safetystock pada permintaan. Lina Saptaria (2017) melakukan penenelitiannya dengan menggunakan metode. Collaborative. Planning, Forecasting, And Replenishment (CPFR) untuk melakukan perhitungan kebijakan produksi pada tahun yang akan datang dengan melakukan peramalan time series untuk meminimalkan bullwhip effect. Penelitian tersebut digunakan sebagai alat pendukung bahwa metode Collaborative Planning, Forecasting, And Replenishment (CPFR) merupakan model yang tepat digunakan dalam pemecahan masalah untuk mengatasi bullwhip effect. Dengan menggunakan metode Collaborative Planning, Forecasting, And Replenishment (CPFR) akan diperoleh kebijakan produksi barang yang meliputi besarnya ukuran pemesanan dan safetystock sehingga dapat meminimalisir pertambahan inventori pada rantai supply.. 1.2.. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka pokok. permasalahan yang menjadi fokus utama pada penelitian ini yaitu melakukan. Universitas Sumatera Utara.

(27) I-6. perencanaan produksi antar pelaku rantai pasok dalam meminimalkan bullwhip effect pada PT. Busur Inti Indo Panah.. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah menentukan jumlah produksi yang tepat dalam perencanaan persediaan pada pelaku rantai pasok dalam meminimalkan bullwhip effect di PT. Busur Inti Indo Panah. Tujuan khusus dari penelitian tugas sarjana ini yakni : 1.. Melakukan perhitungan peramalan permintaan dari produk kecap manis dan kecap asin berdasarkan data historis di PT. Busur Inti Indo Panah.. 2.. Melakukan perhitungan safety stock permintaan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan di PT. Busur Inti Indo Panah.. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang diperoleh diperguruan tinggi serta mencari solusi mengenai distorsi informasi dan fluktuasi permintaan (Bullwhip Effect).. 2.. Laporan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pabrik untuk dapat mempertimbangkan solusi yang sesuai dengan praktik – praktik rantai pasok yang dilakukan untuk mendapatkan solusi yang optimal.. 3.. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi maupun literatur untuk mengatasi masalah – masalah yang berkaitan dengan Bullwhip Effect. Universitas Sumatera Utara.

(28) I-7. dengan menggunakan metode CPFR (Collaborative Planning, Forecasting and Replenishment) pada industri manufaktur.. 1.5. Batasan dan Asumsi Penelitian Batasan-batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.. Data permintaan yang digunakan sebagai acuan dalam peramalan, yaitu data permintaan pada tahun 2019.. 2.. Penelitian berfokus pada dua produk yaitu kecap manis botol 600 ml dan kecap asin botol 600 ml. Karena produk tersebut memiliki banyak persediaan di gudang. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:. 1.. Waktu lead time diketahui antar level rantai pasok adalah konstan.. 2.. Tidak terdapat perubahan daerah penjualan.. 3.. Harga maupun biaya tidak mengalami perubahan selama penelitian.. 1.6. Sistematika Penulisan Laporan Sistematika penulisan laporan dari tugas sarjana akan disajikan dalam Bab I hingga Bab VII. Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut: Bab I merupakan pendahuluan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan. yang. mendasari. dilakukannya. penelitian. “Implementasi. Collaborative Planning, Forecasting, And Replenishment. (CPFR) untuk. Mengurangi Bullwhip Effect di PT. Busur Inti Indo Panah”, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi-asumsi yang. Universitas Sumatera Utara.

(29) I-8. digunakan dan sistematika penulisan laporan. Bab II merupakan Gambaran Umum Pabrik diuraikan Kecap Asin dan Kecap Manis, Perkembangan Kecap Asin dan Kecap Manis, Ruang Lingkup Bidang Usaha, Lokasi Perusahaan, Proses Produksi Kecap Asin dan Kecap Manis, Fenomena Penelitian, Fenomena Daerah Pemasaran dari Produk Kecap Asin dan Kecap Manis, Fenomena Sistem Rantai Pasok, dan Kondisi Aktual Manajemen Rantai Pasok PT. Busur Inti Indo Panah. Bab III merupakan Landasan Teori menyajikan dasar teori dan metode yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian. Teori – teori yang digunakan berhubungan dengan rantai pasok (Supply Chain), Bullwhip Effect Analysis serta optimalisasi dengan menggunakan CPFR yang disesuaikan dengan pengendalian persediaan. Bab IV meruapakan Metodologi penelitian yang digunakan dalam tugas sarjana. ini. adalah Tempat dan Waktu Penelitian, Jenis Penelitian, Objek. Penelitian, Kerangka Konseptual, Variabel Penelitian, Kerangka Konseptual dan Kerangka Berpikir, Tahapan Penelitian, Pengolahan Data, Analisa Pemecahan Masalah, serta Kesimpulan dan Saran. BAB V merupakan Pengumpulan dan Pengolahan Data diuraikan data-data yang dikumpulkan peneliti yang berhubungan dengan pemecahan permasalahan penelitian, baik data primer maupun data sekunder. Dilakukan pengumpulan data dan diolah berdasarkan metode CPFR dalam rantai pasok. BAB VI meruapakan Analisis dan Diskusi yakni diuraikan analisis terhadap hasil dari pengolahan data dan diskusi terhadap pemecahan masalah dalam. Universitas Sumatera Utara.

(30) I-9. penelitian. BAB VII merupakan Kesimpulan Dan Saran diuraikan kesimpulan yang diperoleh dari diskusi pemecahan masalah, serta saran-saran yang bermanfaat bagi pabrik dan pengembangan penelitian selanjutnya khususnya mengenai rantai pasok yang berkaitan dengan fluktuasi permintaan (Bullwhip Effect).. Universitas Sumatera Utara.

(31) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1.. Sejarah Umum Perusahaan PT. Busur Inti Indo Panah adalah perusahaan yang bergerak pada bidang. industri pengolahan Kecap Cap Panah. Adapun produk olahan yaitu berupa kecap asin dan kecap manis. Peruxahaan ini berlokasi Jl. Rasberi No.18, Suka Maju, Binjai, Kota Binjai, Sumatera Utara 20716. Perusahaan ini pertama kali berdiri pada awal tahun 1960, pendiri perusahaan ini adalah Bapak Samsul Gunawan. Pada mulanya perusahaan ini berupa home industry dengan pengolahan yang masih tradisional dan alat yang sederhana. Seiring berjalannya waktu, home industry ini pun makin berkembang. Hal ini disebabkan belum adanya saingan dari usaha sejenis sehingga pada tahun 1977 dimana perlu peningkatan status usaha ke arah yang lebih besar maka lahirlah Kilang Kecap Langkat yang penanganan manajemennya lebih meningkat dari dahulu. Namun untuk ukuran suatu perusahaan masih sangat sederhana. Pada awalnya perusahaan ini memproduksi Kecap dan Tauco, namun seiring dengan perkembangan pasar, kemudian perusahaan ini lebih memfokuskan atau mengutamakan pada produksi kecap yang hingga sampai saat ini masih tetap berjalan. Dalam memasarkan hasil produksinya PT. Busur Inti Indo Panah memproduksi kecap asin dan kecap manis. Wilayah atau daerah sekitarnya dan kota Medan diperluas hingga Kabupaten Langkat dan Deli Serdang.. II-1 Universitas Sumatera Utara.

(32) II-2. Pada tahun 1986 tepatnya tanggal 15 Mei berdirilah PT. Busur Inti Indo Panah sebagai wujud profesionalisme yang berlokasi di Kota Binjai dan putra bungsu Bapak Gunawan yakni Bapak Nico Gunawan ditunjuk sebagai direkturnya. Jauh sebelum perusahaan ini terbentuk sebagai perseroan terbatas cikal bakalnya dirintis dengan fokus utama pemberdayaan sumber daya manusia yang lebih bermutu untuk menghadapi tantangan zaman dan sekaligus berupaya mewujudkannya sebagai perusahaan yang ramah lingkungan.. 2.2.. Ruang Lingkup Bidang Usaha PT. Busur Inti Indo Panah bergerak dalam bidang pembuatan kecap asin. dan kecap manis. PT. Busur Inti Indo Panah sudah memiliki lebih dari 1000 retailer produk kecap asin dan kecap manis. Pendistribusian produk Kecap Cap Panah ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari PT. Busur Inti Indo Panah. Perusahaan ini mendistribusikan produknya ke berbagai tempat seperti produk kecap asin dan kecap manis untuk kawasan kota Medan hingga Kabupaten Langkat dan Deli Serdang.. 2.3.. Lokasi Perusahaan PT. Busur Inti Indo Panah pada dasarnya terletak di Jl. Rasberi No.18,. Suka Maju, Binjai, Kota Binjai, Sumatera Utara dengan kode pos 20716.. Universitas Sumatera Utara.

(33) II-3. Sumber : Google Earth. Gambar 2.1. Lokasi PT. Busur Inti Indo Panah. 2.4.. Daerah Pemasaran Produk yang dihasilkan oleh PT. Busur Inti Indo Panah adalah Kecap Cap. Panah berupa kecap asin dan kecap manis. Pada umumnya daerah pemasarannya adalah daerah Provinsi Sumatera Utara. PT. Busur Inti Indo Panah memiliki beberapa daerah pemasaran yaitu: 1.. Binjai. 2.. Medan. 3.. Tanjung Morawa. 4.. Tanjung Pura. 5.. Pangkalan Brandan. 6.. Pangkalan Susu. 7.. Pematang Siantar. Universitas Sumatera Utara.

(34) II-4. 8.. Tebing Tinggi. 9.. Stabat. 10. Kabanjahe 11. Sei Rampah. 2.5.. Organisasi dan Manajemen Struktur organisasi merupakan perwujudan dari fungsi-fungsi, wewenang,. dan tanggung jawab yang saling berhubungan. Struktur organiasi PT. Busur Inti Indo Panah merupakan lini dan fungsional. Segala ketentuan, keputusan atau segala kebijaksanaan ada di tangan satu orang, yaitu direktur utama. Struktur organiasi lini dan fungsional adalah suatu bentuk organisasi dimana pimpinan (direktur utama) dipandang sebagai sumber kekuasaan tunggal. Dari pimipinan sampai kepada bawahan berlangsung menurut garis komando. Gambar 2.2. merupakan struktur organiasi PT. Busur Inti Indo Panah. Direktur Utama. Manajer Pemasaran. Manajer ADM/ ACC. Manajer Pabrik. Kep. Divisi Sortir Botol. Supervisor. Salesman. Salesman. Salesman. Supir Kernet. Supir Kernet. Supir Kernet. Anggota. Anggota. Anggota. Kep. Divisi Cuci Botol. Kep. Divisi Processing. Kep. Divisi Gudang. Anggota Proses Encer. Kep. Bagian Pajak. Kep. Bagian Personalia. Anggota Proses Kental. Sumber : PT. Busur Inti Indo Panah. Gambar 2.2. Struktur Organisasi PT. Busur Inti Indo Panah. Universitas Sumatera Utara. Kep. Bagian Pembukuan.

(35) II-5. 2.5.1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang produksi kecap, PT. Busur Inti Indo Panah dipimpin oleh direktur utama yang membawahi tiga bagian manajer,. yaitu. manajer. pemasaran,. manajer. pabrik. dan. manajer. administrasi/accounting. Berikut tugas dan tanggung jawab dari masing – masing bagian dalam struktur organisasi PT. Busur Inti Indo Panah: 1.. Direktur Utama a. Menentukan dan merumuskan kebijaksanaan utama dalam pencapaian tujuan umum perusahaan. b. Mengkoordinasi dan mengawasi tugas – tugas yang didelegasikan kepada para manager dan menjalin hubungan yang baik. c. Membuat pengaturan intern pada perusahaan yang tidak bertentangan dengan Undang – Undang yang ditetapkan. d. Mengadakan sistem, prosedur, metode dan perintah. e. Mengadakan pertemuan di depan forum dalam rapat dengan staf – staf terkait antar departemen dalam membalas dan mengatasi masalah – masalah yang timbul dalam aktivitas proses produksi.. 2.. Manajer Pemasaran a. Bertanggung jawab atas pengangkutan / pengiriman barang sampai ke tujuan. b. Menetapkan dan memperluas jaringan pemasaran barang. c. Mengadakan hubungan relasi agar dapat memperluas jaringan pemasaran.. Universitas Sumatera Utara.

(36) II-6. d. Melakukan penelitian pasar yang meliputi perkembangan permintaan, penawaran serta melakukan peramalan pasar. 3.. Supervisor Supervisor bertanggung jawab terhadap pendistribusian barang kepada konsumen. Bagian supervisor ini membawahi tiga salesman, yang bertugas memasarkan produk – produk, mengadakan perapihan piutang dan memperluas. daerah. pemasaran. yang. secara. tidak. langsung. dapat. meningkatkan volume penjualan. 4.. Manajer Pabrik a. Bertanggung jawab atas tercapainya produksi dan penjualan yang ditetapkan perusahaan. b. Bertanggung. jawab. agar. terlaksananya. proses. produksi. untuk. menghasilkan produk bermutu dengan metode yang efisien dan efektif serta sesuai dengan standar produk dan proses yang telah ditetapkan perusahaan. c. Bertanggung jawab agar terlaksananya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang menjadi tanggung jawabnya secara efisien dan efektif. 5.. Kepala Divisi Sortir Botol Kepala Divisi Sortir Botol bertanggung jawab dalam pemilihan atau penyortiran botol – botol yang akan digunakan dalam pengemasan kecap.. 6.. Kepala Divisi Cuci Botol Kepala Divisi Cuci Botol bertanggung jawab dalam kebersihan botol sebagai kemasan atau media kecap.. Universitas Sumatera Utara.

(37) II-7. 7.. Kepala Divisi Processing Kepala Divisi Processing bertanggung jawab atas pemprosesan dan pembagian kegiatan produksi kecap yaitu kecap asin dan kecap manis.. 8.. Kepala Divisi Gudang Kepala Divisi Gudang bertanggung jawab atas barang yang sudah dikemas dan masuk ke dalam gudang serta bongkar muat barang di gudang.. 9.. Manajer Administrasi a. Mengevaluasi atau mengecek laporan keuangan: Necara maupun laba rugi perusahaan secara periodik tiap tahun. b. Bertanggung. jawab. terhadap. penentuan. kebijaksanaan. teknis. pengendalian, pengawasan, pembinaan, koordinasi, evaluasi di bidang akuntansi dan keuangan. c. Bertugas dan bertanggung jawab dalam mengawasi dan meneliti kebenaran dan realisasi pengeluaran dan pendapatan serta mengevaluasi semua pendapatan dan biaya. 10. Kepala Bagian Perpajakan Kepala Bagian Perpajakan bertanggung jawab dalam mengecek surat – surat yang berhubungan dengan distribusi barang. 11. Kepala Bagian Personalia a.. Mendata daftar distribusi jumlah karyawan.. b.. Membuat daftar penerimaan karyawan.. c.. Membuat daftar karyawan yang berhenti.. d.. Membuat dan mendata absen karyawan.. Universitas Sumatera Utara.

(38) II-8. e.. Membuat daftar laporan posisi karyawan perbulan.. f.. Membuat daftar laporan kecelakaan kerja.. g.. Membuat distribusi pegawai bulanan, harian dan pekerja borongan.. h.. Membuat data payroll terhadap hari kerja karyawan dan jumlah lembar karyawan.. 12. Kepala Bagian Pembukuan a.. Meminta data dari berbagai sumber dari dalam perusahaan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan.. b.. Menyusun laporan keuangan perusahaan secara periodik tiap tahun.. Universitas Sumatera Utara.

(39) BAB III LANDASAN TEORI. 3.1.. Supply Chain Management Supply Chain adalah jaringan perusahaan - perusahaan yang bekerja secara. bersama-sama untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan end user. Perusahaan - perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik distributor, toko, atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik (Pujawan, 2017). Pada suatu supply chain biasanya ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Contohnya adalah bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik. Setelah produk selesai diproduksi, produk dikirim ke distributor, lalu ke pengecer atau ritel, kemudian ke pemakai akhir. Yang kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di masing – masing retailer sering dibutuhkan oleh distributor. Informasi tentang status pengiriman produk sering dibutuhkan oleh perusahaan yang mengirim maupun yang akan menerima. Perusahaan itu sendiri harus membagi informasi seperti ini supaya pihak – pihak yang berkepentingan bisa memonitor untuk kepentingan perencanaan yang lebih akurat. Gambar 2.1 memberikan ilustrasi konseptual sebuah supply chain.. III-1 Universitas Sumatera Utara.

(40) III-2. Finansial : invoice, term pembayaran. Material : bahan baku, komponen, produk jadi. Informasi : kapasitas, status pengiriman, quotation. Supplier 1. Supplier 2. Manufacturer. Distributor. Ritel / toko. Finansial : pembayaran. Material : retur, recycle, repair. Informasi : order ramalan. Gambar 3.1. Simplifikasi Model Supply Chain dan 3 Macam Aliran yang Dikelola (Pujawan, 2017). 3.1.1. Bullwhip Effect Distorsi informasi mengakibatkan pola permintaan yang semakin fluktuatif ke arah hulu supply chain. Fluktuasi permintaan dari hilir ke hulu suatu supply chain dinamakan bullwhip effect. Bullwhip effect merupakan istilah yang digunakan dalam dunia inventory yang mendefinisikan bagaimana pergerakan demand dalam supply chain. Konsepnya adalah suatu keadaan yang terjadi dalam supply chain, dimana permintaan dari customer mengalami perubahan, baik semakin banyak atau semakin sedikit, perubahan ini menyebabkan distorsi permintaan dari setiap stage supply chain. Distorsi tersebut menimbulkan efek. Universitas Sumatera Utara.

(41) III-3. bagi keseluruhan stage supply chain yaitu permintaan yang tidak akurat. Bullwhip effect mengakibatkan banyak inefisiensi pada supply chain. Misalnya pabrik memproduksi dan mengirim lebih banyak dari yang sesungguhnya dibutuhkan akibat salah membaca signal permintaan dari pemain bagian hilir supply chain. Kegiatan dari pabrik dan pemasok lebih fluktuatif sehingga mereka sering lembur menghadapi pesanan yang berlebih atau menganggur karena distributor/ritel tidak memesan dalam waktu yang relatif panjang akibat mereka melakukan forward buying. Bullwhip effect adalah suatu fenomena dimana satu lonjakan kecil di level konsumen yang akan mengakibatkan lonjakan yang sangat tajam di level yang jauh dari konsumen.. 3.1.2. Penyebab Bullwhip Effect Terdapat 5 hal yang menjadi penyebab utama timbulnya bullwhip effect antara lain (Susilo, 2008) : a.. Demand Forecasting Demand forecasting merupakan tingkat dan jumlah permintaan produk– produk yang diharapkan akan terealisir untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang.. b.. Lead Time Lead time adalah tenggang waktu antara saat pemesanan dengan saat pesanan itu datang. Dengan keadaan lead time(tenggang waktu) yang lebih panjang, mengakibatkan perubahan secara signifikan pada safety stock, reorder level, dan order quantities. Perubahan tersebut tentu saja dapat meningkatkan. Universitas Sumatera Utara.

(42) III-4. variabilitas yang terjadi dalam suatu supply chain. c.. Batch Ordering Batch ordering ialah penumpukan sejumlah order yang jumlahnya relatif kecil, kemudian sekumpulan order tersebut diberikan ke pemasoknya setelah beberapa waktu. Akibatnya terjadi pemesanan besar-besaran pada suatu waktu dan kosongnya pemesanan pada periode tertentu. Pola pemesanan yang terjadi akan sangat berfluktuasi tinggi, juga mengakibatkan meningkatnya variabilitas dalam supply chain.. d.. Fluktuasi Harga Jika harga barang sedang mengalami penurunan, maka pembeli akan membeli barang dalam jumlah banyak sampai stock menumpuk. Ketika harga barang naik, mereka menunda pembelian sampai barang stocknya habis terjual kembali. Akibatnya permintaan tersebut tidak mencerminkan pola konsumsi konsumen.. e.. Perubahan Pemesanan Jika permintaan barang melebihi pasokan yang ada, maka permintaan akan dijatah dengan perbandingan yang sama dengan jumlah produk yang mereka pesan. Maka pembeli akan melebihkan permintaan yang mereka pesan untuk mengatasi perubahan pemesanan. Jika permintaan pesanan barang berkurang, maka terjadilah pembatalan pemesanan. Pembatalan pemesanan akan menyebabkan terjadinya distorsi dan variasi pada perkiraan permintaan. Untuk pengukuran bullwhip effect, digunakan persamaan berikut :. Universitas Sumatera Utara.

(43) III-5. CV (Order). BE = CV (Demand) -----------------------------------------------------------------(3.1) Dimana: CV (Demand) = μ= α=. ∑ 𝑥𝑖 n. α (Demand) μ(Demand). -----------------------------------------------------(3.2). ---------------------------------------------------------------------------(3.3). √∑(𝑥𝑖…𝑛−𝜇)2 n-1. CV (Order) =. -----------------------------------------------------------------(3.4). α(Order) μ(Order). -----------------------------------------------------------(3.5). Dimana: BE. =. Bullwhip Effect. α. =. Standar Deviasi. μ. =. Rata – rata. CV (Demand) =. Koefisien variansi permintaan. CD (Order). =. Koefisien variansi pesan. Xi. =. data ke-i. N. =. banyak data. Jika nilai BE lebih besar sama dengan satu, berarti terjadi amplifikasi permintaan untuk produk tersebut (Pujawan,2017).. 3.2.. Peramalan Peramalan permintaan merupakan suatu hal mendasar dalam Supply. Chain. Dengan mempertimbangkan dua proses yang disebut dengan push dan pull proses pada Supply Chain. Pada push process merupakan aktivitas yang berkaitan dengan produksi, transportasi dan aktivitas lain yang direncanakan. Sementara. Universitas Sumatera Utara.

(44) III-6. pull process merupakan aktivitas yang dilakukan dalam menghadapi atau menanggapi permintaan dari konsumen. Pada dua tahapan tersebut, manajer dalam hal ini harus memilih metode peramalan untuk memprediksi permintaan dari pelanggan (Chopra, 2013).. 3.2.1. Aturan Peramalan dalam Supply Chain Peramalan permintaan merupakan suatu hal mendasar dalam Supply Chain. Dengan mempertimbangkan dua proses yang disebut dengan push dan pull proses pada Supply Chain. Pada push process merupakan aktivitas yang berkaitan dengan produksi, transportasi dan aktivitas lain yang direncanakan. Sementara pull process merupakan aktivitas yang dilakukan dalam menghadapi atau menanggapi permintaan dari konsumen. Pada dua tahapan tersebut, manajer dalam hal ini harus memilih metode peramalan untuk memprediksi permintaan dari pelanggan (Chopra, 2013).. 3.2.2. Karakteristik Peramalan Perusahaan maupun pengelola. Supply Chain harus memperhatikan. karakteristik dari peramalan di bawah ini yakni sebagai berikut : 1.. Peramalan tidak pernah tepat akurat maka diperlukan besaran nilai yang telah diramalkan dan dilakukan perhitungan kesalahan peramalan.. 2.. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan dengan peramalan jangka panjang.. 3.. Peramalan agregat lebih akurat dibandingkan dengan peramalan disagregat.. Universitas Sumatera Utara.

(45) III-7. Hal ini disebabkan pada peramalan agregat dengan daerah cakupan yang lebih kecil dibandingkan dengan disagregat. 4.. Perusahaan yang posisinya berada cukup jauh pada tingkatan Supply Chain akan mengalami distorsi informasi yang tinggi. Padahal data tersebut akan digunakan sebagai dasar peramalan pada Supply Chain.. 3.2.3. Tahapan Peramalan Tahap-tahap yang dilakukan dalam peramalan antara lain : 1.. Mengumpulkan data permintaan produk di masa lalu.. 2.. Apabila data yang dimiliki adalah data produk family, maka dilakukan agregasi dengan mengkonversi dalam satu kesatuan yang dapat digunakan secara bersama-sama, misal : harga, waktu baku, dan sebagainya.. 3.. Melakukan plot data dalam bentuk diagram pencar. 4. Melakukan peramalan dengan menggunakan beberapa metode sesuai pola data 5.. Menghitung kesalahan dari masing-masing metode peramalan.. 6.. Memilih metode peramalan yang mempunyai kesalahan terkecil. 7. Melakukan verifikasi peramalan dengan menggunakan peta kontrol Moving Range atau Tracking Signal. 8.. Implementasi metode peramalan.. 9.. Memantau keandalan hasil peramalan dengan peta kontrol Moving Range.. Universitas Sumatera Utara.

(46) III-8. 3.2.4. Plot Data Plot data dalam bentuk diagram pencar dilakukan untuk mengetahui pola data yang terjadi. Beberapa pola data yang mungkin terjadi antara lain : 1.. Pola Horisontal / Acak (R) Terjadi bilamana data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yang konstan. Variasi acak ini diperlukan dalam rangka menentukan persediaan pengamanan untuk mengantisipasi kekurangan permintaan. Bentuk pola ini dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Pola Horisontal. 2.. Pola Musiman (S) Terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh faktor musiman. Fluktuasi permintaan suatu produk dan biasanya berulang setiap tahun. Pola ini biasanya disebabkan oleh faktor cuaca, musim libur panjang, dan hari raya keagamaan yang akan berulang secara periodik setiap tahunnya. Bentuk pola ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.. Universitas Sumatera Utara.

(47) III-9. Gambar 3.3. Pola Musiman. 3.. Pola Siklis (C) Terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang. Permintaan suatu produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodik, biasanya lebih dari satu tahun. Bentuk pola ini dapat. dilihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4. Pola Siklis. 4.. Pola Trend (T) Merupakan sifat dari permintaan dimasa lalu terhadap waktu terjadinya, apakah permintaan tersebut cenderung naik, turun, atau konstan. Terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data. Bentuk pola ini dapat dilihat pada Gambar 3.5. Universitas Sumatera Utara.

(48) III-10. Gambar 3.5. Pola Trend. 3.2.5. Metode Peramalan Peramalan terhadap suatu komponen maupun produk, memerlukan ketelitian perusahaan dalam mengkaji faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan tersebut dan hubungan antara faktor tersebut dengan permintaan di masa depan. Perusahaan harus mampu dalam mempertimbangkan faktor subjektif dan objektif pada masing – masing peramalan yang akan dilakukan. Faktor – faktor yang mempengaruhi peramalan yakni seperti permintaan pada periode sebelumnya, lead time yang digunakan untuk menyediakan produk, keadaan ekonomi dan aktivitas dari kompetitor. Perusahaan harus memahami faktor – faktor tersebut untuk dapat melakukan peramalan terhadap produk yang akan diproduksi. Metode dalam peramalan dibedakan menjadi : 1.. Kualitatif Merupakan metode peramalan yang berdasarkan pada keputusan dari manusia. Peramalan didasarkan atas data historis yang sedikit dan pendapat dari ahli yang berkaitan dengan penjualan produk tersebut.. Universitas Sumatera Utara.

(49) III-11. 2.. Time Series Metode ini menggunakan data - data historis permintaan dalam melakukan peramalan. Asumsi yang digunakan bahwa dengan menggunakan data historis, merupakan indikator terbaik dalam menentukan permintaan pada periode mendatang.. 3.. Causal Merupakan metode peramalan yang menggunakan data permintaan historis sebagai dasar dari peramalan. Namun, dikaitkan dengan faktor tertentu yakni korelasi antara permintaan dan faktor lingkungan seperti keadaan ekonomi dan suku bunga bank.Contohnya peramalan ini akan digunakan dengan efektif apabila penjualan dipengaruhi secara signifikan oleh harga produk. Salah satu contoh produk yakni penjualan dari gadget.. 4.. Simulation Merupakan suatu metode peramalan yang mengkombinasikan antara metode time series dan causal untuk membuat suatu peramalan. Namun, tetap memperhatikan faktor – faktor seperti promosi maupun kompetitior dalam proses peramalan. Terdapat beberapa pendekatan yang penting dilakukan bagi perusahaan. untuk melakukan peramalan secara efektif yakni sebagai berikut : 1.. Memahami peramalan pada objek terkait. 2.. Mengintegrasikan perencanaan akan permintaan dan peramalan dalam Supply Chain.. 3.. Mengidentifikasi faktor utama yang mempengaruhi permintaan peramalan.. Universitas Sumatera Utara.

(50) III-12. 4.. Peramalan dilakukan pada level agregasi yang tepat.. 5.. Perhitungan dari performansi dan tingkat kesalahan (error) yang terdapat pada Supply Chain. Metode peramalan dengan menggunakan metode Time Series merupakan. suatu metode yang memprediksi komponen sistematis dari permintaan dan komponen random dari penjualan produk. Pada peramalan time series terdapat 3 istilah yakni trend, level dan seasonal. Trend merupakan kecenderungan data. Level merupakan permintaan dari produk yang dipasarkan. Dan Seasonal merupakan kenaikan maupun penurunan barang pada musim tertentu. Berdasarkan metode peramalan tersebut dibagi atas 2 metode peramalan yakni: 1.. Static Method Merupakan metode peramalan dengan trend, level dan seasonal yang komponen sistematisnya tidak bervariasi dan biasanya dalam peramalan di masa mendatang menggunakan data yang sama.. 2.. Adaptive Method Merupakan metode peramalan yang menggunakan trend, level dan seasonal didasarkan atas data permintaan yang telah diamati.Kelebihan yang dimiliki oleh metode adaptive ialah menyesuaikan dengan data yang sedang di observasi. Langkah – langkah yang dilakukan dalam melakukan peramalan adaptif yakni inisialisasi dari data yang telah diberikan, dilakukan peramalan terhadap data tersebut, data hasil peramalan disimpan lalu dilakukan perhitungan kesalahan peramalan serta dilakukan modifikasi terhadap parameter pada peramalan tersebut yaitu trend, level dan seasonal.. Universitas Sumatera Utara.

(51) III-13. Terdapat beberapa jenis dari metode peramalan adaptif yakni sebagai berikut : a.. Trend Analysis Peramalan tersebut digunakan apabila data yang digunakan dipengaruhi oleh trend.. b.. Moving Average Peramalan tersebut digunakan apabila data yang digunakan tidak dipengaruhi oleh trend dan seasonal. Pada metode peramalan ini diperoleh bahwa level pada periode t merupakan rata – rata permintaan pada periode dengan rumus sebagai berikut : Lt=(Dt+ Dt-1+…+Dt-N+1)/ N Apabila permintaan pada periode t+1, maka perhitungan diubah menjadi : Lt+1=(Dt+1+ Dt+…+Dt-N+2)/ N. c.. Simple Exponential Smoothing Peramalan ini tepat digunakan apabila data permintaan yang digunakan tidak dipengaruhi oleh trend dan seasonal. Nilai awal dari level diperoleh berdasarkan atas data historis dikarenakan tidak ada pengaruh dari trend dan seasonal. Rumus yang digunakan yakni sebagai berikut : L0 = 1/n∑ni=1 Di Apabila telah dilakukan pengamatan pada permintaan Dt+1 pada periode t + 1 maka estimasi dari permintaan yakni sebagai berikut : Lt+1=αDt+1+(1-α)Lt Parameter yang digunakan ialah α dengan range yakni 0 < α < 1.. Universitas Sumatera Utara.

(52) III-14. Maka rumus yang digunakan menjadi seperti dibawah ini Lt+1= ∑t=1 n=0 α (1-α)𝑛Dt+1-n+(1-α)𝑡Dt d.. Trend and Seasonality Corrected Exponential Smoothing Winter’s Model Peramalan berikut dipengaruhi oleh parameter pada peramalan tersebut yaitu trend, level dan seasonal. Untuk dapat menggunakan metode peramalan ini diperlukan nilai dari masing – masing parameter - parameter pada peramalan tersebut yaitu trend, level dan seasonal. Pada perode t+1, estimasi untuk nilai trend, level dan seasonal ialah : Lt+1= α (Dt+1/ St+1)+(1-α) (Lt+ Tt) Tt+1= β (Lt+1- Lt)+(1-β) Tt St+p+1= γ (Dt+1/ Lt+1)+(1-γ) St+1 Dengan nilai dari masing – masing faktor yakni level sebesar 0 < α < 1, trend sebesar 0 < β < 1, dan seasonal sebesar 0 < γ < 1 pada data yang akan dilakukan peramalan (Chopra, 2013).. 3.2.6. Uji Kesalahan Peramalan Besar kesalahan suatu peramalan dapat dihitung dengan beberapa cara antara lain, yaitu (Ginting, Rosnani .2007): 1. Mean Square Error (MSE) m. MSE .  X t 1.  Ft . 2. t. N. Keterangan: X t : data aktual periode t. Universitas Sumatera Utara.

(53) III-15. F t : nilai ramalan periode t. N. : banyaknya periode. 2. Standard Error of Estimate (SEE) : m. SEE .  X t 1.  Ft . t. 2. N f. Keterangan : f = Derajat Kebebasan X t : data aktual periode t. F t : nilai ramalan periode t. N. : banyaknya periode. Untuk data konstan, f=1 Untuk data linear, f=2 Untuk data kwadratis, f=3 Untuk data siklis, f=3 3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE) m. MAPE .  t 1. PEt N. Keterangan: PEt : nilaipercentageerror. N. : banyaknya periode. Universitas Sumatera Utara.

(54) III-16. 3.2.7. Keandalan Metode Peramalan Tracking signal merupakan suatu ukuran bagaimana sebuah ramalan memperkirakan nilai-nilai aktual. Tracking signal dihitung sebagai running sum of the forecast error (RSFE) dibagi dengan mean absolute deviation (MAD) sebagai berikut (Andriyanto, 2014): a.. Uji Tracking Signal Brown Batas-batas nilai tracking signal – Brown = ±4 sampai ±6 TS =. b.. RSFE MAD. Uji Tracking Signal Trigg Batas-batas nilai tracking signal – Trigg = ±1 TS =. 3.3.. dt-dt' MAD. Persediaan Pengaman (Safety Stock) Persediaan pengaman merupakan suatu persediaan yang dicadangkan. sebagai pengaman dari proses produksi perusahaan. Persediaan pengaman diperlukan karena dalam kenyataannya jumlah bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi tidak selalu tepat seperti yang di rencanakan. Perhitungan safety stock adalah sebagai berikut (Ruauw, 2011): Ss =z √𝐿𝑇. ∝ Dimana Ss = Safety stock Z = Tingkat service level yang diinginkan LT = Lead time. Universitas Sumatera Utara.

(55) III-17. α = Standar deviasi demand. 3.4.. Rought-Cut Capacity Planning (RCCP) Rought-Cut Capacity Planning menghitung kebutuhan kapasitas secara. kasar dan membandingkannya dengan kapasitas yang tersedia. Perhitungan secara kasar yang dimaksud terlihat dalam dua hal yang menjadi karakteristik RCCP yaitu: 1.. Kebutuhan kapasitas masih didasarkan pada kelompok produk, bukan produk per produk. 2.. Tidak memperhitungkan jumlah persediaan yang telah ada. (Sinulingga,. Sukaria, 2017) Kapasitas yang tersedia dapat dihtung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: CA = d x e x f Dimana: CA. =. Capacity Available (jam). d. =. Jumlah hari kerja/bulan (hari). e. =. Jumlah hari kerja/hari (jam). f. =. Jumlah mesin produksi yang tersedia (unit). Kapasitas yang dibutuhkan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: CR = a + (b x c) Dimana:. Universitas Sumatera Utara.

(56) III-18. CR. =. Capacity Requirement (jam). a. =. Waktu setup (jam). b. =. Hasil Peramalan (unit). c. =. Waktu Operasi (jam/unit). 3.5.. Service Level Service level atau tingkat pelayanan merupakan salah satu metode untuk. penilaian kinerja dari manajeman persediaan dan juga gudang. Service level adalah suatu tingkat yang memperlihatkan jumlah pemesanan akan suatu produk yang dipenuhi tepat waktu dibandingkan dengan total permintaan terhadap produk tersebut. Biasanya service level dinyatakan dalam satuan persen, dimana semakin mendekati nilai 100%, berarti kebutuhan produk dapat terpenuhi dengan sangat baik. Nilai service level ini memiliki keterkaitan dengan jumlah kejadian stock out yaitu kekurangan produk daripada yang dibutuhkan dan merupakan adalah satu cara penilaian kerja inventory control. Semakin tinggi nilai service level, maka kejadian stock out semakin jarang. Nilai service level dapat diperoleh dengan menggunakan formula berikut : Service Level=. 3.6.. Jumlah Permintaan Terpenuhi Total Permintaan. x 100%. Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR) Perbedaan informasi yang dimiliki oleh masing – masing pihak pada. supply chain menyebabkan perkiraan penjualan yang mereka buat bisa sangat berbeda. Misalnya ritel meramalkan penjualan suatu produk pada suatu periode. Universitas Sumatera Utara.

(57) III-19. sebesar 5000 unit, sedangkan distributor, untuk produk dan wilayah yang sama, meramalkan 8000 unit. Apabila ramalan tersebut dijadikan dasar bagi mereka untuk menentukan kebijakan pemesanan dan persediaan, padahal yang sebenarnya lebih akurat adalah ramalan ritel, maka akan terjadi kesimpangan yang besar yang bisa jadi berakibat pada kelebihan produk di distibutor (Pujawan, 2010). Untuk mengurangi permasalahan akibat perbedaan ramalan yang besar antara dua atau lebih pelaku supply chain, sejumlah perusahaan besar mengembangkan suatu kerjasama perencanaan dan peramalan yang dinamakan collaborative planning, forecasting, and replenishment (CPFR). Inti dari inisiatif CPFR adalah mengurangi perbedaan antara ramalan yang dibuat oleh dua atau lebih pelaku pada suatu supply chain, kemudian secara bersama – sama menentukan kebijakan replenishment. Pada prakteknya, masing – masing pelaku (misalnya distributor dan retail) akan membuat ramalan secara terpisah. Kedua ramalan kemudian dibandingkan. Apabila selisih ramalan di atas suatu batas tertentu, keduanya harus melakukan review terhadap angka – angka ramalan mereka sampai akhirnya diperoleh angka – angka yang selisihnya di bawah batas tadi. Langkah-langkah dalam pembuatan model CPFR mencakup 9 langkah yaitu (Edwards, 2003): 1.. Front-End Agreement Pihak yang bersangkutan menciptakan perjanjian-perjanjian dan aturanaturan sebelum melakukan perdagangan.. 2.. Joint Business Plan. Universitas Sumatera Utara.

(58) III-20. Pada tahap Joint Business Plan pihak yang bersangkutan menciptakan strategi perdagangan, tujuan dan taktik yang termasuk jenis produk, minimum pemesanan, lead time, dan frekuensi pengiriman. 3.. Sales-forecast Membuat peramalan penjualan kepada pihak-pihak yang bersangkutan dalam perdangan untuk dapat menciptakan kebijakan produksi. 4.. Identify Exceptions for Sales Forecast Mencari kriteria pengecualian dalam peramalan penjualan seperti error/ kesalahan yang terdapat pada peramalan penjualan.. 5.. Resolve / Collaborate on Exception items Peramalan penjualan yang sudah dipilih diuji hasil peramalan untuk mendapatkan keakuratan data.. 6.. Create Order Forecast Menciptakan kebijakan produksi pada pihak yang terkait dalam rantai supply chain.. 7.. Identify Exceptions for Order Foreacast Menganalisa kebijakan produksi yang telah dibuat dapat menekan lonjakan permintaan.. 8.. Resolve / Collabarate on Exception items Menghitung kebijakan produksi yang tercapai dan dapat miminimalkan terjadinya amplikasi permintaan pada rantai pasok.. 9.. Order Generation Melihat hasil pesanan yang telah dibuat dapat memnuhi hasil permintaan. Universitas Sumatera Utara.

(59) III-21. terhadapat rantai pasok terkait. Pada industri ritel (dimana ritel sebagai pembeli dan pabrik sebagai penjual), ada empat kriteria yang masuk pada model CPFR, yaitu : 1.. Strategy & Planning Menciptakan aturan dasar untuk hubungan kolaboratif. Pada tingkat ini, pembeli maupun penjual menentukan keputusan product mix and placement, kemudian membuat perencanaan event.. 2.. Demand & Supply management Membuat proyeksi permintaan pelanggan,. order, dan kebutuhan. pengiriman selama horizon perencanaan. 3.. Execution Melakukam. pemesanan,. menyiapkan. dan. melakukan. pengiriman,. menerima dan menyimpan produk di rak ritel, mencatat transaksi penjualan, serta melakukan pembayaran. 4.. Analysis Memonitor perencanaan dan eksekusi, terutama kalau ada hal – hal yang terjadi di luar rencana. Hasilnya digunakan untuk menghitung kinerja dan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan berkelanjutan. Pada masing – masing dari empat proses di atas, ada dua aktivitas. kolaboratif yang dilakukan oleh kedua belah pihak (pembeli dan penjual). Pada fase strategy & planning, yang dilakukan adalah collaborative arrangement dan joint business plan. Aktivitas collaborative arrangement menentukan sasaran kolaborasi, mendefinisikan ruang lingkup, dan tanggung jawab masing – masing. Universitas Sumatera Utara.

(60) III-22. pihak.. Sedangkan. aktivitas. joint. business. plan. pada. intinya. adalah. mengidentifikasikan event yang mempengaruhi penjualan seperti promosi, pembukaan / penutupan toko, perubahan kebijakan persediaan, dan pengenalan produk baru. Pada fase Demand & Supply Management, ada aktivitas peramalan permintaan dan peramalan / perencanaan order. Pada fase eksekusi, ada aktivitas order generation dan order fulfillment. Order generation adalah aktivitas mengubah ramalan menjadi pesanan yang definitif, sedangkan order fulfillment mencakup produksi, pengiriman, dan display produk di rak toko / ritel sehingga bisa dibeli oleh pelanggan akhir. Sedangkan fase analisis terdiri dari exception management dan performance assessment.. Universitas Sumatera Utara.

(61) BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 4.1.. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Busur Inti Indo Panah yang terletak di Jl.. Rasberi No.18, Suka Maju, Binjai, Kota Binjai, Sumatera Utara kode pos 20716. Penelitian dilakukan selama Februari 2020 – Agustus 2020.. 4.2.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Action Research. Action Research. merupakan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan temuan-temuan praktis untuk keperluan pengambilan operasional. Tujuan penelitian ini untuk pengambilan keputusan operasional guna mengembangkan keterampilan baru atau pendekatan baru (Sinulingga, 2011).. 4.3.. Objek Penelitian Objek yang menjadi penelitian adalah permintaan dan penjualan produk. Kecap Cap Panah dengan jenis Kecap Manis Botol 600 ml dan Kecap Asin Botol 600 ml yang di produksi di PT. Busur Inti Indo Panah. Penelitian ini berfokus pada pengukuran serta pengurangan nilai Bullwhip Effect dengan menggunakan metode Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR).. IV-1 Universitas Sumatera Utara.

(62) IV-2. 4.4.. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang memiliki nilai yang berbeda-beda atau. bervariasi. Nilai dari variabel dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif (Sinulinggga, 2015). Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1.. Jumlah produksi manufaktur pada PT. Busur Inti Indo Panah selama setahun terakhir (2019).. 2.. Jumlah permintaan dan penjualan daerah pemasaran pada PT. Busur Inti Indo Panah selama setahun terakhir (2019).. 4.5.. Kerangka Berpikir Penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedia sebuah perancangan. kerangka berpikir yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.. Universitas Sumatera Utara.

(63) IV-3. Front End Agreement Planning Joint Business Plan. Sales Forecast. Identify Exceptions For Sales Forecast. Resolve / Collaborate on Exception items Forecasting Create Order Forecast. Identify Exceptions for Order Foreacast. Resolve / Collabarate on Exception items. Order Generation. Replenishment. Sumber : Pengumpulan Data. Gambar 4.1. Kerangka Berpikir Penelitian. 4.6.. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.. Universitas Sumatera Utara.

(64) IV-4. Mulai. Studi Lapangan. Studi Pustaka. Identifikasi Masalah. Perumusan Masalah. Pengumpulan Data: 1. Data Permintaan produk pada daerah pemasaran 2. Data Order produk pada manufaktur. Pengolahan Data: 1. Menghitung Bullwhip Effect sebelum peramalan 2. Melakukan perbaikan dengan metode CPFR 2. Menghitung Bullwhip Effect sesudah peramalan. Analisis dan Evaluasi. Kesimpulan dan Saran. Selesai. Sumber : Pengumpulan Data. Gambar 4.2. Tahapan Penelitian. Universitas Sumatera Utara.

(65) IV-5. 4.7.. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perhitungan bullwhip. effect dengan metode Collaborative Planning, Forcasting, and Replenishment (CPFR). Pengolahan data dilakukan sebagai berikut: 1.. Tahap mengindentifikasi permasalahan sistem rantai pasok pada perusahaan.. 2.. Melakukan perhitungan dengan Bullwhip Effect berdasarkan data historis perusahaan pada Januari s/d Desember 2019.. 3.. Menghitung agregasi produk berdasarkan harga penjualan produk.. 4.. Menentukan metode peramalan yang sesuai dalam penelitian.. 5.. Menghitung verfikasi dan validasi peramalan permintaan produk.. 6.. Melakukan perhitungan disagregasi produk.. 7.. Menghitung koefisiensi variansi produk dalam peramalan permintaan produk.. 8.. Melakukan perhitungan Bullwhip Effect sesudah peramalan.. 9.. Menghitung tingkat pelayanan permintaan produk hasil peramalan.. 4.8.. Analisis Pemecahan Masalah Hasil data yang telah diolah akan dianalisa untuk mendapatkan penyebab. dari masalah bullwhip effect dan mencari solusi permasalahan. Faktor – faktor penyebab bullwhip effect akan dianalisa dan diselesaikan dengan menerapkan metode Collaborative Planning, Forecasting, and Replenishment (CPFR).. Universitas Sumatera Utara.

(66) IV-6. 4.9.. Kesimpulan dan Saran Langkah akhir yang dilakukan adalah penarikan kesimpulan yang berisi. hal- hal penting dalam penelitian tersebut yakni perbaikan pada sistem rantai pasok dalam meminimisasi nilai dari bullwhip effect berdasarkan optimalisasi rantai pasok dan usulan perbaikan pada sistem rantai pasok dalam peningkatan keuntungan perusahaan.. Universitas Sumatera Utara.

(67) BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 5.1.. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data supply dan demand dari. perusahaan kepada toko setiap daerah pada bulan Januari 2019 sampai Desember 2019 dalam satuan lusin. Data tersebut dapat ditampilkan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Data Supply dan Demand pada Perusahaan PT. Busur Inti Indo Panah 2019 Kecap Manis (Lusin) Kecap Asin (Lusin) Bulan Supply Demand Supply Demand Januari 1197 1019 558 565 Februari 1091 1105 419 426 Maret 1181 1080 474 578 April 1154 1198 538 506 Mei 1195 1135 597 568 Juni 1178 1139 589 584 Juli 1330 1371 643 589 Agustus 1300 1401 649 584 September. 1424. 1107. 594. 594. Oktober November Desember Total. 1157 1153 1015 14375. 1056 1255 1164 14030. 693 582 697 7033. 602 645 597 6838. Sumber: Pengolahan Data. V-1 Universitas Sumatera Utara.

(68) V-2. Berikut merupakan data supply dan demand pada toko daerah Binjai dapat dilihat pada Tabel 5.2. Tabel 5.2. Data Supply dan Demand pada Toko Daerah Binjai Kecap Manis (Lusin) Kecap Asin (Lusin) Bulan Supply Demand Supply Demand Januari 167 122 90 69 Februari 202 154 102 51 Maret 157 135 93 66 April 187 134 99 68 Mei 164 156 75 73 Juni 102 90 87 74 Juli 241 168 114 81 Agustus 289 178 122 64 September 254 143 132 63 Oktober 130 124 132 81 November 167 158 102 78 Desember 187 163 129 94 Total 2247 1725 1277 862 Sumber: Pengolahan Data. Berikut merupakan data Supply dan demand pada toko daerah Medan dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Data Supply dan Demand pada Toko Daerah Medan Kecap Manis (Lusin) Kecap Asin (Lusin) Bulan Supply Demand Supply Demand 134 103 82 51 Januari 189 99 72 32 Februari 124 112 51 51 Maret 115 103 88 56 April 104 92 63 56 Mei 82 82 75 63 Juni 188 132 92 67 Juli 199 156 82 48 Agustus 149 97 103 59 September 105 99 102 69 Oktober 134 123 93 67 November. Universitas Sumatera Utara.

(69) V-3. Tabel 5.3. Data Supply dan Demand pada Toko Daerah Medan (Lanjutan) Kecap Manis (Lusin) Kecap Asin (Lusin) Bulan Supply Demand Supply Demand 138 113 113 86 Desember 1661 1311 1016 705 Total Sumber: Pengolahan Data. Berikut merupakan data Supply dan demand pada toko daerah Tanjung Morawa dapat dilihat pada Tabel 5.4 Tabel 5.4. Data Supply dan Demand pada Toko Daerah Tanjung Morawa Kecap Manis (Lusin) Kecap Asin (Lusin) Bulan Supply Demand Supply Demand Januari 121 93 72 53 Februari 132 92 33 33 Maret 101 105 63 53 April 101 90 83 52 Mei 113 108 55 55 Juni 89 78 62 59 Juli 145 103 72 53 Agustus 127 111 77 52 September 124 103 92 57 Oktober 96 96 88 65 November 127 103 65 52 Desember 144 98 91 78 Total 1420 1180 853 662 Sumber: Pengolahan Data. Berikut merupakan data Supply dan demand pada toko daerah Tanjung Pura dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Data Supply dan Demand pada Toko Daerah Tanjung Pura Kecap Manis (Lusin) Kecap Asin (Lusin) Bulan Supply Demand Supply Demand Januari 103 97 75 51 Februari 124 99 62 32 Maret 103 88 58 58 April 91 79 82 47. Universitas Sumatera Utara.

(70) V-4. Tabel 5.5. Data Supply dan Demand pada Toko Daerah Tanjung Pura (Lanjutan) Kecap Manis (Lusin) Kecap Asin (Lusin) Bulan Supply Demand Supply Demand Mei 113 101 53 50 Juni 90 73 66 53 Juli 155 127 82 61 Agustus 146 112 89 49 September 115 104 83 61 Oktober 103 89 83 63 November 126 103 62 50 Desember 130 98 82 68 Total 1399 1170 877 643 Sumber: Pengolahan Data. Berikut merupakan data Supply dan demand pada toko daerah Pangkalan Brandan dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Data Supply dan Demand pada Toko Daerah Pangkalan Brandan Kecap Manis (Lusin) Kecap Asin (Lusin) Bulan Supply Demand Supply Demand Januari 113 87 62 55 Februari 123 89 66 42 Maret 100 98 66 53 April 93 88 73 53 Mei 103 95 47 44 Juni 88 83 73 62 Juli 133 123 73 63 Agustus 135 145 84 52 September 102 91 91 58 Oktober 104 95 93 70 November 135 103 61 51 Desember 141 133 82 70 Total 1370 1230 871 673 Sumber: Pengolahan Data. Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar -0,35 persen dan kelompok sandang sebesar 0,02 persen.. Tingkat Inflasi, Andil

Demikian juga yang terjadi di Jawa Barat, politik identitas kesundaan ini mulai bangkit di era reformasi ini, baik dalam bentuk perdebatan wacana tentang kesundaan,

Pembuatan website ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat / konsumen untuk mendapatkan informasi mengenai toko notebook.Website toko notebook ini juga dilengkapi dengan

[r]

Dalam penulisan ini penulis akan mengenalkan apa itu NGN, bagaimana cara NGN bekerja dan apakah lebih baik dari PSTN (Public Switched Telephone Network) dan Internet yang umumnya

Seterusnya, menurut Hashim dan Yaakub (2003) dalam penerbitan mereka mengenai mengenali personaliti dan psikologi, ada menyatakan bahawa pembelajaran dan personaliti tidak

[r]